Anda di halaman 1dari 12

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Makalah

“Manajemen Keuangan dan Investasi Syariah”

Dosen Pengampu: Bapak Muhammad Qomaruddin, SE, MEI

Disusun Oleh Kelompok 8:


Irma Saputri 190105020216
Yuanda Safitrie 190105020208
Muhammad Risky Firdaus 190105020464

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI PERBANKAN SYARIAH
PERIODE 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Atas rahmat dan taufik nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam tak lupa kami
haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad Saw.

Alhamdulillah terselesaikan sudah makalah ini tepat pada waktunya untuk memenuhi
tugas mata kuliah “Manajemen Keuangan dan Investasi Syariah” dari dosen pengampu yang
bernama Bapak Muhammad Qomaruddin, SE, MEI.

Kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya semoga materi yang kami sampaikan
pada makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Dengan segala banyak kekurangan
yang terdapat pada makalah ini kami mohon maaf sebesar-besarnya. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna meningkatkan kualitas makalah kami
untuk selanjutnya, kami ucapkan Terima kasih.

Banjarmasin, 4 Oktober 2021

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................


KATA PENGANTAR .................................................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................2
A. Pengertian Investasi ........................................................................................................2
B. Investasi dalam Aktiva Tetap ..........................................................................................3
C. Bentuk-bentuk Investasi dalam Aktiva Tetap .................................................................4
D. Kriteria Penilaian Investasi Aktiva Tetap .......................................................................5
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................8
A. Kesimpulan .....................................................................................................................8
B. Saran ...............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan perekonomian menyebabkan kondisi ekonomi menjadi
berfluktuasi, sehingga mempunyai pengaruh dalam dunia usaha. Berbagai strategi
dilakukan perusahaan untuk tetap dapat menjalankan dan mengembangkan usahanya
salah satunya adalah melalui investasi. Investasi yang dilakukan dapat berupa
investasi jangka panjang, contohnya investasi aktiva tetap.
Investasi dalam aktiva tetap adalah dana yang tertanam di dalamnya akan
diterima kembali keseluruhannya oleh perusahaan dalam waktu beberapa tahun, dan
kembalinya secara berangsur-angsur melalui depresiasi. Contohnya: mesin, bangunan,
kendaraan, dll.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan investasi?
2. Bagaimana investasi dalam aktiva tetap?
3. Apa saja bentuk-bentuk investasi dalam aktiva tetap?
4. Bagaimana kriteria penilaian investasi dalam aktiva tetap?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan investasi?
2. Untuk mengetahui bagaimana investasi dalam aktiva tetap?
3. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk investasi dalam aktiva tetap?
4. Untuk mengetahui bagaimana kriteria penilaian investasi dalam aktiva tetap?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Investasi
Ada berbagai macam pengertian investasi, menurut Halim (2005:4)
menjelaskan bahwa investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini
dengan harapan untuk memperoleh imbalan berupa return di masa mendatang. 1
Menurut Fabozzi & Drake (2009) mengartikan investasi sebagai kegiatan mengelola
aset berharga. Menurut Relly & Brown (2009) menjelaskan investasi sebagai
kesediaan seorang (atau investor) mengalokasikan uang dalam nilai tertentu di masa
sekarang guna memperoleh penerimaan di kemudian hari. Penerimaan di kemudian
hari tersebut dapat dinyatakan sebagai kompensasi yang diterima investor atas
komitmennya untuk tidak mengambil uang sebelum masa penerimaan pembayaran di
masa mendatang. Dengan asumsi investor tidak mengambil dananya sebelum periode
investasi berakhir, maka besarnya penerimaan tersebut merupakan fungsi dari jangka
waktu komitmen investor, tingkat inflasi, serta ketidakpastian atas penerimaan di
masa mendatang, semakin lama periode komitmen, makin besar kompensasi yang
diterima investor. Peningkatan inflasi dan ketidakpastian lingkungan bisnis
mendorong pemberian kompensasi yang lebih besar, sejalan dengan makin besarnya
risiko yang ditanggung investor.
Sejalan dengan pengertian tersebut, Bodie, Kane, & Marcus (2014)
menjelaskan investasi sebagai kesediaan seseorang mengalokasikan uang atau sumber
daya berharga lainnya pada masa sekarang dan menahannya untuk tidak
mengkonsumsi uang tersebut hingga waktu yang ditentukan agar memperoleh laba di
kemudian hari. Tetapi, Bodie, Kane, & Marcus (2014) juga menjelaskan bahwa
investasi tidak hanya bermakna pengalokasian uang. Investasi juga relevan untuk
menjelaskan alokasi sumber daya tidak nyata (intangible).
Sebagai contoh, ketika seseorang berkomitmen mengalokasikan waktu dan usaha
untuk belajar, bukan menggunakan waktu untuk bersenang-senang atau untuk bekerja
sambilan untuk menghasilkan tambahan pendapatan, maka sebenarnya ia telah
berinvestasi dan bermaksud mendapatkan kesempatan bekerja yang lebih baik
sehingga mendapatkan penghasilan yang sepadan dengan waktu dan usaha yang telah
1
Ahmad Fakhruddin Busthomy, Muhammad Saifi, dan Zahroh Z. A, “ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA
TETAP ( Studi Pada PT Pion Berkah Sejahtera ),” Jurnal Administrasi Bisnis 35, no. 1 (6 September 2016): 29.

2
dikeluarkan. Jadi, pengertian investasi secara umum menyangkut kemauan untuk
melepaskan atau mengorbankan sumber daya yang bernilai di masa sekarang, dengan
maksud untuk menerima pendapatan yang secara ekonomis berharga di masa datang.
Tetapi, pengertian investasi ini dibatasi pada konteks bisnis, yaitu proses
pengelolaan dana atau menanamkan dana atau modal di masa sekarang dengan
harapan akan menerima sejumlah aliran pembayaran yang menguntungkan di
kemudian hari. Dana dikelola dengan cara membeli sekuritas atau asset keuangan
(financial asset), yaitu berupa saham, obligasi, atau derivative seperti option dan
futures contract. Sebagai contoh, seorang investor mengalokasikan dana dengan cara
membeli sekuritas suatu perusahaan, dengan berharap bahwa nilai sekuritas tersebut
akan naik pada saat investor berkenan untuk menjual asset tersebut pada masa
kemudian.2
B. Investasi dalam Aktiva Tetap
Dana yang tertanaman dalam aktiva tetap seperti halnya dana yang
diinvestasikan dalam aktiva lancar juga mengalami proses perputaran. Secara
konsepsional sebenarnya tidak ada perbedaannya antara investasi dalam aktiva tetap
dengan investasi dalam aktiva lancar. Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva
tetap adalah dengan harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana
yang telah diinvestasikan dalam aktiva tersebut.
Investasi dalam aktiva tetap (seperti mesin, bangunan, kendaraan, dan lain-lain)
dana yang tertanam di dalamnya akan diterima kembali keseluruhannya oleh
perusahaan dalam waktu beberapa tahun, dan kembalinya secara berangsur-angsur
melalui depresiasi. Jumlah dana yang tertanam dalam aktiva tetap tidak tetap sama
jumlahnya selama periode investasi atau selama umur penggunaan aktiva tersebut.
Jumlah dana yang terikat dalam aktiva tetap akan berangsur-angsur berkurang sesuai
dengan metode depresiasi yang digunakan.
Suatu perusahaan melakukan investasi terhadap aktiva tetap dalam beberapa bentuk
seperti:
1. Penggantian aktiva tetap
2. Perluasan usaha
3. Deversifikasi produk
4. Eksplorasi

2
Nila Firdausi Nuzula dan Ferina Nurlaily, Dasar-Dasar Manajemen Investasi (Universitas Brawijaya Press,
2020), 5–6.

3
5. Penelitian dan pengembangan
6. Pembangunan instalansi seperti pengendalian polusi, pemadam kebakaran dan
lain-lain.

Keputusan mengenai investasi biasanya sulit karena memerlukan penilaian


mengenai situasi dimasa yang akan datang. Makin jauh ke depan yang harus
diramalkan, makin menjadi sukar dalam proses itu. Ketidakpastian masa depan
disebabkan oleh antara lain perubahan teknologi, ekonomi dan sosial, kekuatan-
kekuatan persaingan dan tindakan-tindakan pemerintah.3

C. Bentuk-bentuk Investasi dalam Aktiva Tetap


Perusahaan melakukan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan bahwa
perusahaan akan memperoleh kembali dana yang diinvestasikan tersebut. Investasi
dalam aktiva tetap dapat berbentuk tanah, bangunan-bangunan, mesin-mesin, dan
peralatan-peralatan lain. Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan
pengeluaran dana tersebut melebihi waktu satu tahun dikatakan sebagai capital
budgeting.

Menurut Bambang Riyanto (1995) menyebutkan bahwa keseluruhan proses


perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka
waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun dikatakan sebagai capital
budgeting. Capital budgeting mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan
karena:

1. Dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang. Hal ini
berpengaruh bagi penyediaan dana untuk keperluan lain.
2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di
waktu yang akan datang. Kesalahan dalam membuat forecasting akan
mengakibatkan adanya over atau under investment dalam aktiva tetap. Apabila
investasi dalam aktiva tetap terlalu besar melebihi daripada yang dibutuhkan akan
memberikan beban tetap yang besar bagi perusahaan. Sebaliknya kalau jumlah
investasi dalam aktiva tetap terlalu kecil akan dapat mengakibatkan kekurangan
peralatan, yang mengakibatkan perusahaan bekerja dengan harga pokok yang
tinggi sehingga mengurangi daya saing atau kemungkinan kehilangan sebagian
dari pasar bagi produknya.
3
Febrianty Febrianty dkk., Pengantar Bisnis: Etika, Hukum & Bisnis Internasional (Yayasan Kita Menulis, 2020),
31–32.

4
3. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar,
memungkinkan tidak dapat diperoleh dalam jangka waktu yang pendek atau
mungkin tidak dapat diperoleh sekaligus. Berhubungan dengan itu maka
sebelumnya harus dibuat rencana yang hati-hati dan teliti.
4. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut
akan mempunyai akibat yang panjang dan berat. Kesalahan dalam pengambilan
keputusan dibidang ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian.4
D. Kriteria Penilaian Investasi Aktiva Tetap
Keputusan di bidang investasi sangat penting karena akan memiliki pengaruh
yang besar terhadap perkembangan terhadap perusahaan di masa yang akan datang.
Untuk menentukan layak tidaknya suatu investasi ditinjau dari aspek keuangan perlu
dilakukan pengukuran dengan beberapa kriteria. Setiap penilaian layak diberikan nilai
yang standar untuk usaha yang sejenis dengan cara membandingkan dengan rata-rata
industri atau target yang telah ditentukan. Dalam praktiknya beberapa kriteria dapat
digunakan untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan
ditinjau dari aspek keuangan. Kriteria ini sangat tergantung dari kebutuhan masing-
masing perusahaan dan metode mana yang digunakan. Setiap metode yang digunakan
mempunyai kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Dalam penilaian suatu
usaha hendaknya penilai menggunakan beberapa metode sekaligus. Artinya semakin
banyak metode yang digunakan, maka semakin memberikan gambaran yang lengkap
sehingga diharapkan memberikan hasil yang akan diperoleh menjadi lebih sempurna.
Ada beberapa cara penilaian usulan investasi didasarkan pada aliran kas (cash
flow) dan bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku karena untuk
mendapatkan keuntungan tambahan, kita harus mempunyai kas untuk ditanamkan
kembali. Kita mengetahui bahwa keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum
pasti dalam bentuk kas, sehingga dengan demikian perusahaan dapat mempunyai
jumlah kas yang lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah keuntungan yang
dilaporkan dalam buku. Setiap usulan pengeluaran modal selalu mengandung dua
macam aliran kas (cash flow) yaitu aliran kas keluar neto yaitu kas yang diperlukan
untuk investasi baru dan aliran kas neto yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut
yang sering disebut proceeds. Proceeds dapat dihitung dari earning after taxes
ditambah penyusutan.

4
Dr Dedi Mulyadi M.M S. E., FAKTOR-FAKTOR MANAJERIAL DALAM PENGELOLAAN USAHA PENGGILINGAN
PADI (Media Sains Indonesia, 2021), 86–87.

5
Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu
usaha atau investasi adalah: 1) Payback Period (PP), 2) Average Rate Of Return
(ARR), 3) Net Present Value (NPV), 4) Internal Rate Of Return (IRR), 5) Profitability
Index (PI), dan 6) berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas,
aktivitas, dan profitabilitas (Riyanto: 1995). Penggunaan rasio keuangan ini sebaiknya
digunakan atas pemberian pinjaman kepada usaha yang sudah pernah berjalan
sebelumnya atau sedang berjalan.
1. Payback Period (PP)
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali.
Karena itu satuan hasilnya bukan presentase, tetapi satuan waktu (bulan, tahun,
dan sebagainya). Kalau periode payback ini lebih pendek daripada yang
disyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan, sedangkan kalau lebih lama
proyek ditolak. Karena metode ini mengukur cepatnya suatu investasi bisa
kembali, maka dasar yang dipergunakan adalah aliran kas, bukan laba, untuk itu
harus terlebih dahulu dihitung aliran kas dari proyek tersebut.
Masalah utama dari metode ini adalah sulitnya menentukan periode payback
maksimum yang disyaratkan, untuk dipergunakan sebagai angka pembanding,
memang tidak ada pedoman yang bisa dipakai untuk menentukan payback
maksimum ini. Dalam praktiknya yang dipergunakan adalah payback umumnya
dari perusahaan-perusahaan yang sejenis. Kelemahan dari metode ini antara lain
diabaikannya nilai waktu dari uang, dan diabaikannya aliran kas setelah periode
payback.
Meskipun di akui adanya kelemahan-kelemahan metode ini, dalam
praktiknya masih banyak organisasi yang menggunakan metode payback period
sebagai pelengkap penilaian investasi. Cara ini terutama dipergunakan untuk
perusahaan-perusahaan yang menghadapi masalah likuiditas atau kelancaran
keuangan jangka pendek.
2. Metode Average Rate Of Return
Metode ini mengukur tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu
investasi. Angka yang diperlukan adalah laba setelah pajak dibandingkan dengan
total atau average investment. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam presentase.
Angka ini kemudian dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan.
Apabila lebih besar daripada tingkat keuntungan yang dipersyaratkan, maka

