TEORI PERUSAHAAN
Dosen Pengampu :
Nora Ariani SE.M.M, S.Pd., M.M.
Nama NIM
Yulisma 195120029
2022
KATA PENGANTAR
Penulis Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
C. Tujuan Masalah ......................................................................................1
A. Definisi Masalah......................................................................................2
B. Proses Mendefinisikan Masalah.............................................................3
C. Memngembangkan Pendekatan Riset Pemasaran ..............................3
A. Kesimpulan .............................................................................................6
B. Saran ........................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan adalah badan usaha berbentuk badan hukum atau tidak
(2012). Tingkat persaingan bisnis saat ini kian hari semakin berat dan ketat,
strategi untuk memenangkan pasar menjadi hal yang mutlak bagi setiap
perusahaan tersebut antara lain adalah untuk mencapai atau memperoleh laba
tanggung jawab sosial perusahaan (Martono dan Harjito, 2008:3). Selain itu
perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Saham adalah surat bukti atau
tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan (Martono dan Harjito,
2008:367).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyajikan 4 pertanyaan
rumusan masalah berikut:
1. Apa pengertian teori ?
2. Apa saja kendala kendala dan teori perusahaan?
3. Apa saja keterbatasan teori?
4. Bagaimana peranan dunia usaha dalam masyarakat?
1
5. Bagaimana manajer pengambil keputusan?
C. Tujuan Masalah
Dari Rumusan masalah tersebut maka tujuan masalahnya adalah sebagai
berikut :
1. Untuk pengertian teori.
2. Untuk mengetahui kendala kendala dan teori perusahaan
3. Untuk mengetahui keterbatasan teori
4. Untuk mengetahui peranan dunia usaha dalam masyarakat
5. Untuk mengetahui manajer pengambil keputusan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nilai
Tidak sedikit pelaku usaha yang masih belum paham betul jenis
perizinan usaha yang dibutuhkan untuk bisnisnya. Salah satu faktor yang
berpengaruh adalah banyaknya jenis izin usaha yang ada di Indonesia dan
masing-masing memiliki tahapan dan persyaratan yang bisa jadi berbeda
satu sama lain. Sebagai gambaran Anda bisa mengakses website Badan
PTSP DKI Jakarta, ada 27 bidang dalam menu Perizinan. Dalam menu
Perizinan di bidang Perdagangan sendiri, terdapat sekitar 62 jenis izin
usaha. Belum menu perizinan di bidang-bidang lainnya. Ini baru di
wilayah Jakarta. Di daerah lain mungkin item perizinannya bisa lebih
banyak.
3
Contoh lain misalnya Anda memutuskan untuk berbisnis di bidang konstruksi
yang memerlukan izin khusus yakni IUJK (Izin Usaha Jasa Konstruksi). Disini
Anda tidak bisa langsung mengurus IUJK meski telah memiliki akta pendirian PT
dan surat pengesahan badan hukum. Ada dokumen-dokumen legalitas yang perlu
anda persiapkan terlebih dahulu, diantaranya:
BPJS Ketenagakerjaan;
SKDP (Surat Keterangan Domisili Perusahaan);
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Badan;
TDP (Tanda Daftar Perusahaan);
UUG (Undang-Undang Gangguan) atau HO;
PKP (Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak);
SKT (Sertifikasi Keterampilan) atau SKA (Surat Keterangan Keahlian);
dan
SBU (Sertifikasi Badan Usaha).
b.Kendala Domisili Usaha
4
cakupan per kode. Tidak semua kode di KBLI ini bisa anda masukkan
dalam SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan). Namun dengan mengetahui
bisnis anda masuk kode bidang usaha yang mana, anda akan tahu apakah
anda cukup memiliki SIUP atau justru harus mengurus jenis izin usaha
lainnya. Jika ternyata bidang usaha yang akan anda jalankan tidak
terdapat dalam KBLI, maka anda dapat mengacu pada kode dengan
deskripsi bidang usaha yang mirip atau mendekati deskripsi bidang usaha
yang akan dijalankan perusahaan anda.
