Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MANAJEMEN AKTIVA DAN PASIVA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Perbankan


Kelas Manajemen Keuangan 2019D
Dosen Pengampu: Trias Madanika K. S.E., S.Pd., M.M.

Oleh:
Erlinda Indria Sari
19080574008
Manajemen Keuangan 2019D
COVER
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kami, sehingga berkat Karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang ditunjukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Perbankan. Penulis menyadari bahwa selama proses dan penyusunan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Makalah yang ada dihadapan pembaca bukanlah karya yang sempurna, karena
memiliki kekurangan baik dalam hal teknik penulisan maupun dalam sistematika, sehingga
saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan dan kemajuan
makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis sendiri maupun kepada
pembaca umumnya. Amin.

Surabaya, 28 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………………………………………….. 2

1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 Pengertian Manajemen Aktiva dan Pasiva Bank ……………………………………………………………………….. 3

2.2 Tujuan Manajemen Aktiva dan Pasiva Bnk …………………………………………………………………………….…. 7

2.3 Pengelolaan Aktiva Pasiva Bank ……………………………………………………………………………………………..… 7

2.4 Studi Kasus ……………………………………………………………………………………………………………………………... 10

BAB III PENUTUP.................................................................................................................................14


3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………………………………..…. 14

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu perusahaan dikatakan berjalan jika perusahaan tersebut mampu melakukan
fungsinya sebagai lembaga pelayanan masyarakat. Dalam hal ini perusahaan akan melihat
arus masuk kas perusahaan dan pengeluaran.
Seiring dengan berkembangnya suatu perusahaan maka jumlah asset juga akan terus
bertambah dari tahun ke tahun. Asset merupakan barang tidak habis pakai (non consumable)
yang dimiliki perusahaan yang memiliki umur lebih dari 12 bulan. Asset membutuhkan
manajemen yang baik agar lebih mudah untuk dipantau dan ditelusuri. Begitu juga dengan
sumber pendanaan atau pasiva yang juga membutuhkan manajemen yang baik agar lebih
mudah untuk dipantau dan untuk memaksimal kan dana yang telah dihimpun. Dalam hal itu,
bank memerlukan sumber-sumber dana dan pengelolaan dana untuk mengalokasikan dana
tersebut.
Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang bagaimana perusahaan tersebut
mengelola dan mengolah asset. Mengatur dan menata aktiva adalah pengelolaan semua
harta kekayaan bank dan semua kewajiban bank. Sering pula diartikan sebagai pengelola
sumber danadan pengalokasiannya. Yang pasti adaah keseimbangan dua sisi dari neraca
bankmerupakan tugas rutin dari manajemen bank. Artinya keseimbangan antara aktiva dan
pasiva yang tergambar dalam neraca bank merupakan bagian yang amat penting
dalam tugas-tugas manajemen bank.Dalam mengelola aktiva dan pasiva, manajemen
bank harus melakukannyadengan cermat dan harus senantiasa menerapkan prinsip
kehati-hatian karenabisnis perbankan senantiasa dihadapkan pada resiko baik yang
diakibatkan olehpihak internal maupun pihak eksternal. Jika bank keliru dalam
menerapkankebijakan pengelolaan aktiva dan pasivanya, maka bank akan menanggung
resikoyang besar. Oleh karena itu, adalah hal yang sangat penting bagi bank
untuksenantiasa memperhatikan pengelolaan aktiva dan pasivanya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen aktiva dan pasiva bank?
2. Bagaimana tujuan dan pentingnya manajemen aktiva pasiva bank?
3. Bagaimana pengelolaan aktiva pasiva bank?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Manajemen aktiva dan pasiva bank.
2. Untuk mengetahui pentingnya Manajemen aktiva dan pasiva bank.
3. Untuk mengetahui pengelolaan aktiva pasiva bank

