Disusun oleh :
Abdul Mu’iz Ihsan (210413822802)
Andika Wulan Febriani (210413822816)
Anis Sya’bania (210413822818)
Mochammad Bachtiar Affandie (210413822820)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Product Strategyini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dr.Titis
Shinta Dhewi, S.P, M.M pada mata kuliahManajemen Pemasaran. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang strategi produk bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.Titis Shinta Dhewi, S.P, M.M, selaku
dosen di mata kuliah Manajemen Pemasaranyang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Judul....................................................................................................................... 1
Kata
Pengantar ....................................................................................................................
.i
Daftar
Isi.................................................................................................................................
ii
Bab I
Pendahuluan...............................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian......................................................................................................... 2
Bab II
Pembahasan...............................................................................................................
3
A. Pengertian Produk........................................................................................................ 3
B. Klasifikasi Produk....................................................................................................... 4
C. Strategi Produk............................................................................................................ 9
K. Strategi Diversifikasi................................................................................................. 21
Bab III
Penutup................................................................................................................. 23
A. Kesimpulan............................................................................................................... 23
B. Saran......................................................................................................................... 23
Daftar
Pustaka.....................................................................................................................
24
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia (stratos = militer; dan ag =
memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Konsep ini
relevan dengan situasi pada zaman dulu yang sering diwarnai perang, di mana jenderal
dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan
perang. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan
penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai
tujuan tertentu.
Konsep strategi militer seringkali diadaptasi dan diterapkan dalam dunia bisnis,
misalnya konsep Sun Tzu, Hannibal, dan Carl von Clausewitz. Dalam konteks bisnis,
strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan
merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi.
Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert Jr. (1995), konsep strategi dapat didefinisikan
berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu (1) dari perspektif apa yang suatu
organisasi ingin lakukan (intends to do), dan (2) dari perspektif apa yang organisasi
akhirnya lakukan (eventually does).
Pernyataan strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi
perubahan lingkungan bisnis. Strategi merupakan kesatuan arah semua anggota organisasi.
Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang diambil akan bersifat subyektif atau
berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang lain.
Di dalam sebuah perusahaan untuk menghadapi persaingan dan mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan, strategi pemasaran sangat diperlukan agar perusahaan
dapat tetap hidup, berkembang dan mampu bersaing tidak hanya ditentukan perusahaan
untuk meningkatkan kapasitas produksi tetapi juga dipengaruhi oleh perusahaan untuk
menghasilkan produk yang berkualitas, maka setiap perusahaan harus menerapkan strategi
yaitu melalui strategi pemasaran. Di mana strategi pemasaran disini sangat mempengaruhi
tingkat penjualan produk.
Peran produk sangat penting bagi perusahaan, dimana setiap saat selalu adanya
1
2
perubahan yang cepat dalam selera konsumen dan persaingan yang semakin ketat, hal ini
menyebabkan suatu perusahaan di tuntut untuk mampu bersaing dengan perusahaan lain
dan senantiasa menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan atau keinginan konsumen.
Agar konsumen merasa puas dengan produk yang dipakai atau digunakan. Dan sudah
tentu perusahaan akan mendapat keuntungan yang maksimal.Lebih lanjut dalam makalah
ini, kami akan membahas mengenai strategi produk untuk lebih memahami mengenai
produk dan strategi yang digunakan untuk memasarkan produk.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud produk?
2. Bagaimana tingkatan hirarki produk?
3. Bagaimanakah klasifikasi produk?
4. Apa saja strategi produk itu
5. Apa saja jenis dari strategi produk?
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan pengertian produk
2. Mendeskripsikan hirarki produk
3. Mengklasifikasikan jenis-jenis produk
4. Mendeskripsikan pengertian strategi produk serta jenis strategi produk
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Produk
Secara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif produsen atas “sesuatu”
yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi
serta daya beli pasar.
Produk juga merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan
kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan tersebut
meliputi barang fisik (seperti sepeda motor, komputer, TV, buku teks), jasa (restoran,
penginapan, transportasi), orang atau pribadi (Madonna, Tom Hanks, Michael Jordan),
tempat (Pantai Kuta, Dana Toba), organisasi (Ikatan Akuntan Indonesia, Pramuka, PBB),
dan ide (Keluarga Berencana).
Menurut W.J Stanton produk ialah seperangkat atribut baik berwujud maupun yang
tidak berwujud, termasuk di dalamnya masalah warna, harga nama baik pabrik, nama baik
toko yang menjual, dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang di terima oleh
pembeli guna memuaskan keinginannya.
