Anda di halaman 1dari 19

BENTUK HUKUM DALAM KEPEMILIKAN USAHA

( Tujuan Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Kewirausahaan)

Dosen Pengampu :

NUR CAHYADI, S.ST., M.M

DISUSUN OLEH :

1. SHELA FEBRIAN 20415257 (UMPO)


2. MAYANG SYAFNILA PUTRI 20415260 (UMPO)
3. NOFITRI HASMASUKMAWATI 20415269 (UMPO)
4. NAZELLA SWANTANA 210301222 (UMG)
5. ALIM TRI WULANDARI 2101010079 (UNIMMA)

KELAS MANAJEMEN F 2022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

TAHUN AKADEMI 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “bentuk hukum dalam kepemilikan usaha’’.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Nur cahyadi, S.ST., M.M, selaku dosen pengampu , yang memberikan


materi pendukung, bimbingan, dan masukan kepada kami.
2. Semua pihak yang tidak dapat penulis rinci satu per satu yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Magelang, 30 september

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1

KATA PENGANTAR .............................................................................................2

DAFTAR ISI ............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................4

1.1 Latar belakang ...............................................................................................4


1.2 Rumusan masalah ..........................................................................................4
1.3 Tujuan ............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................6

2.1 kepemilikan bisnis diindonesia .....................................................................6


2.2 perusahaan Badan usaha perseorangan .........................................................6
2.3 Persekutuan firma ..........................................................................................7
2.4 Persekutuan Komanditer ...............................................................................8
2.5 Perseroan Terbatas (PT) ..............................................................................10
2.6 Koperasi.......................................................................................................13
2.7 Yayasan .......................................................................................................17

BAB III PENUTUP ...............................................................................................18

3.1 Kesimpulan ................................................................................................18


3.2 Saran ...........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manajemen adalah suatu proses atau rangka kerja, yang melibatkan bimbingan
atau pengarahan suatu kelompok orang-orang searah tujuan-tujuan organisasional.
Manajemen merupakan suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh
garis(line)mengarah kepada proses perencanaan, perorganisasian, kepemimpinan,
dan pengendalian, yang mana empat proses tersebut saling mempunyai fungsi
masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

Fungsi- fungsi manajemen berhubungan dengan suatu kepemilikan badan


usaha, yang pada dasarnya bentuk kepemilikan badan usaha dipilih oleh seorang
wirausahawan mencakup untuk menentukan manajemen apa yang digunakan pada
usahanya. Semakin besar bentuk badan usaha yang digunakan maka semakin
komleks pula sytem manajemen yang digunakan.

Ketika seorang wirausahawan sudah memutuskan untuk meluncurkan


usahanya, salah satu dari beberapa masalah awal yang dihadapinya adalah
memilih bentuk kepemilikan. Memilih suatu bentuk kepemilikan adalah hal yang
terpenting keputusan yang memiliki pengaruh jangka panjang bagi seorang
wirausahawan maupun usahanya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan bentuk kepemilikan bisnis diindonesia?
2. Apa yang dimaksud dengan perusahaan Badan usaha perseorangan?
3. Apa yang dimaksud dengan Persekutuan firma?
4. Apa yang dimaksud dengan Persekutuan Komanditer?
5. Apa yang dimaksud dengan Perseroan Terbatas (PT)?
6. Apa yang dimaksud dengan Koperasi?
7. Apa yang dimaksud dengan Yayasan?

4
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui bentuk kepemilikan bisnis diindonesia.
2. Untuk mengetahui dengan perusahaan Badan usaha perseorangan.
3. Untuk mengetahui Persekutuan firma.
4. Untuk mengetahui Persekutuan Komanditer.
5. Untuk mengetahui Perseroan Terbatas (PT).
6. Untuk mengetahui Koperasi.
7. Untuk mengetahui Yayasan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bentuk Kepemilikan Bisnis di Indonesia

Bentuk usaha atau bentuk kepemilikan bisnis ada yang dikatakan berbentuk
badan hukum dan tidak berbadan hokum.

Usaha yang tidak berbentuk badan hukum adalah :

a. Badan usaha perseorangan


b. Persekutuan firma
c. Persekutuan Komanditer
Usaha yang berbentuk badan hukum adalah :
a. Perseroan Terbatas (PT)
b. Koperasi
c. Yayasan
Kita mengenal bermacam- macam bentuk kemilikan bisnis. Bentuk
manakah yang akan dipilih, sangat tergantung pada faktor pertimbangan bentuk
kepimpinan, struktur perusahaan, tanggung jawab terhadap utang piutang
perusahaan, kontinuitas perusahaan.
Bentuk kepemilikan bisnis antara lain :
1. Perusahaan Perseorangan
2. Firma
3. CV (Commanditer Vennootschop)
4. PT (Perseroan Terbatas)
5. Koperasi
6. Yayasan

2.2 Perusahaan Perseorangan


Bila perusahaan hanya berusaha dengan modal kecil, maka bentuk perusahaan
perseorangan merupakan suatu bentuk yang ideal. Pimpinan di sini berada pada
pemilik dan mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas. Untuk mendirikan
perusahaan perseorangan sangat mudah, karena tidak ada suatu aturan khusus,

6
bagaimana cara mendirikannya. Hanya saja perlu izin khusus untuk usaha – usaha
tertentu pada daerah – daerah tertentu. Seperti untuk mendirikan usaha bengkel,
pertokoan, usaha bioskop dan sebagainya.
Apabila pemilik perusahaan perseorangan seperti toko, percetakan dan
sebagainya ingin mendapat tambahan modal berupa pinjaman dari bank, maka
diperlukan berbagai surat untuk melengkapi permohonan pinjaman seperti sertifikat
tanah, Surat Izin Mendirikan Bangunan (SIMBA), Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Perdagangan Provinsi, TDP (Tanda
Daftar Perusahaan) yang dikeluarkan oleh Kantor Departemen Perdagangan
Kabupaten/Kotamadya setempat.
Kebaikan usaha perseorangan :
1. Seluruh laba menjadi miliknya
2. Kepuasan pribadi
3. Kebebasan dan fleksibilitas
4. Lebih mudah memperoleh kredit
5. Kerahasiaan terjamin
Keburukan usaha perseorangan :
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
2. Sumber keuangan terbatas
3. Kesulitan dalam manajemen
4. Kelangsungan usaha kurang terjamin
5. Kurangnya kesempatan bagi para karyawan

2.3 Firma
Di dalam kitab Undang – undang Perdata, firma didefinisikan sebagai usaha
untuk memasukan sesuatu dalam persekutuan dengan tujuan untuk membagi –
membagi hasil yang didapatkan dari persekutuan itu. Firma didirikan dengan akte
notaris, yang didaftarkan pada panitera pengadilan setempat dan diumumkan dalam
Berita Negara. Kepemimpinan Firma dilaksanakan oleh para pemilik dan mereka
bertanggung jawab penuh dengan seluruh harta bendanya terhadap hutang – hutang
perusahaan.

7
Permodalan berasal dari pemilik dengan suatu jumlah yang diatur bersama dan
kemungkinan ada yang hanya memasukkan keahlian ke dalam Firma. Pembagian
laba kalau tidak ditetapkan di dalam akte, maka laba dibagi menurut pembagian
modal yang dimasukkan. Untuk anggota yang hanya memasukkan keahlian, maka
bagian labanya sama dengan anggota yang menyetor modal yang paling kecil.
Dalam persekutuan ini terdapat dua orang atau lebih orang bekerja sama di
bawah satu nama untuk menjalankan perusahaan. Firma artinya nama bersama,
misalnya dipakai nama salah seorang anggota, atau singkatan dari nama bersama.
Kebaikan Firma:
1. Prosedur pendirian relatif mudah
2. Mempunyai kemampuan finansial yang lebih besar, karena gabungan modal
yang dimiliki beberapa orang
3. Keputusan bersama dengan pertimbangan seluruh anggota firma, sehingga
keputusan – keputusan menjadi lebih baik
Kelemahan Firma:
1. Utang-utang perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota
firma
2. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang
anggota keluar, maka firma pun bubar

2.4 CV (Commanditer Vennootschop)


Persekutuan komanditer adalah bentuk persekutuan yang didirikan oleh seorang
atau lebih sekutu pengurus yang bertanggung jawab penuh dengan seorang atau
lebih sekutu yang merupakan pemberi modal dan bertanggung jawab terbatas
sebesar modal penyertaannya.
Sekutu pada persero dapat dikelompokkan menjadi
1. Sekutu Komplementer yaitu: sekutu aktif / orang yang bersedia memimpin
pengaturan perusahaan dan bertanggung jawab penuh dengan kekayaan
pribadinya sesuai pasal 18 KUHD.
2. Sekutu Komanditer yaitu: sekutu pasif / orang yang tidak ikut mengurus
persekutuan tapi mempercayakan uangnya dalam persekutuan dan

8
bertanggung jawab hanya terbatas pada kekayaan yang diikut sertakan
dalam perusahaan tersebut
Peserta Komanditer tidak boleh menjalankan pekerjaan kepengurusan. Jika dia
turut dalam kepengurusan, maka dia akan bertanggung jawab dengan seluruh
hartanya. CV ini didirikan dengan akte notaris, dan didaftarkan pada Pengadilan
Negeri setemmpat.

Berakhirnya CV, diatur dalam Pasal 31 KUHD yaitu:


Berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar (Akta
Pendirian). CV berakhir sebelum jangka waktu yang ditetapkan, akibat
pengunduran diri atau pemberhentian sekutu. Akibat perubahan anggaran dasar
(akta pendirian) di mana perubahan anggaran dasar ini mempengaruhi kepentingan
pihak ketiga terhadap CV.
Kebaikan perseroan komanditer:
1. Pendiriannya relatif mudah
2. Modal yang dapat dikumpulkan lebih banyak
3. Kemampuan untuk memperoleh kredit lebih besar
4. Manajemen dapat didiversifikasikan
5. Kesempatan untuk berkembang lebih besar
Kelemahan peseroan komanditer:
1. Tanggung jawab tidak terbatas
2. Kelangsungan hidup tidak terjamin
3. Sukar untuk menarik kembali investasinya

Perusahaan Berbadan Hukum


Badan Hukum adalah organisasi yang diwujudkan / diciptakan oleh hukum
sebagai pembawa hak dan kewajiban seperti halnya manusia. Karena itu badan
hukum dapat mempunyai kekayaan sendiri, utang piutang sendiri, dapat digugat
dan menggugat
Badan hukum dapat melakukan perbuatan hukum setelah akta pendirian
badan hukum tersebut mendapat pengesahan dari pemerintah / Departemen

9
Kehakiman Yang termasuk dalam kelompok perusahaan berbadan hukum adalah
Perseoran Terbatas, Koperasi, Yayasan dan BUMN.

2.5 PT (Perseroan Terbatas)


Sebuah PT didirikan dengan akte notaris. Akte harus mendapatkan pengesahan
dari Menteri Kehakiman, kemudian didaftarkan pada Pengadilan Negeri dan
diumumkan dalam Berita Negara. Permodalan PT terdiri saham – saham. Para
pemegang saham ini adalah PT. Dan pemegang kekuasaan tertinggi ada pada Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
Untuk mengatur perusahaan yang berbentuk PT agar sesuai dengan
perkembangan zaman sekarang ini, telah dikeluarkan Undang – undang No.1 Tahun
1995 tentang PERSEROAN TERBATAS.
Sebagai pertimbangan dikeluarkannya Undang – undang PT yang baru ini
ialah bahwa peraturan tentang PT sebagaimana diatur dalam Kitab Undang –
undang Hukum Dagang tahun 1847, tidak sesuai lagi dengan perkembangan
ekonomi dan dunia usaha yang semakin pesat baik secara nasional maupun
internasional. Pembaharuan pengaturan tentang PT ini merupakan
pengejawantahan asas kekeluargaan menurut dasar demokrasi ekonomi
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

1. Unsur-unsur dalam Perseroan Terbatas


A. Organisasi yang teratur
Sebagai organisasi yang teratur, perseroan mempunyai organ yang terdiri dari :
 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Adalah pemegang kekuasaan
tertinggi dalam PT dan memegang segala kewenangan yang tidak
diserahkan kepada direksi atau komisaris. RUPS terdiri dari RUPS tahunan
yang diadakan paling lambat 6 bulan setelah tahun buku dan RUPS lainnya
yang dapat diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan.
 Direksi adalah organ PT yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan
PT untuk kepentingan dan tujuan PT serta mewakili PT baik di dalam
maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

10
 Komisarisadalah organ PT yang bertugas melakukan pengawasan secara
umum dan atau khusus serta memberikan nasehat kepada sireksi dalam
menjalankan perseroan.

B. Kekayaan sendiri
Persero memiliki kekayaan sendiri berupa modal yang disetor para pemegang
sahamnya dan terbagi dalam 3 kelompok modal yaitu Modal Dasar, Modal
Ditempatkan dan Modal Disetor.
Modal Dasar merupakan jumlah keseluruhan modal dalam bentuk saham dari
suatu perseroan terbatas. Menurut Pasal 26 UU No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas (UU PT), jumlah modal dasar suatu perseroan minimal Rp. 25.000.000,-
kecuali untuk usaha-usaha tertentu yang mensyaratkan modal dasar di atas Rp.
25.000.000,- contoh pendirian usaha bank.
Modal yang ditempatkan, merupakan sejumlah modal tertentu yang disanggupi
oleh para pendiri perseroan terbatas untuk disetorkan ke dalam perseroan, minimal
25 % dari seluruh jumlah modal dasar.
Modal yang disetor, merupakan modal yang telah disetor oleh para pendiri PT,
minimum sebesar 50% dari modal yang ditempatkan atau 12,5% dari modal dasar
peseroan.
Sebuah PT adalah merupakan badan hukum, yang bisa bertindak sendiri. Para
persero tidak bisa dituntu atas hutang – hutang PT, karena tanggung jawab mereka
terbatas sampai sebesar saham yang dimilikinya. Yang bisa dituntut adalah PT itu
sendiri, yang diwakili oleh Direksi. Dan Direksi ini tidak lebih hanya sebagai
pemimpin. Direksi hanya bertanggung jawab atas hal tindakan menjalankan tugas
yang diberikan padanya. Dan tentu saja dia harus bertanggung jawab jika terjadi
penyelewengan di dalam PT. Lebih lanjut dapat dikemukakan kewajiban –
kewajiban Direksi antara lain :
1. Melaksanakan pimpinan perusahaan
2. Penanggung jawab ke dalam maupun ke luar pengadilan
3. Bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila ia bersalah atau lalai
menjalankan tugasnya

11
4. Membuat dan memelihara daftar pemegang saham, risalah RUPS, risalah
rapat direksi dan menyelenggarakan pembukuan perseroan
5. Melaporkan kepada perseroan mengenai kepemilikan sahamnya beserta
keluarganya pada perseroan tersebut serta perseroan lainnya

2. Pemberhentian Direksi
Direksi dapat sewaktu – waktu diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS,
dengan menyebutkan alasannya, setelah yang bersangkutan diberi kesempatan
membela diri dalam RUPS. Dapat pula Direksi diberhentikan sementara oleh RUPS
atau oleh Komisaris, dan harus diberitahukan secara tertulis kepada yang
bersangkutan. Tiga puluh hari setelah pemberhentian maka harus diadakan RUPS
dan Direksi tersebut diberika kesempatan membela diri. Apabila dalam tempo 30
hari setelah pemberhentian sementara, belum juga diadakan RUPS, maka
pemberhentian tersebut BATAL.
Kewajiban dari komisaris adalah :
1. Melaksanakan pengawasan kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan
perseroan
2. Memberi nasehat kepada Direksi
3. Menjalankan tugas untuk kepentingan perseroan
4. Komisaris wajib melaporkan kepada perseroan mengenai kepemilikan
sahamnya atau keluarganya pada perseroan tersebut dan perseroan lain
5. Atas persetujuan RUPS, komisaris dapat melakukan tindakan
kepengurusan perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu
tertentu.
3. Macam – macam bentuk Perseroan Terbatas
1. PT Tertutup, didirikan oleh beberapa orang. Sahamnya tidak dijualbelikan
kepada orang lain tapi hanya terbatas pada beberapa orang pada lingkungan
tertentu saja.
2. PT Terbuka, PT ini sahamnya terbuka untuk semua orang, siapa saja yang
ingin membelli, mislanya PT yang sudah Go Public, sahamnya
diperjualbelikan di pasar bursa efek

12
3. PT Perseorangan, adalah suatu PT yang seluruh sahamnya jatuh di tangan
satu orang, sehingga hanya ada seorang pemegang saham
4. PT Kosong, adalah suatu PT yang sudah tidak jalan lagi. Akan tetapi PT itu
masih ada, dalam arti belum dibubarkan. PT ini dapat dibeli oleh seseorang
dengan keuntungan tidak perlu lagi mengurus pembukaan PT baru, dan
mungkin PT tersebut masih mempunyai nama baik di masyarakat.
Kebaikan Perseroan Terbatas
1. Kelangsungan hidup perusahaan terjamin
2. Terbatasnya tanggung jawab, sehingga tidak menimbulkan resiko bagi
kekayaan pribadi maupun kekayaan keluarga pemilik
3. Saham dapat diperjual belikan dengan relatif mudah.
4. Kebutuhan kapital lebih besar akan mudah dipenuhi, sehingga
memungkinkan perluasan usaha.
5. Pengelolaan perusahaan dapat dilakukan lebih efisien
Kelemahan Perseroan Terbatas:
1. Biaya pendiriannya relatif mahal
2. Rahasia tidak terjamin
3. Kurangnya hubungan yang efektif antara pemegang saham

2.6 Koperasi
Menurut UU no. 25 tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan
kegiatannya pada prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Usaha Koperasi ini disusun oleh anggota dan untuk anggota. Pimpinan
dalam koperasi disebutu pengurus dipilih oleh anggota dalam masa jabatan tertentu.
Dikatakan bahwa koperasi tumbuh dari golongan lemah, berguna memenuhi
kebtuhan bersama. Usaha Koperasi lebih banyak bersifat social menolong anggota
dari pada motif yang mencari untung sebesar- besarnya.
Sekarang ini motif koperasi mulai bergeser dari usaha- usaha yang
mementingkan sosial belaka, ke koperasi sebagai unit ekonomi, yang harus
memperhitungkan rugi dan laba. Koperasi sebagai salah satu bentuk usaha harus

13
bisa mencari laba, jika koperasinya ingin maju. Tanpa ada laba, maka koperasi tidak
akan pernah maju, sebab tidak akan ada gairah anggota, jika koperasinya selalu
menderita kerugian.
Modal Koperasi terdiri dari :
1. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib,
sumbangan suka rela, hibah dan dana cadangan Sisa Hasil Usaha.
2. Modal Pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya dan atau
anggotanya, bank,penerbitan obligasi atau surat utang lainnya, sumber lain
yang sah.
Tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan berlandaskan
Pancasila dan UUD’45.
Prinsip Koperasi:
1. Keanggotaan bersifat suka rela
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil, sebanding dengan
besarnya jasa masing – masing anggota.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
5. Kemandirian
6. Keanggotaan koperasi bersifat murni, pribadi dan tidak dapat dialihkan

Koperasi mempunyai ciri tersendiri:


1. Lebih mementingkan keanggotaan dan sifat persamaan
2. Anggota-anggotanya bebas keluar masuk
3. Koperasi merupakan badan hukum yang menjalankan usaha untuk
kesejahteraan anggota.
4. Koperasi didirikan secara tertulis dengan akte pendirian dari notaries
5. Tanggung jawab kelancaran usaha koperasi berada di tangan pengurus.
6. Para anggota koperasi turut bertanggung jawab atas utang-utang koperasi
terhadap pihak lain.
7. Kekuasaan tertinggi di dalam rapat anggota.

14
Cara Mendirikan Koperasi:Menurut Pasal 6– Pasal 14 UU no. 25 tahun 1992
adalah sebagai berikut:
1. Rapat pembentukan koperasi
Sekurang-kurangnya 20 orang pendiri mengadakan rapat pembentukan
koperasi, kemudian dibuatkan berita acara yang berisikan hasil kesepakatan,
jumlah anggota dan nama mereka yang diberi kuasa untuk menandatangani
akta pendirian.
2. Surat Permohonan Pengesahan kepada Departemen Koperasi
Pengesahan dan pendaftaran akta pendirian, diberikan paling lama 3 bulan
setelah diterimanya permintaan pengesahan. Tanggal pengesahan akta
pendirian berlaku sebagai tanggal resmi berdirinya koperasi dan resmi sebagai
badan hukum.
3. Pengiriman akta pendirian kepada pendiri
4. Pengumuman dalam Berita Negara

A. Pengelompokan Koperasi
Menurut bidang usahanya:
1. Koperasi Produksi adalah koperasi yang para anggotanya terdiri dari
produsen penghasil barang / jasa. Koperasi ini mengusahakan kemudahan
bagi para anggotanya dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, seperti
menyediakan bahan baku, bahan pembantu, serta perlengkapan produksi
lainnya dan juga penyaluran hasil produksi kepada konsumen.
2. Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bergerak dalam penyediaan
kebutuhan pokok bagi anggotanya.

3. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam


penghimpunan dana dari para anggotanya dan meyalurkannya kepada
anggota yang membutuhkannya.

4. Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang mempunyai usaha rangkap /


beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan anggotanya.
Menurut luas wilayahnya, koperasi di Indonesia dikelompokan menjadi:

15
1. Primer Koperasi adalah koperasi sebagai satuan terkecil dengan wilayah
yang kecil pula dan melibatkan secara langsung orang-orang sebagai
anggotanya.
2. Pusat Koperasi adalah koperasi yang anggota-anggotanya adalah koperasi-
koperasi primer, sedikitnya lima.Gabungan Koperasi adalah koperasi yang
dibentuk secara bersama sama oleh pusat koperasi (paling sedikit tiga puluh
pusat koperasi)
3. Induk Koperasi adalah koperasi yang dibentuk secara bersama-sama oleh
gabungan koperasi (paling sedikit tiga gabungan koperasi).
Pihak yang terlibat dalam Koperasi:
1. Rapat Anggota Tahunan (RAT), yang merupakan pemegang kekuasaan
tertinggi dalam koperasi dan diadakan paling sedikit sekali dalam satu
tahun. RAT menetapkan sebagai berikut:
 Anggaran Dasar
 Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi
 Pemilihan, pengangkatan pemberhentian pengurus dan pengawas.
 Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
serta pengesahan laporan keuangan. Pengesahan pertanggung jawaban
pengurus dalam pelaksanaan tugasnya.
 Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.
2. Pengurus adalah orang-orang yang secara aktif bertugas dalam
pengelolaan koperasi dan memiliki jabatan paling lama 5 tahun. Sebagai
imbalannya, pengurus menerima uang jasa / honorarium.
3. Pengawas / Dewan Komisaris yang dipilih dari dan oleh anggota koperasi
dalam RAT. Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakandan pengelolaan koperasi serta membuat laporan
tertulis tentang hasil pengawasannya.

