Anda di halaman 1dari 19

PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN

PENANAMAN MODAL ASING


Disusun untuk memenuhi mata kuliah Aspek Hukum Dalam Bisnis

MAKALAH

Dosen Pengampu

Mirza Elmy Safira. M.H

Disusun Oleh

Resva June Silviana (19340001)

Siti Nur Halizah (19340058)

Andi Maulana Rochman (19340061)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Segala rasa syukur bagi Allah SWT yakni Tuhan bagi semesta alam karena telah
mencurahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami bisa menuntaskan makalah ini
dan kami berikan sebuah judul “Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman
Modal Asing” dalam hal memenuhi sebuah penugasan mata kuliah Aspek Hukum
Dalam Bisnis dengan baik. Disusunnya makalah ini dengan tujuan untuk menuntaskan
sebuah penugasan mata kuliah tersebut.
Harapan kami dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat menerima
manfaat setelah membacanya. Dengan penuh kesadaran, kami merasa apabila makalah
yang telah dibuat ini masih terdapat ketidaksempurnaan.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Harapan besar kami agar makalah yang
telah dibuat ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Surabaya, 04 Desember 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 2
A. Latar Belakang .............................................................................................................................. 2
B. RumusanMasalah .......................................................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 5
A. Pengetian Penanaman Modal .................................................................................................... 5
a. Pengertian penanaman modal ............................................................................................... 5
b. Asas dan Tujuan Penanaman Modal ..................................................................................... 6
c. Kebijakan Dasar Penanaman Modal ..................................................................................... 7
B. Penanaman Modal Dalam Negeri ............................................................................................. 7
a. Pengertian Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ........................................................ 7
b. Pengesahan dan perijinan PMDN ......................................................................................... 9
c. Fasilitas Khusus Untuk PMDN ............................................................................................. 9
C. Penanaman Modal Asing ........................................................................................................ 10
a. Pengertian penanaman modal asing .................................................................................... 10
d. Perbedaan PMA dan PMDN ............................................................................................... 10
e. Kualifikasi Dasar Pendirian PT PMA ................................................................................. 11
f. Syarat Pendirian PT PMA................................................................................................... 12
g. Prosedur pendirian PT PMA di Indonesia .......................................................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ............................................................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 17

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penanaman modal atau yang bisa disebut dengan investasi. Investasi


merupakan modal awal dalam pembangunan ekonomi suatu negara.
Pembangunan nasional dapat terlaksana dengan baik, apabila stabilitas nasional
dalam keadaan normal. Semakin baik stabilitas nasional, maka semakin lancar
pula pembangunan nasional yang dapat dilakukan dalam suatu negara.
Pembangunan yang baik hendaknya berlandaskan pada trilogi pembangunan,
yaitu pemerataan pembangunan guna menciptakan keadilan bagi seluruh
masyarakat, peningkatan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, serta
berlandaskan pada stabilitas nasional yang sehat dan berkembang. Didalam
mewujudkan pembangunan nasional, pemerintah masih belum mampu untuk
mendanai seutuhnya kebutuhan pembiayaan yang diperlukan. Oleh sebab itu,
pemerintah memerlukan bantuan dari luar negeri. Lubis mengemukakan bahwa,
pada dasarnya dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, akumulasi uang
luar negeri merupakan suatu gejala yang wajar. Hal ini dikarenakan kondisi
tabungan dalam negeri yang masih rendah sehingga tidak memungkinkan untuk
dilakukannya investasi secara memadai dan negara yang tidak mempunyai
tabungan dalam negeri yang cukup untuk membiayai dalam pembangunan
tersebut. Pada umumnyahal ini dilakukan untuk menutup kesenjangan tersebut
dengan mencari sumber dari luar negeri. Sehingga tidak mengherankan apabila
begitu besarnya arus modal dari 2 negara maju mengalir ke negara yang sedang
berkembang termasuk di antaranya Indonesia. Untuk itu pemerintah harus
menarik dana pinjaman dari para donatur yang berasal dari luar negeri.
Keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan daerah juga dapat
dilihat dari tingkat pertumbuhan PDRB di setiap wilayah Indonesia. PDRB
tersebut menggambarkan hasil kegiatan perekonomian suatu daerah baik yang
2
dilakukan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat pada umumnya dalam
kurun waktu tertentu. Oleh sebab itu, secara tidak langsung PDRB dapat
dikatakan sebagai acuan dalam pemerataan pembangunan perekonomian suatu
daerah. Bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, investasi
merupakan komponen yang berperan penting dalam pembentukan nilai tambah
pendapatan nasional yang berguna dalam melaksanakan pembangunan
Penanaman modal dalam suatu daerah juga berpengaruh secara signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan investasi di setiap
wilayah Indonesia berkembang secara dinamis mengikuti pertumbuhan
ekonomi

