Anda di halaman 1dari 19

INVESTASI : PELUANG DAN KENDALA DI NEGARA

BERKEMBANG

Grup :H

Mata Kuliah : Ekonomi Pembangunan

Disusun Oleh : Dela Novarida 190200168

Dina Panda Pandiangan 190200169

Ayudya Pratiwi 190200555

Ruth Santy Siregar 1902

Program Studi Ilmu Hukum

Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Medan

2019
Kata Pengantar

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan


Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang


telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga
makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah


pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.

Medan, 1 Desember 2019

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR…………………………………………………..ii

DAFTAR ISI.............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................2

2.1 Pengertian Investasi....................................................................2


2.2 Asas dan Tujuan Investasi..........................................................3
2.3 Peran investasi dalam Ekonomi Negara Berkembang................6
2.4 Kebijakan Pemerintah dalam Menciptakan Iklim Investasi.......7

BAB III PENUTUP..................................................................................15

3.1 Simpulan.....................................................................................15

Daftar Pustaka.........................................................................................16
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Setiap Negara, baik Negara maju ataaupun Negara berkembang


menaruh perhatian besar terhadap pembangunan ekonomi yang
berlangsung di Negara nya. Dalam penyelenggaraan pembangunan
ekonomi, terdapat beberapa komponen yangharus dimiliki, yakni sumber
daya alam, sumber daya manusia dan modal yang saling bersinergi dalam
satu kesatuan untuk menciptakan kemajuan pembangunan di suatu Negara,
sehingga perlu dilaksanakan pembangunan ekonomi nasional yang
berkelanjutan dengan landasan demokrasi ekonomi dan prinsip
kebersamaan.1 Salah satu sumber modal dalam menunjang perekonomian
Negara adalah dengan mendatangkan dana bantuan luar negeri baik berupa
pinjaman luar negeri maupun penanaman modal asing atau investasi.

Penanaman modal atau investasi mengandung pengertian segala


kegiatan yang meningkatkan kemampuan ekonomi untuk memproduksi
output di masa yang akan datang. Menurut Levina dan Renelt (1992)
investasi merupakan salah satu faktor esensial dalam mempengaruhi
proses pertumbuhan ekonomi, dengan adanya investasi akan mendorong
peningkatan modal per tenaga kerja serta mempercepat pertumbuhan
ekonomi melalui transfer modal, teknologi manajemen dan
kewirausahaan.2 Dengan investasi pula, pertumbuhan ekonomi menuju
pembangunan berkelanjutan dalam era global dapat tergerak.3

Dalam teori neo-klasik dungkapkan untuk membangun kinerja


perekonomian suatu Negara diperlukan akumulasi kapital, Negara
berkembang dianggap lebih membutuhkan investasi, khususnya investasi
asing untuk membangun perekonomian negaranya, karena tingkat
tabungan domestiknya rendah. Peranan investasi asing bagi Negara
berkembang telah diperbincangkan oleh para ekonom sebagai berikut;
pertama, modal asing dapat dimanfaatkan oleh Negara sedang berkembang
untuk meningkatkan investasi serta pertumbuhan ekonomi, kedua, modal
asing dapat berperan penting dalam mobilisasi dana maupun tranformasi

1
Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia (Jakarta : RajaGrafindo Persada,
2012),hlm.1-2
2
Komadin, Sri Hartoyo, Dedi Budiman Hakim, Strategi Peningkatan Investasi
Kabupaten Indramayu, Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah, vol.5 No 1, 2013. Hlm 3
3
Acep Rohendi, Prinsip Liberalisasi Perdagangan World Trade Organization (WTO)
dalam Pembaharuan Hukum di Indonesia (Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007), vol 1 No 2,
2014. Hlm 387
structural, ketiga, kebutuhan terhadap modal asing akan segera menurun,
apabila perubahan structural benar-benar terjadi.4

Di Negara-negara berkembang terdapat mitos bahwa agar suatu


Negara menjadi Negara yang makmur, pembangunan ekonomi nasional
harus mengarah pada sector industri. Dalam mengupayakan
pengembangan bidang industri, Negara Negara berkembang dihadapkan
pada permasalahan minimnya modal dan teknologi yang merupakan
komponen dasar untuk mencapai industrialisasi. Atas dasar hal ini
keberadaan modal asing melalui investasi asing di Negara berkembang
merupakan solusi efektif untuk mengurai permasalahan tersebut. Hal ini
sejatinya tidak terlepas kaitannyaa dengan kepentingan penyelenggaraan
pembagunan nasional dalam proses realisasi cita-cita bangsa.5

