Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ASET LANCAR
(PENGAWASAN KAS, KAS KECIL & REKONSILIASI BANK)

DOSEN PENGAMPU: KHARISMA DANANG YUANGGA, SPd., M.Pd

KELOMPOK 1
DEDEH KURNIASIH 202011600104
HIJAH NURSAFITRI 201011600075
ICIH 201011600084
RAHMA FAUZIAH 201011600064
WAHYUNI 201011600130
WANDA HAMIDAH 201011600060

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas berkah

rahmat dan ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini gna

memenhui tugas kelompok untuk mata kuliah Dasar-Dasar Akuntansi

dengan Judul: “Aset Lancar: Pengawasan Kas, Kas Kecil, & Rekonsiliasi

Bank”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas

dari bantuan banyak pihak, kami pun merasa masih banyak kekurangan baik

teknis penulisan maupun materi. Unutk itu kritik dan saran dari semua pihak

sangat kami harapkan demi menyempurnakan makalah ini. Akhirnya kami

berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan

perkembangan dunia pendidikan.

Tangerang Selatan, 14 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 7
A. ASET LANCAR (CURRENT ASSETS) .................................................... 7
1. Pengertian Aset Lancar ......................................................................... 7
2. Karakteristik Aset Lancar ..................................................................... 7
3. Jenis-Jenis Aset Lancar......................................................................... 8
B. PENGAWASAN ASET ........................................................................... 12
1. Pengertian Pengawasan Aset ............................................................... 12
2. Tujuan Pengawasan Aset ...................................................................... 12
C. KAS KECIL (PETTY CASH).................................................................... 15
1. Pengertian Kas Kecil ............................................................................ 17
2. Metode-metode Dalam Menghitung Kas Kecil ..................................... 17
3. Pengoperasian Kas Kecil Dalam Perusahaan Dagang ............................ 17
D. REKONSILIASI BANK .......................................................................... 21
1. Pengertian Rekonsiliasi Bank ............................................................... 21
2. Tujuan Rekonsiliasi Bank ..................................................................... 21
3. Langkah-langkah Pembuatan Rekonsiliasi Bank ................................... 23
4. Contoh Laporan Rekonsiliasi Bank ....................................................... 23
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 26
A. Kesimpulan .............................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan


informasi tentang posisi keuangan (neraca), kinerja (laporan laba
rugi), dan perubahan posisi keuangan (laporan arus kas) suatu
perusahaan. Laporan keuangan harus disajikan secara wajar dimana
transparansi terjamin. Kewajaran Laporan Keuangan dapat
bermanfaat untuk tujuan pengambilan keputusan manajemen. Dalam
Laporan Keuangan terdapat Laporan Neraca. Laporan Neraca
menyediakan informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan.
Neraca harus menyajikan secara terpisah kategori dan klasifikasi
utama aktiva dan kewajiban. Perlakuan akuntansi pada Neraca
Perusahaan harus sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK). Perlakuan Akuntansi didefinisikan meliputi pengakuan,
pengukuran, penyajian dan pengungkapan. Aset merupakan aktiva
yang mempunyai manfaat ekonomi di masa mendatang yang
cukup pasti, dikuasai oleh entitas dan timbul akibat transaksi atau kej
adian masa lalu.

Aset mencerminkan kekayaaan baik berwujud maupun tidak


berwujud yang berharga atau bernilai pada sebuah perusahaan. Aset
pada perusahaan terdiri dari aset lancar, aset tetap dan
aset tidak berwujud. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 9 yang berlaku di Indonesia menyebutkan bahwa “Aset
adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.”

Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua


bagian utama yaitu aset lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar
(current asset) dalam akuntansi adalah jenis aset yang dapat
4
digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. Contoh
aset lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek,
persediaan, beban dibayar di muka dan aset likuid lainnya.

Berdasarkan paparan diatas kami sebagai penulis sangat


tertarik untuk membuat makalah yang membahas mengenai “Aset
Lancar”.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan aset lancar?

2. Apa saja jenis aset lancar?

3. Bagaimana cara menghitung aset lancar?

4. Apa yang dimaksud dengan pengawasan kas?

5. Apa tujuan dari pengawasan kas?

6. Apa yang dimaksud dengan kas kecil?

7. Apa saja metode yang dapat digunakan dalam mengitung kas


kecil?