Ada tiga level dalam merencanakan produk yaitu :
1. Core Product, yaitu semua manfaat pokok (Core benefits) yang ditawarkan produk
kepada konsumen.
Manfaat (Benefit) merupakan hasil yang diterima konsumen dari penggunaan atau
kepemilikan sebuah barang atau jasa.
Contoh : Manfaat pokok sebuah mobil adalah untuk transportasi, sementara konsumen
yang membeli kosmetik sejatinya membeli “Harapan”.
2. Actual Product, yaitu produk fisik atau delivered service yang memberikan manfaat
produk.
Contoh : Saat kita membeli tiket pesawat Air Asia menuju Kuala Lumpur, core
product yang dibeli berupa time-critical transport, sedangkan actual product berupa
nama merek Air Asia, layout dan layanan terminal bandara, konfigurasi tempat duduk
dalam pesawat, seragam awak kabin, sistem booking, serta fitur-fitur lainnya.
3. Augmented Product, yaitu actual product ditambah fitur-fitur pendukung lainnya,
4
B. Klasifikasi Produk
Klafikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan
tangibility, produk dapat diklarifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu :
1. Barang (Goods)
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba /
disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan mengalami prlakuan fisik
lainnya.
Ditinjau dari aspek Durabilitas, terdapat dua macam barang yaitu :
a. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)
5
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur
dikonsumsi dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun.
Contoh : Sabun, minuman, makanan ringan, kapur tulis, gula dan garam.
b. Barang Tahan Lama (Durable Goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan
lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal
adalah satu tahun atau lebih.
Contoh : TV, lemari es, mobil, komputer, dan lain-lain.
2. Jasa (Service)
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Jasa bercirikan intangible, inseparable, variable, dan perishable.
Contoh : Bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus, hotel, lembaga
pendidikan dan lain-lain.
2. Shopping Products
Shopping products adalah produk yang dalam proses pemilihan dan
pembeliannya dibandingkan oleh konsumen di antara berbagai alternatif
yang tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga, kualitas,
warna, dan model.
Contoh : Alat-alat rumah tangga, pakaian, dan mebel.
Shopping product terdiri atas dua jenis, yaitu :
a. Homogeneous shopping products merupakan shopping products yang
oleh konsumen dipersepsikan serupa dalam hal kualitas tetapi berbeda
signifikan dalam hal harga.
Contoh : DVD Player, TV, mesin cuci, jasa penerbangan, komputer
personal, dan kulkas.
b. Heterogeneous shopping products adalah shopping produts yang aspek
karakteristik atau fiturnya dianggap lebih penting oleh konsumen
daripada aspek harganya.
Contohnya : Perlengkapan rumah tangga, mebel, pakaian, jasa child
care, dan paket hiburan.
3. Specialty Products
Specialty products adalah produk yang memiliki karakteristik atau
identifikasi merek yang unik bagi sekelompok konsumen tertentu,
sehingga mereka bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.
Contoh : Ritz-Carlton resorts, financial advice, legal counsel, dan operasi
7
plastik.
4. Unsought Products
Unsought products merupakan produk yang tidak diketahui konsumen atau
kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk
membelinya.
Ada dua jenis unsought products yaitu :
a. Regularly unsought products adalah produk yang sebetulnya sudah ada
dan diketahui konsumen, tetapi tidak terpikirkan untuk membelinya.
Contoh : Ensiklopedia, asuransi jiwa, batu nisan, jasa kremasi, tanah
kuburan, dan panti jompo.
b. New unsought products adalah produk yang benar-benar baru dan
sama sekali belum diketahui konsumen. Jenis produk ini merupakan
hasil inovasi dan pengembangan produk baru, sehingga belum banyak
konsumen yang mengetahuinya.
2) Klasifikasi Produk Bisnis
Produk bisnis adalah barang dan jasa yang dikonsumsioleh konsumen bisnis
(konsumen antara, konsumen organisasional, atau konsumen industrial) untuk
keeperluan selain dikonsumsi langsung, yaitu :
a. Untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual kembali (oleh
produsen).
b. Untuk dijual kembali (oleh pedagang) tanpa dilakukan transformasi fisik
(proses produksi).
Konsumen bisnis adalah tipe konsumen yang profesional. Mereka
menekankan aspek rasionalitad dan efektivitas biaya dalam keputusan pembelian.
Oleh karena itu, klasifikasi produk bisnis lebih didasarkan pada pemakaian
produk ketimbang perilaku pembelian konsumen.
1. Installations
Specialty product dalam konteks produk bisnis disebut installations. Tipe ini
mencangkup investasi modal untuk pabrik baru, mesin berat, dan sistem
telekomunikasi.
Contoh : Pembelian pesawat Boeing 787 Dreamliner oleh Qantas bagi
maskapai penerbangan kebanggaan Australia tersebut.
2. Accessory equipment
Yang termasuk dalam katagori ini adalah produk yang memfasilitasi produk
8
4. Raw materials
Raw material terdiri atas produk pertanian (seperti beras, buah-buahan, sayur-
sayuran, kapas, susu, telur, daging sapi dan seterusnya) dan produk kekayaan
alam (di antaranya, minyak bumi, batu bara, tembaga, biji besi, rotan, dan
kayu). Raw material seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam produk
jadi. Harga jarang menjadi keputusan utama pembelian. Konsumen bisnis
lebih mengutamakan faktor keandalan dalam menyampaikan produk dalam
kuantitas dan kualitas yang ditetapkan.
5. MRO (Maintenance, Repair, Operating) Supplies
MRO supplies merupakan tipe convenience product bagi konsumen bisnis.
Supplies mencerminkan pengeluaran rutin yang digunakan dalam operasi
perusahaan sehari-hari.
Tipe produk MRO terbagi menjadi bagian dari produk akhir yaitu :
a. Maintenance item, seperti sapu, filter, dan lampu.
b. Repair item, seperti mur dan baut yang digunakan untuk mereparasi
peralatan.
c. Operating supplies, seperti kertas dan cartridge printer, baterai untuk
mouse dan alat tulis.
6. Business service
Katagori produk ini mencangkup produk intangible yang dibeli perusahaan
untuk memfasilitasi proses produksi dan operasi.
Contoh : Jasa finansial, jasa leasing, jasa rental peralatan dan kendaraan,
asuransi, jasa keamanan, jasa legal, jasa akuntansi, jasa perpajakan, biro iklan,
jasa riset dan konsultasi manajemen.
9
C. Strategi Produk
Strategi produk menjabarkan kebutuhan pasar yang ingin dilayani dengan berbagai
tawaran produk. Umumnya strategi keseluruhan sebuah perusahaan didominasi oleh
strategi produk dan strategi pasar. Implementasi strategi produk membutuhkan koordinasi
dan kerja sama antar berbagai pihak, seperti departemen keuangan, riset dan
pengembangan, staf korporat, dan pemasaran.
Strategi produk dapat dikelompokan menjadi sembilan katagori yaitu :
1. Strategi positioning produk
2. Strategi repositioning produk.
3. Strategi overlap produk
4. Strategi lingkup produk
5. Strategi desain produk
6. Strategi eliminasi produk
7. Strategi produk baru
8. Strategi diversifikasi
lain. Bisa pula atribut itu dikemas secara lebih jelas oleh perusahaan
dibandingkan pesaingnya.
3. Superioritas, artinya atribut tersebut lebih unggul dibandingkan cara-cara lain
untuk mendapatkan manfaat yang sama
4. Dapat dikomunikasikan (communicability), artinya atribut tersebut dapat
dikomunikasikan secara sederhana dan jelas, sehingga pelangan dapat
memahaminya.
5. Preemptive, artinya atribut tersebut tidak mudah ditiru oleh para pesaing.
6. Terjangkau (affordability), artinya pelanggan sasaran akan mampu dan bersedia
membayar perbedaan atau keunikan atribut tersebut. Setiap tambahan biaya atas
fitur khusus dipandang sepadan dengan nilai tambahannya.
7. Profitabilitas (profitability), artinya perusahaan bisa memperoleh tambahan laba
dengan menonjolkan perbedaan tersebut.
2. Positioning berdasarkan harga dan kualitas (price and quality positioning), yaitu
positioning yang berusaha menciptakan kesan / citra berkualitas tinggi lewat harga
mahal atau sebaliknya menekankan harga murah sebagai indikator nilai.
Contoh : Komputer, smartphone, dan produk gadget buatan RRT diposisikan sebagai
produk inovatif berharga murah.
3. Positioning yang dilandasi aspek penggunaan atau aplikasi (use / application
positioning)
Contoh : Yogurt diposisikan sebagai minuman yang menyehatkan.
4. Positioning berdasarkan pemakai produk (user positioning), yaitu mengaitkan produk
dengan kepribadian atau tipe pemakai.