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen aktiva dan pasiva bank


Fokus manajemen dana suatu bank adalah pada pengelolaan aktiva dan pasiva secara
terpadu. Aktiva bank yang berbasis bunga akan menghasilkan pendapatan dan pasiva akan
menimbulkan biaya.
1. Aktiva dan pasiva bank adalah dua sisi dan gambaran dari keuangan bank, baik yang
berbentuk kekayaan atau harta milik bank, maupun hal-hal yang menggambarkan posisi
utang, kewajiban dan modal bank. Keduanya harus mencapai keseimbangan ( balance)
dimana faktor yang dapat menyeimbangkan diantara keduanya adalah rugi dan laba dari bank
tersebut.
2. Menurut John A.Haslem pengertian manajemen aktiva-pasiva bank merupakan koordinasi
hubungan timbal balik antara sumber-sumber dan penggunaan dana berdasarkan keputusan
dan rencana jangka pendek. Sedangkan menurut Barret F Binder dan Thomas W.F Lindquist
bahwa manajemen aktiva-pasiva bank adalah suatu pengelolaan aktiva dan pasiva secara
terpadu, berkesinambungan untuk mencapai keuntungan dalam situasi lingkungan bisnis
yang selalu berubah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam manajemen aktiva-pasiva bank atau
Asset liability manajemen (ALMA) tersebut ada proses, koordinasi secara terus menerus,
responsif terhadap setiap perubahan lingkungan bisnis untuk mencapai keuntungan yang
optimum melalui pengelolaan aktiva dan pasiva secara terpadu. Proses dilakukan melalui
masukan-masukan (informasi) yang diterima oleh pihak yang berkompeten di suatu bank.
Masukan-masukan itu digunakan untuk mengambil keputusan setelah melakukan kordinasi
dengan berbagai unit di suatu bank atau pendukungnya.

3
Manajemen aktiva bank ialah manajemen yang berhubungan dengan alokasi
dana ke dalam kemungkinan investasi. Alokasi dana kedalam investasi perlu
direncanakan, di organisasi, di arahkan, dan di awasi agar tujuannya dapat tercapai.
Adapun jenis-jenis aktiva terdiri dari:
a. Cadangan likuiditas
Sesuai dengan namanya, aktiva ini terutama ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan likuiditas jangka pendek. Cadangan likuiditas ini terdiri atas dua kategori,
yaitu:
1. Cadangan primer
Cadangan primer bisa dalam bentuk uang kas, saldo pada bank sentral, saldo
pada bank lain, dan warkat dalam proses penagihan. Aktiva ini ditujukan terutama
untuk memenuhi ketentuan Reserve Requirement dan untuk kegiatan usaha sehari-
hari.
2. Cadangan sekunder
Aktiva ini dapat berupa Surat Berharga Pasar Uang, Sertifikat Bank Indonesia,
Surat Utang Negara, dan Sertifikat Deposito. Penempatan dana dalam bentuk
cadangan sekunder ni terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka

4
pendek yang sebelumnya telah dapat diperkirakan seperti penarikan simpanan dan
pencairan kredit, dan memperoleh penerimaan

b. Penyaluran kredit
Salah satu kegiatan utama lembaga keuangan termasuk bank adalah
menyalurkan dana kepada masyarakat. Penerimaan yang utama dari bank di
harapkan dari penyaluran kredit.

c. Investasi
Investasi dapat berupa penanaman dana dalam surat-surat berharga jangka
menengah dan panjang atau berupa penyertaan langsung pada badan usaha lain.
Bentuk dari surat berharga tersebut antara lain adalah saham dan obligasi.
d. Aktiva tetap dan inventaris
Aktiva tetap dan invetaris tergolong sebagai aktiva yang tidak produktif dalam
menghasilkan penerimaan dana oleh Bank Indonesia dipandang sebagai aktiva yang
resikonya cukup tinggi. Meskipun aktiva ini tidak produktif, tidak likuid, dan cukup
beresiko, bank tetap perlu mengalokasikan dananya untuk aktiva ini karena bank
memerlukan kantor, mobil, computer, dan lain-lain untuk kegiatan usahanya.
Manajemen pasiva bank mempunyai dua pengertian, yang pertama dalam arti
sempit manajemen pasiva diartikan sebagai manajemen pengelolaan dana pinjaman
untuk memenuhi kebutuhan likuiditas yang tak terduga. Dalam arti luas manajemen
pasiva di definisikan sebagai suatu proses mengendalikan dan mengkoordinasikan
sumber-sumber dana.Adapun jenis-jenis pasiva terdiri dari:
a. Dana sendiri
Proporsi dana sendiri relatif kecil apabila dibandingkan dengan total dana
yang dihimpun ataupun total aktivanya, dana sendiri ini tetap merupakan hal yang
penting untuk kelangsungan usahanya. Seperti halnya badan usaha lain, penghimpun
dana sendiri ini antara lain dapat berupa modal di setor, dana dari penjualan saham
di bursa efek, akumulasi laba di tahan, dan Agio Saham.
b. Dana dari deposan

