CORPORATE GOVERNANCE
DISUSUN OLEH
KELOMPOK II :
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat, anugerah dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Tata Kelolah Perushaan. Makalah
ini akan memberikan informasi penjelasan mengenai Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku serta
Mekanisme Good Corporate Governance.
Isi dari makalah ini diharapkan dapat berguna dan dapat memberikan informasi
bagi para pembaca. Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saya menerima saran dan kritik untuk
penyempurnaan makalah ini.
Dalam kesempatan ini, kami juga tidak lupa menyampaikan terima kasih sebesar-
besanya kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuan kepada kami untuk menyelesaikan
malakah ini.
Penyusun
Kelompo II
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
C. Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan...................................................................................................................... 3
A. Kesimpulan.......................................................................................................................22
B. Saran..................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mewujudkan GCG secara konsisten, diperlukan sikap INTEGRITAS dari
seluruh karyawan dan Perusahaan. INTEGRITAS terwujud bila adanya PEDOMAN
PERILAKU dan ETIKA USAHA yang disusun berlandaskan NILAI-NILAI
PERUSAHAAN dalam melaksanakan misi dan mewujudkan visi Perusahaan. Pedoman
Perilaku dan Etika Usaha ada agar tersedianya petunjuk praktis bagi Perusahaan dan
seluruh insannya dalam menjalankan aktivitas bisnis yang memenuhi prinsip-prinsip
GCG, tersedianya panduan untuk mewujudkan nilai-nilai Perusahaan, dan tersedianya
acuan bagi insan perusahaan untuk menghindari benturan kepentingan dalam
melaksanakan peran dan tanggung jawab di lingkungan kerja.
Pedoman Perilaku merupakan bagian dari pelaksanaan GCG berisi tentang
kewajiban yang harus dilaksanakan dan larangan yang harus dihindari sebagai oleh
seluruh karyawan Perusahaan sebagai penjabaran pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, yang
terdiri dari; Transaparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, dan Fairness
(Keadilan). Mengingat lingkungan bisnis yang sangat dinamis, maka perlu dikaji
Pedoman Perilaku secara berkesinambungan dalam rangka mendapatkan standar kerja
yang terbaik bagi Perusahaan.
Etika Usaha merupakan standar perilaku yang diharapkan dari Perusahaan dalam
berinteraksi dan berhubungan dengan pemangku kepentingan, seperti karyawan,
pelanggan, pemasok, kreditur, pemerintah, pemegang saham, media, pesaing, dan
masyarakat sekitar. Untuk menjamin kelangsungan usaha dan keberhasilan sebagai
sebuah Perusahaan yang kompetitif, Perusahaan seyognyanya bertanggung jawab untuk;
menjalankan kegiatan usaha dengan cara yang etis dan mematuhi peraturan perundangan
yang berlaku, berkomitmen penuh terhadap standar etika dan pelaksanaan peraturan
perundangan yang berlaku, memahami dan mendukung pengembangan masyarakat
mengembangkan, dan mendukung pelestarian lingkungan di wilayah operasi Perusahaan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika bisnis dan pedoman perilaku?
2. Apa saja mekanisme good corporate governance?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai etika bisnis dan pedoman perilaku
2. Untuk mengetahui apa saja mekanisme good corporate governance
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
saham yang dimilikinya. Tim manajerial mendapatkan bonus tahunan jika berhasil
mencapai target perusahaan yang ditentukan pemegang saham. Staf perusahaan
mendapatkan bonus dalam rentang waktu yang ditentukan (triwulan) jika berhasil
mencapai target perusahaan yang ditetapkan tim manajerial.
e. Menetapkan standar gaji di atas rata-rata
Sebagai imbangan atas tuntutan kemampuan yang tinggi, salary sebagai hak
setiap pekerja ditetapkan sesuai dengan kapasitas pekerjaan. Ini merupakan hal yang
wajar saja jika semakin keras seseorang bekerja, ia memperoleh imbalan yang
makin besar juga. Penentuan gaji pokok lebih baik tidak terlalu besar, sementara
kompensasi yang lebih besar akan disalurkan dalam bentuk bonus. Pekerja yang
kinerjanya baik dalam jangka waktu tertentu akan mendapatkan opsi pembelian
saham, sehingga para staf tidak bekerja buat orang lain melainkan buat dirinya
sendiri.
