Anda di halaman 1dari 17

PENANAMAN MODAL ASING

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Hukum Bisnis

Dosen Pengampu ; Dr. Drs. Mashudi, S. E., M, M.

Disusun oleh:

Arda Amanda Ardiansah (40011320650076)

Anugrah Bhakti Yudha (40011420650086)

Muhammad Faikar Al Haqiqi Nur Hidyat (40011320650097)

Kelompok 6

Kelas B

PRODI STR. MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI LOGISTIK

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul " PENANAMAN MODAL
ASING."

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Drs. Mashudi, S.E.,
M.M., selaku dosen mata kuliah Hukum Bisnis. yang telah memberikan Tugas yang dapat
menambah wawasan terkait Makalah yang ditulis. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman saya yang telah berkontribusi dalam pembuatan Makalah ini.

Makalah ini memberikan panduan dalam pembelajaran. Bagi Mahasiswa untuk


memahami tentang Penanaman Modal Asing yang ada di Indonesia.

Kami menyadari ada kekurangan pada Makalah ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik
senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulisan. Kami juga berharap semoga Makalah
ini mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya penggunaan bahasa indonesia dalam
pembelajaran dan pengetahuan baru yang telah tersedia dalam Makalah ini.

Semaranag, 25 Februari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3 Tujuan Pembahasan..........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

2.1 Pengertian Penanaman Modal Asing................................................................................5


2.2 Perbedaan PMA dengan PMDN.......................................................................................6
2.3 Investasi Langsung (direct investment)............................................................................7
2.4 Investasi Asing Tidak Langsung (portfolio investment)..................................................9
2.5 Model Penanaman Modal Asing......................................................................................9
2.6 Contoh Penanaman Modal Asing Di Indonesia.............................................................10
2.7 Struktur Joint Venture....................................................................................................10
2.8 Kawasan Berikat.............................................................................................................13
2.9 Syarat Iklim Investasi Yang Baik...................................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................15

PENUTUP................................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15
Daftar Pustaka..........................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penanaman modal atau investasi merupakan modal awal dalam pembangunan


ekonomi suatu negara. Pembangunan nasional dapat terlaksana dengan baik apabila stabilitas
nasional dalam keadaan normal. Semakin baik stabilitas nasional, maka semakin lancar pula
pembangunan nasional yang dapat dilakukan dalam suatu negara. Pembangunan yang baik
hendaknya berlandaskan pada trilogi pembangunan, yaitu : pemerataan pembangunan guna
menciptakan keadilan bagi seluruh masyarakat, peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
semakin baik, serta berlandaskan pada stabilitas nasional yang sehat dan berkembang.

Dalam mewujudkan pembangunan nasional, pemerintah masih belum mampu


mendanai seutuhnya kebutuhan pembiayaan yang diperlukan. Oleh sebab itu, pemerintah
memerlukan bantuan dari luar negeri. Lubis (dalam Fuadi, 2013) mengemukakan bahwa,
pada dasarnya dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, akumulasi uang luar negeri
merupakan suatu gejala yang wajar. Hal ini dikarenakan kondisi tabungan dalam negeri yang
masih rendah sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukannya investasi secara memadai
dan negara yang tidak mempunyai tabungan dalam negeri yang cukup untuk membiayai
dalam pembangunan tersebut, pada umumnya menutup kesenjangan tersebut dengan mencari
sumber dari luar negeri. Sehingga tidak mengherankan apabila begitu besarnya arus modal
dari negara maju mengalir ke negara yang sedang berkembang termasuk di antaranya
Indonesia. Untuk itu pemerintah harus menarik dana pinjaman dari para donatur yang berasal
dari luar negeri.

Bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, investasi merupakan


komponen yang berperan penting dalam pembentukan nilai tambah pendapatan nasional yang
berguna dalam melaksanakan pembangunan. Pendapatan nasional merupakan jumlah barang
dan jasa yang dapat dihasilkan oleh suatu negara dalam satu periode, apabila jumlah barang
dan jasa yang dihasilkan semakin banyak, maka hal ini menggambarkan tingkat pendapatan
nasional yang semakin tinggi.

