Dosen Pengampu :
Daniel Nababan S.E., MACC.
Disusun oleh :
Mega Refiyani
NPM 0119101194
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat serta karunia yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan proposal penelitian dengan judul “Sistem Akuntansi
Investasi”. Ini ditujukan sebagai syarat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Pemerintahan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
1.3. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHSAN.......................................................................................... 3
2.1. Definisi akuntansi investasi............................................................ 3
2.2. Bentuk Investasi pemerintah.......................................................... 4
2.3. Klasifikasi Investasi pemerintah.................................................... 5
2.4. Pengakuan Investasi pemerintah................................................... 8
2.5. Pengukuran Investasi pemerintah.................................................. 9
2.6. Metode Penilaian Investasi pemerintah.........................................11
2.7. Pengakuan Hasil Investasi pemerintah..........................................12
2.8. Pelepasan dan Pemindahan Investasi pemerintah.........................12
2.9. Penyajian Investasi dalam Laporan kecil .....................................14
2.10. Pengungkapan investasi pemerintah.............................................14
2.11. Prosedur Akuntansi Investasi pemerintah.....................................16
2.12. Pengakuan Hasil Investasi pemerintah..........................................21
2.13. Ilustrasi Akuntansi Investasi.........................................................22
BAB III PENUTUP...............................................................................................26
3.1 Kesan...............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 27
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita
semua. Dunia globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi
membawa hal yang baik dan buruknya. Globalisasi juga telah berkembang
merambat kedunia perekonomian biasanya berupa penanaman modal pada
suatu sektor industri. Setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi,
karena dengan investasi setiap orang dapat mempertahankan dan memperluas
basis kekayaannya yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial di masa
depannya.
Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah melakukan investasi,
misalnya dengan menabung dan sebagainya. Agar tak terjebak melakukan
investasi ke dalam portofolio ‘sampah’, atau bahkan ditipu oleh pihak yang tak
bertanggung jawab dengan iming-iming menarik, Anda harus mengedepankan
rasionalitas dan memahami betul resiko-resiko yang dihadapi dalam
berinvestasi. Karena banyak sekali jenis dari investasi tersebut .Jangan sampai
terbuai dengan iming-iming menarik yang tinggi, tapi uang Anda habis sia-sia.
Investasi pun banyak jenis dan macamnya jadi harus pandai melihat ke
sektor mana kita akan menanamkan saham kita. Peran penting sekali dari
beberapa pihak baik dari pemerintah dan tiap individu . Peran individu sangatlah
penting dalam berperan aktif karena dapat mencegahnya harga barang yang tak
terkontrol. Pemerintah sebaiknya mengatur beberapa aturan tentang peraturan
penanaman modal, karena, sejak pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah pusat
terpaksa mengeluarkan kepres khusus mengenai penanaman modal karena
banyaknya kendala yang dihadapi oleh para investor yang ingin membuka usaha
di daerah, khususnya yang berkaitan dengan proses pengurusan izin usaha.
Investor seringkali dibebani oleh urusan birokrasi yang berbelit-belit sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama dan disertai dengan biaya tambahan yang
cukup besar.
1.2. Tujuan
1
1. Untuk memberikan Pemahaman lebih lanjut tentang Akuntansi Pemerintah
khusunya tentang Akuntansi Investasi.
2. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Pemerintah Yang
diharapakan mahasiswa baik masyarakat umum dapat memahaminya secara
mendalam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 BENTUK INVESTASI
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Modul Pelatihan Standar
Akuntansi Pemerintahan (2009) menyebutkan bahwa fungsi pemerintah dalam
rangka peningkatan kesejateraan masyarakat perlu didukung dengan tersedianya
dana yang mencukupi. Oleh karena itu, pemerintah memungut pajak dan
pungutan lainnya dari masyarakat. Selain mengandalkan dana dari masyarakat
pemerintah dapat mengupayakan sendiri sumber penerimaan lain dengan dana
yang dikelolanya.
