Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN

SISTEM AKUNTANSI INVESTASI

Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Akuntansi Pemerintahan

Dosen Pengampu :
Daniel Nababan S.E., MACC.

Disusun oleh :
Mega Refiyani
NPM 0119101194

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat serta karunia yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan proposal penelitian dengan judul “Sistem Akuntansi
Investasi”. Ini ditujukan sebagai syarat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Pemerintahan.

Selama masa perkuliahan hingga penulisan proposal penelitian ini, penulis


telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dorongan dan bantuan baik secara
moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada Daniel Nababan S.E., MACC. selaku dosen dan
kedua orang tua yang sudah membantu memberikan dorongan bagi penulis.

Bandung, 26 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
1.3. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHSAN.......................................................................................... 3
2.1. Definisi akuntansi investasi............................................................ 3
2.2. Bentuk Investasi pemerintah.......................................................... 4
2.3. Klasifikasi Investasi pemerintah.................................................... 5
2.4. Pengakuan Investasi pemerintah................................................... 8
2.5. Pengukuran Investasi pemerintah.................................................. 9
2.6. Metode Penilaian Investasi pemerintah.........................................11
2.7. Pengakuan Hasil Investasi pemerintah..........................................12
2.8. Pelepasan dan Pemindahan Investasi pemerintah.........................12
2.9. Penyajian Investasi dalam Laporan kecil .....................................14
2.10. Pengungkapan investasi pemerintah.............................................14
2.11. Prosedur Akuntansi Investasi pemerintah.....................................16
2.12. Pengakuan Hasil Investasi pemerintah..........................................21
2.13. Ilustrasi Akuntansi Investasi.........................................................22
BAB III PENUTUP...............................................................................................26
3.1 Kesan...............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 27

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita
semua. Dunia globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi
membawa hal yang baik dan buruknya. Globalisasi juga telah berkembang
merambat kedunia perekonomian biasanya berupa  penanaman modal pada
suatu sektor industri. Setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi,
karena dengan investasi setiap orang dapat mempertahankan dan memperluas
basis kekayaannya yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial di masa
depannya.
Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah melakukan investasi,
misalnya dengan menabung dan sebagainya. Agar tak terjebak melakukan
investasi ke dalam portofolio ‘sampah’, atau bahkan ditipu oleh pihak yang tak
bertanggung jawab dengan iming-iming menarik, Anda harus mengedepankan
rasionalitas dan memahami betul resiko-resiko yang dihadapi dalam
berinvestasi. Karena banyak sekali jenis dari investasi tersebut .Jangan sampai
terbuai dengan iming-iming menarik yang tinggi, tapi uang Anda habis sia-sia.
Investasi pun banyak jenis dan macamnya jadi harus pandai melihat ke
sektor mana kita akan menanamkan saham kita. Peran penting sekali dari
beberapa pihak baik dari pemerintah dan tiap individu . Peran individu sangatlah
penting dalam berperan aktif karena  dapat mencegahnya harga barang yang tak
terkontrol. Pemerintah sebaiknya mengatur beberapa aturan tentang peraturan
penanaman modal, karena, sejak pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah pusat
terpaksa mengeluarkan kepres khusus mengenai penanaman modal karena
banyaknya kendala yang dihadapi oleh para investor yang ingin membuka usaha
di daerah, khususnya yang berkaitan dengan proses pengurusan izin usaha.
Investor seringkali dibebani oleh urusan birokrasi yang berbelit-belit sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama dan disertai dengan biaya tambahan yang
cukup besar.
1.2. Tujuan

1
1. Untuk memberikan Pemahaman lebih lanjut tentang Akuntansi Pemerintah
khusunya tentang Akuntansi Investasi.
2. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Pemerintah Yang
diharapakan mahasiswa baik masyarakat umum dapat memahaminya secara
mendalam.

1.3. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi akuntansi investasi?


2. Bagaimana Bentuk Investasi pemerintah?
3. Apa saja Klasifikasi Investasi pemerintah?
4. Bagaimana Pengakuan Investasi pemerintah?
5. Bagaimana Pengukuran Investasi pemerintah?
6. Bagaimana Metode Penilaian Investasi pemerintah?
7. Bagaimana Pengakuan Hasil Investasi pemerintah?
8. Bagaimana Pelepasan dan Pemindahan Investasi pemerintah?
9. Bagaimana Penyajian Investasi dalam Laporan kecil ?
10. Bagaimana Pengungkapan investasi pemerintah?
11. Bagaimana Prosedur Akuntansi Investasi pemerintah?
12. Bagaimana Pengakuan Hasil Investasi pemerintah?
13. Bagaimana Ilustrasi Akuntansi Investasi?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI INVESTASI

