Anda di halaman 1dari 15

PERAN GCG DALAM AKUNTABILITAS DAN

PENCIPTAAN NILAI PERUSAHAAN

Di Susun
Oleh Kelompok 5

M.rasymal Hafizhi (190420047)


Ismuhardi (190420014)
Hayatul Amna (190420016)
Badratun Nafis (190420030)
Khairun Nisa (190420021)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah " Peran GCG Dalam
Akuntabilitas dan Penciptaan Nilai Perusahaan".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya
ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Bukit Indah, 10 November 2022


Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Pengertian Good Corporate Governance.....................................................................3
2.1.1 Tujuan dan Mannfaat Good Corporate Governance...........................................4
2.2 Akuntabilitas..................................................................................................................5
2.2.1 Fungsi Akuntabilitas............................................................................................6
2.2.2. Jenis-jenis Akuntabilitas.....................................................................................7
2.3 Nilai Perusahaan............................................................................................................7
2.4 Peran GCG dalam Akuntabilitas dalam menciptakan Nilai Perusahaan.......................8

BAB III PENUTUP......................................................................................................................10


3.1 Kesimpulan..................................................................................................................10
3.2 Saran............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu pola hubungan, sistem,
dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan (RUPS, dewan komisaris, dan
direksi) guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara
berkesinambungan dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan
stakeholder lainnya, berdasarkan peraturan dan norma yang berlaku. Isu mengenai
GCG mulai marak ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan pada
tahun 1997. Menurut Iskandar dan Chamlou, krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia
disebabkan oleh lemahnya GCG (Hidayah, 2008).
Penerapan good corporate governance telah menjadi isu sentral dalam menunjang
pemulihan ekonomi. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi,
perusahaan dituntut untuk dapat mengimbanginya. Maka diperlukan adanya system
pengelolaan serta pengendalian manajerial yang tepat pada perusahaan. Dengan
adanya tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) diharapakan
dapat memberikan dampak yang positif baik secara langsung maupun tidak langsung.
GCG berawal dari perkembangan perspektif agency theory. Dalam agency theory,
pihak pemegang saham (prinsipal) yang bertindak sebagai pemilik perusahaan
menyerahkan kewenangannya kepada pihak manajemen (agen). Adanya pemisahan
antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan akan menyebabkan kedua pihak
tersebut memiliki kepentingan yang berbeda. Hal ini menimbulkan potensi konflik
kepentingan antara prinsipal dan agen.Dalam penerapan GCG, yaitu dengan adanya
auditor dan komite audit, manajer dapat diawasi dengan efektif sehingga tercipta
mekanisme checks and balances di perusahaan sehingga dapat menurunkan agency
cost, biaya modal (cost of capital), serta meminimalkan risiko. (Nadya, 2013).

1
Prinsip – prinsip good corporate governance sangatlah penting bagi setiap
perusahaan. Prinsip tersebut sudah banyak di gunakan oleh perusahaan – perusahaan
di indonesia baik itu yang sudah go public maupun menuju go public. Tujuan
perusahaan menjalankan prinsip tersebut adalah untuk menjadikan perusahaannya
maju dimasa yang akan datang dan diterima oleh masyarakat luas. Prinsip-prinsip-
good corporate governance seperti Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung Jawab,
Independensi dan Kewajaran. Dalam penulisan ini penulis menguraikan hanya prinsip
akuntabilitas saja dalam menciptakan nilaiperusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar Belakang di atas maka yang akan menjadi Rumusan Masalah
dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Good Corporate Governance?
2. Apa yang dimaksud dengan Akuntabilitas ?
3. Apa yang dimaksud dengan Nilai Perusahaan?
4. Bagaimana Peran GCG dalam Akuntabilitas dalam menciptakan Nilai
Perusahaan ?