8. Bagaimana pengoperasian kas kecil dalam perusahaan dagang?

9. Apa yang dimaksud dengan rekonsiliasi bank?

10. Apa tujuan dari rekonsiliasi bank?

11. Apa saja langkah-langkah dalam membuat rekonsiliasi bank?

12. Bagaimana contoh laporan rekonsiliasi bank?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai aset lancar
2. Untuk mengetahui jenis-jenis aset lancar
3. Untuk mengetahui cara menghitung aset lancar
4. Untuk mengetahui penjelasan mengenai pengawasan kas
5. Untuk mengetahui tujuan dari pengawasan kas

5
6. Untuk mengetahui penjelasan mengenai kas kecil
7. Untuk mengetahui metode yang dapat digunakan dalam
mengitung kas kecil
8. Untuk mengetahui cara pengoperasian kas kecil dalam
perusahaan dagang
9. Untuk mengetahui penjelasan mengenai rekonsiliasi bank?
10. Untuk mengatahui tujuan dari rekonsiliasi bank
11. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam membuat rekonsiliasi
bank
12. Untuk mengetahui cara membuat laporan rekonsiliasi bank

D. MANFAAT PENULISAN
A. Manfaat Umum
1. Memberikan informasi mengenai Aset Lancar (Pengawasan
Kas, Kas Kecil, dan Rekonsiliasi Bank)
2. Memberikan pengetahuan dan wawasan bagi para pelajar dan
masyarakat mengenai Aset Lancar (Pengawasan Kas, Kas
Kecil, dan Rekonsiliasi Bank) agar bisa lebih memahami
Aset Lancar (Pengawasan Kas, Kas Kecil, dan Rekonsiliasi
Bank).
B. Manfaat Khusus
Meningkatkan pemikiran kritis, belajar berpikir sistematis,
belajar bertanggung jawab dengan sumber yang dicantumkan,
lebih peka terhadap permasalahan di lingkungan sekitar, serta
dapat menambah pengetahuan.

6
BAB II

KAJIAN MATERI

A. ASET LANCAR

1. Pengertian Aset Lancar

Menurut KBBI, Aset lancar (current assets) adalah kas atau


kekayaan lain yang dapat dicairkan menjadi uang tunai dan
dipakai habis selama setahun. Namun, jika digunakan dalam
aktivitas normal, dapat melampaui satu tahun. Secara umum, aset
lancar adalah kekayaan perusahaan berupa benda atau produk
berharga yang didapatkan dari transaksi masa lalu.

Aset lancar dapat dimanfaatkan untuk pengeluaran rutin


ataupun pengeluaran tak terduga. Contohnya adalah membayar
upah pegawai, membeli bahan baku produksi, membayar sewa,
mmembayar utang usaha, dan membayar beban usaha.

2. Karakteristik Aset Lancar

Ada empat karakteristik aset lancar, yaitu:

a. Mempunya Nilai Ekonomi

Setiap aset harus memiliki nilai ekonomi. Artinya, aset


tersebut memiliki manfaat dan konsumen bersedia membayar
untuk barang atau jasa tersebut.

b. Bukan Barang Tak Bertuan

Jika ada sebuah perusahaan yang tidak memiliki legalitas,


seperti tanah atau apartemen, maka tidak bisa dikatakan
sebagai aset meskipun memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Oleh karena itu, aset harus dibuktikan dengan kuat secara
hukum

c. Transaksi dilakukan di Masa Lalu

7
Aset lancar adalah transaksi telah dilakukan pada masa lalu.
Apabila transaksi baru akan dilakukan beberapa hari kedepan
atau dimasa mendatang, maka hal tersebut belum dapat
dikatakan sebagai aset.

d. Memiliki Benefit

Selain memiliki nilai ekonomi, aset harus memiliki


keuntungan apabila nantinya dipindahtangankan. Hal
tersebut akan menjadi aneh ketika aset dijual justru
mendatangkan kerugian. Buka keuntungan. Hal ini tidak
dapat dikatakan sebagai aset.

3. Jenis-Jenis dan Contoh Aset Lancar

Ada enam jenis aset lancar yang utama.

a. Kas

Kas dan setara kas adalah aktiva lancar paling likuid dalam
neraca keuangan. Kas adalah uang tunai, sementara setara
kas adalah investasi jangka pendek apa pun yang mudah
dikonversi menjadi kas. Contoh: mata uang, saldo rekening
giro, obligasi pemerintah jangka pendek (tanggal jatuh tempo
tiga bulan atau kurang), dan kas kecil (petty cash).

b. Surat Berharga

Surat berharga adalah investasi jangka pendek yang


diharapkan dapat diubah menjadi kas dalam waktu satu tahun
atau kurang. Contoh: sertifikat deposito, rekening pasar uang,
cek, dan wesel.

c. Piutang

Piutang mencakup setiap uang terutang dari pelanggan yang


berasal dari pembelian secara kredit. Contoh: toko roti
menjual 100 paket roti kepada pelanggan. Pelanggan

8
membayar pembelian itu secara kredit dalam tiga bulan.
Makan toko roti memiliki piutang dari pelanggan tersebut
yang akan cair dalam tiga bulan.

d. Inventaris dan Persediaan

Inventaris dan persediaan termasuk bahan mentah, unit


dalam produksi, dan barang jadi, seperti baja, kendaraan
yang belum dirakit, dan pakaian jadi.

e. Biaya dibayar di muka

Biaya dibayar di muka adalah pengeluaran yang dibayar


dalam satu periode akuntansi tapi dikonsumsi dalam periode
mendatang. Contoh: polis asuransi, sewa lahan parkir, dan
sewa kendaraan.

f. Aset Likuid lain

Ada banyak macam aset likuid dalam perusahaan. Aset ini


masuk dalam pembukuan dengan jaminan dibayarkan dalam
kurun waktu satu tahun ke depan. Contoh: pengembalian
pajak dan bon upah karyawan.

