Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH CORPORATE GOVERNANCE

“PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE”

(Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Corporate Governance)

Dosen :

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Nama Anggota :

Nanda Putri Nurkhalisa (1610313120034)


Riki Setiawati (1610313320051)
Risma Septriana (1610313320052)

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan dan kemudahan kepada kami untuk dapat mengerjakan
tugas yang berjudul Prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Corporate Governance.

Melalui tugas ini diharapkan para mahasiswa dapat memahami tentang


Prinsip-prinsip Good Corporate Governance.Makalah yang kami buat ini
tentunya masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan
masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 25 Juni 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance......................................... 3
2.8.1. Prinsip Transparancy.................................................................... 3
2.8.2. Prinsip Accountability ................................................................. 4
2.8.3. Prinsip Responsibility................................................................... 5
2.8.4. Prinsip Independency.................................................................... 5
2.8.5. Prinsip Fairness............................................................................. 6
2.2. Contoh Penerapan Prinsip GCG Pada Bank Mandiri Syariah.............. 7

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan........................................................................................... 12

Daftar Pustaka................................................................................................ 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja suatu
perusahaan/organisasi adalah dengan cara menerapkan Good Corporate
Governance (GCG). Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
merupakan pedoman bagi Komisaris dan Direksi dalam membuat
keputusan dan menjalankan tindakan dengan dilandasi moral yang tinggi,
kepatuhan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perseroan terhadap pihak
yang berkepentingan (stakeholders) secara konsisten. Hal mengenai Good
Corporate Governance mulai terdengar di Indonesia sejak tahun 1997,
dimana pada saat itu bangsa Indonesia mengalami krisis ekonomi yang
berkepanjangan. Untuk bangkit dari krisis ekonomi tersebut bangsa
Indonesia butuh waktu yang lama. Lamanya perbaikan ini disebabkan
karena masih lemah dan kurangnya perusahaan di Indonesia dalam
menerapkan Good Corporate Governance. Ditambah lagi dengan adanya
kasus Kimia Farma pada tahun 2002 yang terjadi akibat adanya manipulasi
laporan keuangan. Hal ini semakin menambah perhatian para pelaku dunia
usaha dan pihak regulator akan penerapan Good Corporate Governance di
Indonesia. Para pelaku dunia usaha diharapkan dapat mengubah cara
mereka dalam melakukan dan mengelola bisnis mereka untuk lebih
transparan dan menciptakan korporat yang sehat. Penerapan prinsip Good
Corporate Governance (GCG) dalam dunia usaha di Indonesia merupakan
suatu kebutuhan dalam menjalankan aktivitas bisnis, agar perusahaan-
perusahaan yang ada di Indonesia dapat terus bersaing dan bertahan dalam
persaingan pasar globalisasi yang semakin kompetitif sehingga perusahaan
dapat mencapai tujuannya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa sajakah yang termasuk kedalam prinsip-prinsip GCG ?

1
2. Bagaimana Penerapan GCG pada suatu lembaga/perusahaan ?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Corporate Governance.
2. Untuk mengetahui apa sajakah yang termasuk ke dalam prinsip-prinsip GCG.
3. Untuk mengetahui Bagaimana Penerapan GCG pada suatu
lembaga/perusahaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance


Ada tuntutan public yang berkembang sejalan dengan semakin
maraknya kasus-kasus penyimpangan korporasi yang terjadi di seluruh
dunia selama beberapa decade terakhir ini, yaitu agar bisnis dijalankan
secara bersih dan bertanggung jawab.Alasannya public melihat bahwa
penyimpangan-penyimpangan korporasi  itu seolah telah menjadi corporate
culture dunia usaha. Hal ini tentu sangat merugikan semua pihak, termasuk
pihak yang tidak mempunyai hubungan secara langsung dengan perusahaan
bersangkutan.
Secara empiris memang terbukti kasus penyimpangan itu tidak hanya
mempengaruhi kondisi perusahaan maupun pihak-pihak yang mempunyai
hubungan bisnis dengan perusahaan bersangkutan, tetapi secara makro juga
mempengaruhi kondisi perekonomian internasional. Hal ini disebabkan
semakin banyaknya perusahaan multinasional yang beroperasi di berbagai
Negara. Penyimpangan di satu Negara secara langsung akan mempengaruhi
perusahaan afiliasinya di Negara lain.
Public pun akan menuntut dunia usaha sebagai pihak yang selalu
perperan aktif untuk mewujudkan bisnis yang adil (fairness), transparansi
(transpaerancy), akuntabilitas (accountability), dan responsibilitas
(responsibility) ini. Public tetap akan menuntut dunia usaha agar memenuhi
kewajiban supaya akuntabilitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hingga
secara adil dan transpransi public dapat menerima hak sebagaimana
mestinya. Oleh sebab itu, mendorong keadilan, transparansi, akuntabilitas,
dan responsibilitas merupakan syarat mutlak untuk menciptakan kehidupan
bisnis yang sehat, bersih, dan bertanggung jawab.
Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD)
menyatakan bahwa prinsip-prinsip corporate governance meliputi :