2
BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Good Corporate Governance


Good corporate governance (GCG) merupakan sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk
semua stakeholder. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama,
pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan
tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan
pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua
informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder (Novieta, 2021).
Menurut Mufidah (2018) Good Corporate Governance merupakan
mekanisme yang dikembangkan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan dan
perilaku pihak manajemen. Terdapat lima prinsip GCG yang dapat dijadikan
pedoman bagi suatu korporat atau para pelaku bisnis, yaitu Transparency,
Accountability, Responsibility, Indepandency dan Fairness. Good Corporate
Governance memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-
sasaran dari suatu perusahaan untuk menentukan teknik monitoring kinerja. Good
Corporate Governance (GCG) pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, proses,
output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak
yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara
pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan
perusahaan.
Menurut Hamdani (2016) terdapat dua sudut pandang dalam mendefinisikan
Good Corporate Governance, yaitu sudut pandang dalam arti sempit dan arti luas.
Pertama, dilihat dari sudut pandang arti sempit, Good Corporate Governance
diartikan sebagai hubungan yang setara antara pemegang saham dan perusahaan.
Sedangkan dalam arti luas, Good Corporate Governance diartikan sebagai a web of

3
relationship, maknanya tidak hanya hubungan dengan pemilik atau pemegang saham,
akan tetapi perusahaan dengan pihak lainnya seperti karyawan, pelanggan, pemasok,
dan lainnya.
Menurut Bank Dunia Good Corporate Governance adalah aturan, standar,
dan organisasi di bidang ekonomi yang mengatur perilaku pemilik perusahaan,
direktur dan manajer serta perincian dan penjabaran tugas dan wewenang serta
pertanggungjawabannya kepada investor (pemegang saham dan kreditur). Tujuannya
untuk menciptakan sistem pengendalian dan keseimbangan dalam mencegah
penyalahgunaan sumber daya perusahaan dan tetap mendorong terjadinya
pertumbuhan perusahaan (Faradita, 2018).

2.1.1 Tujuan dan Mannfaat Good Corporate Governance


Good corporate governance merupakan langkah yang penting dalam membangun
kepercayaan pasar (market confidence) dan mendorong arus investasi international
yang lebih stabil dan bersifat jangka panjang. Adapun tujuan dari penerapan Good
Corporate Governance adalah sebagai berikut:
 Menciptakan nilai tambah (value added) bagi semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders).
 Memastikan bahwa sasaran yang ditetapkan telah dicapai.
 Memastikan bahwa aktiva perusahaan dijaga dengan baik.
 Memastikan perusahaan menjalankan praktik-praktik usaha yang sehat.
 Memastikan kegiatan-kegiatan perusahaan bersifat transparan.
Manfaat langsung yang dirasakan perusahaan dengan mewujudkan prinsip-prinsip
good corporate governance adalah meningkatnya produktivitas dan efisiensi usaha.
Manfaat lain adalah meningkatnya kemampuan operasional perusahaan dan
pertanggungjawaban kepada publik. Selain itu juga memperkecil praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, serta konflik kepentingan. Corporate governance yang baik
dapat mendorong pengelolaan organisasi yang lebih demokratis (partisipasi banyak

4
kepentingan), lebih accountable (adanya pertanggungjawaban dari setiap tindakan),
dan lebih transparan serta akan meningkatkan keyakinan bahwa perusahaan dapat
memberikan manfaat jangka panjang.

2.2 Akuntabilitas
Istilah akuntabilitas adalah hal yang mungkin sering kamu temukan dalam
manajemen atau pengelolaan perusahaan atau bahkan pemerintahan. Akuntabilitas
memiliki kaitan erat dengan pertanggungjawaban atau kondisi yang membutuhkan
tanggung jawab.
Menurut NCG (National Committee on Governance) dalam (Indri, 2016)
prinsip akuntabilitas adalah prinsip bahwa para pengelola berkewajiban untuk
membina sistem akuntansi yang efektif dalam rangka untuk menghasilkan laporan
keuangan yanng dapat dipercaya. Selain itu, akuntabilitas juga mengandung unsur
kejelasan fungsi dalam organisasi dan cara mempertanggungjawabkannya.
Menurut Meri (2022) Akuntabilitas memuat kewenangan-kewenangan yang
harus dimiliki oleh dewan komisaris dan direksi beserta kewajiban-kewajibannya
kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya. Akuntabilitas merupakan
kejelasan fungsi dan pertanggung jawaban perusahaan sehingga pengelolaannya
berjalan efektif. Akuntabilitas berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenang
yang dimiliki seseorang atau unit kerja dalam melaksanakan tanggung jawab yang
dibebankan perusahaan. Akuntabilitas ini meliputi penjelasan atas pelaksanaan tugas
dan wewenang, serta pertanggung jawaban atas aktivitas dalam melaksanakan tugas
dan wewenang tersebu 1. Kewajiban seseorang (employee), agen, atau orang lain
untuk memberikan laporan yang memuaskan (satisfactory report) secara periodik atas
tindakan atau atas kegagalan untuk bertindak dari otorisasi atau wewenang yang
dimiliki.
Dalam pelaksanaan akuntabilitas, perlu memperhatikan prinsip-prinsip
akuntabilitas, seperti dikutip LAN dan BPKP (2000) yaitu sebagai berikut:

5
1. Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan
pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.
2. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber daya
secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
4. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang
diperoleh.

2.2.1 Fungsi Akuntabilitas


Menurut Bowen fungsi akuntabilitas dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Berfungsi sebagai alat pemantauan
Alat pemantau di sini berarti fungsi accountability  sebagai cara untuk
mengontrol tugas atau kewajiban yang dilakukan oleh seseorang untuk
kemudian dipertanggungjawabkan kepada atasannya. Akuntabilitas juga dapat
digunakan sebagai ukuran keberhasilan tugas yang telah diselesaikan selama
penilaian kinerja. Pekerjaan dianggap berhasil jika dapat dilakukan dengan baik
dan kemudian dipertanggungjawabkan dengan baik.
2. Berfungsi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
Fungsi akuntabilitas selanjutnya adalah membuat pekerjaan menjadi lebih
efisien dan efektif. Dengan accountability, semua kegiatan yang berhubungan
dengan pekerjaan akan lebih efektif. Dikatakan lebih efisien karena evaluasi
yang teratur dan berkesinambungan.
3. Berfungsi untuk mencegah penyalahgunaan jabatan
Dapat dikatakan bahwa ini adalah fungsi akuntabilitas yang sangat penting.
Anda tahu bahwa malpraktik, salah satu contoh korupsi, bisa terjadi dalam
bisnis. Dengan konsep accountability, kemungkinan penyimpangan tugas dan
jabatan dapat diminimalisir. Berkaitan dengan accountability, perlu adanya

6
laporan pertanggungjawaban yang disusun secara benar dan akurat untuk
menghindari adanya indikasi atau kemungkinan korupsi dalam bisnis atau
perusahaan.
2.2.2. Jenis-jenis Akuntabilitas
Menurut Mardiasmo (2009) adalah kewajiban pihak pemegang amanah

(agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan

mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab kepada

pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk

meminta pertanggungjawaban tersebut. Menurutnya, akuntabilitas publik terdiri atas

dua macam, yaitu:

 Akuntabilitas vertical
Jenis pertanggungjawaban yang pertama adalah pertanggungjawaban vertikal.
Yang dimaksud dengan pertanggungjawaban vertikal adalah keadaan seseorang
yang harus mempertanggungjawabkan keputusannya kepada pihak lain yang
kedudukan dan pangkatnya lebih tinggi. Contoh akuntabilitas vertikal adalah
beberapa Akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh manajer cabang kepada
manajemen pusat.
 Akuntabilitas Horisontal
Pertanggungjawaban horizontal merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada
konsumen, masyarakat atau lingkungan. Jenis pertanggungjawaban ini tidak ada
hubungannya dengan pertanggungjawaban kepada atasan atau jabatan yang lebih
tinggi. Contoh akuntabilitas horizontal adalah kewajiban memberikan pelayanan
publik atau publi

7
2.3 Nilai Perusahaan
Menurut Prihadi (2013), tujuan utama perusahaan adalah memberikan
kemakmuran kepada pemegang saham (investor). Ukuran kemakmuran yang utama
adalah value (nilai). Tujuan manajemen kuanagan korporat adalah bagaimana
membantu perusahaan untuk memaksimumkan value. Dengan semakin tinggi value
perusahaan maka pemilik atau investor semakin makmur.
Menurut Tjandrakirana dan Monika (2014), Nilai perusahaan adalah nilai
pasar. Nilai pasar digunakan dikarenakan nilai perusahaan dapat memberikan
kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan
meningkat. Sedangakan menurut Patra (2014), nilai perusahaan merupakan harga
yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Bagi
perusahaan didefinisikan nilai pasar. Nilai pasar merupakan persepsi pasar yang
berasal dari investor, kreditur dan stakeholder lain terhadapat kondisi perusahaan
yang tercerimin pada nilai pasar saham perusahan yang bisa menjadi ukuran nilai
perusahaan.

