BERKEMBANG
Grup :H
Fakultas Hukum
Medan
2019
Kata Pengantar
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR…………………………………………………..ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
3.1 Simpulan.....................................................................................15
Daftar Pustaka.........................................................................................16
Bab I
Pendahuluan
1
Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia (Jakarta : RajaGrafindo Persada,
2012),hlm.1-2
2
Komadin, Sri Hartoyo, Dedi Budiman Hakim, Strategi Peningkatan Investasi
Kabupaten Indramayu, Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah, vol.5 No 1, 2013. Hlm 3
3
Acep Rohendi, Prinsip Liberalisasi Perdagangan World Trade Organization (WTO)
dalam Pembaharuan Hukum di Indonesia (Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007), vol 1 No 2,
2014. Hlm 387
structural, ketiga, kebutuhan terhadap modal asing akan segera menurun,
apabila perubahan structural benar-benar terjadi.4
4
Jamzani sodik dan Didi Nuryadin, Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Regional
( Studi Kasus pada 26 Provinsi di Indonesia Pra dan Pasca Otonomi),Jurnal Ekonomi
Pembangunan, vol 10.No 2. Hlm 157-158
5
Ridwan Khairandy, Peranan Perusahaan Penanaman Modal Asing Joint Veenture
Dalam Alih Teknologi di Indonesia, Jurnal Hukum Bisnis, vol.22-No 5. Hlm 51
6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024,
www.warta.ekonomi.co.id , akses tanggal 11 Desember 2019
mempengaruhi investor masuk ke suatu Negara, yaitu stabilitas politik,
kepastian hukum, konsistensi kebijakan, regulasi dan pajak. Selain itu,
untuk menarik minat investor, pemerintah hendaknya memberikan
jaminan kepastian hukum bgi investor dalam berusaha. Sehingga perlu
kembali diperhatikan segala regulasi mengenai perlindungan terhadap
investor asing dan cara memperlakukan mereka dengan seadil-adilnya
sesuai dengan konstitusi Republik Indonesia.7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Investasi
Hampir semua Negara telah mencapai consensus pada tingkat
nasional pada tujuan umum bidang sosial ekonomi, sebagai contoh adalah
dalam peningkatan pendapatan nasional serta pemerataan distribusinya,
mengurangi tingkat pengangguran, serta mengurangi ketergantungan
terhadap bantuan luar.8 Dalam upaya mencapai tujuan tersebut Negara
berkembang kerap kali menghadapi permasalahan pada komponen
produksi yang salah satunya adalah kekurangan modal. Kendala utama
bagi pembangunan ekonomi terletak pada langkanya sumber dana jangka
panjang untuk investasi. 9 Menurut Levina dan Renelt (1992) investasi
adalah kata kunci penentu laju pertumbuhan ekonomi, karna disamping
akan mendorong kenaikan output secara signifikan juga secara otomatis
akan meningkatkan permintaan input, sehingga pada gilirannya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai konsekuensi dari
peningkatan pendapatan yang diterima oleh masyarakat, selain itu menurut
Soekirno (1994) investasi yang diinginkan adalah investasi yang besarnya
dipengaruhi oleh pendapatn nasional atau pertambahan permintaan
efektif.10
8
Warren C. Baum, Investasi Dalam Pembangunan: Pelajaran dari Bank Dunia, ( Jawa
Barat : UI Press),1988,hlm 73
9
Hal Hill, Investasi Asing dan Industrialisasi di Indonesia, (Jakarta : LP3ES), 1990,
HLM xxviii
10
Sri Hartoyo, Strategi Peningkatan Investasi Kabupaten Indramayu, Jurnal Manajemen
Pembangunan Daerah, vol 5.no 1, 2013, hlm 5
(accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga,
royalti, deviden, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk
manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang
diperoleh melalui hubungan perdagangan. Investasi menurut Standar
Akuntansi Pemerintahan, untuk perusahaan-perusahaan yang dikelola
Negara (BUMN). Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk
memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau
manfaat sosial, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.11
11
Mudjiyono, INVESTASI DALAM SAHAM & OBLIGASI DAN MEMINIMALISASI RISIKO
SEKURITAS PADA PASAR MODAL INDONESIA, Jurnal STIE Semarang, vol 4 No 2, Juni 2012, hlm 3
12
Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta : PT RajaGrafindo ), 2012,
hlm 39-41
mencerminkan keberadaan asas hukum yang bersifat abstrak-
normatif.13
d. Asas perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal Negara, adalah
asas perlakuan pelayanan nondiskriminasi berdasarkan ketentuan
perundang-undangan, baik antara penanam modal dalam negeri dan
penanam modal asing, maupun antara penanam modal dari satu Negara
asing dan penanam modal dari Negara lainnya.
