Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENGANTAR BISNIS

MENGELOLA PERUSAHAAN DAN MENGORGNISASIKAN PERUSAHAAN BISNIS

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4 :

1. AINA NUUR ADLIN 2203090068


2. LARAS TRI AGUSTI 2203090069
3. FAJRA VIVIN AWILDIEKA 2203090070

DOSEN PENGAMPU : DINA AMALUIS, MM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

EONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS UNIVERSITAS PGRI SUMATERA

BARAT 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah yang telah memberikan rahmat serta hidayah nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mengelola Perusahaan dan Mengorganisasikan tepat
pada waktu yang telah ditentukan.

Terima kasih kepada Ibuk Dina Amaluis, MM selaku dosen pengampu mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik. Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas ini.

Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu penulis akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk membangun tugas ini
lebih baik lagi. Semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Padang, 24 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pendirian perusahaan
B. Manajemen resiko perusahaan
C. Fungsi perusahaan
D. Struktur dan bagan organisasi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu manajemen strategik muncul dan berkembang dengan pesat, kemunculannya


sebagai respon atas meningkatnya pergolakan lingkungan yang
penuhdenganketidakpastian.Manajemen strategik berorientasi mengenai pengelolaan perusahaan
secara menyeluruh dan berusaha menjelaskan mengapa beberapa perusahaan berkembang dan
maju dengan pesat, sedangkan yang lainnya tidak maju dan akhirnya bangkrut. Suatu
pengalaman dari Bruce Henderson dari Boston Consulting Group bahwa strategi intuitif tidak
dapat dilanjutkan secara baik jika : (1). Perusahaan telah menjadi besar; (2). Lapisan lapisan
manajemen meningkat; atau (3). Terjadi perubahan fundmental dalam lingkungan (Hunger,
Wheelen : 2007).

Lingkungan bisnis (business environment) memiliki pengaruh yang kuat terhadap


organisasi perusahaan, terlebih kondisi saat dunia bisnis sudah tidak terbatas oleh suatu teritorial
negara (borderless world), beralihanya hard technology ke smart technology serta perubahan
fundamental lainnya berdampak terhadap kebijakan yang akan diambil oleh manajemen
perusahaan (Hunger, Wheelen: 2007, Brooks : 1997, Lumpkin. Taylor :2005).

Suatu perusahaan yang menginginkansurvivedankeluarsebagai pemenang dalam bisnis


yang kompetitif (comparative advantage and competitive advantage) harus menciptakan pola
kebijakan perusahaan yang komprehensif yang tidak hanya melihat organisasi perusahaan saat
ini tetapi juga berorientasi untuk mencapai keunggulan bersaing di masa yang akan datang.
Persaingan yang semakin ketat dimasa mendatang memerlukan kreasi strategi baru berupa pola
strategi yang spesifik dan memadai. Pola tersebut harus dapat menampung perubahan-perubahan
yang terjadi dilingkungan bisnis dimasa mendatang (Barlett, Ghoshall : 1999).

Suatu struktur menurut bisnis modern harus menempatkan karyawan dari berbagai
tingkat kemampuan guna mencapai efisiensi yang maksimal. Struktur organisasi merupakan
suatu rangka kerjasama dari berbagai bagian menurut pola yang menghendaki adanya ketertiban,
penyusunan yang logis dan hubungan yang serasi. Jika perusahaan atau organisasi bisnis mampu
menerapkan dan mengkombinasikan seluruh aspek tersebut, maka bukanlah hal yang
mustahil jika usaha
mereka akan berhasil. Masalah yang sering dihadapi oleh pengusaha bisnis pada masa globalisasi
ini adalah kurangnya kemampuan mereka dalam mengorganisir perusahaan untuk go-global.

