Anda di halaman 1dari 6

Konflik, merupakan suatu peristiwa atau aktivitas.

Konflik dan perubahan merupakan dua hal


yang berkaitan erat satu sama lain. Dapat dikatan bahwa konflik menimbulkan perubahan,
tetapi sebaliknya perubahan dapat pula menimbulkan aneka macam konflik.
konflik merupakan suatu proses, terjadinya konflik perlu waktu dan tidak terjadi secara tiba-
tiba. Konflik terjadi antara dua pihak atau lebih, kecuali konflik personal. Adanya objek
konflik yang jadi pertentangan, baik pertentangan sikap, pendapat atau kepercayaan.
Pertentangan akan jadi konflik jika diekspresikan, jika tidak diekspresikan konflik menjadi
laten atau tidak kelihatan. Ekspresi mengenai objek konflik merupakan pemicu terjadinya
konflik. Saat konflik terjadi, pihak yang terlibat menggunakan pola perilaku tertentu dalam
menghadapi situasi konflik. Proses konflik menimbulkan interaksi konflik di antara pihak-
pihak yang terlibat dalam konflik. Interaksi konflik di antara pihak-pihak yang terlibat
konflik menghasilkan keluaran konflik.
Pengertian Konflik Menurut Ahli
1. Zein (2001)
Pengertian konflik menurut Zein adalah sebuah perdebatan atau pertandingan untuk
memenankan sesuatu. Ketidak sejujuran terhadap sesuatu, argumentasi, pertengkaran atau
perdebatan.Perjuangan, peperangan atau konfrontasi. Keadaan yang rusuh, ketidakstablian
gejolak atau kekacauan.
2. Lacey (2003)
Pengertian konflik menurut Lacey adalah a fight, a collision, a struggle, a contest, opposition
of interest, opinion or purposes menta strife agony. Yang artinya adalah suatu pertarungan
benturan, perdulatan, pertengkaran kepentingan-kepentingan, opini-opini atau tujuan-tujuan,
pergulatan mental, penderitaan batin.
3. James W.Vander Zanden
Pengertian konflik menurut James W.Vander Zanden adalah suatu pertentangan mengenai
nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat yang saling
berhadapan, bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun menyisihkan lawan mereka.
4. Ariyono Suyono
Pengertian konflik menurut Ariyono Suyono adalah proses atau keadaan dimana dua belah
pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing disebabkan adanya
perbedaan pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.
5. Robert M.Z. Lawang
Pengertian konflik menurut Robert M.Z. Lawang adalah perjuangan memperoleh status nilai,
kekuasaan dimana tujuan mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan,
tetapi juga menundukkan saingannya.