Penanaman modal dalam suatu daerah juga berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan investasi di setiap wilayah Indonesia
berkembang secara dinamis mengikuti pertumbuhan ekonomi. Perkembangan investasi di

4
setiap wilayah berbedabeda tergantung pada kemampuan daerah dalam menciptakan iklim
investasi di wilayahnya

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Penanaman Modal Asing ?


2. Apa Perbedaan PMA dengan PMDN?
3. Apa yang dimaksud dengan Investasi langsung dan tidak langsung ?
4. Apa saja model PMA ?
5. Apa itu Struktur Joint Venture?
6. Apa itu Kawasan Berikat?
7. Bagaimana Syarat Iklim Investasi yang baik?
1.3 Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui apa itu PMA


2. Mengetahui Perbedaan PMA dengan PMDN
3. Mengetahui apa itu Investasi langsung dan tidak langsung
4. Mengetahui model model PMA
5. Mengetahui Struktur Joint Venture
6. Mengetahui apa itu Kawasan Berikt
7. Mengetahui Syarat Iklim Investasi yang baik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penanaman Modal Asing

Penanaman Modal Asing atau yang biasa disebut PMA adalah kegiatan menanam
modal, yang dilakukan oleh penanam modal asing dan bertujuan agar dapat melakukan usaha
di wilayah negara Republik Indonesia. Penanaman modal dapat menggunakan modal asing
seluruhnya atau bergabung dengan modal dalam negeri. PMA merupakan salah satu cara agar
para investor luar dapat berinvestasi dengan cara membangun, membeli total atau
mengakuisisi perusahaan.

Penanaman Modal Asing (PMA) dapat diartikan sebagai penanaman modal yang
dilakukan oleh pihak swasta di negara asal pemilik modal, atau penanaman modal suatu
negara ke negara lain atas nama pemerintah negara pemilik modal (Jhinggan, 1994).

5
Semua peraturan mengenai PMA telah diatur dalam Undang-undang Nomor 25 tahun
2007 pasal 1 ayat 3 tentang Penanaman Modal yang berbunyi Penanaman modal asing adalah
kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang
dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya
maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

2.2 Perbedaan PMA dengan PMDN

1. Subyek Penanam Modal

Penanam modal dalam negeri adalah Warga Negara Indonesia, badan usaha
Indonesia, Negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di
wilayah Negara Republik Indonesia. Sedangkan penanam modal asing adalah warga negara
asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di
wilayah negara Republik Indonesia. Penanaman modal dapat berupa investasi langsung
maupun skema lainnya.

2. Kewajiban Ketenagakerjaan dan Alih Teknologi

Pada asasnya, setiap perusahaan dapat menjadi tempat pembelajaran bagi para
karyawannya untuk meningkatkan kemampuan dari yang bersangkutan. Peningkatan
kemampuan tersebut nanti akan berguna bagi diri karyawan dan perusahaan itu sendiri.
Hanya saja terdapat kewajiban khusus bagi PMA. PMA diwajibkan untuk memprioritaskan
mempekerjakan tenaga kerja Indonesia terlebih dahulu. PMA juga wajib untuk meningkatkan
kompetensi tenaga kerja warga negara Indonesia melalui pelatihan kerja. Bahkan apabila
perusahaan mempekerjakan tenaga kerja asing, perusahaan wajib melatih dan melakukan alih
teknologi kepada tenaga kerja warga negara Indonesia.

3. Pembatasan Sektor Investasi

Pada dasarnya semua jenis bidang atau jenis usaha dapat dimanfaatkan oleh kegiatan
penanaman modal. Namun dapat terjadi pengecualian bidang usaha jika diatur oleh undang-
undang. Pengecualian ini dapat dilihat pada Daftar Negatif Investasi (DNI) yang terbaru
terdapat pada Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016.

Perusahaan PMA misalnya, dilarang menanamkan modalnya untuk bidang usaha


produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang. Penetapan bidang usaha yang
tertutup bagi PMA dan PMDN selanjutnya diatur oleh Peraturan Presiden. Secara umum,
dapat dikatakan bahwa bidang usaha yang tertutup tersebut berkaitan dengan kriteria

6
kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional serta
kepentingan nasional lainnya.