Komponen operasi dan struktural yang lazim dalam suatu bisnis mencakup serangkaian
pekerjaan yang harus dilakukandan keseluruhan tujuan spesifik. Setiap organisasi harus
mengembangkan struktur organisasiyang paling tepat – spesifikasi dari pekerjaan yang dilakukan
dan cara mereka berhubungan satu sama lain. Sebagian besar organisasi hampir secara terus
menerus mengganti strukturnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pendirian Suatu Perusahaan ?
2. Bagaimana Mengatasi Manajemen Resiko ?
3. Apa Saja Fungsi Perusahaan ?
4. Bagaimana Struktur Dan Bagan Suatu Perusahaan ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui Bagaimana Pendirian Suatu Perusahaan
2. Mengetahui Bagaimana Cara Mengatasi Manajemen Resiko
3. Mengetahui Apa Saja Fungsi Perusahaan
4. Mengetahui Bagaimana Struktur Dan Bagan Suatu Perusahaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENDIRIAN PERUSAHAAN

Pendirian badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dapat dilakukan oleh satu orang
sebagai Pemegang saham sekaligus Direktur. Sebagaimana telah diresmikannya Undang-
Undang Cipta Kerja No. 11 tahun 2020 (UU Cipta Kerja) Tentunya hal ini sangat
mendukung kemudahan para pelaku usaha dalam membangun usahanya.

 Syarat Mendirikan Perusahaan

1. Pengajuan Nama Perseroan Terbatas

Pengajuan nama perusahaan didaftarkan oleh notaris melalui Sistem Administrasi Badan
Hukum (Sisminbakum) Kemenkumham.

Dengan persyaratan :

- Melampirkan formulir asli dan pendirian surat kuasa.

- Melampirkan foto kopi Kartu Identitas Penduduk (KTP) para pendiri dan para pengurus
perusahaan.

- Melampirkan foto kopi Kartu Keluarga (KK) pimpinan/pendiri PT.

2. Pembuatan Akta Pendirian PT

Pembuatan akta pendirian dilakukan oleh notaris yang berwenang di seluruh wilayah
negara Republik Indonesia untuk selanjutnya mendapatkan pesetujuan dari Menteri
Kemenkumham. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan akta ini, yaitu :

- Kedudukan PT, yang mana PT harus berada di wilayah Republik Indonesia dengan
menyebutkan nama Kota di mana PT melakukan kegiatan usaha sebagai Kantor Pusat.

- Pendiri PT minimal 2 orang atau lebih.

- Menetapkan jangka waktu berdirinya PT: selama 10 tahun, 20 tahun atau lebih atau
bahkan tidak perlu ditentukan lamanya, atau berlaku seumur hidup.
- Menetapkan maksud, tujuan, dan kegiatan usaha PT.

- Akta Notaris yang berbahasa Indonesia.

- Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka peleburan.

- Modal dasar minimal Rp.50.000.000,- (lima puluh juta Rupiah) dan modal disetor
minimal 25% (duapuluh lima persen) dari modal dasar.

- Minimal 1 orang Direktur dan 1 orang Komisaris; dan.

- Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia, kecuali PT dengan Modal Asing atau biasa disebut PT PMA.

3. Pembuatan SKDP

Permohonan SKDP (Surat Keterangan Domisili Perusahaan) diajukan kepada kantor


kelurahan setempat sesuai dengan alamat kantor PT berada. Sebagai bukti keterangan atau
keberadaan alamat perusahaan (domisili gedung, jika di gedung). Persyaratan lain yang
dibutuhkan adalah: foto kopi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir, Perjanjian Sewa
atau kontrak tempat usaha bagi yang berdomisili bukan di gedung perkantoran, Kartu Tanda
Penduduk (KTP) Direktur, Izin Mendirikan Bangun (IMB) jika PT tidak berada di gedung
perkantoran.

4. Pembuatan NPWP

Permohonan pendaftaran NPWP diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak sesuai
dengan keberadaan domisili PT. Persyaratan lain yang dibutuhkan, adalah: NPWP pribadi
Direktur PT, foto kopi KTP Direktur (atau foto kopi Paspor bagi WNA, khusus PT PMA),
SKDP, dan akta pendirian PT.

