Anda di halaman 1dari 31

AKUNTANSI SOSIAL EKONOMI

DAN AKUNTANSI SUMBER DAYA


MANUSIA

ANANDA NISWATUL KARIMAH (01031381621143)


HELEN (01031381621136)
INTAN KUMALA SARI (01031381621169)
KAFA NIA SALSABILA (01031381621205)
LITA YUNITA (01031381621131)
MAHARANI IZZU PUTRI (01031381621114)
NADIATUL UNSAH (01031381621183)
SARI FAJRIANTI (01031381621231)
SHINDY ANNISSA (01031381621161)
SITI RAHMA KHAIRANI (01031381621172)

TEORI AKUNTANSI
Socio Economic Accounting (SEA)

 SEA masih merupakan fenomena baru dalam ilmu akuntansi, dan sering
ditafsirkan sama dengan Social Accounting yang dihubungkan dengan
National Income Accounting .
 Para ahli juga telah banyak memberikan defenisi dan dalam tulisan ini
saya akan kutip defenisi dari Ahmed Belkaoui, dalam bukunya tentang
Socio Economic Accounting. Beliau menyatakan sebagai berikut:
“SEA timbul dari penerapan akuntansi dalam ilmu sosial, ini
menyangkut peraturan, pengukuran analisis, dan pengungkapan
pengaruh ekonomi dan sosial dari kegiatan pemerintah dan pengusaha.
Hal ini termasuk kegiatan yang bersifat mikro dan makro. Pada tingkat
makro bertujuan untuk mengukur dan mengungkapkan kegiatan
ekonomi dan sosial negara mencakup social accounting dan reporting
peranan akuntansi dalam pembangunan ekonomi. Pada tingkat mikro
bertujuan untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan
perusahaan terhadap lingkungannya, mencakupfinancial dan
managerial social accounting, social auditing”.
 Ada juga yang menyebutkan Socio Economic Accounting sebagai Social
Responsibility. SEA ini tidak sama dengan Social Accounting yang
pengertiannya adalah pengukuran mengenai bagaimana efesiensi suatu
sistem ekonomi berfungsi dan memberikan data periodik yang menyangkut
indikaksi posisi suatu negara menyangkut ukuran externalities itu. Social
Accounting ini sering juga disebut National Income Accounting atau Macro
Socio Economic Accounting.
 SEA sangat diperlukan dalam suatu sistem ekonomi yang bercirikan sintese,
dari sistem ekonomi antara Social Economy dan Institusional Economy. Social
Economy mempunyai komitmen yang dalam terhadap kesejahteraan
manusia dan keadilan, sedangkan institusionalis mempunyai komitmen yang
besar terhadap pragmatisme dalam menganalisis sosial ekonomi
masyarakat.
 Negara kita adalah negara yang memperjuangkan kesejahteraan
rakyatnya,karen itu SEA ini penting diterapkan bahkan harus diharuskan
untuk diterapkan oleh semua perusahaan dan lembaga di negara kita.
Pendorong Munculnya SEA

1. Kecenderungan terhadap kesejahteraan Sosial


• Kesejahteraan masyarakat yang sebenarnya hanya dapat lahir dari sikap kerja
sama antarunit-unit masyarakat itu sendiri. Negara tidak bisa hidup sendiri tanpa
partisipasi rakyat nya perusahaan juga tidak akan maju tanpa dukungan dari
lingkungan sosialnya.
• Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang keterkaitan saling pengaruh
memengaruhi antara negara dan rakyatnya, antara perusahaan dan
masyarakatnya, SEA ini sangat berperan.