Indonesia sebagai satu dari antara Negara yang sedang berkembang


juga tengah mengupayakan peningkatan investasi asing dalam menunjang
perekonomian nasional. Salah satu tujuan bangsa Indonesia seperti yang
termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah
menwujudkan kesejahteraan umum. Untuk itu melalui pasal 33 Undang-
Undang Dasar ditetapkanlah perekonomian nasional sebagai upaya dalam
peningkatan kesejahteraan umum. Pemerintah juga melalui Rencana
pembangunan jangka menengah Nasional Tahun 2020-2024 telah
mencanangkan 7 agenda. Agenda pertama yang dicanangkan adalah
memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro bersama Gubernur
Bank Indonesia Perry Warjiyo menghadiri private briefing dengan anggota
Asia House Corporate di London, Inggris tanggal 1 Juli 2019. Dalam
forum tersebut Bambang menjelaskan menyatakan agenda ini
menitikberatkan pada peningkatan daya dukung dan kualitas sumber daya
ekonomi berkelanjutan serta meningkatkan nilai tambah, lapangan kerja,
ekspor, investasi dan daya saing ekonomi. bahwa target investasi
infrastruktur Indonesia untuk periode 2020-2024 meningkat sebesar 20%.
Kenaikan tersebut untuk meningkatkan saham infrastruktur terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) dari 43% di 2017 menjadi 50% PDB di
2024.6

Dalam rangka mencapai target pemerintah untuk meningkatkan


investasi tersebut, pemeritah hedaknya memberikan peluang serta
kemudahan bagi investor asing, sehingga investor tertarik untuuk
menanamkan modalnya di Indonesia. Sejatinya terdapat lima faktor yang

4
Jamzani sodik dan Didi Nuryadin, Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Regional
( Studi Kasus pada 26 Provinsi di Indonesia Pra dan Pasca Otonomi),Jurnal Ekonomi
Pembangunan, vol 10.No 2. Hlm 157-158
5
Ridwan Khairandy, Peranan Perusahaan Penanaman Modal Asing Joint Veenture
Dalam Alih Teknologi di Indonesia, Jurnal Hukum Bisnis, vol.22-No 5. Hlm 51
6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024,
www.warta.ekonomi.co.id , akses tanggal 11 Desember 2019
mempengaruhi investor masuk ke suatu Negara, yaitu stabilitas politik,
kepastian hukum, konsistensi kebijakan, regulasi dan pajak. Selain itu,
untuk menarik minat investor, pemerintah hendaknya memberikan
jaminan kepastian hukum bgi investor dalam berusaha. Sehingga perlu
kembali diperhatikan segala regulasi mengenai perlindungan terhadap
investor asing dan cara memperlakukan mereka dengan seadil-adilnya
sesuai dengan konstitusi Republik Indonesia.7

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah peran investasi dalam upaya meningkatkan


pertumbuhan ekonomi Negara, khususnya Negara berkembang?

2. Bagaimanakah kebijakan pemerintah Indonesia dalam menciptakan


iklim investasi untuk menarik para investor?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Investasi
Hampir semua Negara telah mencapai consensus pada tingkat
nasional pada tujuan umum bidang sosial ekonomi, sebagai contoh adalah
dalam peningkatan pendapatan nasional serta pemerataan distribusinya,
mengurangi tingkat pengangguran, serta mengurangi ketergantungan
terhadap bantuan luar.8 Dalam upaya mencapai tujuan tersebut Negara
berkembang kerap kali menghadapi permasalahan pada komponen
produksi yang salah satunya adalah kekurangan modal. Kendala utama
bagi pembangunan ekonomi terletak pada langkanya sumber dana jangka
panjang untuk investasi. 9 Menurut Levina dan Renelt (1992) investasi
adalah kata kunci penentu laju pertumbuhan ekonomi, karna disamping
akan mendorong kenaikan output secara signifikan juga secara otomatis
akan meningkatkan permintaan input, sehingga pada gilirannya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai konsekuensi dari
peningkatan pendapatan yang diterima oleh masyarakat, selain itu menurut
Soekirno (1994) investasi yang diinginkan adalah investasi yang besarnya
dipengaruhi oleh pendapatn nasional atau pertambahan permintaan
efektif.10

Di Indonesia, topik investasi sudah diatur dalam Pernyataan


Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 13), Investasi adalah suatu
aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan
7
Sri Handayani, Upaya Pemerintah Sumatera Selatan dalam Menarik Investor Asing
dalam Kegiatan Penanaman Modal, Jurnal Dinamika Hukum, vol 11.No 1,2011. Hlm 63

8
Warren C. Baum, Investasi Dalam Pembangunan: Pelajaran dari Bank Dunia, ( Jawa
Barat : UI Press),1988,hlm 73
9
Hal Hill, Investasi Asing dan Industrialisasi di Indonesia, (Jakarta : LP3ES), 1990,
HLM xxviii
10
Sri Hartoyo, Strategi Peningkatan Investasi Kabupaten Indramayu, Jurnal Manajemen
Pembangunan Daerah, vol 5.no 1, 2013, hlm 5
(accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga,
royalti, deviden, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk
manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang
diperoleh melalui hubungan perdagangan. Investasi menurut Standar
Akuntansi Pemerintahan, untuk perusahaan-perusahaan yang dikelola
Negara (BUMN). Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk
memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau
manfaat sosial, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.11

Pada dasarnya, setiap Negara khusunya Negara berkembang sangat


membutuhkan investasi, khusunya investasi asing. Karna investasi dapat
membantu mempercepat laju pembangunan ekonomi dalam suatu Negara.
Pada umumnya pemilik modal atau dikenal dengan sebutan investor
adalah Negara Negara maju. Investor menanamkan modalnya atas dua
kategori besar, yaitu :12

1. Investasi Langsung (Direct Investment) atau penanaman modal


jangka panjang, dalam menanamkan modal yang melibatkan
investor secara langsung dapat dilakukan dengan mendirikan
perusahaan patungan (Joint Venture Company), melakukan kerja
sama operasi ( Joint operation scheme) tanpa membentuk
perusahaan baru, mengkonversikan pinjaman menjadi penyertaan
mayoritas dalam perushaan, memberikan lisensi, dan lain-lain.

2. Investasi tidak langsung( Indirect Investment) atau penanaman


modal tidak langsung (portofolio investment). Investasi jenis ini
pada umumnya merupakan penanaman modal jangka pendek yang
mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan pasar uang.
Disebut jangka pendek karena pada umumnya mereka melakukan
jual beli saham dalam waktu yang relative singkat, tergantung
fluktuasi nilai saham yang hendak mereka perjualbelikan.

2.2 Asas-Asas dan Tujuan Penanaman Modal

Asas mempunyai pengertian, yakni sebagai dasar, alas,


pondamen dalam penyelenggaraan suatu hal. Dalam
penyelenggaraan penanaman modal, melalui Undang-Undang No
25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal tercantum sejumlah
asas yang menjadi landasan penyelanggaran kegiatan investasi.
Asas-asas dalam Undang-Undang tersebut melatarbelakangi
pembentukan pasal-pasal, sehingga pasal-pasal yang terbentuk

11
Mudjiyono, INVESTASI DALAM SAHAM & OBLIGASI DAN MEMINIMALISASI RISIKO
SEKURITAS PADA PASAR MODAL INDONESIA, Jurnal STIE Semarang, vol 4 No 2, Juni 2012, hlm 3
12
Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta : PT RajaGrafindo ), 2012,
hlm 39-41
mencerminkan keberadaan asas hukum yang bersifat abstrak-
normatif.13

Dalam Undang-Undang No 25 Tahun 2007 tentang


penanaman modal bab ii mengenai asas dan tujuan penanaman
modal dijelaskan bahwa penyelenggaraan penanaman modal
diselenggarakan berdasarkan asas-asas tertentu, diantaranya:14

a. Asas Kepastian Hukum, adalah asas dalam Negara hukum yang


meletakkan hukum dan ketentuan perundang-undangan sebagai
landasan dasar dalam segala kebijakan serta tindakan yang berkaitan
dengan penanaman modal.

b. Asas keterbukaan, adalah asas yang terbuka terhadap hak masyarakat


untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif
megenai penanaman modal

c. Asas akuntabilitas, adalah asas yang menentukan setiap kegiatan dan


hasil akhir dari penyelenggaraan penanaman modal harus
dipertanggung jawabkan terhadap masyarakat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi Negara, sesuai ketentuan perundang-undangan

d. Asas perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal Negara, adalah
asas perlakuan pelayanan nondiskriminasi berdasarkan ketentuan
perundang-undangan, baik antara penanam modal dalam negeri dan
penanam modal asing, maupun antara penanam modal dari satu Negara
asing dan penanam modal dari Negara lainnya.