f. Manajer adalah pelayan, bukan penguasa
Manajerial bertugas mengatur hal-hal tentang kelangsungan perusahaan, prosedur
dan sebagainya. Manajerial bukan pihak yang berkuasa alias atasan dalam
perusahaan, melainkan pemimpin sekaligus pelayan yang menyalurkan aspirasi
seluruh elemen perusahaan ke arah yang benar.
g. Team work, bukan one man show
Perusahaan tidak mungkin berkembang jika terus bergantung pada kemampuan
perorangan. Ketergantungan akan menciptakan sikap sok kuasa dan otoriter. Setiap
perusahaan harus menyiapkan aturan main yang mengutamakan teamwork dan
network yang efektif untuk meminimalisir keterbatasan-keterbatasan kemampuan
individu, wilayah operasional, dan target perusahaan ke depan.
h. Prosedur untuk mempermudah, bukan mempersulit
Seluruh komponen perusahaan menjalankan prosedur tertentu sebagai alur kerja
untuk menciptakan efektifitas, efisiensi, dan sistem kontrol. Perbaikan prosedur
akan terus dilaksanakan dengan mempertimbangkan situasi riil dan masukan dari
stake holder.
i. Manajemen terbuka dan bottom up
4
Manajemen mengelola perusahaan dengan cara terbuka (open management),
seperti membuka akses informasi perusahaan kepada staf sesuai level dan
kewenangannya sebagai proses empowerment. Manajemen wajib memperhatikan
setiap saran dari seluruh komponen dan mempertimbangkan segala keputusan serta
mempergunakan kewenangan yang dimilikinya untuk memperjuangkan kepentingan
mayoritas stake holder.
j. Staf creative digaji lebih tinggi
Ketentuan gaji untuk staf kreatif sedikit lebih tinggi dari departemen lainnya.
Departemen lain adalah support bagi departemen kreatif. Jika sebuah perusahaan
memiliki selling point pada bidang tertentu, maka SDM dengan special abilities di
bidang tersebut akan dihargai lebih tinggi untuk mendorong munculnya kapabilitas
maksimal mereka.
k. Manajerial teknis untuk mewadahi staf ahli kreatif
Untuk mempertahankan SDM yang expert di bidang kreatif, perusahaan yang
bersangkutan harus mengatur jenjang karier manajerial teknis. Penempatan para
spesialis yang terus meningkat kemampuannya di bidang teknis sangat penting
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas output.
l. Penentuan jenjang karier yang objektif
Sistem jenjang karier ditetapkan secara objektif berdasarkan kinerja,
profesionalisme, dan loyalitas. Bukan sekadar atas pertimbangan gelar akademis,
senioritas, atau periode waktu semata. Jika kinerja dan kapabilitas seseorang terus
meningkat, maka sewajarnya ia mendapatkan kenaikan jenjang kariernya.
m. Menerapkan sistem demokratis, transparan, dan visioner
5
Sejak awal ditentukan bahwa bidang usaha yang dilaksanakan (misalnya) adalah
bisnis yang berbasis ide atau kreativitas. Pengembangan di luar bidang tersebut
(apalagi atas dasar pertimbangan keuntungan jangka pendek semata), sejauh
mungkin harus dihindari. Katakanlah suatu perusahaan memiliki brand yang kuat di
bidang kreatif dan ini tidak boleh digunakan di tempat yang salah, misalnya
berkembang menjadi perusahaan real estate, mebel, dan semacamnya. Brand yang
kuat merupakan hal yang penting, tapi pengelolaan brand untuk menciptakan
kepercayaan publik dan perkembangan perusahaan ke depan jauh lebih penting.
