Anda di halaman 1dari 22

INVESTASI DALAM ASET TETAP

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan

Dosen Pengampu : Eka Murtiasri, S.E., M.Si.

Oleh :

1. Adinda Novitasari (3.41.20.2.01)


2. Dinatun Nasechah (3.41.20.2.08)
3. Laela Riska (3.41.20.2.14)
4. Tiara Rahmalia (3.41.20.2.28)

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 17 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3

BAB I ........................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4

1. 1 Latar Belakang ............................................................................................. 4

1. 2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

1. 3 Tujuan ........................................................................................................... 5

1. 4 Manfaat ......................................................................................................... 5

BAB II ......................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN......................................................................................................... 6

2. 1 Perputaran Dana yang Diinvestasikan dalam Aktiva Tetap ...................... 6

2. 2 Capital Budgeting....................................................................................... 10

2. 3 Usul-usul Investasi dan Pemilihan Alternatif ........................................... 12

2. 4 Pengertian "Cash Flow" ............................................................................. 13

2. 5 Metode "Payback Period" .......................................................................... 14

2. 6 Metode Present Value ................................................................................ 15

2. 7 Metode Internal Rate of Return (IRR) ...................................................... 18

2. 8 Metode “Accounting Rate of Return” ...................................................... 21

BAB III ...................................................................................................................... 22

PENUTUP................................................................................................................. 22

3. 1 Kesimpulan ................................................................................................. 22
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Investasi merupakan kegiatan penanaman modal dalam suatu bisnis
untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang dengan jangka
waktu yang relatif panjang. Agar investasi bisa menghasilkan tingkat
pengembalian yang menguntungkan dimasa mendatang, maka investor perlu
melakukan analisis kelayakan investasi. Sebelum melakukan perhitungan
analisis kelayakan investasi, perlu diketahui terlebih dahulu estimasi
pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dalam bentuk cash
flow.
Analisis kelayakan investasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan
untuk mengetahui prospek dari suatu proyek investasi. Tindakan ini
digunakan sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan apakah suatu
proyek dapat diterima atau tidak. Sebelum menerima suatu proyek investasi,
diperlukan suatu analisis kelayakan investasi untuk menghindari penerimaan
proyek investasi yang tidak menguntungkan bagi investor.
Dalam melakukan analisis kelayakan investasi terdapat beberapa metode
yaitu metode Payback period (PP), Internal Rate of Return (IRR), Net Present
Value (NPV), Accounting Rate of Return, dan Profitability Index (PI). Untuk
dapat melakukan analisis kelayakan investasi, seorang investor perlu
mengetahui cara perhitungan dengan menggunakan metode – metode
tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dibuat suatu aplikasi
perhitungan analisis kelayakan investasi. Dengan adanya makalah ini
diharapkan dapat membantu pelaku bisnis untuk menghitung kelayakan suatu
investasi dan membantu pembaca menambah pengetahuan serta wawasan
tentang metode kelayakan. Sehingga makalah ini diberi judul “Metode
Kelayakan Invetasi”.
1. 2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah ini antara lain :
1.1.1. Apa itu perputaran dana yang diinvestasikan dalam aktiva tetap?
1.1.2. Apa itu capital budgeting?
1.1.3. Apa itu usul-usul investasi dan pemilihan alternatif?
1.1.4. Apa itu cash flow
1.1.5. Apa itu metode payback period?
1.1.6. Apa itu metode present value?
1.1.7. Apa itu metode internal rate of return (yield method)?
1.1.8. Apa itu metode accounting rate of return?
1.1.9. Apa itu metode profitability index?

1. 3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.1.10. Untuk mengetahui perputaran dana yang diinvestasikan dalam
aktiva tetap
1.1.11. Untuk mengetahui capital budgeting
1.1.12. Untuk mengetahui usul-usul investasi dan pemilihan alternatif
1.1.13. Untuk mengetahui cash flow
1.1.14. Untuk mengetahui metode payback period
1.1.15. Untuk mengetahui metode present value
1.1.16. Untuk mengetahui metode internal rate of return (yield method)
1.1.17. Untuk mengetahui metode accounting rate of return

1. 4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.1.18. Sebagai bahan pembelajaran
1.1.19. Menambah wawasan serta pengetahuan mengenai materi investasi
dalam aset tetap
1.1.20. Mengetahui metode-metode yang ada didalam materi investasi
dalam aset tetap
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Perputaran Dana yang Diinvestasikan dalam Aktiva Tetap


Dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap seperti halnya dana yang
diinvestasikan dalam aktiva lancar juga mengalami proses perputaran. Secara
konsepsionil sebenarnya tidak ada perbedaannya antara investasi dalam aktiva
tetap dengan investasi dalam aktiva lancar.

Perusahaan mengadakan investasi dalam inventory, piutang, dan lain-lain


adalah dengan harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali
dana yang telah diinvestasikan dalam aktiva tersebut. Demikian pula halnya
apabila perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva lancar, yaitu bahwa
perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam
aktiva tetap tersebut. Tetapi perputaran dana yang tertanam pada kedua aktiva
itu adalah berbeda, yaitu investasi dalam aktiva lancar itu diharapkan akan
dapat diterima kembali dalam waktu dekat dan secara sekaligus, yaitu dalam
waktu satu hari, satu minggu atau paling lama satu tahun. Sebaliknya investasi
dalam mesin, bangunan-bangunan, kendaraan dan lain sebagainya, dana yang
tertanam di dalamnya akan diterima kembali keseluruhannya oleh perusahaan
dalam waktu beberapa tahun, dan kembalinya secara berangsur-angsur melalui
depresiasi.

Dengan demikian perbedaan antara investasi dalam aktiva tetap dan aktiva
lancar adalah terletak dalam soal “waktu” dan “cara peprutaran” dana yang
tertanam di dalamnya. Perputaran dana yang diinvestasikan dalam aktiva
lancar dapat digambarkan sebagai berikut:
Perputaran dana yang diinvestasikan dalam aktiva tetap dapat digambarkan
sebagai berikut:

Jumlah dana yang diinvestasikan dalam aktiva tetap tidak sama jumlahnya
selama periode investasi atau selama umur penggunaan aktiva tetap tersebut.
Jumlah daa yang terikat dalam aktiva tetap akan berangsur-angsur berkurang
sesuai dengan metode depresiasi yang digunakan. Apabila digunakan “straight
line method” atau dengan persentase tetap dari harga beli, perjalanan dari dana
yang tertanam dalam aktiva tetap secara individuil dapat digambarkan sebagai
berikut:
Grafik tersebut menggambarkan perjalanan atau perputaran dana yang
diinvestasikan dalam aktiva tetap dengan harga pembelian Rp 100.000,00
dengan umur penggunaan selama 10 tahun tanpa nilai residu (salvage value).
Dari grafik tersebut kita dapat melihat bahwa dana yang ditanamkan dalam
aktiva tetap tersebut setiap tahunnya berkurang secara konstan dengan jumlah
Rp 10.000,00 sebagai depresiasi. Pada permulaan tahun ke-1 atau pada saat
pembelian, dana yang tertanam sebesar Rp 100.000,00 kemudian pada akhir
tahun pertama tinggal Rp 90.000,00. Akhir tahun kedua tinggal Rp 80.000,00
demikian seterusnya sehingga pada akhir tahun ke sepuluh jumlah dana
keseluruhan yang ditanamkan dalah aktiva tetap sebesar Rp 100.000,00 telah
bebas semuanya. Oleh karena dana yang diinvetasikan dalam aktiva tetap
selama waktu penggunaannya tidak tetap sama, yaitu mulai dari Rp 100.000,00
pada saat pembelian sampai Rp 0,00 pada saat akhir tahun ke sepuluh, maka
dapat dikatakan bahwa dana rata-rata yang ditanamkan dalam aktiva tetap
tersebut selama 10 tahun apabila menggunakan metode depresiasi “straight
line” adala Rp 50.000,00 yaitu:
Sekarang bagaimana halnya apabila perputaran atau perjalanan dana yang
ditanamkan dalam beberapa aktiva tetap dilihat sebagai satu kompleks atau
secara keseluruhan, apakah perjalanan dana yang tertanam di dalamnya sama
dengan perjalanan dana yang tertanam dalam aktiva tetap secara individuil?
Dalam hubungan ini J.L. Meij memberikan contoh sebagai berikut:
Perjalanan dari dana yang ditanamkan dalam 5 buah alat produksi tahan
lama, dimana masing-masing umur penggunaannya 5 tahun dan masing-
masing alat produksi tersebut dibeli secara berturut-turut dengan beda waktu
satu tahun, dengan menggunakan penyusutan persentase tetap dari harga beli,
dan masing-masing alat produksi tersebut harga belinya Rp 5.000,00.
Perhitungan dana yang tertanam dalam aktiva tetap pada setiap permulaan dan
akhir tahunnya sebagai berikut:

Dana yang Jumlah Dana yang


Tahun tertanam dalam depresiasi setiap tertanam dalam
mesin-mesin tahunnya mesin-mesin
pada permulaan pada akhir
tahun tahun
1 A Rp 5.000,00 Rp 1.000,00 Rp 4.000,00
A Rp 4.000,00 Rp 1.000,00 Rp 3.000,00
2 B Rp 5.000,00 Rp 1.000,00 Rp 4.000,00
Rp 9.000,00 Rp 2.000,00 Rp 7.000,00
A Rp 3.000,00 Rp 1.000,00 Rp 2.000,00
B Rp 4.000,00 Rp 1.000,00 Rp 3.000,00
3
C Rp 5.000,00 Rp 1.000,00 Rp 4.000,00
Rp 12.000,00 Rp 3.000,00 Rp 9.000,00
A Rp 2.000,00 Rp 1.000,00 Rp 1.000,00
B Rp 3.000,00 Rp 1.000,00 Rp 2.000,00
4 C Rp 4.000,00 Rp 1.000,00 Rp 3.000,00
D Rp 5.000,00 Rp 1.000,00 Rp 4.000,00
Rp 14.000,00 Rp 4.000,00 Rp 10.000,00
A Rp 1.000,00 Rp 1.000,00 Rp 0,00
B Rp 2.000,00 Rp 1.000,00 Rp 1.000,00
C Rp 3.000,00 Rp 1.000,00 Rp 2.000,00
5
D Rp 4.000,00 Rp 1.000,00 Rp 3.000,00
E Rp 5.000,00 Rp 1.000,00 Rp 4.000,00
Rp 15.000,00 Rp 5.000,00 Rp 10.000,00
A Rp
Rp 1.000,00 Rp 4.000,00
5.000,00 *)
Rp 1.000,00 Rp 0,00
B Rp 1.000,00
Rp 1.000,00 Rp 1.000,00
6 C Rp 2.000,00
Rp 1.000,00 Rp 2.000,00
D Rp 3.000,00
Rp 1.000,00 Rp 3.000,00
E Rp 4.000,00
Rp 5.000,00 Rp 10.000,00
Rp 15.000,00
*) Beli mesin baru A lagi
Apabila pada akhir tahun ke-5 atau permulaan tahun ke-6 mesin A yang sudah
habis disusut tidak diganti, jumlah dana yang tertanam dalam mesin-mesin
sebesar Rp 10.000,00. Tapi apabila dalam permulaan tahun ke-6 segera dibeli
mesin baru untuk mengganti A dengan harga Rp 5.000,00 maka jumlah dana
yang tertaam dalam mesin kembali lagi berjumlah Rp 15.000,00. Demikian
seterusnya terjadi hal sama bagi mesin-mesin berikutnya.
Apabila dilihat secara individuil dana yang tertanam dalam masing-masing
mesin tersebut adalah bergerak dari Rp 5.000,00 sampai ke Rp 0,00. Apabila
semua mesin (5 buah) dibeli pada saat yang sama, terlihat bahwa dana yang
tertanam dalam mesin-mesin itu berubah-ubah mulai dari Rp 25.000,00 (yaitu
5 x Rp 5.000,00) yang ini merupakan tingkat maksimal, sampai ke Rp 0,00
(tingkat minimal). Di sini tingkat maksimal maupun tingkat minimal dari
kelima mesin tersebut tercapai pada saat yang sama. Lain halnya kalau
membelinya mesin setiap tahunnya sebuah, maka titik maksimal dan minimal
dari maisng-masing mesin tersebut tercapai pada saat yang berbeda. Apabila
dana yang tertanam dalam aktiva tetap tersebut mencapainya tingkat minimal
maupun tingkat maksimal pada saat yang berbeda satu sama lainnnya maka
nampaklah apa yang disebut “gejala diversitas”. Dengan demikian maka
diversitas adalah sebagai lawan dari “bersamaan waktu”. Dari contoh di atas,
gejala diversitas hanya nampak pada pembelian aktiva tetap yang berturut-turut
waktunya. Sedangkan pada pembelian aktiva tetap yang sama waktunya dan
sama pula unsur penggunaannya tidak nampak gejala diversitas. Apabila pada
segolongan unsur-unsur variabel terdapat gejala diversitas, maka nampaklah
bahwa maksimal dari keseluruhan dana yang tertanam dalam aktiva tetap (Rp
15.000,00) akan selalu terletak lebih rendah daripada jumlah maksimal dari
unsur-unsurnya (Rp 25.000,00), dan sebaliknya minimal dari keseluruhan dana
yang tertanam dalam aktiva tetap (Rp 10.000,00) akan terletak lebih tinggi
daripada jumlah minimal dari unsur-unsurnya (Rp 0,00).