Oposisi
Oposisi atau Ketidakcocokan Potensial adalah kondisi yang menciptakan kesempatan untuk
memunculkan sebuah konflik. Kondisi tersebut tidak perlu mengarah ke konflik, namun salah
satu kondisi tersebut perlu apabila konflik harus muncul. Kondise tersebut dikelompokan
dalam 3 kategori yaitu komunikasi, struktur, dan variabel pribadi. Komunikasi yang tidak
baik atau buruk adalah alasan utama terjadinya konfli, Selkain itu masalah yang terjadi dalam
komunikasi berperan dalam mencegah kolaborasi dan merangasang kesalahpahaman.
Struktur juga dapat merangsang terjadinya konflik. Struktur-struktur tersebut meliputi
ukuran, derajat spesialisasi dalam tugas yang diberikan pada anggota kelompok, kejelasan
jurisdiksi, kecocokan anggota, tujuan, gaya kepemimpinan, sistem imbalan dan derajat
ketergantungan antara kelompok. Variabel pribadi juga dapat menjadi titik, awal konflik.
Pernahkah kalian mengalami situasi saat beryemu dengan orang langsung tidak
menyukainya?Apa dari kumisnya, suatanya, pakaiannya atau yang lainnya. Karakter pribadi
yang mencakup sistem nilai individual tiap orang dan karakteristik kepribadian, serta
perbedaan individual dapat menjadi titik awal konflik.
*Kognisi dan Personalisasi
Kognisi dan personalisasi adalah persepsi dari salah satu pihak atau masing-masing pihak
terhadap konflik yang sering dihadapi. Kesadaran oleh salah satu pihak atau lebih akan
eksistensi kondisi-kondisi yang menciptakan kesempatan untuk timbulnya konflik. Jika hal
ini terjadi dan berlanjut pada tingkat terasakan yaitu pelibatan emosional dalam suatu konflik
yang akan menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi dan permusuhan.
Kognisi dan personalisasi adalah tahap di mana isu-isu konflik biasanya didefinisikan dan
akan menentukan jalan untuk penyelesaian konflik. Misalnya, perasaan yang negatif dapat
mengakibatkan peremehan persoalan, menurunnya tingkat kepercayaan dan interprestasi
negatif atas perilaku pihak lain. Sebaliknya, perasaan positif dapat meningkatkan kemampuan
untuk melihat potensi hubungan di antara elemen-elemen suatu masalah, memandang secara
lebih luas suatu situasi dan mengembangkan berbagai solusi yang lebih inovatif. Konflik
disyaratkan adanya persepsi dengan kata lain bahwa tidak berarti konflik bersifat
personalisasi. Selanjutnya, konflik pada tingkatan perasaan yaitu saat orang mulai terlibat
secara emosional.
*Maksud
Maksud adalah keputusan untuk bertindak dalam suatu cara tertentu dari pihak-pihak yang
berkonflik. Maksud dari pihak yang berkonflik ini akan tercermin atau terwujud dalam
perilaku, meskipun tidak selalu konsisten. Maksud dalam penanganan suatu konflik ada lima
yaitu:
Bersaing, tegas dan tidak kooperatif, yakni suatu hasrat untuk memuaskan kepentingan
seseorang atau diri sendiri, tidak peduli dampaknyapada pihak lain dalam suatu episode
konflik.
Berkolaborasi, apabila pihak-pihak yang berkonflik masing-masing memiliki hasrat untuk
memenuhi sepenuhnya kepentingan dari semua pihak, kooperatif dan pencarian hasil yang
bermanfaat bagi semua pihak.
Menghindar, apabila salah satu dari pihak yang berkonflik memiliki hasrat untuk menarik
diri, mengabaikan dari atau menekan sebuah konflik.
Mengakomodasi, apabila satu pihak berusaha untuk memuaskan seorang lawan, atau
kesediaan dari salah satu pihak dalam suatu konflik untuk menaruh kepentingan lawannya di
atas kepentingannya.
Berkompromi, yakni sebuah situasi di mana masing-masing pihak dalam suatu konflik
bersedia untuk melepaskan atau mengurangi tuntutannya masing-masing.
*Perilaku
Perilaku mencakup pernyataan tindakan dan reaksi yang dibuat untuk menghancurkan pihak
lain, serangan fisik yang agresif, ancaman dan ultimatum serangan verbal yang tegas,
pertanyaan atau tantangan terang-terangan pada pihak lain dan ketidaksepakatan atau salah
paham kecil.
*Hasil
Hasil adalah hubungan aksi reaksi antar pihak yang berkonflik dan menghasilkan
konsekuensi. Hasil dapat bersifat fungsional yang artinya konflik menghasilkan suatu
perbaikan kinerja kelompok ataupun disfungsional yang artinya merintangi kinerja kelompok
oleh pihak yang berkonflik. Perilaku meliputi upaya terang-terangan untuk menghancurkan
pihak lain, serangan fisik yang agresif, ancaman dan ultimatum, serangan verbal yang tegas,
pertanyaan atau tantangan terang-terangan terhadap pihak lain dan ketidaksepakatan atau
salah paham kecil.
Pandangan Tentang Konflik
1.      Pandangan Tradisional
Pandangan tradisional menyatakan bahwa konflik harus dihindari karena akan
menimbulkan kerugian. Aliran ini memandang konflik sebagai sesuatu hal yang buruk, tidak
menguntungkan dan juga selalu merugikan organisasi. Oleh karena itu konflik ini harus
dicegah dan juga dihindari sebisa mungkin dengan mencari akan permasalahannya.
2.      Pandangan Hubungan Kemanusiaan
Pandangan aliran behavioral ini menyatakan bahwa konflik merupakan sesuatu yang
wajar, alamiah dan tidak dapat dihindarkan dalam setiap kelompok manusia. Konflik ini
sebenarnya tidak selalu buruk karena memiliki potensi kekuatan yang positif di dalam
menentukan kinerja kelompok. Konflik tidak selamanya hanya merugikan, bahkan bisa
menguntungkan, yang oleh karena itu konflik harus dikelola dengan baik.
3.      Pandangan Interaksionis
Pandangan ini menyatakan bahwa konflik bukan sekedar sesuatu kekuatan positif
dalam suatu kelompok, namun juga mutlak diperlukan untuk suatu kelompok agar dapat
berkinerja secara positif. Oleh karena itu konflik harus diciptakan. Pandangan ini berdasarkan
pada keyakinan bahwa organisasi yang tenang, damai dan harmonis ini justru akan membuat
organisasi itu menjadi statis, stagnan dan juga tidak inovatif. Dampaknya yaitu pada kinerja
organisasi menjadi lemah.