Dana yang dikelola pemerintah apabila terlalu sedikit akan mengalami
kesulitan keuangan, sebaliknya apabila terlalu banyak akan terdapat kas
menganggur (idle cash. Oleh karena itu, pelu dilakukan manajemen kas yang baik
agar tidak terjadi kekurangan kas dan apabila terdapat kas yang menganggur
dapat dimanfaatkan secara optimal. Dalam jangka panjang kelebihan dana
tersebut dapat dimanfaatkan untuk berinvestasi baik melalui instrumen utang
(pemberian pinjaman) atau melalui instrumen saham (penyertaan) baik dengan
cara membeli saham maupun mendirikan badan usaha milik negara/daerah.
Dalam melakukan investasi pemerintah tidak seperti perusahaan swasta.
Investasi pemerintah dibatasi oleh peraturan perundang-undangan, mengenai
bentuk, sifat, dan jenis-jenisnya. Investasi dapat dilakuakn untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Investasi jangka pendek dilakukan pada pasar uang,
sedangkan investasi jangka panjang dilakukan pada pasar modal. Investasi
pemerintah biasanya dilakukan dalam bentuk deposito, Sertifikat Bank Indonesia,
surat utang dan obligasi BUMN/BUMD, penyertaan pada BUMN/BUMD, atau
penyertaan pada badan usaha lainnya.
PSAP No.6 Paragraf 8 menyebut terdapat beberapa jenis investasi yang
dapat dibuktikan dengan sertifikat atau dokumen lain yang serupa. Hakikat suatu
investasi dapat berupa pembelian surat utang baik jangka pendek maupun janka
panjang (obligasi), serta instrumen ekuitas (saham).
4
2.3 KLASIFIKASI INVESTASI
5
investasi nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan
untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.
Pengertian berkelanjutan adalah investasi yang dimaksudkan untuk
dimiliki terus menerus tanpa ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik
kembali. Sedangkan pengertian tidak berkelanjutan adalah kepemilikan
imvestasi yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan, dimaksudkan
untuk tidak dimiliki terus menerus atau ada niat untuk memperjualbelikan atau
menarik kembali.
Investasi permanen yang dilakukan olehpemerintah adalah investasi yang
tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan dividen
dan/atau pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang dan/atau menjaga
hubungan kelembagaan. Investasi permanen dapat juga berupa :
a. Penyertaan modal pemerintah pada perusahaan negara/daerah, badan
internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara.
Penyertaan modal pemerintah dapat berupa surat berharga (saham) pada
suatu perseroan terbatas dan non surat berharga yaitu kepemilikan modal
bukan dalam bentuk saham pada perusahaan yang bukan perseroan.
b. Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk
menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat. Investasi ini merupakan bentuk investasi yang tidak bisa
dimasukkan ke kelompok penyertaan modal, surat obligasi jangka panjang
yang dibeli oleh pemerintah, dan penanaman modal dalam proyek
pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga, misalnya
investasi dalam properti yang tidak tercakup dalam pernyataan ini.
Investasi nonpermanen yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain dapat
berupa :
a. Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan
untuk dimiliki sampai dengan tanggal jatuh temponya oleh pemerintah.
b. Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan
kepada pihak ketiga.
c. Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat
seperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat.
6
d. Investasi nonpermanen lainnya, yang sifatnya tidak dimakdsudkan untuk
dimiliki pemerintah secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang
dimaksudkan untuk penyehatan/penyematan perekonomian.
INVESTASI
INVESTASI INVESTASI
JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG
7
2.4 PENGAKUAN INVESTASI
Investasi kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan
perubahan piutang menjadi investasi menurut PSAP No.6 Paragraf 20 dan 21
dapat diakui sebagai investasi apabila memenuhi kriteria sebagai berikut.
a. Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa
yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah.
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai
(relieble).
Dalam menentukan apakah suatu pengeluaran kas dan/atau aset,
penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan perubahan piutang menjadi
investasi memenuhi kriteria pengakuan investasi yang pertama, entitas perlu
mengkaji tingkat kepastian mengalirnya manfaat ekonomi dan manfaat sosial
atau jasa potensial dimasa yang akan datang berdasarkan bukti-bukti yang
tersedia pada saat pengakuan yang pertama kali. Eksistensi dari kepastian yang
cukup bahwa manfaat ekonomi yang akan datang atau jasa potensial yang akan
diperoleh memerlukan sutau jaminan bahwa entitas akan memeperoleh manfaat
dari aset tersebut dan akan mennaggung resiko yang mungkin timbul.