5. Pembuatan Anggaran Dasar Perseroan

Permohonan ini diajukan kepada Menteri Kemenkumham untuk mendapatkan


pengesahan Anggaran Dasar Perseroan (akta pendirian) sebagai badan hukum PT sesuai dengan
UUPT.

 Persyaratan yang dibutuhkan antara lain :

- Bukti setor bank senilai modal disetor dalam akta pendirian.


2
- Bukti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebagai pembayaran berita acara
negara

- Asli akta pendirian.

6. Mengajukan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

SIUP berguna agar PT dapat menjalankan kegiatan usahanya. Namun perlu untuk
diperhatikan bahwa setiap perusahaan patut membuat SIUP, selama kegiatan usaha yang
dijalankannya termasuk dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLUI)
sebagaimana Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 Tentang Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia.

Permohonan pendaftaran SIUP diajukan kepada Kepala Suku Dinas Perindustrian dan
Perdagangan dan/atau Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan kota atau
kabupaten terkait sesuai dengan domisili PT. Adapun klasifikasi dari SIUP berdasarkan
Peraturan Menteri Perdagangan No.39/M-DAG/PER/12/2011 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Perdagangan No.36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha
Perdagangan adalah sebagai berikut :

- SIUP Kecil, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan bersihnya lebih
dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

- SIUP Menengah, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan bersihnya
lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
10.000.000.000,- (sepuluh milyar Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
Usaha.

- SIUP Besar, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan bersihnya
lebih dari Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar Rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.

7. Mengajukan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

3
Permohonan pendaftaran diajukan kepada Kepala Suku Dinas Perindustrian dan
Perdagangan dan/atau Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan kota atau
kabupaten terkait sesuai domisili perusahaan. Bagi perusahaan yang telah terdaftar akan
diberikan sertifikat TDP sebagai bukti perusahaan/badan usaha telah melakukan wajib daftar
perusahaan sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
No.37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan.

8. Berita Acara Negara Republik Indonesia (BNRI)

Perseroan Terbatas atau PT melakukan wajib daftar perusahaan dan mendapatkan


pengesahan dari Menteri Kemenkumham, maka harus diumumkan dalam BNRI. Maka
perusahaan pun telah sah statusnya sebagai PT yang berbadan hukum.

B. MANAJEMEN RESIKO PERUSAHAAN


 Ada beberapa definisi dari manajemen risiko organisasi/perusahaan pada umumnya,
diantaranya:

1. Manajemen risiko adalah seperangkat kebijakan, prosedur yang lengkap, yang dipunyai
organisasi, untuk mengelola, memonitor, dan mengendalikan eksposur organisasi terhadap risiko
(SBC Warburg, The Practice of Risk Management, Euromoney Book, 2004)

2. Enterprise Risk Management adalah kerangka yang komprehensif, terintegrasi, untuk


mengelola risiko kredit, risiko pasar, modal ekonomis, transfer risiko, untuk memaksimumkan
nilai perusahaan (Lam, James, Enterprise Risk Management, Wiley, 2004)

3. Enterprise Risk Management (ERM) adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh manajemen,
board of directors, dan personel lain dari suatu organisasi, diterapkan dalam setting strategi, dan
mencakup organisasi secara keseluruhan, didesain untuk mengidentifikasi kejadian potensial
yang mempengaruhi suatu organisasi, mengelola risiko dalam toleransi suatu organisasi, untuk
memberikan jaminan yang cukup pantas berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi. (COSO,
COSO Enterprise Risk anagement - Integrated Framework.

4
C. FUNGSI PERUSAHAAN

Sebuah perusahaan memiliki tugas utama yaitu memonitoring, menganalisis dan menyelidiki
terkait perekonomian perusahaan itu sendiri.

 Fungsi perusahaan dibagi ke dalam beberapa segi, yaitu:


1. Fungsi Ekonomi.

Sebuah perusahaan memiliki tugas utama yaitu memonitoring, menganalisis dan menyelidiki
terkait perekonomian perusahaan itu sendiri.