1. Prinsip Transparancy (Keterbukaan Informasi)


Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi.  Dalam
mewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang
cukup, akurat, tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya.
Transparansi diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam proses
pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan
relevan mengenai perusahaan.

3
Dalam mewujudkan transparansi itu sendiri, perusahaan harus
menyediakan informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu kepada para
pemangku kepentingan (Stakeholder). Bank wajib menyampaikan kepada Bank
Indonesia selaku otoritas pengawas perbankan di Indonesia dan
mempublikasikan informasi keuangan serta informasi lainnya yang material dan
berdampak signifikan pada kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu.
Disamping itu, para investor harus dapat mengakses informasi penting
perusahaan secara mudah pada saat diperlukan.

Dengan keterbukaan informasi tersebut maka para stakeholder dapat menilai


kinerja berikut mengetahui risiko yang mungkin terjadi dalam melakukan
transaksi dengan perusahaan. Adanya informasi kinerja perusahaan yang
diungkap secara akurat, tepat waktu, jelas, konsisten, dan dapat
diperbandingkan, dapat menghasilkan terjadinya efisiensi atau disiplin pasar.
Selanjutnya, jika prinsip transparansi dilaksanakan dengan baik dan tepat, akan
dapat mencegah terjadinya benturan kepentingan (conflict of interest) berbagai
pihak dalam perusahaan.

2. Prinsip Accountability (Akuntabilitas)


Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur,
system dan pertanggungjawaban elemen perusahaan.  Apabila prinsip ini
diterapkan secara efektif, maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban
dan wewenang serta tanggung jawab antara pemegang saham, dewan
komisaris dan dewan direksi.
Masalah yang sering ditemukan di perusahaan-perusahaan Indonesia
adalah kurang efektifnya fungsi pengawasan Dewan Komisaris. Atau bahkan
sebaliknya, Komisaris  mengambil alih peran berikut wewenang yang
seharusnya dijalankan Direksi. Oleh karena itu diperlukan kejelasan mengenai
tugas serta fungsi organ perusahaan agar tercipta suatu mekanisme checks and
balances kewenangan dan peran dalam mengelola perusahaan.
Beberapa bentuk implementasi lain dari prinsip akuntabilitas ini  antara
lain:

4
Praktek Audit Internal yang efektif, serta kejelasan fungsi, hak, kewajiban,
wewenang dan tanggung jawab dalam anggaran dasar perusahaan, kebijakan,
dan prosedur di bank.

3. Prinsip Responsibility (Pertanggungjawaban)


Bentuk pertanggung jawaban perusahaan adalah kepatuhan
perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, diantaranya; masalah pajak,
hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan
lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama
masyarakat dan sebagainya.  Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan
akan menyadarkan perusahaan bahwa dalam kegiatan operasionalnya,
perusahaan juga mempunyai peran untuk bertanggung jawab kepada
shareholder juga kepada stakeholders-lainnya.

Pertanggungjawaban perusahaan merupakan kesesuaian


(kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi
yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.

Penerapan prinsip ini diharapkan membuat perusahaan menyadari


bahwa dalam kegiatan operasionalnya seringkali ia menghasilkan
eksternalitas (dampak luar kegiatan perusahaan) negatif yang harus
ditanggung oleh masyarakat. Di luar hal itu, lewat prinsip responsibilitas
ini juga diharapkan membantu peran pemerintah dalam mengurangi
kesenjangan pendapatan dan kesempatan kerja pada segmen masyarakat
yang belum mendapatkan manfaat dari mekanisme pasar.

4. Prinsip Independency (Kemandirian)


Intinya, prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara
profesional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau
intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku.

