Anda di halaman 1dari 29

PENILAIAN INVESTASI PADA SEKTOR PUBLIK

Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik


Dosen Pengampu : Dr. Aliamin, S.E, M.Si, Ak, CA

Oleh :
Kelompok 4

ANGGOTA : 1. Muhammad Raja Wildansyach (2001103010147)


2. Meisyi Natasya (210110301010015)
3. Annysya Salsyabila (210110301010052)
4. Kessya Desyka Ayliyanda (210110301010094)
5. Widya Nabila Putri (2101103010105)

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin,

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Penilaian Investasi pada Sektor Publik” dengan baik. Makalah ini disusun untuk

melengkapi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik. Melalui makalah ini,

penulis berharap agar penulis dan pembaca mampu mengetahui arti penting

investasi di sektor publik, memahami aspek – aspek penting penilaian investasi di

sektor publik, penganggaran belanja modal, dan Teknik penilaian atas kelayakan

investasi publik.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut

membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan mengucapkan terima kasih kepada

Bapak Dr. Aliamin, S.E, M.Si, Ak, CA sebagai dosen pengajar akuntansi sektor

publik pada kelas 31 yang memberikan bimbingannya selama proses

pembelajaran mengenai materi yang terdapat pada makalah ini.

Pada makalah ini penulis berharap agar makalah yang telah disusun dapat

memberikan inspirasi dan referensi untuk pembaca. Penulis juga menyadari bahwa

masih terdapat banyak kekurangan dalam penysusunan makalah ini

Banda Aceh,21 Februari 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................ 3

1.3 TUJUAN ......................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 5

2.1 PENGERTIAN INVESTASI DI SEKTOR PUBLIK ................... 5

2.2 ASPEK – ASPEK PENTING PENILAIAN INVESTASI DI

SEKTOR PUBLIK ........................................................................... 6

2.3 PENGANGGARAN BELANJA MODAL ..................................... 7

2.4 TEKNIK PENILAIAN KELAYAKAN INVESTASI PUBLIK .. 14

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 21

3.1 KESIMPULAN .................................................................................. 21

3.2 SARAN ............................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komponen Biaya Belanja Modal ........................................................... 11

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rumus ROCE ................................................................................... 15

Gambar 2. Rumus Net Present Value (NPV) ...................................................... 16

Gambar 3. Rumus Net Present Benefit (NPB) .................................................... 16

Gambar 4. Analisis Payback Period.................................................................... 17

Gambar 5. Analisis Biaya Manfaat ..................................................................... 18

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat, pemerintah dihadapkan

pada masalah pengambilan keputusan investasi publik. Keputusan investasi publik

diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan, dan fungsi yang

menjadi prioritas kebijakan. Pengeluaran untuk investasi publik harus mendapat

perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran rutin, karena

pengeluaran investasi / modal memiliki efek jangka panjang, sedangkan

pengeluaran rutin lebih berdampak jangka pendek. Kesalahan dalam melakukan

pengambilan keputusan investasi tidak saja akan berdampak pada anggaran tahun

berjalan, namun juga akan membebani anggaran tahun – tahun berikutnya.

Investasi publik kaitan erat dengan penganggaran modal / investasi.

Penganggaran modal atau investasi merupakan proses untuk menganalisis

proyek – proyek dan memutuskan apakah proyek tersebut dapat diakomodasi oleh

anggaran modal atau investasi. Untuk memberikan mekanisme dalam mengatur

proyek investasi publik secara lebih efisien dan efektif, maka perlu dilakukan

analisis investasi secara mendalam.

Keputusan atas suatu investasi pada umumnya di dasarkan pada pertimbangan

investor terhadap besarnya (pengembalian) yang diharapkan serta risiko yang

diperkirakan akan dihadapi hubungan antara resiko dengan return bersifat positif

artinya apabila risiko tinggi maka yang diharapkan juga akan tinggi. Pengelolaan

laporan keuangan telah mengalami kemajuan yang akuntabel dan transparan dalam

1
semua aspek keuangan perusahaan. Anggaran belanja khususnya belanja modal

merupakan hal yang sangat penting dalam penataan anggaran perusahaan.