2. Fungsi Akuntansi,

berguna untuk menjaga kekayaan perusahaan, memastikan prosedur perusahaan dijalankan


dengan baik, menjaga keandalan informasi akuntansi serta mendorong efisiensi kerja dalam
perusahaan.

3. Fungsi Produksi,

yaitu menciptakan hingga menambah fungsi dari sebuah barang atau bisa juga jasa. Proses
produksi tentunya ada berbagai macam yang bisa disesuaikan dengan bidang perusahaan
bergerak.

4. Fungsi Pemasaran,

yaitu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan melalui proses pertukaran yang saling
menguntungkan antara produsen dan konsumen. Banyak metode pemasaran yang digunakan oleh
setiap perusahaan bergantung pada kreativitas masing-masing untuk bisa mendapatkan perhatian
dari konsumennya.

5. Fungsi Personalia,

merupakan pegawai atau personel yang diberikan tanggung jawab sesuai dengan bidang
keahliannya masing-masing. Sehingga adanya fungsi personalia ini juga sangat penting untuk
menjaga agar efektivitas serta efisiensi pekerjaan yang dilakukan dalam perusahaan dapat
berjalan secara optimal sesuai yang diharapkan sebelumnya.

C. STRUKTUR DAN BAGAN ORGANISASI

5
 Definisi Bagan
Organisasi Bagan yang memperlihatkan adanya saling keterkaitan berbagai posisi pada
suatu organisasi dalam pengertian wewenang dan tanggung jawabnya; pada dasarnya
terdapat tiga pola organisasi, yaitu organisasi lini, organisasi fungsional, dan organisasi
lini dan staff (organization chart). Bagan organisasi atau struktur organisasi adalah
diagram yang menyampaikan struktur internal perusahaan secara visual dengan
menjelaskan peran, tanggung jawab, dan hubungan antar individu dalam suatu lembaga
atau organisasi. Bagan organisasi menggambarkan secara luas seluruh perusahaan atau
menelusuri ke departemen atau unit tertentu.

 Struktur dan Bagan Organisasi

 Penjelasan struktur
Struktur organisasi adalah suatu diagram yang menggambarkan rantai perintah,
hubungan pekerjaan, tanggung jawab, rentang kendali dan pimpinan organisasi berfungsi

6
sebagai kerangka kerja dan tugas pekerjaan yang dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasi
secara formal. Struktur organisasi menunjukkan alur perintah yang mengindikasikan
jabatan pekerjaan yang harus dipertanggung jawabkan oleh masing-masing tipe
karyawan.

Struktur Organisasi (Pengertian, Unsur, Jenis, Bentuk dan Faktor yang


Mempengaruhi)
Struktur organisasi menggambarkan kerangka dan susunan hubungan diantara fungsi,
bagian atau posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah
untuk menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan terhadap atasan dan
pada akhirnya memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi
tetap hidup walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan
lingkungan.

Penyusunan struktur organisasi yang sesuai dalam manajemen dapat mendorong


peningkatan efektivitas kegiatan usaha. Dengan adanya struktur organisasi, maka
stabilitas dan kontinuitas organisasi tetap bertahan. Struktur organisasi berfungsi sebagai
alat untuk membimbing ke arah efisiensi dalam penggunaan pekerja dan seluruh sumber
daya yang dibutuhkan dalam meraih tujuan organisasi.

 Pengertian Struktur Menurut Ahli


Menurut Robbins dan Coulter (2007), struktur organisasi adalah kerangka kerja
formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi,
dikelompokkan dan dikoordinasikan.
Menurut Hasibuan (2004), struktur organisasi adalah suatu diagram yang
menggambarkan tipe organisasi, perdepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis
wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab,
rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.
Menurut Siswanto (2005), struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja
dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang
dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja.

