Anda di halaman 1dari 17

HUKUM & PENANAMAN MODAL

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENANAMAN MODAL

Disusun Oleh :

Nama : Andi Revani Oktaviani Palloge


Stambuk : 002302532020
Kelas : MH-3
Dosen : Prof. Dr. H. Sufirman Rahman, SH., MH

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
Perlindungan Hukum terhadap Penanaman Modal.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada
langkah yang lebih baik lagi. Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Makassar, 25 Desember 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penanaman Modal............................................................................ 6
B. Perlindungan Hukum Bagi Penanam Modal di Indonesia.................................. 8
C. Bentuk Perlindungan Hukum............................................................................. 9
D. Perlindungan Hukum Bagi Investor Menurut Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal...................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Keimpulan.........................................................................................................15
B. Saran..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara ekonomi berkembang. Untuk membangun
perekonomian, diperlukan adanya modal atau investasi yang besar. Kegiatan investasi di
Indonesia telah dimulai sejak tahun 1967, yaitu sejak dikeluarkannya undang-undang
Nomor 1 tahun 1967 Tentang Penanaman Modan Asing dan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1968 Tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. Keberadaan kedua dasar hukum
tersebut diharapkan agara investor, baik investor asing maupun investor dalam negeri,
dapat menanamkan modalnya dengan mudah di Indonesia.
Perekonomian suatu negara tergantung pada banyaknya penanam modal pada
negara tersebut. Semakin banyak para penanam modal aau pengussaha pada suatu negara,
maka semakin kuat pertumbuhan perekonomian negara tersebut. Menurut hasil penelitian
atau riset yang dilakukan oleh berita harian sindo menyatakan bahwa, suatu negara akan
makmur jika warga negaranya minimal memiliki 2% pengusaha atau investor, sedangkan
Indonesia hanya memiliki 0,2% pengusaha atau investor dari total warga negaranya.
Kendala yang terjadi dalam penanaman modal di indonesia sejak reformasi
adalah jumah investasi baik domestik maupun asing mengalami penurunan yang sangat
drastis. Hal ini dapat terlihat pada data BKPM, bahwa para periode Januar hingga
Oktober 2004, jumlah investasi asing sebanyak 8,5 miliar dollar AS, dengan jumlah
proyek sebanyak 969 proyek, sedangkan sebelum reformasi yaitu pada tahun 1995,
jumlah investasi asing yag ditanamkan di Indonesia sebanyak 39.891 miliar dollar AS,
dengan jumlah proyek sebanyak 783 proyek.
Sumber dari kekhawairan investor terletak pada kurangnya kepastian hukum bagi
investor, terutama investor asing. Berdasarkan latar belakang diatas, maka makalah ini
akan membahas mengenai perlindungan hukum bagi penanam modal dan menuangkan
dalam bentuk makalah dengan judul perlindungan hukum bagi penanam modal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rumusan
masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud penanam modal?
2. Bagaimana perlindungan hukum bagi penanam modal di indonesia?

4
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penulisan
dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud penanam modal.
2. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum bagi penanaman modal di
Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penanaman Modal
Istilah investasi atau penanaman modal merupakan istilah-istilah yang dikenal,
baik dalam kegiatan bisnis sehari-hari maupun dalam bahasa perundangundagan. Istilah
investasi merupakan istilah yang lebih popular dalam dunia usaha, sedangkan istilah
penanaman modal lebih banyak digunakan dalam bahasa perundang-undanga. Investasi
berasal dari kata invest yang berarti menanam, menginvestasikan matau menanam uang.
Istilah investasi atau penanaman modal merupakan istilah-istilah yang dikenal, baik
dalam kegiatan bisnis sehari-hari maupun dalam bahasa perundang-undagan. Istilah
investasi merupakan istilah yang lebih popular dalam dunia usaha, sedangkan istilah
penanaman modal lebih banyak digunakan dalam bahasa perundang-undanga. Namun,
pada dasarnya kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama sehingga
kadangkadang digunakan secara interchangeable.
Pasal 1 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal,
menyebutkan bahwa Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan Penanaman modal,
baik oleh penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk
melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia.
Menurut Salim HS yang diaksud dengan investasi itu adalah penanaman modal
yang diilakukan oleh investor, baik investor asing maupun domestic dalam berbagai
bidang usaha yang terbuka untuk investasi, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik unsur-unsur terpenting dari kegiatan
investasi atau penanaman modal, yaitu:
1. .Adanya motif untuk meningkatkan atau setidak-tidaknya untuk mempertahankan
modal.
2. Bahwa modal tersebut tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat kasat mata
dan dapat diraba, tetapi juga mencakup sesuatu yang bersifat tidak kasat matadan
tidak dapat diraba.
3. Investasi dibagi menjadi dua macam yaitu investasi asing dan investasi domestik.
Investasi asing yang bersumber dari pembiayaan luar negeri, sedangkan investasi
domestic adalah investasi yang bersumber dari pembiayaan dalam negeri.
Setiap usaha penanaman modal harus diarahkan kepada kesejahteraan masyarakat.
Artinya, dengan adanya investasi yang ditanamkan para investor dapat meningkatkan
kualitas masyarakat Indonesia.

6
Investasi dibagi menjadi dua macam, yaitu investasi asing (PMA) dan investasi
domestik (PMDN). Investasi asing merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan
luar negeri, sedangkan investasi domestik adalah investasi yng bersumber dari
pembiayaan dalam negeri. Investasi ini digunakan untuk membangun usaha yang terbuka
untuk investasi dan tujuannya untuk memperoleh
keuntungan.
Istilah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berasal dari bahasa inggris,
yaitu domestic investment. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dapat ditemukan
dalam pasal 2 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN). Penanaman Modal Dalam Negeri adalah penggunaan daripada kekayaan
seperti terebut dalam pasal 1, baik secara langsung maupun tidak langsunguntuk
menjalankan usaha menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang ini.
Penggunaan kekayaan secara langsung adalah penggunaan modal yang
digunakan secara langsung oleh investor domestic untuk pengembangan usahanya,
sedangkan penggunaan secara tidak langsung merupakan penggunaan modal yang
digunakan tidak dilakukan secara langsung untuk membangun usaha. Pelaksanaan
penanaman modal itu berdasarkan pada peraturan perundangundangan yang berlaku.
Pasal 1 Undang-undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal,
Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menanamkan modal untuk melakukan
usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanaman modal
dalam negeri dengan menggunakan modala dalam negeri. Pihak yang dapat menjadi
Penanaman Modal Dalam Negeri adalah:
1.Orang-Perorangan warga Negara Indonesia, dan atau;
2.Badan Usaha Indonesia, dan atau;
3.Badan Hukum Indonesia
Sedangkan Istilah Penanaman Modal Asing merupakan terjemahan dari bahasa
inggris yaitu foreign investment. Pengertian Penanaman Modal Asing ditemukan dalam
pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing.
Penanaman Modal Asing adalah hanya meliputi modal asing secara langsung yang
dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang dan digunakan
untuk menjalankan usaha di Indonesia.
Unsur-unsur Penanaman Modal Asing dalam definisi diatas dapat meliputi:
1. Dilakukan secara langsung, artinya investor secara langsung menangggung
semua resiko yang akan dialami dari penanaman modal tersebut.