2. Kode Etik
a. Kode Etik di Tempat Kerja
1) Kode Etik Sumber Daya Manusia (Human Resource)
Dilihat dari sejarah perkembangannya, A.M. Lilik Agung (2007) mencatat
setidaknya ada empat peran yang melekat pada Departemen SDM, yaitu:
a) Peran administratif, yaitu peran awal/tradisional dimana peran Departemen
SDM hanya seputar perekrutan karyawan dan memelihara catatan gaji,
upah, serta data karyawan
b) Peran kontribusi, yaitu suatu peran yang menekankan pada peningkatan
produktivitas, loyalitas, dan lingkungan kerja karyawan
c) Peran agen perubahan, yaitu suatu peran dimana Departemen SDM
berfungsi sebagai agen perubahan
d) Peran mitra strategis, pada peran ini Departemen SDM dilibatkan dalam
merumuskan berbagai kebijakan bisnis yang bersifat strategis, terutama
agar Departemen SDM dapat segera melaksanakan program penyelarasan
antara kepentingan bisnis dan kepentingan individual karyawan
6
a) Kode etik formal, yaitu suatu kode etik yang dirumuskan atau ditetapkan
secara resmi oleh suatu asosiasi, organisasi profesi, atau suatu lembaga
tertentu.
b) Komite etika, yaitu entitas yang mengembangkan kebijakan, mengevaluasi
tindakan, menginvestigasi, dan menghakimi pelanggaran-pelanggaran
etika.
c) Sistem komunikasi etika, yaitu suatu media untuk menyosialisasikan kode
etik dan perubahannya termasuk isu-isu etika dan cara mengatasinya yang
bersifat dua arah antara pejabat otoritas etika dengan pihak-pihak terkait
dalam sebuah entitas.
d) Pejabat etika, yaitu pihak yang mengkoordinasikan kebijakan, memberikan
pendidikan, dan menyelidiki tuduhan adanya pelanggaran etika
e) Program pelatihan etika, yaitu program yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dan membantu karyawan dalam merespon masalah-masalah
etika
f) Proses penetapan disiplin, dalam hal terjadi perilaku tidak etis
b. Kode Etik Pemasaran
Efektivitas fungsi pemasaran akan terlihat dari pencapaian target penjualan
serta loyalitas dan kepuasan pelanggan terhadap produk dan layanan perusahaan.
Pekerjaan dibidang pemasaran dan penjualan dianggap sebagai suatu profesi karena
memerlukan 3 persyaratan sebagai suatu profesi yaitu:
Pengetahuan tentang produk dan bisnis pada umumnya (knowledge)
Keterampilan menjual (skill)
Sikap dan prilaku (attitude) dalam berhubungan dengan pelanggan atau calon
pelanggan untuk memperoleh kepercayaan, loyalitas dan kepuasan pelanggan.
c. Kode Etik Akuntansi
Efektifitas fungsi akuntansi dlm perusahaan ditentukan oleh karakteristik
kualitatif yang harus dipenuhi oleh laporan akuntansi yang dihasilkan. Oleh karena
itu akuntan manajemen harus menguasai ilmu akuntansi dan disiplin lain yang
relevan, memiliki keterampilan dlm mengolah data dengan teknologi informasi, dan
integritas yang tinggi. Pekerjaan dibidang akuntansi disebut profesi karena:
7
Memerlukan pengetahuan akuntansi dari pendidikan formal (knowledge)
Memerlukan keterampilan dlm mengolah data dan menyajikan laporan dngan
memanfaatkan teknologi komputer dan sistem informasi (skill)
Harus memiliki sikap dan prilaku etis (attitude)
d. Kode Etik Keuangan
Fungsi akuntansi dan keuangan dalam suatu perusahaan mempunyai keterkaitan
kerja yang sangat erat. Fungsi pokok akuntansi menghasilkan laporan keuangan,
sedangkan fungsi keuangan adalah mengelola arus kas, termasuk menetapkan
struktur permodalan dan mencari sumber-sumber dan jenis pembiayaan untuk
membiayai kegiatan operasi maupun untuk rencana investasi.