Pada umumnya perusahaan mencurahkan sejumlah besar modal untuk sebuah

proyek investasi yang diharapkan memberikan manfaat untuk masa depan dalam

beberapa tahun. Melalui investasi modal yang direncanakan dengan baik badan

usaha dapatmengembalikan profitabilitas mendapatkan kembali atau memperluas

pangsa pasar merespons perubahan iklim bisnis,mengurangi biaya, meningkatkan

kualitas dan memperkuat proses strategis bisnis di seluruh mata rantai nilai mereka.

Perusahaan dapat mengamankan keunggulan kompetitifnya dengan mengusahakan

strategi biaya rendah (yaitu biaya kepemimpinan) atau strategi diferensiasi produk.

selain itu perusahaan juga berkemungkinanmencurahakan bagian yang lebih besar

dari anggaran modal investasi untuk penelitian pembangunan dan kegiatan promosi

produk.

Namun pada dasarnya keputusan investasi modal harus mendukung landasan

strategis perusahaan. Oleh karena itu, perlu dipelajari analisis investasi modal mulai

dari peran strategis analisis biaya modal hingga pertimbangan pertimbangan

mutakhir dalam pengambilan keputusan investasi modal. Analisis investasi

(investment analysis) dimaksudkan sebagai upaya untuk memperkirakan prospek

suatu investasi di masa yang akan datang. Analisis ini sangat diperlukan dengan

pertimbangan kondisi investasi masa yangakan datang bersifat tidak pasti

(uncertainty). Di kebanyakan negara berkembang, anggaran bertujuan untuk

pembangunan dan anggran rutin di pisahkan. Investasi dalam sektor publik, dalam

hal ini adalah belanja modal, merupakan salah satu pengeluaran investasi jangka

2
panjang dalam kegiatan perekonomian. Karena investasi publik ini memiliki

dampak jangka panjang, menyebabkan perencanaan alokasi sumber daya menjadi

sangat penting. Pemerintah harus benar-benar memperhatikan apakah seluruh

sumber daya yang dimiliki akan seluruhnya digunakan untuk konsumsi saat periode

berjalan atau diinvestasikan untuk beberapa periode ke depan. Hal ini termasuk

salah satu masalah yang dihadapi oleh pemerintah pada pengambilan keputusan

dalam investasi publik.

Salah satu pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah yaitu investasi

dalam bentuk pembangunan di daerah, khususnya yang merupakan hasil

pembangunan yang secara langsung dapat dinikmati oleh masyarakat. Jadi,

investasi publik ini merupakan bentuk pelaksanaan fungsi pelayanan pemerintah

terhadap masyarakat. Pada dasarnya, akuntabilitas publik adalah pemberian

informasi dan pengungkapan (disclosure) atas aktivitas dan kinerja finansial

pemerintah daerah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Akuntansi Sektor Publik memiliki peran yang sangat vital dalam memberikan

informasi dan disclosure atas aktivitas kinerja finansial pemerintah daerah untuk

memfasilitasi terciptanya transparansi dan akuntabilitas publik. Salah satu

pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah yaitu investasi dalam bentuk

pembangunan di daerah, khususnya yang merupakan hasil pembangunan yang

secara langsung dapat dinikmati oleh masyarakat. Jadi, investasi publik ini

merupakan bentuk pelaksanaan fungsi pelayanan pemerintah terhadap masyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu pengertian investasi di sektor publik?

3
2. Bagaimana pentingnya investasi di sektor publik?

3. Apa saja aspek – aspek penting penilaian investasi di sektor publik?

4. Bagaimana penganggaran belanja modal?

5. Bagaimana teknik penilaian kelayakan investasi publik?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui pengertian dan arti penting investasi di sektor publik

2. Memahami aspek – aspek penting penilaian investasi di sektor publik

3. Memahami penganggaran belanja modal

4. Mengetahui teknik penilaian kelayakan investasi publik

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN INVESTASI DI SEKTOR PUBLIK

Investasi publik disebut juga sebagai investasi pemerintah, dimana pemerintah

menanamkan modal baik itu pembangunan atau mendukung komunitas atau

program tertentu guna untuk memulihkan atau meningkatkan kondisi ekonomi

negara atau mensejahterakan masyarakatnya.

Investasi publik umumnya dilakukan oleh pemerintah, selain untuk

meningkatkan keuntungan, investasi ini diharapkan dapat menekan tingkat

pengangguran di masyarakat. Investasi ini erat kaitannya dengan penganggaran

modal dalam proyek-proyek yang akan dilaksanakan.