7
Menurut Robbin (2003), struktur organisasi adalah rantai perintah yang
digambarkan secara grafis dengan menggunakan bagan organisasi.
Menurut Sunarto (2003), struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas
pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasi secara formal.

 Unsur-Unsur Struktur Organisasi


Menurut Hasibuan (2010), berdasarkan hubungan yang ada pada organisasi
terdapat lima jenis bentuk struktur organisasi, yaitu sebagai berikut:

1. Bentuk organisasi lini/garis/komando


Bentuk organisasi garis ini pertama kali muncul di kalangan militer dan
merupakan bentuk organisasi yang paling tua. Bentuk ini diciptakan oleh Henry Fayol, di
samping itu bentuk organisasi garis merupakan bentuk organisasi yang paling sederhana.
Disebut sebagai organisasi lini/garis/komando apabila pucuk pimpinan dipandang sebagai
sumber kekuasaan tunggal. Seluruh ketentuan, keputusan, dan kebijakan berada pada
pucuk pimpinan. Wewenang pucuk pimpinan didelegasikan kepada satuan-satuan unit di
bawahnya berdasarkan garis komando. Pada bentuk organisasi lini/komando dikenal
adanya unsur pimpinan dan unsur pelaksana. Pimpinan yang dimaksud merupakan pucuk
pimpinan tunggal di struktur organisasi. Sedangkan pelaksana merupakan orang-orang
atau unit yang terlibat langsung dalam pencapaian tujuan organisasi.
2. Bentuk organisasi fungsional

Organisasi fungsional merupakan suatu bentuk departementasi. Setiap orang


terlibat dalam sebuah kegiatan fungsional, seperti kegiatan pemasaran atau keuangan,
yang dikelompokkan ke dalam satu unit. Organisasi ini merupakan bentuk organisasi
yang disusun berdasarkan fungsi yang telah dibuat sesuai dengan kepentingan organisasi.
Organisasi fungsional memiliki beberapa ciri khusus antara lain wewenang dari pucuk
pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi yang ada di bawahnya, sehingga
seorang bawahan dapat menerima perintah dari beberapa orang pimpinan, tidak
menekankan hierarki struktural.

3. Bentuk organisasi lini dan staf

8
Organisasi yang telah berkembang semakin luas, akan timbul berbagai kesulitan
bagi seorang pimpinan dalam mengambil suatu keputusan (decision making), sehingga
pimpinan tersebut merasa perlu untuk minta bantuan kepada orang lain yang dianggap
mampu dan ahli. Oleh sebab itu, dibentuk-lah suatu staf penasehat yang merupakan
kumpulan orang-orang yang ahli dalam bidang-bidang tertentu. Adapun tugas dari staf
tersebut adalah membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan.

4. Bentuk organisasi fungsi dan lini

Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan


kepada per-kepala unit (Kepala Bagian) untuk mengambil keputusan dalam bidang
pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang
kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil
tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau
tingkatan.

5. Bentuk organisasi lini, staf dan fungsi

Bentuk organisasi gabungan ini pada dasarnya merupakan bentuk dari kombinasi
struktur organisasi yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga bentuk struktur
organisasinya dapat berupa gabungan dari bentuk organisasi garis dan staf, garis dan
fungsional, fungsional dan staf atau kombinasi dari ketiga bentuk organisasi tersebut.
Sehingga bentuk struktur organisasi gabungan ini akan mempunyai kebaikan serta
kelemahannya mengikuti kebaikan maupun kelemahan organisasi yang dibentuknya
dalam rangka penggabungan tersebut.

6. Bentuk Organisasi Komite (Commite Organization)

Suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama


dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite (panitia = committees organization)
mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan kolektif
presidium/plural executive dan komite ini bersifat manajerial. Komite dapat juga bersifat
formal atau informal, komite-komite itu dapat dibentuk sebagai suatu bagian dari struktur
organisasi formal, dengan tugas-tugas dan wewenang dibagikan secara khusus. Suatu
organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya dilaksanakan secara
kolektif. Organisasi komite terdiri dari:

9
Executive Committee (Pimpinan Komite), yaitu para anggotanya mempunyai wewenang
lini.

Staff Committee, yaitu orang-orang yang hanya mempunyai wewenang staf.