e. Kode Etik Teknologi Informasi
Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi informasi serta
komunikasi telah mendongkrak kegiatan bisnis yang terkait dengan sistem informasi
dan komunikasi untuk tumbuh dan berkembang pesat. Bisnis di bidang sistem
informasi dan komunikasi telah menjadi ciri utama kegiatan bisnis menjelang akhir
abad ke-20 dan memasuki abad ke-21.
f. Kode Etik Fungsi Lainnya
Organisasi perusahaan adalah suatu sistem. Ciri pokok suatu sistem adalah
bahwa setiap elemen didalam perusahaan akan berinteraksi satu dengan lainnya
yang akan mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan, sekecil apapun peran
yang dimainkan elemen tersebut.
3. Tujuan Etika Bisnis
Ada banyak sekali tujuan penerapan dan keuntungan yang bisa didapatkan dari sikap
itu, sebagaimana ulasan berikut.
a) Mendorong Kesadaran Moral Pebisnis
Tujuan dari adanya etika bisnis yang pertama adalah mendorong kesadaran
moral bagi pebisnis itu sendiri. Di dalam jalannya sebuah kegiatan berbisnis yang
baik adalah tidak hanya berorientasi pada keuntungan, produksi barang dan
kegiatan operasional. Tetapi juga harus memperhatikan tingkat moralitas yang baik
dari seorang pebisnis dan perusahaan pengelola itu sendiri.
b) Menjaga Tata Sikap dan Perilaku Dalam Berbisnis
8
Dalam bisnis sendiri tentu saja ada aturan dan standar operasional kerja yang
berlaku dimana salah satunya memiliki etika bisnis. Hal ini dibuktikan dengan
adanya penjagaan tata sikap dan perilaku ketika menjalankan bisnis. Misalnya
sama-sama menghargai privacy klien dan perusahaan pengelola atau memberikan
transparansi data sesuai kenyataan.
c) Memberikan Batasan Untuk Tetap Menjalankan Bisnis yang Baik
Selanjutnya tujuan dari diadakannya sebuah etika yang baik dalam berbisnis
adalah agar adanya batasan kerja yang profesional di antara kedua pihak.
Kemudian adanya pembatasan untuk tetap menjalankan bisnis yang baik sesuai
standar tanpa mengurangi banyak hal. Maksudnya disini adalah apabila sebuah
perusahaan memiliki sebuah moralitas yang baik dalam berbisnis maka pasti
enggan untuk berbuat curang.
d) Memberikan Citra Perusahaan yang Baik
Tujuan lainnya dari adanya kemampuan menjaga moralitas dan etika ini
adalah mampu memberikan citra perusahaan yang baik. Citra ini jelas mampu
terbentuk dengan adanya pembuktian komitmen dari sebuah perusahaan yang
memiliki etos kerja ini. Dengan kerja sesuai peraturan tentu saja akan terhindar
dari yang namanya kecurangan, KKN atau praktik merugikan lainnya.
e) Dapat Menghindari Citra Buruk yang Merugikan
Jika adanya sebuah pembentukan citra yang baik maka tentu saja citra buruk
bisa terhindar bukan. Dengan tetap menerapkan sebuah kinerja yang mumpuni,
professional dan baik tentu citra buruk tidak akan mampir ke perusahaan.
4. Dasar kebijakan etika bisnis
Kebijakan Etika Perusahaan (Code of Conduct), adalah sekumpulan komitmen yang
terdiridari etika bisnis Perusahaan dan etika kerja Karyawan Perusahaan yang disusun
untuk membentuk, mengatur dan melakukan kesesuaian tingkah laku sehingga tercapai
keluaran yangkonsisten yang sesuai dengan budaya Perusahaan dalam mencapai visi dan
misinya. Etika bisnissangat penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik
kepentingan dalam membuat keputusandan memecahkan persoalan perusahaan.