Namun Pemerintah membuka seluas-luasnya bagi PMA dan PMDN bidang usaha
untuk kepentingan nasional, seperti perlindungan sumber daya alam, pengembangan usaha
mikro, kecil, dan menengah, dan koperasi, pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan
kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerja sama dengan badan usaha
yang ditunjuk oleh Pemerintah.

4. Fasilitas Tambahan Dalam Hal Keimigrasian

PMA memiliki fasilitas tambahan dalam kaitannya dengan pelayanan keimigrasian


tentang perizinan tinggal, PMA diberikan fasilitas, yaitu:

1. Pemberian izin tinggal terbatas selama dua tahun;


2. pemberian izin tinggal tetap dapat dilakukan setelah tinggal di Indonesia selama dua tahun
berturut-turut;
3. pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal
terbatas dan dengan masa berlaku satu tahun diberikan untuk jangka waktu paling lama 12
bulan terhitung sejak izin tinggal terbatas diberikan;
4. pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal
terbatas dan dengan masa berlaku dua tahun diberikan untuk jangka waktu paling lama 24
bulan terhitung sejak izin tinggal terbatas diberikan;
5. pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal
tetap diberikan untuk jangka waktu paling lama 24 bulan terhitung sejak izin tinggal tetap
diberikan;

Pemberian izin tinggal terbatas bagi PMA dilakukan oleh Direktorat Jenderal Keimigrasian
atas rekomendasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

2.3 Investasi Langsung (direct investment)

Investasi langsung (direct investment) merupakan penanaman modal yang


dilakukan oleh investor secara langsung. Investor akan menggunakan modalnya untuk
membeli aset riil berupa tanah, apartemen, rumah, atau emas. Apabila berada di lingkup
perusahaan, investasi biasanya berupa pembelian lahan, mesin dan alat-alat, atau pendirian
pabrik.

7
Tetapi, umumnya investasi langsung yang sering dimaksud adalah aset di pasar
modal. Dalam hal ini, investor harus menganalisis dan menentukan keputusan untuk
membeli atau menjual sahamnya. Singkatnya, direct investment membutuhkan
keterlibatan investor secara langsung dalam pengelolaan, kontrol kegiatan, dan
bertanggung jawab ketika terjadi kerugian. Jika Anda memilih jenis investasi ini, maka
Anda harus menjadi nasabah perusahaan yang mengantongi izin sebagai Perantara
Pedagang Efek (PPE). Tujuannya untuk mendapatkan akses ke bursa efek, baik untuk
membeli ataupun menjual.

Jenis investasi asing langsung dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Investasi asing langsung horizontal

Investasi asing langsung horizontal yang tujuan menanam modalnya untuk


memproduksi barang sejenis di beberapa negara. Umumnya dilakukan investor asing
untuk meraih pasar baru di negara tersebut dan sekitarnya.

2. Investasi asing langsung vertikal

Investasi asing langsung vertikal adalah kegiatan penanaman modal di negara yang
menawarkan biaya produksi rendah. Selanjutnya hasil produksi di negara tersebut akan
diboyong lagi ke negara asal untuk diproses lebih lanjut

Bentuk investasi asing langsung:

 Membeli atau membangun total dengan modal penuh dari investor asing
 Mengakuisisi saham kepemilikan perusahaan yang sudah ada sebelumnya di negara tujuan
atau perusahaan dalam negeri
 Membentuk usaha patungan antara investor asing dengan perusahaan dalam negeri (joint
venture)
 Membentuk anak usaha di negara tujuan untuk menjalankan kegiatan usaha
 Menggabungkan perusahaan satu dengan perusahaan lain, kemudian membentuk
perusahaan baru (merger)

Kelebihan dan Kekurangan Investasi Langsung :

a. Investasi langsung cenderung bersifat jangka panjang sehingga dinilai lebih menarik bagi
investor.
b. Investor memiliki hak untuk mengontrol manajemen produksi saham investasi secara
langsung.

8
c. Investor bertugas menganalisis dan menentukan keputusan untuk investasi.
d. Investor memiliki pengaruh dalam investasi.