Independensi merupakan prinsip penting dalam penerapan GCG di


Indonesia. Independensi atau kemandirian adalah suatu keadaan dimana

5
perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi
yang sehat.

Independensi sangat penting dalam proses pengambilan keputusan.


Hilangnya independensi dalam proses pengambilan keputusan akan
menghilangkan objektivitas dalam pengambilan keputusan tersebut.
Kejadian ini akan sangat fatal bila ternyata harus mengorbankan
kepentingan perusahaan yang seharusnya mendapat prioritas utama.

Untuk meningkatkan independensi dalam pengambilan keputusan


bisnis, perusahaan hendaknya mengembangkan beberapa aturan,
pedoman, dan praktek di tingkat pengurus bank, terutama di tingkat
Dewan Komisaris dan Direksi yang oleh Undang-undang diberi amanat
untuk mengurus perusahaan dengan sebaik-baiknya.

5. Prinsip Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran)


Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak
stakeholder sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 
Diharapkan fairness dapat menjadi faktor pendorong yang dapat
memonitor dan memberikan jaminan perlakuan yang adil di antara
beragam kepentingan dalam perusahaan.

Secara sederhana kesetaraan dan kewajaran (fairness) bisa


didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi
hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan
perundangan yang berlaku.

Fairness juga mencakup adanya kejelasan hak-hak stakeholder


berdasarkan sistem hukum dan penegakan peraturan untuk melindungi
hak-hak investor khususnya pemegang saham minoritas dari berbagai
bentuk kecurangan. Bentuk kecurangan ini bisa berupa insider trading
(transaksi yang melibatkan informasi orang dalam), fraud (penipuan), dilusi
6
saham (nilai perusahaan berkurang), korupsi-kolusi-nepotisme (KKN), atau
keputusan-keputusan yang dapat merugikan seperti pembelian kembali
saham yang telah dikeluarkan, penerbitan saham baru, merger, akuisisi,
atau pengambil-alihan perusahaan lain.

2.2. Cont
oh Penerapan Prinsip GCG Pada Bank Mandiri Syariah
Sebagai perusahaan go public, implementasi good corporate governance(GCG)
atau tata kelola perusahaan yang baik, merupakan kebutuhan mutlak bagi Bank
Syariah Mandiri. Selain untuk menjaga kesinambungan bisnis Bank Syariah
Mandiri dalam jangka panjang, pengimplementasian GCG juga mutlak harus
dilakukan dalam rangka pemenuhan hak dan tanggungjawab Bank Syariah
Mandiri kepada seluruh pemegang saham, termasuk pemegang saham  minoritas
yang dikuasi masyarakat berdasarkan 5 (lima) prinsip dasar GCG, yakni
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan fairness, sesuai
dengan peraturan perundangundangan yang berlaku dan sesuai dengan
anggaran dasar perusahaan. Bank Syariah Mandiri sangat menyadari
bahwa GCG merupakan perangkat utama yang mengatur dan  mengarahkan
kegiatan perusahaan dalam tata hubungan antara karyawan, Direksi, Dewan
Komisaris,pemegang saham, dan para pemangku kepen tingan (stakeholders)
lainnya. Dengan demikian, bagi Bank Syariah Mandiri, pemenuhan prinsip-
prinsip GCG merupakan bagian untuk membangun fondasi bisnis yang sehat.
Untuk mengupayakan sistem perbankan yang sehat dan kuat sebagaimana
komitmen Dewan Komisaris dan Direksi, Bank Syariah Mandiri berkeyakinan
bahwa penerapan prinsip-prinsip GCG merupakan salah satu prasyarat mutlak
dalam proses transformasi tersebut. Seiring dengan berkembangnya bisnis bank
dan perubahan-perubahan dalam bisnis perbankan baik secara nasional maupun
global, dan persaingan yang semakin ketat pada industri perbankan, maka Bank
Syariah Mandiri harus menyiapkan antisipasi melalui perbaikan dan penyesuaian
secara terus menerus. Dengan demikian,Bank Syariah Mandiri dapat
menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang handal dan mampu memberikan
nilai tambah bagi Bank Syariah Mandiri dan sistem perbankan secara
keseluruhan.
Implementasi BSM telah memperoleh pengakuan dari banyak pihak eksternal
baik dari lokal maupun internasional. Hal ini, sebagai wujud
apresiasi/kepercayaan masyarakat terhadap komitmen tinggi seluruh insan Bank
dalam pengelolaan tata kelola perusahaan yang baik. Selama tahun 2011, BSM
telah berhasil meraih penghargaan. Penghargaan prestisius yang diraih oleh Bank
atas penyusunan Laporan Tahunan 2010 dengan predikat Juara Pertama untuk
kategori Swasta Keuangan Non Listed. Salah satu aspek penilaian yang memiliki
porsi penilaian tertinggi adalah aspek tata kelola perusahaan yang baik (GCG).
7
Optimalisasi penerapan GCG BSM terus dilakukan dengan penguatan
infrastruktur untuk mencapai praktik terbaik, pengujian keandalan serta
penyesuaian sistem dan prosedur sesuai dengan perkembangan bisnis dan
regulasi/ketentuan perbankan syariah untuk mendukung pelaksanaan GCG yang
semakin efektif.