4. Rumus dan Cara Menghitung Aset Lancar

Ada dua langkah utama dalam menghitung aktiva lancar, yaitu:

a. Pertama, kumpulkam semua macam aset yang bisa


dikonversi menjadi kas dalam jangka waktu setahun atau
lebih cepat dalam neraca keuangan.

b. Kedua, hitung semua aset itu dengan menjumlahkannya satu


per satu hingga mendapatkan angka terakhir.

Dari penjelasan diatas, didapat rumus menghitung aset lancar


Aset/Aktiva Lancar = Kas dan setara kas + Surat berharga +
Piutang + Inventaris dan persediaan + Biaya dibayar di muka +
Aset likuid lain

9
Contoh 1:
Dalam neraca keuangan Usaha Bengkel Motor dan Mobil
Sejahtera didapat aset lancar sebagai berikut:
Kas dan setara kas Rp. 50.000.000
Surat berharga Rp. 30.000.000
Piutang usaha Rp. 8.000.000
Inventaris dan persediaan Rp. 10.000.000
Biaya dibayar di muka Rp. 5.000.000
Aset likuid lain Rp. 15.000.000

Maka jumlah aset lancar Usaha Bengkel Motor dan Mobil


Sejahtera adalah:
Aset/Aktiva Lancar = Rp. 50.000.000 + Rp. 30.000.000 + Rp.
8.000.000 + Rp. 10.000.000 + Rp. 5.000.000 + Rp. 15.000.000 =
118.000.000
Dalam neraca akan tercatat:
Aktiva Lancar Jumlah
Kas dan setara kas Rp. 50.000.000
Surat berharga Rp. 30.000.000
Piutang usaha Rp. 8.000.000
Inventaris dan persediaan Rp. 10.000.000
Biaya dibayar di muka Rp. 5.000.000
Aset likuid lain Rp. 15.000.000
Rp. 118.000.000

10
Contoh 2 :
Berikut data aset yang dimiliki oleh Bengkel Amir per 31 Desember 2022.

Asuransi di bayar dimuka Rp. 10.000.000


Kas Rp. 12.500.000
Pendapatan yang masih harus Rp. 6.000.000
dibayar
Pendapatan yang masih harus Rp. 2.000.000
diterima
Perlengkapan Rp. 11.000.000
Peralatan Rp. 15.360.000

Berdasarkan informasi diatas, berapakah besarnya Aset Lancar yang


dimiliki Bengkel Amir per 31 Desember 2022?

Pembahasan.
Aset lancar = jenis aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat.
Biasanya satu tahun yang termasuk aset lancar yaitu:
1. Kas
2. Surat berharga
3. Piutang
4. Inventaris atau perlengkapan
5. Beban dibayar dimuka
6. Aset likuid lain
Maka,
Asuransi di bayar dimuka Rp. 10.000.000
Kas Rp. 12.500.000
Pendapatan yang masih Rp. 2.000.000
harus diterima
Perlengkapan Rp. 11.000.000
Total Aset Lancar Rp. 35.500.000

11
B. PENGAWASAN KAS

1. Pengertian pengawasan Kas

Pengawasan kas merupakan proses yang dilakukan untuk


menjaga atau mengamankan dana perusahaan. Sistem ini
membuat pengawasan intern yang cukup terhadap kas, agar bisa
diperoleh data akuntansi yang tepat dan dapat dipercaya,
sehingga mampu meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong
dipenuhinya kebijaksanaan pimpinan.

2. Fungsi Pengawasan Kas

Adapun Fungsi pengawasan kas secara umum antara lain ialah


sebagai penjamin terselenggaranya pencatatan kas yang rill dan
akurat, serta kas yang ada bisa tersimpan dengan aman dan
pencatatan pengeluaran kas yang dilakukan dan disahkan oleh
pihak yang berwenang dengan jumlah yang benar.

3. Tujuan pengawasan kas :

Berikut merupakan beberapa tujuan pengawasan kas

1. Untuk memperoleh data/informasi mengenai kas yang


sebenarnya, sesuai dengan kenyataan

2. Untuk Mengetahui kecermatan antara dana yang dicatat


menurut pembukuan dengan saldo kas yang sebenarnya.

3. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan/aktivitas mengenai


kas agar jangan sampai terjadi penyimpangan dari sistem
yang diterapkan.