2. 2 Capital Budgeting
Capital Budgeting adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan
keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana
tersebut melebihi waktu 1 tahun. Batas jangka waktu 1 tahun tersebut tidaklah
mutlak. Termasuk dalam golongan pengeluaran dana ini adalah pengeluaran
dana untuk pembelian aktiva tetap (plant investment) yaitu tanah, bangunan,
mesin, dan peralatan lainnya. Demikian pula pengeluaran dana untuk proyek
advertensi jangka panjang, penelitian dan pengembangan termasuk juga dalam
golongan “capital budgeting expenditures”.

Capital Budgeting mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan


karena :

1. Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang


panjang. Ini berarti bahwa perusahaan harus menunggu selama waktu yang
panjang atau lama sampai keseluruhan dana yang tertanam dapat diperoleh
kembali oleh perusahaan. Ini akan berpengaruh bagi penyediaan dana untuk
keperluan lain.
2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil
penjualan di waktu yang akan datang. Kesalahan dalam mengadakan
“forecasting” akan dapat mengakibatkan adanya “over” atau “under-investment”
dalam aktiva tetap. Apabila investasi dalam aktiva tetap terlalu besar melebihi
daripada yang diperlukan akan memberikan beban tetap yang besar bagi
perusahaan. Sebaliknya kalau jumlah investasi dalam ativa tetap terlalu kecil
akan dapat mengakibatkan kekurangan peralatan, ini dapat mengakibatkan
perusahaan bekerja dengan harga pokok yang tinggi sehingga mengurangi daya
bersaingnya atau kemungkinan lain adalah kehilangan sebagian dari pasar bagi
produknya.
3. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi
jumlah yang besar. Jumlah dana yang besar itu mungkin tidak dapat diperoleh
dalam jangka waktu yang pendek atau mungkin tidak dapat diperoleh sekaligus.
Berhubung dengan itu maka sebelumnya harus dibuat rencana yang hati-hati dan
teliti.
4. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran
modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat. Kesalahan
dalam pengambilan keputusan di bidang ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya
kerugian.
2. 3 Usul-usul Investasi dan Pemilihan Alternatif
Ada berbagai cara dalam menggolong-golongkan usul-usul investasi. Salah
satu penggolongan usul-usul investasi didasarkan menurut kategori di bawah :

1. Investasi penggantian.

Pada umumnya keputusan mengenai investasi penggantian adalah yang


paling sederhana, yaitu misalnya suatu aktiva yang sudah aus (wear-out) atau
usang (obselete) yang harus diganti dengan aktiva baru, kalau produksi akan
tetap dilanjutkan. Secara umum dapat dikatakan bahwa sebagian besar dari
keputusan mengenai investasi penggantian dapat diperhitungkan dengan lebih
mudah.

2. Investasi penambahan kapasitas.

Termasuk dalam golongan investasi penambahan kapasitas misalnya usul


penambahan jumlah mesin atau pembukaan pabrik baru. Investasi penambahan
kapasitas sering juga bersifat investasi penggantian, misalnya mesin yang sudah
tua yang tidak efisien akan diganti dengan mesin baru yang lebih besar
kapasitasnya dan lebih efisien. Dengan sendirinya tingkat ketidakpastiannya
pada investasi penambahan kapasitas lebih besar daripada investasi penggantian.

3. Investasi penambahan jenis produk baru.

Golongan investasi yang ketiga ialah ivestasi untuk menghasilkan produk


baru di samping tetap menghasilkan produk yang telah diprodusir pada waktu
ini. Karena itu menyangkut produk baru maka investasi ini juga mempunyai
tingkat ketidakpastian yang besar.

4. Investasi lain-lain.

Termasuk dalam golongan investasi lain-lain ialah usul-usul investasi yang


tidak termasuk dalam ketiga golongan tersebut, misalnya investasi untuk
pemasangan alat pemanas (heater), alat pendingin (air conditioner), pemasangan
sistem musik dimaksudkan untuk dapat meningkatkan moral para karyawan.