 Faktor Mempengaruhi Struktur Organisasi


Menurut Robbins dan Coulter (2007), terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi pembuatan struktur organisasi, yaitu sebagai berikut :
1. Pembagian pekerjaan (division of work)
Pembagian pekerjaan adalah tingkat dimana tugas dalam sebuah organisasi dibagi
menjadi pekerjaan yang berbeda. Setiap orang tidak akan mampu melakukan seluruh
aktivitas dalam tugas-tugas yang paling rumit, dan tidak seorang pun akan memiliki
keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan berbagai tugas yang tercakup dalam
suatu pekerjaan yang rumit. Melaksanakan suatu tugas yang memerlukan sejumlah
langkah, perlu diadakan pemilahan bagian-bagian tugas dan membagi-bagikan kepada
sejumlah orang, pembagian kerja yang dispesialisasikan seperti itu memungkinkan orang
mempelajari keterampilan dan menjadi pakar dalam bidang pekerjaan tertentu.
2. Departementalisasi

Departementalisasi adalah kegiatan pengelompokan pekerjaan dan para spesialis


akibat pembagian kerja. Oleh karena itu departementalisasi adalah cara organisasi
mengkoordinasikan kegiatan yang telah dibedakan secara horizontal. Departementalisasi
merupakan dasar yang digunakan untuk mengelompokkan sejumlah pekerjaan menjadi
satu kelompok Setiap organisasi terdiri dari beberapa departemen (divisi kerja).
Banyaknya bagian suatu organisasi tergantung dari kebutuhan perusahaan bersangkutan.
Asas departementalisasi adalah mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang sama dan
berkaitan erat ke dalam suatu unit kerja.

3. Hierarki

Hierarki adalah garis wewenang yang tidak terputus yang membentang dari
tingkatan atas organisasi hingga tingkatan paling bawah dan menjelaskan hubungan si
pelapor kepada si penerima laporan. Pada hierarki terdapat pendelegasian dalam
mengerjakan tugas. Pendelegasian dapat didefinisikan sebagai pemberian

10
otoritas/kekuasaan formal dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan tertentu
yakni para manajer mengalokasikan wewenang kepada orang-orang yang melapor
kepadanya atau bawahannya. Pendelegasian wewenang oleh atasan kepada bawahan
perlu agar suatu organisasi berfungsi secara rinci karena tidak ada atasan yang dapat
mengawasi setiap tugas-tugas organisasi, terlebih apabila organisasi tersebut mempunyai
aktivitas yang banyak dan kompleks.

4. Koordinasi

Koordinasi adalah proses menyatukan aktivitas dari departemen yang terpisah


untuk mencapai sasaran organisasi secara efektif. Koordinasi adalah proses
pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah
(departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi mencapai tujuan organisasi
secara efisien. Terdapat dua jenis koordinasi, yaitu:

-Koordinasi Horizontal. Koordinasi yang dilakukan antar departemen atau antar bagian
yang mempunyai activity level of authority yang sama dalam mencapai tujuan
perusahaan secara keseluruhan.

-Koordinasi Vertikal. Merupakan tindakan atau kegiatan penyatuan, pengarahan,


kesatuan kerja yang ada dibawah wewenang dan tanggung jawabnya.

5. Rentang manajemen (span of control)

Rentang manajemen adalah jumlah karyawan yang dapat dikelola oleh seorang
pimpinan secara efisien dan efektif. Rentang kendali sangat penting dalam organisasi
karena rentang kendali menentukan jumlah tingkatan dan manajer yang dimiliki
organisasi. Rentang yang terlalu lebar bisa mengakibatkan perhatian manajer tercerai-
berai dan para bawahannya kurang mendapat bimbingan dan pengendalian. Rentang yang
terlalu sempit bisa mengakibatkan kemampuan manajer tidak tercurah sepenuhnya.
Rentang manajemen yang tidak sesuai bisa menghambat produktivitas, efisiensi, dan
memperbesar biaya meskipun hasil penelitian mengenai hal ini tidak konsisten. Pedoman
dalam memilih rentang yang sesuai mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan
dengan situasi, bawahan, dan manajer.