B. RumusanMasalah

1. Apakah pengertian Penanaman Modal


2. Apakah asas dan tujuan dari Penanaman Modal
3. Bagaimakah kebijakan dasar dalam penanaman modal
4. Apakah pengertian Penanaman Modal Dalam Negeri
5. Bagimakah pengesahan dan perjanjian dalam Penanaman Modal Dalam
Negeri
6. Apa saja fasilitas khusus Penanaman Modal Dalam Negeri
7. Apakah pengertian Penanaman Modal Asing
8. Apakah perbedaan Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman
Modal Asing
9. Apa sajah kualifikasi untuk mendirikan PT Penanaman Modal Asing
10. Apa saja syarat dalam pendirian PT Penanaman Modal Asing
11. Bagaimanakah prosedur pendirian PT Penanaman Modal Asing Di
Indonesia

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui arti dari Penanaman Modal, Penanaman Modal Dalam


Negeri, dan Penanaman Modal Asing
2. Untuk mengetahui asas dan tujuan dari penanaman modal
3. Untuk mengetahui kebiijakan dasar penanaman modal

3
4. Untuk mengetahui fasitas khusus PDMA
5. Untuk mengetahui syarat kualifikasi, syarat pendirian, hingga prosedur
pendirian PT PMA di Indonesia

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengetian Penanaman Modal

a. Pengertian penanaman modal

Banyak istilah diberikan untuk pengertian penanaman modal atau yang


dikenal juga dengan istilah investasi. Penanaman modal ialah penyertaan
modal dalam badan usaha dengan cara membeli saham atau obligasi dari
badan usaha tersebut.1 Seperti dikatakan di atas, terkadang investasi disebut
penanaman modal, dimana istilah investasi merupakan istilah yang populer
dalam dunia usaha, sedangkan istilah Penanaman Modal lebih banyak
digunakan dalam perundangundangan. Namun pada dasarnya kedua istilah
tersebut mempunyai pengertian yang sama sehingga kadang-kadang
digunakan secara interchangeable.2 Kedua istilah tersebut merupakan
terjemahan Bahasa Inggris dari investment. Menurut Sornarajah merumuskan
investasi dengan, ”involvesthe transfer of tangible or intangible assets from
one country into another for the purpose of their use in that country to
guarantee wealth under the total or partial control of the owner of the asset.”3
Pada dasarnya Penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang
diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam
negeri maupun luar negeri maupun badan hukum (juridical person), dalam
upaya meningkatkan dan/atau mempertahankan nilai modalnya, baik yang
berbentuk uang tunai (cash money), peralatan (equipment), aset tak bergerak,
hak atas kekayaan intelektual, maupun keahlian. 4Oleh karenanya makna dari
investasi atau penanaman modal adalah kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau badan hukum, menyisihkan sebagian pendapatannya agar