Contoh : Jack Daniel’s menekankan aspek macho, Axe/Lynx itu cool, Marlboro itu
American Wild West seta Amex mencerminkan orang sukses.
5. Positioning berdasarkan kelas produk tertentu (product class positioning),
Contoh : permen kopiko yang diposisikan sebagai kopi dalam bentuk permen, bukan
permen rasa kopi, Caress adalah bath oil product dan bukan sekedar sabun mandi.
6. Positioning berkenaan dengan pesaing (competitor positioning), yaitu dikaitkan
dengan posisi persaingan terhadap pesaing utama.
Contoh : Kampanye periklanan perusahaan penyewaan mobil
7. Positioning berdasarkan manfaat (benefit positioning),
Contoh : Pasta gigi Sensodyne yang dikhususkan bagi gigi sensitif.
Adapun tujuan pokok strategi positioning yaitu :
11
segmen kalangan menengah menambah lini produk bagi kalangan bawah dan atas.
2. Product line filling, yakni menambah item pada lini produk yang sudah ada saat ini.
Contoh : Apple menambahkan beraneka aksesoris untuk iPod, mulai dari gelang
tangan sampai docking station.
Beberapa tujuan yang ingin dicapai lewat product line felling antara lain :
a. Memperoleh laba tambahan
b. Memuaskan dealer
c. Memanfaatkan kapasitas berlebih
d. Berusaha menjadi perusahaan full-line terkemuka
e. Dan menutup semua celah peluang bisnis dari incaran para pesaing.
Perusahaan dapat menerapkan strategi produk tunggal, strategi multi produk, atau strategi
system of product. Masing-masing strategi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Strategi produk tunggal
Strategi ini bertujuan meningkatkan skala ekonomis, efesiensi, dan daya saing dengan
jalan berspesialisasi pada satu produk saja.
2. Strategi multiproduk
Strategi ini bertujuan mengantisipasi risiko keusangan potensial sebuah produk
tunggal dengan menambah beberapa produk lain.
3. Strategi system of products,
Alternatif ini bertujuan meningkatkan ketergantungan pelangan terhadap produk
perusahaan, sehingga mencegah pesaing masuk pasar.
minimum.
2. Dynamically continuous innovation, yang meskipun lebih disruptive dibandingkan
kategori continuous innovation, tetapi tidak mengubah pola perilaku konsumen secara
fundamental.
3. Discontinuous innovation, yaitu produk yang sama sekali baru dan belum pernah ada.
K. Strategi Diversifikasi
Diversifikasi adalah upaya mencari dan mengembangkan produk atau pasar yang baru,
atau keduanya, dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan,
profitabilitas, dan fleksibilitas. Diversifikasi dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu :
1. Diversifikasi konsentris, di mana produk-produk baru yang diperkenalkan memiliki
kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran atau teknologi dengan produk yang sudah
ada.
Contoh : Unilever selain memproduksi pasta gigi, juga membuat sikat gigi.
2. Diversifikasi horizontal, di mana perusahaan menambah produk-produk baru yang
tidak berkaitan dengan produk yang telah ada, tetapi dijual kepada pelanggan yang
sama.
Contoh : Klasik mengenai diversifikasi horizontal adalah ketika Procter & Gamble
(yang secara tradisional merupakan perusahaanpenghasil sabun).
22
PENUTUP
A. Kesimpulan
Para pemasar harus memahami kaitan diantara semua produk dalam organisasi
mereka jika mereka ingin mengkoordinasikan pemasaran keseluruhan produk tersebut.
Sebuah lini produk mencakup sekelompok produk yang berkaitan erat dan yang
dipandang sebagai satu unit karena pertimbangan pemasaran, teknis, atau penggunaan
akhir.
B. Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya
membangun kami harapkan
23
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran Jilid 2. Alih Bahasa: Hendra Teguh, Ronny
Antonius Rusli. Penyunting : Agus Hasan Pura Anggawijaya. Prenhalindo,Jakarta
Ujang, Sumarwan.2015. Pemasaran Strategik: Perspektif Perilaku Konsumen
dan Marketing Plan,IPB Press.
M.Firmansyah, Analisa Strategi Produk, Harga, Promosi Dan Tempat Terhadap Kepuasan
Pelanggan Warung Giras Di Surabaya.volume 15.2018.Universitas Muhammadiyah
Surabaya.
Samuel,dkk, Pengaruh Strategi Harga dan Strategi Produk Terhadap Brand Loyalty di Tator
Café Surabaya Town Square.volume 1.2013.Universitas Kristen Petra
24