Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi manajerial

TEORI PERUSAHAAN

Dosen Pengampu :
Nora Ariani SE.M.M, S.Pd., M.M.

Di susun Oleh : Kelompok 2

Nama NIM

Devi Savitri 195120018

Thia Alfir 195120023

Yulisma 195120029

Fadel Muhammad 195120030

Muh. Dzulham 195120035

JURUSAN EKONOMI SYARIAH (ESY)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
UIN DATOKARAMA PALU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt atas segalarahmat-Nya sehingga tugas


makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada ibu Nora Ariani SE.M.M, S.Pd., M.M.
Selaku dosen dalam Ekonomi Manajerial dan kepada semua pihak
yang telah membantu dan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami makalah yang kami buat ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah makalah ini agar menjadi lebih
baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh Karena itu, kami
sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Kota Palu, 22 Maret 2022

Penulis Kelompok 2

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
C. Tujuan Masalah ......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................2

A. Definisi Masalah......................................................................................2
B. Proses Mendefinisikan Masalah.............................................................3
C. Memngembangkan Pendekatan Riset Pemasaran ..............................3

BAB III PENUTUP ............................................................................................6

A. Kesimpulan .............................................................................................6
B. Saran ........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perusahaan adalah badan usaha berbentuk badan hukum atau tidak

berbadan hukum yang memproduksi atau menjalankan keuntungan perusahaan

dalam jangka waktu tertentu dengan memperhatikan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku (Jelata, 2009) dalam Arfan dan Pasrah

(2012). Tingkat persaingan bisnis saat ini kian hari semakin berat dan ketat,

strategi untuk memenangkan pasar menjadi hal yang mutlak bagi setiap

perusahaan. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas, tujuan

perusahaan tersebut antara lain adalah untuk mencapai atau memperoleh laba

maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan, menjaga kelangsungan hidup

perusahaan (going concern), dan mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai

tanggung jawab sosial perusahaan (Martono dan Harjito, 2008:3). Selain itu

tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan atau meningkatkan nilai

perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Saham adalah surat bukti atau

tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan (Martono dan Harjito,

2008:367).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyajikan 4 pertanyaan
rumusan masalah berikut:
1. Apa pengertian teori ?
2. Apa saja kendala kendala dan teori perusahaan?
3. Apa saja keterbatasan teori?
4. Bagaimana peranan dunia usaha dalam masyarakat?

1
5. Bagaimana manajer pengambil keputusan?
C. Tujuan Masalah
Dari Rumusan masalah tersebut maka tujuan masalahnya adalah sebagai
berikut :
1. Untuk pengertian teori.
2. Untuk mengetahui kendala kendala dan teori perusahaan
3. Untuk mengetahui keterbatasan teori
4. Untuk mengetahui peranan dunia usaha dalam masyarakat
5. Untuk mengetahui manajer pengambil keputusan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai

Nilai perusahaan adalah skor yang dimiliki oleh sebuah perusahaan


perseroan baik yang mendapatkan modal lokal atau asing. Skor ini
didapatkan berdasarkan beberapa poin penting yang membangun
perusahaan dari awal terbentuk sampai sekarang.Umumnya skor tidak
hanya ditentukan dari banyaknya aset atau berapa penghasilan yang
didapatkan. Namun, juga memperhatikan beberapa elemen penting seperti.
 Nilai nominal. Nilai ini tertulis pada anggaran dasar perusahaan. Biasanya
akan disebut secara eksplisit dalam berbagai neraca yang dimiliki oleh
perusahaan.
 Nilai di pasar. Setiap perusahaan khususnya yang besar akan memiliki
saham di bursa efek. Dari kenaikan dan penurunan harga saham itu, skor
perusahaan bisa dilihat oleh berbagai investor.
 Nilai intrinsik. Skor ini tidak bisa dilihat secara langsung karena kerap
dihubungkan dengan kemampuan perusahaan dalam menjalankan
usahanya. Semakin tinggi nilai ini, kemampuan untuk berkembang akan
besar dan cocok untuk lahan investasi.
 Nilai buku. Inilah nilai yang dianggap sebagai skor dari perusahaan yang
mutlak. Padahal masih ada elemen lain yang disebutkan dalam beberapa
poin sebelumnya. Nilai buku memperlihatkan akuntansi perusahaan
apakah sedang untung atau rugi.
 Nilai likuidasi. Didapatkan dengan mendaftar semua aset yang dimiliki
oleh perusahaan dari pusat sampai ke cabang. Selanjutnya, nilai itu akan
dikurangi dengan berbagai tanggungan yang dimiliki seperti adanya utang.

