Anda di halaman 1dari 13

ETIKA BISNIS DAN PROFESI AKUNTAN

TATA KELOLA PERUSAHAAN


(CORPORATE GOVERNANCE)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi Akuntan

Dosen Pengampu :
Hindradjid Harsono, S.E., M.Si.

Disusun Oleh :
Sekar Ayu H. (1219210067)
Rut Manganda (1221210029)
Nurul Chairunnisa (1221210078)

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Corporate Governence”
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari Bapak Hindradjid Harsono, S.E., M.Si. pada mata kuliah Etika Bisnis
dan Profesi Akuntan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Tata Kelola Perusahaan yang Baik bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hindradjid Harsono, S.E., M.Si, selaku dosen
pembimbing mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi Akuntan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami
tekuni, kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 8 September 2022


Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II ISI.............................................................................................................................................2
A. Pengertian Tata Kelola Perusahaan............................................................................................2
B. Tujuan dan Manfaat Tata Kelola Perusahaan.............................................................................3
C. Prinsip Tata Kelola Perusahaan.................................................................................................3
D. Seperti Apa Tata Kelola Perusahaan?........................................................................................4
E. Dua Metodologi Tata Kelola : "Patuhi Atau Jelaskan" Atau "Patuhi Atau Yang Lain"?...........5
1. "In The Know" Or "In The Dark"?........................................................................................5
2. Ketua dan CEO......................................................................................................................6
F. Tata Kelola Perusahaan yang Efektif.........................................................................................6
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................8
A. Simpulan....................................................................................................................................8
B. Saran..........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tata kelola Perusahaan (Corporate Governance) menjadi salah satu isu yang
semakin popular di Indonesia. Banyak perusahaan telah menggunakan Corporate
Governance sebagai rujukan dalam menjalankan perusahaannya. Dalam dunia global
seperti sekarang ini, dimana tingkat persaingan yang semakin ketat mengharuskan
perusahaan-perusahaan mengelola perusahaannya dengan professional. Demikian pula
investor dalam mencari alternatif untuk berinvestasi, selalu mencari perusahaan yang
dikelola dengan professional. Banyaknya skandal yang telah terjadi diperusahaan
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak dikelola dengan professional. Skandal
tersebut terjadi banyak diakibatkan oleh tidak dipatuhinya atau tidak dilaksanakan prinsip-
prinsip corporate governance. Diantara skandal yang terjadi salah satunya diakibatkan oleh
tidak transparannya pengelola perusahaan (Agent) dalam memberikan informasi terkait
dengan perusahaan.
Tujuan dari Corporate Governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi
semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Secara teoritis, pelaksanaan corporate
governance dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan meningkatkan kinerja keuangan
mereka, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan komisaris dengan
keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri dan umumnya good corporate
governance dapat meningkatkan kepercayaan investor.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Tata Kelola Perusahaan?
2. Apa tujuan dan manfaat dari Tata Kelola Perusahaan?
3. Apa prinsip dari Tata Kelola Perusahaan?
4. Seperti apa Tata Kelola Perusahaan?
5. Apa saja metodologi Tata Kelola?
6. Seperti apa Dilema Etika dan Tata Kelola Perusahaan yang efektif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Tata Kelola Perusahaan.
2. Untuk mengetahui apa tujuan dan manfaat dari Tata Kelola Perusahaan.
3. Untuk mengetahui apa prinsip dari Tata Kelola Perusahaan.
4. Untuk mengetahui seperti apa Tata Kelola Perusahaan.
5. Untuk mengetahui apa saja metodologi pada Tata Kelola.
6. Untuk mengetahui seperti apa Dilem Etika dan Tata Kelola yang efektif.