2.4 Investasi Asing Tidak Langsung (portfolio investment)

Jika dalam investasi langsung investor terlibat secara aktif, maka pada investasi tidak
langsung (portfolio investment),investor tidak memiliki keterlibatan langsung dalam
mengelola dananya. Secara umum, investasi tidak langsung berbentuk aset finansial, seperti
saham atau obligasi. Lantaran investor tidak mengelola asetnya secara langsung, diperlukan
Manajer Investasi (MI). Mengingat Anda hanya pemegang saham, kehadiran secara fisik
tidak diperlukan. Anda juga tidak perlu repot menganalisis maupun mengambil keputusan
karena seluruh portofolio dikelola oleh Manajer Investasi.

Kelebihan dan Kekurangan Investasi Tidak Langsung

a. Investor hanya perlu mengeluarkan dana.


b. Seluruh kegiatan sudah diatur oleh Manajer Investasi.
c. Tidak perlu repot mengurus dan mengelola saham yang dibeli.
d. Memiliki sifat mudah dicairkan.

2.5 Model Penanaman Modal Asing

Penerimaan modal asing dapat dilakukan melalui beberapa model. berikut ini ada
empat model Penanaman Modal Asing :

 Penanaman Modal Asing Tanpa Pasar Modal

Saham biasanya diedarkan dan dibeli melalui pasar modal. Namun, dalam model ini,
saham dibeli secara langsung di perusahaan nasional. Perantarannya bisa lewat Badan
Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau departemen lain yang terkait jual beli saham
asing

 Penanaman Modal Asing Lewat Capital Market

Capital market atau pasar modal merupakan tempat bertemunya para pihak yang
membutuhkan instrumen investasi jangka panjang, semisal efek. Salah satu bentuk efek
adalah saham dari PT PMA. Saham PT PMA diedarkan melalui bursa saham perusahaan
nasional. Kemudian, pihak asing yang ingin membeli saham tersebut harus melewati pasar
modal. Itulah bentuk penanaman modal asing secara tidak langsung.

9
 PMA Melalui Pemberian Kredit

Prosedur PMA lewat pemberian pinjaman, kurang lebihnya sama dengan kredit bank.
Bedanya, pemberi kredit PMA adalah pihak asing. Bentuknya beragam, seperti offshore loan,
notes, bonds, dan commercial paper.

 PMA Kontraktual

PMA kontraktual melibatkan investor asing dan perusahaan nasional secara


langsung. Keduanya terikat kontrak atau perjanjian tertulis. Bentuk investasi tersebut bisa
berupa bantuan teknik, agency, dan lisensi.

2.6 Contoh Penanaman Modal Asing Di Indonesia

1. Hyundai

Contoh Penanaman Modal Asing di Indonesia datang dari perusahaan asal Korea
Selatan, Hyundai, yang berkomitmen memberikan investasi hingga US$1,55 miliar di
Indonesia. Dalam proses realisasinya, Hyundai membaginya menjadi dua tahap.

Tahap pertama, sampai tahun 2021 kemarin Hyundai fokus pada pembangunan pabrik
pembuatan mobil di Cikarang dan nantinya sebanyak 50% hasil produksinya akan diekspor.

Sedangkan tahap kedua dari 2020-2030 akan berfokus dalam pengembangan pabrik,
seperti pabrik transmisi, research and development, dan pembuatan pabrik listrik. Lalu,
sebesar 70% dari total produksi akan diekspor.

2. Pegatron Corporation

Pegatron Corporation sebuah perusahaan asal Taiwan yang menjadi pemasok komponen
Apple membangun pabrik Asia Tenggara pertamanya di Batam, yatiu PTI (Pegatron
Technology Indonesia).Pegatron telah berkomitmen untuk berinvestasi sebesar US$1,5 miliar
yang akan direalisasikan secara bertahap.

3. Shanghai Electric Group Corporation

Terakhir ada Shanghai Electric Group Corporation, perusahaan asal China yang
melakukan investasi sebesar US$1,3 miliar untuk pengerjaan proyek pemerintah berupa
PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas).

2.7 Struktur Joint Venture

10
Joint Venture atau yang biasa disebut dengan perusahaan patungan adalah perusahaan
yang didirikan oleh dua atau lebih entitas bisnis dengan tujuan untuk menyatukan sumber
daya dan menjalankan bisnis dalam jangka waktu tertentu.

Pihak yang terlibat akan membentuk entitas bisnis baru dan masing masing akan
berkontribusi untuk memaksimalkan rencana bisnis yang dibuat. Namun perjanjian kerja ini
tidak berlaku selamanya, dan tergantung kesepakatan antara semua pihak yang terlibat.
Umumnya perusahaan akan kembali beroperasi dengan normal setelah jangka waktu yang
ditentukan selesai, atau tujuan yang disepakati telah tercapai. 

Dalam kontrak, joint venture terbagi menjadi 2 jenis, yaitu

 Domestik

 Internasional. 

Dan bila melihat industri atau bidang bisnis, ada beberapa industri yang pendirianya
wajib menggunakan perjanjian joint venture, yaitu :

 Pelabuhan

 Pelayanan

 Penerbangan

 Produksi, transmisi

 Distribusi tenaga listrik

 Telekomunikasi

 Pembangkit tenaga atom

 Mass media atau media masa

 Air minum

 Kereta api umum

Sementara untuk industri atau bidang bisnis yang dilarang untuk penanaman adalah
industri yang terkait dengan pertahanan negara, yaitu :

 Produksi senjata

 Mesin perang

 Alat-alat peledakan

11
 Peralatan perang.

Regulasi tentang joint venture telah diatur dalam UU, PP, dan SK Menteri. Berikut
adalah rangkuman landasan hukum mengenai joint venture :

 UU Nomor 1 Tahun 1967 Pasal 23 tentang Penanaman Modal Asing

 PP Nomor 20 Tahun Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang didirikan dalam


rangka penanaman modal asing

 PP Nomor 7 Tahun 1993 tentang Pemilik Saham perusahaan penanaman Modal


Asing

 SK Menteri negara Penggerak Dana Investasi/ Ketua Badan Koordinasi


Penanaman Modal Nomor: 15/SK/1994 tentang ketentuan pelaksanaan
pemilikan saham dalam perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman
modal asing.

Dalam pembuatannya, ada beberapa manfaat penting yang melatarbelakangi


dibuatnya perjanjian joint venture, berikut adalah beberapa diantaranya :

 Penggabungan sumber daya, joint venture memungkinkan entitas bisnis baru


yang telah dibuat agar dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Ini  disebabkan
karena perusahaan yang terlibat dapat meraih pasar perusahaan rekan yang lain
dengan sumber daya yang lebih besar. 

 Penggabungan keahlian, dengan penggabungan keahlian masing-masing


entitas bisnis, maka entitas baru tentunya akan memiliki keunggulan yang lebih
baik.

 Menghemat uang, setelah dua entitas bisnis bergabung maka tiap perusahaan


dapat menghemat pengeluaran masing masing. Ini disebabkan karena biaya
yang harus dikeluarkan tidak dibebankan pada satu perusahaan melainkan
kepada entitas lain yang terlibat. 

 Alat bertumbuh, pihak terlibat akan melakukan penggabungan ide,


keterampilan dan juga aset yang memungkinkan entitas bisnis baru dapat
mencapai pertumbuhan bisnis yang lebih baik.

12
 Inovasi produk dan layanan pihak terlibat akan menawarkan produk baru
melalui inovasi. Agar dapat menjangkau ke pelanggan baru melalui produk
baru yang dibuat.

 Ekspansi pasar asing, saat ini joint venture juga menjadi salah satu metode
yang digunakan untuk memperluas jaringan distribusi produk ke pasar asing
yang menjadi target pasar.

2.8 Kawasan Berikat

kawasan berikat adalah tempat penimbunan berikat untuk menimbun barang impor
dan barang yang berasal dari tempat lain dalam daerah pabean, guna diolah atau digabungkan
yang hasilnya terutama untuk diekspor. Fasilitas yang ditawarkan dalam kawasan berikat
yaitu perlakuan khusus dalam aspek kepabeanan dan perpajakan. Dalam rangka
meningkatkan investasi dan mendorong sektor ekspor, pemerintah memberikan insentif fiskal
di bidang kepabeanan dan perpajakan di tempat penimbunan berikat.

Dengan Efisiensi proses produksi, peningkatan mutu barang, dan lancarnya arus
keluar masuknya barang ke dan dari Indonesia adalah cara untuk meningkatkan daya saing
produk ekspor Indonesia. Dengan pemberian fasilitas kawasan berikat, para investor akan
lebih bergairah untuk melakukan kegiatan bisnisnya secara terpadu dan dapat lebih bersaing
di pasaran internasional atas produk industri yang mereka hasilkan sehingga dapat
menguntungkan untuk semua pihak-pihak yang terkait atau berhubungan.

2.9 Syarat Iklim Investasi Yang Baik

Selama ini, hambatan utama Indonesia dalam menarik investor asing adalah
inkonsistensi regulasi. Regulasi yang berubah-ubah, tumpang tindih, serta kontradiktif baik
antara kementerian dan lembaga maupun antar daerah. Faktor lainnya adalah persoalan pajak,
tenaga kerja, hal yang berkaitan dengan perizinan lahan, kurangnya memadainya infrastruktur
nasional baik dari segi kualitas maupun kuantitas, serta dominasi Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dalam proyek.

Investasi merupakan indikator yang menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu


negara. Melalui investasi, akan tersedia berbagai sarana produksi yang dapat dioptimalkan
untuk menghasilkan output dan nilai tambah yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Mengingat pentingnya peran investasi maka pemerintah perlu menciptakan iklim usaha dan
investasi yang kondusif untuk menarik minat investor. Investasi juga merupakan salah satu
komponen penting dalam Produk Domestik Bruto (PDB). Di Indonesia, porsi investasi dalam
13
PDB masih relatif kecil, namun demikian investasi berperan penting dalam permintaan
agregat. Peran tersebut terlihat dalam;

(a) pengeluaran investasi yang rata-rata memiliki sifat yang tidak stabil sehingga mudah
berfluktuasi, hal ini dapat menyebabkan terjadinya resesi dan boom;

(b) investasi berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi serta perbaikan produktivitas
tenaga kerja, karena pertumbuhan ekonomi juga sangat tergantung pada tenaga kerja dan
kapital.

Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Investasi

Pertama, pemberian fasilitas yang mendorong adanya investasi seperti pembebasan


pajak (tax holiday) dan kemudahan mengakses bahan baku.

Kedua, stabilitas ekonomi dan politik, hal ini akan berpengaruh terhadap nilai tukar
serta kepastian dan keamanan usaha. Nilai tukar yang relatif stabil terutama dibutuhkan oleh
investor yang berorientasi pada pasar luar negeri. Iklim politik dan faktor keamanan negara
penting untuk menjamin ketentraman hidup dan keamanan usaha serta kekayaan investor.

Ketiga, peraturan perudangundangan seperti aturan perizinan, dan lalu lintas devisa
yang berlaku juga menjadi perhatian bagi investor. Peraturan devisa di negara yang tidak
menghalangi penanam modal untuk memindahkan kekayaan dan keuntungannya ke luar
negeri lebih menarik bagi investor.

Keempat, faktor lain juga menentukan dalam penciptaan iklim investasi yang
kondusif adalah infrastruktur yang menunjang dan memadai. Fasilitas transportasi
memungkinkan orang, barang, dan jasa diangkut dari satu tempat ke tempat yang lain.
Perannya sangat penting baik dalam proses produksi maupun dalam menunjang distribusi
komoditi ekonomi. Telekomunikasi, listrik, dan air merupakan elemen penting dalam proses
produksi dari sektor ekonomi seperti perdagangan, industri, dan pertanian. Keberadaan
infrastruktur akan mendorong terjadinya peningkatan produktivitas bagi faktor produksi.

Kelima, ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas. Potensi sumber daya alam dan
jumlah penduduk yang besar saja tak cukup untuk menarik investor. Potensi itu harus
dibarengi ketersediaan tenaga kerja berkualitas, terampil, kreatif, dan murah yang dikelola
dengan baik.

Pemerintah berkomitmen menciptakan iklim bisnis yang kondusif dengan


memberikan fasilitas fiskal dan kemudahan perizinan. Pemerintah semakin serius dan gencar

14
mendorong kebijakan hilirisasi industri karena dinilai mampu mendongkrak pertumbuhan
ekonomi nasional secara signifikan. Saat ini, Indonesia termasuk dalam empat negara Asia
(selain China, Jepang dan India) yang memiliki nilai tambah sektor manufaktur tertinggi di
dunia.

Untuk itu pemerintah perlu meninjau kembali kebijakan tersebut dan mengevaluasi
penerapannya di lapangan. Peran DPR sangat dibutuhkan untuk mengawasi efektifitas kinerja
permerintah dalam meningkatkan investasi. DPR dan pemerintah perlu duduk bersama untuk
memikirkan solusi terbaik bagi permasalahan investasi ini. Dengan melihat berbagai faktor
penghalang investasi tersebut, perlu disusun regulasi khusus untuk mendorong tumbuhnya
investasi nasional yang sifatnya komprehensif dan mengikat, sehingga mampu memberikan
kepastian hukum bagi investor. Karena sesungguhnya investasi pihak swasta sangat
dibutuhkan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penanaman modal atau investasi merupakan modal awal dalam pembangunan


ekonomi suatu negara. Pembangunan nasional dapat terlaksana dengan baik apabila stabilitas
nasional dalam keadaan normal. Semakin baik stabilitas nasional, maka semakin lancar pula
pembangunan nasional yang dapat dilakukan dalam suatu negara.

pada dasarnya dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, akumulasi uang luar


negeri merupakan suatu gejala yang wajar. Hal ini dikarenakan kondisi tabungan dalam
negeri yang masih rendah sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukannya investasi secara
memadai dan negara yang tidak mempunyai tabungan dalam negeri yang cukup untuk
membiayai dalam pembangunan tersebut, pada umumnya menutup kesenjangan tersebut
dengan mencari sumber dari luar negeri. Sehingga tidak mengherankan apabila begitu
besarnya arus modal dari negara maju mengalir ke negara yang sedang berkembang termasuk
di antaranya Indonesia. Untuk itu pemerintah harus menarik dana pinjaman dari para donatur
yang berasal dari luar negeri.

15
Bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, investasi merupakan
komponen yang berperan penting dalam pembentukan nilai tambah pendapatan nasional yang
berguna dalam melaksanakan pembangunan. Pendapatan nasional merupakan jumlah barang
dan jasa yang dapat dihasilkan oleh suatu negara dalam satu periode, apabila jumlah barang
dan jasa yang dihasilkan semakin banyak, maka hal ini menggambarkan tingkat pendapatan
nasional yang semakin tinggi.

Semua peraturan mengenai PMA telah diatur dalam Undang-undang Nomor 25 tahun
2007 pasal 1 ayat 3 tentang Penanaman Modal yang berbunyi Penanaman modal asing adalah
kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang
dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya
maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

Daftar Pustaka

Penanaman Modal Asing Di Indonesia (2021, Juni 20). Dipetik February 25, 2022, dari
dpmptsp.bantenprov.go.id:https://dpmptsp.bantenprov.go.id/Berita/topic/
810#:~:text=Penanaman%20Modal%20Asing%20atau%20yang,bergabung%20dengan
%20modal%20dalam%20negeri.

Pengusaha Wajib Ketahui Perbedaan PMA VS PMDN (2019, Maret 01). Dipetik February
25, 2022, dari smartlegal.id: https://smartlegal.id/badan-usaha/2019/03/01/pengusaha-wajib-
ketahui-perbedaan-pma-vs-pmdn/#:~:text=PMA%20merupakan%20singkatan%20dari
%20Penanaman,adalah%20Penanaman%20Modal%20Dalam%20Negeri.

16
Investasi Asing Langsung dan Tidak Langsung di Indonesia (2021, Oktober 27). Dipetik
February 25, 2022, dari cermati.com:https://www.cermati.com/artikel/investasi-asing-
langsung-dan-tidak-langsung-di-indonesia

Investasi Langsung atau Tidak Langsung, Mana yang Terbaik? (2021, Maret 28). Dipetik
February 25, 2022, dari akseleran.co.id: https://www.akseleran.co.id/blog/investasi-langsung-
dan-tidak-langsung/

Apa itu FDI? Pengertian Lengkap Foreign Direct Investment (2022, February 10). Dipetik
February 25, 2022, dari ocbcnisp.com: https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/02/10/fdi-
adalah

https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2021/03/16/joint-venture-adalah/

https://www.beacukai.go.id/berita/tingkatkan-investasi-dan-ekspor-bea-cukai-pikat-investor-
dengan-kawasan-berikat.html

https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XI-6-II-P3DI-Maret-2019-
249.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai