Anda di halaman 1dari 16

PENANAMAN MODAL ASING

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah tugas Mata Kuliah


Hukum Investasi

Oleh
Kelompok 4
Kelas A

Yanuarius Yurri Virnando 174301009


Andi Marev Nurjahna MS 184301098
Chandika Oktaverian 184301099
Zahrah Cindy Nur Hasna 184301101
Hauzan Abror Dzulfiqor 184301102
Annisa Auliana Riyanto 184301106
Ilham Nugraha 184301174

Dosen
Dr. Tuti Herawati, S.H., M.H.
Agung Sujati Winata, S.H., M.H.

SEKOLAH TINGGI HUKUM BANDUNG


2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah atau tugas ini dengan baik, meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Tugas ini dibuat sebagai salah satu pemenuh nilai dalam mata kuliah, yakni
Mata Kuliah Hukum Investasi dengan judul “Penanaman Modal Asing”.
Pada kesempatan kali ini kelompok kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.
Tuti Herawati, S.H., M.H. dan Bapa Agung Sujati, S.H., M.H. selaku dosen
pembimbing mata kuliah Hukum Investasi karena telah membimbing kami dalam
menyusun makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Penanaman Modal
Asing.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap bisa
mendapatkan masukan maupun kritik yang membangun. Terima kasih.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3


A. Pengertian Penanaman Modal Asing.................................................... 3
B. Bentuk Penanaman Modal Asing.......................................................... 4
C. Manfaat Penanaman Modal Asing........................................................ 5
D. Dasar Hukum dan Kebijakan Pokok di Bidang Penanaman Modal
yang Berlaku Saat Ini ............................................................................ 6
E. Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal Yang Timbul Antara
Pemerintah Dengan Investor Asing ...................................................... 8

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 11


A. Kesimpulan ............................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang
besar guna melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar
tersebut diperlukan untuk membangun kembali perekonomian Indonesia yang
tertinggal dari negara-negara maju baik yang ada di kawasan regional maupun
kawasan global. Adapun salah satu sumber dana utama guna memenuhi
kebutuhan dana yang cukup besar dalam melaksanakan pembangunan nasional
tersebut diperoleh melalui kegiatan penanaman modal atau investasi. Mengingat
begitu besarnya peran penanaman modal atau investasi bagi pembangunan nasion
al, maka sudah sewajarnya penanaman modal atau investasi mendapat perhatian
khusus dari pemerintah dan menjadi bagian yang penting dalam penyelenggaraan
perekonomian nasional. Sebab dengan adanya kegiatan penanaman modal atau
investasi Indonesia dapat mengolah segala potensi ekonomi yang ada menjadi
kekuatan ekonomi riil.
Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia merupakan bentuk minat dan
harapan dari investor terhadap pertumbuhan serta pengembangan Indonesia di
masa depan. Pandangan positif para investor tersebut terhadap Indonesia
diwujudkan dengan berinvestasi pada sektor-sektor yang dianggap produktif dan
hal ini tentunya akan meningkatkan putaran kegiatan ekonomi keseluruhan.
Berdasarkan hal tersebut kami melakukan pengamatan terhadap Penanaman
Modal Asing yang masuk ke Indonesia dari kurun waktu 2004 hingga 2019,
dalam kurun waktu tersebut kondisi ekonomi Indonesia cukup fluktuatif dimana
diketahui beberapa kali terdapat perlambatan ekonomi akibat krisis ekonomi
global dan peristiwa lain terkait sosial, politik dan budaya.
Bagi negara-negara berkembang, untuk bisa mendatangkan investor setidak-
tidaknya dibutuhkan tiga syarat, yaitu: pertama, ada economic opportunity
(investasi mampu memberi keuntungan secara ekonomis bagi investor); kedua,
political stability (investasi akan sangat dipengaruhi stabilitas politik); ketiga,
legal certainty atau kepastian hukum.

1
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latarbelakang diatas maka rumusan masalah yang akan dibahas
yaitu:
1. Bagaimana dasar hukum dan kebijakan pokok di bidang penanaman modal
asing yang berlaku saat ini?
2. Bagaimana penyelesaian sengketa penanaman modal yang timbul antara
pemerintah dengan investor asing?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang akan dibahas maka penulis mengharapkan
tercapainya tujuan penulisan yaitu:
1. Untuk mengetahui dasar hukum dan kebijakan pokok di bidang penanaman
modal asing yang berlaku saat ini.
2. Untuk mengetahui penyelesaian sengketa penanaman modal yang timbul
antara pemerintah dengan investor asing.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penanaman Modal Asing


Dalam Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal juga telah ditentukan pengertian penanaman modal asing.
Penanaman modal asing adalah:
“Kegiatan menanam untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik
Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang
menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan
penanam modal dalam negeri.”1
Kegiatan menanam merupakan kegiatan untuk memasukkan modal atau
investasi, dengan tujuan untuk melakukan kegiatan usaha. Kegiatan penanaman
modal ini dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan:
1) Modal asing sepenuhnya; dan/atau
2) Modal asing berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.2
Prof M. Sornarajah juga memberikan definisi tentang penanaman modal asing.
Penanaman modal asing adalah:
“transfer of tangible of intangible assets from one country to another for the
purpose of use in the country to generate wealth under the total or partial control
of the owner of the assets”.
Artinya penanaman modal asing merupakan transfer modal, baik yang nyata
maupun tidak nyata dari suatu negara ke negara lain, tujuannya untuk digunakan
di negara tersebut agar menghasilkan keuntungan di bawah pengawasan dari
pemilik modal, baik secara total atau sebagian.
Dalam definisi ini, Penanaman Modal Asing (PMA) dikonstruksikan sebagai
pemindahan modal dari negara yang satu ke negara lain. Tujuan penggunaannya
adalah mendapat keuntungan.3
Dalam Pasal 1 angka 8 UndangUndang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal juga telah ditentukan pengertian modal asing. Modal asing
adalah:

1
Pasal 1 angka 19 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
2
Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi Di Indonesia, Edisi Kedua, (Depok: Rajawali
Pers, 2018), hlm. 140.
3
Ibid., hlm.141.

3
“Modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing,
badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau badan hukum Indonesia
yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.”4
Apabila kita mengkaji definisi di atas, pemilik modal asing dikategorikan
menjadi lima macam, yaitu:
1. Negara asing;
2. Perseorangan warga negara asing;
3. Badan usaha asing;
4. Badan hukum asing; dan/atau
5. Badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh
pihak asing.5
Negara asing merupakan negara yang berasal dari luar negeri, yang
menanamkan investasinya di Indonesia. Perseorangan warga negara asing
merupakan individu luar negeri yang menanamkan investasinya di Indonesia.
Badan usaha asing merupakan lembaga asing yang tidak berbadan hukum. Badan
hukum asing merupakan badan hukum yang dibentuk berdasarkan peraturan
perundang-undangan atau act yang berlaku di negara-negara asing tersebut. Badan
hukum Indonesia merupakan badan hukum yang berkedudukan di Indonesia,
namun modal badan hukum tersebut sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh pihak
asing.6

B. Bentuk Penanaman Modal Asing


Dalam Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal telah ditentukan secara jelas tentang bentuk hukum perusahaan
penanaman modal asing. Penanaman modal asing wajib dalam bentuk Perseroan
Terbatas (PT PMA).
Secara lengkap bunyi Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal:
“Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan
hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah Negara Republik
Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.”7

4
Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
5
Salim HS dan Budi Sutrisno, op.cit., hlm. 142.
6
Ibid., hlm. 142.
7
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

4
Unsur yang melekat dalam ketentuan ini meliputi:
1. Bentuk hukum dari perusahaan penanaman modal asing adalah Perseroan
Terbatas (PT);
2. Didasarkan pada hukum Indonesia;
3. Berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Mengenai apa itu Perseroan Terbatas (PT) dapat kita lihat dalam Pasal 1 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas yang
menyatakan:
“Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum
yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-
Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.”8

C. Manfaat Penanaman Modal Asing


Terlepas dari pendapat pro dan kontra terhadap kehadiran investasi asing,
namun secara teoritis kiranya dapat dikemukakan, bahwa kehadiran investor asing
di suatu negara mempunyai manfaat yang cukup luas (multiplier effect). Manfaat
yang dimaksud yakni kehadiran investor asing dapat menyerap tenaga kerja di
negara penerima modal; dapat menciptakan demand bagi produk dalam negeri
sebagai bahan baku; menambah devisa apalagi investor asing yang berorientasi
ekspor; dapat menambah penghasilan negara dari sektor pajak; adanya alih
teknologi (transfer of technology) maupun alih pengetahuan (transfer of know
how). Sebagaimana dikemukakan oleh Dhaniswara K. Harjono, permodalan yang
diperlukan oleh negara untuk pencapaian pembangunan ekonomi dalam bentuk
investasi dengan memanfaatkan pemupukan modal dan pemanfaatan modal dalam
negeri dan luar negeri (penanaman modal) secara maksimal.9
Dilihat dari sudut pandang ini terlihat bahwa, kehadiran investor cukup
berperan dalam pembangunan ekonomi dalam suatu negara, khususnya
pembangunan ekonomi di daerah dimana FDI (Foreign Direct Investment)

Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
8

Sentosa Sembiring, Hukum Investasi Pembahasan Dilengkapi Dengan Undang-Undang


9

Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Revisi Kedua, (Bandung: CV Nuansa Aulia,
2018), hlm. 8-9.

5
menjalankan aktivitasnya. Arti pentingnya kehadiran investor asing dikemukakan
oleh Gunarto Suhardi:
“Investasi langsung lebih baik jika dibandingkan dengan investasi portofolio,
karena investasi langsung lebih permanen. Selain itu investasi langsung:
a. Memberikan kesempatan kerja bagi penduduk;
b. Mempunyai kekuatan penggandaan dalam ekonomi lokal;
c. Memberikan risidu baik berupa peralatan maupun alih teknologi;
d. Bila produksi diekspor memberikan jalan atau jalur pemasaran yang dapat
dirunut oleh pengusaha lokal di samping seketika memberikan tambahan
devisa dan pajak bagi negara;
e. Lebih tahan terhadap fluktuasi bunga dan valuta asing; dan
f. Memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah karena bila
investor berasal dari negara kuat niscaya bantuan keamanan juga akan
diberikan.”10

D. Dasar hukum dan kebijakan pokok di bidang penanaman modal asing


yang berlaku saat ini
Momentum dimulainya investasi asing di Indonesia adalah sejak
diundangkannya Undang-Undang Nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal
Asing. Undang-undang ini merupakan payung didalam menjalankan penanaman
modal asing di Indonesia yang terdiri atas 13 bab dan 31 pasal. Undang-Undang
ini telah dilakukan perubahan dan penambahan dengan Undang-Undang Nomor
11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing.
Namun Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal
Asing jo. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan
Tambahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Mdal
Asing telah dicabut dandinyatakan tidak berlaku lagi, yakni dengan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2007tentang Penanaman Modal.
Adapun Dasar Hukum dari Penananam Modal Asing di Indonesia adalah
sebagai beikut:
10
Gunarto Suhardi, Beberapa Elemen Penting Dalam Hukum Perdagangan Internasional,
(Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 2004), hlm. 45.

6
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal;
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (PT);
3. Peraturan Presiden RI Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Daftar Bidang Usaha
Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di
Bidang Penanaman Modal (Daftar Negatif Investasi/DNI);
4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Pedoman Dan Tata Cara Izin Prinsip (IP)
Penanaman Modal;
5. Peraturan kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 6 tahun 2018
Tentang Pedoman Dan Tatacara Perizinan Dan Fasilitas Penanaman Modal;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, mengatur
dua macam investasi, yaitu investasi asing dan investasi domestik. Ketentuan-
ketentuan yang mempunyai hubungannya dengan investasi asing, sebagai berikut:
1. Pasal 1 angka 3, angka 6, dan angka 8 tentang Pengertian Penanaman Modal
Asing, Penanam Modal Asing, dan Modal Asing;
2. Pasal 3 tentang Asas dan Tujuan Penanaman Modal;
3. Pasal 4 tentang Kebijakan Dasar Penanaman Modal;
4. Pasal 5 ayat (2) dan ayat (3) tentang Bentuk Badan Usaha;
5. Pasal 6 tentang Perlakuan terhadap Penanaman Modal;
6. Pasal 7 tentang Pemerintah tidak akan Melakukan Tindakan Nasionalisasi
atau pengambilalihan hak;
7. Pasal 8 tentang Kebebasan Mengalihkan Aset;
8. Pasal 9 tentang Tanggung Jawab Hukum yang belum diselesaikan oleh
penanam modal;
9. Pasal 10 tentang Penggunaan Tenaga Kerja, khususnya Tenaga Kerja Asing;
10. Pasal 11 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial;
11. Pasal 12 tentang Bidang Usaha;

7
12. Pasal 15 sampai dengan Pasal 17 tentang Hak, Kewajiban, dan Tanggung
Jawab Penanam Modal.11

E. Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal yang Timbul antara


Pemerintah dengan Investor Asing
Dalam penanaman modal asing, besar kemungkinan terjadi perselisihan atau
sengketa antara pihak penanam modal asing dengan pihak nasional. Perselisihan
atau sengketa tersebut harus mendapatkan penyelesaian. Penyelesaian sengketa
menurut Richard L. Abel adalah “Pernyataan publik mengenai tuntutan yang tidak
selaras (inconsistent claim) terhadap sesuatu yang bernilai”.12 Untuk
mengatisipasi terjadinya perselisihan antara pihak nasional dengan pihak asing di
bidang penanaman modal tersebut, Pemerintah Indonesia telah meratifikasi
International Convention on The Settlement of Dispute (ICSID) melalui Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1968 tentang Penyelesaian perselisihan antara negara dan
warga negara asing mengenai penanaman modal.
Dalam penanaman modal antara Negara dan Warga Negara Asing mengenai
Penanaman Modal pasti ada suatu sengketa atau permasalahan, jika terjadi
sengketa maka melalui penyelesaian lembaga arbitrase. Penyelesaian melalui
lembaga arbitrase di Indonesia diawali pada tahun 2007 dengan diundangkannya
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1968 tentang Persetujuan atas Konvensi tentang
Penyelesaian Perselisihan antara Negara dan Warga Negara Asing mengenai
Penanaman Modal. Diundangkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007
merupakan suatu bentuk ratifikasi dari Konvensi International Centre for the
Settlement of Investment Desputes between States and Nationals of other States
(ICSID). Meskipun telah ada ketentuan yang mengaturnya, namun dibentuk juga
peraturan yang mengatur masalah arbitrase yaitu Undang-undang Nomor 30
Tahun 1999 tentang Arbitrase (selanjutnya disingkat Undang-undang Nomor 30
Tahun 1999).

11
Lihat Pasal-Pasal yang Pembahas Penanaman Modal Asing di Indonesia yang tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dan baca juga Salim
HS, Budi Sutrisno, op.cit., hlm.145-146.
12
Huala Adolf, Hukum Perdagangan Internasional, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005),
hlm. 65.

8
Konvensi ICSID mengakui hak individu untuk menjadi pihak dihadapan
arbitrase ICSID. Namun hanya untuk sengketa di bidang penanaman modal dan
Negara dari Individu yang bersangkutan telah menjadi anggota Konvensi ICSID
(Konvensi Washington 1965).13Dengan meratifikasi konvensi tersebut,
Pemerintah Indonesia berupaya untuk memberikan rasa aman bagi Investor asing
yang menanamkan modalnya di Indonesia sehingga citra Indonesia di mata
Internasional menjadi baik.
Pasal 32 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
secara garis besar menyatakan cara penyelesaian sengketa di bidang penanaman
modal dilakukan dengan melalui cara sebagai berikut:
1. Musyawarah mufakat;
2. Arbitrase;
3. Pengadilan;
4. ADR (Negosiasi, Mediasi, dan Kosiliasi);
5. Khusus untuk sengketa antara pemerintah dengan penanam modal dalam
negeri, sengketa diselesaikan melalui arbitrase ataupun pengadilan; dan
6. Khusus untuk sengketa antara pemerintah dengan penanam modal asing
diselesaikan melalui Arbitrase Internasional yang disepakati.
Arbitrase merupakan alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan
umum yang mempunyai kelebihan sebagai berikut:
1. Pihak yang bersengketa dapat menghindar dari proses yang memakan waktu
dan dana disebabkan oleh hal-hal prosedural dan administratif;
2. Pihak yang bersengketa dapat memilih arbiter yang memiliki pengetahuan,
pengalaman serta latar belakang yang relevan dengan masalah yang
disengketakan.14
Selain Arbitrase ICSID, Arbitrase ICC (International Chamber of Commerce)
juga dapat menjadi pilihan. Indonesia sendiri sudah meratifikasi New York
Convention on Recognition and enforcement of Foreign Arbtral Award of 1958.
Sementara itu, penyelesaian melalui BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia)
juga dapat dilakukan. Untuk dapat menyelesaikan sengketa melalui Arbitrase,

Ibid., hlm. 69.


13

Dhaniswara K. Hardjono, Pemahaman Hukum Bisnis Bagi Pengusaha, (Jakarta: Raja


14

Grafindo Persada, 2006), hlm. 70.

9
biasanya para pihak merumuskan dalam klausul arbitrase pada perjanjian yang
mereka buat, baik dalam bentuk pactum de compromi tendo maupun dalam
bentuk akta kompromis.15

Ibid., hlm. 72.


15

10
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dari keseluruhan bahasan di atas, maka dapat ditarik simpulan sebagai
berikut:
1. Dasar hukum serta kebijakan pokok di bidang penanaman modal asing saat
ini berdasar pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal,
mengatur tentang investasi asing dan investasi domestik. Ketentuan ketentuan
mengenai investasi asing adalah :
1) Pasal 1 angka 3, angka 6 dan angka 8 tentang Pengertian Penanaman
Modal Asing, Penanam Modal Asing dan Modal Asing;
2) Pasal 3 tentang Asas dan Tujuan Penanaman Modal Asing;
3) Pasal 4 tentang kebijakan dasar penanaman modal;
4) Pasal 5 ayat (2) dan ayat (3) tentang bentuk badan usaha;
5) Pasal 6 tentang perlakukan terhadap penanam modal;
2. Penyelesaian sengketa di bidang penanaman modal adalah melalui
musyawarah mufakat, Pengadilan, ADR (Negosiasi, Mediasi dan Konsiliasi)
ataupun Arbitrase. Khusus untuk sengketa antara Penanam modal asing
dengan Pemerintah Negara Indonesia diselesaikan melalui Arbitrase
Internasional ICSID (International Convention on The Settlement of Dispute)
ataupun ICC (International Chamber of Commerce).

B. Saran
Dari simpulan di atas, maka kelompok penyusun memiliki saran sebagai
berikut:
1. Sebenarnya, dasar hukum serta kebijakan pokok di bidang penanaman modal
asing sudah jelas dan tertera secara keseluruhan. Tetapi dalam praktiknya
belum tentu akan sejalan, maka harus adanya kesadaran masing-masing
dalam menjalankan atau melakukan penanaman modal dan menyesuaikan
dengan perkembangan zaman dan sistem yang berlaku.

11
2. Penyelesaian sengketa dalam penanaman modal asing sudah tertera dalam
pasal maupun undang-undang yang telah mengaturnya. Maka, memang sudah
seharusnya beracuan dalam pasal maupun undang-undang tersebut serta
sistem masing-masing negara.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adolf, Huala. Hukum Perdagangan Internasional. Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2005.

HS, Salim dan Budi Sutrisno. Hukum Investasi Di Indonesia, Edisi Kedua. Depok:
Rajawali Pers, 2018.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

________. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

K. Hardjono, Dhaniswara. Pemahaman Hukum Bisnis Bagi Pengusaha. Jakarta:


Raja Grafindo Persada, 2006.

Sembiring, Sentosa. Hukum Investasi Pembahasan Dilengkapi Dengan Undang-


Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Revisi Kedua.
Bandung: CV Nuansa Aulia, 2018.

Suhardi, Gunarto. Beberapa Elemen Penting Dalam Hukum Perdagangan


Internasional. Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 2004.

13

Anda mungkin juga menyukai