Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

CORPORATE GOVERNANCE
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK 2
NOVATI RAHMAH (22120049)

SIBRAN MULASI (22120057)


MULIANA (22120075)
M. HAFIZ (22120055)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ABULYATAMA
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena hanya berkat rahmat dan karunia-Nya, dan mahasuci engkau yang telah memberi
kemudahan dalam menyusun makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah ini sehingga
makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. yang telah menuntun kita dari jalan
yang penuh kegelapan ke jalan yang penuh dengan cahaya yaitu Agama Islam.

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis &
Keberlanjutan Bisnis yang berkaitan dengan materi Corporate Governance. Walaupun
mungkin terdapat kesalahan dan kekurangannya, kami sebagai manusia biasa yang tak
terlepas dari kesalahan dan kekurangan, sangat mengharapkan bimbingan dan kritik dari
berbagai pihak, dengan harapan kami dapat menyempurnakan segala kesalahan dan
kekurangan dari makalah ini.

Aceh Besar, 30 Okt 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Pengertian Corporate Governance....................................................................................2
2.2 Prinsip-prinsip Corporate Governance.............................................................................3
2.3 Karakteristik Corporate Governance................................................................................5
2.4 Manfaat Corporate Governance.......................................................................................5
2.5 Unsur Unsur Corporate Governance................................................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................................8
Kesimpulan.............................................................................................................................8
Saran.......................................................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance “GCG”) merupakan upaya


perusahaan untuk menciptakan pola hubungan yang kondusif antar pemangku kepentingan
dalam perusahaan. Hubungan kondusif antar stakeholder tersebut adalah prasyarat dalam
mewujudkan kinerja perusahaan yang baik, yang selanjutnya mendukung peningkatan nilai
perusahaan. Tata kelola perusahaan akan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham
secara berkelanjutan dalam jangka panjang, dengan tetap menghormati kepentingan
pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan hukum dan norma yang berlaku. Dengan
demikian jelas bahwa tata kelola perusahaan terkait erat dengan nilai perusahaan dan
tentunya, kinerja keuangan perusahaan.

Implementasi tata kelola perusahaan secara konsisten pada prinsipnya ditujukan untuk
memaksimalkan nilai perusahaan di mata para pemegang saham dan pemangku kepentingan,
serta diterapkan untuk memperkuat daya saing perusahaan. Seiring dengan semakin ketatnya
persaingan bisnis, implementasi tata kelola perusahaan menjadi penting kiranya untuk tetap
memenangkan persaingan bisnis dengan tetap mengedepankan persaingan yang sehat dan
beretika.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Corporate Governance ?


2. Sebutkan prinsip-prinsip Corporate Governance !
3. Sebutkan karakteristik Corporate Governance !
4. Sebutkan manfaat Corpporate Governance !
5. Apa saja unsur – unsur Corporate Governance !

1.3 Tujuan Makalah

Mengetahui dan memberi penjelasan terkait perumusan masalah

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Corporate Governance

Tata Kelola Perusahaan atau Corporate Governance (disebut sebagai CG) merupakan
suatu sistem yang dirancang untuk mengarahkan pengelolaan perusahaan secara profesional
berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independen,
kewajaran dan kesetaraan. BEI (Bursa Efek Indonesia) sebagai fasilitator dan regulator pasar
modal di Indonesia memiliki komitmen untuk menjadi Bursa Efek yang sehat dan berdaya
saing global. Corporate governance muncul karena terjadi pemisahan kepentingan antara
kepemilikan dan pengendalian perusahaan yang sering disebut sebagai masalah keagenan,
juga upaya untuk mengatasi perilaku manajemen dari sikap mementingkan diri sendiri
bertujuan untuk menciptakan pengawasan dalam perusahaan yang memastikan adanya
optimalisasi atas pemenuhan kepentingan stakeholder serta menciptakan efisiensi bagi
perusahaan. Corporate governance menunjukkan perbedaan kepentingan antara manajer dan
pemilik suatu perusahaan yang berkaitan dengan keadaan baik-buruknya tata kelola suatu
perusahaan dengan tindakan pengambilan keputusan perpajakannya.