B. Kendala-Kendala dan Teori Perusahaan

1. Kendala Perizinan Usaha

Tidak sedikit pelaku usaha yang masih belum paham betul jenis
perizinan usaha yang dibutuhkan untuk bisnisnya. Salah satu faktor yang
berpengaruh adalah banyaknya jenis izin usaha yang ada di Indonesia dan
masing-masing memiliki tahapan dan persyaratan yang bisa jadi berbeda
satu sama lain. Sebagai gambaran Anda bisa mengakses website Badan
PTSP DKI Jakarta, ada 27 bidang dalam menu Perizinan. Dalam menu
Perizinan di bidang Perdagangan sendiri, terdapat sekitar 62 jenis izin
usaha. Belum menu perizinan di bidang-bidang lainnya. Ini baru di
wilayah Jakarta. Di daerah lain mungkin item perizinannya bisa lebih
banyak.

3
Contoh lain misalnya Anda memutuskan untuk berbisnis di bidang konstruksi
yang memerlukan izin khusus yakni IUJK (Izin Usaha Jasa Konstruksi). Disini
Anda tidak bisa langsung mengurus IUJK meski telah memiliki akta pendirian PT
dan surat pengesahan badan hukum.  Ada dokumen-dokumen legalitas yang perlu
anda persiapkan terlebih dahulu, diantaranya:
 BPJS Ketenagakerjaan;
 SKDP (Surat Keterangan Domisili Perusahaan);
 NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Badan;
 TDP (Tanda Daftar Perusahaan);
 UUG (Undang-Undang Gangguan) atau HO;
 PKP (Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak);
 SKT (Sertifikasi Keterampilan) atau SKA (Surat Keterangan Keahlian);
dan
 SBU (Sertifikasi Badan Usaha).

b.Kendala Domisili Usaha

Sebuah badan usaha wajib memiliki domisili usaha. Apalagi di


beberapa daerah sudah tidak bisa lagi menggunakan rumah tinggal sebagai
domisili. Jika badan usaha yang anda dirikan berupa PT (Perseroan
Terbatas), kewajiban ini ditegaskan dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UU 40/2007”). Domisili
usaha yang legal di lokasi yang representatif bisa menciptakan persepsi
positif bagi calon klien dan calon partner terhadap perusahaan anda. Dan
yang terpenting, adanya domisili usaha bagi badan usaha diperlukan untuk
mengurus dokumen-dokumen legalitas yang diperlukan oleh perusahaan
anda. Alamat domisili usaha memang akan tertera dalam setiap dokumen
legalitas perusahan, mulai dari SKDP hingga TDP. Kedua alasan ini
setidaknya bisa memotivasi anda untuk secara bijak memilih domisili
usaha yang tepat bagi bisnis anda.
c.Penentuan Bidang Usaha

Kendala ini terkait erat dengan kendala pertama yaitu soal


perizinan usaha. Oleh karena itulah, anda perlu menentukan bidang usaha
dengan tepat supaya anda tidak salah dalam mengidentifikasi izin usaha
yang anda butuhkan.  Ketika anda sudah tahu apa saja bidang usaha yang
ingin anda jalankan, ada 2 (dua) hal yang sebaiknya anda perhatikan.
Pertama, berkaitan dengan KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia). Jika anda berencana mendirikan perusahaan berbentuk
PT lokal, maka anda wajib memperhatikan KBLI. KBLI juga perlu
diperhatikan oleh jenis badan usaha lainnya seperti CV. Adanya KBLI ini
akan membantu anda mengidentifikasi izin usaha yang akan anda
butuhkan untuk PT yang anda dirikan. KBLI secara lengkap diatur dalam
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 95 Tahun 2015 tentang
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia. Di KBLI, anda bisa melihat
beragam jenis bidang usaha yang ada di Indonesia. Bidang-bidang usaha
ini tertera dalam bentuk kode-kode bidang usaha beserta penjelasan