7
2. Menurut Undang-undang, artinya bahwa modal asing yang di investasikan di
Indonesia oleh investor asing harus didasarkan pada subtansi, prosedur, dan
syarat-syarat yang telh ditentukan dalam peraaturan Perundang undangan yang
berlakuk dan ditetapkan oleh pemerintahan Indonesia.
3. Digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, artinya mdal yang
ditanamkan oleh investor asing digunakan untuk menjalankan perusahaan di
Indonesia harus berstatus sebagai Badan Hukum
Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal, menyebutkan Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanamkan modal
untuk melakukan usaha diwilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
Penanaman Modal Asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun
yang berpatungan dengan penanaman modal dalam negeri.
B. Perlindungan Hukum Bagi Penanam Modal di Indonesia
Perlindungan hukum merupakan salah satu unsur untuk memperbaiki aspek
penegakan hukum di suatu negara. Tentunya perlindungan hukum diberikan oleh negara
kepada masyarakatnya demi mewujudkan stabilitas dalam hal apapun, termasuk di
dalamnya dalam hal ekonomi dan hukum. Menurut terminologi perlindungan hukum,
pengertian perlindungan hukum dapat dipisahkan menjadi dua kata yaitu perlindungan
dan hukum.
Secara kebahasaan, kata perlindungan dalam bahasa Inggris disebut dengan
protection. Istilah perlindungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat
disamakan dengan istilah proteksi, yang artinya adalah proses atau perbuatan
memperlindungi, sedangkan menurut Black’s Law Dictionary, protection adalah the act
of protecting.
Pengertian terminologi hukum dalam bahasa Indonesia menurut KBBI adalah
1) peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh
penguasa ataupun pemerintah,
2) undang-undang, peraturan, dan sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup
masyarakat,
3) patokan atau kaidah tentang peristiwa alam tertentu,
4) keputusan atau pertimbangan yang ditetapkan oleh hakim dalam pengadilan, atau
vonis.

8
Menurut Hans Kelsen, hukum adalah ilmu pengetahuan normatif dan bukan ilmu alam.
Lebih lanjut Hans Kelsen menjelaskan bahwa hukum merupakan teknik sosial untuk
mengatur perilaku mutual masyarakat.
Pengertian tentang hukum berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat
sekitarnya. Hal ini bisa dilihat pada kaidah-kaidah hukum yang ada pada kelompok
keluarga hukum Eropa Kontinental yang sangat dipengaruhi oleh Hukum Romawi,
sedangkan keluarga hukum Common Law sangat dipengaruhi Hukum Anglo Saxon.
C. Bentuk Perlindungan Hukum
Menurut R. La Porta dalam Journal of Financial Economics, bentuk perlindungan
hukum yang diberikan oleh suatu negara memiliki dua sifat, yaitu bersifat pencegahan
(prohibited) dan bersifat hukuman (sanction). Bentuk perlindungan hukum yang paling
nyata adalah adanya institusi-institusi penegak hukum seperti pengadilan, kepolisian dan
lembaga penyelesaian sengketa diluar pengadilan (non-litigasi) lainnya. Hal ini sejalan
dengan pengertian hukum Menurut Soedjono Dirdjosisworo yang menyatakan bahwa
hukum memiliki pengertian beragam dalam masyarakat dan salah satu yang paling nyata
dari pengertian tentang hukum adalah adanya institusi-institusi penegak hukum.
Perlindungan hukum sangat erat kaitannya dengan aspek keadilan. Menurut
pendapat Soediman Kartohadiprodjo, pada hakikatnya tujuan adanya hukum adalah
mencapai keadilan. Maka dari itu, adanya perlindungan hukum merupakan salah satu
medium untuk menegakkan keadilan salah satunya penegakkan keadilan di bidang
ekonomi khususnya pasar modal.
Penegakan hukum dalam bentuk perlindungan hukum dalam kegiatan ekonomi
bisnis khususnya pasar modal tidak bisa dilepaskan dari aspek hukum perusahaan
khususnya mengenai perseroan terbatas, karena perlindungan hukum dalam pasar modal
melibatkan para pihak pelaku pasar modal terutama pihak emiten, investor dan lembaga-
lembaga penunjang kegiatan pasar modal yang mana para pihak tersebut didominasi oleh
subjek hukum berupa badan hukum berbentuk perseroan terbatas.
Subjek hukum dalam hukum perdata terdapat dua subjek hukum, yaitu subjek
hukum orang pribadi dan subjek hukum berupa badan hukum. Subjek hukum orang
pribadi atau natuurlijkepersoon adalah orang atau manusia yang telah dianggap cakap
menurut hukum. Orang sebagai subjek hukum merupakan pendukung atau pembawa hak
sejak ia dilahirkan hidup sampai ia mati walaupun ada pengecualian bahwa bayi yang
masih dalam kandungan ibunya dianggap telah menjadi sebagai subjek hukum sepanjang
kepentingannya mendukung untuk itu.