Penerapan komitmen CG yang baik atau biasa disebut Good Corporate Governance
(GCG) terkandung pada misi Perusahaan yaitu menciptakan daya saing untuk menarik
investor dan emiten melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai
tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance. BEI telah berhasil menerapkan
pedoman, kerangka kerja serta prinsip-prinsip CG secara efektif dan efisien dalam kegiatan
operasional Perusahaan dan senantiasa memperbaiki praktik CG di masa yang akan datang.
Manfaat dari penerapan GCG dapat berdampak positif pada terciptanya akuntabilitas
Perusahaan, transaksi yang wajar dan independen, serta kehandalan dan peningkatan kualitas
informasi kepada publik.

Perusahaan dengan praktik CG yang baik akan dapat meningkatkan nilai perusahaan bagi
pemegang saham karena visi, misi dan strategi perusahaan dinyatakan dengan jelas, nilai-
nilai perusahaan serta kode etik disusun untuk memastikan adanya kepatuhan seluruh jajaran
perusahaan, terdapat kebijakan untuk menghindari benturan kepentingan dan transaksi
dengan pihak ketiga yang tidak tepat, risiko perusahaan dikelola dengan baik dan terdapat
sistem pengendalian dan monitoring yang baik (Price Waterhouse Coopers, 2000).

v
2.2 Prinsip-prinsip Corporate Governance

Terdapat enam prinsip corporate governance dalam Prinsip-prinsip OECD 2004.


Prinsip – prinsip ini melandasi beberapa riset tentang pengukuran tingkat penerapan
corporate governance pada perusahaan, yaitu :

1. Menjamin Kerangka Dasar Corporate Governance yang Efektif Prinsip pertama


menyatakan bahwa corporate governance harus dapat mendorong terciptanya pasar
yang transparan dan efisien, sejalan dengan perundangan dan peraturan yang berlaku,
dan dapat dengan jelas memisahkan fungsi dan tanggung jawab otoritas-otoritas yang
memiliki pengaturan, pengawasan, dan penegakan hukum.

2. Hak-hak Pemegang Saham dan Fungsi-fungsi Penting Kepemilikan Saham Prinsip


corporate governance yang kedua dari OECD pada dasarnya mengatur mengenai hak-
hak pemegang saham dan fungsi – fungsi kepemilikan saham. Hal ini terutama
mengingat investor saham terutama dari suatu perusahaan publik, memiliki hak-hak
khusus seperti saham tersebut dapat dibeli, dijual ataupun ditransfer. Pemegang
saham tersebut juga berhak atas keuntungan perusahaan sebesar porsi
kepemilikannya. Selain itu kepemilikan atas suatu saham mempunyai hak atas semua
informasi perusahaan dan mempunyai hak untuk mempengaruhi jalannya perusahaan
melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

3. Perlakuan yang sama terhadap Pemegang Saham Pada prinsip ketiga ini ditekankan
perlunya persamaan perlakuan kepada seluruh pemegang saham termasuk pemegang
saham minoritas dan pemegang saham asing. Prinsip ini menekankan pentingnya
kepercayaan investor di pasar modal. Untuk itu industri pasar modal harus dapat
melindungi investor dari perlakuan yang tidak benar yang mungkin dilakukan oleh
manajer, dewan komisaris, dewan direksi, atau pemegang saham utama perusahaan.
Untuk melindungi investor, perlu suatu informasi yang jelas mengenai hak dari
pemegang saham, seperti hak untuk memesan efek terlebih dahulu dan hak pemegang
saham utama untuk memutuskan suatu keputusan tertetu dan hak untuk mendapatkan
perlindungan hukum jika suatu saat terjadi pelanggaran atas hak pemegang saham
tersebut.