Dalam hubungan dengan prinsip tersebut bank perlu memperhatikan hal-hal


sebagai berikut :

1. Keterbukaan (Transparency) : Bank harus mengungkapkan informasi secara


tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah
diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya. Informasi yang harus
diungkapkan meliputi tapi tidak terbatas pada hal-hal yang bertalian dengan
visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan
dan kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali, cross shareholding,
pejabat eksekutif, pengelolaan risiko (risk management), sistem pengawasan
dan pengendalian intern, status kepatuhan, sistem dan pelaksanaan GCG serta
kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi bank. Prinsip keterbukaan
yang dianut oleh bank tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi
ketentuan rahasia bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi. Kebijakan bank harus tertulis
dan dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan (stakeholders) dan
yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.

Pada hakekatnya optimalisasi dan pengembangan prinsip-prinsip GCG yang


diterapkan BSM terhadap keterbukaan :
a. Pengelolaan Homepage

b.      Penggunaan sarana intranet dan forum doa pagi setiap Senin untuk seluruh
jajaran BSM

c.       Pengembangan Tim Mrdiasi Perbankan BSM

d.      Publikasi Laporan Keuangan & Self Assessment Pelaksanaan GCG pada media
masa, Annual Report dan Homepage Bank

e.       Publikasi laporan keuangan dan perhitungan bagi hasil secara berkala


melalui brosur/leaflet untuk naabah

f.       Pengungkapan remunerasi pengurus BSM dalam laporan GCG

g.      Tata tertib kerja bagi anggota Dewan Komisaris dan anggota Dewan
Pengawas Syariah (DPS)

h.      Updating ketentuan internal dalam Bank SE di intranet yang dapat diakses


seluruh jajaran BSM

i.        Pengungkapan internal fraud > 100 juta dalam laporan GCG


8
2. Akuntabilitas (Accountability) : Bank harus menetapkan tanggung jawab yang
jelas dari masing-masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi,
sasaran usaha dan strategi perusahaan. Bank harus meyakini bahwa semua
organ organisasi bank mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung
jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan GCG. Bank harus
memastikan terdapatnya check and balance system dalam pengelolaan bank.
Bank harus memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan
ukuran-ukuran yang disepakati konsisten dengan nilai perusahaan (corporate
values), sasaran usaha dan strategi bank serta memiliki rewards and
punishment system.

Pada hakekatnya optimalisasi dan pengembangan prinsip-prinsip GCG yang


diterapkan BSM terhadap akuntabilitas :

a.       Pelaksanaan RUPS (Tahunan dan Luar Biasa)

b.      Rapat-rapat internal pengurus, komite-komite Pejabat Eksekutif dan pihak


terkait

c.       Penerapan Balanced Scorecard (BSC) untuk pengelolaan kinerja

d.      Cost Efficiency di seluruh unit kerja

e.       Penilaian bulanan dan triwulan melalui monitoring relisasi Rencana Bisnis


Bank (RBB) untuk tingkat unit kerja Kantor Pusat dan Cabang

f.       Performance contract dan performance Appraisal untuk seluruh pegawai

g.      Pembinaan unit kerja BSM sesuai kinerjanya setiap hari Senin pagi

3. Tanggung Jawab (Responsibility) : Untuk menjaga kelangsungan usahanya,


bank harus : 1) berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential banking
practices) dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku; dan 2) Bank
harus bertindak sebagai good corporate citizen (perusahaan yang baik
termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab
sosial.
Pada hakekatnya optimalisasi dan pengembangan prinsip-prinsip GCG yang
diterapkan BSM terhadap tanggung jawab :

a.       Penerbitan Risk Opinion, Compliance Review, Compliance Opinion/Note

b.      Keputusan Komite Sisdur (KKS) untuk penerbitan ketentuan internal dan


Komite Mnajemen Risiko (KMR)

