Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI AKUNTAN

TATA KELOLA DAN AKUNTABILITAS ETIS PERUSAHAAN

DISUSUN OLEH

VIRA DIAN FAUZIAH


B2C1 23 002

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia,
serta kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Tata
Kelola dan Akuntabilitas Etis Perusahaan” ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Etika Bisnis dan profesi Akuntan tepat waktu dan tanpa halangan apapun.
Makalah ini disusun bertujuan agar sekiranya dapat memahami dan
mempelajari lebih jauh tentang bagaimana tata kelola perusahaan yang baik dan
sesuai dengan nilai etis dan akuntabilitas perusahaan. Ucapan terima kasih yang
amat besar saya samapaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyusun
makalah ini sehingga apa yang saya tulis pada kesempatan ini dapat menghampiri
kesempurnaan.
Akhirnya sayasadar bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna, jadi
apabila ada penulisan kata yang tidak sesuai mohon dimaafkan.

Penulis

Vira Dian Fauziah

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i

Kata Pengantar ................................................................................................. ii

Daftar Isi .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3. Tujuan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

2.1. Pengertian Investasi ................................................................ 3


2.2. Tujuan dan Manfaat Investasi .................................................. 6
2.3. Jenis-Jenis Investasi ................................................................. 7
2.4. Akuntansi untuk Investasi dalam Saham ................................. 9

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 15

3.1. Kesimpulan .............................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................` 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan
di masa datang. Investasi kedalam aktiva dapat berupa investasi langsung dan
investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli
langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui media perantara
maupun dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak langsung dilakukan
denga membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio
aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain.

Dimasa dewasa ini banyak dari kelas masyarakat yang menjalankan


kegiatan penemuan. Investasi pada dasar adalah kreativitas seseorang untuk
mendapatkan keuntungan. Dalam berinvestasi terdapat begitu banyak
alternatif yang dapat digunakan oleh masyarakat pemodal untuk melakukan
investasi yang di inginkan, misalnya investasi dapat dilakukan antara lain
menabung, membeli tanah dan bangunan, membeli emas, maupun membeli
surat-surat berharga seperti saham dan obligasi. Namun, dari begitu banyak
alternatif investasi, masyarakat pemodal belum terlalu mengetahui alternatif
yang dapat memberikan mereka keuntungan yang besar. Beberapa orang dan
bahwa berinvestasi dengan cara membeli properti, tanah, emas adalah
alternatif investasi yang sangat menjanjikan, padahal berinvestasi dialternatif
ini selain pengembalian memiliki yang rendah juga memiliki risiko yang
cukup besar.

Dalam kegiatan investasi pada umumnya dikoordinasikan oleh suatu


lembaga, yaitu bursa efek, yang mana dalam kegiatannya selalu diawasi oleh
BAPEPAM. Dalam kegiatan investasi tersebut, sebagaimana yang kita ketahui
bersama pada pasar modal terdapat beberapa instrument investasi yang sering
digunakan sebagai alternatif kegiatan investasi ini. Salah satu contoh
instrumen investasi pada pasar modal adalah saham. Saham adalah suatu
kepemilikan di perusahaan. Saham terbagi menjadi dua jenis, yaitu saham
biasa (common stock) dan saham preferen (preferred saham).

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan investasi?
2. Apa saja tujuan dan manfaat investasi?
3. Apa saja jenis-jenis investasi?
4. Bagaimana akuntansi untuk investasi dalam saham?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian investasi.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat investasi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis investasi.
4. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi untuk investasi dalam saham.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Investasi

2.1.1 Pengertian Investasi Secara Umum

Investasi adalah suatu aktivitas menempatkan dana pada satu periode


tertentu dengan harapan penggunaan dana tersebut bisa menghasilkan
keuntungan dan/atau peningkatan nilai investasi. Menurut UU tentang
Penaenaman Modal No.25 tahun 2007 pasal (1) mengatakan: penanaman
modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam
modal dalam negeri maupun modal asing untuk melakukan usaha di wilayah
Negera Kesatuan Republik Indonesia.(kemenkeu-uu nomor 25 tahun 2007).
Secara sederhana investasi adalah menempatkan dana dengan harapan
memperoleh return (imbal) atau tingkat pengembalian yang lebih tinggi atas
uang tersebut.
Secara bahasa, pengertian investasi adalah suatu istilah yang digunakan
untuk kegiatan yang berhubungan dengan akumulasi dalam bentuk aktiva
sebagai harapan untuk mendapatkan keuntungan. Seseorang yang berinvestasi
dikenal sebagai investor. Investasi juga terkadang disebut sebagai penanaman
modal ke suatu perusahaan. Sehingga istilah investasi ini sudah sangat fasih
dalam bidang bisnis. Istilah investasi bukanlah hal yang asing di kalangan
pebisnis. Investasi berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut keuangan dan
ekonomi. Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan
akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan
dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Berdasarkan teori ekonomi investasi berarti pembelian (dan produksi) dari
modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang
akan datang Penananaman modal atau istilah populernya “investasi” adalah
suatu istilah yang dikenal banyak orang, baik dari kalangan biasa, maupun

3
para pelaku dunia bisnis. Investasi sendiri berasal dari kata “invest” yang
berarti menanam, menginvestasikan atau menanam uang.

2.1.2 Pengertian Investasi Menurut Para Ahli

1. Haming dan Basalamah


Menurut Haming dan Basalamah pengertian investasi adalah pengeluaran
pada masa sekarang untuk pembelian aktiva riil (properti, mobil, dan lainnya)
atau juga aktiva keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih
besar di masa depan. Investasi sangat erat kaitannya dengan aktivitas
penarikan sumbersumber dana yang digunakan untuk pengadaan barang
modal saat sekarang. Dengan barang modal tersebut diharapkan akan
menghasilkan aliran produk baru di masa depan.

2. Mulyadi
Menurut Mulyadi pengertian investasi adalah pengaitan sumber-sumber
dana dalam jangka panjang untuk mendapatkan hasil laba di masa mendatang.

3. Sadono Sukirno
Pengertian investasi menurut Sadono Sukirno ialah Investasi dapat
diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal
atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-
perlengkapan produksi dengan tujuan menambah kemampuan memproduksi
barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. (Sadono
Sukirno, 1997).

4. Henry Simamora
Menurut Henry Simamora definisi investasi adalah suatu aktiva yang
digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kekayaannya melalui
distribusi hasil investasi (misal; pendapatan bunga, royalti, dividen),
pendapatan sewa, dan lainnya) untuk apresiasi nilai investasi atau juga untuk

4
manfaat lain bagi sebuah perusahaan yang melakukan investasi melalui
hubungan dagang.

5. Sunariyah
Menurut Sunariyah (2003): “Investasi adalah penanaman modal untuk satu
atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan
harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.”

6. James C Van Horn


Menurut James C Van Horn James C Van Horn (1981) Yaitu kegiatan
yang dilangsungkan dengan memanfaatkan kas pada masa sekarang ini,
dengan tujuan untuk menghasilkan barang di masa yang akan datang.

7. Fitz Gerald
Menurut Fitz Gerald pengertian investasi adalah aktivitas yang berkaitan
dengan usaha penarikan berbagai sumber dana yang digunakan untuk
pengadaan modal barang pada saat sekarang. Barang modal tersebut
kemudian akan diharapkan akan menghasilkan aliran produk baru di masa
mendatang.

8. Salim HS dan Budi Sutrisno


Menurut Salim HS dan Budi Sutrisno pengertian investasi adalah aktivitas
penanaman modal oleh investor, baik investor lokal maupun investor asing
dalam berbagai jenis bidang usaha yang terbuka untuk investasi. Tujuan
investor melakukan investasi adalah untuk mendapatkan laba.

9. Frank Reilly
Menurut Frank Reilly (Investment Analysis and Portfolio Management,
7th edition, Thomson South-Western Inc., US, 2003) mengatakan, investasi
adalah komitmen satu dollar dalam satu periode tertentu, yang akan mampu
memenuhi kebutuhan investor di masa yang akan datang dengan: (1) waktu

5
dana tersebut akan digunakan, (2) tingkat inflasi yang terjadi, (3)
ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang.

10. Ikatan Akuntansi Indonesia


Pengertian investasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK
adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan
(accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti: bunga,
royalti, deviden dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk
manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh
melalui hubungan perdagangan.

2.2 Tujuan dan Manfaat Investasi

2.2.1 Tujuan Investasi

Menentukan sebuah keputusan dalam sebuah investasi, selain


membutuhkan pertimbangan juga dibutuhkan ketegasan dari tujuan yang
diharapkan. Demikian hal dalam bidang investasi kita perlu menetapkan
sebuah tujuan yang hendak di capai baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Tujuan dari investasi antara lain:
1. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam hal investasi tersebut;
2. Menghasilkan return atau profit yang diharapkan;
3. Menciptakan kemakmuran bagi para pemegang saham;
4. Turut andil dalam pembangungan bangsa;
5. Membina hubungan baik dengan pihak perusahaan;
6. Guna mendapatkan pengawasan terhadap kebijaksanaan maupun
kegiatan perusahaan lain;
7. Untuk membentuk suatu dana guna tujuan tertentu;
8. Untuk tujuan-tujuan lainnya.

6
2.2.2 Manfaat Investasi

Terkait dengan tujuan investasi yang disebutkan di atas, maka banyak


pengusaha yang melakukan investasi dengan tujuan utamanya untuk
mendapatkan keuntungan dan memperluas usaha. Mengacu dari pengertian
investasi yang berarti sebagai bentuk penanaman modal, maka investasi dalam
bisnis bermanfaat untuk antara lain:

1. Meningkatkan Aset
Salah satu contohnya adalah ketika seseorang membeli tanah atau
properti saat ini sebagai investasi, kemudian menjualnya di masa depan
dengan nilai yang berkali-kali lipat dari harga saat membelinya.
2. Memenuhi Kebutuhan di Masa Mendatang
Berinvestasi pada saat ini tujuannya untuk digunakan sebagai
pendukung kebutuhan hidup di masa depan. Salah satu contohnya adalah
berinvestasi dalam emas, dimana tujuannya adalah untuk dijual di masa
depan sebagai dana pendidikan anak.
3. Gaya Hidup Hemat
Dengan berinvestasi maka seseorang akan berupaya untuk
mengalokasikan uangnya untuk hal-hal penting saja. Pada akhirnya hal
ini akan membuat orang tersebut menjadi lebih hemat.
4. Menghindari Terjerat Hutang Piutang
Masih berhubungan dengan poin 3, dengan gaya hidup yang hemat
dan sederhana, tentu saja seseorang akan terhindar dari masalah hutang.
Mereka yang telah berkomitmen untuk berinvestasi secara rutin akan
terhindar dari masalah hutang piutang. Dan akhirnya akan membuat
keuangannya menjadi lebih baik.

2.3 Jenis-Jenis Investasi

Secara garis besar investasi dapat digolongkan menjadi 5 (lima) macam yaitu:

7
a. Investasi tetap, investasi perusahaan yang terdiri dari: pengeluaran
perusahaan untuk mesin-mesin, perlengkapan, bangunan yang semuanya
bersifat tahan lama.
b. Investasi untuk perumahan khususnya rumah tempat tinggal.
c. Investasi yang berupa penambahan persediaan atau inventory.
d. Investasi Bruto atau Investasi Kotor yaitu semua tambahan barang-
barang barang modal (stock capital) selama periode tertentu, baik
tambahan yang benar- benar baru ataupun tambahan barang-barang
modal yang sifatnya untuk penggantian barang-barang modal yang sudah
ada (replecement).
e. Investasi Netto atau Investasi Bersih yaitu semua tambahan barangbarang
modal (stock capital) selama periode tertentu yang benarbenar baru.
Dalam investasi bersih ini tidak diperhitungkan tambahan barang-barang
modal yang sifatnya untuk penggantian barang-barang modal yang sudah
ada (replecement). Investasi Netto bisa dicari dari Investasi Bruto
dikurangi dengan penggantian (replacement) atau untuk penyusutan
(depresiasi).

Pemilikan aktiva finansial dalam rangka investasi pada sebuah


institusi/perusahaan dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Investasi Langsung (Direct Investing), diartikan sebagai suatu
kepemilikan surat-surat berharga secara langsung dalam suatu
institusi/perusahaan tertentu yang secara resmi telah di go public dengan
tujuan mendapatkan tingkat keuntungan berupa deviden dan capital gain.
2. Investasi tidak langsung (indirect investing), terjadi apabila suatu surat
berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan
investasi yang berfungsi sebagai perantara. Kepemilikan aset secara tidak
langsung dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan yang terdaftar,
yang bertindak sebagai perantara. Dalam perannya sebagai investor tidak
langsung, pedagang perantara mendapatkan deviden seperti halnya dalam

8
investasi langsung serta capital gain atau hasil perdagangan portofolio
yang dilakukannya.
Sedangkan menurut jangka waktu lamanya investasi dibagi lagi menjadi 3
bagian, yaitu:
1. Investasi jangka panjang
Dengan jangka waktu minimal 5 tahun, maka beberapa pilihan investasi
yang mungkin adalah rumah,emas,asuransi,saham atau reksadana. Untuk
reksadana, ada baikmya menjatuhkan pilihan kepada reksadana saham
disebabkan nilai masa depan yang akan bertambah. Karena secara teori,
perekonomian diharapkan akan semakin baik di masa depan, sehingga
reksadana saham pun prospektif untuk tipe jangka panjang. Selain itu,
tingkat fluktuatif yang tinggi dari saham namun secara kecenderungan
akan tetap naik. Untuk asuransi, jangan sampai terjebak dengan iming-
iming mendapatkan claim yang besar, apalagi jika kita sudah tercover
dalam asuransi di kantor. Sebisa mungkin pisahkan antara urusan
asuransi dengan investasi supaya fokus sesuai dengan tujuan masing-
masing.
2. Investasi jangka menengah
Dengan jangka antara 1 hingga 5 tahun, maka beberapa pilihan investasi
yang mungkin adalah emas, asuransi, atau reksadana. Untuk reksadana,
pilihan bisa jatuh pada reksadana jenis campuran. Dengan tingkat resiko
yang lebih kecil dari reksadana saham.namun tingkat fluktuatifnya tidak
sedramatis reksadana saham.
3. Investasi jangka pendek
Dalam jangka maksimal 1 tahun, maka pilihan investasi yang mungkin
adalah deposito atau reksadana.

2.4 Akuntansi untuk Investasi dalam Saham

Saham-saham yang dibeli akan dicatat sebagai investasi jangka pendek atau
jangka panjang tergantung dari tujuan pembeliannya. Bila saham-saham itu

9
dibeli dengan tujuan penggunaan uang yang ‘nganggur’ dan penjualannya
untuk memenuhi kebutuhan uang, maka pembelian saham akan dicatat sebagai
investasi jangka pendek dan termasuk dalam kelompok aktiva lancar.
Sebaliknya bila saham-saham yang dibeli tidak untuk tujuan seperti di atas
maka akan dicatat sebagai investasi jangka panjang.

Penanaman modal dalam saham yang dikelompokkan sebagai investasi


jangka panjang biasanya dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

 Untuk mengawasi perusahaan lain;


 Untuk memperoleh pendapatan yang tetap setiap periode;
 Untuk membentuk suatu dana khusus;
 Untuk menjamin kontinuitas penyediaan bahan baku;
 Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

Penanaman modal dalam bentuk saham bisa dilakukan dalam bentuk


saham biasa atau saham prioritas. Tergantung pada tujuan yang diharapkan dari
investasi tersebut. Jika investasinya dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh pendapatan yang tetap setiap periode maka lebih baik mambeli
saham prioritas. Namun bila investasinya dilakukan dengan tujuan untuk
mengawasi perusahaan lain maka lebih baik membeli saham biasa karena
dengan saham biasa memiliki hak suara.

Jumlah saham yang dimiliki perusahaan akan menentukan metode


pencatatan yang harus digunakan. Persentase pemilikan saham akan
menentukan terhadap metode yang digunakan untuk melakukan pencatatan
penanaman modal dalam saham. Yang dimaksud dengan persentase pemilikan
saham adalah persentase jumlah lembar saham yang dimiliki oleh seorang
investor dibandingkan dengan jumlah lembar saham yang beredar.

Pengelompokan persentase pemilikan saham adalah sebagai berikut :

10
 Persentase pemilikan saham kurang dari 20% dari jumlah saham yang
beredar.
 Persentase pemilikan saham di kisaran 20% sampai dengan 50% dari
jumlah saham yang beredar.
 Persentase pemilikan saham lebih dari 50% dari jumlah saham yang
beredar.

