Disusun Oleh:
1. NI WAYAN SUGIANTARI (22 / 2102612010735)
2. NI NYOMAN DIAH WIRANTARI (27 / 2102612010740)
3. NI KADEK YUNITA ADELIA (28 / 2102612010741)
i
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji Syukur kami ucapkan kehadapan tuhan yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi
Wasa karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Letak Perusahaan dan Prosedur Mendirikan Perusahaan” Ini dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas Perpajakan. Rasa
Terimakasih kami kepada yang terhormat Bapak Dr. Drs. I Nengah Sudja, M.M. Selaku dosen
mata kuliah Manjemen Bisnis, serta semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan
makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Harapan kami bahwa makalah yang berjudul “Letak Perusahaan dan Prosedur
Mendirikan Perusahaan” ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan
pengetahuan. Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna dengan keterbatasan yang
kami miliki. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan Terima Kasih.
Om Shanti, Shanti, Shanti, Om.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
2.1 Pentingnya Letak Perusahaan....................................................................................3
2.2 Jenis-jenis Letak Perusahaan.....................................................................................4
2.3 Cara-cara Menentukan Letak Perusahaan..................................................................5
2.4 Prosedur Mendirikan PT, CV, Perusahaan Perseorangan..........................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Jenis-jenis Letak Perusahaan
Persoalan dalam memilih letak atau lokasi perusahaan yang strategis dapat
diklasifikasikan kedalam dua jenis yiatu:
1. Pemilihan Lokasi (Location Selection).
Pemilihan lokasi adalah suatu keputusan yang bersifat makro yang menyangkut
dengan pemilihan negara-negara mana saja, daerah-daerah mana saja dalam suatu
negara, dan masyarakat-masyarakat mana saja di dalam suatu daerah atau kota di
suatu negara tertentu.
2. Pemilihan Tapak (Site Selection).
Pemilihan tapak adalah suatu keputusan yang bersifat mikro yang menyangkut
dengan lahan tanah tertentu milik perusahaan, dimana pelayanan perusahaan dapat
dioperasionalisasikan.
5
b. Dekat dengan pasar, misalnya: pabrik roti, rumah makan.
c. Dekat dengan pemasok tenaga kerja, misalnya: pabrik rokok, pabrik
kembang gula.
d. Dekat dengan penyedia sumebr tenaga/energi, misalnya: aluminium, baja.
e. Iklim, perusahan yang tergantung dengan iklim/udara, misalnya: teh,
kapas, jamur.
f. Ongkos transpor, misalnya: pabrik mobil.
g. Besarnya suplai modal, tergantung pada pemilikan dalam menanam modal
dan suku bungan yang rendah.
6
- Melampirkan foto kopi Kartu Keluarga (KK) pimpinan/pendiri PT.
b. Pembuatan Akta Pendirian PT
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan akta ini, yaitu:
- Kedudukan PT, yang mana PT harus berada di wilayah Republik Indonesia
dengan menyebutkan nama Kota di mana PT melakukan kegiatan usaha sebagai
Kantor Pusat.
- Pendiri PT minimal 2 orang atau lebih.
- Menetapkan jangka waktu berdirinya PT: selama 10 tahun, 20 tahun atau lebih
atau bahkan tidak perlu ditentukan lamanya, atau berlaku seumur hidup.
- Menetapkan maksud, tujuan, dan kegiatan usaha PT.
- Akta Notaris yang berbahasa Indonesia.
- Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka
peleburan.
- Modal dasar minimal Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan modal disetor
minimal 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar.
- Minimal 1 orang Direktur dan 1 orang Komisaris; dan.
- Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia, kecuali PT dengan Modal Asing atau biasa disebut PT PMA.
c. Pembuatan SKDP
Permohonan SKDP (Surat Keterangan Domisili Perusahaan) diajukan kepada
kantor kelurahan setempat sesuai dengan alamat kantor PT berada. Sebagai bukti
keterangan atau keberadaan alamat perusahaan (domisili gedung, jika di gedung).
Persyaratan lain yang dibutuhkan adalah: foto kopi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
tahun terakhir, Perjanjian Sewa atau kontrak tempat usaha bagi yang berdomisili
bukan di gedung perkantoran, Kartu Tanda Penduduk (KTP) Direktur, Izin
Mendirikan Bangun (IMB) jika PT tidak berada di gedung perkantoran.
d. Pembuatan NPWP
Permohonan pendaftaran NPWP diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak sesuai dengan keberadaan domisili PT. Persyaratan lain yang dibutuhkan,
adalah: NPWP pribadi Direktur PT, foto kopi KTP Direktur (atau foto kopi Paspor
bagi WNA, khusus PT PMA), SKDP, dan akta pendirian PT.
7
e. Pembuatan Anggaran Dasar Perseroan
Permohonan ini diajukan kepada Menteri Kemenkumham untuk mendapatkan
pengesahan Anggaran Dasar Perseroan (akta pendirian) sebagai badan hukum PT
sesuai dengan UUPT. Persyaratan yang dibutuhkan antara lain:
- Bukti setor bank senilai modal disetor dalam akta pendirian.
- Bukti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
- Asli akta pendirian.
f. Mengajukan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
SIUP berguna agar PT dapat menjalankan kegiatan usahanya. Namun perlu
untuk diperhatikan bahwa setiap perusahaan patut membuat SIUP, selama kegiatan
usaha yang dijalankannya termasuk dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLUI) sebagaimana Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57
Tahun 2009 Tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia. Adapun
klasifikasi dari SIUP berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No.39/M-
DAG/PER/12/2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perdagangan
No.36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan
adalah sebagai berikut:
- SIUP Kecil, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp.500.000.000 (lima ratus juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
- SIUP Menengah, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp.10.000.000.000 (sepuluh milyar Rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat Usaha.
- SIUP Besar, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp. 10.000.000.000 (sepuluh milyar Rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
g. Mengajukan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Permohonan pendaftaran diajukan kepada Kepala Suku Dinas Perindustrian
dan Perdagangan dan/atau Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan
8
kota atau kabupaten terkait sesuai domisili perusahaan. Bagi perusahaan yang telah
terdaftar akan diberikan sertifikat TDP sebagai bukti perusahaan/badan usaha telah
melakukan wajib daftar perusahaan sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan
Republik Indonesia No.37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan
Pendaftaran Perusahaan.
h. Berita Acara Negara Republik Indonesia (BNRI)
Perseroan Terbatas atau PT melakukan wajib daftar perusahaan dan
mendapatkan pengesahan dari Menteri Kemenkumham, maka harus diumumkan
dalam BNRI. Maka perusahaan pun telah sah statusnya sebagai PT yang berbadan
hukum.
2. Prosedur Mendirikan CV
a) Memilih Nama CV dan Mengajukannya ke Kemenkumham
Pengajuan permohonan pemesanan nama CV dilakukan melalui Sistem
Administrasi Badan Usaha (SABU.) Nama yang akan diberikan harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, yaitu: Ditulis dengan huruf latin Belum dipakai secara sah
oleh CV lain dalam SABU Tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau
kesusilaan Tidak sama atau mirip dengan nama lembaga negara, lembaga
pemerintah, atau lembaga internasional kecuali mendapat izin dari lembaga yang
bersangkutan. Tidak terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf, atau rangkaian
huruf yang tidak membentuk kata.
b) Membuat Akta Pendirian di Hadapan Notaris
Salah satu sekutu CV, yakni sekutu aktif atau pasif silahkan menghadap ke
notaris. Kemudian menyerahkan data yang sudah dipersiapkan ke Notaris karena
Akta Pendirian CV akan dibuat oleh Notaris. Data yang diberikan berupa:
- Nama CV
- Tempat dan Kedudukan CV
- Maksud dan Tujuan CV
- Modal serta kepemilikan modal
- Struktur kepengurusan CV
9
c) Mendapatkan Surat Keterangan Terdaftar (SKT)
Untuk mengajukan permohonan pendaftaran CV para pendiri harus
menyiapkan dokumen pendukung berupa: Pernyataan secara elektronik dari
pemohon yang menyatakan bahwa dokumen untuk pendaftaran CV telah lengkap;
dan Pernyataan dari korporasi mengenai informasi pemilik manfaat CV.