2. Kecendrungan terhadap kesadaran lingkungan


Dikenal 2 paradigma yaitu :
• The human exceptionalism paradigm menganggap bahwa manusia adalah makhluk unik di
bumi ini yang memiliki kebudayaan sendiri yang tidak dapat dibatasi oleh kepentingan
makhluk lain.
• The new environment paradigm menganggap bahwa manusia adalah makhluk diantara
bermacam-macam makhluk yang mendiami bumi yang saling mempunyai keterkaitan dan
sebab-akibat, dan dibatasi oleh sifat keterbatasan dunia itu sendiri, baik sosial, ekonomi,
atau politik. Kesadaran akan kebenaran environment paradigm merupakan salah satu
pendorong munculnya SEA.
Pendorong Munculnya SEA

3. Perspektif Ekosistem
 Orientasi yang terlalu diarahkan kepada pembangunan ekonomi, efisiensi,
profit maximization menimbulkan krisis ekosistem. Gejala ini menaruh
perhatian para ahli sehingga muncul kelompok-kelompok yang
menamakan dirinya penyelamat lingkungan seperti Greenpeace, lembaga
konsumen, dan lain-lain.

4. Ekonomi vs Sosialisasi
 Ekonomisasi mengarahkan perhatian hanya kepada kepuasan individual
sebagai unit yang selalu mempertimbangkan cost dan benefit tanpa
memperhatikan kepentingan masyarakat.
 Sebaliknya, sosialisasi memfokuskan perhatiannya terhadap kepentingan sosial
dan selalu mempertimbangkan efek sosial yang ditimbulkan oleh kegiatannya.
Konsep Socio Economic Accounting (SEA)

 Konsep pengukuran, penilaian dalam SEA ini masih dalam proses


pembahasan para ahli. Dan FSAB sendiri pun belum mengambil
sikap yang tegas dalam persoalan ini. Namun SEA, khususnya
tentang polusi telah mewajibkan perusahaan untuk menyajikan
pengungkapan.
 Di USA kantor akuntan Ernst & Ernst telah melakukan penelitian sejak
1971 tentang keterlibatan sosial perusahan yang diungkapkan
dalam laporan tahunan perusahaan.
 variabel yang menyinggung konsep SEA antara lain yaitu
keterlibatan dengan kegiatan pemerintah, kejujuran terhadap
konsumen, meningkatkan informasi mengenai perusaqhaan dan
produk, peningkatan pendidikan masyarakat, menghargai hak asasi,
pembangunan prasarana kota/desa, pembangunan tampat
rekreasi, peningkatan perhatian terhadap kebudayaan dan seni,
dan lain-lain.
Perusahaan dan Keterlibatan Perusahaan

 Ada 3 pandangan atau model yang menggambarkan tentang


keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial, yaitu :
1. Model Klasik
• Pendapat ini, yang berkembang pada abad ke-19, bertitik-tolak pada konsep
persaingan sempurna, dimana perilaku ekonomi terpisah dan berbeda dengan
bentuk dan jenis perilaku yang lain. Menurut pendapat ini, usaha yang
dilakukan pemerintah semata-mata hanya untuk memenuhi permintaan pasar
dan mencari untung yang akan dipersembahkan kepada pemilik modal.
• Seorang fundamentalis di bidang ini, Milton Friedman menyatakan bahwa ada
satu dan hanya satu tanggungjawab perusahaan, yaitu menggunakan kekayaan
yang dimilikinya untuk meningkatkan laba sepanjang sesuai aturan main yang
berlaku dalam suatu sistem persaingan bebas tanpa penipuan dan kecurangan.
• Perusahaan tidak perlu memikirkan efek sosial yang ditimbbulkan
perusahaannya dan tidak perlu memikirkan usaha untuk memperbaiki penyakit
sosial. Itu bukan urusan bisnis, tetapi urusan pemerintah.
2. Model Manajemen

 Pendapat ini timbul sekitar 1930, setelah muncul tantangan baru dari perusahaan
yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan keadaan yang sebelumnya yang
diwarnai oleh pemikiran model klasik.
 Menurut pendapat ini, perusahaan dianggap sebagai lembaga permanen yang
dianggap hidup dan punya tujuan tesendiri. Manager sebagai orangyang dipercayai
oleh pemilik modal menjalankan perusahaan untuk kepentingan bukan saja pemilik
modal, tetapi juga mereka yang terlibat langsung dengan hidup matinya perusahaan
seperti karyawan, langgana, supplier, dan pihak lain yang ada kaitannya dengan
perusahaan yang semata-mata tidak didasarkan atas adanya hubungan kontrak
perjanjian.
 Dengan demikian, manager sebagai tim yang bertangguangjawab atas
kelangsungan hidup perusahaan terpaksa memilih kebijakan yang harus
mempertimbangkan tanggungjawab sosial perusahaan mengingat ketergantungannya
dengan pihak lain (masyarakat) yang juga punya andil dalam pencapaian tujuan
perusahaan yang tidak hanya memikirkan setoran buat pemilik modal.
3. Model Lingkungan Sosial