Menurut Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Modul Pelatihan
Standar Akuntansi Pemerintahan (2009), nilai perolehan atau nilai wajar investasi
dapat diukur secara memadai (reliable), biasanya dapat dipenuhi karena adanya
transaksi pertukaran atau pembelian yang didukung dengan bukti yang
menyatakan/mengidentifikasikan biaya perolehannya. Dalam hal tertentu, sutau
investasi mungkin diperoleh bukan berdasarkan biaya perolehan atau berdasarkan
nilai wajar pada tanggal perolehan. Dalam kasus yang demikian penggunaan nilai
estimasi yang layak dapat digunakan.
Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai
pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan
realisasi anggaran, sedangkan pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka
panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.
8
2.5 PENGUKURAN INVESTASI
PSAP No.2 Paragraf 23-35 dikatakan untuk beberapa jenis investasi,
terda[at pasar aktif yang dapat membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang
demikian, nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar.
Sedangkan, untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat
dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya.
Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan
obligasi jangka pendek (efek), dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan
investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara
jual beli, jasa bank, dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan
tersebut. Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya
perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar investasi pada tanggal
perolehannya, yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, maka
investasi dinilai berdasarkan nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk
memperoleh investasi tersebut. Investasi jangka pendek dalam bentuk nonsaham,
misalnya dalam bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal
deposito tersebut.
Investasi jangka panjang yang bersifat permanen, misalnya penyertaan
modal pemerintah, dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi
investasi itu sendiri ditambah biaya itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul
dalam rangka perolehan investasi tersebut.
Namun, investasi nonpermanen, misalnya, dalam bentuk pembelian
obligasi jangka panjang dan investasi yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki
berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehanya. Investasi nonpermanen yang
dimaksukan untuk penyehatan/ penyelamatan perekonomian, misalnya dana
talangan dalam rangka penyehatan perbankan, dinilai sebesar nilai bersih yang
dapat direalisasikan.
Investasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal diproyek-proyek
pembangunan pemerintah (seperti proyek PIR) dinilai sebesar biaya
pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk pernecanaan dan biaya lain
yang diekluarkan dalam rangka penyelesaian proyek sampai proyek tersebut
diserahkan ke pihak ketiga.
9
Apabia investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset peerintah,
maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah dalah sebesar biaya perolehan,
atau nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada.
Harga perolehan investasi dalam valuta asing yang dibayar deangan mata
uang asing yang sama harus dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai
tukar (kurs tengah bank sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi.
Diskonto atau premi pada pembelian investasi diamortisasi selama periode
dari pembelian sampai saat jatuh tempo, sehingga hasil yang konstan diperoleh
dari investasi tersebut. Diskonto atau premi yang diamortiasi tersebut dikreditan
atau didebitkan pada pendapatan bunga, sehingga merupakan penambahan atau
pengurangan dari nilai tersebut (carrying value) investasi tersebut.
10
2.6 METODE PENILAIAN INVESTASI
Menurut PSAP No. 06 Paragraf 36, penilaian investasi pemerintah
dilakukan dengan tiga metode, yaitu :
a. Metode Biaya
Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya
perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil yang
diterima dan tidak memengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan
hukum yang terkait. Penghasilan tersebut diakui sebagai pendapatn dari bagian
laba atas penyertaan modal (hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan).
b. Metode ekuitas
Metode ekuitas adalah suatu metode penilaian yang mengakui
penurunan atau kenaikan nilai investasi sehubungan dengan adanya laba/rugi
badan usaha yang menerima investasi (investee), proporsional terhadap
besarnya saham atau pengendalian yang dimiliki pemerintah. Dengan
menggunakan metode ekuitas, pemerintah mencatat investasi awal sebesar
biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rigi
pemerintah setelah tanggal perolehan. Bagian laba setelah dividen dalam
bentuk saham yang diterima pemerintah akan mengurangi nilai investasi
pemerintah. Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk
mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah, misalnya adanya
perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi asset tetap.
c. Metode Nilai Bersih yang Dapat Direalisasikan
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama
untuk kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.