9
Selanjutnya, subjek hukum dalam hukum perdata adalah badan hukum atau
rechtspersoon. Badan hukum merupakan kumpulan manusia pribadi atau pula dapat
merupakan kumpulan dari badan hukum. Pembagian badan hukum ada dua bentuk, yaitu
badan hukum publik atau Publiek Rechtspersoon dan badan hukum privat atau Privaat
Rechtspersoon. Menurut Satjipto Rahardjo, hukum melindungi kepentingan seseorang
dengan cara mengalokasikan kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka
kepentingannya secara terukur. Kepentingan merupakan sasaran dari hak karena hak
mengandung unsur perlindungan dan pengakuan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum atau legal protection
merupakan kegiatan untuk menjaga atau memelihara masyarakat demi mencapai
keadilan. Kemudian perlindungan hukum dikonstruksikan sebagai;
a) Bentuk pelayanan, pelayanan ini diberikan oleh aparat penegak hukum dan aparat
keamanan,
b) Subjek yang dilindungi.
D. Perlindungan Hukum Bagi Investor Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 Tentang Pasar Modal
Dalam pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasar Modal dinyatakan
bahwa “Pembinaan, pengaturan, pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
dilaksanakan oleh Bapepam dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar
Modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat.”
Rezim Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (selanjutnya
disebut UUPM) menentukan dan mengatur bahwa otoritas yang berwenang atas pasar
modal adalah Bapepam-LK. Otoritas ini berada dibawah Kementerian Keuangan untuk
membina, mengatur, dan mengawasi pasar modal. Dalam kegiatannya, Bapepam-LK
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. Bapepam-LK lah
yang memiliki wewenang untuk melaksanakan perlindungan hukum pasar modal yang
bersifat preventif dan represif.
Dalam rezim UUPM, Bapepam-LK merupakan pengejawantahan institusi untuk
mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pasar yang mengalami depresi sejak
munculnya krisis keuangan di sejumlah negara Asia. Pada akhirnya pun kiris keuangan
inilah yang turut menjadi salah satu faktor pembentukan OJK sebagai lembaga pengawas
jasa keuangan di Indonesia.
Dalam menjalankan fungsinya, Bapepam-LK memiliki wewenang berupa:

10
a) Memberi izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan,
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek,
Penasihat Investasi, dan Biro Administrasi Efek; memberi izin kepada orang
perseorangan bagi Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil Perantara Pedagang Efek,
dan Wakil Manajer Investasi; dan memberi persetujuan bagi Bank Kustodian;
b) mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali Amanat;
c) Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk
sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk manajemen
sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau
direktur yang baru;
d) Menetapkan persyaratan dan tata cara Pernyataan Pendaftaran serta menyatakan,
menunda, atau membatalkan efektifnya Pernyataan Pendaftaran;
e) Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap Pihak dalam hal terjadi
peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap undang- undang ini dan
atau peraturan pelaksanaannya;
f) Mewajibkan setiap Pihak untuk menghentikan atau memperbaiki iklan atau
promosi yang berhubungan dengan kegiatan di Pasar Modal; atau mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang timbul dari iklan
atau promosi yang dimaksud;
g) Melakukan pemeriksaan terhadap setiap Emiten atau Perusahaan Publik yang
telah atau diwajibkan menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam;
atau Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang perseorangan,
persetujuan, pendaftaran profesi berdasarkan undang-undang ini;
h) Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka
pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud dalam huruf g;
i) Mengumumkan hasil pemeriksaan;
j) Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu Efek pada Bursa Efek atau
menghentikan Transaksi Bursa atas Efek tertentu untuk jangka waktu tertentu
guna melindungi kepentingan pemodal;
k) Menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu tertentu
dalam hal keadaan darurat;
l) Memeriksa keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh
Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan dan

