Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS DAN KENDALA LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

MAKALAH

Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Syariah


Dosen Pengampu : Cepi Juniar Prayoga,M.Ak

Disusun Oleh :

Anisa Fitri 201802058

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI & MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI CIPASUNG
TASIKMALAYA
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin , segala puji syukur hanyalah milik Alloh SWT .
Atas segala nikmat dan rahmat-Nya yang telah dianugerahkan-Nya sehingga kami
dapat menyelasaikan tugas makalah ini dengan sebaik baiknya . Makalah yang
berjudul “Analisis dan kendala laporan keuangan bank syariah” disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Akuntansi Syariah yang dibimbing oleh
Bapak Cepi Juniar Prayoga,M.Ak.
Dalam penyusunannya kami melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu
kami mengucapkan banyak terima kasih atas segala dukungan yang diberikan
untuk menyelesaikan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal oleh kami, akan tetapi kami sebagai
manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya
dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga para pembaca dapat


mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.

Tasikmalaya, Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................2

BAB II PEMABAHASAN..............................................................................3

2.1 Analisis laporan keuangan bank syariah........................................3


2.2 Fungsi laporan keuangan...............................................................3
2.3 Sifat laporan keuangan..................................................................6
2.4 Efisiensi produk bank syariah........................................................7
2.5 Penilaian kesehatan bank syariah..................................................8
2.6 Faktor pengurang penilaian kesehatan bank .................................9
2.7 Kendala laporan keuangan bank syariah.......................................10

BAB III PENUTUP.........................................................................................11

3.1 Kesimpulan...................................................................................11
3.2 Saran.............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-sehari bank syari’ah adalah lembaga intermediary


keuangan diharapkan bank dapat menampilkan dirinya secara baik dibandingkan
dengan bank dengan system yang lain (bank dengan basis bunga), gambaran baik
dan buruk nya dapat dilihat dari kinerja nya dan tergambar dalam laporan
keuangan. Tujuan laporan keuangan dapa sector perbankan syari’ah adalah untuk
menyediakan imformasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan aktivitasnya operasi bank yang bermamfaat dalam
pengambilan keputusan.

Sehubung dengan hal tersebut, maka isi makalah ini diuraikan beberapa definisi
dan asfek yang terkait dengan masalah laporan keuanagan, efisiensi produksi dan
kesehatan bank syari’ah.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk memfokuskan terhadap pembahasan makalah ini, kami hanya dapat


menulis beberapa hal penting yang menjadi titik pemahaman dalam menjelaskan,
diantaranya sebagai berikut:

1. Bagaimana cara menganalisis laporan keuangan bank syari’ah?

2. Apa fungsi analisis keuangan syari’ah ?

3. Bagaimana menilai bank syari’ah yang efisiensi ?

4. Bagaimana menilai kesehatan bank syari’ah ?

5. Kendala laporan keuangan bank syariah

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:

1.  Untuk mengetahui cara menganalisis laporan keuangan bank syari’ah

2.  Agar mengetahui fungsi menganalisi keuangan syari’ah

3.  Agar mengetahui menilai keuangan bank syari’ah

4.  Agar mengetahui cara menilai kesehatan bank syari’ah.

1
5. Mengentahui bagaimana kendala laporan keuangan bank syariah.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis
Makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas Akuntansi
Syariah dan pemahaman mendalam mengenai materi tersebut.

2. Bagi Pihak Lain


Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang
berhubungan dengan analisis dan kendala laporan keuangan bank syariah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Laporan Keuangan Bank Syari’ah

Gambaran kinerja suatu bank  pada umum nya dan bank syari’ah pada khususnya,
biasanya bercermin pada laporan keuangan. Laporan keuangan untuk
menyediakan imformasi yang mengangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan aktivitas operasi bank yang bermamfaat dalam
pengambilan keputusan. Suatu laporan keuangan bermanfaat  apabila imformasi
yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, releven, andal
dan dapat diperbandingkan. Meskipun demikian perlu disadari pula bahwa
laporan tidak menyediakan semua imformasi yang dibutuhkan untuk suatu
kepentingan dengan bank secara umum, laporan keuangan hanya menggambarkan
pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan imformasi non keunangan. Namun, dalam dalam beberapa hal bank
perlu menyediakan imformasi yang mempunyai pengaruh keuangan masa depan.