1
https://id.wiktionary.org/wiki/penanaman_modal
2
Kerangka Hukum & Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia, Cet. Pertama. Bogor : Penerbit Ghalia
Indonesia, September 2006, hlm. 1.
3
Ibid., hlm. 3, mengutip M. Sornarajah, The International Law on Foreign Investment, Second Edition,
Chambridge United Kingdom : Cambridge University Press, 2004, hlm. 7
4
Ibid. hlm. 1-2
5
dapat digunakan untuk melakukan suatu usaha dengan harapan pada suatu
waktu tertentu akan mendapatkan hasil/ keuntungan.
Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa Investasi atau penanaman
modal adalah pengeluaran atau belanja perusahaan untuk membeli barang-
barang modal dan perlengkapanperlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang barang dan jasa jasa yang tersedia dalam
perekonomian.
b. Asas dan Tujuan Penanaman Modal
Penanaman modal diselenggarakan berdasdasarkan asas:
1. Kepastian hukum
2. Keterbukaan
3. Akuntabilitas
4. Perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal dengara
5. Kebersamaan
6. Efisiensi berkeadilan
7. Berkelanjutan
8. Berwawasan lingkungan
9. Kemandirian
10. Keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional

Tujuan penyelanggaraan penanaman modal antara lain untuk:


1. Meningkatkan pertumbuhan nasional
2. Menciptakan lapangan kerja
3. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan
4. Meningkatkan kemampuan dasa saing dunia usaha nasional
5. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional
6. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan
7. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil
dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri
maupun dari luar negeri
8. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

6
c. Kebijakan Dasar Penanaman Modal
Berdasarkan Undang – Undang Reppublik Indonesia Nomor 25 Tahun
2007 tentang penanaman modal, pada bab III mengenai Kebijakan Dasar
Penanaman Modal pada pasal 4 yaitu
(1) Pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal untuk:
a. Mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif
bagi penanaman modal untuk penguatan daya saing
perekonomian nasional; dan
b. Mempercepat peningkatan penanaman modal
(2) Dalam menetapkan kebijakan dasar sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (1) pemerintah:
a. Memberi perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam
negeri dan modal asing dengan tetap memperhatikan
kepentingan nasional.
b. Menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha, dan
keamanan berusaha bagi penanam modal sejak proses
pengurusan perizinan sampai dengan berakhirnya kegiatan
penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan
c. Membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan
perlindungan kepada usaha mikro, kecil, menengah, dan
koperasi.
(3) Kebijakan dasar sebagaimana dimaksud pasa ayat (1) dan ayat (2)
diwujudkan dalam bentuk Rencana Umum Penanaman Modal

B. Penanaman Modal Dalam Negeri


a. Pengertian Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Penanaman Modal Dalam Negeri atau (PMDN) adalah kegiatan
menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang dilakukan oleh penanam modal dalam
negeri dengan menggunakan modal dalam negeri
Baik perorangan maupun badan usaha bisa menjadi penanam modal
dalam negeri tersebut. Seperti pemerintah, badan usaha negeri, dan
7
perorangan (Warga Negara Indonesia), yang melakukan penanaman modal di
seluruh wilayah Republik Indonesia.5
Penanam modal Dalam Negeri dapat dilakukan oleh perseorangan
WNI, badan usaha Negeri, dan/atau pemerintah Negeri yang melakukan
penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia. Kegiatan usaha
usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali
bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan
persyaratan dan batasan kepemilikan modal Negeri atas bidang usaha
perusahaan diatur di dalam Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha yang
Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang
Penanaman Modal.
Penanaman Modal Dalam Negeri (selanjutnya disebut sebagai
“PMDN”) berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal (“UUPM”), yaitu kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.
Pengertian dari penanam modal dalam negeri adalah perseorangan warga
Negara Indonesia, badan usaha Indonesia, Negara Republik Indonesia, atau
daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah Negara Republik
Indonesia. Badan usaha Indonesia yang dimaksudkan disini dapat berbentuk
perseroan terbatas (“PT”)
Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) UUPM, dijelaskan bahwa PMDN dapat
dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidak
berbadan hukum, atau usaha perseorangan, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pasal 5 ayat (3) UUPM lebih lanjut menjelaskan,
penanam modal dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman modal
dalam bentuk PT dilakukan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
 mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan
terbatas;
 membeli saham; dan