4. Pengawasan Terhadap Kas

Berikut ada 2 cara yang bisa dilakukan dalam pengawasan


Terhadap KAS:

1. Pengawasan terhadap penerimaan kas.


12
Sumber penerimaan uang kas yang berasal dari penjualan
tunai, penerimaan kas pelunasan piutang dari penjualan
kredit, dan penerimaan lainnya seperti hasil penjualan
investasi sementara atau penjualan aktiva tetap perusahaan.

2. Pengawasan terhadap pengeluaran kas.

Sejumlah pengeluaran kas yang dibayarkan juga harus


dikelola sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kesalahan
atau kecurangan dalam pelaksanaannya yang mengakibatkan
kerugian perusahaan.

5. Teknik Pengawasan KAS (Intern)

Pada umumnya teknik pengawasan intern atas kas dapat


diuraikan sebagai berikut:

1) Rekonsiliasi Bank

Kegiatan yang dilakukan untuk memastikan bahwa saldo


buku bank dan saldo buku perusahaan mengenai kas di bank
adalah sama (Balance).

2) Penggunaan Sistem Voucher Dalam Mengawasi Pengeluaran


Kas.

Salah satu pengawasan kas yang baik adalah dengan


menggunakan sistem voucher yaitu pengawasan khusus
terhadap pembelian dan pengeluaran kas.

Sistem ini umumnya sangat baik dipergunakan pada


perusahaan yang relatif besar. Bentuk voucher yang dipakai
antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya berbeda-
beda, tetapi pada umumnya dibuat sedemikian rupa sehingga
faktur dan bukti pendukung yang rnenjadi bahan penyajian
dapat dilampirkan dan dilipat dibagian dalam voucher.

3) Pemeriksaan Oleh Internal Auditor.

13
Pemeriksaan oleh auditor internal (orang yang mencatat
laporan keuangan) pada waktu-waktu tertentu dan secara
mendadak dapat dibuat menjadi suatu bagian dari sistem
pengawasan intern kas.

4) Dana Kas Kecil

Untuk pengeluaran yang kecil-kecil, pada umumnya


perusahaan menggunakan kas kecil. Pada setiap saat saldo
kas yang ada ditambah voucher yang belum diganti harus
sama dengan jumlah dana.

5) Laporan Arus Kas (Cash Flow).

Penyajian laporan arus kas mempunyai tujuan utama untuk


menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan
dan pembayaran kas dalam suatu perusahaan selama suatu
periode tertentu.

6) Penyusunan Anggaran Kas.

Anggaran arus kas pada umumnya dibuat secara bulanan dan


dimulai dengan mengadakan ramalan-ramalan, baik karena
penjualan tunai maupun penagihan-penagihan atas piutang
ataupun penerimaan lain-lain, misalnya deviden saham
investasi dan lain sebagainya.

7) Penciptaan Prosedur Yang Dapat Memperkecil dan


Mencegah Terjadinya Kecurangan.

Contoh prosedur penerimaan kas :

Setiap penerimaan kas secara harian disetor ke bank dan


setiap penerimaan diadakan pencatatan oleh kasir yang dibuat
rangkap satu buat pertinggal bagi kasir, bagian keuangan atau
bank, satu untuk arsip. Catatan menunjukkan sifat
penerimaan dan perincian sumber-sumber penerimaan.

14
C. KAS KECIL (PETTY CASH)

1. Pengertian Kas Kecil (Petty Cash)

Kas merupakan alat tukar yang memungkinkan manajemen


perusahaan menjalankan berbagai kegiatan usahanya. Bahkan tidak
jarang bahwa keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan menyediakan
kas untuk memenuhi semua kewajiban perusahaan tepat pada
waktunya.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi


Keuangan (2017:2:03), “Kas merupakan komponen modal kerja
yang paling tinggi tingkat likuiditasnya, karena kas adalah
komponen yang paling cepat berubah nilainya. berarti bahwa
semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan akan semakin
tinggi pula tingkat likuiditasnya.”

Menurut Sartono (2012:415), “Kas adalah seluruh uang tunai


yang ada ditangan (cash on hand) dan dana yang tersimpan di bank
dalam berbagai bentuk seperti deposito, rekening koran.” Menurut
Martani (2012:180), “Kas adalah aset keuangan yang paling likuid
yang dipergunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dan
membayar kewajiban perusahaan. Menurut Rudianto (2012:188),
“Kas adalah suatu alat pertukaran yang dimiliki oleh perusahaan dan
siap untuk digunakan dalam transaksi perusahaan setiap kali
diperlukan.” Sedangkan menurut Effendi (2013:191), “Kas adalah
segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran atau alat pelunasan kewajiban.”

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya


kas merupakan alat tukar yang memungkinkan manajemen
menjalankan berbagai kegiatan usaha diperusahaan.

15
Petty cash adalah kas dalam bentuk uang tunai yang
disiapkan oleh perusahaan untuk membayar berbagai
pengeluaran yang nilainya relatif kecil dan tidak ekonomis bila
membayarnya dengan cek.

