Disusun Oleh :
Kelompok 4
D3 Akuntansi
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................7
ii
2.2 Penanaman Modal Asing di Indonesia...............................................................13
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................20
3.2 Saran 20
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................21
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Terima kasih
iii
sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan
Penulis
BAB I
iv
PENDAHULUAN
investasi yang kompetitif, kondusif, efisien dan efektif agar menarik pemodal
v
serta pemasaran dan distribusi barang/jasa. Perusahaan asing di Indonesia
baik antara host country dengan home country, antara investor asing dengan
host country ataupun antara investor asing dengan investor dalam negeri.
vi
Dalam UU Penanaman Modal diatur bahwa apabila terjadi sengketa
dalam penanaman modal asing antara pemerintah dengan investor asing maka
asing terkait penanaman modal di Indonesia. Contoh kasus besar dan menarik
untuk dikaji adalah kasus gugatan arbitrase salah satu perusahaan asing
hukum sumber daya alam gugatan perusahaan asing ini dinilai salah karena
yang menjadi objek sengketa adalah Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang
vii
dimana secara hukum IUP ini memiliki hubungan antara pemerintah dengan
internasional.
1.3 Tujuan
Hukum Bisnis.
viii
BAB II
PEMBAHASAN
modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha
(direct investment) dilakukan oleh para pemilik modal dengan cara membentuk
ix
perusahaan sendiri, menyediakan dana, dan menjalankan usaha tersebut,
dengan cara membeli saham atau obligasi yang diterbitkan oleh suatu
mengisi. Apabila pada suatu saat jumlah penanaman modal langsung tidak
Penanaman Modal.
negeri. Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara
x
Republik Indonesi, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha
pengertian penanaman modal dalam negeri menurut pasal 1 ayat (5) UU No,
Indonesia.
Jika dilihat dari pengertian diatas maka terdapat dua unsur utama
2. Sumber modal (Source of Funds) tersebut harus berasal dari dalam negeri
xi
menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik
2 macam yaitu:
1. PT (Perseroan Terbatas)
2. Koperasi
berbentuk PT. Adapun Pasal 5 ayat (2) UU No.25 Tahun 2007 tentang
2. Membeli saham.
xii
3. Melakukan cara lain sesuai dengan peraturan Perundang-
Undangan.
Indonesia, yaitu :
Joint Venture
Joint Venture adalah salah satu bentuk PMA yang merupakan hasil
Joint Enterpries
Joint Enterprise adalah salah satu bentuk dari Joint Venture. Bentuk
PMA ini adalah kerjasama dari dua pihak pemodal asing dan dalam
enterprise dapat terdiri dari valuta asing dan dari nilai rupiah yang
xiii
kemudian dimasukkan ke badan hukum Indonesia. Joint
Kontrak Karya
Kontrak Karya atau yang biasa disebut contract of work, adalah bentuk
Production Sharing
xiv
Dalam praktik penanaman modal ini banyak dilakukan oleh para investor
Portofolio Investment
perusahaan.
2. Arbitrase
4. Pengadilan
xv
pembahasan bersama dengan maksud untuk mencapai keputusan dan
arbiter.
para pihak.”
xvi
Republik Indonesia meratifikasi Konvensi ICSID dengan
sebanyak 70% (tujuh puluh persen) dari total saham PT SRI yang
xvii
SRI yang telah diberikan oleh Bupati Barito Timur, Kalimantan
PT SRI baru mengetahui bahwa wilayah dari IUP nya tumpang tindih
xviii
kaitannya dengan penanaman modal asing, Indonesia dan India
(Nations, 2020).
Indonesia dan India dalam hal investasi. BIT saat ini menjadi sumber
xix
demikian, hubungan hukum Indonesia dan India dalam hal investasi
Indonesia-India.
pihak telah membuat perjanjian (dalam hal ini BIT) bahwa apabila
xx
UNCITRAL Arbitration Rules 1976. Mengingat Indonesia dan India
hukum.