2.2 Fungsi laporan keuangan

Sebagai imformasi keuangan yang dibutuhkan manusia, laporan keuangan


mempunyai fungsi

1.      Informasi dalam mengambil  putusan investasi dan pembiayaan laporan


keuangan bertujuan menyediakan imformasi yang bermamfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan dalam mengambil keputusan yang regional. Imformasi ini
harus dipahami oleh pelaku bisnis dan ekonomi, pihak-pihak yang berkepentingan
antara lain:

a.       Sahibul maal/pemilk dana

b.      Kreditur

c.       Pembayar  zakat, imfak dan sadaqoh

d.      Pemegang saham

e.       Otoritas pengawasan

f.       Bank Indonesia

g.       Pemerintah

3
h.      Lembaga penjamin simpanan

i.        Masyarakat

2.      Imformasi dalam menilai prospek arus kas

Pelaporan keuangan bertujuan untuk memberikan imformasi yang dapat


mendukung investor /pemilik dana, kreditur dan pihak-pihak lain dalam
mempearkirakan jumlah, saat, dan ketidakpastian dalam menerima kas dimasa
depan atas deviden, bagi hasil, dan hasil dari penjualan, pelunasan (redemption),
dan jatuh tempo dari surat berharga atau penjamin.

3.      Imformasi atas sumber ekonomi

Laporan keuangan bertujuan memberikan imformasi tentang sumber daya


ekonomis bank (economic resources), kewajiban saham untuk mengalihkan
sumber daya tersebut kepada entitas lain atau pemilik saham, serta kemungkinan
terjadinya transaksi, dan peristiwa yang dapat mempengaruhi perubahan sumber
daya tersebut.

4.      Imformasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syari’ah, serta


mengenai pendapatan dan penengeluaran yang tidak sesuai dengan prinsip
syari’ah dan bagaimana paendapat tersebut  diperoleh serta penggunaanya.

5.      Imformasi untuk menbantu pihak terkait didalam menentukan zakat bank


atau pihak lainnya.

6.      Imformasi  untuk menbantu mengevaluasi pemenuhan bank terhadap


tanggung jawab amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada
tingkat keuntungan yang rasional, serta imformasi mengenai tingkat keuntungan
investasi yang diperoleh pemilik dan pemilik rekening investasi.

7.      Imformasi mengenai pemenuhan fungsi social bank, termasuk pengelolaan


dan penyaluran zakat.

Ketentuan Sehubungan Dengan Laporan Keuangan

1.      Komponen-Komponen Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen : neraca,


laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan investasi 
tidak bebas penggunan, laporan sumber dan penggunaan zakat dan dana
kebijakan, laporan sumber dan penggunaan qord, dan catatan atas laporan
keuangan.

4
2.      Bahasa Laporan Keuangan

Laporan keuangan harus disusun dengan bahasa Indonesia, bila laporan disusun
dengan selain bahasa Indonesia, maka laporan keuangan tersebut harus memuat
imformasi yang sama dalam waktu yang sama. Dalam hal ini terjadi inkonsistensi
dalam penyajian laporan , maka yang dipergunakan sebagai rujukan adalah dalam
bahasa Indonesia.

3.      Mata Uang Laporan

Mata uang pelaporan harus mata uang rupiah. Apabila transaksi menggunakan
mata uang selain rupiah, maka harus dijabarkan dalam mata uang rupiah dengan
menggunakan kurs tengah yang ditetapkan  oleh bank Indonesia yang berlaku
pada tanggal laporan.

4.      Periode Laporan

Laporan keuangan wajib disajikan secara tahunan berdasarkan tahun takwim,


dalam hal bank baru terdiri, merger atau akusisi atau konsolidasi, laporan
keuangan dalam digunakan dalam periode yang lebih pendek dari satu tahun
takwin. Selain itu untuk kepentingan pihak lainnya, bank dapat membuat dua
laporan yaitu dalam tahun takwim dan periode efektif . untuk periode tersebut
wajib disebutkan:

a.       Alasan penggunaan periode pelaporan selain periode satu tahunan

b.      Fakta bahwa jumlah komperatif dalam laporan laba rugi, laporan laba
ekuitas, laporan arus kas laporan investasi tidak bebas penggunaan, laporan
sumber dan penggunaan zakat dan dana kebajikan, laporan sumber  dan
penggunaan dan qard dan catatan atas laporan keuangan tidak dapat dibandingkan.