Penggunaan metode-metode tersebut menurut paragraf 37 PSAK No 6
didasarkan pada kriteria sebagai berikut.
a. Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya
b. Kepemilikan 20% sampai 50% atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi
memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas
c. Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas
d. Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih
yang direalisasikan
11
Komite standar akuntansi pemerintahan dalam Modul Pelatihan
Standar Akuntansi Pemerintahan (2009) menegaskan bahwa metode biaya dan
metode ekuitas digunakan untuk pengukuran nilai investasi atas investasi
permanen, sedangkan metode nilai bersih yang dapat direalisasikam digunakan
untuk pengukuran nilai investasi nonpermanen.
Paragraf 38 PSAP No 6 mengatakan bahwa dalam kondisi tertentu,
kriteria besarnya persentase kepemilikan saham bukan merupakan factor yang
menentukan dalam pemilihan metode penilaian investasi, tetapi yang lebih
menentukan adalah tingkat pengaruh ( the degree of influence ) atau
perusahaan investee, antara lain :
a. Kemampuan memengaruhi komposisi dewan komisaris
b. Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi
c. Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi perusahaan
investee
d. Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam rapat/
pertemuan dewan direksi.
2.7 PENGAKUAN HASIL INVESTASI
Menurut PSAP No 6 Paragraf 39 dan 40, hasil investasi yang diperoleh dari
investasi jangka pendek, antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi, dan
dividen tunai (cash dividend) diakui pada saat diperoleh dan dicatat sebagai
pendapatan.
Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal
pemerintah yang pencatatannya menggunakan metode biaya, dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi. Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas,
bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh oleh pemerintah dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah. Dividen
dalam bentuk saham yang iterima tidak akan menambah nilai investasi
pemerintah.
12
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Modul Pelatihan Standar
Akuntansi Pemerintahan (2009) menegaskan bahwa penerimaan dari penjualan
investasi jangka pendek yang berasal dari manajemen kas diakui sebagai
penerimaan kas pemerintah. Penerimaan dari pelepasan investasi ini tidak
dilaporkan sebagai pendapatan atau pembiayaan dalam laporan realisasi
anggaran. Penerimaan ini dilaporkan dalam laporan arus kas dari aktivitas
operasi. Sedangkan, penerimaan dari pelepasan investasi jangka Panjang diakui
sebagai penerimaan pembiayaan. Pelepasan investasi pemerintah dapat dilakukan
hanya terhadap sebagian investasi. Apabila pelepasan hanya dilakukan untuk
sebagian investasi maka nilai investasi yang dilepas dihitung menggunakan nilai
rata-rata dari investasi tersebut. Nilai rata-rata diperoleh dengan cara membagi
total nilai investasi terhadap jumlah saham yang dimiliki oleh pemerintah.
Pemindahan pos investasi dapat berupa reklasifikasi investasi jangka Panjang
menjadi investasi jangka pendek, asset tetap, asset lain-lain dan sebaliknya.
PSAP No 6 Paragraf 42 dengan tegas menyatakan bahwa perbedaan antara
hasil pelepasan investasi dengan nilai tercatatnya harus dibebankan atau
dikreditkan pada keuntungan/rugi pelepasan investasi. Keuntungan/rugi
pelepasan investasi disajikan dalam laporan operasional.
13
2.9 PENYAJIAN INVESTASI DALAM LAPORAN KEUANGAN
Komite standar akuntansi pemerintah dalam modul pelatihan standar
akuntansi pemerintahan (2009) menyebut investasi disajikan sesuai dengan
klasifikasi investasi. Investasi jangka pendek disajikan pada pos asset lancer di
neraca, sedangkan investasi jangka Panjang disajikan pada pos investasi jangka
Panjang sesuai dengan sifatnya, baik yang bersifat permanen maupun yang
nonpermanent.
Berdasarkan PP No 24 Tahun 2005, dalam akuntansi pemerintah digunakan
pendekatan “self balancing group of account”, sehingga setipa akun dineraca
mempunyai akun pasangan masing-masing. Investasi jangka pendek yang berasal
dari manajemen kas mempunyai pasangan akun SILPA dan investasi jangka
Panjang mempunyai pasangan diinvestasikan dalam investasi jangka Panjang.
Investasi jangka pendek yang disajikan pada aset lancar disajikan pula dengan
jumlah yang sama pada pos ekuitas dana lancar pada akun SILPA. Investasi
jangka Panjang yang disajikan pada pos investasi jangka panjang disajikan pula
dengan jumlah yang sama pada akun diinvestasikan dalam investasi jangka
panjang pada kelompok ekuitas dana investasi. Namun, berdasarkan PP No 71
Tahun 2010 pendekatan self balancing group of account tidak digunakan lagi.