Investasi adalah kegiatan pemerintah yang menanamkan uangnya dalam


bentuk penyertaan modal atau pembelian surat utang dalam rangka memperoleh
manfaat ekonomi atau sosial. Seperti yang disebutkan dalam PSAP No. 6
Paragraf 6, investasi adalah aset yang dimasudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomi seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfat sosial, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan pada masyarakat.
Manfaat ekonomi dapat diperoleh dalam rangka meningkatkan pendapatan
pemerintah. Apabila berinvestasi dalam bentuk saham diharapkan akan diperoleh
pendapatan dividen, sedangkan apabila dalam bentuk surat hutang diharapkan
dapat diperoleh pendapatan bunga, sementara manfaat sosial yang dimaksud
dalam PSAP No. 6 Paragraf 6 adalah manfaat yang tidak dapat diukur langsung
dengan satuan uang namun berpengaruh pada peningkatan pelayanan pemerintah
pada masyarakat luas maupun golongan masyarakat tertentu. Hal ini menurut
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Modul Pelatihan Standar
Akuntansi Pemerintaha (2009) seperti tersedianya lapangan kerja bagi
masyarakat atau untuk menggerakkan ekonomi masyarakat.
Pada Modul Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang diterbitkan
Direktorat Jenderal Keuangan Daerah Kementrian Dalam negeri (2014) jelas
menyebutkan kalau investasi merupakan instrumen yang dapat digunakan oleh
pemerintah daerah untuk memanfaatkan surplus anggaran untuk memperoleh
pendapatan dalam jangka panjang dan memanfaatkan dana yang belum
digunakan untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas.

3
2.2 BENTUK INVESTASI
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Modul Pelatihan Standar
Akuntansi Pemerintahan (2009) menyebutkan bahwa fungsi pemerintah dalam
rangka peningkatan kesejateraan masyarakat perlu didukung dengan tersedianya
dana yang mencukupi. Oleh karena itu, pemerintah memungut pajak dan
pungutan lainnya dari masyarakat. Selain mengandalkan dana dari masyarakat
pemerintah dapat mengupayakan sendiri sumber penerimaan lain dengan dana
yang dikelolanya.
Dana yang dikelola pemerintah apabila terlalu sedikit akan mengalami
kesulitan keuangan, sebaliknya apabila terlalu banyak akan terdapat kas
menganggur (idle cash. Oleh karena itu, pelu dilakukan manajemen kas yang baik
agar tidak terjadi kekurangan kas dan apabila terdapat kas yang menganggur
dapat dimanfaatkan secara optimal. Dalam jangka panjang kelebihan dana
tersebut dapat dimanfaatkan untuk berinvestasi baik melalui instrumen utang
(pemberian pinjaman) atau melalui instrumen saham (penyertaan) baik dengan
cara membeli saham maupun mendirikan badan usaha milik negara/daerah.
Dalam melakukan investasi pemerintah tidak seperti perusahaan swasta.
Investasi pemerintah dibatasi oleh peraturan perundang-undangan, mengenai
bentuk, sifat, dan jenis-jenisnya. Investasi dapat dilakuakn untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Investasi jangka pendek dilakukan pada pasar uang,
sedangkan investasi jangka panjang dilakukan pada pasar modal. Investasi
pemerintah biasanya dilakukan dalam bentuk deposito, Sertifikat Bank Indonesia,
surat utang dan obligasi BUMN/BUMD, penyertaan pada BUMN/BUMD, atau
penyertaan pada badan usaha lainnya.
PSAP No.6 Paragraf 8 menyebut terdapat beberapa jenis investasi yang
dapat dibuktikan dengan sertifikat atau dokumen lain yang serupa. Hakikat suatu
investasi dapat berupa pembelian surat utang baik jangka pendek maupun janka
panjang (obligasi), serta instrumen ekuitas (saham).

4
2.3 KLASIFIKASI INVESTASI

Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan yang diterbitkan Komite


Standar Akuntansi Pemerintahan (2009) menjelaskan bahwa dalam rangka
akuntansi dan pelaporan set investasi pemerintah, investasi secara garis besar
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka
panajng. Investasi jangka pendek merupakan kemlompok aset lancar, sedangkan
investasi jangka panjang merupakan kelompok aset non lancar. Investasi jangka
pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk
dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang. Investasi jangka panjang adalah
investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan.
1. Investasi Jangka Pendek
Menurut PSAP No.6 Paragraf 10, investasi jangka pendek harus
memenuhi karakteristik, seperti dapat segera diperjualbelikan/dicairkan;
investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah
dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas, dan beresiko
rendah.
a. Dengan memperhatikan kriteria tersebut, paragraf selanjutnya dalam PSAP
No.6 menjelaskan bahwa pembelian surat-surat berharga yang beresiko
tinggi bagi pemerintah, karena dipengaruhi oleh fluktuasi harga pasar surat
berharga, tidak termasuk dalam investasi jangka pendek. c
Paragraf 12 PSAP No.6 menjelskan bahwa investasi yang dapat
digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain meliputi :
a. Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan/atau yang
dapat diperpanjang secara otomatis (resolving deposits).
b. Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh
pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia
(SBI).
2. Investasi Jangka Panjang
PSAP No.6 Paragraf 13-19 secara gamblang menjelaskan investasi jangka
panjang. Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman inestasinya,
yaitu permanen dan non permanen. Investasi permanen adalah investasi jangka
panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan, sedangkan