1
BAB II
ISI

A. Pengertian Tata Kelola Perusahaan


Bisa diartikan sebagai proses dimana suatu organisasi diarahkan dan dikendalikan.
Namun, ketika kita mengetahui siapa yang mengendalikan korporasi, dan untuk siapa
pengendalian tersebut, maka situasi dalam organisasi akan menjadi sedikit lebih rumit.
Sebelum perkembangan besar perusahaan, perusahaan memiliki badan hukum yang
terpisah namun manajer dan pemilik organisasi adalah orang yang sama. Sebagai
organisasi yang mulai tumbuh, pemilik akan mempekerjakan profesional manajer untuk
menjalankan bisnis atas nama mereka. Pengembangan entitas perusahaan yang terpisah
memungkinkan organisasi untuk mengumpulkan dana dari pemegang saham individu
untuk memperbesar operasional mereka. Keterlibatan pemegang saham individu
melemahkan kepemilikan pemilik asli dan juga membawa dalam kelompok baru yang
akan menjadi tanggung jawab para manajer bisnis yang ada pada kelompok saat itu.
Sebagai korporasi yang tumbuh dalam ukuran, dana pensiun dan investor institusional
lainnya akan membeli blok saham yang lebih besar, dampak potensial dari pemegang
saham individu akan sangat berkurang, dan para manajer disajikan dengan "pemilik" yang
jauh lebih kuat dan kepada siapa mereka sekarang dapat dipertanggungjawabkan.
Jadi tata kelola perusahaan berkaitan dengan seberapa bertanggung jawab suatu
organisasi memenuhi kewajiban mereka untuk semua ini. Idealnya, ada mekanisme untuk
bertanggung jawab atas kinerja itu dan untuk memperkenalkan tindakan korektif jika
mereka gagal memenuhi harapan kinerja tersebut. Tata kelola perusahaan adalah tentang
cara di mana dewan mengawasi jalannya perusahaan dengan manajer, dan bagaimana
anggota dewan pada gilirannya bertanggung jawab kepada pemegang saham dan
perusahaan. Hal tersebut mempunyai implikasi bagi perilaku perusahaan terhadap
karyawan, pemegang saham, pelanggan, dan bank. Perusahaan yang baik dengan
pemerintahan akan memainkan peran penting dalam mendukung integritas dan efisiensi
pasar keuangan. Tata kelola perusahaan yang buruk melemahkan potensi perusahaan dan
paling buruk dapat membuka jalan bagi kesulitan keuangan dan bahkan penipuan. Jika
perusahaan diatur dengan baik, mereka biasanya akan mengungguli perusahaan lain dan
mampu untuk menarik investor yang mendukung dimana dapat membiayai lebih lanjut
pertumbuhan.

2
B. Tujuan dan Manfaat Tata Kelola Perusahaan
Tujuan utama dari pengelolaan perusahaan yang baik adalah untuk memberikan
perlindungan yang memadai dan memperlakukan pemegang saham dan pihak yang
berkepentingan lainnya secara adil.
Berikut tujuan dan manfaat tata kelola perusahaan :
1. Menciptakan tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang
didasarkan pada prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan
kesetaraan, serta kewajaran.
2. Membantu pemberdayaan fungsi dan kemandirian tiap organ perusahaan, yakni
Dewan Komisaris, Direksi, dan Rapat Umum Pemegang Saham.
3. Mendorong pemegang saham, anggota dewan komisaris, dan anggota direksi agar saat
membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang
tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
4. Menciptakan timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.
5. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan
pemangku kepentingan lainnya.
6. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional, sehingga
meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan
pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.

C. Prinsip Tata Kelola Perusahaan


Secara umum terdapat lima prinsip dalam tata kelola perusahaan, yaitu:
1. Transparansi
Perusahaan menyediakan informasi yang relevan dan mudah diakses atau
mudah dipahami oleh pemangku kepentingan. Informasi tersebut bukan hanya berasal
dari poin yang disyaratkan peraturan Undang-Undang. Melainkan juga hal penting
lainnya guna mengambil keputusan pemegang saham, kreditur, dan pemangku
kepentingan lainnya.

2. Akuntabilitas
Pertanggungjawaban kinerja perusahaan secara transparan dan wajar.
Perusahaan harus dikelola secara benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan
perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan
pemangku kepentingan lain.