Sebagai informasi tambahan, dokumen untuk pendaftaran CV tersebut akan
disimpan oleh notaris yang meliputi:
- Minuta akta pendirian CV: Identitas pendiri yang terdiri dari nama pendiri,
domisili dan pekerjaan, Kegiatan usaha, Hak dan kewajiban para pendiri, Jangka
waktu CV
- Fotokopi surat keterangan mengenai alamat lengkap CV Permohonan
pendaftaran CV yang telah diterima oleh DJAHU akan diberikan tanda bukti
berupa Surat Keterangan Terdaftar (SKT). Menurut Pasal 1 angka 11
Permenkumham 17/2018, SKT merupakan surat tanda bukti yang diterbitkan
oleh menteri atas pendaftaran CV. Pemberian SKT akan dilakukan secara
elektronik oleh DJAHU.
d) Mengajukan Permohonan NPWP
Pengurusan NPWP menyesuaikan dengan domisili CV dan diurus ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) untuk mendapatkan NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar
Pajak (SKT Pajak).
e) Mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB)
Pengurusan NIB dilakukan melalui sistem Online Single Submission (OSS).
NIB dapat digunakan sebagai identitas usaha CV dan dapat digunakan untuk
mengurus izin usaha dan izin operasional/komersial.
f) Mengurus Izin Usaha dan Izin Operasional/Komersial
Setelah itu, mengurus izin usaha untuk menjalankan kegiatan usaha yang
dijalankan. Selain izin usaha, dalam menjalankan usaha juga memerlukan izin
operasional. Penerbitan izin usaha dan izin operasional harus berdasarkan dengan
pemenuhan komitmen. Pengurusan izin usaha dan izin operasional saat ini dapat
dilakukan melalui Online Single Submission (OSS).
3. Prosedur Mendirikan Perusahaan Perseorangan
a. Siapkan Akta Pendirian Perusahaan
1
Akta ini merupakan tanda usaha yang Anda jalankan sudah mempunyai
kekuatan hukum. Akta pendirian perusahaan ini disahkan oleh Kemenkumham atau
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Isi dari akta ini adalah identitas
perusahaan seperti, nama pendiri dan pemilik, alamat, unit usaha, dan anggaran dasar
yang merupakan landasan operasional perusahaan. Di akhir surat harus ada tanda
tangan dari notaris. Jika perusahaan tidak memiliki akta pendirian perusahaan ini,
artinya bisnis tersebut tidak memiliki kekuatan hukum. Sewaktu-waktu pihak yang
berwenang bisa membubarkan perusahaan yang berdiri tanpa izin, karena dianggap
sebagai usaha liar. Oleh karena itu penting untuk memiliki surat perizinan ini.
b. Siapkan Surat Izin Tempat Usaha
Perusahaan perseorangan juga membutuhkan Surat Izin Tempat Usaha. Isi
surat ini menerangkan lingkungan tempat usaha tidak terganggu dengan adanya
usaha tersebut. Cara mendapatkannya dengan mengisi formulir ke petugas perizinan.