6
proyek dikatakan menguntungkan, apabila lebih kecil daripada tingkat keuntungan
yang dipersyaratkan maka proyek ditolak.
3. Net Present Value (NPV)
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai
sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash
flow) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang tersebut perlu
ditentukan terlebih dulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Ada beberapa
konsep untuk menghitung tingkat bunga yang dianggap relevan. Pada dasarnya
tingkat bunga tersebut adalah tingkat bunga pada saat kita meanganggap
keputusan investasi masih terpisah dari keputusan pembelanjaan ataupun waktu
kita mulai mengaitkan keputusan investasi dengan keputusan pembelanjaan.
4. Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa mendatang.
Apabila tingkat suku bunga ini lebih besar daripada tingkat bunga relevan (tingkat
keuntungan yang disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau
lebih kecil dikatakan merugikan.
5. Profitability Index (PI)
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-
penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi. Kalau
Profitability Index (PI)-nya lebih besar dari 1, maka proyek dikatakan
menguntungkan, tetapi kalau kurang dikatakan tidak menguntungkan. Kalau
terdapat lebih dari satu investasi dapat dihitung PI gabungannya.5

BAB III

5
Ni Luh Gede Erni Sulindawati M.Pd S. E. , Ak, Manajemen Keuangan: Sebagai Dasar Pengeambilan Keputusan
Bisnis - Rajawali Pers (PT. RajaGrafindo Persada, 2021), 86–90.

7
PENUTUP

A. Kesimpulan
Investasi secara umum menyangkut kemauan untuk melepaskan atau
mengorbankan sumber daya yang bernilai di masa sekarang, dengan maksud untuk
menerima pendapatan yang secara ekonomis berharga di masa datang.
Investasi dalam aktiva tetap, dana yang tertanam di dalamnya akan diterima
kembali keseluruhannya oleh perusahaan dalam waktu beberapa tahun, dan
kembalinya secara berangsur-angsur melalui depresiasi.
Investasi dalam aktiva tetap dapat berbentuk tanah, bangunan-bangunan, mesin-
mesin, dan peralatan-peralatan lain. Keseluruhan proses perencanaan dan
pengambilan keputusan pengeluaran dana tersebut melebihi waktu satu tahun
dikatakan sebagai capital budgeting.
Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha
atau investasi adalah: 1) Payback Period (PP), 2) Average Rate Of Return (ARR), 3)
Net Present Value (NPV), 4) Internal Rate Of Return (IRR), 5) Profitability Index
(PI), dan 6) berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan
profitabilitas (Riyanto: 1995). Penggunaan rasio keuangan ini sebaiknya digunakan
atas pemberian pinjaman kepada usaha yang sudah pernah berjalan sebelumnya atau
sedang berjalan.

B. Saran
Sebagai penulis kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam
pembuatannya. Untuk itu kami memohon maaf apabila ada kesalahan dan kami sangat
mengharap saran yang membangun dari pembaca agar kemudian pembuatan makalah
kami semakin lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

8
Busthomy, Ahmad Fakhruddin, Muhammad Saifi, dan Zahroh Z. A. “ANALISIS
KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP ( Studi Pada PT Pion Berkah
Sejahtera ).” Jurnal Administrasi Bisnis 35, no. 1 (6 September 2016): 28–34.
Febrianty, Febrianty, Nurmiati Nurmiati, Luthfi Parinduri, Sarida Sirait, Natasya Virginia
Leuwol, Julyanthry Julyanthry, Edy Dharma, dan Andriasan Sudarso. Pengantar
Bisnis: Etika, Hukum & Bisnis Internasional. Yayasan Kita Menulis, 2020.
M.M, Dr Dedi Mulyadi, S. E. FAKTOR-FAKTOR MANAJERIAL DALAM PENGELOLAAN
USAHA PENGGILINGAN PADI. Media Sains Indonesia, 2021.
M.Pd, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, S. E. , Ak. Manajemen Keuangan: Sebagai Dasar
Pengeambilan Keputusan Bisnis - Rajawali Pers. PT. RajaGrafindo Persada, 2021.
Nuzula, Nila Firdausi, dan Ferina Nurlaily. Dasar-Dasar Manajemen Investasi. Universitas
Brawijaya Press, 2020.

Anda mungkin juga menyukai