Anda di halaman 1dari 9

Kelompok1

Nama Kelompok : Samuel Sahat Martua Sitorus (190521048)

Amida (190521047)

Cindy (190521046)

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Penanaman modal dalam suatu usaha atau proyek, baik untuk usaha baru maupun usaha yang sudah ada,
biasanya disesuikan dengan tujuan perusahaan dan bentuk badan usahanya. Salah satu tujuan perusahaan
didirikan adalah mencari keuntungan (profiy). Dalam arti seluruh aktifitas perusahaan hanya ditujukan
untuk mencari keuntungan semata. Tujuan lainnya adalah bersifat social, artinya jenis usaha ini sengaja
didirikan untuk membantu masyarakat dalam penyediaan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan,
seperti pendidikan, rumah sakit, panti-panti social, rumah yatim piatu, dan usaha social lain. Disamping
itu ada perusahaan didirikan dengan tujuan kedua-duanya, artinya di samping ingin memperoleh
keuntungan juga ingin memberikan layanan social. Namun dalam praktiknya usaha social juga perlu
memperoleh keuntungan, sehingga mampu membiayai usahanya sendiri tidak hanya tergantung kepada
donator. Oleh karena itu, dewasa ini banyak usaha social seperti pendidikan dan rumah sakit sudah
mengarah ke komersial.

Bagi perusahaan yang didirikan untuk tujuan total profit, yang paling utama adalah perlu dipikirkan
seberapa lama pengembalian dana yang ditanam di proyek tersebut agar kembali. Artinya, sebelum
perusahaan dijalankan, maka terlebih dahulu perlu dihitung apakah proyek atau usaha yang akan
dijalankan benar-benar dapat mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dalam proyek tersebut
dalam jangka waktu tertentu dan dapat memberikan keuntungan finansial lainnya seperti yang
diharapkan. Jika tidak, maka sebaiknya perusahaan tersebut jangan di jalankan. Di samping dapat
mencapai keuntungan finansial, bagi pemilik usaha jenis ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi karyawan yang bekerja pada proyek tersebut,masyarakat di sekitar proyek maupun bagi pemerintah.
Jenis perusahaan yang bersifat total profit biasanya berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT).

B. PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN BISNIS


Sebelum mengerti secara mendalam apa itu studi kelayakan bisnis, serta kegiatan apa aja yang dilakukan
dalam studi kelayakan bisnis,maka dalam studi kelayakan bisnis berkaitan erat dengan investasi, jadi
perlu untuk mengetahui investasi dulu. Menurut William F.S Investasi adalah mengorbankan dollar
sekarang untuk dollar di masa yang akan datang. Dari pengertian ini terkandung dua atribut penting di
dalam investasi, yaitu adanya resiko dan tenggang waktu. Investasi sangat berhubungan dengan
bagaimana bisnis itu berjalan, artinya dengan mengorbankan uang artinya kita telah menanamkam dana
dalam suatu usaha saat sekarang atau saat investasi dimulai, kemudian mengharapkan pengembalian
investasi dengan disertai tingkat keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang (dalam waktu
tertentu). Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bidang usaha, oleh karena itu investasi pun dibagi
dalam beberapa jenis. Dalam praktiknya, jenis investasi dibagi dua macam, yaitu Investasi nyata dan
Investasi finansial. Dalam investasi juga berkaitan erat dengan bisnis, karena biasanya orang berinvestasi
tujuannya untuk bisnis.Bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan
sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya.
Pada umum orang melakukan kegiatan bisnis tujuan utama adalah mendapat keuntungan lebih baik dalam
jangka pendek dan jangka panjang. Demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian studi kelayakan bisnis
dari berbagai pengertian diatas adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu
usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut
dijalankan. Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi
yang ada, kemungkinan diukur, dihitung, dan dianalisis hasil penelitian tersebut dengan menggunakan
metode-metode tertentu. Penelitian yang dilakukan terhadap usaha yang akan dijalankan dengan ukuran
tertentu, sehingga diperoleh hasil maksimal dari penelitian tersebut. Kelayakan artinya penelitian yang
dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan
akan memberi manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata
lain, kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan
nonfinansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Ukuran kelayakan masing-masing jenis usaha
sangat berbeda, misalnya antara usaha jasa dan usaha nonjasa, seperti pendirian hotel dengan usaha
pembukaan perkebunan kelapa sawit atau usaha peternakan dengan pendidikan. Akan tetapi, aspek -
aspek yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya adalah sama, sekalipun bidang usahanya
berbeda.

C. FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN USAHA


Seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya, bahwa sekalipun sudah dilakukan penelitian melalui
studi yang sungguh-sungguh,setiap bisnis atau usaha yang dijalankan tidaklah menjamin 100% sukses
bahwa bisnis atau usaha tersebut akan berhasil, ada banyak hal yang menyebabkan usaha tersebut
mengalami kegagalan. Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan terhadap hasil yang
dicapai sekalipun telah dilakukan studi kelayakan bisnis secara benar dan sempurna seperti yang telah
diuraikan sebagai berikut.
1. Data dan Informasi tidak lengkap
Pada saat melakukan penelitian, data dan informasi yang disajikan kurang lengkap, sehingga hal-
hal yang seharusnya menjadi penilaian tidak ada atau bisa saja data yang didapat dan
dikumpulkan tidak dapat dipercaya atau palsu.
2. Tidak Teliti
Kegagalan dapat pula disebabkan si pebisnis kurang teliti dalam meneliti dokumen yang ada, oleh
karena itu dalam hal ini pebisnis perlu melatih dan mencari tenaga kerja yang benar benar ahli
dibidangnya, sehingga faktor ketelitian ini menjadi jaminan.
3. Salah Perhitungan
Kesalahan dapat pula diakibatkan si pebisnis salah dalam melakukan perhitungan. Misalnya
dalam hal penggunaan rumus atau cara menghitung, sehingga hasil yang dikeluarkan tidak akurat
4. Pelaksanaan Pekerjaan Salah
Para pelaksana bisnis sangat memegang peranan penting dalam keberhasilan menjalanan bisnis
tersebut. Apabila para pelaksana di lapangan tidak mengerjakan proyek secara benar atau tidak
sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan, maka kemungkinan bisnis tersebut gagal sangat
besar.
5. Kondisi Lingkungan
Kegagalan lainnya adalah adanya unsur-unsur yang terjadi yang memang tidak dapat
dikendalikan. Artinya, pada saat melakukan penelitian dan pengukuran semuanya sudah selesai
dengan tepat dan benar, namun dalam perjalan akibat terjadinya perubahan lingkungan akhirnya
berimbas pada hasil penelitian dalam studi kelayakan bisnis.
6. Unsur Sengaja
Kesalahan yang sangat fatal adalah adanya faktor kesengajaan untuk berbuat kesalahan.Artinya
peneliti sengaja membuat kesalahan yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dengan
berbagai sebab.

D. MANFAAT BISNIS
Dalam melakukan bisnis tentu saja memberi berbagai manfaat dan keuntungan terutama bagi pemilik
usaha, masyarakat dan pemerintah. Berikut manfaat dengan adanya kegiatan bisnis baik bagi
perusahaan, pemerintah maupun masyarakat, antara lain :
1. Memperoleh Keuntungan
Apabila suatu usaha dikatakan layak untuk dijalankan akan memberikan keuntungan,
terutama keuntungan keuangan bagi pemilik bisnis. Keuntungan ini biasanya diukur dari nilai
uang yang akan diperoleh dari hasil usaha yang dijalankan.
2. Membuka peluang pekerjaan
Dengan adanya usaha jelas akan membuka peluang pekerjaan kepada masyarakat, baik bagi
masyarakat yang terlibat langsung denga usaha atau masyarakat yang tinggal sekitar lokasi
usaha.
3. Manfaat bagi ekonomi
Secara umum manfaat bagi ekonomi antara lain adalah menambah jumlah barang dan jasa
sehingga membuat masyarakat memiliki banyak pilihan untuk dikonsumsi, selain itu dapat
juga meningkatkan mutu produk yang dapat memacu produsen untuk meningatkan kualitas
produknya, dapat juga meningkatkan devisa bagi Negara dari barang yang di ekspor.
4. Membuka Isolasi Wilayah
Untuk wilayah tertentu pembukaan suatu usaha misalnya perkebunan, jalan atau pelabuhan
akan membuka isolasi wilayah. Wilayah yang tadinya tertutup menjadi terbuka, sehingga
akses masyarakat akan menjadi lebih baik.
5. Tersedia sarana dan prasarana
Bisnis yang akan dijalankan dapat juga memberikan manfaat bagi masyarakat seperti
tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan yakni jalan, telepon, air, penerbangan,
pendidikan, rumah sakit, rumah ibadah, sarana olahraga, serta sarana dan prasarana lainya.
6. Meningkatkan Persatuan dan membantu pemerataan pembangunan
Dengan adanya proyek atau usaha biasanya pekerja yang bekerja di dalam proyek datang dari
berbagai suku bangsa. Pertemuan dari berbagai suku akan dapat meningkatkan persatuan.
Kemudian dengan adanya proyek di berbagai daerah akan memberikan pemerataan
pembangunan di seluruh wilayah.

