Dosen Pengampu:
Kelompok : 1
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2022
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga dapat
menyelesaikan makalh ini yang berjudul: “ANALISIS AKTIVITAS
INVESTASI”
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari
bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa serta bantuan berbagai pihak lain
untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan dan
penyusunan makalah ini.
P
enulis
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................. 2
Daftar Isi............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6
C. Tujuan Analisis ....................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGENALAN ASET LANCAR .......................................................................... 7
1.1 Kas Dan Setara Kas ........................................................................................... 7
1.2 Piutang ............................................................................................................... 8
1.3 Beban Dibayar Dimuka ...................................................................................... 11
B. PERSEDIAAN ......................................................................................................... 11
2.1 Akuntansi dan Valuansi Persediaan ................................................................... 11
2.2 Analisis Persediaan ............................................................................................ 14
C. PENGENALAN ASET JANGKA PANJANG ....................................................... 19
3.1 Akuntansi Aset Jangka Panjang ......................................................................... 20
3.2 Kapitalisasi Versus Pembenahan ....................................................................... 21
D. ASET TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM ...................................................... 22
4.1 Menilai Aset Tetap Dan Sumber Daya Alam .................................................... 22
4.2 Menganalisis Aset Tetap Dan Sumber Daya Alam ........................................... 26
E. ASET TAK BERWUJUD ........................................................................................ 28
5.1 Akuntansi Aset Tak Berwujud ........................................................................... 28
5.2 Analisis Aset Tak Berwujud .............................................................................. 29
5.3 Goodwill ............................................................................................................. 29
5.4 Aset Tak Berwujud tak Tercatat dan Kontinjensi .............................................. 29
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Yang menjadi Rumusan Masalah pada “Analisis Aktivitas Investasi”,
yaitu :
1. Apakah yang di maksud dengan Aset LAncar ?
2. Apa sajakah yang termasuk dalam penilaian Persediaan ?
3. Bagaimanakah Pengenalan Aset Jangka Panjang ?
4. Apa sajakah yang termasuk didalam Aset Tetap dan Sumber Daya
Alam ?
5. Bagaimanakah Aset Tak Berwujud dalam aktivitas investasi ?
C. Tujuan Analisis
Tujuan analisis aktivitas investasi pada makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Mendefinisikan Aset Lancar dan Relevansinya terhadap Analisis.
2. Menjelaskan manajemen Kas dan Implikasinya terhadap Analisis.
3. Menganalisis piutang, pentisishan piutang tak tertagih, dan sekuritasi
piutang.
4. Menginterpretasi dampak alternative metode persediaan dalam
berbagai kondisi usaha.
5. Menjelaskan konsep asset jangka panjang dan implikasinya terhadap
analisis.
6. Menginterpretasi penilaian dan alokasi biaya asset tetap dan sumber
daya alam.
7. Mendeskripsikan dan menganalisis asset tak berwujud dan
pengungkapannya.
8. Menganalisis laporan keuanagan untuk melihat asset yang tidak
tercatat dan aset kontijen.
BAB II
PEMBAHASAN
Kas merupakan asset yang paling liquid, mencangkup mata uang, deposito
dana, money orders dan cek. Sedangkan setara kas tergolong asset yang sangat
lancar, investasi jangka pendek yang siap dikonversi menjadi kas, dan hampir
jatuh tempo sehingga risiko perubahanj harga yang disebabakan pergerakan
tingkat bunga minimal.
1.2 Piutang
Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang
atau jasa atau dari pemberian pinjaman uang. piutang usaha mengacu pada janji
lisan untuk membayar yang perasal dari penjualan produk dan jas asecara kredit.
Wesel tagih mengacu pada janji tertulis untuk membayar. Piutang diklasifikasikan
ke dalam asset lancar jika diharapkan akan direalisasi atau ditagih dalam waktu
satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung dari mana yang lebih panjang.
a. Penilaian Piutang
Analisis piutang sangat penting karena dampaknya terhadap posisi
asset dan arus laba yang saling terkait. Realitanya banyak perusahaan
yang tidak mampu menagih semua piutangnya. Kerugian piutang dapat
menjadi sangat berarti dan mengurangi asset lancar serta laba bersih
sekarang dan masa depan. Resiko analisis ini adalah pengalaman masa
lalu kurang bisa memprediksi kerugian masa depan, atau mungkin kita
gagal mencerminkan kondisi terkini.
b. Analisis Piutang
Lancar Rp374,413
Jatuh tempo:
1 - 30 hari 46,975
31 - 60 hari 2,471
61 - 90 hari 1,833
Jumlah Rp 430,031
Dikurangi:
Bersih Rp429,477
Mutasi penyisihan piutang tidak tertagih adalah sebagai, berikut:
Tahun berjalan
Penghapusan (14,603)
B. PERSEDIAAN
2.1 Akuntansi Dan Valuasi Persediaan
Penjualan $24.000
Laba kotor $ 9.000
Oleh karena biaya persediaan sebesar $15.000 telah dipindahkan dari
neraca, biaya persediaan yang dilaporkan pada neraca akhir periode adalah
$41.000.
Penjualan $24.000
Penjualan $24.000
Harga Pokok
Metode Penjualan Laba kotor
Penjualan
FIFO $24.000 $15.000 $9.000
LIFO $24.000 $18.000 $6.000
Average Cost $24.000 $16.800 $7.200
Laba ekonomi sesuai dengan jumlah yang terjual dikalikan dengan selisish
antar harga juala dsan biaya penggantian persdiaan seperti dibawah ini:
Laba ekonomi = 30 unit X ($800-$600) = $6.000
Dari laba kotor sebesar $9.000, sebesar $3.000 terkait dengan keuntungan
inflasi yang diperoleh perusahaandari pembelian persdiaan masa lalu.
Laba kepemilikan merupakan fungsi dari perpuratan persediaan – berapa
lama persediaan tersimpan- dan tingkat inflasi. Salah satu masalah serius adalah
bahwa keuntungan ini telah hilang selama beberapa decade terakhir karena inflasi
yang lebih rendah dan pengawasan manajemen atas kuantitas persediaan melalui
proses manufaktur yang lebih baik, serta pengendalis persdiaan yang lebih
baik.pada negara yang tingkat inflasinya lebih tinggi disbanding Amerika Serikat,
keuntungan kepemilikan FIFO masih menjadi masalah.
Umunnya saat harga meningkat, laba LIFO lebih kecil pada laba FIFO.
Namun, dampak bersih dari penyajian kembali pada tahun manapun tegantung
oada dampak kombinasi dari perubahan persediaan awal dan akhir serta factor lain
termasuk likuidasi lapisan LIFO.
Properti, pabrik, dan peralatan (atau aset tetap) merupakan aset berwujud
tak lancar yang digunakan dalam proses menafkur, penjualan, atau jasa untuk
menhasilkan pendapat dan arus kas selama lebih dari satu periode. Oleh karena
itu, aset ini memiliki periode manfaat yang diharapkan (masa manfaat) yang
meliputi lebih dari satu periode. Aset ini diperoleh untuk digunakan dalam
aktivitas operasi dan bukan untuk dijual pada aktivitas usaha biasa. Nilai atau
potensi jasa yang dimiliki akan berkurang karena digunakan, dan aset ini biasanya
merupakan aset operasi yang terbesar. Properti terkait dengan biaya real estat:
pabrik mengacu pada bangunan dan struktur operasi: dan peralatan mengacu pada
mesin yang digunakan dalam operasi. Properti, pabrik, dan peralatan disebut juga
aset produktif, aset model, dan aset tetap.
c. Penyusutan
Prinsip dasar penyusutan laba adalah , laba yang mendapatkan
manfaat dari penggunaan aset jangka panjang, harus menanggung bagian
proporsional dan biaya aset tersebut. Penyusutan merupakan alikasi biaya
bangunan dan peralatan (tanah tidak disusutkan) sepanjang masa
manfaatnya.
Meskipun penambahan kembali dalam laporan arus kas atau nenan
non kas, penyusutan tidak menghasilkan dana bagi penggantian aset. Hal
ini merupakan kesalahan konseo yang umum terjadi. Pendanaan dari
biaya modal dicapai melalui kegiatan arus kas operasi maupun
pendanaan.
1. Tingkat Penyusutan
Tingkat penyusutan tergantung pada dua faktor , masa
manfaat dan metode alokasi.
Umur masa manfaat. Kerusakan fisik merupakan faktor
penting yang membatasi masa manfaat, dan hamper seluruh
aset mengalaminya. Frekuensi dan kualitas pemeliharaan
mempengaruhi kerusakan fisik. Pemeliharaan dapat
memperpanjang masa manfaat namun tidak bisa membuat
masa manfaat menjadi takterbatas. Faktor pembatas lainnya
adalah keusangan, yang mengurangi masa manfaat melalui
perkembangan teknologi, pola konsumsi dan kekuatan
ekonomi. Keusangan bisa terjadi jika perkembangan teknologi
membuat aset menjadi tidak efisien atau tidak ekonomis
sebelum masa manfaatnya habis.
Metode Alokasi. Keragaman penyusutan secara signifikan
disebabkan oleh metode yang dipilih. Kita akan melihat ada
dua jenis metode yang biasa digunakan, garis lurus dan
dipercepat.
1. Garis Lurus. Metode penyusutan garis lurus (straight
line) mengalokasikan biaya aset pada masa manfaat
berdasarkan beban periodic yang sama. Bangunan
dibandingakan untuk mesin dimana penggunanya
merupakan faktor yang lebih penting. Penentu
penyusutan lain, keusangan, tidak selalu terjadi
seragam sepanjang waktu. Namun karena tidak adanya
informasi mengenai tingkat penyusutan yang mungkin,
metode garis lurus memiliki keunggulan karena
sederhana. Karakteristik ini, memungkinkan yang
menjadikan metode ini popular, diandingkan
karakteristik lainnya.