BERSAING (COMPETING)
Ketika seseorang brusaha memperjuangkan kepentingan sendiri, tanpa mempedulikan
dampaknya atas pihak lain yang berkonflik.
BEKERJA SAMA (COLLABORATING)
ketika pihak yang berkonflik berkeinginan untuk bersama sama memperjuangkan
kepentingan kedua belah pihak, dan mengupayakan hasil yang sama sama menguntungkan
serta pencarian kesimpulan yang menyertakan wawasan yang valid dari kedua belah pihak.
MENGHINDAR (AVAIDING)
Hasrat untuk menarik diri dari atau menekan sebuah konflik. Contoh dari perilaku
menghindar (avaiding) adalah mencoba mengabaikan suatu konflik dan menghindari orang
lain yang tidak bersepakat dengan diri sendiri.
AKOMODATIF (ACCOMODATING)
Kesediaan salah satu pihak yang berkonflik untuk menempatkan kepentingan lawannya diatas
kepentingannya sendiri. Contoh dari akomodatif (accommodating) adalah kesediaan untuk
mengorbankan kepentingan diri sendiri sehingga tujuan pihak lain dapat tercapai, mendukung
pendapat orang lain meskipun diri sendiri sebenarnya enggan, serta memaafkan seseorang
atas suatu pelanggaran dan membuka pintu bagi pelanggaran selanjutnya.
KOMPROMIS (COMPROMISING)
Suatu situasi dimana masing-masing pihak yang berkonflik bersedia mengalah dalam satu
atau lain hal. Ketika masing-masing pihak yang berkonflik berusaha mengalah dalam satu
atau lain hal, terjadilah tindakan berbagi yang mendatangkan kompromi. Ciri khas dari
maksud kompromis adalah bahwa masing-masing pihak rela menyerahkan sesuatu atau
mengalah. Contohnya yaitu kesediaan dalam menerima kenaikan gaji 2 dollar per jam dan
bukannya 3 dollar, untuk menerima kesepakatan parsial dengan sudut pandang tertentu, dan
untuk mengaku turut bertanggung jawab atas sebuah pelanggaran.

Dampak Persaingan Kelompok


• Masing masing kelompok menjadi semakin kohesif
• Kelompok yang bersangkutan makin terorganisir dan makin terstruktur.
• Masing masing kelompok mulai memandang kelompok lain sebagai musuh dan
terjadi distorsi realitas
8.2 Mencegah Munculnya Konflik Antarkelompok
• Pihak manajemen harus menekankan kontribusi terhadap tujuan tujuan total, dan
bukan pencapaian tujuan tujuan subkelompok
• Perlu diupayakan untuk meningkatkan frekuensi komunikasi dan interaksi antara
kelompok kelompok dan dikembangkannya suatu sistem imbalan,untuk kelompok
kelompok yang saling membantu
• Memberikan individu individu pengalamandalam suatu rentang luas departemen
departemen guna memperluas landasan mereka untuk empati dan memahami problem
problem antar kelompok
• Semua pihak yang ada di perusahaan yang berangkutan diberikan pemahaman tentang
arti dan makna sistem
Berbicara mengenai konflik antar kelompok, maka erat kaitannya dengan kepentingan.
Konflik terjadi antar dua kelompok disebabkan oleh perbedaan pendapat, kepentingan atau
tujuan antara dua atau lebih pihak yang mempunyai obyek yang sama.Konflik juga bisa
terjadi terjadi karena adanya ketidaksesuaia antara harapan dengan realita. Ketika suatu
kelompok mempunyai harapan atau keinginan,dan ketika harapan itu terbentur oleh situasi
nyatayang berlawanan, maka bisa menimbulkan konflik di dalam dan di luar kelompok.
Namun dalam memahami konflik antar kelompok tidak sesederhana itu, banyak faktor yang
menyebabkan mengapa timbul konflik antar kelompoktergantung konteksnya seperti apa.
Masalah perekonomian, psikologis (kecemburuan, prasangka),hukum,ekonomi, serta
perbedaan identitas kelompok (etnik, agama) menjadi masalah utama yang menyebabkan
konflik terutama di negeri ini. Konflik intergroupjuga bisa terjadi karena masalah politik,
agama, etnik, sejarah dan ekonomi(Costarelli, 2006).Contohnya konflik yang terjadi antara
orang madura dan dayak.

Konflik antar kelompok terjadi ketika ada dan kepentingan sama atau berbeda dengan tujuan
berbeda dari masing-masing kelompok. menururt teori realistis konflik (realistic conflict
theory) bahwa dalam hubungan antar kelompok terdapat dua tujuan berbeda terhadap sesuatu
yang sama. Hal ini menyebabkan setiap kelompok ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya
dengan mengorbankan kelompok lain. selain itu konflik antar kelompok juga dapat dijelaskan
dengan teori identitas sosial. Teori ini meliha bahwa hubungan antar kelompok harus dilihat
dari perspektif kelompok bukan individu. Setiap individu dalam masyarakat dikelompokkan
berdasarkan katagori yang berbeda-beda, misal jenis kelamin, suku, agama, dan pekerjaan.
Maka terbentuk identitas individu, yang nantinya dapat membentuk identitas kelompok.
setiap kelompok merasa lebih unggul dari kelompok lain. kelompok menjadi pusat segalanya
atau etnosentris dan cenderung besifat in-group, melihat kelompok lain sebagai musuh. Hal-
hal sepeti ini yang berpotensi timbulnya konflik intergroup.Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa konflik intergroup merupakan ketidaksesuaian atau perselisihan yang
terjadi antar kelompok, yang diakibatkan oleh kepentingan sama atau beda dan tujuan
berbeda terhadap sesuatu isu dan terjadi pada waktu relatif sama.

Anda mungkin juga menyukai