E. TUJUAN STUDI KELAYAKAN BISNIS


Ada 5 tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan
bisnis, yaitu
1. Menghindari Resiko Kerugian
Untuk mengatasi resiko kerugian di masa yang akan datang,karena di masa yang akan datang
ada semacam kondisi ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau
memang dengan sendirinya terjadi tanpa diramalkan.
2. Memudahkan perencanaan
Jika sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, maka akan
mempermudah dalam melakukan perencanaan dan hal hal apa aja yang perlu direncanakan.
Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha akan dijalankan, di
mana lokasi usahanya, siapa siapa yang akan melaksanakannya, dan lain sebagainya.
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan pelaksanaan
bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang harus
di kerjakan.
4. Memudahkan pengawasan
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai dengan rencana yang sudah
disusun,maka akan memudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya
usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana
yang telah disusun.
5. Memudahkan Pengendalian
Jika dalam pelaksanaan telah dilakukan pengawasan, maka apabila terjadi suatu
penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga akan dapat dilakukan pengendalian atas
penyimpangan tersebut. Tujuannya adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang
melenceng kerel yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan dapat
tercapai.

F. LEMBAGA-LEMBAGA YANG MEMERLUKAN STUDI KELAYAKAN BISNIS


Hasil penelitian melalui studi kelayakan ini sangat diperlukan dan dibutuhkan oleh berbagai pihak,
terutama pihak-pihak yang berkepentingan terhadap usaha atau proyek yang akan dilaksanakan
. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan tersebut, antara lain :

1. Pemilik Usaha
Para pemilik usaha sangat berkepentingan terhadap hasil dari analisis studi kelayakan yang telah
dibuat. Oleh sebab itu, hasil studi kelayakan yang sudah dibuat benar-benar dipelajari oleh para
pemilik, apakah akan memberikan keuntungan atau tidak bagi usahanya.
2. Kreditor
Jika uang tersebut dibiayai oleh dana pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya, maka
pihak mereka pun sangat berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan yang telah dibuat. Bank
atau lembaga keuangan lainnya tidak mau sampai kreditnya atau pinjaman yang diberikan akan
Universitas Sumatera Utara macet, akibat usaha atau proyek tersebut sebenarnya tidak layak
dijalankan. Oleh karena itu, untuk usaha-usaha tertentu pihak perbankan akan melakukan studi
kelayakan terlebih dahulu secara mendalam sebelum pinjaman dikucurkan kepada pihak
peminjam.
3. Pemerintah
Bagi pemerintah pentingnya studi kelayakan adalah untuk meyakinkan apakah bisnis yang akan
dijalankan akan memberikan manfaat baik bagi perekonomian secara umum. Kemudian bisnis
juga harus memberikan manfaat kepada masyarakat luas, seperti penyediaan lapangan pekerjaan.
Pemerintah juga berharap bahwa bisnis yang akan dijalankan tidak merusak lingkungan
sekitarnya, baik terhadap manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan.
4. Masyarakat Luas
Bagi masyarakat luas dengan adanya bisnis, terutama bagi masyarakat sekitarnya akan
memberikan manfaat seperti tersedia lapangan kerja, baik bagi pekerja di sekitar lokasi proyek
maupun bagi masyarakat lainnya. Kemudian manfaat lain adalah terbukanya wilayah tersebut dari
ketertutupan terisolasi. Dengan adanya bisnis juga akan menyediakan srana dan prasarana seperti
tersedianya fasilitas umum seperti jalan, jembatan, listrik, telepon, rumah sakit, sekolah, sarana
ibadah, sarana olahraga, taman dan fasilitas lainnya.
5. Manajemen
Hasil studi kelayakan bisnis merupakan ukuran kinerja bagi pihak manajemen perusahaan untuk
menjalankan apa-apa yang sudah Universitas Sumatera Utara ditugaskan. Kinerja tersebut dapat
dilihat dari hasil yang telah dicapai, sehingga terlihat prestasi kerja pihak manajemen yang
menjalankan usaha.