5.      Imformasi Komparatif

a.       Laporan keuangan tahunan harus disajikan secara komparatif dengan


periode yang sama pada tahun sebelumnya.

b.      Imformasi komfaratif yang bersifat naratif dan deskriptif dan laporan


keuangan periode sebelmnya wajib diungkapkan kembali apabila releven untuk
pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

c.       Dalam rangka penawaran umum (IPO) Imformasi komparatif yang


disajikan harus sesuai  dengan ketentuan pasar modal.

5
2.3 Sifat laporan keuangan

Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang
telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap  sebagai satu-
satunya sumber imformasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

1.      Laporan kuangan bersifat historis, yaitu laporan keuangan yang sudah lewat,
karenanya laporan keuangan tidak bias dikatakan sebagai satu-satunya sumber
imformasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

2.      Laporan keuangan bersifat keuangan, dan bukan dimaksudkan memenuhi


kebutuhan pihak tertentu.

3.      Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian,


bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai
peenilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih anternatif  yang menghasilkan laba
bersih atau nilai aktiva yang palin kecil.

4.      Laporan keuangan lbih menekankan pada makna ekonomis suatu pristiwa


/transaksi dari pada bentuk hukumnya formalitas.

5.      Laporan-laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah


teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan
sifat dari imformasi yang dilaporkan.

6.      Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran


dan berbagai pertimabangan.

7.      Akuntansi hanya melaporkan imformasi yang material.

8.      Adanya berbagai anternatif metode akuntansi yang dapat digunakan


menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat
kesusesan antar perusahaan.

Rasio –Rasio Keuangan Bank Syari’ah Di Indonesia

Hingga saat ini analisis rasio keuangan bank syari’ah masih menggunakan aturan
yang berlaku dibank konvensional, jenis analisi keuangan dapat dilakukan melalui
dua cara yaitu:

6
1.      Perbandingan internal adalah analisis dengan membandingkan rasio
sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama.

2.      Perbandingan eksternal adalah analisis dilakukan dengan membandingkan


rasio perusahaan dengan  perusahaan lain yang sejenis dengan rata-rata industry
pada suatu titik yang sama.

2.4 Efesiensi Produk bank syariah

Efisiensi adalah kata yang menunjukan keberhasilan seseorang atau organisasi


yang dijalankan yang diukur dari segi besarnya sumber yang digunakan untuk
mencapai hasil kegiatan yang digunakan . ada dua konsep besar yang perlu
dijelaskan disini, yaitu efisiensi dan produktivitas. Dua hal ini mempunyai arti
yang berbeda, namun dua konsep ini suatu ketika saling berhubungan dan
mempengaruhi. Sebagian fakar mengatakan efesiensi tidak sama dengan
produktivitas , sebab efesiensi lebih beorentasi pada masukan dan keluaran,
sedangkan produktivitas sangat memperhatikan masukan dan keluaran. Sebagian
fakar mengatakan bahwa perhitungan efisiensi sama dengan produktivitas sebab
dari produktivitas produksi. Semakin besar rasio produktivitas suatu produksi,
semakin tinggi tingkat produktivitasnya dan semakin tinggi pula efisiensinya.

Oleh karena itu, suatu system produksi dapat dikatakan efisiensi jika memenuhi
dua criteria berikut:

1)      Minimalisi biaya untuk menghasilkan jumlah output/keluaran yang sama,


dan

2)      Memaksimalkan produksi dengan jumlah biaya yang sama.

Efisiensi produksi tidak hanya dapat dilakukan dengan melakukan control pada
input, dengan melakukan minimalisasi biaya-biaya imput saja, namun dapat juga
dilakukan dengan memperhatikan produktivitas output secara maksimal.