4
cakupan per kode. Tidak semua kode di KBLI ini bisa anda masukkan
dalam SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan). Namun dengan mengetahui
bisnis anda masuk kode bidang usaha yang mana, anda akan tahu apakah
anda cukup memiliki SIUP atau justru harus mengurus jenis izin usaha
lainnya.  Jika ternyata bidang usaha yang akan anda jalankan tidak
terdapat dalam KBLI, maka anda dapat mengacu pada kode dengan
deskripsi bidang usaha yang mirip atau mendekati deskripsi bidang usaha
yang akan dijalankan perusahaan anda.
Kedua, terkait DNI (Daftar Negatif Investasi). Jika Anda berencana
mendirikan perusahaan dengan melibatkan modal asing, maka
memperhatikan KBLI saja tidak cukup. Anda juga wajib memperhatikan
DNI (Daftar Negatif Investasi). Modal asing adalah modal yang berasal
dari orang WNA (Warga Negara Asing) dan/atau perusahaan asing
(perusahaan yang didirikan bukan dengan hukum Indonesia). Ketika
perusahaan anda melibatkan modal asing, artinya anda harus mendirikan
PT PMA (Penanaman Modal Asing). DNI secara lengkap ada dalam
Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha
Yang Tertutup Dan Bidang Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang
Penanaman Modal (“Perpres 44/2016”). Perpres 44/2016 ini baru
ditandatangani Presiden Jokowi pada Mei 2016. Didalamnya diatur
persentase modal asing yang dapat masuk berdasarkan bidang usaha yang
ingin anda jalankan.
d.Kendala Persyaratan Administratif

Kendala ini meliputi berbagai persyaratan administratif dalam tiap


tahap pengurusan dokumen legalitas perusahaan. Misalnya untuk tahap
pengurusan SKDP (Surat Keterangan Domisili Perusahaan) dimana anda
perlu mengurus dulu BPJS Ketenagakerjaan atas nama perusahaan anda.
Hal ini karena sertifikat BPJS Ketenagakerjaan merupakan salah satu
dokumen yang dipersyaratkan saat anda mengurus SKDP. Selain BPJS
Ketenagakerjaan, anda juga perlu melampirkan Kartu Keluarga dari
Direktur Utama perusahaan anda. Selain SKDP, anda juga bisa mengalami
kendala saat mengurus NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Badan atas
nama perusahaan anda. Saat mengurus NPWP Badan ini, anda perlu
memastikan bahwa NPWP pribadi milik Direktur Utama perusahaan anda
sudah memiliki format terbaru dimana dalam kartu NPWP pribadi tersebut
tertera NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan alamat yang sama dengan
yang NIK dan alamat yang tertera dalam KTP (Kartu Tanda Penduduk)
dari Direktur Utama perusahaan anda. Jadi kalau Anda ingin mendirikan
PT atau mendirikan CV, sementara NPWP belum sesuai dengan format
terbaru tersebut, ada baiknya anda datang ke kantor pajak setempat untuk
memperbarui NPWP anda.

e.Kendala Modal Untuk Mendirikan Perusahaan

Ketika Easybiz berdiskusi dengan startup dan UMKM yang ingin


mendirikan perusahaan,  mayoritas  masih beranggapan bahwa mendirikan
perusahaan khususnya PT membutuhkan banyak modal dan biaya. Di

5
dalam UU 40/2007 memang terdapat ketentuan bahwa modal dasar
minimal Rp. 50 juta dan 25% dari modal dasar tersebut harus disetorkan
secara penuh.
Sadar bahwa aturan modal dasar dan modal disetor dapat
memberatkan pengusaha pemula, baru-baru ini Pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2016 tentang
Perubahan Modal Dasar Perseroan Terbatas (“PP 29/2016”). Dalam Pasal
1 ayat (3) PP 29/2016 ini disebutkan bahwa besaran modal dasar PT bisa
ditentukan berdasarkan  kesepakatan para pendiri PT. Artinya, anda dapat
menyimpangi aturan modal dalam UU 40/2007. Karena kemudahan ini,
PP 29/2016 ini juga menentukan bahwa dalam waktu 60 hari sejak akta
ditandatangani, bukti setor harus disampaikan ke Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia. Jadi tentukanlah modal sesuai kemampuan anda ya.

C. Keterbatasan Teori Perusahaan

Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan

mengorganisir berbagai sumber daya (orang, asset, fisik, keuangan, dan

informasi) yang bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa.

Keterbatasan Teoti Perusahaan

1. Adanya kesulitan menentukan apakan manajemen suatu perusahaan

memaksimumkan nilai perusahaan atau hanya memuaskan pemiliknya

sembari mencari tujuan lain.