Pada investasi publik, pemerintah berinvestasi pada pembangunan fasilitas

umum seperti jalan raya tol atau kereta listrik. Investasi sektor publik juga bisa

dilakukan pada pembangunan dan pengembangan tempat wisata juga fasilitas

umum lainnya seperti mesin atau gedung.

Investasi pemerintah juga bisa dikatakan sebagai kegiatan penempatan

sejumlah dana dan/atau barang oleh pemerintah pusat dalam jangka panjang untuk

investasi pembelian surat berharga dan investasi langsung, yang mampu

mengembalikan nilai pokok ditambah dengan manfaat ekonomi, sosial, dan/atau

manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu.

5
Investasi pemerintah dijalankan oleh Operator Investasi Pemerintah (OIP)

yang ditetapkan oleh Menteri keuangan, yaitu Badan Layanan Umum (BLU),

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Hukum Lainnya (BHL).

2.2 ASPEK – ASPEK PENTING PENILAIAN INVESTASI DI SEKTOR

PUBLIK

Dalam perencanaan dan analisis investasi harus dipertimbangkan beberapa

aspek yang secara bersama-sama menunjukkan keuntungan atau manfaat yang

diperoleh akibat adanya suatu investasi tertentu. Seluruh aspek harus

dipertimbangkan dan dievaluasi dalam setiap tahap perencanaan anggaran dan

siklus pelaksanaan, karena aspek-aspek tersebut satu sama lain saling berhubungan

dan saling mempengaruhi.

a. Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan bagian penting dari analisis investasi yang harus

dipertimbangkan. Jika suatu usulan investasi sudah tidak layak dilihat aspek

teknisnya, maka usulan tersebut menduduki prioritas pertama untuk ditolak.

b. Aspek Sosial dan budaya

Untuk melaksanakan suatu proyek maka perlu mempertimbangkan implikasi

sosial yang lebih luas dari investasi yang diusulkan. Aspek sosial budaya ini

menyangkut pertimbangan pendistribusian pelayanan secara adil dana merata,

sehingga mampu memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Aspek sosial

budaya mencakup juga aspek legal dan lingkungan.

c. Aspek Ekonomi dan Finansial

6
Pertimbangan aspek ekonomi meliputi kegiatan menganalisis apakah suatu

proyek yang diusulkan akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap

pembangunan perekonomian secara keseluruhan dan apakah kontribusinya cukup

besar dalam menentukan penggunaan sumber-sumber daya yang digunakan. Aspek

finansial menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyek yang

diusulkan. Berdasarkan perencanaan anggaran, keputusan-keputusan mengenal

efisiensi proyek secara finansial, solvabilitas, dan likuiditas perlu dipertimbangkan.

d. Aspek Distribusi

Keputusan investasi merupakan keputusan yang perlu dikaitkan dengan

masalah distribusi pelayanan publik secara adil dan merata. Untuk itu perlu

diketahui siapa yang akan menerima manfaat atau keuntungan yang dihasilkan dari

proyek, apakah publik revenue atau oleh individu, apakah terdapat pajak

penghasilan atau tidak; apakah proyek dijalankan oleh public agencies atau oleh

individu. Aspek distribusi terkait dengan keadilan dan persamaan kesempatan

untuk mendapatkan pelayanan publik (Equity & Equality).

2.3 PENGANGGARAN BELANJA MODAL

Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset

lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal

meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan,

peralatan, aset tak berwujud.

Adapun pengertian lain dari belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan

dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap/inventaris

yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk didalamnya

7
adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau

menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.

Belanja modal dapat dikategorikan dalam 5 (lima) kategori utama :

a. Belanja Modal Tanah

Belanja Modal Tanah adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk

pengadaan / pembeliaan / pembebasan penyelesaian, balik nama dan sewa tanah,

pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertipikat, dan

pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah

dimaksud dalam kondisi siap pakai.

b. Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Belanja Modal Peralatan dan Mesin adalah pengeluaran / biaya yang digunakan

untuk pengadaan / penambahan / penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan

dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 (dua

belas) bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai.

c. Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah pengeluaran / biaya yang

digunakan untuk pengadaan / penambahan / penggantian, dan termasuk

pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan

gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan

dimaksud dalam kondisi siap pakai.

d. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah pengeluaran / biaya yang

digunakan untuk pengadaan / penambahan / penggantian / peningkatan

8
pembangunan / pembuatan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk

perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang

menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi siap

pakai.

e. Belanja Modal Fisik Lainnya

Belanja Modal Fisik Lainnya adalah pengeluaran / biaya yang digunakan untuk

pengadaan / penambahan / penggantian / peningkatan pembangunan / pembuatan

serta perawatan terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan kedalam

kriteria belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan

irigasi dan jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa

beli, pembelian barang-barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk

museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku, dan jurnal ilmiah.

KOMPONEN BIAYA YANG


JENIS BELANJA MODAL DIMUNGKINKAN DIDALAM BELANJA
MODAL
Belanja Modal Tanah • Belanja Modal Pembebasan Tanah
• Belanja Modal Pembayaran Honor Tim
Tanah
• Belanja Modal Pembuatan Sertifikat Tanah
• Belanja Modal Pengurugan dan Pematangan
Tanah
• Belanja Modal Biaya Pengukuran Tanah
• Belanja Modal Perjalanan Pengadaan Tanah
Belanja Modal Gedung dan • Belanja Modal Bahan Baku Gedung dan
Bangunan Bangunan
• Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan
Honor Pengelola Teknis Gedung dan
Bangunan
• Belanja Modal Sewa Peralatan Gedung dan
Bangunan

9
• Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan
Gedung dan Bangunan
• Belanja Modal Perizinan Gedung dan
Bangunan
• Belanja Modal Pengosongan dan
Pembongkaran Bangunan Lama Gedung dan
Bangunan
• Belanja Modal Honor Perjalanan Gedung
dan Bangunan
Belanja Modal Peralatan dan • Belanja Modal Bahan Baku Peralatan dan
Mesin Mesin
• Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan
Honor Pengelola Teknis Peralatan dan Mesin
• Belanja Modal Sewa Peralatan, Peralatan
dan Mesin
• Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan
Peralatan dan Mesin
• Belanja Modal Perizinan Peralatan dan
Mesin
• Belanja Modal Pemasangan Peralatan dan
Mesin
• Belanja Modal Perjalanan Peralatan dan
Mesin
Belanja Modal Jalan, Irigasi • Belanja Modal Bahan Baku Jalan dan
dan Jaringan Jembatan
• Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan
Honor Pengelola Tekhnis Jalan dan
Jembatan
• Belanja Modal Sewa Peralatan Jalan dan
Jembatan
• Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan
Jalan dan Jembatan
• Belanja Modal Perizinan Jalan dan Jembatan
• Belanja Modal Pengosongan dan
Pembongkaran Bangunan Lama Jalan dan
Jembatan
• Belanja Modal Perjalanan Jalan dan
Jembatan

10

Belanja Modal Bahan Baku Irigasi dan
Jaringan
• Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan
Honor Pengelola Teknis Irigasi dan Jaringan
• Belanja Modal Sewa Peralatan Irigasi dan
Jaringan
• Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan
Irigasi dan Jaringan
• Belanja Modal Perizinan Irigasi dan Jaringan
• Belanja Modal Pengosongan dan
Pembongkaran Bangunan Lama Irigasi dan
Jaringan
• Belanja Modal Perjalanan Irigasi dan
Jaringan
Belanja Modal Fisik Lainnya • Belanja Modal Bahan Baku Fisik Lainnya
• Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan
Pengelola Teknis Fisik Lainnya
• Belanja Modal Sewa Peralatan Fisik Lainnya
• Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan
Fisik Lainnya
• Belanja Modal Perizinan Fisik Lainnya
• Belanja Modal Jasa Konsultan Fisik Lainnya
Tabel 1. Komponen Biaya Belanja Modal

Penganggaran belanja modal dipengaruhi oleh beberapa aspek sebagai berikut,

yaitu :

a. Pendapatan Asli Daerah

Penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah tersebut.

Pendapatan tersebut diperoleh dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan

kekayaan milik daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang

sah. Sumber pendapatan asli daerah berasal dari masing-masing daerah yang

dikumpulkan berdasarkan peraturan yang berlaku.

11
Dengan adanya tanggung jawab pemerintah dalam menggunakan sumber

penerimaan yang diterima dari masyarakat tersebut akan semakin mendorong

pemerintah untuk melaksanakan mandat tersebut dalam membiayai kebutuhan

belanja daerahnya. Oleh karena itu, semakin banyak pendapatan asli daerah yang

diterima oleh pemerintah daerah, maka akan semakin meningkat belanja modal

daerah.

b. Dana Alokasi Umum

Dana alokasi umum merupakan salah satu dana perimbangan yang ditransfer

oleh pemerintah pusat kepada daerah. Dana alokasi umum bersumber dari APBN

pemerintah pusat yang digunakan untuk mendanai kebutuhan daerah dalam

melaksanakan desentralisasi yang bertujuan untuk pemerataan keuangan antar

daerah.

Dana alokasi umum memiliki sifat block grant yaitu dana yang telah

diserahkan oleh pemerintah pusat kepada daerah digunakan sesuai dengan

kewenangan daerah. Namun dalam pengelolaannya harus mengutamakan

kebutuhan yang penting dan kebutuhan tersebut dapat meningkatkan pelayanan

sektor publik kepada masyarakat.

Semakin tinggi dana alokasi umum, maka akan semakin besar pula alokasi

pada belanja modal, karena daerah yang menerima dana alokasi umum yang besar

anggaran untuk belanja modal pun meningkat.

c. Dana Alokasi Khusus

Dana alokasi khusus adalah dana dari APBN kepada daerah untuk membiayai

kegiatan daerah yang bersifat khusus, baik fisik maupun non fisik yang menjadi

12
kegiatan pemerintah. Kegiatan yang didanai oleh dana alokasi khusus berfokus

pada bidang yang sesuai dengan prioritas secara nasional serta menyesuaikan

dengan kebutuhan dan prioritas daerah tersebut.

Program prioritas nasional tertera dalam rencana kerja pemerintah tahun

anggaran yang bersangkutan dimana merupakan hasil musyawarah dari Menteri,

Gubernur, Bupati/Walikota dan ditetapkan dengan peraturan presiden. Daerah

tertentu merupakan daerah yang sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

setiap tahun.

Dengan dialokasikannya dana alokasi khusus pada kegiatan pembangunan

infrastruktur, maka dapat meningkatkan belanja modal.

d. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)

Penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk menutup defisit akbat dari

belanja yang lebih besar dibanding dengan pendapatan. Selain itu, Sisa Lebih

Pembiayaan Anggaran dapat mendanai kegiatan lainnya sampai dengan akhir tahun

anggaran. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dapat digunakan sebagai sumber untuk

mendanai belanja daerah termasuk belanja modal yang akan digunakan untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Pemerintah daerah melakukan budgetary slack yaitu menyusun anggaran

dengan pendapatan yang lebih rendah dan belanja yang lebih tinggi oleh karena itu

terbentuklah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran. Dengan adanya Sisa Lebih

Pembiayaan Anggaran, pemerintah daerah dapat menggunakan pada tahun

berikutnya untuk membiayai belanja modal. Semakin tinggi SILPA akan

berpengaruh terhadap belanja modal.

13
2.4 TEKNIK PENILAIAN KELAYAKAN INVESTASI PUBLIK

a. Identifikasi kebutuhan investasi yang mungkin dilakukan

Organisasi sektor publik sering dihadapkan pada banyak alternatif investasi

guna mencapai tujuan organisasinya. Oleh karena itu perlu diidentifikasi alternatif-

alternatif yang memungkinkan untuk dianalisis lebih lanjut. Keterkaitan antara satu

proyek dengan proyek yang lain perlu dipertimbangkan untuk mengetahui sejauh

mana penerimaan atau penolakan suatu investasi akan dipengaruhi investasi yang

lain.

b. Menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang akan dilaksanakan

(cost/benefit relationship)

Perhitungan manfaat dan biaya harus memasukkan analisis manfaat dan biaya

sosial yang di timbulkan dari investasi publik yang akan dilakukan. Pada organisasi

sektor publik biaya dan manfaat sering tidak dapat secara langsung diukur dengan

satuan uang, sehingga teknik-teknik analisis biaya manfaat sangat cocok untuk

diterapkan. Dalam analisis biaya-manfaat ini, ditekankan pada semua keunggulan

ekonomi dan sosial yang diperoleh, sedangkan untuk biaya ditekankan pada

kelemahan-kelemahan proyek yang dikuantifikasikan dalam bentuk uang.

c. Menghitung manfaat dan biaya dalam rupiah

Hal ini merupakan langkah kedua yang dimana terdapat kesulitan dalam

langkah ini. Kesulitan itu adalah apabila biaya dan manfaat dari suatu proyek tidak

dapat diukur dalam bentuk rupiah, misalnya manfaat dan biaya sosial. Dalam

kondisi tersebut, yang dapat dilakukan adalah menghitung nilai manfaat dari proyek

14
secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan analisis efektivitas biaya (cost-

effectiveness analysis).

d. Memilih proyek yang memiliki manfaat terbesar dan efektivitas biaya yang

tinggi

Rasio biaya dan manfaat atau efektivitas biaya merupakan titik awal penentuan

penerimaan proyek, ada banyak ketidakpastian yang dapat mempengaruhi

perhitungan. Tidak semua biaya dan manfaat sosial dapat dimasukkan dalam

perhitungan. Terdapat dua teknik untuk melakukan penilaian investasi, yaitu

metode penilaian investasi trasional dan metode aliran kas yang didiskontokan

(discounted cash flow). Metode tradisional yang digunakan adalah tingkat

pengembalian modal yang diinvestasikan (accounting rate of return on capital

employed) dan payback period, ROCE secara sederhana dirumuskan dengan :

Gambar 1. Rumus ROCE


Metode penilaian investasi dengan discounted cash flow misalnya NPV (net

present value) dan internal IRR (internal rate of return). NPV dihitung dengan cara

mendiskontokan aliran kas di masa datang dengan factor diskonto tertentu yang

mereflesikan biaya kesempatan modal. NPV diperoleh dengan cara mengurangkan

pengeluaran investasi awal dengan aliran kas di masa depan yang di-present value-

kan. Proyek yang memberikan nilai NPV positif adalah proyek yang memiliki

prioritas untuk diterima dan proyek yang nilai NPV nya negative adalah proyek

yang harus di tolak.

15
IRR mendiskontokan future cash flow pada tingkat NPV yang bernilai nol atau

dengan kata lain adalah ukuran yang menyetarakan aliran kas bersih di masa datang

dengan pengeluaran investasi awal. IRR dinyatakan dalam presentase, proyek yang

memiliki nilai IRR yang besar adalah proyek yang potensial untuk diterima.

1. Net Present Value (NPV)

Gambar 2. Rumus Net Present Value (NPV)

2. Net Present Benefit (NPB)

Nilai bersih suatu proyek setelah dikurangi seluruh biaya pada satu tahun

tertentu dari keuntungan atau manfaat yang diterima pada tahun yang bersangkutan

dan didiskontokan dengan tingkat bunga yang berlaku.

16
Gambar 3. Rumus Net Present Benefit (NPB)

3. Analisis Payback Period

Digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian investasi.

Gambar 4. Analisis Payback Period

Kelemahan payback period, yaitu:

• Metode ini mengabaikan penerimaan-menerimaan investasi atau proceeds

yang diperoleh setelah payback period tercapai.

• Metode payback period mengabaikan nilai waktu uang.

• Metode payback period tidak dapat digunakan untuk pengambilan keputusan

investasi yang bersifat mutually exclusive.

4. Analisis biaya – manfaat (cost benefit analysis)

Cara mengevaluasi suatu proyek dengan membandingkan nilai sekarang

(present value) dari seluruh manfaat/keuntungan yang diperoleh dengan nilai

sekarang dari seluruh biaya proyek tersebut. Proyek yang diterima adalah proyek

yang memiliki keuntungan sosial yang didiskontokan yang lebih besar dari nilai

biaya sosial yang didiskontokan.

17
Gambar 5. Analisis Biaya Manfaat

Menurut dixon, terdapat 3 langkah dalam melakukan analisis biaya-manfaat,

diantaranya yaitu :

• Memutuskan biaya dan manfaat apa saja yang akan dimasukkan

Hal ini untuk menghindari kemungkinan terjadinya double counting, yaitu satu

manfaat atau biaya yang menyebabkan manfaat atau biaya yang lain dimasukkan

secara bersama-sama. Misalnya, jika dengan teknik pencegahan kebakaran tertentu

dapat menyebabkan pengurangan staf yang dibutuhkan tetapi dinas pemadam

kebakaran memutuskan untuk menggunakan penghematan waktu tersebut untuk

pelatihan staf tambahan, maka dalam analisis biaya-manfaat tidak dapat menhitung

kedua-duanya sebagai manfaat.