Efisiensi Produksi Bank Syari’ah Dalam Studi Empirik

Studi tentang perbandingan efisiensi produksi dibank syari’ah dengan bank


konvensional telah cukup banyak dilakukan dengan hasil sangat bervariasi.
Beberapa penelitian yang pernah dilakukannya adalah : bahwa bank prinsip bagi
hasil merupakan bank lebih dibandingkan dengan bank konvensional, hal ini
terjadi karena system bunga mendorong bank menyalurkan kreditnya untuk
mengutamakan kemampuan kredit dari peminjam yang mengambill kredit dibank,
sedangkan prospek prroduktivitasnya usaha dari perusahaan kurang di perhatikan.
Dengan demikian kredit yang disalurkan oleh bank konversional serin “salah
alamat” pada usaha-usaha yang produktif.

7
Lain halnya pada bank bagi hasil, bank akan menyalurkan pembiayaan sangat
memperhatikan dengan menjaga prospek profitabilitas perusahaan yang akan
menerima pembiayaan, sejak dari pembiayaan akan disalurkan sampai pada
pengembalian pinjaman.

2.5 Penilaian kesehatan bank syariah

Bahwa sanya kesehatan bank adalah kepentingan semua pihak, yaitu pemilik
pengelolah bank dan masyarakat pengguna jasa bank. Sehubung dengan itu bank
Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan menetapkan tatacara
penilaian kenirja bank umum syariah (sementara menunggu KPMM dan ATMR
khusus bank syari’ah yang saat ini masih dalam proses .

Dasar dan Sistem Penilaian Kesehatan Bank Syari’ah

Tingkat kesehatan bank dinilai dengan kualitatif dengan mengadakan penilaian


atas factor-faktor permodalan (capital), kualitas aktiva produktf, manajemin,
rentabilitas (earning), dan likuiditas. Untuk lebih jelas nya lihat tabel dibawah ini.

No Factor yg di Komponen Bobot


nilai

1 Permodalan Rasio modal terhadap ATMR-Aktiva tertim 25%


bank menurut resiko.

2 Kualitas aktivaa.       Aktifa produktif diklasifikasikan ( APD) 30%


produktif terhadap aktiva produktiv (AD)
25%
b.      Rasio penyisian penghapusan aktiva
produktif yang di bentuk oleh bank 5%
(PPAYD) terhadap penyisihan yang wajib di
bentuk oleh bank (PPAWD)

3 Manajemin a.       Manajemin umum 25%

b.      Manajemin resiko 10%

15%

4 Rentabilitas a.       Rasio usaha rata-rata terhadap volume 10%


usaha

8
b.      Rasio biaya operasional terhadap penda- 5%
penda operasional

5 Likuiditas a.       Rasio kewajiban bersih antar bank 10%


terhadap modal inti
5%
b.      Ratio kredit terhadap dana yang diterima
oleh bank dalam rupiah dan volume asing 5%

2.6 Faktor pengurang penilaian kesehatan bank

1.      Pelanggaran ketentuan BMPK- Batas Maksimum Pemberian  Kredit

1)      Pelanggaran dihitung berdasarkan jumlah komulatif pelanggaran BMPK


kepaada kreditur individual, kelompok dan pihak yang terkait dengan bank
terhadap modal bank.

2)      Sanksi pengurangan nilai kredit sebagai berikut:

a.       Untuk setiap pelanggang BMPK- nilai kredit dikurangi 5

b.      Untuk setiap 1% pelanggaran BMPK, nilai kredit dikurangi lagi 0,o5 dengan
maksimal 10

2.      Pelanggaran ketentuan PDN-Posisi Devisa Netto

a.       Pelanggaran terhadap ketentuan PDN dihitung atas dasar jumlah kumulatif


pelanggaran yang terjadi dalam satu bulan yang dihitung atas dasar laporan
mingguan yang memuat rata-rata hari dalam seminggu, baik secara total maupun
secara administrative.

b.      Sanksi pengurangan nilai kredit untuk setiap 1% pelanggaran PDN nilai


kredit dikurangi 0,05% dengan maksimal 5.

Hasil Penilaian Dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan hasil penilaian terhadap factor dan komponen permodalan, kualitas


aktiva produktif, manajemin, rentabilitas, maka akan diperoleh nilai kredit
gabungan. Setelah nilai keredit gabungan dikurangi dengan nilai kredit pengurang
akibat pelanggaran ketentuan bank, maka tingkat kesehatan bank dapat ditetapkan
dalam 4 golongan predikat sebagai berikut.