11
Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan
pengenaan sanksi dimaksud;
m) Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan, dan
penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan Pasar Modal;
n) Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat
sebagia akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang kegiatan Pasar Modal;
o) Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas undang-undang ini
atau peraturan pelaksanaannya;
p) Menetapkan instrumen lain sebagai efek, selain yang telah ditentukan dalam
Pasal 1 angka 5; dan
q) Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan undang-undang ini.
Untuk melindungi investor maka pihak emiten yang akan menjual efek dalam
Penawaran Umum harus memberikan kesempatan kepada investor untuk membaca
prospektus berkenaan dengan efek yang diterbitkan, sebelum pemesanan ataupun pada
saat pemesanan dilakukan. Pada akhirnya setelah Bapepam-LK memperhatikan
kelengkapan dan kejelasan dokumen emiten untuk melakukan Penawaran Umum demi
memenuhi prinsip keterbukaan pasar modal. Hal ini penting mengingat prospektus atas
efek merupakan pintu awal dan waktu untuk mempertimbangkan bagi investor apakah
akan memutuskan membeli atau tidak atas suatu efek.
Tindakan pencegahan selanjutnya yang dilakukan oleh Bapepam-LK adalah
mengatur bahwa prospektus efek dilarang memuat konten menyesatkan atau keterangan
yang tidak benar tentang Fakta Material 19 atau menyajikan informasi tentang kelebihan
dan kekurangan efek yang ditawarkan. Dalam praktiknya Bapepam-LK membuat standar
penyusunan prospektus atas efek yang akan ditawarkan. Tindakan perlindungan ini
dimulai pada saat Bapepam-LK memberikan izin terhadap SRO, Reksadana, perusahaan
efek, maupun profesi-profesi penunjang untuk berkegiatan di pasar modal.
Selain tindakan pencegahan, Bapepam-LK juga berwenang untuk melakukan
pemeriksaan dan penyidikan. Hal ini merupakan konsekuensi dari fungsi pengawasan
yang diberikan undang-undang terhadap Bapepam-LK. Kegiatan pemeriksaan dilakukan
terhadap semua pihak yang diduga telah, sedang, atau mencoba melakukan atau
menyuruh, turut serta, membujuk, atau membantu melakukan pelanggaran terhadap
undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksananya.
Dalam menjalankan pemeriksaan, Bapepam-LK memiliki wewenang untuk:

12
a) Meminta keterangan dan atau konfirmasi dari pihak yang diduga melakukan atau
terlibat dalam pelanggaran terhadap undang-undang ini dan atau peraturan
pelaksanaannya atau pihak lain apabila dianggap perlu;
b) Mewajibkan pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran
terhadap undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya untuk melakukan
atau tidak melakukan kegiatan tertentu;
c) emeriksa dan atau membuat salinan terhadap catatan, pembukuan, dan atau
dokumen lain, baik milik Pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam
pelanggaran terhadap undang-undang ini dan atau peraturan pelaksananya
maupun pihak lain apabila dianggap perlu; dan atau
d) menetapkan syarat dan atau mengizinkan Pihak yang diduga melakukan atau
terlibat dalam pelanggaran terhadap undang-undang ini dan atau peraturan
pelaksanaannya untuk melakukan tindakan tertentu yang diperlukan dalam
rangka penyelesaian kerugian yang timbul.
Jika Bapepam-LK berpendapat bahwa pelanggaran terhadap undang-undang
pasar modal dan peraturan pelaksananya mengakibatkan kerugian di industri jasa pasar
modal serta membahayakan kepentingan hak-hak investor, maka Bapepam-LK
menetapkan dimulainya tindakan penyidikan. Penyidikan ini dilakukan oleh Pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Bapepam-LK dan diberi wewenang untuk;
a) menerima laporan, pemberitahuan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya
tindak pidana di bidang Pasar Modal;
b) melakukan penelitian atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan
tindak pidana di bidang Pasar Modal;
c) melakukan penelitian terhadap Pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam
tindak pidana di bidang Pasar Modal;
d) memanggil, memeriksa, dan meminta keterangan dan barang bukti dari setiap
Pihak yang disangka melakukan, atau sebagai saksi dalam tindak pidana di
bidang pasar modal;
e) melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan, dan dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana di bidang pasar modal;
f) melakukan pemeriksaan di setiap tempat tertentu yang diduga terdapat setiap
barang bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain serta melakukan
penyitaan terhadap barang yang dapat dijadikan bahan bukti dalam perkara tindak
pidana di bidang Pasar Modal;

