Anda di halaman 1dari 15

HASRIANI HARIS Page 1

Kata Pengantar

Puji syukur pada kehadiran Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas tentang Pembangunan Ekonomi ini dengan tepat
waktu .
Saya sebagai penulis dan manusia yang tidak sempura menyadari makalah ini masih
banyak kekurangn yang harus dipenuhi, oleh karena itu saya memohon kesadaran para pembaca
dan selalu memberikan kritikan dan saran demi kesempurnaan makalah yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Kalukku , Agustus 2014



Hasriani Haris
























HASRIANI HARIS Page 2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. 1

DAFTAR ISI................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 3

A. LATAR BELAKANG ................................................................ 3

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 4

A. PENGERTIAN PEMBANGUNAN EKONOMI ..................... 4

B. PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI ................. 5

C. INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
EKONOMI.................................................................................. 6

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBANGUNAN EKONOMI................................................. 7

E. MASALAH-MASALAH PEMBANGUNAN EKONOMI
DINEGARA BERKEMBANG .................................................. 8

F. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN .............. 12

BAB III PENUTUP .................................................................................. 14

A. KESIMPULAN ........................................................................... 14

B. SARAN ........................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 15


















HASRIANI HARIS Page 3

BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Tujuan bernegara suatu bangsa adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakatnya,
namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan mengingat beragam persoalan yang
dihadapi oleh negara tersebut. Pembangunan ekonomi dewasa ini pada kenyataannya masih
meletakkan peranan Negara/pemerintah dalam proses pertumbuhan ekonomi. Paradigma
pembangunan ekonomi yang meletakkan Negara/pemerintah dalam merencanakan, dan
melaksanakan pembangunan dalam kenyataannya kurang berhasil, hal ini disebabkan oleh
kurangnya kesempatan yang diberikan kepada rakyat untuk ikut dalam proses pemilihan dan
pelaksanaan pembangunan perekonomian bangsa.Untuk itu pembangunan ekonomi perlu diubah
dalam artian perlu dibangun suatu sistem ekonomi yang mantap, kuat, dan dapat bertahan yakni
dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat langsung sebagai pelaku-
pelaku ekonomi yang dapat meningkatkan perekonomian nasional.
Pembangunan ekonomi nasional juga tidak lepas dari derasnya arus globalisasi ekonomi,
sekarang ini manusia dengan ide, bakat, IPTEK, beserta barang dan jasa yang dihasilkan dapat
dengan mudah melewati batas Negara. Pergerakan yang relatif bebas dari manusia, barang dan
jasa yang dihasilkan, ternyata bukan hanya telah menimbulkan saling keterkaitan dan
ketergantungan tetapi juga telah menimbulkan persaingan global yang semakin ketat.
Adanya keterkaitan dan ketergantungan serta persaingan global menyebabkan hampir semua
kehidupan dalam suatu Negara terpengaruh oleh ekonomi internasional. Dengan kata lain dalam
era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini dapat dikatakan tidak ada lagi Negara yang
autarki, yaitu Negara yang hidup terisolasi, tanpa mempunyai hubungan ekonomi, keuangan,
maupun perdagangan internasional. Keseimbangan ekonomi nasional sangat dipengaruhi
ekonomi internasional, yaitu impor (M) sebagai supply dan expor (X) sebagai demand dari luar
negeri.
Untuk mengantisipasi derasnya arus globalisasi ekonomi diatas maka yang perlu disiapkan
adalah bagaimana engoptimalkan sumberdaya manusia yang ada. Sumber daya manusia
merupakan salah satu faktor produksi dalam usaha menghasilkan barang atau jasa oleh satuan-
satuan ekonomi. Bahkan menurut Adam Smith bahwa Manusialah sebagai factor produksi
utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Salah satu sektor sumberdaya manusia
yang diharapkan untuk mengembangkan perekonomian nasional dimasa datang adalah
mengarahkan/melibatkan masyarakat agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya dengan
menciptakan lapangan kerja dalam artian berwirausaha.
Untuk mendorong jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship berpijak pada asumsi dan
keyakinan bahwa kinerja seseorang atau sekelompok orang merupakan hasil akhir atau relstante
dari tiga unsur yang selalu berinteraksi yaitu: kemauan, kemampuan, dan kesempatan. Pada
umumnya, titik tolak semua keberhasilan termasuk sebagai wirausaha adalah kemauan, tetapi
kemauan tersebut akan berkembang atau mandeg sesuai dengan dan atau simultan dengan
perkembangan kemampuan dan kesempatan yang tersedia dan atau dapat dimamfaatkan.
1. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana ekonomi terhadap proses pembangunan ekonomi ?
2. Bagaimana perencanaan pembangunan ekonomi ?
3. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi ?
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi serta masalah pada negara berkembang?
5. Bagaimana Kebijakan dan starategi pembangunan ?









HASRIANI HARIS Page 4

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTI AN PEMBANGUNAN EKONOMI
1. Pengertian Pembangunan Ekonomi

Menurut Hadi Prayitno, Pembangunan nasional mengandung pengertian sebuah upaya yang
dilakukan oleh suatu negara dengan tujuan mengembangkan kegiatan ekonomi.

Dari pengertian ini terdapat 3 hal penting sebagai berikut:
A. Pembangunan ekonomi mengandung suatu proses perubahan secara terus menerus
B. Pembangunan ekonomi berupaya meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat
C. Upaya peningkatan pendapatan per kapita tersebut berlangsung dalam jangka panjang.

Menurut M. Suparmoko, pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf
hidup suatu negara yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapat riil perkapita.