2.4 Peran GCG dalam Akuntabilitas dalam menciptakan Nilai Perusahaan


Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan,
sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga
tinggi sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada
perusahaan tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah
tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance.

Penilaian kinerja perusahaan ASR bertujuan untuk mengetahui efektivitas


operasional perusahaan. FCGl (2000) menyebutkan bahwa dengan melaksanakan
kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih
baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan
pelayanan kepada stakeholders.

8
Akuntabilitas merupakan sebuah kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehinga pengelolaan perusahaan terlaksana
secara efektif (Indriastuti, 2014). Prinsip dasar akuntabilitas mengharuskan
perusahaan dapat mempertanggung jawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar,
untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur, dan sesuai dengan
kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentinga pemegang saham
dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan
untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

Pada dasarnya Akuntabilitas Perusahaan diperlukan sebagai salah satu solusi


mengatasi masalah yang timbul sebagai konsekuensi logis perbedaan kepentingan
individu maupun kepentingan Perusahaan dengan pihak yang berkepentingan.
Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban organ kerja Perusahaan yang berkaitan
dengan pelaksanaan wewenang yang dimilikinya dan/atau pelaksanaan tanggung
jawab yang dibebankan oleh Perusahaan. Oleh karenanya Perusahaan menetapkan
tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ kerja sesuai Prosedur Operasi
Standar yang telah disepakati dan selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi
Perusahaan dan tidak berlawanan dengan regulasi. Perusahaan memiliki ukuran
kinerja dari semua Organ Perusahaan berdasarkan ukuran-ukuran yang disepakati dan
konsisten dengan nilai-nilai perusahaan, sasaran usaha dan strategi perusahaan serta
memiliki sistem penghargaan dan sanksi. Artinya semakin tinggi prinsip
Akuntabilitas ini diterapkan didalam sebuah perusahaan, maka semakin tinggi pula
nilai perusahaan yang akan dihasilkan.

9
10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasn diatas maka dapat disimpulkan bahwa Good
corporate governance (GCG) merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua
stakeholder. Dalam GCG terdapat beberapa Prinsip dalam menunjangn suskesnya
suatu organisasi Salah satunya adalah prinsip Akuntabilitas.

Prinsip akuntabilitas merupakan sebuah kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan


pertanggungjawaban organ perusahaan sehinga pengelolaan perusahaan terlaksana
secara efektif, dengan demikian Akuntabilitas yang efektif akan menciptakan nilai
perusahaan yang lebih tinggi. Artinya, peran GCG dalam Akuntabilitas sangat
berpengaruh dalam penciptaan nilai perusahaan.

3.2 Saran
Berdaasrkan kesimpulan diatas maka saran dari penulisan ini khususnya
kepada pihak perusahaan sebaiknya GCG khususnya dalam prinsip Akuntabilitas ini
harus dijaga dan bahkan harus selalu ditingkatkan agar teciptanya nilai perusahaan
yang baik di mata para – para investor dan pihak-pihak yang berkpentingan lainnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nadya Maretha (2013). Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap


Kinerja Perusahaan, dengan Komposisi Asetdan Ukuran Perusahaan sebagai
Variabel Kontrol. Jurnal Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.

LAN & BPKP. 2000. Akuntabilitas dan Good Governance. Jakarta: Lembaga


Administrasi Negara.

Mardiasmo, (2013). Akuntansi Sektor Publik,. Yogyakarta : Andi.

https://anargya-am.co.id/tata-kelola-perusahaan, diakses pada 10 November 2022

http://puskan.lan.go.id/files/Modul%209%20Akuntabilitas.pdf, diakses pada 10


November 2022.

12

Anda mungkin juga menyukai