3. Responsibilitas
Pematuhan peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungan. Perusahaan dapat memelihara kesinambungan
usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

3
4. Independency
Pengelolaan perusahaan secara independen (tidak terafiliasi dengan pihak
manapun) sehingga masing–masing organ tidak saling mendominasi dan tidak dapat
diintervensi oleh pihak lain.
5. Fairness
Penjaminan perlindungan hak–hak para pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya, termasuk hak–hak pemegang saham minoritas dan para
pemegang saham asing, serta menjamin terlaksananya komitmen kepada para investor

D. Seperti Apa Tata Kelola Perusahaan

Gambar 2.1
Pada gambar diatas, pemilik korporasi memasok ekuitas atau modal risiko kepada
perusahaan dengan membeli saham di korporasi. Mereka biasanya merupakan kelompok
yang terfragmentasi, termasuk pemegang saham publik individu, blok besar pemegang
saham swasta, investor institusi swasta dan publik, karyawan, manajer, dan perusahaan
lain.
Dewan direksi, secara teori dipilih oleh pemilik untuk mewakili kepentingan
mereka dalam menjalankan korporasi secara efektif. Pemilihan berlangsung pada rapat
pemegang saham tahunan, dan direktur ditunjuk untuk menjabat untuk periode waktu
tertentu. Dewan biasanya terdiri dari anggota dalam dan luar anggota dalam memegang
posisi manajemen di perusahaan, sedangkan anggota luar tidak. Istilah direktur luar dapat
menyesatkan karena beberapa anggota luar mungkin memiliki hubungan langsung dengan
perusahaan sebagai kreditur, pelanggan, atau konsultan profesional.

4
Komite audit dikelola oleh anggota dewan direksi ditambah direktur independen
atau dari luar. Tanggung jawab utama komite audit adalah untuk mengawasi proses
pelaporan keuangan, memantau pengendalian internal (seperti berapa banyak otoritas
pengeluaran yang dimiliki seorang eksekutif), memantau pilihan kebijakan dan prosedur
akuntansi, dan mengawasi perekrutan dan kinerja auditor eksternal dalam menghasilkan
laporan keuangan perusahaan.
Komite kompensasi juga dikelola oleh anggota dewan direksi ditambah direktur
independen atau dari luar. Tanggung jawab utama komite kompensasi adalah mengawasi
paket kompensasi untuk eksekutif senior perusahaan (seperti gaji, bonus, opsi saham, dan
tunjangan lain seperti, dalam kasus ekstrem, penggunaan pribadi jet perusahaan).
Kebijakan kompensasi untuk karyawan perusahaan diserahkan kepada tim manajemen
untuk diawasi.
Komite tata kelola perusahaan mewakili demonstrasi yang lebih publik dari
komitmen organisasi terhadap praktik bisnis yang etis. Komite (staf oleh anggota dewan
dan spesialis) memantau kinerja etis perusahaan dan mengawasi kepatuhan terhadap kode
etik internal perusahaan serta peraturan federal dan negara bagian tentang perilaku
perusahaan.

E. Dua Metodologi Tata Kelola : "Patuhi Atau Jelaskan" Atau "Patuhi Atau Yang
Lain"?
Laporan Cadbury mengusulkan pedoman kepatuhan atau penjelasan, yang
memberi perusahaan fleksibilitas untuk mematuhi standar tata kelola atau menjelaskan
mengapa mereka tidak mematuhinya dalam dokumen perusahaan mereka (laporan
tahunan, misalnya). Ketidakjelasan tentang apa yang merupakan penjelasan yang dapat
diterima untuk tidak mematuhi, dikombinasikan dengan mudahnya penjelasan tersebut
dapat dikubur dalam catatan kaki laporan tahunan (jika ada sama sekali), menimbulkan
kekhawatiran bahwa mematuhi atau menjelaskan benar-benar tidak akan sepenuhnya
berhasil untuk tata kelola perusahaan.
Serangkaian skandal keuangan yang mengikuti laporan tersebut membuat banyak
kritikus berargumen bahwa kepatuhan atau penjelasan jelas tidak memberikan penghalang
nyata bagi perusahaan. Jawabannya, menurut mereka, adalah beralih ke pendekatan
kepatuhan yang lebih agresif atau sebaliknya, di mana kegagalan untuk mematuhi
menghasilkan hukuman finansial yang berat. Sarbanes-Oxley Act tahun 2002 (lihat Bab 6)
memasukkan pendekatan ini.

1. "In The Know" Or "In The Dark"?


Dengan pengecualian, mungkin, komite tata kelola perusahaan, masing-masing
perusahaan yang telah menghadapi tuduhan pelanggaran perusahaan dalam beberapa
tahun terakhir menggunakan model tata kelola yang ditunjukkan pada gambar 2.1.
Ketika ditanyai, dewan perusahaan ini semuanya berbagi cerita serupa tentang
"disergap" atau tidak mengetahui tentang penipuan besar-besaran yang dilakukan oleh
eksekutif senior perusahaan mereka.