Pada umumnya jumlah usul-usul investasi yang diajukan di dalam perusahaan


lebih banyak daripada besarnya dana yang tersedia untuk dapat membelanjainya.
Berhubung dengan itu maka perlu diadakan penilaian terhadap usul-usul
investasi yang diajukan, untuk kemudian diađakan ranking atas dasar suatu
kriteria tertentu. Pada akhirnya berdasarkan ukuran yang ditetapkan oleh
perusahaan dapatlah dipilih usul-usul proyek mana yang dapat diterima, mana
yang ditolak dan mana yang ditunda pelaksanaannya.

2. 4 Pengertian "Cash Flow"


Mengapa ada berbagai cara penilaian usul investasi didasarkan pada aliran
kas (cash flow) dan bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku?
Jawabannya di sini adalah sangat sederhana. yaitu bahwa untuk dapat
menghasilkan keuntungan tambahan. kita harus mempunyai kas untuk
ditanamkan kembali. Kita mengetahui bahwa keuntungan yang dilaporkan
dalam buku belum pasti dalam bentuk kas. Sehingga dengan demikian jumlah
kas yang ada dalam perusahaa belum tentu sama dengan jumlah keuntungan
yang dilaporkan dalam buku.

Setiap usul pengeluaran modal (capital expenditure) selalu mengandung dua


macam aliran kas (cash flows), yaitu:

1. Aliran kas keluar neto (net outflow of cash), yaitu yang diperlukan
untuk investasi baru. dan
2. Aliran kas masuk neto tahunan (net annual inflow of cash). yaitu
sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang ini sering pula disebut "net cash
proceeds" atau cukup dengan istilah "proceeds".

Contoh Soal 9.1.

Suatu perusahaan mempunyai rencana untuk membeli sebuah mesin baru


untuk mengganti sebuah mesin lama yang dianggap sudah tidak efisien lagi.
Harga mesin baru beserta biaya pemasangannya sebesar Rp60.000,00 dengan
taksiran umur penggunaan 3 tanun. Mesin lama yang masih mempunyai umur
penggunaan 3 tahun lagi. kalau dljual pada waktu ini harganya sesuai dengan
harga bukunya yaitu Rp15.000,00. Kalau mesin lama dijual dan diganti dengan
mesin baru, maka jumlah investasi tambahan atau aliran kas keluar neto (net cash
outlay) untuk proyek investasi tersebut adalah sebesar Rp45.000,00 yaitu harga
beli mesin beserta biaya pemasangan (Rp60.000,00) dikurangi dengan hasil
penjualan mesin lama (Rp15.000,00).

Penggantian mesin lama dengan mesin baru tersebut diharapkan akan dapat
menghemat biaya-biaya tenaga kerja, material, dan biaya reparasi (cash saving)
setiap tahunnya sebesar Rp27.500,00 sebelum pajak. Pajak penghasilan
ditetapkan 40%. Berdasarkan data tersebut kita dapat menyusun dua macam
perhitungan, yaitu atas dasar accounting atau "accrual basis" dan yang lain atas
dasar "cash flow", seperti nampak dalam Tabel9.2. di bawah ini.

2. 5 Metode "Payback Period"


Ada berbagai metode penilaian proyek investasi atau metode untuk menyusun
"ranking" usul-usul investasi. Dalam buku ini hanya dibicarakan 4 metode
penilaian usul-usul investasi, yaitu metode-metode:

1. Payback period.
2. Net present value.
3. Internal rate of return. (yield method)
4. Accounting rate of return.

Tiga metode yang pertama mendasarkan diri pada, aliran kas (cash flows)
atau "proceeds", sedangkan metode yang terakhir menggunakan keuntungan
neto sesudah pajak yang dilaporkan dalam buku (reported accounting income)
sebagai dasar perhitungannya.
Keempat metode penilaian usul investasi tersebut akan diuraikan masing
masing secara tersendiri, dan pertama-tama akan dimulai dengan uraian tentang
metode "payback period".

"Payback Period" (periode payback) adalah suatu periode yang perlukan


untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan
"proceeds" atau aliran kas neto (net cash flows). Dengan demikian payback
period dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan
agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali
seluruhnya. Apabila proceeds setiap tahunnya sama jumlahnya, maka payback
period dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi
dengan proceeds tahunan.