Jika usaha yang didirikan tidak memberikan dampak yang buruk untuk lingkungan
sekitar perusahaan maka Surat Izin Tempat Usaha akan diterbitkan.
c. Siapkan Surat Izin Usaha Perdagangan
Surat Izin Usaha Perdagangan dibutuhkan saat mendirikan perusahaan
perseorangan. Isinya adalah izin operasional para pelaku bisnis yang berdagang
barang atau jasa. Untuk bisa mendapatkan Surat Izin Usaha Perdagangan, saat
mengurusnya harus menyertakan Surat Izin Tempat Usaha dan akta pendirian. Masa
berlaku hanya 5 tahun dan bisa diperpanjang. Namun sejak tahun 2017, Surat Izin
Tempat Usaha cukup diurus satu kali saja dan berlaku seumur hidup. Surat Izin
Usaha Perdagangan adalah surat kelayakan untuk produk yang dihasilkan suatu
perusahaan. Produk terbuat dari bahan yang aman, tidak membahayakan, sehingga
perusahaan bisa terus beroperasi untuk memproduksi produk tersebut. Kepemilikan
Surat Izin Usaha Perdagangan menjadikan perusahaan jadi lebih kredibel dan
terpercaya. Masyarakat tidak akan ragu untuk menggunakan barang yang diproduksi
dari perusahaan yang sudah mengantongi Surat Izin Usaha Perdagangan.
d. Siapkan Nomor Pokok Wajib Pajak Pemilik
Nomor Pokok Wajib Pajak pemilik perusahaan juga harus ada. Cara
mendapatkannya adalah datang langsung ke kantor wilayah pelayanan pajak dengan
1
membawa Kartu Tanda Penduduk serta data usaha yang dijalankan. Jelaskan jika
Anda membutuhkan Nomor Pokok Wajib Pajak pengusaha agar nanti saat
mendirikan perusahaan secara mandiri tidak ada kesalahan yang menghambat.
e. Siapkan Nomor Induk Berusaha
Untuk yang satu ini bisa didapatkan secara online yaitu melalui Online Single
Submission. Secara otomatis data yang masuk pada sistem akan masuk pada data
statistik nasional. Caranya adalah dengan membuat akun dulu dengan mendaftar di
website resmi oss.go.id.
1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap keputusandalam
menentukan lokasi perusahaan juga menentukan maju atau tidaknya perusahaan itu sendiri.
Dalam memilih lokasi perusahaan hendaklah memperhatikan letak dari sumber bahan mentah
untuk produksi, letak dari pasar konsumen, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan pengangkutan
atau transportasi serta Ketersediaan energi.
Cara untuk menentukan lokasi perusahaan dapat diilakukan dengan dua cara yaitu cara
kualitatif dan cara kuantitatif. Kualitatif yaitu diadakan penilaian secarakualitatif terhadap faktor-
faktor yang dianggap relevan atau memegang peranan padasetiap pilihan lokasi, sedangkan cara
kuantitatif yaitu dengan cara memberikan skor (nilai) pada masing-masing kriteria.
Dalam menentukan lokasi perusahaan, hendaknya juga disesuaikan dengan jenis-jenis
lokasi perusahaan yang digeluti, antara lain lokasi perusahaan yangditetapkan pemerintah, lokasi
perusahaan yang mengikuti sejarah, lokasi perusahaanyang mengikuti kondisi alam, serta lokasi
perusahaan yang mengikuti faktor-faktor ekonom.
3.2 SARAN
Dalam memilih lokasi perusahaan sebaiknya menentukan terlebih dahulu spesifikasi / jenis
usaha yang akan dijalani. Selain itu juga didukung faktor-faktor lainnya seperti penempatan
lokasi perusahaan akan berpengaruh bagi kemajuan perusahaan karena secara tidak langsung
penentuan lokasi bisnis mempunyai dampak yang cukup signifikan dalam perkembangan suatu
usaha. Banyak pebisnis pemula yang gagal dalam mengoperasikan usaha bisnisnya dikarenakan
kesalahan dalam menentukan lokasi usaha, sehingga menimbulkan kerugian kemunduran,
bahkan kebangkrutan.
1
DAFTAR PUSTAKA