 Model ini menekankan bahwa perusahaan meyakini bahwa kekuasaan ekonomi


dan politik yang dimilikinya mempunyai hubungan dengan kepentingan bersumber
dari lingkungan sosial dan bukan hanya semata dari pasar sesuai dengan teori
atau model klasik. Konsekuensinya perusahaan harus berpartisipasi aktif dalam
menyelesaikan penyakit sosial yang berada di lingkungannya seperti sistem
pendidikan yang tidak bermutu, pengangguran, polusi, perumahan kumuh,
transportasi yang tidak teratur, keamanan, dan lain-lain.
 Dalam model ini perusahaan harus memperluas tujuan yang harus dicapainya
yaitu yang menyangkut kesejahteraan sosial secara umum.
 Dengan demikian, dalam memilih proyek yang akan dibangun, disamping
memperhatikan persentasi laba juga harus memperhatikan keuntungannya dan
kerugian yang mungkin akan diderita oleh masyarakat.
Pro – Kontra Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Alasan para pendukung agar perusahaan memiliki etika dan tanggung jawab sosial,
yaitu :
 Keterlibatan sosial merupakan respon terhadap keinginan dan harapan masyarakat
terhadap peranan perusahaan.
 Keterlibatan sosial mungkin akan mempengaruhi perbaikan lingkungan, masyarakat,
yang mungkin akan menurunkan biaya produksi.
 Meningkatkan nama baik perusahaan, akan menimbulkan simpati langganan, simpati
karyawan, investor, dan lain-lain.
 Menghindari campur tangan pemerintah dalam melindungi masyarakat.
 Dapat menunjukkan respon positif perusahaan terhadap norma dan nilai yang berlaku
dalam masyarakat sehingga mendapat simpati masyarakat.
 Sesuai dengan keinginan para pemegang saham, dalam hal ini publik.
 Mengurangi tensi kebencian masyarakat kepada perusahaan yang kadang-kadang
suatu kegiatan yang dibenci masyarakt tidak dapat dihindari.
 Membantu kepentingan nasional, seperti konservasi alam, pemeliharaan barang seni
budaya, peningkatan pendidikan rakyat, lapangan kerja, dan lain-lain.
Pro – Kontra Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Alasan para penantang yang tidak menyetujui konsep tanggung jawab sosial
perusahaan, yaitu :
 Mengalihkan perhatian perusahaan dari tujuan utamanya dalam mencari laba.
Ini akan menimbulkan pemborosan.
 Memungkinkan keterlibatan perusahaan terhadap permainan perusahaan atau
politik secara berlebihan yang sebenarnya bukan lapangannya.
 Dapat menimbulkan bisnis yang monolitik bukan yang bersifat pluralistik
 Keterlibatan sosial memerlukan dana dan tenaga yang cukup besar yang
tidak dapat dipenuhi oleh dana perusahaan yang terbatas, yang dapat
menimbulkan kebangkrutan atau menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan.
 Keterlibatan pada kegiatan sosial yang demikian kompleks memerlukan
tenaga dan para ahli yang belum tentu dimiliki oleh perusahaan.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia

 Sebagian perusahaan dapat merugikan kepentingan sosial, seperti :


pengerusakan hutan, lingkungan, iklan palsu, jaminan palsu, kualitas produk
yang tidak benar, kekurangan informasi tentang produk, penipuan-
penipuan lain, kebisingan, keracunan, dan produk yang merusak kesehatan.
 Secara formal, pemerintah telah mengeluarkan peraturan dan pernyataan
yang melindungi kepentingan sosial, baik bagi pendirian atau pembangunan
perusahaan maupun proyek baru.
 Dengan demikian, jelaslah bahwa kita menganut konsep dimana perusahaan
memiliki tanggung jawab penuh, namun pembatasannya belum begitu jelas.
 Socio Economic Accounting berusaha mengidentifikasi, mencatat,
mengikhtisarkan, melaporkan dan menganalisis efek keterlibatan perusahaan
ini, baik untung (benefit) dan kerugian (cost) yang dialami masyarakat.
Informasi ini sangat penting bagi perusahaan maupun bagi pihak luar, seperti
pemerintah dan sosial dalam pengambilan keputusan yang tepat.
Pelaporan Socio Economic Accounting (SEA)

Untuk melaporkan aspek sosial ekonomi yang diakibatkan


perusahaan, ada beberapa teknik pelaporan SEA menurut
Diller (1970), yaitu:

1. Pengungkapan dalam surat kepada pemegang saham baik dalam


laporan tahunan atau bentuk laporan lainnya.
2. Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan.
3. Dibuat dalam perkiraan tambahan misalnya melalui adanya perkiraan
(akun) penyisihan kerusakan lokasi, biaya pemeliharaan lingkungan, dan
sebagainya.
PT Ezly Bazliyah
Socio Economic Operating Report
Per 31 desember 1993
(Dalam Ribuan)

I. Kaitan dengan masyarakat


A. Perbaikan :
1. Pelatihan orang cacat Rp 20.000
2. Sumbangan pada Lembaga Pendidikan Rp 8.000
3. Biaya Ekstra karena merekrut minoritas Rp 10.000
4. Biaya penitipan bayi Rp 22.000
Total perbaikan Rp 60.000
B. Kerusakan :
Penundaan pemasangan alat pengaman Rp 28.000 _
Perbaikan ( bersih ) untuk masyarakat ( 1 ) Rp 38.000

II. Kaitan Dengan Lingkungan


A. Perbaikan :
1. Reklamasi lahan dan pembuatan taman Rp 140.000
2. Biaya pemasangan control polusi Rp 8.000
3. Biaya pematian racun limbah Rp 18.000
Total perbaikan Rp. 166.000
B. Kerusakan :
1. Biaya yg akan dikeluarkan untuk reklamasi pertambangan Rp 160.000
2. Taksiran biaya pemasangan penetralan racun air Rp 200.000
Total kerusakan Rp 360.000 _
C. Defisit ( II ) (Rp 194.000)

III. Kaitan Dengan Produk


A. Perbaikan :
1. Gaji eksekutif Komisi Pengamatan Produk Rp 50.000
2. Biaya pengganti cat beracun Rp 18.000
Total perbaikan Rp 68.000
B. Kerusakan :
1. Pemasangan alat pengaman produksi Rp 44.000 _
C. Net perbaikan ( III ) Rp 24.000
Total socio economic deficit 1993 ( I + II + III ) (Rp 138.000)
Saldo kumulatif net perbaikan 1.01.93 Rp 498.000
Saldo kumulatif net perbaikan 31.12.1993 Rp 360.000
Akuntansi Sumber Daya Manusia

 Belakoui (1995) mendefinisikan akuntansi SDM sebagai suatu proses


mengidentifikasi, mengukur data tentang sumber daya manusia dan
mengomunikasikan informasi ini kepada pihak yang berkepentingan.

Tiga fungsi akuntansi sumber daya manusia, yaitu :


1. sebagai kerangka kerja untuk membantu pengambilan keputusan di dalam SDM
2. memberikan informasi kuantitatif tentang biaya dan nilai SDM sebagai unsur
organisasi
3. memotivasi manajer mengadopsi informasi SDM dalam pengambilan keputusan yang
menyangkut orang.