2. Teori Pembangunan Ekonomi
a. Friedrich list
Menurutnya, Perkembangan ekonomi hanya terjadi apabila dalam masyarakat terdapat
kebebasan dalam organisasi politik dan perseorangan, Friedrich list
Menyusun tahap-tahap perkembangan ekonomi yang dimulai dari tahap primitif, berternak,
kemudian pertanian dan pabrik costa akhirnya pertanian, pabrik dan perdagangan
b. Bruno Hildebrand
Menurutnya, perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan dilihat dari sifat-sifat produksi atau
konsumsinya, tetapi lebik pada metode distribusi yang digunakan. 3 sistem distribusi, yaitu :
1. Perekonomian Barter
2. Perekonomian Uang
3. Perekonomian kredit
Namun Hildebrand tidak mengemukakan bagaimana tahap tersebut berkembang menuju tahap
berikutnya

c. Karl Bucher
Perkembangan ekonomi melalui 3 tingkat yaitu:
1. Produksi untuk kebutuhan sendiri
2. Perekonomian kota, saat pertukaran sudah meluas
3. Perekonomian nasional, saat penranan perdagangan-perdagangan tampak makin penting , jadi
barang-barang itu diproduksi untuk pasar.

d. Teori Perkembangan Ekonomi menurut W.W. Rostow
Menurut Rostow, dapat dikatakan bahwa sejarah perkembangan ekonomi itu melalui beberapa
tahapan yaitu :
1. Tahap Masyarakat Tradisional
Rostow, melihat tahap-tahap perkembangan ekonomi pada tahap pemulaan (tradisional) sebagai
perekonomian yang memilih fungsi terbatas. Namun sebenarnya perubahan-perubahan ekonomi
selalu ada. Hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan di dalam perdagangan dan tingkat
pertumbuhan produksi pertanian.

2. Tahap Prasyarat Lepas Landas
Tahap ini dicirikan oleh pertumbuhan perlahan-lahan dan inovasi
3. Tahap Lepas Landas
Tahap ini merupakan tercapainya perkembangan pesat pada sektor-sektor tertentu yang telah
menggunakan teknik produksi modern. Dalam tahap ini penerapan teknik-teknik baru dalam
industri dapat berjalan dengan sendirinya.
4. Tahap Menuju Kematangan
Tahap ini memperlihatkan adanya kematangan ekonomi, yaitu suatu periode ketika masyarakat
secara efektif menerapkan teknologi modern terhadap sumber-sumber ekonomi.
HASRIANI HARIS Page 5

5. Tahap Masa Konsumsi yang Berlebihan
Ada 3 kegiatan yang dilakukan dalam tahap ekonomi yang matang ini, yaitu sebagai berikut :
a. Menyediakan atau menawarkan (sesuai dengan ukuran masyarakat setempat) jaminan yang
lebih baik, kemakmuran dan rasa nyaman kepada angkatan kerja.
b. Menyediakan konsumsi individu yang lebih banyak, termasuk rumah keluarga secara terpisah
produksi barang-barang konsumsi dan jasa secara masal. Sektor-sektor ini menjadi semakin
penting.
c. Mencari perluasan pengaruh bagi negara di mata dunia.


B. PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI

CONYERS & HILLS (1994) ; Suatu proses yang bersinambung dan mencakup keputusan atau
pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu pada masa
yang akan datang.

Berdasarkan definisi diatas terdapat 4 elemen perencanaan.
1. Merencanakan berarti memilih
2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya
3. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan
4. Perencanaan untuk masa depan

ARTHUR LEWIS (1966) dalam buku DEVELOPMENT PLANNING, membagi perencanaan
kedalam 6 pengertian :
1. Berarti faktor letak geografis, bangunan, tempat tinggal, bioskop, dll.
DI NYSB Perencanaan kota & negara (Town & Country Planning)
Perencanaan tata guna tanah (Land-use Planning)
Perencanaan fisik (Physical Planning)
Perencanaan kota & daerah (Urban & Regional Planning)
2. Berarti keputusan penggunaan dana pemerintah di masa datang
3. Berarti ekonomi berencana
4. Perencanaan kadangkala setiap penentuan sasaran produksi pemerintah
5. Penetapan sasaran perekonomian secara keseluruhan
6. Perencanaan kadangkala untuk menggambarkan sarana pemerintah

Ciri-ciri perencanaan pembangunan ekonomi :
Usaha mencapai perkembangan sosial ekonomi mantap (Steady social economic
growth). Tercermin pada pertumbuhan ekonomi positif.
Usaha meningkatkan pendapatan
Usaha perubahan struktur ekonomi ; Usaha diversifikasi ekonomi
Usaha perluasan kesempatan kerja
Usaha pemerataan pembangunan ; DISTRIBUTIVE JUSTICE
Usaha pembinaan lembaga ekonomi masyarakat
Usaha terus menerus menjaga stabilitas ekonomi

FUNGSI PERENCANAAN :
1. Terdapat pengarahan kegiatan, pedoman kegiatan kpd pencapain tujuan pemb.
2. Terdapat perkiraan potensi, prospek perkembangan, hambatan & risiko masa y.a.d.
3. Memberi kesempatan mengadakan pilihan terbaik
4. Dilakukan penyusunan skala priorotas dari segi pentingnya tujuan
5. Sebagai alat mengukur / standar thd pengawasan evaluasi.