Menurut Taswan (2012:168), “Mengemukakan bahwa


petty cash adalah dana khusus yang disediakan untuk
pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil.
Pengeluaran-pengeluaran yang relatif kecil ini sebagian besar
terjadi di internal bank perlu dibukukan tersendiri dalam
rekening dana kas kecil.” Menurut Dewi (2011:97), “Dalam arti
sempit kas kecil adalah sejumlah uang tunai dalam bentuk uang
kertas, dan uang logam. Dalam arti luas, tidak hanya meliputi
uang kertas dan uang logam tetapi mencakup cek, wesel dan
order pembayaran. Jadi, kas kecil merupakan sejumlah uang
tunai yang dibentuk untuk membayar pengeluaran-pengeluaran
yang jumlahnya relatif kecil atau bersifat mendadak.”
Sedangkan Menurut Lawalata (2012:151), “Kas kecil atau yang
sering disebut dengan petty cash adalah sejumlah dana yang
dibentuk khusus untuk pengeluaran yang bersifat rutin dan
relatif kecil jumlahnya. Kas kecil digunakan untuk mendanai
pengeluaran-pengeluaran pimpinan yang jumlahnya relatif kecil
seperti dana entertain klien atau rekan kerja pimpinan, dana
konsusmsi untuk kepentingan rapat, dan sebagainya.”

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa,


kas kecil yaitu pengeluaran sejumlah uang biasanya dalam
jumlah relatif kecil dengan jumlah tertentu dan untuk keperluan
tertentu

2. Tujuan Kas Kecil

Menurut Dewi (2011:98) mengemukakan bahwa tujuan


utama dana kas kecil adalah menghindari cara-cara pembayaran

16
pengeluaran yang relatif kecil dan mendadak secara tidak
ekonomis dan tidak praktis.

Jadi tujuan diadakannya kas kecil (petty cash) adalah


menangani masalah pembiayaan terkait perlengkapan atau
pembekelan yang biasanya jumlahnya relative kecil dan rutin
dalam perrusahaan. Kemudian menciptakan cara bayar yang
lebih ekonomis karena pengeluaran yang jumlahnya relative
kecil dan juga mendadak.

3. Fungsi Kas Kecil

Menurut Dewi (2011:98) mengemukakan bahwa fungsi


langsung maupun tidak langsung adanya kas kecil, di samping
menghindari pembayaran pengeluaran yang tidak ekonomis dan
tidak praktis, juga meringankan beban tugas, memperlancar
tugas sekretaris, serta memberikan pelayanan sekretaris secara
optimal kepada pelanggan termasuk di dalamnya relasi bisnis
pimpinan.

Jadi fungsi kas kecil disini adalah untuk menangani


masalah pembiayaan perlengkapan dalam sutu perusahaan.
Sebab biasanya biaya perlengkapan perusahaan itu relative lebih
kecil jika dibandingkan dengan pembiayaan yang lain. Karena
nominal yang digunakan pembiayaan kecil, tentu buku yang
digunakan untuk mencatat transaksipun adalah buku kas kecil.

4. Metode Kas Kecil

Menurut Gaol (2015:365) metode kas kecil ada dua yaitu:

1. Metode Imprest

Metode pembukuan kas kecil di mana jumlah rekening


kas kecil selalu tetap. Setiap terjadi pengeluaran, pemegang
kas kecil tidak langsung melakukan pencatatan, tapi hanya
mengumpulkan bukti-bukti pengeluarannya. Pada waktu

17
yang telah ditetapkan, bila dana kas kecil sudah hampir habis
baru dilakukan pembukuan berdasarkan bukti-bukti
pengeluaran, kemudian pemegang kas kecil mengajukan
pembentukan dana kas kecil kepada bendahara kas yang
besarnya sesuai dengan pembukuan dan bukti-bukti
pengeluaran, sehingga dana kas kecil tetap dalam jumlah
semula.

2. Metode Fluktuasi

Pengisian kas kecil pada waktu tertentu selalu sama


setiap terjadi pengeluaran. Pemegang kas kecil harus
melakukan pencatatan dengan mengkredit kas kecil setiap
terjadi pengeluaran kas kecil. Karena pengeluaran setiap
periode tidak sama, sedangkan pengisian dana kas kecil pada
setiap periode dalam jumlah yang sama, maka jumlah
rekening kas kecil akan selalu berubah sesuai dengan
fluktuasi pengeluaran yang terjadi.

Menurut Dewi (2011:98), pembukuan kas kecil dikenal dalam


dua metode, yaitu:

1. Metode Imprest

Metode pembukuan kas kecil di mana jumlah rekening


kas kecil selalu tetap dan setiap terjadi pengeluaran,
sekretaris tidak langsung melakukan pencatatan tetapi hanya
mengumpulkan bukti-bukti pengeluarannya, kemudian pada
waktu yang telah ditetapkan, apabila dana kas kecil habis
baru dilakukan pembukuan brdasarkan bukti-bukti
pengeluaran tersebut.