Mengapa demikian? Karena semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan
9
dipengaruhi oleh pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu atau
kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan.
a) Standar etika dalam berhubungan dengan pemangku kepentingan
Kepercayaan merupakan unsur penting untuk meningkatkan loyalitas Pelanggan
maupun pihak lain yang berhubungan dengan Perusahaan, selain kepercayaan,
peningkatan pelayananyang tinggi menjadikan nilai tambah tersendiri bagi
Perusahaan. Untuk menciptakan harmonisasi dan iklim usaha yang terpercaya
tersebut, Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya senantiasa bertindak profesional,
jujur, adil dan konsisten dalam memberikan pelayanan kepada
PemangkuKepentingan. Landasan Perusahaan dalam membina hubungan dengan
Pemangku Kepentingandilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Hubungan dengan insan perusahaan
Perusahaan akan memperlakukan InsanPerusahaan sebagai anggota Perusahaan
dengan adil dengan cara sebagai berikut:
Menghormati hak Insan Perusahaan serta senantiasa mengikut sertakan Insan
Perusahaan dalam menetapkan kebijakan pengelolaan Karyawan secara
konsistensesuai ketentuan dan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Mensosialisasikan seluruh peraturan, khususnya peraturan baru, kepada
seluruh InsanPerusahaan.
Menerapkan sistem rekrutmen, seleksi, promosi, dan pengembangan karir
secara adildan konsisten berdasarkan kompetensi sesuai dengan kebutuhan
Perusahaan.
Menciptakan kesempatan kerja yang sama kepada seluruh Insan Perusahaan
tanpamembedakan suku, ras, gender, dan agama.
Menyediakan lingkungan kerja yang sehat, nyaman, aman dan produktif
sertamenjaga kesehatan dan keselamatan Karyawannya.f.Berusaha
meningkatkan kesejahteraan Insan Perusahaan secara adil, layak
dantransparan sesuai dengan kinerja dan kemampuan Perusahaan.
Memberikan penilaian, penghargaan dan pembayaran remunerasi sesuai
kinerja dankompetensi Karyawan, baik secara korporasi, tim kerja maupun
10
individu.h.Menghargai kreativitas, inovasi dan inisiatif Karyawan yang
memberikan nilaitambah terhadap Perusahaan.
2) Hubungan dengan pelanggan / kosumen
Kesuksesan Perusahaan tergantung pada pembentukan hubungan produktif
dengan pelanggan berdasarkan integritas, profesionalisme, komunikasi, dan sikap
melayanisesuai dengan nilai ‐ nilai budaya Perusahaan, yaitu dengan:
Mengembangkan pelayanan yang berkualitas sesuai harapan pelanggan
danmenjalin hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan.
Menjaga kualitas produk dan jasa yang prima, sesuai dengan standar
nasional daninternasional.
Memberikan informasi secara jelas atas produk dan jasa yang dihasilkan
sertamenyediakan sarana komunikasi bagi Pelanggan.
3) Hubungan dengan pemasok
Memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh pemasok atau rekanan.
Proses pengadaan barang dan jasa di Perusahaan harus bebas Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung
yangmengakibatkan persaingan yang tidak sehat, penurunan kualitas proses
pengadaandan hasil pekerjaan.
Mencegah terjadinya benturan kepentingan (conflict of interest ) pihak ‐
pihak yangterlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses
pengadaan.e.Melaksanakan proses pengadaan secara transparan, kompetitif
dan adil untuk mendapatkan Pemasok yang memenuhi kualifikasi
persyaratan pekerjaan dan harga yang dapat dipertanggungjawabkan.
4) Hubungan dengan kreditur
Menyediakan informasi yang aktual dan prospektif bagi calon Kreditur.
Memilih Kreditur yang memiliki kredibilitas dan bonafiditas yang dapat
dipertanggungjawabkan serta bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
dengan mengedepankan prinsip kehati ‐ hatian, selektif, kompetitif dan adil.
Memberikan informasi secara terbuka tentang penggunaan dana untuk
meningkatkan kepercayaan kreditur.
11
Memenuhi hak dan kewajiban sesuai dengan perjanjian antara Perusahaan
denganKreditur.