Dari sudut pandang ekonomi, perlunya perencanaan adalah :
1. Agar penggunaan sumber pembangunan terbatas dapat efesien dan efektif, shg terhindar
dari pemborosan.
2. Agar perkembangan / pertumbuhan ekonomi menjadi mantap
3. Agar tercapai stabilitas ekonomi dalam menghadapi siklus konjungtur.
HASRIANI HARIS Page 6


Syarat-syarat keberhasilan suatu perencanaan pembangunan :
1. Komisi perencanaan ; terorganisir dan ahli.
2. Data statistik
3. Tujuan
4. Penetapan sasaran & prioritas ; secara makro dan sektoral
5. Mobilisasi sumber daya ; luar negeri & dalam negeri (Saving, Laba & Pajak)
6. Kesinambungan perencanaan.
7. Sistim administrasi yang efesien ; kuat, tidak korup (Lewis)
8. Kebijaksanaan pembangunan yg tepat
9. Administrasi yg ekonomis
10. Dasar pendidikan.
11. Teori konsumsi; menurut GALBRAITH (1962)
12. Dukungan masyarakat; rencana nasional

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA
Usaha-usaha perencanaan ekonomi masa ORDE LAMA :

Th. 1947 : PLAN PRODUKSI TIGA TAHUN RI yaitu : Th. 1948, 1949 & 1950
Bidang-bidang : Pertanian, peternakan, perindustrian & kehutanan
Th. 1952 : Usaha perencanaan lebih menyeluruh, tetap SEKTOR PUBLIK
Th. 1956 - 1960 : REPELITA
Th. 1961 - 1969 : RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL SEMESTA BERENCANA

Jangka waktu 8 tahun terbagi atas 3 tahun & 5 tahun.

Program STABILISASI & REHABILITASI EKONOMI PEMBANGUNAN sejak ORDE
BARU, berpangkal pada NATION BUILDING, meliputi :
1. JANGKA PANJANG :
Pendekatan pembangunan utuh dan terpadu (UNIFIED & INTERGRATIF) antar aspek
kehidupan masyarakat
2. JANGKA MENENGAH :
Pembangunan sektor pertanian dan pengembagnan sektor sosial menuju kesejahteraan &
keadilan sosial.

Pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap faktor-faktor penentu dalam pembangunan :
1. Mengurangi jumlah tabungan yg diciptakan anggota masyarakat
2. Corak penanaman modal lebih banyak untuk pendidikan dan sarana sosial
3. Pemerataan pendapatan terjadi jurag antara golongan masyarakat
4. Strategi pemulihan teknologi yang akan digunakan
5. Mempercepat kenaikan produksi barang makanan
6. Perkembangan ekspor impor, ekspor impor


C. I NDI KATOR KEBERHASI LAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi

Pembangunan ekonomi yang telah dilakukan akan menghasilkan berbagai macam kemajuan
yang cukup berarti. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi, ada beberapa
indikator yang dapat digunakan. Berikut ini adalah beberapa indikator keberhasilan
pembangunan ekonomi.

Pertumbuhan Gross National Product (GNP)
GNP atau yang sering dikenal dengan pendapatan nasional merupakan ukuran kapasitas
produksi atau barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara. Tingginya pertumbuhan GNP
ternyata belum dapat menjamin kesejahteraan penduduk.

HASRIANI HARIS Page 7

Pendapatan per kapita
Pendapatan per kapita adalah ukuran pendapatan nasional yang sudah memperhitungkan jumlah
penduduk. Dengan pendapatan per kapita, kita bisa membandingkan perekonomian dari waktu
ke waktu. Suatu perekonomian dikatakan berhasil jika pertumbuhan pendapatan per kapita naik
secara terus-menerus seiring dengan pertumbuhan penduduk.

Indeks kualitas hidup dan indeks pembangunan manusia
Indeks kualitas hidup adalah indeks nonekonomi untuk mengukur tingkat kesejahteraan
masyarakat. Indeks kualitas hidup merupakan gabungan dari tiga indikator, yaitu:
1. kematian bayi (jumlah kematian bayi yang berumur di bawah satu tahun per 1000 yang lahir
per tahun).
2. angka harapan hidup mulai umur 1 tahun.
3. tingkat melek huruf (dalam persentase).

Dengan melihat indikator-indikator tersebut, kita dapat mengetahui tingkat keberhasilan
pembangunan ekonomi yang berhasil dicapai oleh suatu bangsa. Jika pendapatan nasional,
pendapatan per kapita, dan indeks kualitas hidup serta indeks pembangunan manusia masih
rendah, berarti pembangunan ekonomi masih belum sesuai dengan yang diharapkan.


D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBANGUNAN EKONOMI
Faktor- faktor yang mempengaruhi pembanguanan ekonomi ada 6 :

1. Sumber Dya Manusia (SDM)

SDM merupakan faktor kunci dalam prosesnya pembanguanan, baik tidaknya perncanaan dan
pengorganisasian, proses pengorganisasian tergantung kepada kualitas manusia sebagai objek
dan subjeknya.
2. Sumber Daya Alam (SDA)

Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan
iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat mempengaruhi pembanguanan suatu
negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi.

3. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK)

Ilmu pengetahuan dan teknolgi meripakaan alat bagi sumber manusia untuk mengolah sumber
daya alam secara produktif.

4. Sosial budaya

Nilai - nilai sosial budaya sangat berpengaruh terhadap proses pembanguanan. nilai - niai
tersebut dapat menjadi faktor pendorong dan dapat pula menjadi faktor penghambat.

5. Keadaan Politik

Sistem keadaan politik suatu negara berpengaruh terhadap keberlangsungan proses
pembanguanan.

6. Sistem Pemerintah

Pemerintahan dengan sistem sosialis dan liberalis kedua-duanya akan memberikan warna yang
berbeda terhadap proses pembanguanan.




HASRIANI HARIS Page 8

E. MASALAH-MASALAH PEMBANGUNAN EKONOMI DI NEGARA BERKEMBANG
1. Standar Hidup yang Rendah
Pada hampir semua negara berkembang, standar hidup (levels of living) dari sebagian
penduduknya sangat rendah. Sebutan rendah itu bukan hanya dalam pengertian global, yakni
bila dibandingkan dengan standar hidup orang-orang di negara kaya, namun juga di dalam
domesti, yakni bila dibandingkan dengan hidup gaya hidup golongan elit di negara mereka
sendiri. Standar hidup yang rendah tersebut diwujudkan dalam bentuk jumlah pendapatan yang
sedikit, perumahan yang kurang layak, bekal pendidikan yang minim, atau bahkan tidak ada dan
peluang mendapatkan pekerjaan yang sangat rendah.