• Mengukur dan mengevaluasi biaya dan manfaat

Manfaat dan biaya yang berwujud lebih mudah untuk dihitung, akan tetapi

yang bersifat tidak berwujud relatif sulit untuk dihitung. Menggunakan contoh

dinas pemadam kebakaran diatas, cost of time yang dihabiskan oleh petugas

pemadam kebakaran dan penyediaan alarm kebakaran merupakan bentuk biaya

yang sifatnya berwujud. Namun demikian, jika teknik pemadaman dinilai misalnya

dengan jumlah orang yang terselamatkan dari kebakaran, bagaimanakah kita

menilai intangible benefit tersebut secara kuantitatif. Biasanya untuk mengukurnya

18
digunakan harga bayangan, misalnya biaya nasional untuk merawat sejumlah x

orang yang menjadi korban kebakaran dan kehilangan pendapatan dan harta benda

karena peristiwa tersebut.

• Timing dalam aliran biaya dan manfaat

Tahap ketiga terkait dengan masalah waktu pengakuan biaya atau manfaat yang

terjadi. Biasanya nilai yang tertinggi dimasukkan dalam biaya atau manfaat yang

terjadi lebih awal. Untuk menyesuaikan nilai biaya dan manfaat yang berbeda

karena waktu, maka digunakan tingkat diskonto (discount rate).

5. Analisis efektivitas biaya (cost effectiviness analysis)

Dilakukan karena kesulitan dalam menghitung biaya dan manfaat sosial secara

kuantitatif. Analisis cost effectiveness meliputi penilaian terhadap biaya dan

manfaat yang dapat dikuantifikasi, baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan

datang atas suatu proyek dengan pengaruh atau dampak yang tidak dapat

dikuatifikasikan, namun tidak dinilai. Dengan kata lain, analisa cost efectiveness

memusatkan pada pengukuran suatu yang dapat diukur.

Langkah-langkah dalam melakukan analisis efektivitas biaya adalah sebagai

berikut :

• Menentukan jumlah dan waktu atas semua biaya modal

Hal tersebut meliputi pula penentuan biaya bangunan, peralatan, dan tanah.

Hal ini penting karena sumber daya yang diperlukan oleh sebuah proyek harus

dinilai pada opportunity cost penuhnya. Dengan demikian, jika organisasi

menggunakan tanahnya sendiri yang mana sebuah bangunan akan didirikan di

19
atasnya, maka biaya yang dipakai harus dinilai berdasarkan harga pasar pada saat

itu (current market value).

• Membuat estimasi biaya yang akan terjadi (running cost) selama umur yang

diharapkan dari suatu proyek

• Membuat estimasi output terukur selama umur yang diharapkan dari suatu

proyek

• Membuat estimasi pengaruh biaya dan pendapatan atas aktivitas yang

dilakukan

• Mendiskontokan biaya dan manfaat yang dapat diukur untuk memungkinkan

melakukan perbandingan

Prosedur yang bisa dipakai adalah menghitung nilai sekarang (present value)

tetapi proyek-proyek yang memiliki umur yang berbeda mungkin lebih tepat

dibandingkan dengan menggunakan biaya tahunan ekuivalen (equivalent annual

cost).

• Menjelaskan secara realistis mengenai kemungkinan adanya biaya-biaya dan

manfaat yang tidak dapat dikuantifikasi yang akan muncul dari proyek yang

akan dijalankan

20
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Analisis investasi sektor publik sangat diperlukan untuk menentukan suatu

proyek atau program yang sedang berjalan bernilai layak atau tidak. Hal ini sangat

berpengaruh terhadap kinerja suatu pemerintahan oleh masyarakat. Penilaian

tersebut merupakan proses untuk menganalisis proyek – proyek danmemutuskan

apakah proyek-proyek tersebut layak atau tidak untukdiakomodasikan dalam

anggaran modal / investasi.