5
Pada dasarnya, sumber dana dari masyarakat dapat berupa giro, tabungan, dan
deposito berjangka yang berasal dari nasabah perseorangan atau badan.
c. Dana pinjaman
Dana pinjaman yang diperoleh dalam rangka menghimpun dana antara lain
sebagai berikut :
1. Call money, merupakan sumber dana yang dapat diperoleh bank berupa pinjaman
jangka pendek dari bank lain.
2. Pinjaman antarbank, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dana yang lebih
terencana dalam rangka pengembangan usaha atau meningkatkan penerimaan bank.
3. Kredit likuiditas bank Indonesia adalah kredit yang diberikan oleh bank Indonesia,
terutama kepada bank yang sedang mengalami kesulitan likuiditas. Masalah
kesulitan likuiditas ini bisa terjadi Karena kalah kliring atau adanya Rush penarikan
dana oleh nasabah bank.
d. Sumber dana lain
Sumber dana yang lain ini selalu berkembang sesuai dengan perkembangan
usaha perbankan dan perekonomian secara umum. Sumber sumber tersebut antara
lain :
1. Setoran jaminan, merupakan sejumlah dana yang wajib diserahkan oleh nasabah yang
menerima jasa-jasa tertentu dari bank.
2. Dana transfer. Dana transfer yang tersimpan di bank tidak menimbulkan kewajiban
bagi bank untuk memberikan imbalan jasa berupa bunga sehingga dana ini
merupakan dana murah bagi bank.
3. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), merupakan surat-surat berharga jangka pendek
yang dapat diperjualbelikan dengan cara di diskonto oleh bank Indonesia.
4. Diskonto bank Indonesia, fasilitas diskonto adalah penyediaan dana jangka pendek
oleh Bank Indonesia dengan cara pembelian promes yang di terbitkan oleh bank-
bank atas dasar diskonto.

6
2.2 Tujuan Manajemen Aktiva dan Pasiva bank
1. Mendapatkan profit/pendapatan yang maksimal bagi pemegang saham
2. Menyediakan aktiva lancar dan kas yang mencukupi
3. Menyediakan cadangan apabila kas tidak mencukupi
4. Memenuhi kebutuhan masyarakat untuk kredit
5. Mengelola kegiatan bank secara berhati-hati karena berkaitan dengan pengelolaan
dana masyarakat
Pentingnya manajemen dan aktiva pasiva bank adalah sebagai berikut:
1. Bank merupakan financial intermediary institution, yaitu lembagayang mentranfer
dana-dana dari unit surplus kepada unit deficitdengan metode pembiayaan tidak
langsung (indirect financingmodel)
2. Manajemen dana bank selalu dihadapkan pada conflict of interestantara likuiditas
dan rentabilitas.
3. Prinsip kehati-hatian (prudent banking) sangat penting dalam manajemen dana
bank, khususnya dalam menetapkan strukturpendanaan yang sehat, dalam arti
bagaimana bank mendapatkanpinjaman dari para deposan dan kreditor yang lain
setiapdiperlukan, serta memadukan penggunaan sumber dana pinjamantadi
sedemikian rupa (fungding mix) sehingga terjamin keamananlikuiditas keuangan
dan profitabilitas bank (inti dari manajemendana).
4. Jumlah dana yang layak dioperasikan oleh bank (loanable fund),dalam bentuk
kredit atau investasi surat berharga, sama denganjumlah cadangan bebas, yaitu
jumlah seluruh dana yang dikuasaibank pada masa tertentu, dikurangi legal reserve
requirement(cadangan minimum).

2.3 Pengelolaan Aktiva dan Pasiva bank


Pengelolaan aktiva dan pasiva (kewajiban) suatu bank merupakan sesuatu
yang tidak dapat berjalan-jalan sendiri. Pengelolaan aktiva suatu bank selalu
memerhatikan karakteristik dari penghimpunan dana pada sisi pasiva, begitu juga
sebaliknya. Adapun pengelolaan dana menggunakan beberapa cara:

7
Yang pertama yaitu menghimpun dana dengan menggunakan sumber-sumber
dana bank (pasiva). Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam
menghimpun dana untuk membiayai operasinya. Hal ini sesuai dengan fungsinya
bahwa bank adalah lembaga keuangan di mana kegiatan sehari-harinya adalah
dalam bidang jual beli uang. Tentu saja sebelum menjual uang (memberikan
pinjaman) bank harus lebih dulu membeli uang (menghimpun dana) sehingga dari
selisih bunga tersebutlah bank mencari keuntungan. Adapun sumber-sumber dana
bank tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Sumber dana dari modal sendiri maksudnya adalah modal setoran dari para
pemegang sahamnya. Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana sendiri
terdiri dari:

a. Setoran modal dari pemegang saham


b. Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan dengan laba tahun
lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya.
c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang
belumdibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat
dimanfaatkan sebgai modal untuk sementara waktu.
2. Dana yang berasal dari masyarakat luas
Pencarian dana dari sumber ini relative paling mudah jika dibandingkan
dengan sumber lainnya. Akan tetapi pencarian sumber dana dari sumber ini
relative lebih mahal jika dibandingkan dari dana sendiri. adapun sumber dana dari
masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk:
a. Simpanan giro
b. Simpanan tabungan
c. Simpanan deposito

8
3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya
Pencarian dari sumber dana ini relative lebih mahal dan sifatnya hanya sementara
waktu saja. Kemudian dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk
membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu.
Ada beberapa faktor yangperlu diperhatikan dalam mengelola komposisi pasiva.
Beberapa hal mendasar yang harus diperhatikan dalam pengelolaan pasiva antara lain
sebagai berikut:
a. Biaya dana (cost of fund) yaitu komposisi dana diatur sedemikian rupa agar
biaya dana menjadi minimal.
b. Kestabilan jumlah dana yaitu komposisi instrument dana diusahakan
sedemikian rupa pada jenis-jenis instrument yang tingkat volatilitasnya rendah
atau stabil jumlahnya.
c. Loan commitment yaitu komposisi dari jumlah dana didata sedemikian rupa
agar dapat berfungsi mendukung pelaksanaan komitmen terhadap beberapa
kredit.
Yang kedua yaitu pengalokasian dana (aktiva), Kegiatan penyaluran dana
biasa disebut dengan alokasi dana. Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam
bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit. Arti lain dari alokasi dana adalah
menjual kembali dana yang di peroleh dari penghimpunan dana dalam bentuk
simpanan. [8]kegiatan alokasi dana yang terpenting adalah alokasi dana dalam
bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit.
Megingat sangat kompleksnya pengelolaan aktiva pasiva suat bank dan tentu saja
melibatkan berbagai macam bagian dari suatu bank yaitu:
a. Penghimpunan dana, yang mempertimbangkan aspek biaya administrative, biaya
bunga, strategi/cara/metode, diversifikasi, jangka waktu dan likuiditas, portofolio
dan kaitannya dengan penggunaan dana.
b. Penggunaan dana, yang mempertimbangkan aspek likuiditas dan jangka waktu,
risiko, rate of return, biaya bunga, diversifikasi, portofolio dan kaitannya dengan
penghimpunan dana.