5
Apa artinya ini bagi investor yang ingin menempatkan dana pensiun mereka di
perusahaan yang dapat diandalkan yang dikelola dengan baik? Bagaimana dengan
karyawan yang mencari kepastian bahwa pejabat senior perusahaan di suite eksekutif
dapat diandalkan untuk mengarahkan perusahaan ke masa depan yang menjanjikan
daripada kandas?
Jika semua perusahaan ini memiliki model tata kelola, di mana pengawasannya?
Apakah modelnya yang salah atau orang-orang yang mengisi peran yang ditugaskan
dalam model itu? Pertimbangkan interpretasi yang berbeda tentang seberapa besar
wewenang yang ada pada para pengawas resmi.
2. Ketua dan CEO
Jika model struktur perusahaan yang ditunjukkan pada gambar 2.1 ini diikuti,
pemegang saham suatu perusahaan harus memilih anggota dewan direktur. Pada
gilirannya, dewan direksi itu harus memilih seorang ketua. Untuk sebagian besar
perusahaan, namun model tersebut biasanya diabaikan. Langkah pertama dalam
kebijakan mengabaikan model tata kelola perusahaan adalah keputusan untuk
menggabungkan peran chief executive officer (CEO) dan ketua dewan menjadi satu
individu. Dalam situasi ini, pengawasan bahwa dewan direksi seharusnya berikan
telah hilang, dan fokus operasional dari perusahaan telah beralih dari jangka panjang
(sejauh bahwa anggota dewan melayani sebagai kontrak dua tahun) menjadi pendek
istilah, di mana CEO berfokus pada angka untuk kuartal berikutnya.
F. Tata Kelola Perusahaan yang Efektif
Agar dianggap diatur secara efektif, organisasi harus memiliki mekanisme yang
mengawasi baik strategi jangka panjang perusahaan maupun penunjukan personel yang
ditugaskan dengan tanggung jawab untuk melaksanakan strategi tersebut. Penunjukan
personel kritis tersebut tak terhindarkan mencakup seleksi, evaluasi kinerja berkelanjutan,
dan kompensasi.
Mewujudkan tanggung jawab ini membutuhkan lebih dari sekedar uraian tugas dan
peraturan formal yang mengatur tanggung jawab dan wewenang masing-masing komite.
Agar benar-benar efektif, dewan harus mengikuti enam langkah berikut:
1. Ciptakan Iklim Kepercayaan Dan Keterbukaan.
Dewan direksi dan eksekutif senior harus bekerja dalam kemitraan menuju
keberhasilan pencapaian tujuan organisasi daripada mengembangkan hubungan
permusuhan di mana dewan dipandang sebagai hambatan untuk mewujudkan visi
strategis CEO.
2. Menumbuhkan Budaya Perbedaan Pendapat Yang Terbuka.
Proposal harus terbuka untuk diskusi dan tinjauan yang jujur daripada tunduk
pada jenis dugaan stempel karet yang menjadi ciri masa jabatan Michael Eisner di
Disney. Perbedaan pendapat memastikan bahwa semua aspek proposal ditinjau dan
dibahas secara menyeluruh.

6
3. Campurkan Peran.
Rotasi tugas dapat menghindari casting tipe, dan upaya sadar untuk beralih
antara peran pendukung dan perbedaan pendapat "good cop" dan "bad cop" dapat
memastikan debat positif dari semua proposal utama yang dibawa ke hadapan dewan.
4. Pastikan Dalam Akuntabilitas Individu.
Rubber stamping menghasilkan ketidak pedulian kolektif bagaimana kita bisa
menganggap diri kita bertanggung jawab jika kita hanya memilih dengan mayoritas
yang jelas? Jika ada dampak yang signifikan dari inisiatif strategis utama, semua
anggota harus menganggap diri mereka bertanggung jawab. Pendekatan ini akan
mengatasi kepura-puraan disergap atau dalam kegelapan.
5. Biarkan Dewan Menilai Bakat Kepemimpinan.
Anggota dewan harus secara aktif bertemu dengan pemimpin masa depan di
posisi mereka saat ini dalam organisasi daripada hanya menunggu mereka untuk
disajikan ketika ada lowongan.
6. Evaluasi Kinerja Dewan.
Banyak kritikus menganggap kursi dewan itu setara dengan gelar bangsawan
AS di Inggris Raya yaitu, kita memenangkan gelar "Lord" berdasarkan apa yang telah
kita lakukan dalam karir kita atau siapa yang kita kenal, tanpa penilaian lebih lanjut atas
kontribusi kita atau performance kita. Tata kelola perusahaan yang efektif menuntut
kinerja yang unggul dari semua orang yang terlibat dalam proses tersebut.