B. Pembubaran Koperasi
Menurut Pasal 46 UU no. 25 Tahun 1992, pembubaran koperasi dapat dilakukan
berdasarkan :
a. Keputusan Rapat Anggota atau

16
b. Keputusan pemerintah bila:
• Terdapat bukti bahwa koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi
ketentuan UU no. 25 tahun 1992
• Kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan.
• Kelangsungan hidupnya tidak dapat diharapkan.

2.7 Yayasan
Yayasan dikatakan merupakan suatu badan hukum, karena harta yayasan
merupakan harta terpisah dari harta-harta pengurus-pengurusnya. Menurut
peradilan dan hukum, yayasan adalah suatu badan hukum, yang bisa bertindak atas
nama sendiri.
Badan hukum artinya suatu organisasi yang memiliki harta terpisah dari harta
para pemilik. Jika terjadi kepailitan maka harta pemilik tidak turut menanggung
resiko, misalnya bentuk usaha PT, Koperasi Yayasan. Sedangkan organisasi yang
tidak berbadan hukum, harta pemilik dan harta organisasi tidak terpisah secara jelas
seperti pada usaha perseorangan.
Pada umumnya yayasan ini bergerak dengan tujuan social seperti Yayasan
Rumah Sakit Islam, Yayasan Yatim Piatu, dan sebagainya. Guna mencapai
tujuannya, yayasan berusaha mengumpulkan uang atau barang-barang lainnya dari
sumbangan-sumbangan, wakaf dan sebagainya. Dalam mengumpulkan dana ini
kadang-kadang yayasan mendirikan usaha-usaha tertentu dibawah koordinasi
yayasan.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Badan usaha memiliki tujuan untuk mencari keuntungan. Namun dalam


prakteknya tidak jarang badan usaha didirikan dan digunakan oleh oknum tertentu
sebagai wadah untuk meraup keuntungan secara melawan hukum dan merugikan
masyarakat.

Fungsi Pemerintahan, yang antara lain berupa fungsi pemeliharaan ketertiban


dan ketenangan serta fungsi hukum, wajib dilaksanakan dengan tanggung jawab
pemerintah.

Pemerintah tergolong sebagai badan hukum (Legal Person) yang dapat


dimintai pertanggungjawabannya, baik secara hukum perdata maupun hukum
administrasi, apabila melakukan perbuatan melanggar hukum.

Pemerintah tidak dapat dibebankan pertanggungjawaban hukum secara


perdata untuk membayar ganti kerugian tanpa adanya suatu kepentingan hukum
dan hubungan hukum (asas point d’interet, point d’action).

Penerbitan dan pencabutan perizinan merupakan bentuk pertanggungjawaban


pemerintah yang efektif untuk mencegah (yuridis preventif) terjadinya kerugian
masyarakat akibat tindakan badan usaha.

3.2 SARAN

Penulis menyadari banyak nya kekurangan dalam penulisan makalah ini oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca baik secara
lisan maupun tulisan guna untuk lebih baik kedepannya supaya tidak
mengecewakan pembaca saat membacanya

18
DAFTAR PUSTAKA

https://agustinahreni.blogspot.com/2013/03/bentuk-hukum-dan-kepemilikan-
bisnis.html

https://www.academia.edu/32438608/BENTUK_HUKUM_DAN_KEPEMILI
KAN_BISNIS

19

Anda mungkin juga menyukai