15
Lihat Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal
16
Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: RajaGrafindo Persada), 2012,
hlm 46
17
Lihat Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Kebijakan dasar penanaman modal menjadi tugas pemerintah dan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
22
Muhammad Dandy Kartarineka Putra, Pengaruh Modal Asing dan Utang Luar Negeri
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Studi pada BANK Indonesia Periode Kuartal IV
2008-2017), Jurnal Administrasi Bisnis, vol.58 No.2, Mei 2018, hlm 36
23
Jamzani Sodik,ibid, hlm 157-158
Terlepas dari segala teori yang membahas mengenai manfaat serta
dampak investasi, di Indonesia sendiri melalui data perkembangan Produk
Domestik Bruto (PDB) dan Penanaman Modal Asing (PMA) dari tahun
2004-2017. Nilai PDB sejak periode tersebut semakin meningkat, serta
perkembangan realisasi nilai aliran PMA berflukyuasi sangat tajam. Sejak
periode tersebut, memperlihatkan tren PDB yang semakin meningkat
hingga tahun 2012 dan semakin menurun periode 2015, namun selanjutnya
sejak tahun 2016 kembali meningkat hingga mencapai 1.015,54 Milyar
Dollar Amerika Serikat dan tren aliran PMA menunjukkan perkembangan
fluktuatif, walaupun realisasi aliran PMA sempat naik turun, diakhir data
memperlihatkan peningkatan.25
27
Komadin, Strategi peningkatan investasi kabupaten indramayu, Jurnal manajemen
pembangunan daerah, Vol 5 No 1, juni 2013, hlm 4
28
Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: RajaGrafindo Persada),
2012, hlm 99
29
BKPM, Regulasi dan Deregulasi Perizinan dalam Mendukung Peningkatan Investasi,
www.bkpm.go.id akses tanggal 15 Desember 2019
30
Lusiana, ibid, hlm 100
diganti dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal.31
31
Hal Hill, Investasi Asing dan Industrialisasi di Indonesia, ( Jakarta: LP3ES ),1991,hlm
50-51
32
Lusiana,ibid, hlm 103
33
Rencana Strategis BKPM 2015-2019, www.bkpm.go.id , akses tanggal 15 Desember
2019
7. Penyediaan Bahan Baku Gas untuk industry dan pembangkit listrik
34
Rencana Strategis BKPM 2015-2019, www.bkpm.go.id , akses tanggal 15 Desember
2019
35
Kebijakan dan Strategi BKPM dalam menciptakan Iklim Penanaman Modal,
www.bkpm.go.id , akses tanggal 17 Desember 2019
36
Ringkasan Eksekutif RPJMN IV 2020-2024
setiap instansi terkait baik pemerintah pusat maupun daerah
sehingga dapat tercipta kebijakan kemudahan berusaha dan daya
saing nasional. Selain itu perlu dilakukan deregulasi mengenai
penyederhaan izin yang menghambat investasi, pelaksanaan
simplifikasi, harmonisasi dan sinkronisasi pertauran perizinan
investasi baik pusat maupun daerah.
3. Fasilitas kemudahan usaha dan investasi, yaitu dengan melakukan
evaluasi dan monitoring implementasi peraturan DNI( Daftar
Negatif Investasi), pelaksanaan system perizinan berusaha
terintegrasi secara elektronik (SPBTSE), pemanfaatan tax holiday
tax allowance, dan penataan regulasi.37
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Daftar Pustaka
Katoppo, A. (1997). Pasar Modal Indonesia: Retrospeksi Lima Tahun Swastanisasi BEJ.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Putra, M. D. (2018). Pengaruh penanaman Modal Asing dan Utang Luar Negeri terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Administrasi Bisnis , 155-162.
Salebu, J. B. (2014). Pengaruh Penanaman Modal Asing terhadap Pertumbuhan Ekonomi
di Indonesia. Jurnal BPPK , 135-152.
Sodik, J. (2005). Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Regional ( Studi Kasus pada 26
provinsi di Indonesia, pra dan pasca Otonomi). Jurnal ekonomi pembangunan , 157-170.
Suta, I. P. (2000). Menuju Pasar Modal Modern. Jakarta: Yayasan SAD SATRIA
BHAKTI.