e. Asas kebersamaan, adalah asas yang mendorong peran seluruh


penanam modal secaara bersamaan dalam kegiatan usahanya untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat.

f. Asas efisiensi berkeadilan, adalah asas yang mendasari pelaksanaan


penanaman modal dengan mengutamakan efisiensi berkeadilan dalam
usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif dan berdaya
saing.

g. Asas berkelajutan, adalah asas yang secara terencana mengupayakan


berjalannya proses pembangunan melalui penanaman modal untuk
menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan,
baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang

h. Asas berwawasan lingkungan, adalah asas penanaman modal yang


dilakukan dengan memperhatikan dan mengutamakan perlindungan
dan pemeliharaan lingkungan hidup.
13
Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia (Jakarta: RajaGrafindo Persada),
2012, hlm 41-43
14
Undang-Undang No 25 Tahun 2007 Penanaman Modal
i. Asas kemandirian, adalah asas penanaman modal yang dilakukan
dengan tetap mengedepankan potensi bangsa dan Negara dengan tidak
menutup diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya
pertumbuhan ekonomi.

j. Asas keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi, adalah asas yang


berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi dalam kesatuan
ekonomi nasional.

Kesepuluh asas tersebut selanjutnya menjadi landasan pembentukan


kebijakan dalam upaya mencapai tujuan penanaman modal yang
ditetapkan dalam Undang-Undang Penanaman modal, yaitu :

a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;

b. Menciptakan lapangan pekerjaan;

c. Meningkatkan pembangunan ekonomi pembangunan berkelanjutan

d. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;

e. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional;

f. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan;

g. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi rill dengan


menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri ; dan
h. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.15

Tujuan penanaman modal dijadikan acuan dalam kebijakan penanaman


modal oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Departmen
Teknis terkait, dan pemerintah daerah, tujuan tersebut harus mampu
mengarahkan kebijakan dasar penanaman modal.16 Pasal 4 Undang-
Undang Penanaman Modal menjelaskan kebijakan penanaman modal
adalah untuk:

a. Mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi


penanaman modal untuk penguatan daya saing perekonomian
nasional;
b. Mempercepat peningkatan penanaman modal.17

15
Lihat Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal
16
Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: RajaGrafindo Persada), 2012,
hlm 46
17
Lihat Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Kebijakan dasar penanaman modal menjadi tugas pemerintah dan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Memberi perlakuan yang sama baik bagi penanam modal dalam


negeri maupun penanam modal asing dengan memperhatikan
kepentingan nasional

b. Menjamin kepastian hukum, kepastia berusaha, dan keamanan


berusaha bagi para penanam modal sejak proses pengurusan izin
sampai berakhirnya kegiatan penanaman modal sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
c. Membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan
perlindungan kepada usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi.18

2.3 Peranan Investasi Dalam Perekonomian Negara

Laju pertumbuhan ekonomi selalu ditentukan oleh


terbatasnya faktor-faktor produksi. Jika ada faktor yang di
asosiasikan sebagai penyebab utama keterbelakangan
pembangunan, maka faktor tersebut tidak lain adalah modal. Oleh
karenanya, tujuan akhir dari perencanan pembangunan adalah
menemukan cara terbaik dalam menerobos lingkaran setan antara
langkanya modal dan keterbelakangan pembangunan, selanjutnya
merancang akumulasi modal yang efisien dan optimal.19 Salah satu
aspek yang paling penting dari dari Penanaman Modal Asing
adalah dampak potensial terhadap pertumbuhan ekoomi di Negara
tuan rumah (Host Country).20Studi suriyati (2000) menemukan
bahwa modal asing yang masuk ke Negara-negara, khususnya
Negara berkembang mempunyai hubungan yang positif dan kuat
terhadap pertumbuhan ekonomi Negara tujuan, namun demikian,
hubungan ini hanya merupakan hubungan jangka pendek. Dalam
uji ekonometrik jangka panjang, dengan menggunakan metode
ECM, hubungan jangka panjang antara penanaman modal asing
dan pertumbuhan ekonomi hanya terjadi di Indonesia dan
philipina. 21 Dalam pengembangan teori Keynes yang dilakukan
oleh Harrod Domar, dengan member peranan kunci kepada
investasi didalam proses pertumbuhan ekonomi, khususnya
mengenai sifat ganda yang dimiliki investasi, yaitu pertama,
investasi menciptakan pendapatan, hal ini merupakan dampak
besar yang diharapkan dari investasi, dan kedua, investasi
18
Lusiana, ibid, hlm 47
19
Hal Hill, Investasi Asing dan Industrialisasi di Indonesia, ( Jakarta: LP3ES ),1991, hlm
xxi
20
Jefry Batara Salebu, Pengaruh Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia: Analisis Data Panel Periode 1994-2013, Jurnal BPPK, VOL.7 No.2. 2014,
hlm 135
21
Jamzani sodik, Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Regional ( Studi kasus pada 26
provinsi di Indonesia, pra dan pasca otonomi ), Jurnal ekonomi pembangunan, vol 10.No 2,
Agustus 2005, Hlm 161
merupakan kapasitas produksi perekonomian dengan cara
meningkatkan stok capital.22

Peranan modal asing dalam upaya peningkatan


pembangunan ekonomi suatu Negara, khusunya Negara
berkembang telah lama diperbincangkan oleh para ahli ekonomi
pembangunan. Menurut Chenery dan Carter (1973), peranan modal
asing bagi Negara berkembang, antara lain:23

1. Sumber dana eksternal (modal asing) dapat


dimanfaatkan oleh Negara sedang berkembang sebagai
dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan
ekonomi.

2. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti


dengan perubahan struktur produksi dan perdagangan.

3. Modal asing dapat berperan penting dalam mobilisasi


dana maupun transformasi structural.

4. Kebutuhan akan modal asing tentunya akan menurun


segera setelah perubahan structural benar- benar terjadi
(meskipun modal asing di masa selanjutnya lebih
produktif).

Meskipun secara teoritis manfaat dari penanaman modal asing


sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi Negara tuan rumah, bukti
empiris untuk hubungan antara penanaman modal asing dan pertumbuha
ekonomi masih menjadi perdebatan. Di satu sisi banyak penelitian telah
melaporkan bahwa penanaman modal asing mendorong pertumbuhan
ekonomi Negara-negara berkembang, sementara beberapa penilitian lain
tidak menemukan bukti atau terdapat bukti yang lemah bahwa penanaman
modal asing mendorong pertumbuhan ekonomi Negara-negara
berkembang. Sebagai contoh, menurut Nehaus (2006) menemukan bukti
bahwa penanaman modal asing memainkan peran penting dalam
pertumbuhan ekonomi di Eropa Tengah dan Timur, Roy dan Van Den
Berg juga menemukan bukti bahwa penanaman modal asing memiliki
dampak positif dan signifikan secara ekonomi terhadap pertumbuhan
ekonomi Amerika Serikat. Namun, disisi lain, Carkovic dan Levine (2002)
menemukan bukti bahwa komponen eksogen penanaman modal asing
tidak mempunyai pengaruh kuat dan independen terhadap pertumbuhan
serta Duasa (2007) tidak menemukan bukti kuat hubungan kausal antara
penanaman modal asing dan pertumbuhan ekonomi di Malaysia.24

22
Muhammad Dandy Kartarineka Putra, Pengaruh Modal Asing dan Utang Luar Negeri
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Studi pada BANK Indonesia Periode Kuartal IV
2008-2017), Jurnal Administrasi Bisnis, vol.58 No.2, Mei 2018, hlm 36
23
Jamzani Sodik,ibid, hlm 157-158
Terlepas dari segala teori yang membahas mengenai manfaat serta
dampak investasi, di Indonesia sendiri melalui data perkembangan Produk
Domestik Bruto (PDB) dan Penanaman Modal Asing (PMA) dari tahun
2004-2017. Nilai PDB sejak periode tersebut semakin meningkat, serta
perkembangan realisasi nilai aliran PMA berflukyuasi sangat tajam. Sejak
periode tersebut, memperlihatkan tren PDB yang semakin meningkat
hingga tahun 2012 dan semakin menurun periode 2015, namun selanjutnya
sejak tahun 2016 kembali meningkat hingga mencapai 1.015,54 Milyar
Dollar Amerika Serikat dan tren aliran PMA menunjukkan perkembangan
fluktuatif, walaupun realisasi aliran PMA sempat naik turun, diakhir data
memperlihatkan peningkatan.25

Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto dan Penanaman


Modal Asing di Indonesia Tahun 2004-2017

Tahun Produk Domestik Penanaman Modal


Bruto ( Milyar Asing (Milyar
USD) USD)
2004 256.84 1.90
2005 285.87 8.34
2006 364.57 4.91
2007 432.22 6.93
2008 510.23 9.32
2009 539.58 4.88
2010 755.09 15.29
2011 892.97 20.56
2012 917.87 21.20
2013 912.52 23.28
2014 890.81 25.12
2015 860.85 19.78
2016 932.26 4.54
2017 1,015.54 21.46

Sumber: World Bank, 2018

Berdasarkan data dari World Bank pada tahun 2018 tersebut


menunjukkan adanya tren peningkatan hingga tahun 2017, secara statistic
membuktikan bahwa aliran PMA berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi, sehingga PMA merupakan salah satu
determinan penting yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.26
Menurut Bappenas (2007) dampak pengganda yang di ciptakan dari
peningkatan investasi adalah meningkatnya pemanfaatan sumber daya
24
Jefry Batara Salebu, Pengaruh Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia: Analisis Data Panel periode 1994-2013, Jurnal BPPK, Vol. 7, No.2. 2014,
hlm 135-136
25
Amiruddin, Aliran Penanaman Modal Asing dan Dampaknya terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia, Jurnal Manajemen Keuangan, vol.7, No.2, November 2018, hlm 195
26
Amiruddin, Aliran Penanaman Modal Asing dan Dampaknya terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia, Jurnal Manajemen Keuangan, vol.7, No.2, November 2018,hlm 197
secara optimal dalam kegiatan produksi, berkembangannya kegiatan
perdagangan antar daerah, dan terciptanya nilai tambah yang lebih besar.
Investasi dapat menjadi pendorong roda perekonomian daerah dan
meningkatkan kesejahteraan ketika semua pihak mendapat manfaat
maksimal dari aktivitas tersebut.27 Oleh karena itu, diharapkan pemerintah
dan pemerintah daerah untuk terus berupaya mewujudkan terciptanya
iklim investasi yang baik, sehingga dapat mendorong investor untuk
berinvestasi di Indonesia.

2.4 Kebijakan Pemerintah dalam Menciptakan Iklim Investasi

Salah satu tujuan lahirnya bangsa Indonesia adalah untuk


memajukan kesejahteraan umum. Dalam rangka upaya memajukan
kesejahteraan umum pasal 33 Undang-Undang Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dibentuk sebagai landasan peraturan perundang-undangan
bidang perekonomian. Salah satu amant konstitusi adalah agar
pembangunan ekonomi nasional berdasar pada prinsip demokrasi yang
menciptakan terwujudnya kedaulatan ekonomi Indonesia, hal ini
ditetapkan melalui Tap MPR No. XVI/MPR/1998 tentang politik ekonomi
dalam rangka demokrasi ekonomi, dengan demikian hal ini menjadi dasar
dalam kebijakan penanaman modal.28

Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal, dijelaskan bahwa


investasi merupakan satu dari sedaya upaya untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan pembangunan ekonomi, meningkatkan teknologi nasional,
mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan, serta mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dalam suatu system perekonomian yang berdaya
saing.29 Tujuan tersebut dapat diwujudkan dengan adanya kebijakan-
kebijakan pemerintah yang pro-investasi dan upaya perbaikan dalam
segala kendala-kendala investasi. 30

Kebijakan penanaman modal oleh pemerintah dimulai dengan


diundangkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing yang kemudian diubah denga Undang-Undang Nomor 11
Tahun 1970 tentang perubahan dan tambahan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1967 dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri yang diubah dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. Dalam
perkembangan di orde reformasi, peraturan perundang-undangan diatas

27
Komadin, Strategi peningkatan investasi kabupaten indramayu, Jurnal manajemen
pembangunan daerah, Vol 5 No 1, juni 2013, hlm 4
28
Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: RajaGrafindo Persada),
2012, hlm 99
29
BKPM, Regulasi dan Deregulasi Perizinan dalam Mendukung Peningkatan Investasi,
www.bkpm.go.id akses tanggal 15 Desember 2019
30
Lusiana, ibid, hlm 100
diganti dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal.31

Pembentukan Undang-Undang ini didasarkan semangat dalam


amenciptakan iklim penanaman modal yang kondusif sehingga undang-
undang ini mengatur hal-hal yang dinilai penting antara lain: kebijakan
dasar penanaman modal, bentuk badan usaha, perlakuan terhadap
penanaman modal, bidang usaha, keterkaitan pembangunan ekonomi
dengan pelaku ekonomi kerakyatan yang diwujudkan dalam pengaturan
pengembangan penanaman modal, serta fasilitas penanaman modal bagi
usaha mikro kecil, menengah, dan koperasi, hak, kewajiban, dan tanggung
jawab penanam modal, serta fasilitas penanaman modal, pengesahan
perizinan, koordinasi dan pelaksanaan kebijkan penanaman modal yang
mengatur kelembagaan, penyelenggaraan urusan penanaman modal, dan
ketentuan penyelesaian sengketa.32