Tiga tujuan akuntansi sumber daya manusia, yaitu:


1. Mengindentifikasikan nilai sumber daya manusia
2. Mengukur biaya dan nilai manusia yang dikontribusikan kepada perusahaan
3. Mengakaji pengaruh pemahaman informasi ini dan dampaknya pada perilaku
manusia.
Manajemen Akuntansi Sumber Daya Manusia

 Manajemen akuntansi sumber daya manusia menurut Flamholtz


(1974:11) terdiri dari:
a. Akuisisi sumber daya manusa;
b. Pengembangan sumber daya manusia;
c. Kebijaksanaan akuisisi dan pengembangan sumber daya manusia;
d. Alokasi sumber daya manusia;
e. Konservasi sumber daya manusia;
f. Penggunaan sumber daya manusia;
g. Penilaian dan pemberian penghargaan kepada sumber daya
manusia;
h. Keseluruhan fungsi sumber daya manusia itu.

 Akuntansi SDM mencoba mencatat pengeluaran untuk sumber daya


manusia sebagai investasi atau aktiva bukan sebagai biaya (terkecuali
pengeluaran minor tertentu yang dikelompokkan langsung sebagai biaya).
 Pengeluaran yang dicatat sebagai investasi pengeluaran rekrutmen, hiring,
formal dan informal training, orientasi, pengembangan, dan lain sebagainya.
 Jumlah investasi ini dikapitalisasi dan akan diamortisasi secara periodik
menurut taksiran tenure dari staf yang bersangkutan. Dalam hal ada
pengunduran diri staf dicatat sebagai kerugian.

 Ada dua alasan utama untuk memperlakukan investasi sumber daya


manusia sebagai aktiva dalam laporan keuangan perusahaan, yaitu:
1. Investor sekarang dan yang akan datang memerlukan informasi untuk
menentukan nilai dari suatu perusahaan;
2. Investasi sumber daya manusia memenuhi kriteria untuk diperlakukan
sebagai aktiva. Sumber daya manusia memberikan jasa sekarang dan masa
yang akan datang yang tidak dimiliki oleh mesin dan aktiva yang lain.
Perkembangan Akuntansi Sumber Daya Manusia

1. Tahap pertama(1960-1966)
Awal perkembangan akuntansi sumber daya manusia bemula dari semakin
berkembangnya teori akuntasi itu sendiri selain itu juga dipengarui model
organisasi, model dan gaya manajerial di dalam organisasi, keperluan atas informasi
sumberdaya manusia dan perkembangan teori ekonomi mengani modal, manusia,
perhatian ahli jiwa organisasional terhadap efekivitas kepemimpinan, perspektif
sumber daya manusia serta perhatian terhadap sumber daya manusia sebagai
komponen dan goodwill bagi perusahaan.

2. Tahap Kedua (1966-1971)


Periode ini merupakan waktu dimana telah banyak dilakukan riset
akademik dari beberapa model dan teori mengenai akuntansi
sumberdaya manusia untuk menilai validitas model dan teori serta
pengukurna terhadap biaya sumber daya manusia.
Perkembangan Akuntansi Sumber Daya Manusia

3. Tahap Ketiga (1971 – 1976)


Ciri yang menonjol dalam fase perkembangan akuntansi sumberdaya
manusia ini lebih teraplikasikan dan dilakukan oleh organisasi wirausaha
yang relative masih kecil. Dalam dunia akademik hasil riset yang telah
dilakukan dipublikasikan dan dapat dipertimbangkan, aktivitas seminar dan
dibentuknya Komite Akuntansi Sumber Daya Manusia oleh American
Accounting pada tahun 1971 – 1972 dan 1972 – 1973.

4. Tahap Keempat (1976 – 1980)


Pengembangan riset akuntansi sumber daya manusia mengalami titik
kemunduran. Beberapa alas an yang mengakibatkan stagnasi riset adalah
kebanyakan riset pendahuluan yang relative mudah telah diselesaikan, riset
sisa yang diperlukan untuk mengembangkan akuntansi sumber daya manusia
relative rumit, kurangnya lahan atau organisasi yang memberikan pelayanan
sebagai tempat riset untuk studi riset lapangan, biaya riset yang relative besar
sedangkan hasil dan manfaat dari penelitian kurang pasti.
Perkembangan Akuntansi Sumber Daya Manusia