Penilaian investasi dalam organisasi publik dilakukan dengan

menggunakananalisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis). Dalam praktiknya,

terdapat kesulitan dalam menentukan biaya dan manfaat dari suatu investasi

yangdilakukan. Hal tersebut karena biaya dan manfaat yang harus dianalisis tidak

hanya dilihat dari sisi finansialnya saja akan tetapi harus mencakup biaya sosial

(social cost) dan manfaat sosial (social benefits) yang akan diperoleh dari investasi

yang diajukan.

Analisis biaya dan manfaat dikembangkan sebagai kriteria penilaian investasi

sektor publik dalam menilai perolehan manfaat sosial investasi, meliputi

identifikasi kebutuhan investasi yang mungkin dilakukan, menentukan semua

manfaat ddan biaya dari proyek yang akan dilakukan (cost / benefit relationship),

menghitung manfaat dan biaya dalam rupiah, serta memilih proyek yang memiliki

manfaat terbesar dan efektivitas biaya tinggi.

21
3.2 SARAN

Dalam investasi publik Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat

meningkatkan pembangunan manusia, mengatasi kemiskinan serta pelayanan

kesehatan. Untuk menaruh perhatian pada pengeluaran sosial tersebut, komponen

utamanya adalah pengeluaran unutk bidang pendidikan dan kesehatan dalam

pengeluaran pembangunan. Dari hasil estimasi diperoleh bukti bahwa investasi

sektor publik untuk bidang sosial membawa manfaat bagi pembangunan manusia

dan kesejahteraan penduduk, investasi bidang sosial tersebut menghasilkan manfaat

dalam peningkatan IPM dan menurunkan tingkat kemiskinan. Dalam melakukan

fungsi pelayanan masyarakat, Pemerintah dihadapkan pada masalah pengambilan

keputusan investasi publik, keputusan tersebut diperlukan untuk melaksanakan

program, kegiatan dan fungsi yang menjadi prioritas kebijakan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Dhyani, Ayu. 2022. TEKNIK DASAR PENILAIAN INVESTASI PUBLIK.


https://www.academia.edu/37547355/TEKNIK_DASAR_PENILAIAN_INV
ESTASI_PUBLIK.

Hadijah, Siti. (2021). INVESTASI PUBLIK;PENGERTIAN,CONTOH DAN


ANALISISNYA. https://www.cermati.com/artikel/investasi-publik-
pengertian-contoh-dan-analisisnya. 9 November 2021.

Hendrawan, Yoga Arif. (2019). Makalah Analisis Investasi Publik.


https://alexandria05.blogspot.com/2019/03/makalah-analisis-investasi-
publik.html. 14 Maret 2019.

Khasanah, Erlinda Nur. (2017). Analisis Investasi (Belanja Modal) di Sektor


Publik. http://anotetoaccountinglearner.blogspot.com/2017/04/analisis-
investasi-belanja-modal-di.html?m=1. 01 April 2017

Kementerian Keuangan. Pengertian Belanja Modal.


https://djpk.kemenkeu.go.id/?ufaq=apakah-yang-dimaksud-dengan-
belanja-modal.

Kristiani, Afrilin. (2018). Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belanja


Modal.
https://ocs.upnvj.ac.id/index.php/korelasi/2020/paper/viewFile/1070/211.

Murwani,Sri Ani. (2011). ANALISIS INVESTASI PADA SEKTOR PUBLIK.


http://jurnalwahana.aaykpn.ac.id/index.php/wahana/article/download/48/
pdf. 1 February 2011.

Mustari, Harri. Tugas Penilaian Investasi Sektor Publik.


https://www.scribd.com/document/102329578/Tugas-Penilaian-Investasi-
Sektor-Publik.

Nurjanah, Siti. (2018). Makalah Investasi Sektor Publik.


https://www.academia.edu/36206472/MAKALAH_INVESTASI_SEKTOR_
PUBLIK_Nama_kelompok.

Susanto, Nugroho. (2022). Penilaian Investasi Sektor Publik.


https://www.academia.edu/10765788/Penilaian_Investasi_Sektor_Publik.

Syaiful. Pengertian dan Perlakuan Akuntansi Belanja Barang dan Belanja Modal
dalam Kaidah Akuntansi. https://www.ksap.org/Riset&Artikel/Art16.pdf.

23
Utami, Sarda Devi Budi. (2021). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belanja
Modal.http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/downloa
d/3863/3874/. 4 April 2021.

24

Anda mungkin juga menyukai