IUP PT SRI. Ahli hukum SDA, Ahmad Redi menilai bahwa gugatan
xxi
SRI, bukan IMFA sendiri meskipun IMFA telah mengakuisinya.
adalah PT SRI.
xxii
asing. Dari pihak pemerintah Indonesia, kasus gugatan ini
Indonesia.
persen) dari total saham PT SRI pada 7 Juni 2010. Pada dasarnya,
xxiii
bagi investor asing yang akan melakukan penanaman modal di
tindih IUP juga tidak akan terjadi apabila ditaatinya prinsip first come
tindih perizinan di dasari oleh dua hal, yaitu: (1) masalah kapasitas
pemberi izin yang sengaja memberikan izin kepada pihak lain atas
xxiv
wilayah yang sudah diusahakan oleh pihak lainnya. Dalam hal ini,
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
xxv
Penanaman Modal Di Indonesia adalah kegiatann menanam
modal untuk melakukan usaha di wilayah republic indonesia yang
dilakukan oleh penanaman modal dalam negri dengan menggunakan
modal dalam negri. Penanaman modal di indonesia dapat dilakukan
oleh seorang WNI, Badan Usaha Negri , dan atau Pemerintah Negri
yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republic
Indonesia .Bagi penanaman modal dalam negri maupun penanaman
modal asing yang melakukan penanaman modal dalam bentuk
perseroan terbatas dapat diwujudkkan dengan cara mengambil bagian
saham pada saat perseroan terbatas didirikan . Berdasarkan Pasal 25
ayat (4) UUPM, perusahaan penanam modal termasuk PMDN, yang
akan melakukan kegiatan usaha wajib memperoleh izin sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dari instansi yang memiliki
kewenangan. Dalam rangka merangsang penanaman modal di
Indonesia, pemerintah memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas
kepada para penanam modal, baik bagi penanam modal baru maupun
bagi penanam modal yang akan melakukan perluasan usaha.Kegiatan
usaha – usaha atau jenis usaha yang terbuka bagi kegiatan penanaman
modal , kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan
tertutup dan terbuka dengan persyaratan dan Batasan kepemilikan
modal Negri atas bidang usaha perusahaan diatur di dalam Peraturan
Presiden No. 36 Tahun 2010 Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha
Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan
Di Bidang Penanaman Modal.
Berdasarkan pada pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan:
(1) IMFA memiliki legal standing untuk mengajukan gugatan kepada
pemerintah Indonesia melalui PCA karena didasarkan pada BIT
Indonesia-India dan UNCITRAL Arbitration Rule 1976. Berdasarkan
ketentuan tersebut IMFA berhak memilih dan mengajukan gugatan
kepada PCA dan PCA berhak menyelenggarakan arbitrase
internasional atas objek sengketa yang diajukan oleh IMFA;
Terjadinya tumpang tindih perizinan dalam kasus gugatan IMFA
kepada Indonesia menjadi bahan evaluasi Indonesia dalam
menyelenggarakan penanaman modal asing di Indonesia dan menjadi
evaluasi bagi investor asing untuk melakukan audit atau Legal Due
Dilligence (LDD) terlebih dahulu sebelum melakukan penanaman
modal di Indonesia dan memperhatikan prinsip Clear and Clean dari
objek yang akan dilakukan penanaman modal sebelum dilakukannya
xxvi
penanaman modal agar mengurangi resiko permasalahan penanaman
modal.
B. SARAN
system politik dan hukum agar para investor akan lebih abnyak yang
xxvii
Saran yang penulis berikan adalah pertama kepada pemerintah
tindih perizinan dengan menerapkan prinsip Clear and Clean dan first
come first serve. Kedua kepada investor asing agar memperhatikan dan
DAFTAR PUSTAKA
xxviii
Academia.edu.Penanaman Modal Dalam Negri: Makalah Penanaman Modal Dalam
Negri, 21 Januari 2021,(Diakses Pada 27 Juni 2022),
https://www.academia.edu/29497552/makalah_penanaman_modal_dalam_negri_d
ocx
Indramayu, I, 2021, Legal Standing Gugatan IMFA Kepada Indonesia Melalui PCA
Atas Kerugiann Investasi Akibat Tumpang Tindih Perizinan, 3(6), 13-28,
(Diakses Pada 6 Juli 2022), dari Universitas Indonesia
xxix