2. Metode fluktuasi

Metode pembukuan kas kecil di mana pengisian kas kecil


pada waktu tertentu selalu tidak sama.

18
5. Penanganan Kas Kecil

Menurut Tjahjono dan Sulasti Ningsih (2009:6), secara


umum kegiatan pengelolaan kas kecil dengan sistem dana tetap
meliputi:

1. Pembentukan Dana Kas Kecil

Pembentukan dana kas kecil dimulai dengan


memperkirakan jumlah kas kecil selama satu periode tertentu,
misalnya periode mingguan, harian, bulanan. Pada saat
pembentukan, pemegang dana kas kecil akan menerima dana
yang telah disetujui dalam bentuk cek. Cek kemudian
diuangkan dan kas disimpan oleh pemegang dana kas kecil.

2. Pengeluaran Dana Kas Kecil

Pada saat pengeluaran dana kas kecil tidak diperlukan


catatan jurnal. Pada saat bagian atau pegawai tertentu
membutuhkan dana kas kecil, pemegang kas kecil akan
membuat Bukti Pengeluaran Kas Kecil (BPKK) yang ditanda
tangani oleh pemegang kas kecil dan pegawai yang
memerlukan dana kas kecil.

3. Pengisian Kembali Dana Kas Kecil

Pada saat pengisian kembali, pemegang dana kas kecil


akan menyerahkan Bukti Pengeluaran Kas Kecil yang telah
dibuat dilampiri dengan bukti asli dari luar. Bagian kas kecil
akan menerima dana sejumlah pengeluaran dalam Bukti
Pengeluaran Kas Kecil yang telah dilaporkan dalam bentuk
cek.

4. Penyesuaian Akun Kas Kecil Pada Akhir Tahun

Penggunaan sistem dana tetap menghendaki jumlah


saldo kas kecil tidak berubah. Pada akhir tahun saldo kas
kecil tetap sebagaimana pada waktu pembentukan. Kondisi

19
demikian menimbulkan masalah apabila tanggal penyusunan
laporan keuangan tidak sama dengan tanggal pengisian
kembali kas kecil. Padahal saldo kas kecil yang sebenarnya
sudah berkurang karena telah dikeluarkan untuk periode
tanggal pengisian terakhir sampai dengan tanggal neraca.
Misalnya, dana kas kecil dibentuk pada tanggal 15 dan akan
diisi kembali setiap tanggal 15 bulan berikutnya. Dalam
kondisi ini ada dua alternatif yang bisa ditempuh, yaitu:

a. Menyesuaikan jumlah kas kecil agar sesuai dengan


jumlah yang sebenarnya dengan cara mengakui
pengeluaran yang telah dilakukan dan mengurangi saldo
akun kas kecil.

b. Mengisi kembali dana kas kecil walaupun belum saatnya


dilakukan dengan cara yang sama seperti halnya
pengisian dana kas kecil.

Pada alternatif pertama, saldo kas kecil dilaporkan di neraca


sebagai bagian dari kas sebesar saldo awal dikurangi dengan
pengeluaran yang diakui. Sedangkan alternatif kedua, saldo
kas kecil yang dilaporkan sebesar saldo pada saat
pembentukan.

5. Penyesuaian Kembali Akun Kas Kecil Pada Awal Tahun

Apabila pada akhir tahun alternatif menyesuaikan saldo kas


kecil yang digunakan, maka pada awal tahun berikutnya
harus dibuat jurnal penyesuaian kembali untuk pengeluaran
yang telah diakui pada akhir tahun sebelumnya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan kas kecil bertujuan


menghindari cara-cara pembayaran pengeluaran yang kecil dan tidak
ekonomis. Selain itu kas kecil juga meringankan beban tugas,
memperlancar tugas sekretaris serta memberi pelayanan yang

20
optimal dan hal tersebut dapat dilakukan dengan metode imprest dan
fluktuasi.

D. REKONSILIASI BANK

1. Pengertian Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bank adalah usaha untuk menyesuaikan data


yang ada dicatatan perusahaan dan catatan bank sehingga
mempunyai saldo yang sama. Prosedur mencocokkan saldo kas
menurut catatan perusahaan dan catatan bank dan catatan
perusahaan disebut rekonsiliasi bank. Ketika perbedaan tersebut
dihasilkan dari transaksi yang belum dicatat bank,maka catatan
Perusahaan dianggap benar.Apabila perbedaan hasil dari
kesalahan sebaiknya dilakukan penyesuaian

Adapun pengertian Rekonsiliasi Bank menurut Jerry J.


Weygandt dan Donald E. Kieso: Dalam buku "Financial
Accounting," Weygandt dan Kieso mendefinisikan rekonsiliasi
bank sebagai proses yang digunakan oleh perusahaan untuk
memastikan bahwa saldo akun bank dalam catatan perusahaan
sesuai dengan saldo yang dicatat oleh bank.