9
Pengelolaan aktiva pasiva dapat menggunakan beberapa pendekatan:
a. Pool of Funds
Dana yang telah berhasil dihimpun bank mempunyai karakteristik yang
beragam menurut jangka waktunya, biayanya, sumber dana tersebut berasal dan
lain-lain. Pendekatan Pool of Funds memberlakukan dana tersebut sebagai dana
tunggal tanpa memperhitungkan sifat masing-masing komponen pembentuk dana.
Dana tunggal itu kemudian dialokasikan untuk berbagai macam tujuan sesuai
dengan strategi penggunaan dana.
b. Asset Allocation atau Conversion of Founds
Konsep dari pendekatan ini merupakan kebalikan dari pendekatan pool of
funds. Perlakuan terhadap dana yang mempunyai karakteristik berbeda-beda dengan
dana tunggal dianggap oleh pendekatan ini sebagai asumsi yang tidak sesuai dengan
kenyataan. Dalam kenyataannya masing-masing sumber dana memiliki sifat
tersendiri, sehingga pengalokasiannya harus secara individual dengan
mempertimbangkan karakteristik masing-masing sumber dana.
Sebagaimana kegiatan usaha lainnya, kegiatan usaha perbankan juga dapat
menghadapi risiko kebangkrutan. Risiko kebangkrutan muncul karena usaha
perkreditan tidak selalu menggembirakan. Tidak semua kredit yang diberikan oleh
bank dapat ditagih kembali, dengan kata lain bank selalu dihadapkan kepada risiko
munculny kredit macet. Terjadinya kredit macet dapat mengancam kelancaran arus
dana bank. Apabila hal itu terjadi, bank mungkin tidak akan dapat memnuhi
kewajiban untuk menyediakan dana. Hal itu disebabkan karena dana yang tertanam
pada kredit macet tidak dapat ditarik lagi. Agar para penitip uang tetap dapat
mengambil uangnya, kredit macet tersebut harus ditutupi dengan modal bank
sehingga uang deposan dapat dikembalikan apabila diminta. Oleh karena itu, jumlah
modal yang memadai (cukup) diperlukan agar kepentingan penitip uang selalu dapat
terlindungi.
2.4 STUDI KASUS
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada PT.Bank
Muamalat,Tbk.Kcp.Solok, maka dapat dianalisiskan bahwa penetapan
Asset Liability Committee (ALCO) bisa dikatakan baik apabila
10
pelaksanaan pembiayaannya berjalan dengan baik.37
Kebijakan ALCO dalam pembiayaan telah ada pada PT.Bank
Muamalat,Tbk.Kcp.Solok. Kebijakan ALCO itu tidak dibuat oleh PT.Bank
Muamalat,Tbk.Kcp Solok, tapi kebijakan ALCO dibuat oleh kantor pusat
Bank Muamalat. Dimana yang membuat ketetapan ALCO ini Adalah
Asset Liability Management (ALMA) atas persetujuan Head Of
Treasuryyang merupakan jantungnya bank,karenamengatur lalu lintasnya
keuangan dan melihat keluar masuknya dana bank.ALCO ini ditetapkan
setiap bulan, jadi setiap pertengahan bulannya berubah pada tanggal 15
atau 17 berdasarkan Rapat ALCO, dimana ada yang tetap dan ada juga
yang berubah.
1. Kaitan ALCO dengan pembiayaan yaitu ALCO mengatur tingkat
bagi hasil terhadap penghimpunan dana dan penyaluran dana. Jadi ALCO
harus sesuai dengan kebijakan pembiayaan, yang mana kebijakan
pembiayaan itu, adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan pricingpembiayaan corporate, commercial, dan SME
(keputusan ALCO). Base Financing Rate (BFR) bank muamalat saat
ini ditetapkan sebesar 12.12%. diantaranya sebagai berikut :
a. Pricing Pembiayaan Corporate dan Commercial :
Pricing minimal pembiayaan segmen Corporate dan Commercial ditetapkan
sebesar 13%.
b. Pricing Pembiayaan SME
a) Plafond SME yaitu minimal Rp.300 juta s/d RP.10 Milliar.
b) Pricing minimal pembiayaan SME
3 kebijakan Pricing Pembiayaan Mikro (≥ IDR 5 juta s.d.< IDR 500 juta
4 Ketentuan Pricing Pembiayaan Consumer
5 Pricing pembiayaan diberikan kepada nasabah sesuai dengan pricing
yang diputuskan oleh ALCO. Penurunan pricing dilakukan secara
sangat selektif dan hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Direktur
Bisnis.