Pengelompokan tersebut adalah sebagai pedoman dalam memilih metode


pencatatan yang sesuai. Namun dalam situasi tertentu pengelompokan tersebut
bisa berubah. Misalnya, sebuah perusahaan memiliki saham perusahaan lain
kurang dari 20%, tapi perusahaan pertama dapat mempengaruhi perusahaan yang
sahamnya dimiliki. Pada situasi seperti itu maka perusahaan yang memiliki saham
kurang dari 20% itu bisa menggunakan metode pencatatan investasi dalam saham
yang persentase pemilikan sahamnya ada di kisaran 20% sampai dengan 50%.
Perusahaan yang memiliki saham perusahaan lain lebih dari 50% dari jumlah
saham yang beredar disebut sebagai perusahaan induk (parent company).
Perusahaan yang sahamnya dimiliki disebut anak perusahaan (subsidiary
company). Laporan keuangan kedua perusahaan ini (induk dan anak) disusun
menjadi satu dalam laporan keuangan yang dikonsolidasikan.

Berdasarkan pada pengelompokan persentase seperti di atas, ada 2 metode


pencatatan penanaman modal dalam saham, yaitu:

1. Cost Method
2. 1. Investasi dicatat sebesar biaya perolehan dan disesuaikan
dengan keuntungan,
3. kerugian dan dividen.
4. 2. Investor akan mencatat laba dari perusahaan investi, bila
perusahaan investi
5. memperoleh laba dan akun investasi akan bertambah.
6. 3. Investor akan mencatat kerugian dari perusahaan investi, bila
perusahan investi
7. menderita kerugian dan ini akan dicatat sebagai pengurang akun investasi.
8.

11
9. Investasi ini memiliki antara 20-50% saham biasa sebuah perusahaan,
maka
10. umumnya investor ini mempunyai pengaruh yang signifikan atas
kegiatan-kegiatan
11. keuangan dan operasi perusahaan penerbit saham. Setiap akhir periode
harga pokok
12. tersebut disesuaikan dengan L/R yang diperoleh perusahaan penerbit
saham.
13. Deviden yang diterima dicatat sebagai pengurang saldo perkiraan
investasi dalam
14. saham. Jadi ekuitas perusahaan pemegang saham anak akan berubah
akibat :
15. 1. Adanya R/L yang diperoleh perusahaan anak.
16. 2. Adanya pembagian deviden perusahaan anak
17. 3. Akibat penanaman modal baru.
18.
19. Equity Method didasarkan pada teori bahwa akuntansi untuk suatu
investasi dalam
20. sebuah perusahaan anak harus paralel dengan akuntansi perusahaan induk.
Hubungan
21. perusahaan induk dan anak merupakan unsur yang tidak dapat
dipisahkan, oleh
22. karena itu perubahan yang terjadi dalam kepemilikan modal pada
perusahaan anak
23. memerlukan perlakuan atau penyesuaian pada perusahaan induk.
Misalnya bila
24. perusahaan anak memperoleh laba maka akan menaikan aktiva bersih dan
Retained
25. earning perusahaan anak dan perusahaan induk harus mencatat Investment
in Co. S
26. dan Retained earning, begitu pula bila sebaliknya.
27. 1. Investasi dicatat sebesar biaya perolehan dan disesuaikan
dengan keuntungan,
28. kerugian dan dividen.
29. 2. Investor akan mencatat laba dari perusahaan investi, bila
perusahaan investi
30. memperoleh laba dan akun investasi akan bertambah.
31. 3. Investor akan mencatat kerugian dari perusahaan investi, bila
perusahan investi
32. menderita kerugian dan ini akan dicatat sebagai pengurang akun investasi.
33.
34. Investasi ini memiliki antara 20-50% saham biasa sebuah perusahaan,
maka
35. umumnya investor ini mempunyai pengaruh yang signifikan atas
kegiatan-kegiatan