Kedua, terkait DNI (Daftar Negatif Investasi). Jika Anda berencana
mendirikan perusahaan dengan melibatkan modal asing, maka
memperhatikan KBLI saja tidak cukup. Anda juga wajib memperhatikan
DNI (Daftar Negatif Investasi). Modal asing adalah modal yang berasal
dari orang WNA (Warga Negara Asing) dan/atau perusahaan asing
(perusahaan yang didirikan bukan dengan hukum Indonesia). Ketika
perusahaan anda melibatkan modal asing, artinya anda harus mendirikan
PT PMA (Penanaman Modal Asing). DNI secara lengkap ada dalam
Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha
Yang Tertutup Dan Bidang Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang
Penanaman Modal (“Perpres 44/2016”). Perpres 44/2016 ini baru
ditandatangani Presiden Jokowi pada Mei 2016. Didalamnya diatur
persentase modal asing yang dapat masuk berdasarkan bidang usaha yang
ingin anda jalankan.
d.Kendala Persyaratan Administratif
5
dalam UU 40/2007 memang terdapat ketentuan bahwa modal dasar
minimal Rp. 50 juta dan 25% dari modal dasar tersebut harus disetorkan
secara penuh.
Sadar bahwa aturan modal dasar dan modal disetor dapat
memberatkan pengusaha pemula, baru-baru ini Pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2016 tentang
Perubahan Modal Dasar Perseroan Terbatas (“PP 29/2016”). Dalam Pasal
1 ayat (3) PP 29/2016 ini disebutkan bahwa besaran modal dasar PT bisa
ditentukan berdasarkan kesepakatan para pendiri PT. Artinya, anda dapat
menyimpangi aturan modal dalam UU 40/2007. Karena kemudahan ini,
PP 29/2016 ini juga menentukan bahwa dalam waktu 60 hari sejak akta
ditandatangani, bukti setor harus disampaikan ke Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia. Jadi tentukanlah modal sesuai kemampuan anda ya.
keputusan di ambil.
6
Kesejahteraan Sosial merupakan suatu kondisi yang harus diwujudkan
bagi seluruh warga negara di dalam pemenuhan kebutuhan material, spiritual,
dan sosial agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga
dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Hal ini merupakan salah satu amanat
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945
alinea keempat yang menyatakan bahwa negara melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Namun pada kenyataannya permasalahan yang berkaitan dengan
Kesejahteraan Sosial cenderung meningkat baik kualitas maupun kuantitas.
Masih banyak warga negara belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
karena kondisinya yang mengalami hambatan fungsi sosial, akibatnya mereka
mengalami kesulitan dalam mengakses sistem pelayanan sosial dan tidak
dapat menikmati kehidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial Undamg-Undang No 11 Tahun
2009 adalah upaya yang terarah, terpadu dan berkelanjutan yang dilakukan
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan
sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara. Permasalahan
sosial yang sering kita kenal dengan istilah PMKS (Penyandang Masalah
Kesejahteraan sosial) dengan 27 kategori merupakan fokus sasaran dari
penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Tujuan dari Penyelenggaraan
Kesejahteraan sosial sendiri agar PMKS dapat berfungsi sosial di
lingkungannya yaitu dapat memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup, dapat
menjalankan peran dan fungsinya baik didalam keluarga, kelompok atau
masyarakat serta dapat mengakses sistem sumber pelayanan publik dan
kesejahteraan sosial. Ketika keiga unsur ini terpenuhi maka maka selanjutnya
perlu adanya dukungan dari pemerintah dalam hal Pemberdayaan dan jaminan
sosial bagi mereka yang masih labil dalam kesejahteraan sosial.