Untuk menjalankan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentag


Penanaman Modal, Badan Koordinasi Penanaman Modal melalui Rencana
Strategis 2015-2019 menetapkan target serta kebijakan dalam membuka
peluang sebesar-besarnya bagi investor. BKPM menargetkan total target
investasi pada tahun 205-2019 senilai Rp. 3,589 triliun. 63,2% rata-rata
dari total target tersebut diharapkan berasal dari penanaman modal asing.33
Untuk mencapai target tersebut, BKPM memiliki pekerjaan rumah yang
berat dalam menanggulangi kendala-kendala investasi di Indonesia,
diantaranya adalah:

1. Perizinan dan Nonperizinan Penanaman Modal, perizinan yang


masih tumpang tindih serta memerlukan waktu yang lama.

2. Pengadaan Tanah, pembebasan lahan yang sulit karena


menyangkut tanah adat dan hak ulayat.

3. Percepatan Pembangunan Infrastruktur, terbatasnya sarana dan


prasarana sepert jalan, pelabuhan, telekomunikasi, air bersih,
sarana kesehatan, sarana pendidikan, listriik, dll.

4. Permasalahan Tenaga Kerja dan Produktivitas, percepatan


peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja terampil/skilled
labor.

5. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

6. Penyediaan energy Listrik

31
Hal Hill, Investasi Asing dan Industrialisasi di Indonesia, ( Jakarta: LP3ES ),1991,hlm
50-51
32
Lusiana,ibid, hlm 103
33
Rencana Strategis BKPM 2015-2019, www.bkpm.go.id , akses tanggal 15 Desember
2019
7. Penyediaan Bahan Baku Gas untuk industry dan pembangkit listrik

8. Insentif Penanaman Modal


9. Pembiayaan34

Selain kendala-kendala tersebut menurut BKPM terdapat berbagai


permasalahan investasi yang perlu diselesaikan, diantaranya:

1. Investasi sebagai mesin pertumbuhan terhadap ekonomi perlu


peningkatan pelaku usaha khusunya PMDN (Penaman Modal
Dalam Negeri)

2. 42.000 regulasi ( 12.000 di tingkat pusat dan 30.000 di tingkat


daerah)
3. Tumpang tindihnya pengaturan jenis perizinan yang diatur oleh
Undang-Undang35

Dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional


2020-2024, presiden merancang 5 prioritas yang terdiri dari infrastruktur,
SDM, investasi, reformasi birokrasi dan pemanfaatan APBN. Terkait
dengan kebijakan investasi, tiga agenda pembangunan yang akan
dilakukan yaitu; memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang
berkualitas; kedua, mengembangkan wilayah untuk mengurangi
kesenjangan dan menjamin pemerataan; ketiga, memperkuat infrastruktur
intuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar.36

Dalam RPJMN 2020-2024 juga telah dijabarkan arah kebijakan


investasi serta strategi yang akan dilakukan untuk mencapai target
investasi dalam periode selanjutnya. Arah kebijakan investasi adalah untuk
meningkatkan pertumbuhan investasi yang inklusif dan berkelanjutan
untuk mendukung capaian SDGs. Strategi yang akan dilakukan antara lain
adalah:

1. Regulasi Tenaga Kerja, terkait kendala mengenai tenaga kerja


maka pemerintah akan melakukan revisi terhadap UU 13/2003
Tentang Ketenagakerjaan, Praktik PHK, Pesangon dan
outsourcing, serta penyederhanaan kebijakan imigrasi tenaga kerja
asing yang terampil, sebagai contoh dari Negara luar adalah
pemberian visa khusus untuk investor, entrepreneur atau start up.

