DISUSUN OLEH :
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga ucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................................13
B. Saran .............................................................................................................................13
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila
terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi. Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi
keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan
tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif,
bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur
produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti
dalam lembaga,pengetahuan, sosial dan teknik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun
pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan
faktor nonekonomi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
salah satu diantaranya adalah sumber daya manusia yang menentukan keberhasilan pembangunan
nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar
merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk
menentukan seberapa besar produktivitas yang ada. Faktor ekonomi lainnya yang mempengaruhi
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah sumber daya alam yang meliputi tanah dan kekayaan
alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan,tambang, dan hasil laut, sangat
mempengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku
produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari
alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut.
Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya
modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan
ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas
B. Rumusan Masalah
Setap hasil karya manusia tentunya tidak akan memiliki kesempurnaan yang mutlak
seratus persen. Terlebih bagi pengetahuan bahkan pemahaman tentang pertumbuhan populasi
masyarakat. Oleh sebab itu, makalah ini berusaha mengiyentrisasi sedapat mungkin permasalahan
yang di hadapi oleh masalah kependudukan .
Namun, dalam hal ini Tim penulis akan terfokus pada dua rumusan masalah:
1. Apa saja dampak postif dan negatif dari Masalah Kependudukan Yang mengakibatkan
Tingginya Pertumbuhan Penduduk?
6
2. Bagaimana solusi mencegah Masalah Kependudukan Yang mengakibatkan Tingginya
Pertumbuhan Penduduk?
C. Tujuan dan Maanfaat
7
Pembahasan
1. 1. Tinjauan Aspek Kependudukan
Dalam analisis demografi hubungan kependudukan dipetakan dalam tiga kelompok. Interaksi ketiga
kelompok tersebut dijelaskan sebagai berikut . Kelompok pertama adalah kelompok perubahan-perubahan
parameter dinamika kependudukan yang mencakup fertilitis, mortalitas, dan mobilitas. Perubahan dalam
kelompok ini mempengaruhi kelompok kedua yaitu jumlah komposisi dan pertumbuhan penduduk,
perubahan kelompok kedua ini kemudian akan mempengaruhi kondisi berbagai aspek :
sosial,ekonomi,budaya dan lainnya. Pada kelompok ketiga berbagai hal dari kelompok ketiga akan
mempengaruhi kembali perubahan-perubahan parameter dinamika kependudukan pada kelompok satu,
kelompok kedua, dan kelompok ketiga itu sendiri.
Pengkondisian ketiga aspek tersebut dalam suatu rekayasa demografi akan menciptakan suatu keadaan
terjadinya transisi demografi yang dalam jangka panjang akan merubah komposisi struktur umur dari
proporsi umur penduduk muda ke proporsi penduduk usia kerja dan peningkatan usia harapan hidup serta
menurunnya angka ketergantungan hidup.
Keberhasilan pembangunan bidang kependudukan dalam pengendalian jumlah kelahiran melalui
program KB dapat merubah pandangan masyarakat khususnya para pasangan usia subur terhadap
jumlah anak dari rata-rata ingin punya anak 5,6 pada 1967 – 1970 menjadi 2,3 tahun 2007, artinya
jumlah anak yang diinginkan pada pasangan usia subur menurun dan perubahan sikap pada media usia
kawain pertama perempuan dari 19,2 tahun menjadi 18,8 tahun.
Dari kondisi tersebut berhasil menurunkan laju pertumbuhan penduduk dari kondisi 2,3 persen antara
tahun 1970 – 1990 menjadi 1,4 persen antara 1990 – 2000 dan sampai dengan 2005 telah menjadi 1.3 per
tahun. Sehingga dari kurun waktu tahun 1970 sampai dengan tahun 2009 telah mencegah 100 juta
kelahiran. Jika tidak ada upaya perubahan kondisi kependudukan melalui pengendalian atau pengaturan
jumlah kelahiran dapat dibayangkan dampak sosial ekonomi dan efek lanjutan terhadap kulitas sumber
daya manusia yang menjadi obyek dan subyek dalam ketahanan nasional.
Pada waktu yang bersamaan terjadi penurunan angka kematian bayi akibat upaya peningkatan kesehatan,
hal tersebut terjadi perubahan kondisi peningkatan harapan hidup dari 1000 kelahiran bayi 145
diantaranya tidak mencapai usia tahun pertama pada tahun 1971 menjadi dari 1000 bayi lahir hanya 35
yang meninggal sebelum usia satu tahun.
Keberhasilan tersebut telah mengubah kondisi piramida penduduk serta peningkatan usia harapan hidup
dimana menurunnya angka kelahiran dan kematian dan disertai angka peningkatan harapan hidup telah
mengubah struktur umur penduduk yakni menurunnya proporsi penduduk usia dibawah 15 tahun diikuti
dengan meningkatnya proporsi usia produktif 15-64 tahun dan meningkatnya proporsi penduduk usia tua
yaitu 65 tahun keatas.Penurunan proporsi anak dibawah usia 15 tahun tentunya meringankan beban
8
dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan ,sandang, pelayanan kesehatan, perbaikan gizi
dan pendidikan sehingga menjadi peluang investasi upaya meningkatkan kualitas SDM dari aspek
pendidikan dan kesehatan.
Dampak dari penurunan kelahiran dan penurunan kematian mengakibatkan transisi demografi yakni
penurunan fertilitas yang panjang bersamaan dengan penurunan angka kematian dirasakan dalam
jangka panjang akibat terjadi perubahan struktur umur penduduk dari penduduk muda menjadi umur
peduduk dewasa, perubahan struktur umur penduduk menyebabkan menurunnya angka ketergantungan
(dependensi ratio) dari 86 per 100 pada tahun 1971 menjadi 54 pada tahun 2000 artinya pada setiap 100
penduduk kerja akan mempunyai tanggungan 54 penduduk non produktif pada kondisi tersebut terjadi
peluang untuk melakukan investasi dalam meningkatkan kulitas sumber daya manusia pada sektor
pendidikan dan kesehatan.
Penurunan fertilitas yang diikuti dengan penurunan jumlah kematian bayi akan menyebabkan proporsi
penduduk usia kerja akan semakin besar dibandingkan dengan penduduk muda. Usia prima produktifitas
seseorang berdasarkan hasil penelitian berada pada antara usia 20 – 54 tahun. Pada Kondisi usia
tersebut juga medorong pengkondisian SDM generasi lanjutan menjadi lebih berkualitas seiring dengan
peningkatan penghasilan.
Penurunan fertilitas dan besarnya keluarga ideal memungkinkan perempuan mempunyai waktu lebih
banyak untuk melakukan hal-hal lain yang bukan melahirkan dan merawat anak karena masa melahirkan
dan merawat anak menjadi pendek. Pada kondisi ini menjadi peluang meningkatkan pendidikan dan
ketrampilan sehingga menjadi berkualitas dan siap untuk memasuki pasar tenaga kerja. Jika kondisi ini
berlanjut akan menciptakan poduktifitas nasional dan tentunya akan memperkuat kondisi ketahanan
nasional.
Teori tentang perubahan prilaku melahirkan yang menyebabkan menurunnya tingkat fertilitas dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu; (1) Teori atau hipotesa tentang yang berkaitan dngan faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi atau tujuan tentang jumlah anak ideal; (2) Teori yang menerangkan
penurunan fertilitas karena adanya pengendalian kelahiran atau karena adanya alat kontrasepsi yang
memungkinkan tercapainya pengendalian kelahiran.
Teori klasik transisi demografi adalah salah satu dari teori yang menjelaskan perubahan persepsi tentang
jumlah anak ideal yang lebih kecil. Perubahan presepsi ini terjadi karena adanya perubahan struktural
akibat pertumbuhan ekonomi, industrialisasi dan urbanisasi yang menyebabkan terjadinya penurunan
angka kematian. Pada kondisi tersebut mendorong pasangan untuk melakukan perhitungan secara
ekonomis tentang biaya membesarkan anak. Jika jumlah anak terlalu banyak, anak akan menjadi beban
dan tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar.
9
Hubungan antara kependudukan dari aspek kuantitas dan kualitas. dari sudut jumlah penduduk dapat
bersifat negative maupun positif. Penduduk besar atau banyak berkualitas dapat menjadi modal dalam
pembangunan, sebaliknya penduduk besar atau banyak akan menjadi beban bagi pembangunan jika
kualitasnya rendah. Jumlah penduduk sedikit namun berkualitas meskipun sumber alam terbatas
pertumbuhan ekonomi dapat berkembang atau tumbuh dengan pesat,sebaliknya jumlah besar atau banyak
kualitas sumber daya manusianya rendah, meskipun sumber daya alam banyak (baca:kaya) akan
berdampak kepada kondisi ketahanan nasional.
Berbagai bukti empiris menunjukkan bahwa kemajuan suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh
kualitas sumber daya manusia (SDM); dan bukan oleh melimpahnya sumber daya alam (SDA). Negara-
negara maju saat ini pada umumnya tidak mempunyai SDA yang memadai tapi mempunyai SDM yang
tangguh. Sebaliknya banyak negara berkembang (termasuk Indonesia) mempunyai SDM yang melimpah,
tapi tanpa diimbangi dengan SDM yang baik, tetap tertinggal dari negara-negara yang sudah
berkembang. Di samping program pendidikan dan kesehatan, program pengaturan kelahiran mempunyai
peran penting dalam pembangunan SDM. Di samping secara makro berfungsi untuk mengendalikan
kelahiran, secara mikro bertujuan untuk membantu keluarga dan individu untuk mewujudkan keluarga-
keluarga yang berkualitas menuju kondisi ketahanan nasional yang diharapkan
Dalam kaitan tersebut peningkatan kondisi ketahanan nasional dari delapan aspek keterkaitannya dengan
program keluarga berencana tidak dapat dipisahkan dari kebijakan pembangunan kependudukan secara
umum. salah satu arah kebijakan pembangunan nasional mengamanatkan pentingannya “meningkatkan
kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran” dan “Program Keluarga Berencana” salah satu dari
lima program pokok bidang kependudukan dan KB. “Program KB dilakukan dengan upaya-upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga”. Bahwa program
Kependudukan dan Keluarga Berencana sangat bermanfaat bagi pembangunan sumber daya manusia
yang berkualitas.
Kegagalan program KB dalam mengendalikan angka kelahiran akan menggangu tatanan ketahanan
nasional sehingga berdampak kepada menciptakan kondisi mengurangi atau bahkan meniadakan hasil-
hasil pembangunan dan dapat memberi beban yang sangat berat bagi pemerintah untuk menyediakan
berbagai kebutuhan dasar masyarakat seperti pangan, papan, lapangan kerja, kesehatan , pendidikan dan
lain sebagainya bahkan justru akan menurunkan kualitas SDM.
Oleh karena itu konsep pembangunan berwawasan kependudukan melalui kebijakan penduduk tumbuh
seimbang harus menjadi fokus agar tercipta kondisi ketahanan nasional yang diharapkan dan menjadi
strategis dalam menghadapi tantangan dari luar maupun dari dalam pada era desentralisasi dan
globalisasi.
10
2. Tinjauan Aspek Ekonomi
Dari berbagai literatur atau tulisan kependudukan dan pembangunan disebutkan bahwa salah satu modal
dasar pembangunan adalah penduduk yang berkualitas sangat penting dan strategis bagi pembangunan
disegala bidang. Artinya jumlah penduduk berkualitas yang mempunyai kompetensi dapat dibina dan
didayagunakan secara efektif dan akan menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi dan sangat
menguntungkan bagi ketahanan nasional.
Dalam Teori Capital; modal adalah uang yang diubah menjadi suatu barang dagangan untuk diubah
kembali dari suatu barang dagangan menjadi lebih banyak uang dari pada jumlah aslinya. Selanjutnya
dikatakan dari barang tersebut ada unsur atau komponen tenaga kerja (labour) kumpulan upah yang
dibayarkan kepada pekerja dikonsumsi kepada barang-barang sekunder maupun primer akan
menumbuhkan tingkat produksi, produksi meningkat akan menambah jumlah investasi sedang upah yang
tidak dibayarkan oleh produsen (ada selisih antar jam kerja dengan upah yang diterima. Karl Marx dalam
bukunya (Das Capital) nilai lebih tersebut oleh produsen dijadikan kembali modal dan seterusnya
demikian pada akhirnya menjadi salah satu sumber investasi.
Tumbuhnya investasi akan menyerap tenaga kerja, manusia bekerja akan memperoleh upah, upah
sebagian dikonsumsi dan sebagian ditabung, jumlah tabungan tersebut oleh Bank disalurkan untuk kredit
salah satunya untuk investasi ,proses akumulasi tersebut menumbuhkan perekonomian nasional yang
akan tercermin dalam Produk Domestic Bruto.
Model-model ekonomi tentang tabungan yang berhubungan langsung dengan penduduk adalah age
dependency model, dengan landasan pemikiran bahwa terhindarnya kelahiran bayi akan menyebabkan
menurunnya sejumlah konsumsi yang mendorong meningkatnya tabungan dan selanjutnya
menyebabkan terjadinya pembentukan modal. Selain itu ada model accounting effects dan behavioral
effect dimana penduduk muda dan penduduk lansia mengkonsumsi barang melebihi apa yang bisa mereka
bisa produksi. Sedangkan penduduk usia kerja cenderung mempunyai tingkat output tinggi dan cenderung
mempunyai tingkat tabungan yang lebih tinggi. Penelitian juga menemukan bahwa penduduk mulai
menabung lebih banyak pada usia 40 – 65 tahun dimana pada kondisi tersebut tidak terbebani oleh
pembiayaan pengurusan anak.
Peningkatan jumlah penduduk usia kerja akan meningkatkan tersedianya modal manusia (human capital)
dalam jumlah yang banyak. Penurunan angka kematian dan meningkatnya harapan hidup manusia akan
meningkatkan propensitas (bagian kekayaan yang diinvestasikan) orang tua untuk menanamkan investasi
modal manusia dalam diri anak-anak. Perbaikan kesehatan dan penurunan kematian akan memicu
akumulasi modal (human capital accumulation).
11
Peningkatan harapan hidup manusia sampai 45-55 tahun diperkirakan menjadi pemicu terkuat investasi
modal manusia karena ini merupakan usia yang menentukan dimana investasi sumber daya manusia
terbayar kembali. Peningkatan harapan hidup ini telah mengubah gaya hidup masyarakat di segala aspek
kehidupan. Sikap dan prilaku masyarakat tentang pendidikan, keluarga, masa pensiun peranan perempuan
dalam pekerjaan mengalami pergeseran hal ini menyangkut perubahan sosial dan budaya yang pada
akhirnya pandangan terhadap manusia meningkat dan dihargai sebagai aset bukan hanya faktor produksi.
Korelasi dua komponen tersebut mengkondisikan meningkatnya kesejateraan penduduk dengan semakin
sejahtera, kualitas sumber daya manusia meningkat seiring membaiknya tingkat penghasilan
masyarakat yang tercermin dari pengeluaran riil per kapita penduduk. Ketidak berhasilan dalam
mengendalikan kelahiran dan menjadikan penduduk yang berkualitas akan menjadikan pertumbuhan
ekonomi tidak dapat memberi manfaat kepada kemakmuran masyarakat.Dengan kata lain pertumbuhan
ekonomi harus diupayakan setinggi mungkin, pertumbuhan penduduk harus dikendalikan, kualitas SDM
dan produktifitas harus ditingkatkan sehingga memperkokoh kondisi ketahanan nasional.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan konsep pembangunan berwawasan kependudukan
(people center development) akan mendorong peningkatan kualitas SDM dengan meningkatnya kualitas
SDM akan mendorong produktifitas sehingga akan semakin berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan nasional yang akan memperkuat ketahanan nasional, sebaliknya kokohnya ketahanan
nasional akan mendorong lajunya pembangunan nasional.
PENUTUP
12
BAB II
PEMBAHASAN
Pertambahan jumlah penduduk merupakan masalah pembangunan yang utama dan sukar diatasi,
para ahli menyarankan masalah pertambahan penduduk dinegara berkembang harus segera diatasi untuk
dapat mempercepat laju perkembangan ekonomi, yaitu dengan program menekan laju pertambahan
penduduk Pada umumnya di Negara yang sedang berkembang, pertambahan penduduk sangat tinggi dan
besar jumlahnya. Jumlah penduduk yang besar dapat menimbulkan: Jumlah pengangguran tinggi; Jumlah
tenaga kerja bertambah; Perpindahan penduduk dari desa ke kota; Pengangguran dikota besar bertambah;
Tingkat kemiskinan meningkat. Namun usaha menekan laju pertambahan penduduk menghadapai
beberapa kendala, seperti Ekonomi; Sosial budaya; Keagamaan;PolitiK. Masalah tersebut yang
menghambat usaha menekan pertambahan penduduk dalam waktu yang singkat.
Beberapa alasan yang melandasi pemikiran bahwa kependudukan merupakan faktor yang sangat
strategis dalam kerangka pembangunan nasional, antara lain adalah: Pertama, kependudukan, dalam hal
ini adalah penduduk, merupakan pusat dari seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang
dilakukan. Penduduk adalah subyek dan obyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan maka
penduduk harus dibina dan dikembangkan sehingga mampu menjadi penggerak pembangunan.
Sebaliknya, pembangunan juga harus dapat dinikmati oleh penduduk yang bersangkutan. Dengan
demikian jelas bahwa pembangunan harus dikembangkan dengan memperhitungkan kemampuan
penduduk agar seluruh penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan tersebut.
Sebaliknya, pembangunan tersebut baru dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan
penduduk dalam arti yang luas.
Kedua, keadaan dan kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang
dilakukan oleh pemerintah. Jumlah penduduk yang besar jika diikuti dengan kualitas penduduk yang
memadai akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya jumlah penduduk yang
besar jika diikuti dengan tingkat kualitas yang rendah, menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi
pembangunan.
Ketiga, dampak perubahan dinamika kependudukan baru akan terasa dalam jangka yang panjang. Karena
dampaknya baru terasa dalam jangka waktu yang panjang, sering kali peranan penting penduduk dalam
pembangunan terabaikan. Sebagai contoh,beberpa ahli kesehatan memperkirakan bahwa krisis ekonomi
dewasa ini akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan seseorang selama 25 tahun kedepan atau
satu genarasi. Dengan demikian, dapat dibayangkan bagaimana kondisi sumberdaya manusia Indonesia
pada generasi mendatang. Demikian pula, hasil program keluarga berencana yang dikembangkan 30
13
tahun yang lalu (1968), baru dapat dinikmati dalam beberapa tahun terakhir ini. Dengan demikian, tidak
diindahkannya dimensi kependudukan dalam rangka pembangunan nasional sama artinya dengan
“menyengsarakan” generasi berikutnya.
Perhatian pemerintah terhadap kependudukan dimulai sejak pemerintah Orde Baru memegang kendali.
Konsep “pembangunan manusia seutuhnya” yang tidak lain adalah konsep “pembangunan
kependudukan” mulai diterapkan dalam perencanaan pembangunan Indonesia yang sistematis dan terarah
sejak Repelita 1 pada tahun 1986. namun sedemikian jauh, walaupun dalam tatanan kebijaksanaan telah
secara sungguh-sungguh mengembangkan konsep pembangunan yang berwawasan kependudukan,
pemerintah nampaknya belum dapat secara optimal mengimplementasikan dan mengintegrasikan
kebijaksanaan tersebut.
Pada saat Indonesia menikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi diawal dasawarsa 1990-an tidak sedikit
ekonom yang meragukan kemampuan Indonesia untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonom
tersebut. Terlepas dari persoalan “moral hazard” dan “rent seeking behavior” yang terdapat pada
sebagian besar pelaku ekonomi di Indonesia, para ekonom yang masuk dalam aliran pesimistis diatas
berpandangan bahwa Indonesia telah salah dalam mengambil strategi pembangunan ekonominya. Dalam
kurun waktu 1996 samapai akhir tahun 1970an, para ekonom di Indonesia telah berhasil mengembangkan
sektor industri dengan penuh kehati-hatian dan disesuaikan dengan kondisi makro ekonomi yang ada.
Namun sejak awal 1990-an perkembangan industri tersebut berubah dengan lebih menekankan pada
industri berteknologi tinggi. Dampaknya adalah terjadi tekanan yang sangat berlebihan pada pembiayaan
yang harus ditanggung oleh pemerintah.
Apa yang dapat dipelajari dari krisis ekonomi yang berlangsung beberapa waktu yang lalau yaitu bahwa
Indonesia telah mengambil strategi pembangunan ekonomi yang tidak sesuai dengan potensi serta kondisi
yang dimiliki. Walaupun indikator makro ekonomi seperti tingkat inflasi serta pertumbuhan ekonomi
telah menunjukkan kearah perbaikan, namun terlalu dini untuk mengatakan telah terjadi perkembangan
ekonomi secara fundamental. Lagi pula tidak ada suatu jaminan bahwa Indonesia tidakakan kembali
mengalami krisis dimasa mendatang, jika faktor-faktor mendasar belum tersentuh sama sekali.
Ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri yang dipandang sebagai pangkal permasalahan krisis
ekonomi saat ini masih belum dapat diselesaikan. Bahkan ada kecenderungan ketergantungan Indonesia
terhadap pinjaman luar negeri ini menjadi semakin mendalam. Ketergantungan terhadap pinjaman luar
negeri tersebut tidak akan berkurang jika pemerintah tidak melakukan perubahan mendasar terhadap
strategi pembangunan ekonomi yang ada pada saat ini. Diperlukan suatu strategi baru dalam
pembangunan ekonomi dengan mengedepankan pembangunan ekonomi berwawasan kependudukan
sehingga dicapai pembangunan yang berkelanjutan.
14
Strategi pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan tanpa melihat potensi penduduk serta kondisi
sumberdaya alam dan lingkungan yang ada nyatanya tidaklah berlangsung secara berkesinambungan
(sustained). Jika dikaitkan dengan krisis ekonomi, terjadinya krisis tersebut tidak lepas dari kebijaksanaan
ekonomi yang kurang mengindahkan dimensi kependudukan dan lingkungan hidup. Strategi ekonomi
makro yang tidak dilandasi pada situasi/kondisi ataupun potensi kependudukan yang ada menyebabkan
pembangunan ekonomi tersebut mejadi sangat rentan terhadap perubahan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adanya korelasi antara bidang kependudukan melalui rekayasa demografi akan
berpengaruh kepada kuantitas dan kualitas SDM serta pertumbuhan ekonomi.
Keberhasilan pengendalian penduduk melalui rekayasa demografi saling tekait dengan
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk yang rendah memungkinkan percepatan
pertumbuhan ekonomi.
Perubahan kondisi dari kuantitas dan kulitas SDM berpengaruh kepada kondisi
pembangunan ekonomi.
Meningkatnya perekonomian nasional akibat dari meningkatnya kualitas dan produktifitas
penduduk berdampak kepada kesejahteraan masyarakat dan keamanan
Paradigma arah pembangunan nasional yang belum menempatkan bidang kependudukan
sebagai platform pembangunan atau konsep pembangunan yang berwawasan
kependudukan akan menjadi ancaman dalam pelaksanaan ketahanan nasional.
Peningkatan kondisi ketahanan nasional bidang kependudukan dalam rangka penyiapan
SDM yang berkualitas dan tangguh mutlak diwujudkan untuk menghadapi tantangan pada
era globalisasi.
Perubahan kondisi kuantitas dan kualitas SDM akan mendukung terciptanya Ketahanan
Nasional dengan kata lain masyarakat kokoh, negara kokoh integritas nasional meningkat
Kewaspaadan Nasional terjamin Pembangunan ekonomi meningkat.
15
B. Saran
Permasalahan kependudukan lahir karena ledakan pertumbuhan manusia yang tidak teratasi
sehingga berakibat pada berbagai persoalan seperti masalah sosial, ekonomi, dan politik Masalah
kependudukan terlahir dari berbagai pengaruh dan berdampak terhadap berbagai persoalan
kehidupan. Masalah kependudukan lahir dari berbagai persoalan kehidupan antara lain:
1) Ledakan penduduk, tingginya laju pertumbuhan penduduk di beberapa bagian dunia, sehingga
menyebabkan jumlah penduduk meningkat dengan cepat, yang mengakibatkan tingginya tingkat
kelahiran, kemiskinan, kelaparan.
2) Terbatasnya kemampuan alam, yang mengakibatkan kerusakan lingkungan (ekosistem), polusi.
3) Disentegrasi sosial yang merupakan bagian dari perubahan sosial yang lahir karena dampak
masalah kependudukan yang mengakibatkan kerawana sosial, konflik antar penduduk, dan
mobilitas penduduk.
DAFTAR PUSTAKA
16