7
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Tata kelola perusahaan berkaitan dengan seberapa bertanggung jawab suatu
organisasi memenuhi kewajiban mereka untuk semua ini. Idealnya, ada mekanisme untuk
bertanggung jawab atas kinerja itu dan untuk memperkenalkan tindakan korektif jika
mereka gagal memenuhi harapan kinerja tersebut. Sehingga dapat diartikan bahwa tata
kelola perusahaan adalah tentang cara di mana yang bertanggungjawab mengawasi
jalannya perusahaan. Pemilik korporasi memasok ekuitas atau modal risiko kepada
perusahaan dengan membeli saham di korporasi yang biasanya merupakan kelompok yang
terfragmentasi, termasuk pemegang saham publik individu, blok besar pemegang saham
swasta, investor institusi swasta dan publik, karyawan, manajer, dan perusahaan lain.
Tujuan utama dari pengelolaan perusahaan yang baik adalah untuk memberikan
perlindungan yang memadai dan memperlakukan pemegang saham dan pihak yang
berkepentingan lainnya secara adil. Menciptakan tercapainya kesinambungan perusahaan
melalui pengelolaan yang didasarkan pada prinsip transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi, dan kesetaraan, serta kewajaran. Membantu pemberdayaan
fungsi dan kemandirian tiap organ perusahaan, yakni Dewan Komisaris, Direksi, dan
Rapat Umum Pemegang Saham. Mendorong pemegang saham, anggota dewan komisaris,
dan anggota direksi agar saat membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi
oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
Ketidakjelasan tentang apa yang merupakan penjelasan yang dapat diterima untuk
tidak mematuhi, dikombinasikan dengan mudahnya penjelasan tersebut dapat dikubur
dalam catatan kaki laporan tahunan, menimbulkan kekhawatiran bahwa mematuhi atau
menjelaskan benar-benar tidak akan sepenuhnya berhasil untuk tata kelola perusahaan.
Masing-masing perusahaan yang telah menghadapi tuduhan pelanggaran perusahaan
dalam beberapa tahun terakhir, ketika ditanyai, dewan perusahaan ini semuanya berbagi
cerita serupa tentang "disergap" atau tidak mengetahui tentang penipuan besar-besaran
yang dilakukan oleh eksekutif senior perusahaan mereka. Jika pemegang saham suatu
perusahaan harus memilih anggota dewan direktur. Pada gilirannya, dewan direksi harus
memilih seorang ketua. Langkah pertama dalam kebijakan mengabaikan model tata kelola
perusahaan adalah keputusan untuk menggabungkan peran CEO dan ketua dewan menjadi
satu individu.
Dan agar dianggap diatur secara efektif, organisasi harus memiliki mekanisme
yang mengawasi baik strategi jangka panjang perusahaan maupun penunjukan personel
yang ditugaskan dengan tanggung jawab untuk melaksanakan strategi tersebut.
Mewujudkan tanggung jawab ini membutuhkan lebih dari sekedar uraian tugas dan
peraturan formal yang mengatur tanggung jawab dan wewenang masing-masing komite.

8
B. Saran
Tata kelola perusahaan harus dilakukan secara teransparan atau terbuka, agar dapat
berjalan dengan lancar dan efektif, dan agar para investor dapat melihat kesehatan pada
laporan keuangan perusahaan yang akan ia investasikan. Dan agar benar-benar efektif para
dewan harus melakukan 6 langkah tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

G. Suprayitno, et. al. 2009. Profil Program Corporate Governance Perception Index 2008.
IICG. Jakarta.
Ghillyer, Andrew. (2011). Business Ethics Now (3rd ed). New York : McGraw-Hill.
Sari, Florentina Widita (2012) PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP
LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008 – 2011). S1 thesis, UAJY. Diakses
dari http://e-journal.uajy.ac.id/406/3/2EA17195.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai