Anda di halaman 1dari 6

BAB 6

MANAJEMEN KAS
1.

Fungsi Manajemen Kas

Yaitu untuk memaksimumkan cash availability dengan maksud


untuk bisa memaksimumkan bunga yang dapat diperoleh dari
investasi surat-surat berharga. Atau dengan kata lain manajemen
kas berusaha untuk memaksimumkan pemanfaatan kas tanpa
mengabaikan saldo kas.
Cash Availability adalah kemampuan perusahaan untuk selalu
mempunyai kas pada saat diperlukan.
Kegiatan manajemen kas dimulai dari saat pelanggan
membayar pembeliannya sampai dengan saat perusahaan
membayar atau memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada
laveransir, supplier, karyawan, atau pemerintah.
2. Tujuan Manajemen Kas
Tiga Motiv Pemilikan Kas (Keynes dalam Husnan, 1992):
a. Motiv Transaksi yaitu kebutuhan kas untuk pembayaranpembayaran yang ditimbulkan oleh pengeluaran sehari-hari,
meliputi untuk pembelian bahan mentah, gaji pegawai, pajak,
deviden, dll.
b. Motive Berjaga-jaga yaitu untuk pengeluaran kas yang tidak
terduga. Makin baik perkiraan pengeluaran dan pemasukan kas,
makin sedikit kebutuhan kas untuk berjaga-jaga.
c. Motiv Spekulasi yaitu pemilikan kas yang dimaksudkan untuk
mendapatkan keuntungan dari perubahan yang diharapkan dari
harga-harga surat-surat berharga (maketable securities).

3. Saldo Kas Minimal


Kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi
tingkat likuiditasnya. Semakin besar jumlah kas yang ada didalam
perusahaan maka semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Yang berarti
bahwa perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak
dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Untuk menentukan berapa jumlah kas yang sebaiknya harus
dipertahankan perusahaan, belum ada standart rasio yang bersifat
umum.
Kebanyakan perusahaan menentukan jumlah kas yang optimal
haruslah lebih besar dari :
a. Saldo transaksi yang diperlukan apabila manajemen kas efisien
b. Saldo kas minimal yang disyaratkan oleh Bank tempat
perusahaan menjadi nasabah.
Saldo Kas Minimal/Persediaan Besi Kas/ Safety cash Balance adalah
jumlah minimal dari kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan
agar dapat memenuhi kewajiban finansiilnya sewaktu-waktu.
38

Persediaan Besi Kas merupakan unsur permanen kas yang


besarnya antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya tidak
sama.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan besi
kas adalah :
a.
Perimbangan antara aliran kas masuk dan aliran kas keluar,
adanya perimbangan yang baik antara cash inflow dan cash
outflow baik dalam jumlah maupun waktu (timing) maka
pengeluaran kas akan dimungkinkan dipenuhi dari penerimaan
yang ada sehingga tidak memerlukan persediaan besi kas yang
besar.
b.
Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan , bagi
perusahaan yang aliran kas-nya selalu sesuai dengan
estimasinya maka perusahaan tersebut tidak akan mengalami
kesulitan likuiditasnya. Sehingga tidak perlu mempertahankan
adanya persediaan besi kas yang terlalu besar. Sebaliknya bagi
perusahaan yang aliran kas-nya mengalami penyimpangan
yang merugikan, maka perlu mempertahankan adanya
persediaan kas besi yang agak besar.
c.
Adanya hubungan yang baik dengan bank atau lembaga
keuangan, Bila perusahaan mempunyai hubungan yang baik
dengan lembaga keuangan maka akan mempermudah baginya
bila mengalami kesulitan finansiil. Bagi perusahaan seperti ini
maka tidak perlu mempertahankan jumlah persediaan kas yang
terlalu besar.

4. Budget Kas
Adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu
yang akan datang, atau kebutuhan kas dalam jangka pendek yang
merupakan bagian dari Financial planning.
Masukan kunci dari Budget kas adalah ramalan penjualan atau sales
forecast yang diberikan oleh bagian penjualan. Berdasarkan
ramalan tersebut disusunlah estimasi cash flow bulanan.
Kegunaan Budget Kas bagi perusahaan adalah (Alwi,1993)
adalah:
a. Dapat dipergunakan untuk mengantisipasi kebutuhan dana
karena defisit atau surplus.
b. Dapat dipergunakan untuk mencapai target dan mengukur
keberhasilan.
c. Dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan kegiatan.
Budget kas dapat disusun untuk jangka waktu satu tahun yang
dibagi dalam interval tertentu seperti bulan, kwartalan, atau enam
bulan yang terdiri atas dua bagian, yaitu :
39

a. Estimasi penerimaan-penerimaan kas yang berasal dari hasil


penjualan tunai, piutang yang terkumpul, penerimaan bunga,
deviden, hasil penjualan aktiva tetap, dan penerimaan lain-lain.
b. Estimasi pengeluaran kas yang dipergunakan untuk pembelian
bahan mentah, pembayaran gaji/upah karyawan, pembayaran
hutang-hutang, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum,
biaya bunga, pembayaran deviden, premi asuransi, pajak,
pembelian aktiva tetap, dan biaya-biaya lain.

Tahap-tahap penyusunan Budget Kas :


a. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut
rencana operasionil perusahaan (Operating Transaction). Pada
tahap ini akan diketahui apakah surplus atau defisit.
b. Menyusun perkiraan kebutuhan dana serta sumber-sumber
pemenuhan kebutuhan dana yang diperlukan untuk menutup
defisit. Serta disusun estimasi pembayaran bunga maupun
angsuran baik jumlah maupun waktunya (Finacial Transaction).
c. Menyusun kembali estimasi keseluruhan baik transaksi
operasionil maupun transaksi finansiil dalam Budget final
(gabungan).
Contoh Budget Kas :
Tabel.3.1.Budget Kas PT ABC bulan Januari-Juni tahun 200X
(dalam jutaan Rp)
Transaksi Operasionil
Uraian
Jan
Feb Maret April
Mei
Juni
Estimasi penerimaan:
-Penjualan Tunai
400
500
730
960
800
900
-Piutang
400
500
650
760
660
670
-Penerimaan Lain200
200
220
180
140
124
lain
Jumlah penerimaan
1.000 1.200 1.600 1.900 1.600 1.694
Estimasi Pengeluaran:
-Pembelian
B 600
600
500
550
600
600
Mentah
250
250
200
250
250
300
-Pembayaran Upah
200
300
200
200
250
230
-Biaya Penjualan
350
350
400
400
400
420
-Biaya
Adm
&
100
Umum
-Pembayaran pajak
Jumlah Pengeluaran
1.400 1.500 1.400 1.400 1.500 1.550
Surplus / (Defisit)
(400) (300) 200
500
100
144
Dari transaksi operasionil diketahui bahwa pada bulan Januari dan
Februari terjadi defisit, untuk itu perlu direncanakan transaksi
40

finansiil untuk menutup defisit tersebut. Untuk keperluan itu kita


perlu menyusun Skedul Penerimaan dan Pembayaran Pinjaman dan
Bunga. Dalam hal ini diperlukan tambahan informasi, sebagai
berikut;
a. Estimasi saldo kas akhir bulan Desember tahun lalu Rp. 100 juta
b. Persediaan kas minimal/ besi sebesar Rp 50 juta
c. Pinjaman diterima diawal bulan dan bunga dibayar pada akhir
bulan yang bersangkutan sebesar 2% per bulan. Angsuran
dilakukan pada awal bln.
Dari informasi tersebut dapat disusun transaksi finansiil sbb:
Tabel.3.2.Budget Kas PT ABC bulan Januari-Juni tahun 200X
(dalam jutaan Rp)
Transaksi Finansiil
Uraian
Jan
Feb Maret April
Mei
Juni
Saldo kas awal
100
52.8
69
255.2 545,4 155,4
bulan
Terima kredit

360

330

(200)

(490)

69
200

55,2
500

55,4
100

155,4
144

Angsuran
Alat likuid awal bulan
Surplus / (Defisit)

460 382,8
(400) (300)

-Pembayaran Bunga
Saldo kas Akhir bulan
Pinjaman Kumulatif

(7,2)
52,8
360

(13,8) (13,8) (9,8)


69
255,2 545,4 155,4
690
690
490
-

299,4
-

Dasar perhitungan pinjaman =


Defisit + saldo kas besi saldo kas bulan lalu + biaya bunga
maka besarnya pinjaman = 400 +50 100 +2% X = X
X = 357,143 dibulatkan dengan mengajukan kredit sebesar Rp 360
Sebagai tahap akhir penyusunan Budget Kas tersebut adalah
menyusu Budget Kas Gabungan sebagai berikut:
Tabel.3.3. Budget Kas PT ABC bulan Januari-Juni tahun 200X
(dalam jutaan Rp)
Uraian
1.Saldo kas awal bulan
2.Penerimaan Kas:
- Penjualan Tunai

Jan
100

Feb
52.8

400

500

Maret
69

April
255.2

Mei
545,4

Juni
155,4

730

960

800

900

41

-Penagihan Piutang
-KreditBank
-Penerimaan Lain2
Jumlah Penerimaan

400
360
200

500
330
200

650
220

760
180

1.360 1.530 1.600 1.900


Juml Kas Keseluruhan
1.460 1.582,8 1.669 2.155,2
3.Pengeluaran:
-Pemb B mentah
600
600
500
550
-Pembayaran Upah
250
350
300
350
-Biaya Penjualan
200
300
200
200
-B. adm &Umum
350
350
400
400
-Pembayaran bunga
7,2
13,8
13,8
9,8
-Pembayaran pajak
100
-Angsuran
200
Jumlah Pengeluaran
1407,2 1.513,8 1.413,8 1.609,8
Saldo Kas Akhir
52,8
69
255,2 545,4
Bulan

660
140

670
124

1.600
1.694
2.145,4 1.849,4
600
350
250
400
490
1.990
155,4

600
300
230
420
1.550
299,4

5. Budget Pengumpulan Piutang


Penjualan yang dilakukan perusahaan tidak selamanya
bersifat tunai, sehingga penerimaan perusahaan setiap periode
diterima dalam waktu yang berbeda. Untuk itu sebelum menyusun
Budget Kas, dilakukan penyusunan budget pembantu berupa
budget pengumpulan piutang.
Misalnya penjualan kredit PT Arjuna untuk bulan Januari
Juni tahun 200X diperkirakan sebagai berikut :
-Januari
= Rp 24 juta
April
= Rp 32
juta
-Februaei = Rp 42 juta
Mei
=.Rp 56
juta
-Maret
=.Rp 62 juta
Juni
= Rp 46
juta
-Diketahui penjualan bulan November dan Desember tahun
lalu adalah Rp 48 juta dan Rp 60 juta. Dengan pola demikian maka
untuk penjualan November dan Desember tahun lalu akan diterima
pada Budget Kas periode Januari-Juni.
Apabila pola pembayaran kredit adalah 50% dibayar pada bulan
berikut setelah bulan penjualan, dan 50% sisanya pada bulan ke 2
sesudah bulan penjualan maka skedule pengumpulan piutang dapat
disusun sbb:

42

Tabel 3.4. PT Arjuna


.Budget Pengumpulan Piutang bulan Januari-Juni 200X
(dalam jutaan Rp)
PenjualanKredit

6.

November

Jumlah
48

Jan
24

Feb
-

Maret April
-

Mei
-

Juni

Desember

60

30

30

Januari

24

12

12

Februari

42

21

21

Maret

62

31

31

April

32

16

16

Mei

56

28

Juni
Jumlah

46

54

42

33

52

47

44

Pembelian Kredit
Pola pembelian bahan mentah ataupun pembantu yang
dilakukan secara kredit dapat disusun mengikuti pola /skedul
diatas. Pola pembayarannya akan disusun seperti halnya
penerimaan piutang diatas dengan penyesuaian terhadap perjanjian
skedul pembayarannya. Hasil rekapan dari tabel tersebut akan
dimasukkan kedalam Budget Kas pada pos pengeluaran untuk
pembelian bahan mentah atau pembantu.

43

Anda mungkin juga menyukai