14
Investasi berjumlah Rp. 810.000.000 ( delapan ratus sepuluh juta rupiah ) terdiri
dari :
NO URAIAN 2013 2014
Investasi jangka
2. Rp. 700.000 Rp. 710.000.000
Panjang
PT. ADIDAYA
1 Rp. 300.000.000 Rp. 360.000.000
PURNAMA
Investasi di PT. Adidaya Purnama bertambah Rp. 60.000.000 karena adanya laba
di PT. Adidaya Purnama pada tahun 2013 sebesar Rp. 100.000.000. Pemerintah
Kabupaten Jaya Artha mendapatkan bagian keuntungan sebesar Rp. 60.000.000,
karena investasi di PT. Adidaya Purnama dinilai berdasarkan media ekuitas yang
mana kepemilikan pemerintah kabupaten jaya artha pada PT. Adidaya Purnama
adalah 60%.
Investasi di PT. Citra pandawa tetap berjumlah Rp. 350.000.000, meskipun
terdapat laba tahun 2013 sebesar Rp. 50.000.000. investasi di PT. Citra pandawa
dinilai berdasarkan metode ekuitas karena kepemilikan pemerintah kabupaten
jaya artha pada PT. citra pandawa adalah sebesar 18%
15
2.11 PROSEDUR AKUNTANSI INVESTASI
Saldo normal rekening buku besar investasi adalah saldo debit. Artinya
rekening ini akan bertambah apabila ada transaksi yang mendebitnya, sebaliknya
akan berkurang bila ada transaksi yang mengkreditnya.
1. Fungsi-fungsi yang terkait
Berikut fungsi-fungsi yang terkait pada prosedur akuntansi investasi jangka
Panjang berdasarkan permendagri No 13 Tahun 2006
a. Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
b. Pejabat pelaksana teknis kegiatan
c. Bendahara pengeluaran/pembantu bendahara pengeluaran
d. Pejabat penatausahaan keuangan SKPD
e. Bagian penanggungjawab investasi
f. Bendahara umum daerah/kuasa bendahara umum daerah
2. Dokumen yang digunakan
Berikut dokumen yang digunakan dalam akuntansi asset dan menjadi dasar dalam
pencatatan aset berdasarkan Permendagri No 13 Tahun 2006
a. Surat perintah membayar (SPM) dan surat perintah pencairan dana (SP2D)
b. Dokumen investasi
c. Memo penyesuaian
d. Laporan posisi investasi daerah
3. Jurnal standar
a. Investasi nonpermanen
1) Pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Pemerintah daerah
lainnya
Pinjaman yang diberikan pemerintah daerah kepada
BUMN/BUMD/Pemerintah pusat/pemerintah daerah lainnya dimasukkan
ke dalam kelompok investasi, yakni pinjaman kepada
BUMN/BUMD/Pemerintah pusat/pemerintah daerah lainnya, dan pinjaman
tersebut dikembalikan atau di bayar dalam jangka Panjang. Transaksi
pemberian pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah pusat/pemerintah
daerah lainnya termasuk transaksi pengeluaran pembiayaan.
Berikut jurnal atas transaksi pemberiaan pinjaman kepada
BUMN/BUMD/Pemerintah pusat/pemerintah daerah lainnya.
Laporan Operasional
16
Tanggal Uraian Debit Kredit
Pengeluaran pembiayaan
pinjaman kepada BUMD xxx
Estimasi perubahan SAL xxx
Laporan Operasional
17
Tangga Uraian Debit Kredit
l
Pengeluaran pembiayaan
pembelian SUN xxx
Estimasi perubahan SAL xxx
Laporan Operasional
18
Pengeluaran Pembiayaan –
Investasi dalam Proyek XXX
Pembangunan
Estimasi Perubahan SAL XXX
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Invesatsi Nonpermanen lainnya XXX
b. Investasi Permanen
1) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
19
pendirian perusahaan. Penyertaan modal pemerintah menggambarkan
jumlah yang dibayar oleh pemerintah untuk penyertaan modal dalam
perusahaan negara atau daerah. Suatu perusahaan dapat disebut sebagai
perusahaan daerah jika pemerintah daerah memiliki mayoritas atau lebih dari
51% perusahaan yang dimaksud. Walau kepemilikan pemerintah hanya
sebagian kecil saja, namun punya hak yang memberi kendali secara
mayoritas, maka kepemilikan pemerintah daerah dapat dikategorikan dalam
investasi jenis ini. Penyertaan modal pemerintah dicatat sebesar harga
perolehan jika kepemilikan kurang dari 20% dan tidak memiliki kendali
yang signifikan. Kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki kendali yang
signifikan dan kepemilikan 20% atau lebih yang dicatat secara proporsional
dari nilai ekuitas yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan /
lembaga yang dimaksud.