12
36. keuangan dan operasi perusahaan penerbit saham. Setiap akhir periode
harga pokok
37. tersebut disesuaikan dengan L/R yang diperoleh perusahaan penerbit
saham.
38. Deviden yang diterima dicatat sebagai pengurang saldo perkiraan
investasi dalam
39. saham. Jadi ekuitas perusahaan pemegang saham anak akan berubah
akibat :
40. 1. Adanya R/L yang diperoleh perusahaan anak.
41. 2. Adanya pembagian deviden perusahaan anak
42. 3. Akibat penanaman modal baru.
43.
44. Equity Method didasarkan pada teori bahwa akuntansi untuk suatu
investasi dalam
45. sebuah perusahaan anak harus paralel dengan akuntansi perusahaan induk.
Hubungan
46. perusahaan induk dan anak merupakan unsur yang tidak dapat
dipisahkan, oleh
47. karena itu perubahan yang terjadi dalam kepemilikan modal pada
perusahaan anak
48. memerlukan perlakuan atau penyesuaian pada perusahaan induk.
Misalnya bila
49. perusahaan anak memperoleh laba maka akan menaikan aktiva bersih dan
Retained
50. earning perusahaan anak dan perusahaan induk harus mencatat Investment
in Co. S
51. dan Retained earning, begitu pula bila sebaliknya.
52. 1. Investasi dicatat sebesar biaya perolehan dan disesuaikan
dengan keuntungan,
53. kerugian dan dividen.
54. 2. Investor akan mencatat laba dari perusahaan investi, bila
perusahaan investi
55. memperoleh laba dan akun investasi akan bertambah.
56. 3. Investor akan mencatat kerugian dari perusahaan investi, bila
perusahan investi
57. menderita kerugian dan ini akan dicatat sebagai pengurang akun investasi.
58.
59. Investasi ini memiliki antara 20-50% saham biasa sebuah perusahaan,
maka
60. umumnya investor ini mempunyai pengaruh yang signifikan atas
kegiatan-kegiatan
61. keuangan dan operasi perusahaan penerbit saham. Setiap akhir periode
harga pokok
62. tersebut disesuaikan dengan L/R yang diperoleh perusahaan penerbit
saham.

13
63. Deviden yang diterima dicatat sebagai pengurang saldo perkiraan
investasi dalam
64. saham. Jadi ekuitas perusahaan pemegang saham anak akan berubah
akibat :
65. 1. Adanya R/L yang diperoleh perusahaan anak.
66. 2. Adanya pembagian deviden perusahaan anak
67. 3. Akibat penanaman modal baru.
68.
69. Equity Method didasarkan pada teori bahwa akuntansi untuk suatu
investasi dalam
70. sebuah perusahaan anak harus paralel dengan akuntansi perusahaan induk.
Hubungan
71. perusahaan induk dan anak merupakan unsur yang tidak dapat
dipisahkan, oleh
72. karena itu perubahan yang terjadi dalam kepemilikan modal pada
perusahaan anak
73. memerlukan perlakuan atau penyesuaian pada perusahaan induk.
Misalnya bila
74. perusahaan anak memperoleh laba maka akan menaikan aktiva bersih dan
Retained
75. earning perusahaan anak dan perusahaan induk harus mencatat Investment
in Co. S
76. dan Retained earning, begitu pula bila sebaliknya.
Dengan cost method, investasi dicatat sebesar harga perolehannya,
sedangkan dividen yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan lain-lain.
vestasi jangka panjang akan dikredit dalam hal terdapat penerimaan
dividen yang merupakan pembagian keuntungan yang berasal dari laba
yang ditahan dari periode sebelum penyertaan tersebut dilakukan atau jika
perusahaan anak menderita kerugian yang sangat material yang
menyebabkan penurunan aset dan rentabilitas investee.
Dalam hal dividen yang diterima dalam bentuk saham (dividen
saham) tidak boleh dicatat sebagai penambah harga perolehan penyertaan
dan tidak diakui sebagai pendapatan. Penyertaan bank pada lembaga
keuangan lain dengan pangsa sampai dengan 20% akan dicatat dengan
cost method.

Contoh 1:
 Tgl 2 Januari 2011 Bank Musi Plg membeli saham PT. ABC sebanyak
450.000 lembar @Rp10.000,00 harga kurs 103% tunai. Kepemilikan ini

14
menjadikan bank Musi memiliki 15% dari jumlah saham PT. ABC yang
beredar. Biaya pembelian saham berjumlah Rp5.000.000,00.
 Info lainnya, tanggal 31 Desember 2011, PT. ABC mendapat laba sebesar
Rp 8,6 milyar.
 Tanggal 31 Januari 2012 PT. ABC mengumumkan akan membagikan
deviden 70% tunai.
 Tanggal  1 Februari 2012 PT. ABC membagikan deviden tunai kepada
pemegang saham. 

 Deviden dapat juga diberikan dalam bentuk saham.


 Misal dari contoh 1, PT. ABC membagi 1 lembar saham deviden untuk tiap
kepemilikan 5 lembar saham biasa. Dengan demikian, maka :
 Bank Musi akan menerima saham deviden = 450.000/5 lembar = 90.000
lembar. 
 Bank Musi memegang saham sebanyak 540.000 lembar.
 Harga perolehan saham = 4,64M/540.000 = Rp.8.593
Dalam hal ini Bank Musi hanya mencatat banyaknya lembar saham yang
bertambah atas PT. ABC, tetapi tidak menjurnal atas dividen saham yang
diterima.

15
3. Equity Method
Apabila suatu perusahaan mempunyai investasi dalam saham dengan
hak suara pada perusahaan lain dalam jumlah yang memungkinkan
perusahaan pemodal menguasai atau mempengaruhi perusahaan lain
tersebut, maka equity method akan lebih mencerminkan hubungan ekonomis
antara kedua perusahaan tersebut dibandingkan dengan cost method.
Dengan equity method, investasi dicatat sebesar harga perolehannya
untuk kemudian didebet atau dikredit dengan bagian laba atau rugi
perusahaan anak secara proposional. Dividen yang diterima dicatat
mengurangi perkiraan investasi yang bersangkutan. Penyertaan bank pada
lembaga keuangan lain dengan pangsa lebih dari 20% serta penyertaan yang
berasal dari pengalihan kredit dicatat dengan equity method.

Contoh : Misalkan pada contoh 1, kepemilikan saham Bank Musi sebanyak


450.000 lembar merupakan kepemilikan 40% saham PT. ABC. Buat
pencatatan dengan metode ekuitas

Saham beredar PT. ABC = 100/40 x 4,64 m = 11,6 M


Pendapatan deviden 31 des 11 = 40% x 8,6 m = 3,44 M
31 jan 12, kas dari deviden = 8,6 M x 70% x 40% = 2,408 M

16
Bila PT. ABC mengalami kerugian, maka Bank Musi ikut menanggung juga,
misal rugi Rp.100 juta. Maka bank akan mencatat :
Rugi Penyertaan-PT. ABC Rp40 juta 
     Penyertaan PT.ABC Rp40 juta

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Investasi adalah suatu aktivitas menempatkan dana pada satu periode


tertentu dengan harapan penggunaan dana tersebut bisa menghasilkan keuntungan
dan/atau peningkatan nilai investasi. Menurut UU tentang Penaenaman Modal No.
25 tahun 2007 pasal (1) mengatakan: penanaman modal adalah segala bentuk
kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun modal

17
asing untuk melakukan usaha di wilayah Negera Kesatuan Republik Indonesia.
(kemenkeu-uu nomor 25 tahun 2007).

Tujuan dari investasi antara lain terciptanya keberlanjutan (continuity)


dalam hal investasi tersebut, menghasilkan return atau profit yang diharapkan,
menciptakan kemakmuran bagi para pemegang saham, turut andil dalam
pembangungan bangsa, membina hubungan baik dengan pihak perusahaan, guna
mendapatkan pengawasan terhadap kebijaksanaan maupun kegiatan perusahaan
lain, dan untuk membentuk suatu dana guna tujuan tertentu.

Berdasarkan pada pengelompokan persentase seperti di atas, ada 2 metode


pencatatan penanaman modal dalam saham, yaitu cost method dan equity method.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.Pengertian, Sejarah Perkembangan dan Penentuan


Batas ZEE
Indonesia(Online).https://hukummaritim.wordpress.com/
20/12/08/31/pengertian-sejarah-perkembangan-zeeindonesia/.( 6
mei 2015).
EdiSumarno.2014.Perspektif2EkonomiMaritimIndonesia.https://www.aca
demia.edu/7187489/PERSPEKTIF_2_EONOMI_MARITI M_
INDONESA.(06 Mei 2015).

19

Anda mungkin juga menyukai