5) Hubungan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar
Membina hubungan dengan baik dengan masyarakat merupakan landasan
pokok bagi keberhasilan jangka panjang Perusahaan. Oleh karena itu Perusahaan
senantiasa berusaha:
Menghormati nilai, norma dan budaya masyarakat di sekitar lingkungan
Perusahaan dan mewujudkan hubungan yang harmonis dengan
masyarakatsetempat.
Menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan.
Melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dan program
pengembangan mitra binaan dan lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku.
6) Hubungan dengan pemerintah
Perusahaan mempunyai komitmen untuk menjaga danmemelihara hubungan
baik serta komunikatif dengan seluruh instansi dan pejabat Pemerintah
(Regulator) yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan. Hal ‐ hal yang
perlu diperhatikan dalam menjaga hubungan dengan Pemerintah(Regulator)
adalah sebagai berikut :
Mematuhi dan mendukung peraturan perundang‐undangan yang terkait
denganoperasi Perusahaan termasuk di dalamnya ketaatan terhadap
pembayaran pajak, retribusi, masalah ketenagakerjaan dan lingkungan hidup.
Membina hubungan yang sehat, harmonis dan konstruktif dengan Regulator
daninstansi terkait lainnya baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah.
Menghindari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam
berhubungandengan Pemerintah (Regulator).
Mengedepankan kejujuran dan keterbukaan dalam membina hubungan
denganseluruh instansi dan pejabat Pemerintah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
12
Tidak memanfaatkan hubungan baik dengan Pemerintah untuk
memperolehkesempatan bisnis dengan cara yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang‐undangan yang berlaku.
7) Hubungan dengan pemegang saham
Agar hubungan dengan Pemegang Saham dapat terjalin dengan baik dan
memenuhi ketentuan peraturan perundang‐undangan yang berlaku,
makaPerusahaan menetapkan kebijakan sebagai berikut:
Perusahaan senantiasa menghormati dan menjamin bahwa hak‐hak
Pemegang Saham sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan serta peraturan
lain yang berlaku dapat terpenuhi dengan baik secara transparan, adil, tepat
waktu danlancar.
Perusahaan senantiasa menjamin bahwa informasi material mengenai
Perusahaanselalu diberikan dengan sejujur ‐ jujurnya, tepat waktu dan teratur
kepadaPemegang Saham sesuai ketentuan/peraturan perundang‐undangan
yang berlaku.
Tidak melakukan suatu perbuatan untuk mencari keuntungan bagi pribadi
danorang lain dengan menggunakan informasi Perusahaan yang bukan untuk
kepentingan umum atau yang dapat menimbulkan konflik kepentingan.
Memperhatikan dan menghormati arahan dan keputusan Pemegang
Sahamsepanjang sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang‐
undanganyang berlaku.
5. Kepatuahan
Perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, harus memperhatikan etika baik
untuk internal maupun eksternal Perusahaan.Etika merupakan suatu norma moral dan
nilai yang menjadi dasar bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya. Etika bisnis Perusahaan merupakan penjelasan bagaimana suatu entitas bisnis
bersikap beretika dan bertindak dalam upaya menyeimbangkan kepentingan Perusahaan
dengan kepentingan segenap Stakeholders sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan nilai-
nilai korporasi yang sehat dengan tetap menjaga profitabilitas Perusahaan.
a. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
13
Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan merupakan
standar perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Memahami hukum dan
peraturan yang berlaku di segala aktivitas harus dihayati oleh Insan Perusahaan
dalam setiap kegiatan bisnis melalui komitmen sebagai berikut :
Seluruh insan perusahaan berkewajiban untuk memahami, mematuhi dan
melaksanakan kebijakan/peraturan yang diterbitkan oleh perusahaan dan
peraturan perundang-undangan secara konsisten.
Setiap insan perusahaan harus menghindari setiap tindakan dan perilaku yang
dapat menimbulkan pelanggaran terhadap hukum dan perundang-undangan.