13
g) memblokir rekening pada bank atau lembaga keuangan lain dari pihak yang
diduga melakukan atau terlibat dalam tindak pidana di bidang Pasar Modal;
h) meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana
di bidang Pasar Modal;
i) menyatakan saat dimulai dan dihentikannya penyidikan.
Tindakan Bapepam-LK berupa pemeriksaan dan penyidikan merupakan proses
kegiatan pengawasan yang bertujuan memberi perlindungan dan kepastian hukum bagi
kalangan investor. Dalam hal memberikan perlindungan hukum bersifat represif, menurut
UUPM memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi administrative berupa peringatan
tertulis, denda, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin
usaha, pembatalan persetujuan, dan pembatalan pendaftaran. Selain itu, UUPM juga
memberikan sanksi pidana terhadap pelaku pelanggaran dan atau kejahatan di bidang jasa
pasar modal.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasal 1 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal,
menyebutkan bahwa Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan Penanaman modal,
baik oleh penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk
melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia.
Perlindungan hukum merupakan salah satu unsur untuk memperbaiki aspek
penegakan hukum di suatu negara. Tentunya perlindungan hukum diberikan oleh negara
kepada masyarakatnya demi mewujudkan stabilitas dalam hal apapun, termasuk di
dalamnya dalam hal ekonomi dan hukum. Menurut terminologi perlindungan hukum,
pengertian perlindungan hukum dapat dipisahkan menjadi dua kata yaitu perlindungan
dan hukum.
Menurut R. La Porta dalam Journal of Financial Economics, bentuk perlindungan
hukum yang diberikan oleh suatu negara memiliki dua sifat, yaitu bersifat pencegahan
(prohibited) dan bersifat hukuman (sanction). Bentuk perlindungan hukum yang paling
nyata adalah adanya institusi-institusi penegak hukum seperti pengadilan, kepolisian dan
lembaga penyelesaian sengketa diluar pengadilan (non-litigasi) lainnya. Hal ini sejalan
dengan pengertian hukum Menurut Soedjono Dirdjosisworo yang menyatakan bahwa
hukum memiliki pengertian beragam dalam masyarakat dan salah satu yang paling nyata
dari pengertian tentang hukum adalah adanya institusi-institusi penegak hukum.
Perlindungan hukum sangat erat kaitannya dengan aspek keadilan. Menurut
pendapat Soediman Kartohadiprodjo, pada hakikatnya tujuan adanya hukum adalah
mencapai keadilan. Maka dari itu, adanya perlindungan hukum merupakan salah satu
medium untuk menegakkan keadilan salah satunya penegakkan keadilan di bidang
ekonomi khususnya pasar modal.
Rezim Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (selanjutnya
disebut UUPM) menentukan dan mengatur bahwa otoritas yang berwenang atas pasar
modal adalah Bapepam-LK. Otoritas ini berada dibawah Kementerian Keuangan untuk
membina, mengatur, dan mengawasi pasar modal. Dalam kegiatannya, Bapepam-LK
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. Bapepam-LK lah
yang memiliki wewenang untuk melaksanakan perlindungan hukum pasar modal yang
bersifat preventif dan represif.

15
Bagi investor apakah akan memutuskan membeli atau tidak atas suatu efek.
Tindakan Bapepam-LK berupa pemeriksaan dan penyidikan merupakan proses kegiatan
pengawasan yang bertujuan memberi perlindungan dan kepastian hukum bagi kalangan
investor. Dalam hal memberikan perlindungan hukum bersifat represif, menurut UUPM
memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi administrative berupa peringatan
tertulis, denda, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin
usaha, pembatalan persetujuan, dan pembatalan pendaftaran. Selain itu, UUPM juga
memberikan sanksi pidana terhadap pelaku pelanggaran dan atau kejahatan di bidang jasa
pasar modal.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang merupakan hasil penelitian dalam skripsi ini
dibawah ini dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Disarankan dengan dikeluarkannya Undang - Undang No. 25 Tahun 2007
Tentang Penanaman Modal, pelaksanaan kegiatan penanaman modal dapat
diterapkan sesuai dengan prinsip perlakuan sama baik bagi penanam modal
dalam negeri maupun bagi penanam modal asing dan pemerintah Indonesia perlu
untuk mempertahankan kebijakan tersebut dalam perlingungan hukum terhadap
penanaman modal.
2. Guna menciptakan mekanisme nasionalisasi yang lebih memberikan kepastian
hukum dan keadilan, baik bagi negara dan rakyat Republik Indonesia maupun
investor asing, ketentuan nasionalisasi dalam UUPM hendaknya dijabarkan
dalam peraturan perundang-undangan yang lebih operasional, misalnya peraturan
pemerintah atau peraturan presiden. Instrumen hukum ini hendaknya mengatur
secara rinci yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap penanaman
modal.
3. Disarankan masalah penyelesaian sengketa penanaman modal asing di Indonesia
perlu mendapat perhatian yang serius bukan hanya di kalangan pemerintah saja,
akan tetapi dari semua kalangan yang turut merasa berkepentingan dengan
adanya perlindungan hukum terhadap penanaman modal guna mencari cara
penyelesaian sengketa yang terbaik dengan penanganan yang cermat, teliti, dan
akurat.

16
DAFTAR PUSTAKA
Andreas Halim, Kamus Lengkap 1 Milyar Inggris-Indonesia, (Surabaya;
SulitaJaya,2003), h.166.
Ida Bagus Rahmadi Supanca, Kerangka Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung di
Indonesia, (Bogor; Ghalia Indonesia, 2006), h.1.
HS, Salim dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta : Penerbit Rajawali
Pers, 2008
Harjono, Dhaniswara K.,Hukum Penanaman Modal: Tinjauan terhadap Pemberlakuan
Grafindo Persada, 2007
Kairupan, David, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia, Jakarta : Penerbit
Kencana, 2013
Ilmar, Aminuddin, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Jakarta : Penerbit Kencana, 2017
Muhammad, Abdulkadir,Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung : PT Citra Aditya Bakti,
2002
Noor, Henry Faizal,Investasi : Pengelolaan Keuangan Bisnis dan Pengembangan
Ekonomi Masyarakat, (Jakarta : PT Indeks, 2009
Panjaitan, Hulman, Hukum Penanaman Modal Asing, Jakarta : Ind-Hill, 2003
Rakhmawati, N. Rosyidah,Hukum Penanaman Modal di Indonesia Dalam Menghadapi
Era Global, Malang: Bayumedia Publishing, 2003
Rajagukguk, Erman,Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta: UI Press, 2005
Rokhmatussa’dya, Ana dan Suratman, Hukum Investasi & Pasar Modal, Penerbit Sinar
Grafika, Jakarta, 2015
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (Pasal 2)
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing ( Pasal 1)
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ( Pasal 1 Ayat 3 )

17

Anda mungkin juga menyukai