Analisis kita harus mewaspadai kelemahan
konseptual penyusutan garis lurus. Penyusutan garis
lurus secara implist mengasumsikan bahwa penyusutan
pada tahun-tahun awal sama dengan tahun berikutnya
saat mungkin aset telah kurang efisien dan
membutuhkan pemeliharaan yang lebih
tinggi.Penyusutan garis lurus menghasilkan bias yang
makin besar pada pola tingkat pengambilan aset
sepanjang waktu.
Meskipun biaya pemeliharaan dapat menurunkan
laba sebeum penyusutan, biaya ini tidak menghilangkan
dampak meningkatnya pengembalian seiring waktu.
Tentunya, peningkatan aset yang sudah tua tidak
tercermin pada sebagian besar perusahaan.
2. Dipercepat. Metode penyusutan yang dipercepat
(acceleranted) mengalokasikan biaya aset sepanjang
masa manfaat dengan pola yang semakin menurun.
Penggunaan metode ini didukung oleh penerimaan dan
interval Revenue Code. Daya penarik metode ini untuk
tujuan pajak adalah percepatan alokasi biaya dan
berikut penangguhan laba kena pajak. Semakin cepat
aset dihapuskan untuk tujuan pajak semakin besar
penangguhan pajak untuk masa depan, dan semakin
banyak dana yang tersedia lagsung untuk operasi.
Konsep yang mendukung metode dipercepat adalah
padangan bahw beban penyusutan yang semakin kecil
sepanjang waktu merupakan kompensasi atas (1)
peningkatan biaya perbaikan dan perawatan, (2)
penurunan pendapatan dan efisiensi operasi, serta (3)
peningkatan ketidakpastian pendapatan atas aset
berumur di masa depan (karena keusangannya).
3. Khusus. Metode penyusutan khusus ditentukan pada
industrui tertentu seperti baja dan mesin berat.
Persamaan metode ini adalah dikaitkannya beban
penyusutan pada aktivitas penggunaan asset. Jika
metode aktivitas atau yang biasa juga disebut sebagai
metode unit produksi dietapkan, perlu menelaah
estimasi masa manfaat secara periodic.
2. Deplesi
3. Penurunan Nilai
Bangunan dan sumber daya alam biasanya dusustkan selama
masa manfaat berdasarkan prinsip alokasi dengan tujuan penentuan
laba. Nilai yang terbawa dari asset yang disusutkan tidak dirancang
untyuk merefleksikan nilai sekarang dari asset. Meskipun dengan
konservativ, akuntansi seringkali melakukan refleksi nilai, dengan
menurunkan nilai pada neraca (write down) untuk merefleksikan
nilai saat ini. saat Ini akuntansi tidak memperbolehkan menuliskan
nilai asset untuk merefleksikan nilai pasar.
Penilaian nilai asset tetap menjadi sebesar nilai pasar tidak diperbolehkan
dalam akuntansi. Namun, konservatismen mengizinkan adanya oenghapusan nilai
karena penurunan nilai yang permanen. Penurunana nilai menghilangkan beban
yang terkait dengan aktivitas operasi pada periode masa depan.
Aturan akuntansi untuk menurunkan nilai asset jangka panjang mewajibkan
perusahaan untuk secara berkala menelaah kejadian atau perubahan kondisi yang
merupakan penurunan nilai. Penurunan asset setelahnya dapat mendistorsi hasil
yang dilaporkan. Jika taksiran arus kas tidak lebih kecil dari nilai yang tercatat
asset, maka nilai asset diturunkan. Kerugian penurunan nilai dihitung sebagai
selisish nilai tercatat asset dengn nilai wajarnya.
Analisis sering kali mencurigai asset tak berwujud saat menilai laporan
keuangan. Asset tak berwujud sering kali merupakan salah satu asset berharga
yang dimiliki perusahaan dan sering kali terjadi kesa;ahan penilaian yang serius.
Misalnya, good will dicatat hanya oada saat akuisisi, sebagian besar good
will mungkin terdapat pada neraca. Namun, sering kali good will tercermin dalam
kelebihan laba. Jika kelebihan laba tidak terbukti, maka good will aik dibeli
maupun tidak, hanyalah bernilai kecil atau bahkan tidak bernilai.
Dalam menganalisis asset tidak berwujud, diperlukan suatu estimasi
sendiri mengenai penilaian asset. Analisis juga harus waspada terhadap
komposisi, penilaian, dan di posisi good will.Good will dihapus jika klebihan laba
mendasari eksistensinya tidak ada lagi.
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
https://peraturan.bpk.go.id
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-malang/
akuntan/analisis-aktivitas-investasi/12420317
https://www.academia.edu/9645635/ANALISIS_AKTIVITAS_INVESTASI