vi
4. Peranan Stakeholders dalam Corporate Governance Secara umum, prinsip ini
menyatakan bahwa kerangka corporate governance harus mengakui hak stakeholders
yang dicakup oleh perundang-undangan atau perjanjian (mutual agreements) dan
mendukung secara aktif kerjasama antara perusahaan dan stakeholders dalam
menciptakan kesejahteraan, lapangan pekerjaan, dan pertumbuhan yang
bekesinambungan (sustainibilitas) dari kondisi keuangan perusahaan yang dapat
diandalkan. Para pemangku kepentingan (stakeholder) seperti investor, karyawan,
kreditur dan pemasok memiliki sumberdaya yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Sumberdaya yang dimiliki oleh stakeholder tersebut harus dialokasikan secara efektif
untuk meningkatkan efisiensi dan kompetisi perusahaan dalam jangka panjang.
Alokasi yang efektif dapat dilakukan dengan cara memelihara dan mengoptimalkan
kerja sama para stakeholder dengan perusahaan. Hal tersebut dapat tercapai dengan
penerapan kerangka corporate governance dalam pengelolaan perusahaan yaitu
dengan adanya jaminan dari perusahaan tentang perlindungan kepentingan para
pemangku kepentingan baik melalui perundang-undangan maupun perjanjian.

5. Keterbukaan dan Transparansi Pada prinsip kelima ini ditegaskan bahwa kerangka
kerja corporate governance harus memastikan bahwa keterbukaan informasi yang
tepat waktu dan akurat dilakukan atas semua hal yang material berkaitan dengan
perusahaan, termasuk di dalamnya keadaan keuangan, kinerja, kepemilikan dan tata
kelola perusahaan. Dalam rangka perlindungan kepada pemegang saham, perusahaan
berkewajiban untuk melakukan keterbukaan (disclosure) atas informasi atau
perkembangan yang material baik secara periodik maupun secara insindentil.
Pengalaman di banyak negara yang mempunyai pasar modal yang aktif menunjukkan
bahwa keterbukaan menjadi alat yang efektif dalam rangka mempengaruhi perilaku
perusahaan dan perlindungan investor. Keyakinan yang kuat di pasar modal dengan
sendirinya akan menarik investor untuk menanamkan modalnya.

6. Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi Dalam prinsip ini dinyatakan bahwa
kerangka kerja tata kelola perusahaan harus memastikan pedoman strategis
perusahaan, monitoring yang efektif terhadap manajemen oleh dewan, serta
akuntabilitas dewan terhadap perusahaan dan pemegang saham. Menurut prinsip ini,
tanggung jawab dewan yang utama adalah memonitor kinerja manajerial dan
mencapai tingkat imbal balik (return) yang memadai bagi pemegang saham. Di lain

vii
pihak, dewan juga harus mencegah timbulnya benturan kepentingan dan
menyeimbangkan berbagai kepentingan di perusahaan. Agar dewan dapat
menjalankan tanggung jawab tersebut secara efektif, maka dewan perlu dapat
melakukan penilaian yang obyektif dan independen. Selain itu, tanggung jawab lain
yang tidak kalah penting yaitu memastikan Dewan perlu memiliki akuntabilitas
terhadap perusahaan dan pemegang saham serta bertindak yang terbaik untuk
kepentingan mereka. Dewan juga diharapkan bertindak secara adil kepada pemangku
kepentingan (stakeholder) lainnya, seperti kepada karyawan, kreditur, pelanggan,
pemasok dan masyarakat sekitar perusahaan. Bahwa perusahaan selalu mematuhi
ketentuan peraturan hukum yang berlaku, terutama di bidang perpajakan, persaingan
usaha, perburuhan, dan lingkungan hidup.

2.3 Karakteristik Corporate Governance

Karakteristik corporate governance terbagi dalam dua bagian yaitu internal


governance dan eksternal governance seperti yang dijelaskan Andayani (2010). Internal
governance meliputi struktur dewan direksi, kepemilikan manajerial dan kompensasi
eksekutif. Sedangkan eksternal governance terdiri dari institusional ownership, pasar dan
tingkat pendanaan dengan hutang (debt financing). Mekanisme corporate governance yang
baik memiliki keterkaitan dengan kemakmuran perusahaan dan para pemegang saham,
sehingga penerapannya diharapkan memberikan kontribusi positif bagi perusahaan secara
keseluruhan.