2. 6 Metode Present Value


Metode lainnya yang memperhatikan baik proceeds sesudah tercapainya
payback period maupun “time value of money” adalah metode net present value
atau biasa disebut present value. Proceeds yang digunakan dalam menghitung
net present value (NPV) adalah cashflow yang didiskontokan atas dasar biaya
modal (cost of capital) atau rate of return yang diinginkan. Langkah perhitungan:

1. Menghitung nilai sekarang (present value) dari proceeds yang diharapkan


atas dasar discount rate tertentu.
2. Jumlah present value (PV) dari keseluruhan proceeds selama usianya
dikurangi dengan PV dari jumlah investasinya (initial investment). Selisih antara
PV dari keseluruhan proceeds dengan PV dari initial investment dinamakan net
present value (NPV).
3. Apabila jumlah PV dari keseluruhan proceeds yang diharapkan lebih besar
daripada PV dari investasinya maka usul investasi tersebut dapat diterima.
Sebaliknya jika jumlah PV dari keseluruhan proceeds lebih kecil daripada PV
dari investasinya ini berarti NPV nya negatif maka usul investasi tersebut
seharusnya ditolak.

Secara matematik rumus NPV sebagai berikut :


Keterangan :

i : discount rate yang digunakan

Rt : cashflow pada periode t

n : periode terakhir dimana cashflow diharapkan

Contoh soal:

Ada usul invetasi dalam suatu proyek yang membutuhkan investasi sebesar Rp
120.000 yang diperkirakan mempunyai proceeds selama usianya seperti di
bawah ini:

Pola proceeds (keuntungan neto sesudah pajak + depresiasi)

Tahun Proceeds :

1 …………………….. Rp 60.000

2 …………………….. Rp 50.000

3 …………………….. Rp 40.000

4 …………………….. Rp 30.000

5 …………………….. Rp 20.000

6 …………………….. Rp 10.000

Hitunglah NPV dengan discount rate sebesar 10% !

Jawab :

Tahun DF (10%) Proceeds PV dari


Proceeds
1 0,909 Rp 60.000 Rp 54.540
2 0,826 Rp 50.000 Rp 41.300
3 0,751 Rp 40.000 Rp 30.040
4 0,683 Rp 30.000 Rp 20.490
5 0,621 Rp 20.000 Rp 12.420
6 0,564 Rp 10.000 Rp 5.640
PV dari Rp 164.430
Proceeds
PV dari Rp 120.000
Outlays
NPV Rp + 44.430
NPV = -120.000 + 60.000 + 50.000 + 40.000 + 30.000 + 20.000 + 10.000

(1.10) (1.10)2 (1.10)3 (1.10)4 (1.10)5 (1.10)6

= Rp + 44.430

Dengan rate of return yang kita inginkan sebesar 10%, usul investasi tersebut
dapat menghasilkan PV dari proceeds yang lebih besar daripada PV dari
pengeluaran modalnya sehingga NPV nya positif, maka usul investasi tersebut
dapat diterima.

Dari contoh perhitungan diatas dapat dihitung profitability index nya sebagai
berikut :

PI = Rp 164.430 = 1,37

Rp 120.000

Apabila kita menggunakan PI sebagai ukurannya, maka usul investasi yang


mempunyai PI lebih besar dari 1 dapat diterima, sebaliknya kalau kurang dari 1
maka usul tersebut seharusnya ditolak.
2. 7 Metode Internal Rate of Return (IRR)
Metode Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat bunga yang akan
menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceeds yang diharapkan akan diterima
(PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran
modal (PV of capital outlays).

Langkah-langkah menghitung dengan metode ini:

1. Menghitung PV dari proceeds dari suatu investasi dengan menggunakan


tingkat bunga yang kita pilih menurut kehendak.
2. Hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan jumlah PV dari outlays
nya. Kalau PV dari proceeds lebih besar daripada PV dari outlays nya, kita harus
menggunakan tingkat bunga yang lebih tinggi lagi. Sebaliknya jika PV dari
proceeds lebih kecil daripada PV dari outlays nya kita harus menggunakan
tingkat bunga yang lebih rendah.
3. Cara demikian terus dilakukan sampai kita menemukan tingkat bunga yang
dapat menjadikan PV dari proceeds sama besarnya dengan PV dari outlays nya.
Pada tingkat bunga inilah NPV dari usul investasi tersebut adalah Rp 0 atau
mendekati nol. Besarnya tingkat bunga tersebut menggambarkan besarnya
internal rate of return dari usul investasi tersebut.