5. Tahap Kelima (1980 – sekarang)


Walaupun tahap sebelumnya perkembangan akuntansi sumber daya
manusia mengalami kemunduran tidak berarti bahwa penelitian yang
dilakukan berhenti begitu saja. Sejak tahun 1980 terjadi peningkatan
penelitian pada studi akuntansi sumber daya manusia. Hal ini disebabkan
oleh bergesernya paradigma ekonomi Amerika dari ekonomi industrial
menjadi ekonomi jasa yang berteknologi tinggi, yaitu tidak lain dan tidak
bukan adalah kualitas kritis dan adaptif sumberdaya manusia yang tinggi.
Pengukuran Nilai SDM

Dalam human resources value theory, dikenal dua teori yaitu :


1. Teori Flamholtz
Dalam model Flamholtz disebutkan bahwa untuk mengukur nilai individu maka dapat
dilihat dari interaksi dua variable yaitu :
 Conditional value yang merupakan jumlah yang secara potensial dapat direalisasi
dari jasa seseorang yang diukur dari productivity, transferability dan promotability.
 Berapa lama seseorang berada dalam suatu organisasi sangat tergantung pada
tingkat kepuasan kerja seseorang.

2. Teori Likert dan Bower


Menurut Likert dan Bower ada tiga variable yang saling berhubungan yang
mempengaruhi efektivitas SDM dalam suatu organisasi yaitu :
a. Variable Causal adalah variable independent yang dapat secara langsung atau
disengaja diubah oleh organisasi dan menajemennya yang seterusnya menentukan
perkembangan dalam organisasi tetapi hanya factor-faktor yang dapat dikontrol
oleh organisasi dan manajemen.
b. Variable intervening menggambarkan keadaan internal, kesehatan dan
kemampuan berprestasi dari organsisasi seperti loyalitas, sikap motivasi,
prestasi, tujuan dan perpesi seluruh anggotanya, dan kemampuan kelompok
untuk melakukan tindakan bersama yang efektif.
c. Variable end result adalah variable dependen yang menggambarkan hasil
yang dicapai oleh organisasi seperti produktivitas, biaya, kerugian karena
rusak, pertumbuhan, harga saham dan laba.

 Model ini mengatakan bahwa variable causal memengaruhi tingkat variable


intervening yang akan menghasilkan variable and result. Perilaku manajer,
struktur organisasi serta perilaku manajer dan bawahan akan membentuk
persepsi, komunikasi, motivasi, pengambilan keputusan, kontrol dan kordinasi.
Gabungan dari variable intervening itulah yang akan menghasilkan kesehatan,
kepuasan, produktivitas serta prestasi keuangan perusahaan.
Metode Non-moneter

Beberapa metode penilaian SDM dengan teknik nonmoneter adalah sebagai


berikut.
 Mendaftarkan keahlian dan kemampuan seseorang
Dari sini setiap orang dibuat buku, file atau personal record-nya yang berisi
tentang keahliannya, pengalamannya, pendidikan, jabatan yang sudah pernah,
pengalaman, dan lain-lain.

 Pembuatan rating atau ranking atas prestasi seseorang


Dalam menilai prestasi seseorang bisa menggunakan rating,ranking,checklist. Hal
yang dinilai bisa tingkat pendidikan, tenure atau pengalaman dan sebagainya.

 Penilaian terhadap potensi seseorang


Disini diukur kemungkinan potensi seseorang jika dipromosikan atau dipindahkan
sehingga tahu potensinya jika diberikan tugas baru.
 Pengukuran sikap
Umunya disini digunakan untuk mengetahui informasi mengenai tendensi
seseorang untuk menyatakan perasaanya tentang suatu objek, sepeti pekerjaan, gaji,
kualitas dan lain-lain yang dinyatakan dalam skala.