2. Biaya dan manfaat dari setiap tindakan harus di pertimbangkan sebelum

keputusan di ambil.

3. Kritikan atas tanggung jawab sosial

D. Peranan Dunia Usaha Dalam Masyarakat

6
Kesejahteraan Sosial merupakan suatu kondisi yang harus diwujudkan
bagi seluruh warga negara di dalam pemenuhan kebutuhan material, spiritual,
dan sosial agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga
dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Hal ini merupakan salah satu amanat
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945
alinea keempat yang menyatakan bahwa negara melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Namun pada kenyataannya permasalahan yang berkaitan dengan
Kesejahteraan Sosial cenderung meningkat baik kualitas maupun kuantitas.
Masih banyak warga negara belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
karena kondisinya yang mengalami hambatan fungsi sosial, akibatnya mereka
mengalami kesulitan dalam mengakses sistem pelayanan sosial dan tidak
dapat menikmati kehidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial Undamg-Undang No 11 Tahun
2009 adalah upaya yang terarah, terpadu dan berkelanjutan yang dilakukan
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan
sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara. Permasalahan
sosial yang sering kita kenal dengan istilah PMKS (Penyandang Masalah
Kesejahteraan sosial) dengan 27 kategori merupakan fokus sasaran dari
penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Tujuan dari Penyelenggaraan
Kesejahteraan sosial sendiri agar PMKS dapat berfungsi sosial di
lingkungannya yaitu dapat memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup, dapat
menjalankan peran dan fungsinya baik didalam keluarga, kelompok atau
masyarakat serta dapat mengakses sistem sumber pelayanan publik dan
kesejahteraan sosial. Ketika keiga unsur ini terpenuhi maka maka selanjutnya
perlu adanya dukungan dari pemerintah dalam hal Pemberdayaan dan jaminan
sosial bagi mereka yang masih labil dalam kesejahteraan sosial.
Dalam melaksanakan tujuan dari Kesejahteraan sosial  tersebut tidak
hanyalah menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga menjadi tanggung
jawab seluruh elemen msyarakat termasuk didalamnya Dunia Usaha,
Stakeholder masyarakat dan Dunia Pendidikan. Dunia Usaha yang berbentuk
profit juga memiliki tanggung Jawab sosial terhadap kesejahteraan masyarakat
yang kita kenal dengan istilah CSR (Corporate Social Responsibility).
Kenapa Dunia Usaha juga memiliki tanggung jawab dalam penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial? Bukannya mereka hanya fokus pada pengembangan
bisnis/usaha yang bersifat profit. Untuk apa perlu repot repot menyisihkan
anggaran sebagai ongkos tambahan  yang tidak sedikit jumlahnya untuk
memikirkan kesejahteraan masyarakat. Bukankah mereka buka usaha
menggunakan uang pribadi dan hasil dari kerja keras mereka sendiri bukan
kerja bersama yang meilbatkan masyarakat kecuali para karyawan yang
bekerja didalamnya. Perusahaan hanya bertanggung jawab pada kesejahteraan
karyawannya. Apakah hanya itu saja? Jawaban ini yang kerap dilontarkan oleh
para pengusaha yang memiliki usaha. Setiap bentuk perusahaan mempunyai
tanggung jawab uuntuk mengmbangkan lingkungan sekitarnya melalui
program-program social seperti program-program pendidikan, sosial,
lingkungan, dan lain-lain. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan

7
suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan
memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas
setempat, ataupun masyyarakat luas bersamaan dengan peningkatan taraf
hidup pekerja beserta keluarganya. (Wibisono:2007). CSR di Indonesia telah
ada di Indonesia sejak tahun 1990-an. Hadirnya CSR di Indonesia dikarenakan
gerakan sosial berupa tekanan dari LSM lingkungan, LSM buruh, serta LSM
perempuan. Program CSR telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 25 tahuun
2007 tentang Penanaman Modal.