Dalam melaksanakan tujuan dari Kesejahteraan sosial tersebut tidak
hanyalah menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga menjadi tanggung
jawab seluruh elemen msyarakat termasuk didalamnya Dunia Usaha,
Stakeholder masyarakat dan Dunia Pendidikan. Dunia Usaha yang berbentuk
profit juga memiliki tanggung Jawab sosial terhadap kesejahteraan masyarakat
yang kita kenal dengan istilah CSR (Corporate Social Responsibility).
Kenapa Dunia Usaha juga memiliki tanggung jawab dalam penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial? Bukannya mereka hanya fokus pada pengembangan
bisnis/usaha yang bersifat profit. Untuk apa perlu repot repot menyisihkan
anggaran sebagai ongkos tambahan yang tidak sedikit jumlahnya untuk
memikirkan kesejahteraan masyarakat. Bukankah mereka buka usaha
menggunakan uang pribadi dan hasil dari kerja keras mereka sendiri bukan
kerja bersama yang meilbatkan masyarakat kecuali para karyawan yang
bekerja didalamnya. Perusahaan hanya bertanggung jawab pada kesejahteraan
karyawannya. Apakah hanya itu saja? Jawaban ini yang kerap dilontarkan oleh
para pengusaha yang memiliki usaha. Setiap bentuk perusahaan mempunyai
tanggung jawab uuntuk mengmbangkan lingkungan sekitarnya melalui
program-program social seperti program-program pendidikan, sosial,
lingkungan, dan lain-lain. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan
7
suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan
memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas
setempat, ataupun masyyarakat luas bersamaan dengan peningkatan taraf
hidup pekerja beserta keluarganya. (Wibisono:2007). CSR di Indonesia telah
ada di Indonesia sejak tahun 1990-an. Hadirnya CSR di Indonesia dikarenakan
gerakan sosial berupa tekanan dari LSM lingkungan, LSM buruh, serta LSM
perempuan. Program CSR telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 25 tahuun
2007 tentang Penanaman Modal.
8
dievaluasi secara berurutan. Jika sebuah alternative telah memenuhi kriteria
minimum secara implisit maupun eksplisit, maka dikatakan memuaskan dan
pencarian selesai. Proses pencarian mungkin lebih mudah dengan
mengidentifikasi aturan di lingkungan tugas. Meskipun Simon telah mengklaim
teori bounded rationality (rasionalitas yang terbatas), tetap saja perilaku
rasionalitas. Untuk alasan ini, sejumlah peneliti seperti Huber (1981) dan Das dan
Tang (1999) tidak memisahkan antara rationalitas sempurna dan rasionalitas yang
terbatas di dalam klasifikasi model –model pengambilan keputusan (Turpin and
Marais, 2004).
3. The Incrementalist View
Pandangan incremental logis melibatkan proses langkah demi langkah tindakan
incremental (sedikit demi sedikit) dan tetap menggunakan strategi yang terbuka
untuk menyesuaikan.
4. The Organisational Procedures View
Pandangan prosedur organisasional mencari untuk mengerti keputusan-keputusan
sebagai output dari standard operating procedures (SOP) yang diminta oleh
subunit organisasi.
5. The political view
Pandangan politik melihat pengambilan keputusan sebagai proses tawar-menawar
secara pribadi, digerakkan oleh agenda-agenda partisipan dari pada proses
rasional. Orang dibedakan berdasarkan pada tujuan organisasi, nilai-nilai dan
relevansi dari informasi. Proses pengambilan keputusan tidak pernah berakhir,
tetapi peperangan tetap berlangsung antara koalisi yang berbeda. Setelah satu
kelompok menang dalam peperangan itu, partai –partai lainnya mungkin
membentuk kelompok baru atau bahkan menjadi lebih menentukan untuk
menang pada perputaran berikutnya. Pengaruh dan kekuatan memegang dengan
cara yang disengaja dan lebih jauh untuk kepentingan sendiri. Tujuan dari
koalisis didefinisikan oleh kepentingan diri sendiri dari pada oleh apa yang bagus
untuk organisasi secara keseluruhan.