Dengan contoh soal yang sama pada metode present value, untuk menentukan
internal rate of return nya dengan menggunakan tingkat bunga misalnya 20%
dan 30%
Dengan demikian maka kita mengetahui bahwa internal rate of return yang
sebenarnya terletak di antara 20% dan 30%. Kita dapat mengadakan interpolasi
dengan cara sebagai berikut :

r = P1 – C1 P2 – P1

C2 – C1

Dimana :

r = internal rate of return yang dicari

P1 = tingkat bunga ke 1

P2 = tingkat bunga ke 2

C1 = NPV ke 1

C2 = NPV ke 2

Contoh tersebut kalau dimaksudkan dalam rumus menjadi seperti berikut ini:
Dengan demikian besarnya rate of return adalah 26%.

Angka ini masih perlu dikaji apakah dengan tingkat bunga 26%, NPV dari
investasi tersebut adalah 0 atau mendekati 0. Apabila kita hitung NPV atas dasar
tingkat bunga 26% maka hasilnya asalah Rp 150 yang berarti sudah mendekati
0. Dengan demiikian kita dapat mengatakan bahwa internal rate of return yang
sebenarnya dari usul invesatsi tersebut adalah 26%.

Secara matematik rumus internal rate of return dapat dituliskan sebagai berikut
:

Dimana :

r = tingkat bunga yang akan menjadikan PV dari proceeds sama dengan PV dari
capital outlays

At = cash flows untuk periode t

n = periode terakhir dari cash flow yang diharapkan


2. 8 Metode “Accounting Rate of Return”
Metode “accounting rate of return” atau sering juga disebut “average rate of
return” menunjukkan persentase keuntungan neto sesudah pajak dihitung dari
“average investment” atau “initial investment”. Apabila tiga metode lainnya
yang telah diuraikan di muka (payback, NPV, dan internal reate of return)
mendasarkan diri pada proceeds atau ”cash flows”, maka metode accounting rate
of return ini mendasarkan diri pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku
(reported accounting income).

Kebaikan dari metode ini ialah pada kesederhanaannya dan mudah


dimengerti. Metode ini dalam perhitungannya menggunakan data accounting
yang sudah tersedia, sehingga tidak memerlukan perhitungan tambahan.
Sesudah accounting rate of return ini dihitung, tahap berikutnya ialah
mencocokkannya dengan “minimum accounting rate of return” yang dianggap
wajar oleh perusahaan.

Apabila accounting rate of return ini lebih besar daripada “minimum


accounting rate of return” maka usul investasi tersebut dapat diterima.
Sebaliknya kalau lebih kecil, seharusnya usul investasi tersebut ditolak.

Sebagai kelemahan dari metode ini dapat disebutkan sebagai berikut :

1. Tidak memperhatikan “time value of money”


2. Menitikberatkan pada masalah accounting, dan kurang memperhatikan
data cash flows dari investasi yang bersangkutan.
3. Merupakan pendekatan jangka pendek dengan menggunakan angka rata-
rata yang menyesatkan.
4. Kurang memperhatikan panjangnya angka waktu investasi.
BAB III

PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap seperti halnya dana yang
diinvestasikan dalam aktiva lancar juga mengalami proses perputaran. Perbedaan
antara investasi dalam aktiva tetap dan aktiva lancar adalah terletak dalam soal
“waktu” dan “cara perputaran” dana yang tertanam di dalamnya. Jumlah dana yang
diinvestasikan dalam aktiva tetap tidak sama jumlahnya selama periode investasi
atau selama umur penggunaan aktiva tetap tersebut. Jumlah dana yang terikat dalam
aktiva tetap akan berangsur-angsur berkurang sesuai dengan metode depresiasi
yang digunakan.

Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai


pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu
satu tahun dikatakan sebagai Capital Budgeting. Batas jangka waktu satu tahun
tersebut tidaklah mutlak. Termasuk dalam golongan pengeluaran dana ini adalah
pengeluaran dana untuk pembelian aktiva tetap, yaitu tanah, bangunan-bangunan,
mesin-mesin, dan peralatan-peralatan lainnya. Demikian pula pengeluaran dana
untuk proyek advertensi jangka panjang, penelitian dan pengembangan termasuk
juga dalam golongan “capital budgeting expenditures”.

Anda mungkin juga menyukai