2. Pendapatan Nasional per Kapita
Angka total pendapatan atau produk nasional bruto (GNP-Gross National Products) per kapita
merupakan konsep yang paling sering dipakai untuk ukuran tingkat kesejahteraan ekonomi
penduduk di suatu negara. Konsep GNP itu sendiri merupakan indikator atas besar-kecilnya
aktivitas perekonomian secara keseluruhan. GNP adalah nilai moneter (dalam satuan uang) atas
segenap kegiatan ekonomi yang dimiliki oleh penduduk suatu negara. Seperti yang dapat kalian
lihat dalam grafik berikut ini, Indonesia menempati posisi terendah.

3. Tingkat Pertumbuhan Relatif Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita
Di samping tingkat pertumbuhan pendapatan per kapitanya yang begitu rendah, pertumbuhan
pendapatan nasional (GNP) di banyak negara-negara berkembang (atau yang lebih dikenal
dengan istilah Negara-negara Dunia Ketiga) lebih rendah daripada yang dicapai oleh negara-
negara maju. Negara-negara Dunia ketiga ini pada umumnya mengalami kemerosotan
pertumbuhan ekonomi yang cukup tajam selama periode 1980-an. Selama dekade 1980-an dan
awal dekade 1990-an, kesenjangan pendapatan (income gap) antara negara kaya dan negara
miskin semakin dalam kecepatan yang sangat tinggi.

4. Distribusi Pendapatan Nasional
Terus melebarnya kesenjangan tingkat pendapatan per kapita antara negara-negara miskin
bukanlah merupakan satu-satunya wujud melebarnya perbedaan waktu antara kelompok negara-
negara kaya dan miskin. Hal penting yang harus diketahui adalah bahwa tingkat pendapatan dari
semua negara memang tidak sama. Sampai batas tertentu, selalu terdapat kesenjagan pendapat
(income inequality). Antara orang kaya dan miskin di semua negara baik negara-negara maju
maupun negara berkembang pasti terdapat perbedaan atau kesenjangan pendapatan. Hanya saja,
ketimbang dinegara-negara berkembang ternyata jauh lebih parah atau lebih besar daripada yang
ada di negara-negara maju.

5. Tingkat Kemiskinan
Tinggi rendahnya tingkat kemiskinan di suatu negara tergantung pada faktor utama, yakni
tingkat (1) pendapatan nasional rata-rata, dan (2) lebar sempitnya kesenjangan dalam
pembagian pendapatan. Jelas, bahwa setinggi apa pun tingkat pendapatan nasional per kapita
yang dicapai oleh suatu negara, selama pembagian pendapatan nasional per kapita yang dicapai
oleh suatu negara, selama pembagiannya pendapatan merata, maka tingkat kemiskinan di negara
tersebut pasti akan tetap parah. Demikian pula sebaliknya, semerata apa pun distribusi
pendapatan di suatu negara, jika pendapatan nasional rata-ratanya tidak mengalami perbaikan,
maka kemelaratan akan semakin luas.

6. Kesehatan
Selain harus membanting tulang untuk mendapatkan penghasilan yang tidak seberapa, banyak
penduduk di negara Dunia ke tiga yang masih harus bejuang melawan kekurangan gizi dan
hama penyakit. Tidak sedikit yang kemudian terpaksa menyerah, mati karena penyakit atau
malnutrisi (kekurangan gizi). Meskipun kondisi kesehatan di banyak negara berkembang sudah
mengalami perbaikan berarti sejak tahun 1960, namun pada kenyataannya, pada tahun 1998
rata-rata usia harapan hidup di negara-negara yang paling terbelakang di dunia hanya mencapai
48 tahun; bandingkan dengan usia 63 tahun di negara-negara Dunia Ketiga lainnya, dan usia 75
tahun di negara-negara maju. Tingkat kematian bayi (infant mortality rates), yakni jumlah anak
usia yang mati sebelum berusia 1 tahun untuk setiap 1000 kelahiran, di negara-negara yang
HASRIANI HARIS Page 9

paling terbelakang rata-rata mencapai 96; sedangkan di negara berkembang lainnya mencapai
64, dan 8 di negara-negara maju.
Pada pertengahan tahun 1970-an, lebih dari satu miliyar penduduk atau hampir 50 persen
penduduk negara-negara Dunia Ketiga (tidak termasuk Cina) menderita kekurang gizi. Sepertiga
dari jumlah tersebut terdiri dari anak-anak berusia di bawah dua tahun. Mereka adalah penduduk
dari negara-negara termiskin dengan tingkat pendapatan yang paling rendah. Pada masa 1990-an
keadaan ini bahkan terus memburuk. Terutama di kawasan Afrika sub Sahara. Pada penduduk
kawasan ini bahkan sering tidak memiliki sesuatu sekedar untuk mengganjal perut . wabah
kelaparan telah melanda Afrika hingga berlarut-larut. Di Asia dan Afrika, lebih dari 60 persen
penduduknya tidak mampu memenuhi kebutuhan kalori minimum yang diperlukan untuk hidup
sehat. Diperkirakan bahwa kekurangan kalori tersebut sebenarnya bisa ditutup dengan 2 persen
total padi-padian dunia. Hal ini bertentangan dengan pendapat umum yang menyatakan bahwa
kekurangan gizi diakibatkan oleh terbatasnya produk bahan pangan dunia. Jadi sebenarnya yang
menjadi penyebab timbulnya kelaparan dan kekurangan gizi bukanlah keterbatasan produksi
bahan pangan, melainkan ketimpangan penyaluran bahan pangan sedunia. Secara umum dapat
dikatakan bahwa kekurangan gizi dan buruknya kondisi di negara berkembang lebih disebabkan
oleh kemiskinan, dan bukannya oleh kelangkaan produksi makanan, walaupun kedua faktor
tersebut secara tidak langsung berkaitan .

7. Pendidikan
Di sebagian besar negara-negara Dunia ketiga, penyediaan fasilitas pendidikan dasar menjadi
prioritas utama. Namun demikian, anggaran pengeluaran negara masih belum sepenuhnya
diprioritaskan pada sektor ini. Walaupun jumlah penduduk usia sekolah yang telah menikmati
pendidikan sudah banyak meningkat, namun tingkat buta huruf masih sangat tinggi apalagi jika
bandingkan dengan yang ada di negara-negara maju. Sebagai contoh, di antara negara-negara
yang paling terbelakang, tingkat melek huruf (kebalikan dari buta huruf) rata-rata hanya
mencapai 45 persen dari jumlah penduduk (itu artinya tingkat buta hurufnya masih berkisar 55
persen). Untuk negara-negara Dunia Ketiga lainnya relatif sudah berkembang, tingkat melek
hurufnya 64 persen. Sedangkan angka untuk negara-negara maju mencapai 99 persen.
Dewasa ini, di berbagai penjuru negara-negara Dunia ketiga, diperkirakan lebih dari 300 juta
anak-anak terpaksa keluar (dropped out) dari bangku sekolah dasar dan menengah, karena
berbagai alasan. Selain itu, sekitar 842 juta penduduk negara-negara Dunia Ketiga masih huruf,
dan 60 persen diantaranya adalah wanita. Hal lain yang patut dicatat adalah materi-materi
pendidikan yang diberikan kepada anak-anak itu pun acapkali kurang berhubungan dengan
kebutuhan pembangunan nasional.

8. Produktivitas yang Rendah
Disamping standar hidup yang rendah, negara-negara juga menghadapi masalah rendahnya
tingkat produktivitas tenaga kerja (Labor productivity). Rendahnya tingkat produktivitas ini
disebabkan oleh beberapa hal seperti:
Sumber Daya Manusia yang Tidak Memadai
Sebelum membahas masalah ini, perlu dijelaskan di sini sebuah prinsip dalam ilmu ekonomi
yang disebut dengan produktivitas marjinal yang semakin menurun (diminishing marginal
productivity). Menurut prinsip ini, jika beberapa faktor produksi variabel (faktor produksi yang
berubah-ubah seperti faktor produksi lainnya tetap (seperti daktor modal, tanah dan bahan baku),
maka seperti melewati suatu titik tertentu, setiap tambahan suatu produk (marginal product
uotput) yang bersumber dari penambahan faktor variabel tersebut akan menurun. Atas dasar
prinsip ini, kita dapat menebak bahwa rendahnya produktivitas tenaga kerja di nuegara-negara
Dunia Ketiga disebabkan kurangnya oleh faktor-faktor atau pelengkap seperti modal dan/
kecakapan SDM yang penuh pengalaman. Hal ini tentu saja membuat faktor-faktor produksi
lainnya seperti modal, tanah, dan tenaga kerja tidak berkembang.

9. Kesehatan Fisik yang Rendah
Banyaknya produktivitas di kebanyakkan negara-negara berkembang bersumber dari lemahnya
kektuatan dan kesehatan fisik para pekerja yang merupakan akibat dari rendahnya tingkat
pendapatan. Dengan pendapatan yang pas-pasan, tentu saja sangat sulit bagi mayoritas penduduk
negara-negara Dunia Ketiga untuk membeli dan mengkonsumsi makanan-makanan yang sehat
HASRIANI HARIS Page 10

dan padat gizi. Seperti kita ketahui, kekurangan gizi semasa anak-anak dapat membatasi mental
dan fisik. Selain itu, menu makanan yang buruk dan tidak mencukupi, baik kualitas maupun
kuantitasnya, serta standar higienis yang rendah, dapat menyebabkan kemunduran kesehatan
tenaga kerja sehingga pada akhirnya nanti mempengaruhi sikap dan kesungguhan serta perhatian
orang-orang yang bersangkutan terhadap pekerjaan maupun terhadap masyarakat di sekitarnya.
Produktivitas yang rendah di banyak negara berkembang ternyata memang berhubungan
langsung dengan kelesuan fisik maupun emosional, untuk menahan tekanan-tekanan persaingan
dalam lingkungan kerja mereka sehari-hari.

10.Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Beban Ketergantungan yang Terlampau Tinggi
Pada tahun 1998 saja, total penduduk dunia telah mencapai 5,9 miliar jiwa, dan lebih dari empat
perlima dari jumlah tersebut hidup di negara-negara Dunia Ketiga. Sedangkan orang yang
menghuni negara-negara maju hanya seperlimanya. Diantara kedua negara tersebut terdapat
perbedaan tingkat kelahiran maupun tingkat kematian yang sangat mencolok. Tingkat kelahiran
yang dijadikan ukuran adalah tingkat kelahiran adalah tingkat kelahiran kasar (crude birthrate)
yakni jumlah bayi yang lahir per tahun dan yang tetap hidup pada setiap 1000 penduduk.
Tingkat kelahiran ini di negara-negara berkembang pada umumnya sangat tinggi yakni bekisar
antara 30-40 untuk setiap 1.000 penduduk sedangkan angkanya di negara-negara maju kurang
dari setengahnya.
Tingkat kematian (death rates), yakni jumlah orang yang meninggal tiap 1.000 penduduk pert
tahun. Di negara-negara Dunia Ketiga juga relatif tinggi apabila dibandingkan angka dinegara-
negara maju. Namun, berkat adanya usaha-usaha untuk memperbaiki kondisi kesehatan dan
pemberantasan wabah penyakit menular, kini selisih tingkat kematian antara negara-negara
berkembang dan negara-negara maju lebih kecil daripada perbedaan tingkat kelahiran. Namun,
hal itu juga membawa akibat buruk, yakni rata-rata pertumbuhan penduduk pertahun di negara-
negara Dunia Ketiga menjadi begitu tinggi.
Salah satu dampak yang paling menonjol atas tingginya angka kelahiran negara-negara
berkembang adalah sebagian besar penduduknya terdiri dari anak-anak yang berumur 15 tahun.
Hal ini megakibatkan angkatan kerja produktif di negara-negara berkembang harus memelihara
lebih banyak tanggungan dibandingkan dengan yang ada negara-negara kaya. Penduduk yang
berusia lanjut maupun yang masih anak-anak, secara ekonomis disebut beban ketergantungan
(dependency ratio). Artinya, mereka merupakan anggota masyrakat yang tidak produktif
(biasanya berumur antara 15 hingga 64 tahun). Dinegara-negara berkembang ketergantungan itu
mencapai sekitar 45 persen. Selain itu, di negara-negara berkembang, beban ketergantungan
yang terdiri dari anak-anak hampir mencapai 90 persen, sedangkan di negara-negara kaya hanya
66 persen.

11. Tingkat Pengangguran Penuh dan Terselubung yang Terlalu Tinggi dan Terus Melonjak
Salah satu akibat untuk sekaligus faktor penyebab rendahnya taraf hidup di negara-negara
berkembang adalah terbatasnya penyerapan sumber daya, termasuk semuber daya manusia. Jika
dibandingkan dengan negara-negara maju, pemanfaatan sumber daya yang dilakukan oleh
negara-negara berkembang relatif sangat rendah. Ada dua penyebabnya. Yang pertama adanya
pengangguran terselubung (under employment); artinya, orang-orang bekerja di bawah
kemampuan terbaik yang ia miliki. Ini terlihat lebih banyak tenaga kerja di daerah perkotaan
maupun pedesaan yang bekerja di bawah jam kerja normal. Mereka ini hanya bekerja harian,
mingguan, atau bahkan musiman. Yang kedua adalah tingginya tingkat pengangguran penuh
atau terbuka (open unemployment), yakni orang-orang yang sederhana mampu dan ingin
bekerja, akan tetapi tidak mendapat lapangan pekerjaan sama sekali.
Apabila kita perhatikan tingginya kelahiran yang terjadi di negara-negara berkembang dewasa
ini, maka bisa dipastikan bahwa jumlah tenaga kerja dinegara-negara Dunia Ketiga akan
meningkat tajam dikemudian hari. Hal ini berarti penyediaan lapangan kerja harus segera
dilipatgandakan demi memenuhi tuntutan bertambahnya jumlah angkatan tenaga kerja tersebut.
Di pihak lain, daerah-daerah perkotaan semakin padat dan persaingan untuk mendapatkan
pekerjaan semakin sengit karena begitu banyaknya orang-orang dari daerah pedesaan dan
pinggiran kota berurbanisasi dalam rangka mencari kehidupan yang lebih baik.

12. Ketergantungan Terhadap Produksi Pertanian dan Ekspor Barang-barang Primer
HASRIANI HARIS Page 11

Sebagian besar penduduk negara-negara Dunia Ketiga hidup dan bekerja di daerah pedesaan.
Lebih dari 65 persen jumlah penduduk negara-negara berkembang tinggal menetap, bahkan
turun menurun, di pedesaan, sedangkan penduduk di negara maju yang tinggal di desa-desa
kurang dari 27 persen. Demikian pula halnya dengan angkatan. Sekitar 58 persen angkatan kerja
di negara-negara Dunia Ketiga mencari nafkah disektor pertanian, sedangkan di negara-negara
maju hanya sekitar 5 persen.

13. Tingkat Produktivitas Pertanian yang Rendah
Rendahnya tingkat produktivitas ini disebabkan oleh terlalu besarnya jumlah penduduk
dibandingkan dengan luas tanah yang tersedia, juga karena teknologi yang dipergunakan
disektor pertanian dinegara-negara berkembang itu sering sekali masih rendahnya atau bahkan
primitif. Walaupuns suatu negara memiliki luas tanah yang berlimpah-limpah, namun,jika
teknologi yang digunakan masih primitif, seperti masih yang digunakannya bajak tangan dan
penyisir tanah yang digerakkan oleh manusia atau binatang (sapi, kerbau, kedelai), maka setiap
petani tidak mungkin mengelolah lahan dari lebih dari 5-8 hektar. Selain itu, banyak petani di
negara-negara Dunia Ketiga, khususnya dikawasan Asia dan Amerika Latin yang tidak memiliki
tanahnya sendiri. Mereka hanya menyewa sebidang tanah garapan yang sempit dari para tuan
rumah. Dalam kenyataannya, dibawah negara berkembang, para petani hanya memiliki tanah
rata-rata seluas 1-3 hektar. Dewasa ini, luas tanah mereka tidak lagi seluas itu, dan ukurannya
semakin hari semakin sempit. Hasil tanah tersebut sangat diandalkan untuk memenuhi secara
beramai-ramai, baik itu secara langsung (langsung dikonsumsi oleh keluarganya) maupun tidak
langsung (hasil panen tersebut dijual dulu ke daerah perkotaan dan nonpertanian), sehingga rata-
rata setiap hektar tanah dipakai untuk menghidupi 10-15 orang. Oleh karena itu, wajar saja jika
usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas pertanian serta menaikkan produktivitas
pertanian serta menaikkan produksi rata-rata per hektar tanaman padi, gandum, jagung, kedelai,
dam padi-padian, dewasa ini merupakan proritas utama dalam pembangunan nasional di banyak
negara berkembang.