9
c.       Penggunaan  jasa Appraisal eksternal, Auditor Eksternal untuk
pemeriksaan/audit laporan keuangan

d.      Pemeriksaan dari Bank Mandiri, SKAI-BSM

e.       Penguatan Satuan Kerja Kepatuhan dan Manajemen Risiko  

f.       Penyelenggaraan tender melalui Tim Pengadaan dan Pengendalian Barang


dan Jasa (TPPBJ)

g.      Pemutakhiran daftar rekanan, Appraisal, Notaris, Auditor Eksternal

h.      Penunjukan Komisaris dan Pihak Independen dalam Komite-Komite

i.        Peningkatan kualitas (skill) pegawai Bank

j.        Kompetensi pegawai sesuai Job Description masing-masing.

4. Kesetaraan dan kewajaran (Fairness) : Bank harus senantiasa memperhatikan


kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran
(equal treatment). Bank harus memberikan kesempatan kepada
seluruh stakeholders untuk memberikan masukan dan menyampaikan
pendapat bagi kepentingan bank serta mempunyai akses terhadap informasi
sesuai dengan prinsip keterbukaan.
Pada hakekatnya optimalisasi dan pengembangan prinsip-prinsip GCG yang
diterapkan BSM terhadap kesetaraan dan kewajaran :

a.       Implmentasi Human Capital Strategy

b.      Pemberian reward pegawai a.l. Tunjangan Prestasi Unit Kerja (TPUK) triwulan,
insentif dan bonus

c.       Penerapan sanksi bagi pegawai yang melanggar disiplin berupa pembinaan,


peringatan (SP1. SP2, SP3) dan PHK bagi karyawan bermasalah (fraud)

d.      Mutasi, promosi/rotasi/demosi pegawai dan pejabat unit kerja

e.       Pemberian apresiasi berupa penghargaan hadiah bagi pegawai cabang yang


berprestaasi

f.       Pelaksanaan program screening pegawai baru, terutama terkait hubungan


keluarga

g.      Penyelenggaraan tender a.l. Program Assessment Center Pegawai

h.      Equal treatment kepada stackholders

10
5. Independensi (Independency) : Bank harus menghindari terjadinya dominasi
yang tidak wajar oleh stakeholder manapun dan tidak terpengaruh oleh
kepentingan sepihak serta bebas dari benturan kepentingan (conflict of
interest). Bank dalam mengambil keputusan harus obyektif dan bebas dari
segala tekanan dari pihak manapun.

2.3.

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Good Corporate governance yang dalam bahasa indonesia memiliki arti ” tata
kelola perusahaan” ini memiliki makna sebagai sebuah rangkaian proses,
kebiasaan, kebijakan, aturan, dan  institusi yang mempengaruhi pengarahan,
pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola ini
menyangkut hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder),
manajemen, dewan direksi dan pihak terkait lainnya. Pada tanggal 30 April 2010
ini Bank Indonesia melalui Surat Edarannya memberikan penegasan terhadap PBI
No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Melalui PBI ini diatur kegiatan-kegiatan
yang menyangkut dengan check and balance yang harus dilakukan bank dan juga
menghindari conflict of interest dalam melaksanakan tugas.
Dalam dunia bisnis dan beberapa paradigma pemikiran pelaku bisnis, ada
beberapa kesimpulan mengenai prinsip-prinsip mendasar yang harus dipegang
teguh pada penerapan GCG, yaitu ; Keadilan (fairness), Transparansi
(transparancy), akuntabilitas (accountability), Tanggung jawab (responsbility),
moralitas (morality), komitmen (commitment) dan kemandirian. Prinsip-prinsip
inilah yang pada akhirnya diintisarikan menjadi sebuah himbauan yang tersirat
dalam PBI No. 11 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Modul Corporate Government

Good Corporate Governance Perbankan Indonesia KNKCG, 2004

http://gabunganmakalah.blogspot.com/2013/05/prinsip-prinsip-good-corporate-
goverment_6105.html

http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/
1431/1804

https://pudjo88.wordpress.com/2008/07/11/penerapan-good-corporate-
governance-gcg-di-perusahaan-publik/

13

Anda mungkin juga menyukai