Secara umum, rekonsiliasi bank adalah langkah penting


dalam mengontrol keuangan perusahaan dan memastikan bahwa
tidak ada kesalahan atau kecurangan yang terjadi dalam catatan
keuangan. Proses ini melibatkan pembandingan transaksi yang
tercatat dalam buku-buku perusahaan dengan catatan bank untuk
memastikan bahwa keduanya cocok dan setiap perbedaan dapat
dijelaskan dan diselesaikan dengan benar.

2. Tujuan Dari Rekonsiliasi Bank


Tujuan dari Rekonsiliasi Bank adalah untuk mengecek
ketelitian pencatatan yang terdapat dalam rekening kas dan
catatan bank, serta mengetahui penerimaan atau pengeluaran
yang sudah terjadi di bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan.

21
Dalam mencapai tujuan ini,ada beberapa tujuan dari rekonsiliasi
bank diantaranya;
a. Memastikan Keakuratan Catatan Keuangan:
Salah satu tujuan utama rekonsiliasi bank adalah
memastikan bahwa catatan keuangan perusahaan akurat.
Dengan membandingkan transaksi yang tercatat dalam buku-
buku perusahaan dengan catatan bank, perbedaan atau
ketidakcocokan dapat diidentifikasi dan diatasi. Hal ini
membantu menghindari kesalahan yang mungkin terjadi
dalam pencatatan keuangan.
b. Mendeteksi Kesalahan atau Kecurangan:
Rekonsiliasi bank juga berperan dalam mendeteksi
kesalahan atau tindakan kecurangan yang mungkin terjadi.
Ketika perbedaan signifikan ditemukan antara saldo rekening
bank dalam catatan perusahaan dan catatan bank, hal ini
dapat menjadi indikasi adanya masalah dalam pencatatan atau
pengelolaan keuangan.
c. Manajemen Likuiditas:
Dengan memantau saldo rekening bank secara teratur
melalui rekonsiliasi, perusahaan dapat mengelola
likuiditasnya dengan lebih baik. Ini memungkinkan
perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih tepat waktu
tentang pengeluaran, investasi, atau pembiayaan.
d. Meningkatkan Keandalan Laporan Keuangan:
Laporan keuangan yang disusun dengan benar dan
akurat adalah aset berharga bagi perusahaan. Dengan
menjalankan rekonsiliasi bank, perusahaan dapat memastikan
bahwa laporan keuangan yang disampaikan kepada
pemegang saham, pihak berkepentingan, dan otoritas
perpajakan adalah kredibel dan dapat dipercaya.
Dengan demikian, rekonsiliasi bank adalah alat penting
dalam mengelola dan mengontrol keuangan perusahaan,

22
membantu memastikan keakuratan catatan keuangan,
menghindari kesalahan atau kecurangan, serta mematuhi
persyaratan perbankan yang relevan.
3. Langkah-Langkah dalam membuat Rekonsiliasi Bank
Adapun Langkah – langkah dalam membuat rekonsiliasi bank
ialah :
1. Dimulai dengan membandingkan antara saldo rekening bank
dan saldo perusahaan.
2. Menambahkan pada atau mengurangkan dari saldo bank hal-
hal yang nampak pada buku perusahaan tetapi belum nampak
pada rekening Koran.
3. Menambahkan pada atau mengurangkan dari saldo buku hal-
hal yang nampak pada rekening Koran tetapi belum nampak
pada buku perusahaan.
4. Menghitung saldo bank yang telah disesuaikan dan saldo
buku yang telah disesuaikan. Keduanya harus sama besar.
5. Membuat jurnal dari setiap hal nomer 3 yaitu yang sudah
dicatat oleh bank tetapi belum dicatat dalam buku
perusahaan.
6. Memperbaiki semua kesalahan pencatatan pada buku dan
memberitahukan bank mengenai kesalahan yang dibuat oleh
bank.
4. Contoh laporan Rekonsiliasi Bank
Laporan rekonsiliasi bank adalah dokumen yang
digunakan untuk menunjukkan perbedaan antara saldo rekening
bank dalam catatan perusahaan dan saldo rekening bank yang
diberikan oleh bank itu sendiri. Laporan ini membantu
menjelaskan alasan-alasan di balik perbedaan tersebut.
Adapun contoh format umum dari laporan rekonsiliasi
bank ialah :
Data yang ada pada PT Karya Mandiri Jaya per 31 Agustus 2010
adalah sebagai berikut :