2. Meningkatkan kepastian hukum berusaha dan investasi, dalam


peningkatan kepastian hukum perlu dilakukan koordinasi oleh

34
Rencana Strategis BKPM 2015-2019, www.bkpm.go.id , akses tanggal 15 Desember
2019
35
Kebijakan dan Strategi BKPM dalam menciptakan Iklim Penanaman Modal,
www.bkpm.go.id , akses tanggal 17 Desember 2019
36
Ringkasan Eksekutif RPJMN IV 2020-2024
setiap instansi terkait baik pemerintah pusat maupun daerah
sehingga dapat tercipta kebijakan kemudahan berusaha dan daya
saing nasional. Selain itu perlu dilakukan deregulasi mengenai
penyederhaan izin yang menghambat investasi, pelaksanaan
simplifikasi, harmonisasi dan sinkronisasi pertauran perizinan
investasi baik pusat maupun daerah.
3. Fasilitas kemudahan usaha dan investasi, yaitu dengan melakukan
evaluasi dan monitoring implementasi peraturan DNI( Daftar
Negatif Investasi), pelaksanaan system perizinan berusaha
terintegrasi secara elektronik (SPBTSE), pemanfaatan tax holiday
tax allowance, dan penataan regulasi.37

Pembentukan kebijakan tersebut guna mencapai target investasi


pemerintah pada 2024 yaitu mengalami peningkatan sebesar 7,3-8
persen sebagai wujud naiknya tingkat kepastian dan kemudahan
berusaha dan berinvestasi di Indonesia, meningkatnya peringkat EoDB
( Ease Of Doing Bussiness) Indonesia yang saat ini menempati
peringkat 146 dari 190 negara.38

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

1. Para ahli secara teoritis mengemukakan bahwa hubungan antara


investasi dan pembangunan ekonomi khusunya Negara
berkembang adalah hubungan yang positif, karna investasi
mendatangkan modal sebagai salah satu sumber produksi, namun
secara empiris para ahli menemukan hasil yang berbeda,
dibeberapa Negara ditemukan bahwa investasi justru tidak
memengaruhi perkembangan ekonomi Negara tersebut, namun
disisi lain ditemukan hubungn yang saling bersinergi antara
investasi dan perkembangan ekonomi suatu Negara. Terlepas dari
hal iitu, data kenaikan PDB dan PMA Indonesia membuktikan
secara statistic bahwa investasi merupakan elemen penting dalaam
upaya peningkatan ekonomi Indonesia.

2. Karena investasi merupakan elemen penting dalam meningkatkan


perekonomian Negara, pemerintah melakukan berbagai kebijakan
untuk meningkatkan iklim investasi, diantaranya adalah dengan
37
Ringkasan Eksekutif RPJMN 2020-2024
38
ibid
diundang-undangkannya UU No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal yang menaungi segala aktivitas
penyelenggaraan modal di Indonesia, selain itu dengan menjadikan
peningkatan investasi sebagai rencana prioriitas dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 yang
merupakan satu dari 5 visi presiden. Selain melalui RPJMN,
pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal juga
menetapkan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan iklim
investasi sehingga para pelaku usaha mau berinvestasi di Indonesia
dalam rangka memajukan kesejahteraan umum.

Daftar Pustaka

Amiruddin. (2018). Aliran Penanaman Modal ASING DAN dampaknya terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Manajemen keuangan , 192-198.

Hill, H. (1990). Investasi Asing dan Industrialisasi di Indonesia. Jakarta: LP3ES.

Katoppo, A. (1997). Pasar Modal Indonesia: Retrospeksi Lima Tahun Swastanisasi BEJ.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Komadin. (2013). Strategi Peningkatan Investasi Kabupaten Indramayu. Jurnal


Manajemen Pembangunan Daerah , 1-4.

Lusiana. (2012). Usaha Penanaman Modal di Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Putra, M. D. (2018). Pengaruh penanaman Modal Asing dan Utang Luar Negeri terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Administrasi Bisnis , 155-162.
Salebu, J. B. (2014). Pengaruh Penanaman Modal Asing terhadap Pertumbuhan Ekonomi
di Indonesia. Jurnal BPPK , 135-152.

Sodik, J. (2005). Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Regional ( Studi Kasus pada 26
provinsi di Indonesia, pra dan pasca Otonomi). Jurnal ekonomi pembangunan , 157-170.

Sulistiawati, R. (2012). Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan


Penyerapan Tenaga Kerja Serta Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di Indonesia.
Jurnal Ekonomi bISNIS dan Kewirausahaan , 29-50.

Suta, I. P. (2000). Menuju Pasar Modal Modern. Jakarta: Yayasan SAD SATRIA
BHAKTI.

Warren C. Baum, Stokes. M Tolbert. (1998). Investasi Dalam Pembangunan. Jakarta: UI


Press.

Anda mungkin juga menyukai