5
https://id.wikipedia.org/wiki/Penanaman_Modal_Dalam_Negeri
8
 melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

b. Pengesahan dan perijinan PMDN


Berdasarkan Pasal 25 ayat (4) UUPM, perusahaan penanam modal,
termasuk PMDN, yang akan melakukan kegiatan usaha wajib memperoleh
izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dari instansi
yang memiliki kewenangan. Izin sebagaimana disebutkan sebelumnya
diperoleh melalui pelayanan terpadu satu pintu. Pelayananan terpadu satu
pintu ini bertujuan untuk membantu penanam modal dalam memperoleh
kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal, dan informasi mengenai penanaman
modal, baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing
sesuai dengan kebutuhan dalam negeri.
c. Fasilitas Khusus Untuk PMDN
Perbedaan mendasar pada perusahaan PMDN dan PT biasa yaitu
PMDN mendapatkan fasilitas dari pemerintah Indonesia dalam menjalankan
usahanya dimana fasilitas tersebut tidak didapatkan oleh PT biasa.
Berdasarkan Pasal 18 ayat (2) UUPM dijelaskan bahwa fasilitas penanaman
modal tersebut dapat diberikan kepada penanaman modal yang:
 melakukan perluasan usaha; atau
 melakukan penanaman modal baru.
Lebih lanjut, Pasal 18 ayat (4) UUPM menjelaskan bentuk fasilitas
yang diberikan oleh Pemerintah kepada penanaman modal, termasuk di
dalamnya PMDN, dapat berupa:
 pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai
tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan
dalam waktu tertentu;
 pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal,
mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat
diproduksi di dalam negeri;
 pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan
penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan
9
persyaratan tertentu;
 pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor
barang modal atau mesin atau peralatn untuk keperluan produksi yang
belum dapat diproduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu;
 penyusutan atau amortisasi yang dipercepat; dan
 keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha
tertentu, pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu.
C. Penanaman Modal Asing
a. Pengertian penanaman modal asing
Penanaman Modal Asing atau (PMA) adalah kegiatan menanam
modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang
dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal asing
sepenuhnya atau berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. PMA
merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau
mengakuisisi perusahaan.6
Penanaman Modal di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor
25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Undang-Undang ini yang
dimaksud dengan Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal
untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun
yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Pasal 1 Undang-
Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal).
Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak mempunyai kelebihan
diantaranya sifatnya jangka panjang, banyak memberikan adil (andil) dalam
alih teknologi, alih keterampilan manajemen, membuka lapangan kerja baru.
Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang berkembang mengingat
terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja.
d. Perbedaan PMA dan PMDN
Kegiatan PMA dan PMDN dibuat untuk memiliki tujuan yang sama
yaitu untuk memberikan stimulus dan mendukung perekonomian Indonesia,
seperti pembukaan lapangan kerja baru, meningkatkan SDM, dan juga

6
https://id.wikipedia.org/wiki/Penanaman_Modal_Asing
10
teknologi. Namun bila lebih diteliti kedua kegiatan ini memiliki beberapa
perbedaan, yaitu :
1. Subyek Penanam Modal
Penanam Modal Asing di Indonesia dapat dilakukan berupa
investasi langsung atau menggunakan skema lain, aturan ini
terbatas hanya untuk warga negara asing, badan usaha asing,
dan/atau pemerintah asing Sedangkan untuk PMDN, modal
didapat dari WNI, badan usaha Indonesia, dan juga pemerintah
Indonesia.
2. Subyek Ketenagakerjaan
PMA memiliki kewajiban untuk memprioritaskan tenaga kerja
lokal sebagai rekrutanya. Selain itu PMA juga diwajibkan untuk
meningkatkan kompetensi para tenaga kerja lokal. Ini ditujukan
agar PMA juga memberikan dampak positif dalam pembukaan
lapangan kerja bagi Indonesia, dan juga peningkatan SDM.
Sedangkan untuk PMDN tidak terdapat peraturan seperti itu.
3. Subyek Bidang Usaha atau Investasi
Pemerintah memang memberikan keleluasaan bagi PMA untuk
berinvestasi di bidang usaha apapun. Namun terdapat penetapan
bidang usaha yang tertutup bagi PMA yaitu bidang usaha yang
berkaitan dengan kesehatan, lingkungan, dan juga pertahan
nasional.
4. Subyek Fasilitas Keimigrasian
PMA memiliki tambahan fasilitas dalam hal keimigrasian, aturan
izin tinggal ini diatur dan dibuat oleh Direktorat Jenderal
Keimigrasian dan juga Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM)
e. Kualifikasi Dasar Pendirian PT PMA
Terdapat beberapa kualifikasi dasar yang harus dipenuhi oleh semua
penanam modal yang ingin membuat PT PMA di Indonesia yaitu :
1. Akta Pendirian PT, Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM
untuk pengesahan badan hukum perseroan terbatas, dan NPWP
11
perusahaan.
2. Penanam modal memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp10 miliar
(tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)
3. Hasil penjualan tahunan lebih dari Rp50 miliar dengan total nilai
investasi lebih dari Rp10 miliar
4. PMA wajib memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) sesuai dengan
sektor bisnis perusahaan
f. Syarat Pendirian PT PMA
Berikut adalah syarat administratif yang perlu dipenuhi untuk dapat
membuat pendirian PT PMA di Indonesia:
1. Anggaran dasar perusahaan
2. Identitas perusahaan
3. Pengajuan permohonan secara online
4. FC Passport dari pemegang saham
5. Flowchart raw materials
6. Deskripsi kelangsungan bisnis
7. Surat rekomendasi dari instansi terkait
8. Perjanjian kerja sama, bisa berupa MOU, Joint Venture, atau
lainnya
9. NPWP/ TDP/ SIUP perusahaan
g. Prosedur pendirian PT PMA di Indonesia
Pendirian PMA di Indonesia terdiri dari beberapa proses yang harus
dilewati, yaitu :
1. Memastikan Kelengkapan Dokumen
Memastikan kelengkapan administratif seperti NPWP, akta
pendirian PT dan surat keputusan.
2. Memenuhi Nilai Investasi
PMA harus memiliki kekayaan bersih lebih dari 10 miliar, selain
itu juga harus memiliki nilai investasi lebih dari 10 miliar rupiah.
Semua itu tentunya tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha dan laporan keuangan terakhir.
3. Membuat Nomor Induk Berusaha
12
Fungsi NIB adalah sebagai TDP, pendaftaran angka pengenal
impor, dan juga sebagai akses kepabeanan. Setiap perusahaan di
Indonesia baik PMA maupun PMDN harus memiliki NIB (Nomor
Induk Berusaha). Pembuatannya NIB dapat dilakukan secara
online melalui Online Single Submission atau yang biasa disebut
dengan OSS. Pembuatan NIB juga dapat dilakukan melalui BKPM
namun harus terlebih dahulu memahami bisnis perusahaan yang
didirikan.
4. Menyesuaikan Lokasi Usaha
Lokasi Usaha wajib disesuaikan dengan tata ruang wilayah
setempat, kecuali jika lokasi perusahaan terletak didalam KEK
(Kawasan Ekonomi Khusus)
5. Melengkapi Kelengkapan Khusus Lainnya
Kelengkapan khusus berkaitan oleh permintaan instansi, seperti
surat rekomendasi atau lainya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyak istilah diberikan untuk pengertian penanaman modal atau yang
dikenal juga dengan istilah investasi. Penanaman modal ialah penyertaan
modal dalam badan usaha dengan cara membeli saham atau obligasi dari
badan usaha tersebut. Seperti dikatakan di atas, terkadang investasi disebut
penanaman modal, dimana istilah investasi merupakan istilah yang populer
dalam dunia usaha, sedangkan istilah Penanaman Modal lebih banyak
digunakan dalam perundang undangan. Namun pada dasarnya kedua istilah
tersebut mempunyai pengertian yang sama sehingga kadang-kadang
digunakan secara interchangeable.
Pada dasarnya Penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang
diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam
negeri maupun luar negeri maupun badan hukum (juridical person), dalam
upaya meningkatkan dan/atau mempertahankan nilai modalnya, baik yang
berbentuk uang tunai (cash money), peralatan (equipment), aset tak bergerak,
hak atas kekayaan intelektual, maupun keahlian. 7Oleh karenanya makna dari
investasi atau penanaman modal adalah kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau badan hukum, menyisihkan sebagian pendapatannya agar
dapat digunakan untuk melakukan suatu usaha dengan harapan pada suatu
waktu tertentu akan mendapatkan hasil/ keuntungan.
Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa Investasi atau penanaman
modal adalah pengeluaran atau belanja perusahaan untuk membeli barang-
barang modal dan perlengkapanperlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang barang dan jasa jasa yang tersedia dalam
perekonomian.
Penanaman Modal Dalam Negeri atau (PMDN) adalah kegiatan
menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Kesatuan