14. Ketergantungan pada Ekspor Primer
Pada umumnya, perekonomian negara-negara berkembang lebih banyak tergantung pada
produksi barang primer (produk-produk pertanian, bahan bakar, hasil hutan dan bahan-bahan
mentah) daripada barang-barang skunder (barang-barang hasil olahan sektor industri atau
manufaktur) dan barang tersier (jasa-jasa). Produksi barang primer ini merupakan andalan
ekspor yang ke negara-negara lain (baik ke negara-negara maju maupun ke sesama negara-
negara berkembang). Terkecuali beberapa negara yang dianugerahi dengan sumber minyak dan
mineral berharga lainnya, ekspor utama negara-negara berkembang terdiri dari bahan makanan
pokok, biji-bijian nonpangan, dan bahan-bahan mentah. Di daerah Afrika sub-Sahara, misalnya
88 persen dari seluruh pendapatan ekspor didapat dari komoditi ekspor.
Ekspor berbagai macam komoditi primer itu adalah sumber devisa yang utama bagi negara-
negara berkembang. Sialnya banyak negara berkembang terlilit utang luar negeri dalam jumlah
yang sangat besar hingga selama periode 1980-19990-an, sebagian besar devisa hasil ekspor
tersebut harus mereka relakan sebagai pembayaran cicilan dan bunga utang.



15. Sistem Hukum dan Infrastruktur yang Tidak Mapan
Di kebanyakan negara berkembang sistem hukum tidak dijalankan dengan sepenuh hati baik
oleh pemerintah maupun warga negaranya sendiri. Sistem hukum yang tegas ini adalah syarat
mutlak bagi terselengaranya pembangunan. Dengan sistem hukum yang mapan maka persaingan
usaha di antara para pengusaha dapat dijamin sehat dan fair,dan setiap kecurangan yang
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu akan terlacak dan segara diambil tindakan yang sesuai
hukum agar kecurangan itu tidak terjadi lagi. Sistem hukum yang mapan ini akan menjamin
segala kontrak dan perjanjian bisnis, hak cipta, kegiatan perbankan, ekspor-impor, dan kegitan
ekonomi lainnya.
Sesuai sistem hukum, negara-negara berkembang sangat kekurangan infrastruktur dan sistem
keuangan yang memadai. Tanpa adanya jalan-jalan raya, sistem telekomunikasi, listrik, sistem
keuangan dan perbankan yang kuat serta jaminannya sekali hambatan untuk maju.
HASRIANI HARIS Page 12


16. Ketergantungan yang Dominan pada Dunia I nternasional
Adalah hal yang telah menjadi lumrah bila kebanyakan negara berkembang itu sangat
menggantungkan diri pada bantuan lembaga-lembaga internasional. Kita sering mendengar
istilah World Bank, IMF, UNDP di koran-koran. Lembaga-lembaga ini adalah lembaga
internasional yang memberikan bantuan pinjaman kepada negara-negara berkembang.
Ketegantungan yang terlalu besar sangat tidak sehat karena lambat laun negara-negara
berkembang ini hanya akan menjadi boneka lembaga-lembaga internasional tersebut, tanpa
sedikit pun kemauan dan niat baik untuk mengandalkan kekuatannya sendiri.

F. KEBI J AKAN DAN STRATEGI
Strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran. Adapun strategi pencapaian tujuan
dan sasaran Bappeda Kota Kediri diwujudkan dalam bentuk kebijakan dan program sebagai
berikut:

KEBIJAKAN
Kebijakan merupakan ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan
pedoman, pegangan ataupun petunjuk dalam pengembangan atau pelaksanaan kegiatan.
Kebijakan yang ditetapkan oleh Bappeda Kota Kediri untuk lima tahun ke depan adalah:
Misi 1 : Mewujudkan Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kota, Penganggaran dan
Penyusunan APBD.
Tujuan 1 : Terwujudnya Dokumen Perencanaan Pembangunan Yang Berkualitas.
Kebijakan untuk pencapaian tujuan tersebut adalah :
Melaksanakan penyusunan perencanaan pembangunan tahunan.

Misi 2 : Mewujudkan perencanaan pembangunan bidang pemerintahan, sosial dan
budaya, bidang perekonomian, bidang
fisik dan prasarana wilayah.
Tujuan 1 : Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan bidang pemerintahan, sosial dan
budaya.
Kebijakan untuk pencapaian tujuan tersebut adalah:
Meningkatkan kualitas perencanaan pemerintahan, sosial dan budaya.
Tujuan 2 : Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan bidang ekonomi.
Kebijakan untuk pencapaian tujuan tersebut adalah :
Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan perekonomian.
Tujuan 3 : Tersedianya data perencanaan pembangunan yang valid.
Kebijakan untuk pencapaian tujuan tersebut adalah :
Meningkatkan akurasi data dan informasi pembangunan daerah.
Tujuan 4 : Tersedianya dokumen perencanaan tata ruang kota.
Kebijakan kebijakan untuk pencapaian tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kualitas perencanaan tata ruang.
2) Pengembangan perencanaan sarana perkotaan.
3) Meningkatkan kelembagaan perencanaan pembangunan.

Misi 3 : Mewujudkan koordinasi penelitian dan pengendalian pembangunan, serta
kerjasama dan investasi daerah,
ditetapkan tujuan sebagai berikut :
Tujuan 1 : Mewujudkan penelitian yang efektif dan efisien.
Kebijakan untuk pencapaian tujuan tersebut adalah :
Meningkatkan kualitas penelitian.
Tujuan 2 :Terwujudnya peningkatan kerjasama dengan dunia usaha /lembaga
Kebijakan untuk pencapaian tujuan tersebut adalah :
Meningkatkan kerjasama perencanaan pembangunan.