5
investasi nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan
untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.
Pengertian berkelanjutan adalah investasi yang dimaksudkan untuk
dimiliki terus menerus tanpa ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik
kembali. Sedangkan pengertian tidak berkelanjutan adalah kepemilikan
imvestasi yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan, dimaksudkan
untuk tidak dimiliki terus menerus atau ada niat untuk memperjualbelikan atau
menarik kembali.
Investasi permanen yang dilakukan olehpemerintah adalah investasi yang
tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan dividen
dan/atau pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang dan/atau menjaga
hubungan kelembagaan. Investasi permanen dapat juga berupa :
a. Penyertaan modal pemerintah pada perusahaan negara/daerah, badan
internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara.
Penyertaan modal pemerintah dapat berupa surat berharga (saham) pada
suatu perseroan terbatas dan non surat berharga yaitu kepemilikan modal
bukan dalam bentuk saham pada perusahaan yang bukan perseroan.
b. Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk
menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat. Investasi ini merupakan bentuk investasi yang tidak bisa
dimasukkan ke kelompok penyertaan modal, surat obligasi jangka panjang
yang dibeli oleh pemerintah, dan penanaman modal dalam proyek
pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga, misalnya
investasi dalam properti yang tidak tercakup dalam pernyataan ini.
Investasi nonpermanen yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain dapat
berupa :
a. Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan
untuk dimiliki sampai dengan tanggal jatuh temponya oleh pemerintah.
b. Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan
kepada pihak ketiga.
c. Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat
seperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat.

6
d. Investasi nonpermanen lainnya, yang sifatnya tidak dimakdsudkan untuk
dimiliki pemerintah secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang
dimaksudkan untuk penyehatan/penyematan perekonomian.

Tampilan 7.1 Klasifikasi Investasi

INVESTASI

INVESTASI INVESTASI
JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG

INVESTASI NON INVESTASI


PERMANEN PERMANEN

7
2.4 PENGAKUAN INVESTASI
Investasi kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan
perubahan piutang menjadi investasi menurut PSAP No.6 Paragraf 20 dan 21
dapat diakui sebagai investasi apabila memenuhi kriteria sebagai berikut.
a. Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa
yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah.
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai
(relieble).
Dalam menentukan apakah suatu pengeluaran kas dan/atau aset,
penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan perubahan piutang menjadi
investasi memenuhi kriteria pengakuan investasi yang pertama, entitas perlu
mengkaji tingkat kepastian mengalirnya manfaat ekonomi dan manfaat sosial
atau jasa potensial dimasa yang akan datang berdasarkan bukti-bukti yang
tersedia pada saat pengakuan yang pertama kali. Eksistensi dari kepastian yang
cukup bahwa manfaat ekonomi yang akan datang atau jasa potensial yang akan
diperoleh memerlukan sutau jaminan bahwa entitas akan memeperoleh manfaat
dari aset tersebut dan akan mennaggung resiko yang mungkin timbul.
Menurut Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Modul Pelatihan
Standar Akuntansi Pemerintahan (2009), nilai perolehan atau nilai wajar investasi
dapat diukur secara memadai (reliable), biasanya dapat dipenuhi karena adanya
transaksi pertukaran atau pembelian yang didukung dengan bukti yang
menyatakan/mengidentifikasikan biaya perolehannya. Dalam hal tertentu, sutau
investasi mungkin diperoleh bukan berdasarkan biaya perolehan atau berdasarkan
nilai wajar pada tanggal perolehan. Dalam kasus yang demikian penggunaan nilai
estimasi yang layak dapat digunakan.
Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai
pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan
realisasi anggaran, sedangkan pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka
panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.

8
2.5 PENGUKURAN INVESTASI
PSAP No.2 Paragraf 23-35 dikatakan untuk beberapa jenis investasi,
terda[at pasar aktif yang dapat membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang
demikian, nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar.
Sedangkan, untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat
dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya.
Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan
obligasi jangka pendek (efek), dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan
investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara
jual beli, jasa bank, dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan
tersebut. Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya
perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar investasi pada tanggal
perolehannya, yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, maka
investasi dinilai berdasarkan nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk
memperoleh investasi tersebut. Investasi jangka pendek dalam bentuk nonsaham,
misalnya dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal
deposito tersebut.
Investasi jangka panjang yang bersifat permanen, misalnya penyertaan
modal pemerintah, dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi
investasi itu sendiri ditambah biaya itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul
dalam rangka perolehan investasi tersebut.
Namun, investasi nonpermanen, misalnya, dalam bentuk pembelian
obligasi jangka panjang dan investasi yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki
berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehanya. Investasi nonpermanen yang
dimaksukan untuk penyehatan/ penyelamatan perekonomian, misalnya dana
talangan dalam rangka penyehatan perbankan, dinilai sebesar nilai bersih yang
dapat direalisasikan.
Investasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal diproyek-proyek
pembangunan pemerintah (seperti proyek PIR) dinilai sebesar biaya
pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk pernecanaan dan biaya lain
yang diekluarkan dalam rangka penyelesaian proyek sampai proyek tersebut
diserahkan ke pihak ketiga.

9
Apabia investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset peerintah,
maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah dalah sebesar biaya perolehan,
atau nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada.
Harga perolehan investasi dalam valuta asing yang dibayar deangan mata
uang asing yang sama harus dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai
tukar (kurs tengah bank sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi.
Diskonto atau premi pada pembelian investasi diamortisasi selama periode
dari pembelian sampai saat jatuh tempo, sehingga hasil yang konstan diperoleh
dari investasi tersebut. Diskonto atau premi yang diamortiasi tersebut dikreditan
atau didebitkan pada pendapatan bunga, sehingga merupakan penambahan atau
pengurangan dari nilai tersebut (carrying value) investasi tersebut.

ILUSTRASI PENGUKURAN INVESTASI


Pemda A membeli obligasi PT.B sebanyak 25.000 lembar obligasi dengan
suku bunga 7,5%, tanggal kupon 1 Juni dan 1 Oktober dengan harga nominal
@Rp 12.500 dan harga beli @Rp10.000. obligasi tersebut akan jatuh tempo pada
tahun 2016. Biaya komisi dan administrasi 2,5% dari nilai nominal. Pemda A
mencatat investasinya dalam obligasi sebesar Rp 257.812.500 dengan
perhitungan :
25.000 lembar x @Rp 10.000 = Rp 250.000.000
Biaya komisi dan administrasi
2,5% x 25.000 lembar x Rp 12.500 = Rp 7.812.500
Jumlah = Rp 257.812.500

10
2.6 METODE PENILAIAN INVESTASI
Menurut PSAP No. 06 Paragraf 36, penilaian investasi pemerintah
dilakukan dengan tiga metode, yaitu :
a. Metode Biaya
Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya
perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang
diterima dan tidak memengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan
hukum yang terkait. Penghasilan tersebut diakui sebagai pendapatn dari bagian
laba atas penyertaan modal (hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan).
b. Metode ekuitas
Metode ekuitas adalah suatu metode penilaian yang mengakui
penurunan atau kenaikan nilai investasi sehubungan dengan adanya laba/rugi
badan usaha yang menerima investasi (investee), proporsional terhadap
besarnya saham atau pengendalian yang dimiliki pemerintah. Dengan
menggunakan metode ekuitas, pemerintah mencatat investasi awal sebesar
biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rigi
pemerintah setelah tanggal perolehan. Bagian laba setelah dividen dalam
bentuk saham yang diterima pemerintah akan mengurangi nilai investasi
pemerintah. Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk
mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah, misalnya adanya
perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi asset tetap.
c. Metode Nilai Bersih yang Dapat Direalisasikan
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama
untuk kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.
Penggunaan metode-metode tersebut menurut paragraf 37 PSAK No 6
didasarkan pada kriteria sebagai berikut.
a. Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya
b. Kepemilikan 20% sampai 50% atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi
memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas
c. Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas
d. Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih
yang direalisasikan

11
Komite standar akuntansi pemerintahan dalam Modul Pelatihan
Standar Akuntansi Pemerintahan (2009) menegaskan bahwa metode biaya dan
metode ekuitas digunakan untuk pengukuran nilai investasi atas investasi
permanen, sedangkan metode nilai bersih yang dapat direalisasikam digunakan
untuk pengukuran nilai investasi nonpermanen.
Paragraf 38 PSAP No 6 mengatakan bahwa dalam kondisi tertentu,
kriteria besarnya persentase kepemilikan saham bukan merupakan factor yang
menentukan dalam pemilihan metode penilaian investasi, tetapi yang lebih
menentukan adalah tingkat pengaruh ( the degree of influence ) atau
perusahaan investee, antara lain :
a. Kemampuan memengaruhi komposisi dewan komisaris
b. Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi
c. Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi perusahaan
investee
d. Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam rapat/
pertemuan dewan direksi.
2.7 PENGAKUAN HASIL INVESTASI
Menurut PSAP No 6 Paragraf 39 dan 40, hasil investasi yang diperoleh dari
investasi jangka pendek, antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi, dan
dividen tunai (cash dividend) diakui pada saat diperoleh dan dicatat sebagai
pendapatan.
Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal
pemerintah yang pencatatannya menggunakan metode biaya, dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi. Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas,
bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh oleh pemerintah dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah. Dividen
dalam bentuk saham yang iterima tidak akan menambah nilai investasi
pemerintah.

2.8 PELEPASAN DAN PEMINDAHAN INVESTASI


Dalam PSAP No 6 Paragraf 41 dikatakan bahwa pelepasan investasi
pemerintah dapat terjadi karena penjualan, pelepasan hak karena peraturan
pemerintah, dan lain sebagainya.