G. ASPEK ASPEK PENILAIAN BISNIS


Dalam studi kelayakan bisnis, terdapat beberapa aspek yang dapat diteliti. Aspek-aspek dalam
studi kelayakan bisnis tersebut bersifat fleksibel sehingga dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Aspek-aspek dasar yang biasanya diteliti dalam studi kelayakan bisnis antara lain adalah
sebagai berikut:

1. Aspek hukum
Aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada semua hal terkait legalitas rencana
bisnis yang hendak dilakukan oleh perusahaan. Ketentuan-ketentuan hukum tersebut meliputi:
Izin lokasi, Akte pendirian perusahaan dari notaris, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Surat
tanda daftar perusahaan, Surat izin tempat usaha dari Pemerintah Daerah setempat, Surat tanda
rekanan dari Pemerintah Daerah setempat dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
2. Aspek ekonomi
Aspek ekonomi dan social dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada dampak suatu badan
usaha untuk masyarakat sekitar. Dari segi sosial, penelitian dalam studi kelayakan bisnis akan
menjawab bagaimana dampak keberadaan sebuah bisnis terhadap adat istiadat di wilayah
setempat sedangkan dari segi ekonomi, penelitian dalam studi kelayakan bisnis akan menjawab
apakah sebuah bisnis mampu menaikkan atau justru menurunkan rata-rata pendapatan per kapita
di wilayah setempat
3. Aspek pasar dan pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada pertanyaan apakah
ada peluang pasar untuk produk yang akan dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Aspek tersebut
dapat dilihat melalui hal-hal yakni, Potensi pasar, dinilai berdasarkan bentuk pasar/ konsumen
yang dipilih, Jumlah konsumen potensial. Jumlah ini diketahui melalui proses mengukur dan
meramal permintaan dan penawaran berdasarkan produk sejenis yang telah ada saat ini, Daya beli
masyarakat dengan memperhitungkan perkembangan atau pertumbuhan penduduk, Segmentasi,
yaitu target dan posisi produk di pasar, Situasi persaingan di lingkungan industry, Sikap, perilaku,
dan kepuasan konsumen terhadap produk sejenis saat ini dan Manajemen pemasaran, yaitu terdiri
atas analisis persaingan dan bauran pemasaran
4. Aspek teknis/operasi
Aspek teknis dan teknologi dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada hal-hal teknis dan
teknologi yang akan dipakai pada perusahaan tersebut. Aspek-aspek tersebut antara lain terdiri
dari: Pemilihan strategi produksi, Pemilihan dan perencanaan produk yang akan diproduksi,
Rencana kualitas, Pemilihan teknologi, perencanaan kapasitas produksi, perencanaan letak
pabrik, perencanaan tata letak (layout), perencanaan jumlah produksi, Manajemen persediaan dan
pengawasan kualitas produk
5. Aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis
Aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada pembangunan dan
pengembangan operasional perusahaan. Aspek manajemen memiliki cakupan yang sangat luas,
mulai dari manajemen sumber daya manusia hingga manajemen finansial perusahaan. Semua hal
yang terkait dengan bagaimana operasional perusahaan dapat dijalankan termasuk pada aspek
manajemen dalam studi kelayakan bisnis.
6. Aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis
Aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada besaran modal dan sumber dana
yang akan digunakan dalam membangun sebuah usaha serta kapan dan bagaimana modal tersebut
dapat dikembalikan. Jika diuraikan, maka aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis terbagi
menjadi: Kebutuhan dana dan sumbernya, Aliran kas (cash flow), Biaya modal (cost of capital)
yang terdiri atas biaya utang dan biaya modal sendiri, Perihal kepekaan, Pemilihan investasI,
Pilihan leasing atau beli dan Urutan prioritas proyek bisnis.