STRATEGI
Strategi perencanaan pembangunan berisi program-program yang terkait dengan perencanaan
pembangunan. Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu yang
HASRIANI HARIS Page 13

dilaksanakan oleh Bappeda Kota Kediri atau SKPD lain dan masyarakat untuk mencapai sasaran
dan tujuan.
Program perencanaan pembangunan yang ditetapkan untuk mewujudkan sasaran dan tujuan
yang hendak dicapai lima tahun ke depan sebagai berikut :
Misi 1 : Mewujudkan Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kota, Penganggaran dan
Penyusunan APBD.
Tujuan 1 :Terwujudnya Dokumen Perencanaan Pembangunan Yang Berkualitas.
Program untuk pencapaian tujuan tersebut adalah :
Program Perencanaan Pembangunan Daerah.
Misi 2 : Mewujudkan perencanaan pembangunan bidang pemerintahan, sosial dan
budaya, bidang perekonomian,
bidang fisik dan prasarana wilayah.
Tujuan 1 : Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan bidang sosial dan budaya.
Program untuk pencapaian tujuan tersebut adalah:
Program perencanaan Sosial dan Budaya.
Tujuan 2 : Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan bidang ekonomi.
Program untuk pencapaian tujuan tersebut adalah :
Program perencanaan pembangunan ekonomi.
Tujuan 3 : Tersedianya data perencanaan pembangunan yang valid.
Program untuk pencapaian tujuan tersebut adalah :
1. Program perencanaan Pemerintahan, Sosial dan Budaya.
2. Program pengembangan data dan informasi.
Tujuan 4 : Tersedianya dokumen perencanaan tata ruang kota.
Program Program untuk pencapaian tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Program perencanaan Tata Ruang.
2) Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar
3) Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah
Misi 3 : Mewujudkan koordinasi penelitian dan pengendalian pembangunan, serta
kerjasama dan investasi daerah,
ditetapkan tujuan sebagai berikut :
Tujuan 1 : Mewujudkan penelitian yang efektif dan efisien.
Program untuk pencapaian tujuan tersebut adalah :
Program kerjasama pembangunan.
Tujuan 2 : Terwujudnya peningkatan kerjasama dengan dunia usaha / lembaga.
Program untuk pencapaian tujuan tersebut adalah :
1) Program kerjasama pembangunan.
2) Program perencanaan pembangunan daerah jangka panjang dan menengah.
3) Program peningkatan kerjasama investasi



















HASRIANI HARIS Page 14


BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang
akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya.
Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan
permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat
Kabupaten/Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai
dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Menghadapi realitas kehidupan yang menunjukkan adanya kesenjangan kesejahteraan
mengakibatkan adanya pekerjaan berat kepada para ahli pembangunan termasuk di dalamnya
para pembuat kebijakan. Ini dimaksudkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul
akibat kesenjangan kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang terencana.
Upaya pembangunan yang terencana dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan yang
dilakukan. Lebih jauh lagi berarti perencanaan yang tepat sesuai dengan kondisi di suatu
wilayah menjadi syarat mutlak dilakukannya usaha pembangunan.
Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha pencapaian tujuan
pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain:
Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi yang kuat dapat
tercermin dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi positif.
Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.
Berisi upaya melakukan struktur perekonomian
Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja.
Adanya pemerataan pembangunan.

2. Saran
Pembangunan daerah disertai dengan otonomi atau disebut juga otonomi daerah, sangat relevan
dengan pembangunan secara menyeluruh karena beberapa alasan.
Bahwa pembangunan daerah sangat tepat diimplementasikan dalam mana perekonomian
mengandalkan kepada pengelolaan sumber-sumber daya publik (Common and public resources)
antara lain sektor kehutanan, perikanan, atau pengelolaan wilayah perkotaan.
Pembangunan daerah meyakini mampu memenuhi harapan keadilan ek onomi bagi
sebagian banyak orang. Dengan otonomi daerah diharapkan dapat memenuhi prinsip bahwa
yang menghasilkan adalah yang menikmati, dan yang menikmati haruslah yang menghasilkan.
Pembangunan daerah dapat menurunnya biaya-biaya transaksi ( transaction cost). Biaya
transaksi merupakan biaya total pembangunan yang dapat dipisahkan ke dalam biaya informasi ,
biaya yang melekat dengan harga komoditi, dan biaya pengamanan.
Pembangunan daerah dapat meningkatnya domesticpurchasing power













HASRIANI HARIS Page 15

DAFTAR PUSTAKA


Pembangunan Ekonomi http://id.shvoong.com/social-
sciences/economics/2213441-indikator-keberhasilan-pembangunan-
ekonomi/#ixzz2ML1d5s3o (diakses 14 Agustus 2014)

Masalah Ekonomi dinegara Berkembang
http://klikharry.com/2012/11/27/masalah-ekonomi-di-negara-berkembang/
(diakses 14 Agustus 2014)

Indikator Keberhasilan Pembangunan http://carceres-
carceres.blogspot.com/2013/03/indikator-keberhasilan-pembangunan.html
(diakses 14 agustus 2014)

Pembangunan Ekonomi http://derryjie.blogspot.com/2013/11/makalah-
pembangunan-ekonomi.html (diakses 14 Agustus 2014)

Ekonomi Pembangunan http://id.scribd.com/doc/25547694/MAKALAH-
EKONOMI-PEMBANGUNAN (diakses 14 agustus 2014)

Kebijakan dan Startegi http://bappeda.kedirikota.go.id/strategi-dan-kebijakan/
(diakses tanggal 14 agustus 2014)

Anda mungkin juga menyukai