12
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Modul Pelatihan Standar
Akuntansi Pemerintahan (2009) menegaskan bahwa penerimaan dari penjualan
investasi jangka pendek yang berasal dari manajemen kas diakui sebagai
penerimaan kas pemerintah. Penerimaan dari pelepasan investasi ini tidak
dilaporkan sebagai pendapatan atau pembiayaan dalam laporan realisasi
anggaran. Penerimaan ini dilaporkan dalam laporan arus kas dari aktivitas
operasi. Sedangkan, penerimaan dari pelepasan investasi jangka Panjang diakui
sebagai penerimaan pembiayaan. Pelepasan investasi pemerintah dapat dilakukan
hanya terhadap sebagian investasi. Apabila pelepasan hanya dilakukan untuk
sebagian investasi maka nilai investasi yang dilepas dihitung menggunakan nilai
rata-rata dari investasi tersebut. Nilai rata-rata diperoleh dengan cara membagi
total nilai investasi terhadap jumlah saham yang dimiliki oleh pemerintah.
Pemindahan pos investasi dapat berupa reklasifikasi investasi jangka Panjang
menjadi investasi jangka pendek, asset tetap, asset lain-lain dan sebaliknya.
PSAP No 6 Paragraf 42 dengan tegas menyatakan bahwa perbedaan antara
hasil pelepasan investasi dengan nilai tercatatnya harus dibebankan atau
dikreditkan pada keuntungan/rugi pelepasan investasi. Keuntungan/rugi
pelepasan investasi disajikan dalam laporan operasional.

13
2.9 PENYAJIAN INVESTASI DALAM LAPORAN KEUANGAN
Komite standar akuntansi pemerintah dalam modul pelatihan standar
akuntansi pemerintahan (2009) menyebut investasi disajikan sesuai dengan
klasifikasi investasi. Investasi jangka pendek disajikan pada pos asset lancer di
neraca, sedangkan investasi jangka Panjang disajikan pada pos investasi jangka
Panjang sesuai dengan sifatnya, baik yang bersifat permanen maupun yang
nonpermanent.
Berdasarkan PP No 24 Tahun 2005, dalam akuntansi pemerintah digunakan
pendekatan “self balancing group of account”, sehingga setipa akun dineraca
mempunyai akun pasangan masing-masing. Investasi jangka pendek yang berasal
dari manajemen kas mempunyai pasangan akun SILPA dan investasi jangka
Panjang mempunyai pasangan diinvestasikan dalam investasi jangka Panjang.
Investasi jangka pendek yang disajikan pada aset lancar disajikan pula dengan
jumlah yang sama pada pos ekuitas dana lancar pada akun SILPA. Investasi
jangka Panjang yang disajikan pada pos investasi jangka panjang disajikan pula
dengan jumlah yang sama pada akun diinvestasikan dalam investasi jangka
panjang pada kelompok ekuitas dana investasi. Namun, berdasarkan PP No 71
Tahun 2010 pendekatan self balancing group of account tidak digunakan lagi.

2.10 PENGUNGKAPAN INVESTASI


Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah
berkaitan dengan investasi pemerintah menurut PSAP No 6 Paragraf 43, anatara
lain :
a. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi
b. Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanent
c. Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka
Panjang
d. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut
e. Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alas an penerapannya
f. Perubahan pos investasi

Ilustrasi berikut merupakan contoh pengungkapan investasi


INVESTASI

14
Investasi berjumlah Rp. 810.000.000 ( delapan ratus sepuluh juta rupiah ) terdiri
dari :
NO URAIAN 2013 2014

1 Investasi jangka pendek Rp. 0 Rp. 100.000.000

Investasi jangka
2. Rp. 700.000 Rp. 710.000.000
Panjang

Investasi jangka pendek sejumlah Rp. 100.000.000 merupakan deposito


pemerintah kabupaten jaya artha di bank mandala yang akan jatuh tempo pada
tanggal 30 Juni 2015 atau 6 bulan yang akan datang. Investasi jangka pendek ini
dicatat berdasarkan harga perolehan.
Investasi jangka Panjang berjumlah Rp. 710.000.000 adalah investasi permanen
berupa penyertaan modal di perusahaan-perusahaan daerah, yang terdiri dari :
NO URAIAN 2013 2014

PT. ADIDAYA
1 Rp. 300.000.000 Rp. 360.000.000
PURNAMA

2. PT. CITRA PANDAWA Rp. 350.000.000 Rp. 350.000.000

Investasi di PT. Adidaya Purnama bertambah Rp. 60.000.000 karena adanya laba
di PT. Adidaya Purnama pada tahun 2013 sebesar Rp. 100.000.000. Pemerintah
Kabupaten Jaya Artha mendapatkan bagian keuntungan sebesar Rp. 60.000.000,
karena investasi di PT. Adidaya Purnama dinilai berdasarkan media ekuitas yang
mana kepemilikan pemerintah kabupaten jaya artha pada PT. Adidaya Purnama
adalah 60%.
Investasi di PT. Citra pandawa tetap berjumlah Rp. 350.000.000, meskipun
terdapat laba tahun 2013 sebesar Rp. 50.000.000. investasi di PT. Citra pandawa
dinilai berdasarkan metode ekuitas karena kepemilikan pemerintah kabupaten
jaya artha pada PT. citra pandawa adalah sebesar 18%

15
2.11 PROSEDUR AKUNTANSI INVESTASI
Saldo normal rekening buku besar investasi adalah saldo debit. Artinya
rekening ini akan bertambah apabila ada transaksi yang mendebitnya, sebaliknya
akan berkurang bila ada transaksi yang mengkreditnya.
1. Fungsi-fungsi yang terkait
Berikut fungsi-fungsi yang terkait pada prosedur akuntansi investasi jangka
Panjang berdasarkan permendagri No 13 Tahun 2006
a. Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
b. Pejabat pelaksana teknis kegiatan
c. Bendahara pengeluaran/pembantu bendahara pengeluaran
d. Pejabat penatausahaan keuangan SKPD
e. Bagian penanggungjawab investasi
f. Bendahara umum daerah/kuasa bendahara umum daerah
2. Dokumen yang digunakan
Berikut dokumen yang digunakan dalam akuntansi asset dan menjadi dasar dalam
pencatatan aset berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006
a. Surat perintah membayar (SPM) dan surat perintah pencairan dana (SP2D)
b. Dokumen investasi
c. Memo penyesuaian
d. Laporan posisi investasi daerah
3. Jurnal standar
a. Investasi nonpermanen
1) Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Pemerintah daerah
lainnya
Pinjaman yang diberikan pemerintah daerah kepada
BUMN/BUMD/Pemerintah pusat/pemerintah daerah lainnya dimasukkan
ke dalam kelompok investasi, yakni pinjaman kepada
BUMN/BUMD/Pemerintah pusat/pemerintah daerah lainnya, dan pinjaman
tersebut dikembalikan atau di bayar dalam jangka Panjang. Transaksi
pemberian pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah pusat/pemerintah
daerah lainnya termasuk transaksi pengeluaran pembiayaan.
Berikut jurnal atas transaksi pemberiaan pinjaman kepada
BUMN/BUMD/Pemerintah pusat/pemerintah daerah lainnya.
Laporan Operasional
16
Tanggal Uraian Debit Kredit

Pinjaman kepada BUM xxx


Kas di kas daerah xxx

Laporan Realisasi Anggaran

Tanggal Uraian Debit Kredit

Pengeluaran pembiayaan
pinjaman kepada BUMD xxx
Estimasi perubahan SAL xxx

2) Investasi dalam obligasi/surat utang negara (SUN)


Menurut bulletin teknis No 2 tentang penyusunan neraca awal
pemerintah daerah, investadi dalam obligasi yang dimaksud disini adalah
pembelian obligasi yang dimaksudkan untuk dimiliki dalam jangka waktu
lebih dari 12 bulan, misalnya suatu pemerintah daerah membeli obligasi
yang diterbitkan oleh pemerintah pusat, maka pemerintah daerah yang
bersangkutan mempunyai investasi pada pemerintah pusat sebesar nilai
nominal obligasi. Transaksi investasi dalam obligasi/surat utnag negara
(SUN) termasuk transaksi pengeluaran pembiayaan.
Berikut jurnal atas transaksi investasi dalam obligasi/surat utang negara
(SUN)
Laporan Operasional

Tangga Uraian Debit Kredit


l

Investasi dalam surat utang


negara xxx
Kas di kas daerah xxx

Laporan Operasional

17
Tangga Uraian Debit Kredit
l

Pengeluaran pembiayaan
pembelian SUN xxx
Estimasi perubahan SAL xxx

3) Investasi dalam proyek pembangunan


Menurut bulletin teknis No 2 tentang penyusunan neraca awal
pemerintah daerah, penyertaan modal dalam proyek pembangunan adalah
akumulasi dana yang yang dikeluarkan untuk proyek yang dilaksanakan
dengan maksud untuk mengalihkan sepenuhya atau sebagian kepemilikan
proyek tersebut kepada pihak ketiga setelah proyek mencapai tingkat
penyelesaian tertentu. Contoh proyek pembangunan adalah proyek
perkebunan inti rakyat.
Penyertaan modal dalam proyek pembangunan dibukukan berdasarkan
harga perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk
memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut. Harga perolehan
investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalam mata uang rupiah
dengan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal transaksi.
Berikut jurnal atas transaksi investasi dalam proyek pembangunan

Laporan Operasional

Tangga Uraian Debit Kredit


l

Investasi dalam proyek


pembangunan xxx
Kas di kas daerah xxx

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit

18
Pengeluaran Pembiayaan –
Investasi dalam Proyek XXX
Pembangunan
Estimasi Perubahan SAL XXX

4) Investasi Nonpermanen Lainnya


Investasi nonpermanen lainnya merupakan investasi yang dimaksudkan
untuk dimiliki pemerintah daerah secara tidak berkelanjutan seperti
penyertaan modal yang dimaksudkan untuk upaya penyehatan /
penyelamatan perekonomian.