E. Manajer Sebagai Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan bagian dari fungsi-fungsi


manajemen. Jadi fungsi-fungsi manajemen terdiri
dari planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing (mem
enuhi kebutuhan dan mengatur Sumber Daya
Manusia), controlling (melakukan kontrol), directing (mengarahkan), dan
decision making (pengambilan keputusan).
Ada beberapa model dalam pengambilan keputusan (Turpin and
Marais, 2004).
1. Rasional Model (The Rational Model)
Manajer yang rasional melihat asumsi bahwa seorang pengambil keputusan yang
rasional dan dengan informasi yang lengkap. Proses pengambilan keputusan yang
rasional terdiri dari beberapa langkah sebagaimana diberikan oleh Simon pada
tahun 1977 (Turpin and Marais, 2004):
Intelligence: menemukan kesempatan untuk membuat keputusan
Design: menemukan, mengembangkan dan menganalisis kemungkinan jalur-jalur
untuk melakukan tindakan.
Choice: memilih jalur tertentu untuk melakukan tindakan dari alternative yang
tersedia; dan
Review: menilai pilihan-pilihan yang lalu.
Di dalam rasionalitas yang sempurna atau klasik, metode analisis keputusan
digunakan untuk menilai  manfaat pada setiap pilihan selama fase pemilihan
dengan menggunakan nilai numerik. Alternatif dengan manfaat yang paling tinggi
yang dipilih (Turpin and Marais, 2004). Dengan demikian manajer harus
mempunyai informasi yang lengkap tentang semua alternative, tentang manfaat
dan konsekuensinya, kemudian dihitung mana alternative yang lebih baik, dan
urutan prioritasnya.
2. The Model of Bounded Rationality (Model Rasional yang Terbatas)
(Simon’s, 1979)
Salah satu model pengambilan keputusan adalah The Model of Bounded
Rationality. Manajer yang rasional tidak selalu mempunyai informasi yang
lengkap dan pilihan yang optimal tidak selalu diperlukan. Menurut Simon (1979)
“perilaku rasional manusia dibentuk oleh sebuah gunting yang mempunyai dua
pisau  yang terbentuk dari lingkungan tugas dan kemampuan menghitung dari
aktornya”. Gunting ini memotong masalah yang besar menjadi masalah yang jauh
lebih kecil yang ketika dicari nampak. Rasionalitas yang terbatas (bounded
rationality) ditandai dengan aktivitas mencari dan memuaskan. Alternatif dicari 

8
dievaluasi secara berurutan. Jika sebuah alternative telah memenuhi kriteria
minimum secara implisit maupun eksplisit, maka dikatakan memuaskan dan
pencarian selesai. Proses pencarian  mungkin lebih mudah dengan
mengidentifikasi aturan di lingkungan tugas. Meskipun Simon telah mengklaim
teori bounded rationality (rasionalitas yang terbatas), tetap saja perilaku
rasionalitas. Untuk alasan ini, sejumlah peneliti seperti Huber (1981) dan Das dan
Tang (1999) tidak memisahkan antara rationalitas sempurna dan rasionalitas yang
terbatas di dalam klasifikasi model –model pengambilan keputusan (Turpin and
Marais, 2004).
3. The Incrementalist View
Pandangan incremental logis melibatkan proses langkah demi langkah tindakan
incremental (sedikit demi sedikit) dan tetap menggunakan strategi yang terbuka
untuk menyesuaikan.
4. The Organisational Procedures View
Pandangan prosedur organisasional  mencari untuk mengerti keputusan-keputusan
sebagai output dari standard operating procedures (SOP) yang diminta oleh
subunit organisasi.
5. The political view
Pandangan politik melihat pengambilan keputusan sebagai proses tawar-menawar
secara pribadi, digerakkan oleh agenda-agenda partisipan dari pada proses
rasional. Orang dibedakan berdasarkan pada tujuan organisasi, nilai-nilai dan
relevansi dari informasi. Proses pengambilan keputusan  tidak pernah berakhir,
tetapi peperangan tetap berlangsung antara koalisi yang berbeda.  Setelah satu
kelompok menang dalam peperangan itu, partai –partai lainnya mungkin
membentuk kelompok baru  atau bahkan menjadi lebih menentukan untuk
menang pada perputaran berikutnya.  Pengaruh dan kekuatan memegang dengan
cara yang disengaja  dan lebih jauh untuk kepentingan sendiri. Tujuan dari
koalisis didefinisikan oleh kepentingan diri sendiri dari pada oleh apa yang bagus
untuk organisasi secara keseluruhan.
6. The garbage can model
Pandangan kaleng sampah (The garbage can view) menjelaskan pengambilan
keputusan di dalam sebuah anarkhi yang terorganisir dan didasarkan pada karya
Cohen, March and Olsen (1972) (Turpin and Marais, 2004). Semacam pandangan
politik, model itu diasumsikan lingkungan yang pluaris dengan berbagai jenis
actor, tujuan dan pandangan.  Model tong sampah menekankan pada frakmentasi
dan sifat alamiah yang membingungkan dari pengambilan keputusan di dalam
organisasi-organisasi, dari pada manipulasi yang disengaja sebagai implikasi dari
pandangan politik.  Di dalam model tong sampah sebuah pengambilan keputusan
adalah sebuah luaran atau intepretasi dari beberapa arus independent yang relative
di dalam sebuah organisasi.  Arus-arus penyelesaian masalah  mencari solusi dan
kesempatan untuk mendapatkan udara. Model tersebut (mencari isu yang
dengannya mereka memberikan jawaban) dan partisipan (yang perhatiannya
terbagi dan siapa yang datang dan siapa yang pergi), bertemu satu sama lain pada
kesempatan pilihan, yang digambarkan dengan tong sampah. Ketika keputusan
dibuat, tong sampah dipindahkan. Hal ini mungkin terjadi tanpa semua masalah
mendapatkan solusinya atau beberapa masalah yang terkait  di dalam tong
sampah. Karena partisipan adalah mereka yang menghasilkan sampah atau