11
6 Kebijakan pricing pembiayaan USD diperkenankan sesuai dengan
ketentuan sebelumnya.
7 Khusus pembiayaan dalam bentuk USD di dalam negeri ( tidak
termasuk cabang KL), pricing diberikan minimal 8,5%.
8 Pricing negosiasi Wesel Exspor Usance LC/TR/UPAS sesuai
ketentuan sebelumnya.
9 Kebijakan pricing pembiayaan diluar negeri (cabang Kuala Lumpur)
sesuai dengan keputusan
10 Kebijakan pricing untuk pembiayaan dengan kelonggarantarik hanya
berlaku sampai dengan 6 bulan sejak disetujui, jika lebih dari 6 bulan
maka pricing akan mengikuti ketentuan ALCO yang berlaku pada saat
itu.
11 Sesuai dengan Memo ALCO No.32/MEMO/ALCO/VI/2012/
spreadyang diberikan kepada nasabah dengan pembiayaan back to
backdiberikan minimal 2% jika diluar ketentuan tersebut, harus
dimimnta persetujuan komite satu tingkat diatasnya. ketentuan yang
harus dipenuhi dan pembiayaan back to back
Berdasarkan kebijakan pembiayaan diatas maka peneliti
dapat menyimpulkan, bahwa ALCO dan pembiayaan sangat berkaitan
dan tidak dapat dipisahkan.Jika tidak adanya ALCO dalam
pembiayaan maka suatu bank tidak dapat melihat untung atau ruginya,
baik atau buruknya suatu kinerja bank. Yang mana ALCO adalah
sarana untuk menilai kinerja melalui pencapaian target yang akan di
capai oleh suatu bank.38
ALCO disini juga melakukan kebijakan tetap dalam
penghimpunan dana,pembiayaan, FTP Rate, dan Persetujuan Dropping
Pembiayaan, misalnya sebulan sekali atau sebulan dua kali, bank
mumalat yang telah lama mempraktikkan adanya ALCO ini dan
nyatakan banyak membantu kelancaran dan kemantapan posisi bank
ditengah masyarakat.
Jadi, menurut peneliti konsep manajemen dan ALCO pada
12
Bank Muamalat,Tbk.Kcp.Solok sangat penting diterapkan guna
optimalisasi pengelolaan dana sehingga fungsi intermediasibank
syariah dapat terus dilaksanakan dan diterapkan. Tujuan ALCO
tersebut tidak hanya untuk memaksimalisai keuntungan dari
pengelolaan danafunding dan financing yang terkelola dengan baik dan
terstruktur, namun juga menghasilkan pengelolaan risiko-risko yang
dihadapi bank syariah secara optimal.

13
BAB III
PENUTUP

3.1.    KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen aktiva bank ialah
manajemen yang berhubungan dengan alokasi dana ke dalam kemungkinan investasi.
Adapun jenis-jenis aktiva terdiri dari cadangan likuiditas, penyaluran kredit, investasi, aktiva
tetap dan inventaris. Sedangkan manajemen pasiva bank mempunyai dua pengertian, yang
pertama dalam arti sempit manajemen pasiva diartikan sebagai manajemen pengelolaan dana
pinjaman untuk memenuhi kebutuhan likuiditas yang tak terduga. Dalam arti luas manajemen
pasiva di definisikan sebagai suatu proses mengendalikan dan mengkoordinasikan sumber-
sumber dana. Adapun jenis-jenis pasiva terdiri dari dana sendiri, dana dari deposan, dana
pinjaman, dan sumber dana lain.
Pengelolaan aktiva dan pasiva (kewajiban) suatu bank merupakan sesuatu yang tidak
dapat berjalan sendiri. Pengelolaan aktiva suatu bank selalu memerhatikan karakteristik dari
penghimpunan dana pada sisi pasiva, begitu juga sebaliknya. Adapun pengelolaan dana
menggunakan beberapa cara. Yang pertama yaitu dengan menghimpun dana dari sumber-
sumber dana bank diantaranya yaitu dana yang bersumber dari bank itu sendiri, dana yang
berasal dari masyarakat luas, dan dana yang bersumber dari lembaga lain. Yang kedua yaitu
dengan cara pengalokasian dana. Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk
pinjaman (kredit).

14
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Latumaerisa, Julius R. 1999. Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum. Jakarta: Bumi
Aksara.
Totok, Budisantoso dan Sigit Triandaru. 2006. Wardiah,Mia Lasmi. 2013. Dasar-dasar
Perbankan. Bandung: Pustaka Setia
http://syariahesf15.blogspot.com/2017/02/manajemen-aktiva-dan-pasiva-bank.html
https://www.coursehero.com/file/25328349/manajemen-aktiva-pasiva-bankdocx/
https://www.academia.edu/5153020/Untuk_makalah_manajemen_aktiva_dan_pasiva

15

Anda mungkin juga menyukai