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Invesatsi Nonpermanen lainnya XXX

Kas di Kas Daerah XXX

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Pengeluaran Pembiayaan – XXX
Investasi Nonpermanen lainnya
Estimasi Perubahan SAL XXX

b. Investasi Permanen
1) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Menurut Buletin Teknis No. 2 tentang Penyusunan Neraca Awal


Pemerintah Daerah, untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,
pemerintah daerah dapat membentuk perusahaan daerah yang asetnya
dikelola secara terpisah. Pada pembentukan perusahaan, pemerintah
menyetorkan modal tertentu dan hal tersebut dinyatakan dalam akte

19
pendirian perusahaan. Penyertaan modal pemerintah menggambarkan
jumlah yang dibayar oleh pemerintah untuk penyertaan modal dalam
perusahaan negara atau daerah. Suatu perusahaan dapat disebut sebagai
perusahaan daerah jika pemerintah daerah memiliki mayoritas atau lebih dari
51% perusahaan yang dimaksud. Walau kepemilikan pemerintah hanya
sebagian kecil saja, namun punya hak yang memberi kendali secara
mayoritas, maka kepemilikan pemerintah daerah dapat dikategorikan dalam
investasi jenis ini. Penyertaan modal pemerintah dicatat sebesar harga
perolehan jika kepemilikan kurang dari 20% dan tidak memiliki kendali
yang signifikan. Kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki kendali yang
signifikan dan kepemilikan 20% atau lebih yang dicatat secara proporsional
dari nilai ekuitas yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan /
lembaga yang dimaksud.
Nilai penyertaan modal pemerintah daerah dapat diketahui dari
peraturan daerah, akte pendirian perusahaan beserta perubahannya, beserta
bukti setoran modal yang telah dilakukan oleh pemerintah. Untuk pencatatan
dengan metode ekuitas, nilai penyertaan modal pemerintah daerah dihitung
dari nilai ekuitas yang ada di laporan keuangan perusahaan yang
bersangkutan dilakukan dengan persentase kepemilikan. Informasi mengenai
penyertaan modal ini pada pemerintah daerah dapat diperoleh di unit
menangani penyertaan modal pemerintah daerah.
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan terkait
dengan penyertaan modal pemerintah daerah, antara lain adalah nilai dan
jenis masing-masing penyertaan serta kebijakan akuntansi yang diterapkan.
Berikut jurnal atas transaksi penyertaan modal pemerintah daerah.

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Penyertaan Modal Pemerintah XXX
Daerah
Kas di Kas Daerah XXX

Laporan Realisasi Anggaran

20
Tanggal Uraian Debit Kredit
Pengeluaran Pembiayaan –
Penyertaan Modal Pemerintah XXX
Daerah
Estimasi Perubahan SAL XXX

2) Investasi Permanen Lainnya

Menurut Buletin Teknis No. 2 tentang Penyusunan Neraca Awal


Pemerintah Daerah, investasi permanen yang tidak dapat dimasukkan ke
dalam kategori penyertaan modal pemerintah daerah diklasifikasikan sebagai
investasi permanen lainnya. Investasi ini dicatat sebesar harga perolehan
termasuk biaya tambahan lainnya yang dibutuhkan untuk memperolehnya.
Berikut jurnal atas transaksi investasi permanen lainnya.

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Investasi Permanen lainnya XXX

Kas di Kas Daerah XXX

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Pengeluaran Pembiayaan – XXX
Investasi Permanen lainnya
Estimasi Perubahan SAL XXX

2.12 PENGAKUAN HASIL INVESTASI

Berdasarkan PSAP No. 6 Paragraf 39-40 dapat disimpulkan bahwa hasil


investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, antara lain berupa bunga
deposito, bunga obligasi, dan dividen tunai (cash dividend), diakui pada saat
diperoleh dan dicatat sebagai pendapatan.

21
Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal
pemerintah yang pencattannya menggunakan metode biaya, dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi. Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas,
bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh oleh pemerintah dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah. Dividen
dalam bentuk saham yang diterima tidak akan menambah nilai investasi
pemerintah.

2.13 ILUSTRASI AKUNTANSI INVESTASI

1. Pengeluaran Pembiayaan untuk Investasi


Pencatatan investasi hanya terdapat di PPKD. Perncanaan akuntansi untuk
investasi terdiri dari dua kali pencatatan, yaitu untuk keperluan penyusunan
neraca dan laporan operasional serta penyusunan LRA. Pencatatan untuk
investasi,diawali pada saat terjadi pengeluaran pembiayan investasi. Pencatatan
untuk keperluan penyusunan neraca dan laporan operasional adalah investasi
bertambah di sisi debit dan Kas di Kas Daerah berkurang di sisi kredit.
Sementara pencatatan untuk keperluan penyusunan LRA adalah pengeluaran
pembiayaan – investasi bertambah di sisi debit dan estimasi perubahan SAL
berkurang di sisi kredit.
Misalnya, pada tanggal 5 Juni 2014, pemerintah daerah menginvestasikan
dananya di salah satu perusahaan daerah sebesar Rp 12.000.000,-
Berikut jurnal atas transaksi investasi di PPKD.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
5 Juni 2014 Investasi Rp 12.000.000,-
Kas di Kas Daerah Rp 12.000.000,-

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
5 Juni 2014 Pengeluaran Rp 12.000.000,-
Pembiayaan –
Investasi

22
Estimasi Perubahan
Rp 12.000.000,-
SAL

2. Penerimaan Hasil Investasi Jangka Panjang


Pada tanggal 5 Juni 2014, Pemerintah Daerah Kabupaten Cakrawala Dirgantara
menginvestasikan dana di salah satu perusahaan daerah sebesar Rp 12.000.000,-
Pada tanggal 31 Desember 2014, perusahaan daerah tersebut mengumumkan laba
sebesar Rp 1.000.000,- dan membagikan dividen tunai sebesar Rp 60.000,-
Dengan asumsi kepemilikan Pemerintah Daerah Kabupaten Cakrawala
Dirgantara di perusahaan daerah tersebut adalah 50%, maka berikut jurnal yang
diperlukan :
a. Metode Ekuitas
Berikut jurnal atas aktivitas pengumuman laba di PPKD.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Des 2014 Investasi di Perusahaan
Rp 500.000,- *
Derah
Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan-
Rp 500.000,-*
LO
*Rp 500.000 = 50% x
Rp 1.000.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Tidak Ada Jurnal

Berikut jurnal atas aktivitas pembagian dividen di PPKD

Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Des 2014 Kas di Kas Daerah Rp 30.000,- *
Investasi Rp 30.000,- *

23
*Rp 30.000 = 50% x
Rp 60.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Des 2014 Estimasi Perusahan SAL Rp 30.000,- *
Pendapatan Hasil Rp 30.000,- *
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan-
LRA
*Rp 30.000 = 50% x
Rp 60.000

b. Metode Biaya
Berikut junal atas aktivitas pengumuman laba di PPKD.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Des 2014 Piutang Lainnya Rp 500.000,- *
Pendapatan Hasil Rp 500.000,- *
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan-
LO

*Rp 500.000 = 50% x


Rp 1.000.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
Tidak Ada Jurnal

Berikut junal atas aktivitas pembagian dividen di PPKD.


Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit

24
31 Des 2014 Kas di Kas Daerah Rp 30.000,- *
Piutang Lainnya Rp 30.000,- *

*Rp 30.000 = 50% x


Rp 60.000

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Des 2014 Estimasi Perusahan SAL Rp 30.000,- *
Pendapatan Hasil Rp 30.000,- *
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan-
LRA

*Rp 30.000 = 50% x Rp


60.000

3. Pelepasan Investasi
Melanjutkan contoh sebelumnya, apabila pada awal tahun 2015 semua investasi
di perusahaan daerah ditarik kembali dengan harga pasar Rp 12.000.000,-
Berikut jurnal atas transaksi pelepasan investasi di PPKD.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
2 Jan 2015 Kas di Kas Daerah Rp 12.000.000,- *
Defisit Pelepasan Aset Rp 470.000,- ***
Investasi Rp 12.470.000,- **

Laporan Realisasi Anggaran


Tanggal Uraian Debit Kredit
2 Jan 2015 Estimasi Perusahan SAL Rp 12.000.000,- *
Penerimaan Pembiayaan
– Hasil Pengelolaan
Rp 12.000.000,- *
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan - LRA

Ketetangan :

25
* Harga pasar investasi = Rp 12.000.000,-
** Nilai buku investasi = Rp 12.000.000,- + Rp 500.000,- -
Rp 30.000,- = Rp 12.470.000,-
** Defisit penjualan aset = Nilai buku investasi – Harga pasar investasi
* = Rp 12.470.000,- - Rp 12.000.000,-
= Rp 470.000,-

26
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Investasi adalah penggunaan suatu aktiva untuk pertumbuhan kekayaan


(accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga,
royalti,dividen dan uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat
lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui
hubungan perdagangan. Terdapat dua jenis investasi yakni investasi jangka
pendek dan investasi jangka panjang.

Investasi lancar atau investasi jangka pendek merupakan investasi yang


dapat segera dicairkan dan dimaksudkan dimiliki selama setahun atau kurang.
Investasi jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk
memperoleh pendapatan tetap dan untuk menguasai atau mengendalikan
perusahaan tersebut.

Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk
deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.Investasi
jangka panjang yang bersifat permanen misalnya penyertaan modal pemerintah,
dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri
ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut.

27
DAFTAR PUSTAKA
 Ridwan, Muhammad, 2004, Manajemen Baitul Maal wa Tamwil, Yogyakarta :
UII Press
 MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN "AKUNTANSI
INVESTASI" | Mira Agustin - Academia.edu
 Mata Kuliah: PSAP NO. 06 MAKALAH AKUNTANSI INVESTASI
(nurfasihah29.blogspot.com)

28

Anda mungkin juga menyukai