9
masalah dan solusi, pembuat keputusan secara total dependent atau tergantung
pada perbaikan dari tim partisipan  di dalam tong itu (Turpin and Marais, 2004).
7. The individual differences perspective
Perspektif perbedaan individu focus perhatiannya pada perilaku pemecahan
masalah manajer secara individual, dipengaruhi oleh gaya pengambilan keputusan
manajer, latar belakang dan kepribadiannya.  Perspektif perbedaan indinidu ini
mencoba menjelaskan  bagaimana manajer mungkin menggunakan cara-cara yang
berbeda atau menghasilkan luaran yang berbeda karena kepribadian yang
berbeda(Turpin and Marais, 2004).
8. Naturalistic decision-making
Pembuatan keputusan yang natural konsen dengan investigasi dan pemahaman
pengambilan keputusan di dalam konteks yang natural (alamiah). Fondasi empiris
pembuatan keputusan naturalis yang berbeda dengan model yang lain  seperti the
organisational procedures, garbage can or political views. Model pengambilan
keputusan naturalis ini dikenal juga dengan Recognition-Primed Decision (RPD)
model menurut Klein’s (1998) yang telah melakukan penelitian terhadap 600
keputusan yang dibuat orang dalam berbagai situasi  seperti pada pemadam
kebakaran, perawat dan tentara. Hal yang utama dari RPD adalah mengenal situasi
yang mirip dengan pengalaman sebelumnya. Bagian yang harus dikenali terlebih
dahulu adalah tujuan yang berhubungan dengan situasi itu, isarat penting dan apa
yang diharapkan. Selain itu juga jalur yang digunakan untuk bertindak dan
kemungkinan keberhasilannya (Turpin and Marais, 2004).

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nilai perusahaan adalah skor yang dimiliki oleh sebuah perusahaan


perseroan baik yang mendapatkan modal lokal atau asing. Skor ini
didapatkan berdasarkan beberapa poin penting yang membangun
perusahaan dari awal terbentuk sampai sekarang.
Kendala kendala perusahaan diantaranya Kendala Perizinan Usaha,
Kendala Domisili Usaha, Penentuan Bidang Usaha, Kendala Persyaratan
Administratif, Kendala Modal Untuk Mendirikan Perusahaan.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dan tentunya masih sangat jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu
penyusun berharap kepada para pembaca untuk bersedia memberikan kritik
ataupun saran yang sifatnya konstruktif agar bisa lebih baik lagi dalam menyusun
makalah yang serupa di masa yang akan datang

11
DAFTAR PUSTAKA

https://qwords.com/blog/nilai-perusahaan-adalah/.
https://www.easybiz.id/5-kendala-yang-sering-ditemui-dalam-membuat-

12
perusahaan
http://shintaprastantidewi.blogspot.com/2011/10/keterbatasan-teori-perusahaan-
dan-teori.html
https://www.swd.my.id/2019/01/peranan-dunia-usaha-dalam.html
http://nurhidayah.staff.umy.ac.id/pengambilan-keputusan-teori-dan-praktek/

13

Anda mungkin juga menyukai