H. TAHAP TAHAP DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau
bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Dalam
melakukan analisa studi kelayakan, tentu ada tahapan-tahapan yang harus dikerjakan, dalam melakukan
analisa studi kelayakan terbagi atas beberapa tahap yaitu :
1. Tahap Penelitian (Pengumpulan data dan informasi)
Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan selengkap mungkin, baik yangbersifat kualitatif
maupun kuantitatif, juga dari data primer maupun data sekunder.Pengumpulan data dan informasi dapat
diperolehdari berbagai sumber-sumberterpercaya, misalnya lembaga yang berwenang seperti Bank UOB,
Biro Pusat Statistik,dan lainnya.
2. Tahap Pengolahan Data
Tahap ini sesungguhnya tidak memerlukan tersendiri melainkan dapat dilakukan segera setelah penelitian
dimulai. Sesudah mendapatkan data, data dikumpulkan dan dikelompokan menjadi dua yaitu data primer
dan data skunder. Setelah informasi dan data yang dibutuhkan terkumpul maka langkah selanjutnya
adalah melakukan pengolahan data dan informasi tersebut.
3. Analisis Data
Tahap analisi ini dilakukan melalui proses sistematis yang dilakuakan untuk membuat suatu keputusan
apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Analisis dilakukan sesuai prosedur, yaitu dimulai
dengan mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan.
Aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis meliputi : Aspek Pasar, Aspek
Teknik Produksi atau Operasi, Aspek Manajemen dan Aspek Keuangan.
4. Mengambil Keputusan
Apabila telah diperoleh hasil dari pengukuran dengan kriteria tertentu tersebut, makalangkah selanjutnya
adalah mengambil keputusan terhadap hasil tersebut. Keputusandiambil sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan (apakah layak atau tidak)berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya. Jika tidak layak
sebaiknya dibatalkan dengan menyebutkan alasannya.
5. Memberikan Rekomendasi
Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap layak, maka perlu dilakukan pemilihan
rencana bisnis yang memiliki skor tertinggi dalam tahap evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya.karena
terkadang dalam menentukan rencana bisnis tidak hanya terdapat satu saja ide atau usulan yang ada.
Apabila terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap lebih baik, maka perlu dilakukan
pemilihan rencana bisnis yang memiliki nilai terbaik dalam tahap evaluasi yang telah dilakukan pada
tahapan sebelumnya. Memilih usulan terbaik tentu dapat digunakan untuk memperoleh hasil yang lebih
baik bagi kemajuan bisnis Anda.

F. SUMBER SUMBER DATA DAN INFORMASI


 Data dan informasi bersumber dari publikasi ekonomi dan bisnis baik dari koran atau majalah
 Data dan informasi bersumber dari publikasi Bank Indonesia, perbanas, maupun lembaga
keuangan lainnya
 Data dan informasi bersumber dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKM), Badan
Pengelola Pasar (Bapepam)
 Data dan informasi bersumber dari Biro pusat Statistik (BPS)
 Data dan informasi bersumber dariasosiasi Industri dan dagang yang membawahi jenis usaha
yang sejenis.
 Data dan informasi bersumber dari Universitas atau Perguruan Tinggi lain.
 Data dari Departemen teknis,misal jika usaha pertaniaan maka perlu ke departemen pertanian
 Data Dari sumber lainnya misalnya internet dan media lainnya.

Anda mungkin juga menyukai