Nilai penyertaan modal pemerintah daerah dapat diketahui dari
peraturan daerah, akte pendirian perusahaan beserta perubahannya, beserta
bukti setoran modal yang telah dilakukan oleh pemerintah. Untuk pencatatan
dengan metode ekuitas, nilai penyertaan modal pemerintah daerah dihitung
dari nilai ekuitas yang ada di laporan keuangan perusahaan yang
bersangkutan dilakukan dengan persentase kepemilikan. Informasi mengenai
penyertaan modal ini pada pemerintah daerah dapat diperoleh di unit
menangani penyertaan modal pemerintah daerah.
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan terkait
dengan penyertaan modal pemerintah daerah, antara lain adalah nilai dan
jenis masing-masing penyertaan serta kebijakan akuntansi yang diterapkan.
Berikut jurnal atas transaksi penyertaan modal pemerintah daerah.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Penyertaan Modal Pemerintah XXX
Daerah
Kas di Kas Daerah XXX
20
Tanggal Uraian Debit Kredit
Pengeluaran Pembiayaan –
Penyertaan Modal Pemerintah XXX
Daerah
Estimasi Perubahan SAL XXX
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
Investasi Permanen lainnya XXX
21
Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal
pemerintah yang pencattannya menggunakan metode biaya, dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi. Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas,
bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh oleh pemerintah dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah. Dividen
dalam bentuk saham yang diterima tidak akan menambah nilai investasi
pemerintah.
22
Estimasi Perubahan
Rp 12.000.000,-
SAL
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Des 2014 Kas di Kas Daerah Rp 30.000,- *
Investasi Rp 30.000,- *
23
*Rp 30.000 = 50% x
Rp 60.000
b. Metode Biaya
Berikut junal atas aktivitas pengumuman laba di PPKD.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
31 Des 2014 Piutang Lainnya Rp 500.000,- *
Pendapatan Hasil Rp 500.000,- *
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan-
LO
24
31 Des 2014 Kas di Kas Daerah Rp 30.000,- *
Piutang Lainnya Rp 30.000,- *
3. Pelepasan Investasi
Melanjutkan contoh sebelumnya, apabila pada awal tahun 2015 semua investasi
di perusahaan daerah ditarik kembali dengan harga pasar Rp 12.000.000,-
Berikut jurnal atas transaksi pelepasan investasi di PPKD.
Laporan Operasional
Tanggal Uraian Debit Kredit
2 Jan 2015 Kas di Kas Daerah Rp 12.000.000,- *
Defisit Pelepasan Aset Rp 470.000,- ***
Investasi Rp 12.470.000,- **
Ketetangan :
25
* Harga pasar investasi = Rp 12.000.000,-
** Nilai buku investasi = Rp 12.000.000,- + Rp 500.000,- -
Rp 30.000,- = Rp 12.470.000,-
** Defisit penjualan aset = Nilai buku investasi – Harga pasar investasi
* = Rp 12.470.000,- - Rp 12.000.000,-
= Rp 470.000,-
26
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk
deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.Investasi
jangka panjang yang bersifat permanen misalnya penyertaan modal pemerintah,
dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri
ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut.
27
DAFTAR PUSTAKA
Ridwan, Muhammad, 2004, Manajemen Baitul Maal wa Tamwil, Yogyakarta :
UII Press
MAKALAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN "AKUNTANSI
INVESTASI" | Mira Agustin - Academia.edu
Mata Kuliah: PSAP NO. 06 MAKALAH AKUNTANSI INVESTASI
(nurfasihah29.blogspot.com)
28