7
Ibid. hlm. 1-2
14
Republik Indonesia (NKRI) yang dilakukan oleh penanam modal dalam
negeri dengan menggunakan modal dalam negeri
Baik perorangan maupun badan usaha bisa menjadi penanam modal
dalam negeri tersebut. Seperti pemerintah, badan usaha negeri, dan
perorangan (Warga Negara Indonesia), yang melakukan penanaman modal di
seluruh wilayah Republik Indonesia.8
Penanam modal Dalam Negeri dapat dilakukan oleh perseorangan
WNI, badan usaha Negeri, dan/atau pemerintah Negeri yang melakukan
penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia. Kegiatan usaha
usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali
bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan
persyaratan dan batasan kepemilikan modal Negeri atas bidang usaha
perusahaan diatur di dalam Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha yang
Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang
Penanaman Modal.
Penanaman Modal Asing atau (PMA) adalah kegiatan menanam
modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang
dilakukan oleh penanam modal asing, baik menggunakan modal asing
sepenuhnya atau berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. PMA
merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau
mengakuisisi perusahaan.9
Penanaman Modal di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor
25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Undang-Undang ini yang
dimaksud dengan Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal
untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun
yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Pasal 1 Undang-
Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal).
Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak mempunyai kelebihan
diantaranya sifatnya jangka panjang, banyak memberikan adil (andil) dalam

8
https://id.wikipedia.org/wiki/Penanaman_Modal_Dalam_Negeri
9
https://id.wikipedia.org/wiki/Penanaman_Modal_Asing
15
alih teknologi, alih keterampilan manajemen, membuka lapangan kerja baru.
Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang berkembang mengingat
terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu diperbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
penulis harapkan sebagai bahan evaluasi kedepannya

16
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wiktionary.org/wiki/penanaman_modal

Kerangka Hukum & Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia, Cet. Pertama. Bogor :
Penerbit Ghalia Indonesia, September 2006, hlm. 1.

Ibid., hlm. 3, mengutip M. Sornarajah, The International Law on Foreign Investment, Second
Edition, Chambridge United Kingdom : Cambridge University Press, 2004, hlm. 7

Ibid. hlm. 1-2

https://id.wikipedia.org/wiki/Penanaman_Modal_Dalam_Negeri

https://id.wikipedia.org/wiki/Penanaman_Modal_Asing

17

Anda mungkin juga menyukai