Segala bentuk ketidakpatuhan yang dilakukan insan perusahaan terhadap
hukum dan perundang-undangan tidak dapat ditolerir dan akan dikenakan
sanksi sesuai dengan tingkat ketidakpatuhannya
Setiap insan perusahaan tidak melakukan tindakan yang melawan hukum
dengan pihak lain yang merugikan perusahaan, baik secara sendiri-sendiri
maupun bekerjasama dengan pihak lain.\
Mengedepankan penyelesaian dengan jalur musyawarah mufakat dalam setiap
permasalahan dan apabila tidak tercapai kesepakatan maka digunakan jalur
hukum dan menghormati proses hukum dan keputusan yang dihasilkan.
14
spesifik perusahaan dapat diatur dan dikendalikan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan
memaksimalkan nilai pemegang saham. Pada umumnya yang tercakup sebagai mekanisme
governance spesifik perusahaan adalah struktur kepemilikan saham, pembiayaan perusahaan,
auditing, komite audit, dewan pengurus, dan kompensasi manajemen. Mekanisme
governance spesifik negara bersifat eksternal terhadap perusahaan, dan berada di bawah
pengendalian pemerintah dan institusi yang diakui secara luas seperti institusi profesi.
Mekanisme governance spesifik negara yang dibahas adalah sistem hukum, kebudayaan dan
standar serta praktik akuntansi. Mekanisme governance pasar didasarkan kepada tingkat
perkembangan pasar modal. Mekanisme ini terdapat pada pasar bagi pengendalian
perusahaan. Pengaruh perubahan governance terhadap kinerja perusahaaan merupakan
bottom line dari perdebatan mengenai corporate governance (Cadbury, 1999; Maher dan
Anderson, 2000). Berkaitan dengan hal tersebut, dua tema akan didiskusikan pada saat
membahas mekanisme corporate governance, yaitu:
a) bagaimana mekanisme governance tersebut menyelesaikan agency problem; dan
b) pengaruh mekanisme governance terhadap kinerja perusahaan.
BAB III
PENUTUP
20
A. Kesimpulan
Good Corporate Governance adalah prinsip yang mengarahkan dan
mengendalikan Perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta
kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya kepada para
Shareholders khususnya dan Stakeholders pada umumnya.
Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku/Code of Conduct (CoC) adalah pedoman
yang menjelaskan etika usaha dan Tata Perilaku Insan Perusahaan untuk melaksanakan
praktek-praktek pengelolaan perusahaan yang baik.
Pedoman Tata Kelola Perusahaan/Code of Corporate Governance (CoCG) adala
pedoman yang menjelaskan struktur dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan
untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas guna mewujudkan nilai
Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku/Code of Conduct (CoC) 3 pemegang saham
dalam jangka waktu panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan Stakeholder
lainnya.
B. Saran
Pembuatan makalah Etika Bisnis & Pedoman Perilaku serta Mekanisme Good
Corporate Governance memerlukan banyak sumber yang mendukung. Banyak sumber
yang mencantumkan perbedaan pendapat, namun masih dalam pokok yang sama, maka
diperlukan kecermatan dalam memilah materi bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA
https://accounting.binus.ac.id/2020/06/30/good-corporate-governance-gcg-dan-pedoman-etika-
dalam-perusahaan/
21
https://www.situsekonomi.com/2020/01/14-prinsip-dasar-perusahaan.html
https://www.scribd.com/doc/88821588/Prinsip-Dan-Kode-Etik-Dalam-Bisnis
https://askrindo.co.id/documents/20126/49606/Pedoman+Etika+Bisnis.pdf/7a6b9a62-2ca5
https://www.academia.edu/42430135/KEBIJAKAN_ETIS_PERUSAHAAN_DAN_PENERAPA
NNYA#:~:text=Kebijakan%20Etika%20Perusahaan%20
https://text-id.123dok.com/document/lq5087rrz-mekanisme-governance-spesifik-negara-country-
specific-governance-arrangements-good-corporate-governance-disusun-oleh-etty-retno-
wulandari-phd.html
https://muhariefeffendi.files.wordpress.com/2007/12/gcg-konsep-prinsip-praktik-lkdi-cipe.pdf
22