6. The garbage can model
Pandangan kaleng sampah (The garbage can view) menjelaskan pengambilan
keputusan di dalam sebuah anarkhi yang terorganisir dan didasarkan pada karya
Cohen, March and Olsen (1972) (Turpin and Marais, 2004). Semacam pandangan
politik, model itu diasumsikan lingkungan yang pluaris dengan berbagai jenis
actor, tujuan dan pandangan. Model tong sampah menekankan pada frakmentasi
dan sifat alamiah yang membingungkan dari pengambilan keputusan di dalam
organisasi-organisasi, dari pada manipulasi yang disengaja sebagai implikasi dari
pandangan politik. Di dalam model tong sampah sebuah pengambilan keputusan
adalah sebuah luaran atau intepretasi dari beberapa arus independent yang relative
di dalam sebuah organisasi. Arus-arus penyelesaian masalah mencari solusi dan
kesempatan untuk mendapatkan udara. Model tersebut (mencari isu yang
dengannya mereka memberikan jawaban) dan partisipan (yang perhatiannya
terbagi dan siapa yang datang dan siapa yang pergi), bertemu satu sama lain pada
kesempatan pilihan, yang digambarkan dengan tong sampah. Ketika keputusan
dibuat, tong sampah dipindahkan. Hal ini mungkin terjadi tanpa semua masalah
mendapatkan solusinya atau beberapa masalah yang terkait di dalam tong
sampah. Karena partisipan adalah mereka yang menghasilkan sampah atau
9
masalah dan solusi, pembuat keputusan secara total dependent atau tergantung
pada perbaikan dari tim partisipan di dalam tong itu (Turpin and Marais, 2004).
7. The individual differences perspective
Perspektif perbedaan individu focus perhatiannya pada perilaku pemecahan
masalah manajer secara individual, dipengaruhi oleh gaya pengambilan keputusan
manajer, latar belakang dan kepribadiannya. Perspektif perbedaan indinidu ini
mencoba menjelaskan bagaimana manajer mungkin menggunakan cara-cara yang
berbeda atau menghasilkan luaran yang berbeda karena kepribadian yang
berbeda(Turpin and Marais, 2004).
8. Naturalistic decision-making
Pembuatan keputusan yang natural konsen dengan investigasi dan pemahaman
pengambilan keputusan di dalam konteks yang natural (alamiah). Fondasi empiris
pembuatan keputusan naturalis yang berbeda dengan model yang lain seperti the
organisational procedures, garbage can or political views. Model pengambilan
keputusan naturalis ini dikenal juga dengan Recognition-Primed Decision (RPD)
model menurut Klein’s (1998) yang telah melakukan penelitian terhadap 600
keputusan yang dibuat orang dalam berbagai situasi seperti pada pemadam
kebakaran, perawat dan tentara. Hal yang utama dari RPD adalah mengenal situasi
yang mirip dengan pengalaman sebelumnya. Bagian yang harus dikenali terlebih
dahulu adalah tujuan yang berhubungan dengan situasi itu, isarat penting dan apa
yang diharapkan. Selain itu juga jalur yang digunakan untuk bertindak dan
kemungkinan keberhasilannya (Turpin and Marais, 2004).
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dan tentunya masih sangat jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu
penyusun berharap kepada para pembaca untuk bersedia memberikan kritik
ataupun saran yang sifatnya konstruktif agar bisa lebih baik lagi dalam menyusun
makalah yang serupa di masa yang akan datang
11
DAFTAR PUSTAKA
https://qwords.com/blog/nilai-perusahaan-adalah/.
https://www.easybiz.id/5-kendala-yang-sering-ditemui-dalam-membuat-
12
perusahaan
http://shintaprastantidewi.blogspot.com/2011/10/keterbatasan-teori-perusahaan-
dan-teori.html
https://www.swd.my.id/2019/01/peranan-dunia-usaha-dalam.html
http://nurhidayah.staff.umy.ac.id/pengambilan-keputusan-teori-dan-praktek/
13