11
6. Kesatuan perintah (unity of command)

Dalam setiap organisasi terdapat berbagai tingkat dan jenjang jabatan. Semua
mereka berperan sebagai pimpinan sekelompok orang lain. Artinya, dalam kenyataan
seseorang anggota organisasi mempunyai lebih dari seorang atasan, misalnya; dipimpin
oleh seorang manajer yang menduduki jabatan pimpinan yang paling rendah dalam
organisasi, seperti mandor, kepala seksi dan berbagai literatur lainnya. Pejabat pimpinan
tingkat rendahan ini juga dipimpin oleh manajer yang memangku jabatan pimpinan yang
lebih tinggi. Demikian seterusnya sampai pada tingkat jabatan manajerial puncak dalam
organisasi.

Dalam operasionalisasinya, penerapan prinsip kesatuan perintah biasanya dilaksanakan


berdasarkan pendekatan one step down. Artinya, seorang manajer memberikan perintah kepada
orang-orang yang setingkat lebih rendah dari-padanya yang meneruskannya ke tingkat yang
lebih bawah lagi apabila hal itu diperlukan. Dengan demikian dapat dicegah kesimpang siuran,
bukan hanya dalam pemberian perintah, akan tetapi juga dalam hal pertanggungjawaban.
Dampak positif dari penerapan prinsip ini terlihat tidak hanya dalam hal adanya kepastian
perintah yang diterima oleh seseorang, akan tetapi juga berkaitan langsung dengan pembinaan
perilaku para bawahan yang bersangkutan.

12
13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen yang efektif dimulai dengan menetapkan sasaran yaitu :

1. Memberikan pedoman bagi para manajer


2. Membantu mengalokasikan sumber daya
3. Membantu menentukan budaya perusahaan
4. Membantu manajer menilai kinerja

Perencanaan terjadi dalam tiga level yang membantu hierarki, karena impentasi rencana praktis
hanya terjadi bila ada aliran logis dari satu level ke level berikutnya. Ditentukan oleh dewan dan
manajemen puncak, rencana strategi mencerminkan keputusan tentang alokasi sumber daya,
prioritas perusahaan dan rencana strategi.

B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan dalam pembahasan materi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya. Dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, S dan Coulter, M. 2007. Manajemen. Jakarta: Indeks.

Hasibuan, Malayu, S.P. 2004. Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu, S.P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Siswanto, Bejo. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrarif dan
Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Robbins, S.P. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: Index.

Sunarto. 2003. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Amus

Yogyakarta. Stoner, James. 1996. Manajemen. Jakarta:

Prenhallindo.

Suhartono, Iman. "Manajemen Kinerja Pada Perusahaan Bisnis Dari Manajemen Kinerja
Tradisional Ke Manajemen Kinerja Baru." Among Makarti 3.1 (2012).

Riani, Rezky; Dr. Heni Mutlarsih Jumhur, S.H., M.H., 2020. Implementasi Manajemen
Risiko pada Kementerian Keuangan Menurut Keputusan Menteri Keuangan (KMK) NO.
577. Universitas Telkom,

Nurhayati, Tatiek, and Ahmad Darwansyah. "Peran struktur organisasi dan sistem remunerasi
dalam meningkatkan kinerja." Jurnal Ekonomi dan Bisnis 14.1 (2013): 1-16.

Ahmad, Saudah, Chew Ng, and Lisa Ann McManus. "Enterprise risk management (ERM) implementation:

Some empirical evidence from large Australian companies." Procedia-Social and Behavioral
Sciences 164 (2014): 541-547.

Anda mungkin juga menyukai