23
Berdasarkan catatan perusahaan :

Saldo per 31 Juli 2010 Rp21.200.000,00


Setoran selama bulan Agustus Rp34.400.000,00+Rp55.600.000,00
2010

Pengambilan selama bulan Rp21.600.000,00-


Agustus 2010
Saldo per 31 Agustus 2010 Rp34.000.000,00
Berdasarkan catatan Bank

Saldo per 31 Juli 2010 Rp24.800.000,00


Setoran selama bulan Agustus Rp33.600.000,00+Rp58.400.000,00
2010
Pengambilan selama bulan Rp30.400.000,00-Rp28.000.000,00
Agustus 2010
Penyebab perbedaan adalah sebagai berikut:
Keterangan 31 Juli 2010 31 Agustus 2010
Setoran dalam Rp 17.200.000 Rp 18.800.000
perjalanan
Cek yang beredar Rp 13.000.000 Rp 9.600.000
Pendapatan Bunga Rp 7.800.000 Rp 8.600.000
Biaya administrasi Rp5.400.000
bank

Contoh Soal:
Berikut Ini Informasi yang berhubungan dengan kas PT.PUTRA pertanggal
31 Juli 2022
1. Saldo rekening kas menurut rekening koran bank adalah sebesar Rp.
18.642.280
2. Saldo rekening kas menurut catatan perusahaan pada tanggal yang
sama adalah sebesar Rp.16.459.140
3. Sebuah setoran sebesar Rp. 2.612.450 masih belum dicatat oleh bank
sampai tanggal 2 Agustus 2022
4. Bank membebankan biaya administrasibank kepada kepada
perusahaan sebesar Rp 11.400

24
5. Sebuah cek yang diterima pak Abdul (seorang pelanggan setia)
sebesar Rp. 319.000 dan telah disetor ke bank oleh perusahaan,
dikembalikan oleh bank karena cek tersebut tidak ada dananya
6. Cek yang telah ditarik oleh perusahaan namun belum diuangkan
kebank oleh pemegangnya sampai tanggal 31 Juli 2022 yaitu senilai
Rp 2.374.990
7. Cek sebesar Rp 187.000 telah salah dicatat dalam pembukuan
perusahaan yaitu sebesar Rp 178.000 cek ini digunakan untuk
membayar biaya reparasi kendaraan
8. Bank telah menagihkan piutang wesel milik perusahaan sebesar Rp
3.300.000 (termasuk bunga wesel sebesar Rp 100.000) transaksi ini
baru diketahui akhir bulan Juli oleh perusahaan
9. Bank telah membebaskan cek PT.PUTRI kerekening giro
PT.PUTRA sebesar 350.000

Diminta:
Buatlah rekonsiliasi bank per tanggal 31 Juli 2022!

Berikut disajikan jurnal rekonsiliasi bank:

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Aset lancar adalah kekayaan perusahaan berupa benda atau produk


berharga yang didapatkan dari transaksi masa lalu. Aset lancar dapat
dimanfaatkan untuk pengeluaran rutin ataupun pengeluaran tak terduga.
Contohnya adalah membayar upah pegawai, membeli bahan baku produksi,
membayar sewa, mmembayar utang usaha, dan membayar beban usaha.

Pengawasan kas merupakan proses yang dilakukan untuk menjaga


atau mengamankan dana perusahaan. Sistem ini membuat pengawasan
intern yang cukup terhadap kas, agar bisa diperoleh data akuntansi yang
tepat dan dapat dipercaya, sehingga mampu meningkatkan efisiensi usaha
serta mendorong dipenuhinya kebijaksanaan pimpinan.

Kas kecil yaitu pengeluaran sejumlah uang biasanya dalam jumlah


relatif kecil dengan jumlah tertentu dan untuk keperluan tertentu. Sedangkan
rekonsiliasi bank adalah langkah penting dalam mengontrol keuangan
perusahaan dan memastikan bahwa tidak ada kesalahan atau kecurangan
yang terjadi dalam catatan keuangan. Proses ini melibatkan pembandingan
transaksi yang tercatat dalam buku-buku perusahaan dengan catatan bank
untuk memastikan bahwa keduanya cocok dan setiap perbedaan dapat
dijelaskan dan diselesaikan dengan benar.

26
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4
BBFE. Yogyakarta.
Effendi, Rizal. 2013. Accounting Principle “Prinsip-prinsip Akuntansi
Berbasis SAK ETAP”. Edisi revisi Jakarta: Penerbit PT. Rajagrafindo
Persada.
Martini, Dwi et all. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.
Jakarta:Penerbit Salemba Empat.
Mardiasmo, 2000, Akuntansi Keuangan Dasar, Jilid Dua, Penerbit BPFE.
Yogyakata.
Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi Konsep & Teknik Penyusunan
Laporan Keuangan, Penerbit: Erlangga, Jakarta.
Professional standards for higher level teaching assistants, www.tda.gov.uk
Freedom of Information Act, 2000, Controller of Her Majesty’s Stationery
Office and Queen’s Printer of Acts of Parliament
Jurnal UNESCO 2014, Information and communication technology (ict) in
education in asia, www.uis.unesco.org
Sumber:
https://runsystem.id/id/blog/aset-lancar-adalah/ (diakses 14 September
2023)
https://spenmo.id/blog/aktiva-lancar-adalah (diakses 14 September 2023)

27

Anda mungkin juga menyukai