2.4 Manfaat Corporate Governance

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015:85), ada 6 manfaat yang dihasilkan tata kelola
yang baik:

1. Penciptaan dan peningkatan keunggulan kompetitif perusahaan


2. Memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara efisien, mencegah penipuan dan
mal praktik
3. Memberikan perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham
4. Peningkatan nilai suatu perusahaan

viii
5. Memastikan kepatuhan terhadap hukum dan pemerintah
6. Pengentasan kemiskinan dengan meningkatkan tanggung jawab sosial

Sedangkan menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FGCI, 2001)


manfaat corporate governance adalah:

1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan


yang baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan
pelayanan kepada stakeholders.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat
meningkatkan corporate value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan.
4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan
meningkatkan stakeholder value. Selain itu manfaat penerapan corporate governance
adalah meminimumkan konflik keagenan. Konflik keagenan muncul apabila tujuan
yang ingin dicapai oleh manajer perusahaan tidak sejalan dengan kepentingan
pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan pendapatan (dividen) yang
maksimal atas dana yang mereka investasikan. Sedangkan pihak manajemen lebih
mementingkan aktivitas operasional perusahaan dengan tidak membagikan dividen
dan mengalokasikannya sebagai laba ditahan. Keselarasan hubungan pemegang
saham dan menejer perusahaan akan mempengaruhi kebijakan perpajakan yang akan
digunakan (Sara, 2016).

2.5 Unsur Unsur Corporate Governance

Adapun unsur-unsur corporate governance yang berasal dari dalam perusahaan (dan
selalu diperlukan dalam perusahaan) serta unsur-unsur yang ada di luar perusahaan (dan yang
selalu diperlukan di luar perusahaan) yang bisa menjamin berfungsinya corporate governance
(Sutedi 2011:41) adalah:

1. Unsur yang berasal dari dalam perusahaan: pemegang saham, direksi, dewan
komisaris, manajer, karyawan/serikat pekerja, sistem remunerasi berdasar
kinerja dan komite audit.
2. Unsur-unsur yang selalu diperlukan dalam perusahaan meliputi: keterbukaan
dan kerahasiaan, transparansi, accountability, fairness, aturan dari code of

ix
conduct.
3. Unsur yang berasal dari luar perusahaan: kecukupan undang-undang dan
perangkat hukum, investor, institusi penyedia informasi, akuntan publik,
institusi yang memiliki kepentingan publik bukan golongan, pemberi
pinjaman, lembaga yang mengesahkan legalitas.
4. Unsur yang selalu diperlukan di luar perusahaan meliputi: aturan dari code of
conduct, fairness, accountability, jaminan hukum.

Sedangkan Tampubolon (2005) menyebutkan bahwa corporate governance yang baik akan
mencakup:

1. Standards
2. Strategic Planning
3. Organization Design
4. Leadership
5. Stewardship
6. Risk management
7. Assurance
8. Other

x
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Corporate governance merupakan suatu proses dan struktur yang digunakan oleh
organ perusahaan (pemegang saham atau pemilik modal, dewan komisaris atau dewan
pengawas, dan direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan
guna mewujudkan atau meningkatkan nilai pemegang saham jangka panjang dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan pada peraturan perundang-
undangan dan nilai-nilai etika. Tentu saja corporate governance diberlakukan dengan tujuan
untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholders. Perolehan nilai
tambah ini disebabkan CG dapat mendorong terbentuknya pola kerja manajemen yang bersih,
transparan, dan professional (Kristian dan Yopi, 2018: 149).

Istilah corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee


pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut pada laporan mereka (Cadbury Report).
Laporan ini dipandang sebagai titik balik (turning point) yang sangat menentukan bagi
praktik corporate governance di seluruh dunia. Definisi good corporate governance menurut
Cadbury Committee (1992) adalah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan
agar mencapai keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan perusahaan untuk menjamin
kelangsungan eksistensinya dan pertanggung jawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan
dengan peraturan kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham, dan sebagainya.

Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan


tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya.

xi

Anda mungkin juga menyukai