9
a.       Nilai kredit : 81 sampai dengan 100 dengan predikat SEHAT

b.      Nilai kredit : 66 s/d kurang dari 81 dengan predikat CUKUP SEHAT

c.       Nilai kredit : 51 s/d kurang dari 66 dengan predikat KURANG SEHAT

d.      Nilai kredit : 0 s/d kurang dari 51 dengan predikat TIDAK SEHAT

2.7 Kendala laporan keuangan bank syariah

Pertama, kurangnya koordinasi dengan pemerintah membuat perbankan syariah


kesulitan untuk mengetahui legal perbankan seperti apa. "Jadi memang dari segi
koordinasi dengan pemerintah ini masih minim. Terus OJK melihat kerjasama
dengan BUMN terutama masih minim. Sehingga perbankan syariah modalnya
menjadi terbatas dan bentuk legal syariah ini seperti apa masih digodok oleh
komite,"

Kedua, perbankan syariah kesulitan untuk bisa masuk lebih dalam ke pasar
keuangan lantaran modal masih minim.

Ketiga, perbankan syariah dalam menjalankan kegiatan operasionalnya masih


menggunakan dana mahal (deposito syariah).

Keempat, produk yang tidak variatif dan pelayanan ke publik yang belum
memadai.

"Produk kita masih minim. Kalau dilihat, belum masuk ke infrastruktur, ke


pertanian. Jadi kebanyakan masih main di retail aja syariah ini. Padahal kan
cakupannya luas," tegasnya. Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum
berintergritas menjadi penghambat pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia.

Kelima, pemahaman masyarakat yang masih minim. "Sosialisasinya memang


masih kurang. Ini kan kalau belajar nggak pernah ada abisnya. Jadi ini harus
diperbaiki,"

Keenam, penyaluran dan pengawasan yang masih minim.

Ketujuh, memperkuat arah kebijakan. "Jadi bagimana cara kita untuk memperkuat
sinergi. Misalnya, OJK bersinergi dengan para bank induk (bank konvensional
yang memiliki anak usaha berupa bank syariah), nah kita arahkan ke anak
usahanya. Jadi bisa mendapatkan modal baru,"

10
11
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Gambaran kinerja suatu bank  pada umum nya dan bank syari’ah pada khususnya,
biasanya bercermin pada laporan keuangan. Suatu laporan keuangan bermanfaat 
apabila imformasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat
dipahami, releven, andal dan dapat diperbandingkan. Namun, dalam dalam
beberapa hal bank perlu menyediakan imformasi yang mempunyai pengaruh
keuangan masa depan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-
komponen : neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus
kas, laporan investasi  tidak bebas penggunan, laporan sumber dan penggunaan
zakat dan dana kebijakan, laporan sumber dan penggunaan qord, dan catatan atas
laporan keuangan. Kesehatan bank adalah suatu kepentingan bersama antara
pemilik lembaga /bank dan orang-orang yang berkaitan.

3.2 Saran

Berdasarkan latar belakang diatas, saran dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1.      Hendaknya Mahasiswa dapat memahami makalaj yang sangat sederhana ini,


dan bisa menjadi pedoman bagi mahasiswa dalam berminat bekerja dibank, dan
bermamfaat bagi kita semuanya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mulkani, Perbedaan Efisiensi Produksi Bank  Syari’ah dan Bank Konversional di


Indonesia, Sekripsi. Yogyakarta STISY,2003.

Ø  Karim, Adimarwan, Islamic Microeconomics, Jakarta institute, 2001

Ø  Tim Pengembangan Perbankan Syari’ah institute Bank Indonesi, KONSEP,


PRODUK DAN IMPLEMENTASI OPERASIONAL BANK
SYARI’AH, Jakarta, Anggota IKAPI 2002

https://www.google.com/amp/s/amp.suara.com/bisnis/2015/11/21/130448/inilah-
7-kendala-pertumbuhan-perbankan-syariah-di-indonesia

13

Anda mungkin juga menyukai