 Subjectived Expected Utility


Disini digabungkan antara nilai subjektif seseorang dan tingkatt keyakinan
seseorang akan memungkinkan terjadinya suatu kejadian

 Model Likert-Bowers
Model terakhir ini berupaya mengukur variabel yang menentukan efektivitas
SDM suatu organisasi. Kuesioner berdasarkan model teori survey organization didesain
untuk mengukur iklim organisai. Hasil kuesioner ini dapat dijadikan sebagai dasar
dalam membantu mengukur nilai sumber daya manusia dengan menggambarkan
persepsi karyawan tentang atmosfir kerja di suatu perusahaan. Kemudian digabungkan
pendekatan perilaku dan ekonomi maka lahirlah nilai SDM.
Pelaporan Akuntasi Sumber Daya Manusia

Studi Kasus Penggunaan Historical Model dalam ASDM

Pada tahun 1966 R.G Barry Company menerapkan ASDM dengan model Historical
Cost. Barry adalah perusahaan TBK di American Stock Exchange memiliki 1700 karyawan
omzet pada tahun 1971 mencapai $43 juta. Adapun motivasi merekan untuk menerapkan
ASDM adalah karena mereka ini adalah perusahaan labor intensive, sesuai dengan filosofi
manajemennya. Barry memiliki lima variabel untuk menilai prestasi, yaitu laba, slovensi,
reorsis fisik, SDm da kesetiaan langganan. Untuk yang kedua terakhir manajemen tidak
memiliki indikator objektif. Mulanya penerapan ASDM ini hanya atas 100 orang tetapi
kemudian melibatkan semua karyawan.
Beberapa data yang muncul adalah biaya investasi atas SDM dapat dilihat sebagai
berikut: Rata-rata investasi per individu
Supervisor first line $ 3.000
Engineer $10.000
Middle manager $15.000
Top manager $35.000
Sementara itu, kerugian moneter karena adanya pegawai yang berhenti:
Biaya akuisisi $110.000
Biaya on the job trainning $120.000
Orientasi/Familiarisasi $155.000
Pengembangan $ 50.000

Dalam laporan keuangan terlihat informasi berikut.


Dalam neraca (konvensional) jumlah aktiva/passiva terlalu rendah sebesar $942.194
Dalam laporan laba rugi penurunan bersih dalam aktiva SDM $43.900,- yang berasal
dari perbedaan antara investasi baru dalam SDM dan biaya penyusutan dan
penghapusan aktiva untuk SDM yang berhenti serta kerugian lainnya.

Laba bersih lebih rendah dalam ASDM dibandingkan dengan laba konvensional.
Perbedaanya dapat dilihat sebagai berikut.
Metode Akuntansi Laba Bersih Total Aktiva ROI
 Konvensional $1.274.000 $17.654.000 7,2%
 ASDM $1.343.000 $19.215.000 6,9%
 Perbedaan $ 69.000 $1.561.000
Contoh Neraca RG Bary yang memakai ASDM
 Setelah mengadakan evaluasi krisis tentang metode historical cost dalam ASDM
ini, diperoleh beberapa keuntungan dan kekurangannya.
 Keuntungannya sebagai berikut :
 Karena historical cost sudah lama digunakan, lebih mudah diterapkan
 Lebih mudah menerapkan karena konsisten dengan konsep akuntansi
konvensional
 Akumulasi biaya historis lebih gampang dan tidak berdampak pada
perilaku individual
 Sesuai dengan pencatatan aktiva lainnya
 Lebih fair dalam menentukan matching antara benefit dan biaya pada
periode tertentu
 Sementara itu, kekurangannya sebagai berikut :
 Data masa lalu dinilai tidak relevan dengan pengambilan keputusan saat ini dan
masa depan
 Tampatknya kurang pantas dipakai untuk maksud penilaian prestasi karena:
- Harga aktiva berubah terus
- Benar bahwa pengeluaran untuk SDM akan bermanfaat bagi perusahaan nanti
tetapi bisakah dipastikan kapan manfaat itu diterima perusahaan?
 Permasalahan pengukuran:
- Perlu didefinisikan dan diidentifikasi biaya SDM itu
- Perbedaan antara pengeluara yang dikapitalisasi dan dibiayakan
- Pemilihan metode amortisasi Aktiva SDM
 Model ini hanya mencatat biaya akuisisi dan mengabaikan biaya lain di masa depan
yang berkaitan dengan SDM.
 Apakah biaya penyusutan itu deductible atau tidak masih menjadi masalah
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai