Anda di halaman 1dari 24

Tugas Makalah

“ PERTUMBUHAN EKONOMI ’’

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Teori Ekonomi Makro

Dosen : Eva Fathusyaadah

Disusun oleh kelompok 3

Ghina Rahma Humaira (0221101)

Fitri Amelia Santosa (0221179)

Lidya Triana Safitri (0221091)

Iman Bagya Santosa (0221136)

Intan Erlina Novianty (0221086)

Moch. Rizki Zaelani (0221084)

Zahra Maulani Nur Saputri (0221001)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PGRI SUKABUMI

Pramuka II No.10 Kec. Citamiang Kel. Cikondang Kode Pos 43134


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada STIE PGRI Sukabumi, yang telah memberikan tugas makalah ini
mudah – mudahan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Serta kami ucapkan
terimakasih dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Sukabumi, 20 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................3

C. Tujuan ..........................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................4

A. Pembangunan Ekonomi ...............................................................................................4

B. Pusat Pertumbuhan......................................................................................................4

C. Pusat-Pusat Pertumbuhan di Indonesia .......................................................................5

D. Ciri-ciri Pertumbuhan Ekonomi ....................................................................................8

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi .........................................8

F. Faktor-Faktor yang Menghabat Pertumbuhan Ekonomi ............................................11

G. Komponen Utama dalam Perumbuhan Ekonomi .......................................................12

H. Indikator Pertumbuhan Ekonomi wilayah ..................................................................13

I. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi ............................................................................17

J. Pengukuran Pertumbuhan Ekonomi ..........................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi


perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih
baik selama periode tertentu. Suatu perekonomian dikatakan mengalami suatu
perubahan akan perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi
daripada yang dicapai pada masa sebelumnya. Menurut Sukirno (1996: 33),
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu
pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus
dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu
indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya
pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat,
meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.

Keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat dilihat dari tingkat


pertumbuhan ekonominya. Oleh sebab itu, setiap daerah selalu menetapkan target
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi didalam perencanaan dan tujuan
pembangunan daerahnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan
merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Indikator
penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode
tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai PDB akan
memberi suatu gambaran bagaimana kemampuan negara dalam mengelola serta
memanfaatkan sumber daya yang ada.

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam


perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah
pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam

1
jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu
negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang
meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami
pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah
barang modal. Teknologi yang digunakan menjadi berkembang. Disamping itu
tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman
kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka.

Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal


ini didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah. Kedua, selama
keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas, perekonomian harus selalu mampu
memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan tersebut. Ketiga, usaha menciptakan kemerataan ekonomi (economic
stability) melalui retribusi pendapatan (income redistribution) akan lebih mudah
dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pertumbuhan ekonomi ?
2. Apa saja ciri-ciri dari pertumbuhan ekonomi ?
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ?
4. Faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi ?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi pertumbuhan ekonomi
2. Mengetahui ciri ciri dari pertumbuhan ekonomi
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
4. Mengetahui faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi berarti adanya peningkatan kesejahteraan
masyarakat dalam suatu negara secara berkesinambungan dalam waktu yang
relatif lama. Pada awalnya, peningkatan kesejahteraan masyarakat ini dilihat dari
adanya kenaikan pendapatan nasional, akan tetapi kenyataan yang muncul adalah
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak memberikan jaminan
meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi telah mengakibatkan
bertambah lebarnya kesenjangan ekonomi masyarakat baik antar daerah maupun
didalam suatu daerah (Adissasmita, 2005:10). Oleh karena itu, pembangunan
ekonomi tidak hanya sebatas terjadinya peningkatan pendapatan nasional tetapi
yang lebih penting adalah peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Menurut
Adissasmita (2005), pembangunan tidak hanya pada pemenuhan kebutuhan pokok
saja, tetapi juga adanya suatu kondisi dimana masyarakat lebih berkeadilan, dan
peningkatan sumber daya manusia. Pendapat senada juga dikatakan oleh Todaro
yang menyatakan bahwa “Peningkatan kesejahteraan ini dapat dilihat dari adanya
peningkatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (sandang, pangan,
dan papan), harga diri, dan kebebasan untuk memilih (Todaro, 2006)”. Menurut
Todaro, pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang mencakup
berbagai perubahan dasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan
institusi– institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan
ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan
(Todaro, 2006:22).

B. Pusat Pertumbuhan

Ketidakhomogennya wilayah dalam suatu daerah baik dalam jumlah


penduduk, iklim, cuaca bahkan fasilitas sosial dan ekonomi menyebabkan adanya
daerah nodal dan spasial. Pada daerah nodal biasanya lebih cepat bertumbuh

4
daripada wilayah belakangnya dikarenakan pada daerah nodal memiliki
keuntungan agglomerasi ekonomi dan distribusi penduduk yang terpusat. Akan
tetapi tidak semua daerah nodal tersebut mengalami pertumbuhan secara merata
tetapi sering terdapat titik-titik yang menjadi pendorong perkembangan kegiatan
daerah nodal yang dinamakan sebagai pusat pertumbuhan. Oleh karena itu, untuk
mempercepat peningkatan pendapatan terdapat suatu keharusan untuk
membangun sebuah atau beberapa pusat kekuatan ekonomi dalam suatu negara
atau daerah(Perroux dalam Adissasmita, 2005:60)

Menurut Richardson, yang menyebabkan terjadinya pusat pertumbuhan


dikarenakan adanya keuntungan agglomerasi yang didapat dari keputusan untuk
berlokasi pada tempat yang terkonsentrasi. Keuntungan agglomerasi ini didapat
karena adanya keuntungan skala yang berasal dari antara lain; fasilitas–fasilitas
perbankan, sosial, pemerintahan, pasar tenaga kerja, perusahaan jasa-jasa khusus
tertentu (Richardson dalam Paul Sihotang, 2001:96). Para pemilik modal akan
lebih tertarik untuk berinvestasi didaerah agglomerasi, sehingga menyebabkan
industri – industri menjadi terpusat di daerah ini terutama industri inti (dalam
skala besar). Industri inti mempunyai peran yang sangat penting dalam
menggerakkan perekonomian suatu daerah (Perroux dalam Adissasmita,
2005:61).

C. Pusat-Pusat Pertumbuhan di Indonesia

Tabel Regional Pusat Pertumbuhan dengan Wilayahnya di Indonesia :

PUSAT MELIPUTI DAERAH –


NO REGIONAL WILAYAH
PERTUMBUHAN DAERAH

Aceh, Sumatra utara :


I
pusatnya di Medan
1 A MEDAN
Sumatra barat, Riau :
II
pusatnya di Pekan baru

5
Jambi, Sumatra selatan,
III Bengkulu : pusatnya di
Palembang
Lampung, Jakarta, Jawa
2 B JAKARTA barat, Jawa tengah,
IV
Yogyakarta : pusatnya di
Jakarta
Kalimantan barat :
V
pusatnya di Pontianak
Jawa timur, Kalimantan
timur, Kalimantan
3 C SURABAYA VI
selatan : pusatnya di
Balikpapan & Samarinda
NTB, NTT, Sulawesi
selatan, Sulawesi utara :
VII
pusatnya di Ujung
padang
4 D UJUNG PADANG Sulawesi tengah,
Sulawesi utara : pusatnya
IX
di Manado
Maluku, Papua :
X
pusatnya di Sorong

Pembagian wilayah tersebut dapat bermanfaat bagi negara yang besar dan luas
seperti Indonesia. Pembagian itu bermanfaat untuk menjamin tercapainya
pembangunan yang serasi dan seimbang, baik antarsektor di dalam suatu wilayah
pembangunan maupun antarwilayah pembangunan.

Prinsip perwilayahan tersebut di atas dapat juga diterapkan di dalam skala yang
lebih kecil di dalam provinsi-provinsi itu sendiri, dengan cara memperhatikan

6
hubungan yang saling terkait antara kabupaten dan kecamatan dalam satuan
wilayah administrasi yang lebih kecil.

Ada 4 kaitan Wilayah Pusat Pertumbuhan dan Pengaruh Pusat Pertumbuhan :

a. Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan Terhadap Pemusatan dan


Persebaran Sumber Daya.
Kemunculan pusat pertumbuhan akan menarik jumlah tenaga kerja yang
banyak, dapat dilihat dari arus mobilitas dan migrasi penduduk dari desa ke
kota maupun antarprovinsi. Arus migrasi penduduk dari pedesaan menuju
kota besar maupun kota kecil di Indonesia, menunjukkan angka yang terus
meningkat sejalan dengan pesatnya pertumbuhan kota.

b. Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan Terhadap Perkembangan


Ekonomi
Terjadinya peluang kerja di berbagai sektor yang relatif terbuka dan adanya
gerakan arus barang agar membawa dampak terjadinya peluang kerja di
berbagai sektor yang relatif terbuka. Adanya gerakan arus barang agar
membawa dampak terhadap alat transportasi, perhubungan, perdagangan,
perkantoran, jasa, dan lain-lainnya.

c. Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan di Bidang Sosial dan


Lingkungan Hidup

Semakin maraknya kemajuan pusat-pusat pertumbuhan akan


mempengaruhi kondisi sosial dan lingkungan hidup masyarakat. Pengaruh
kemajuan pusat pertumbuhan adalah sebagai berikut :

 Terbukanya lapangan pekerjaan yang banyak dan luas akan


meningkatkan taraf hidup masyarakat secara otonomi sehingga status
sosial mereka akan lebih baik.

7
 Melatih masyarakat untuk mengatur waktu, disiplin, bersikap hemat,
dan menyeleksi mana kebutuhan primer dan sekunder supaya tidak
terpengaruh oleh tuntutan barang dan jasa yang berlebihan.
 Akan memotivasi masyarakat untuk saling berlomba memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kesiapan untuk menghadapi
perubahan sosial budaya. Akibat mobilitas penduduk baik melalui
migrasi maupun pertambahan alami dari berbagai latar belakang
budaya, akan terjadi akulturasi dan asimilasi nilai budaya.
 Terbukanya arus informasi dan komunikasi akan mempercepat laju
pertumbuhan daerah tersebut.
 Makin banyaknya penduduk yang datang akan berpengaruh terhadap
keadaan lingkungan hidup di sekitarnya antara lain pemukiman,
sanitasi, keamanan, lalu lintas, dan pencemaran.

D. Ciri-ciri Pertumbuhan Ekonomi

Setidaknya ada enam ciri pertumbuhan ekonomi menurut Prof. Simon


Kuznets. Keenam ciri-ciri tersebut adalah:
 Adanya laju pertumbuhan penduduk dan produk perkapita yang sangat
cepat.
 Perkembangan produktivitas masyarakat.
 Pertumbuhan tingkat struktural yang melesat.
 Tingkat urbanisasi yang tinggi.
 Adanya ekspansi pada negara maju.
 Terjadi arus barang, modal dan manusia di berbagai negara.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

1. Sumberdaya alam (SDA)


Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah
sumber daya alam. Yaitu sesuatu yang berasal dari alam, mencakup

8
kesuburan tanah, letak dan susunanya, kekayaan alam, mineral, iklim,
sumber air, hingga ke sumber kelautan. Bagi pertumbuhan ekonomi,
ketersediaan sumber daya alam yang melimpah itu sangat baik dalam
menunjang pembangunan. Karena sebagian Negara berkembang itu
bertumpu pada sumber daya alam dalam melaksanakan proses
pembangunan & pertumbuhan ekonomi.

2. Sumber daya manusia (SDM)


Kedua, faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia (SDM) adalah
individu produktif yang berperan sebagai penggerak suatu organisasi, baik
dalam perusahaan maupun institusi.

SDM berperan sebagai elemen utama organisasi dibandingkan elemen


lainnya seperti teknologi maupun modal. Karena manusialah yang
kemudian akan mengendalikan faktor tersebut. SDM adalah faktor
terpenting dalam proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Cepat
lambatnya proses pembangunan nantinya akan tergantung kepada sejauh
mana SDM selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang
memadai untuk melaksanakan proses pertumbuhan ekonomi.

3. Akumulasi modal
Selanjutnya, faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi adalah akumulasi modal. Akumulasi modal sebagai proses
penambahan stok modal fisik buatan manusia berupa peralatan, mesin dan
bangunan. Apabila stok modal naik dalam waktu tertentu, maka disebut
juga akumulasi modal atau pembentukan modal. Modal dibutuhkan
manusia untuk mengolah sumber daya alam dan meningkatkan kualitas
IPTEK. Modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-
barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

9
4. Tenaga manajerial dan organisasi produksi
Lalu, faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
adalah organisasi produksi dan tenaga manajerial. Baca juga: Senangnya
Pensiunan PTPN II, Uang Pensiun Rp 145 Miliar Sudah Cair Organisasi
produksi sebagai salah satu bagian penting dalam proses pertumbuhan
ekonomi berkaitan erat dengan penggunaan faktor produksi dalam
berbagai kegiatan perekonomian. Organisasi produksi juga dilaksanakan
dan diatur oleh tenaga manajerial dalam berbagai kegiatan sehari-hari.

5. Ilmu pengetahuan dan teknologi


Selain itu, faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong percepatan
proses pembangunan. Pergantian pola kerja yang semula menggunakan
tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada
aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas. Serangkaian aktivitas
pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada
percepatan laju pertumbuhan ekonomi.

6. Faktor politik dan administrasi pemerintah


Dari sisi non ekonomi, faktor utama yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi adalah struktur politik dan administrasi
pemerintah. Struktur politik dan administrasi yang lemah merupakan
penghambat besar bagi pembangunan ekonomi di negara-negara
berkembang. Politik yang tidak stabil serta pemerintahan yang lemah dan
korup sangat menghambat kemajuan ekonomi.

10
7. Aspek sosial budaya
Berikutnya, faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi adalah aspek sosial budaya dalam kehidupan masyarakat. Ini
meliputi sikap, tingkah laku, pandangan masyarakat, motivasi kerja, atau
kelembagaan masyarakat. Pendidikan dan kebudayaan barat membawa
arah penalaran dan skeptisisme menanamkan semangat baru serta
memunculkan kelas pedagang baru. Baca juga: Sri Mulyani Prediksi
Ekonomi Indonesia hanya Tumbuh 3,7 Persen Sepanjang 2021 Demikian
ulasan mengenai pertumbuhan ekonomi, ciri-ciri dan beberapa faktor
yang mempengaruhinya. Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan
yang secara berkesinambungan menuju kondisi yang lebih baik dalam
periode waktu tertentu.

F. Faktor-Faktor yang Menghabat Pertumbuhan Ekonomi

1. Korupsi
Korupsi akan mempersulit pembangunan karena akan membuat
kekacauan dan ketidak efesienan dalam pembelanjaan.
2. Laju inflasi
Inflasi akan berdampak pada menurunnya indeks kepercayaan konsumen
karenamasyarakat cenderung mengurangi belanja karena berhati-hati
terhadap resiko kenaikkanharga tinggi.
3. Tingkat suku bunga
Tingkat suku bungan akan mempengaruhi investasi
4. Kenaikan harga bahan bakar minyak
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mempengaruhi
pertumbuhan ekonominasional karena dampak kebijakan tersebut
menimbulkan "multiplayer effect" menyeluruhterhadap perekonomian.
5. Rendahnya akses kesehatan dan pendidikan
Di Indonesia sendiri, masih banyak kelompok masyarakat yang sulit
mendapatkan akses kesehatan dan pendidikan yang memadai. Padahal

11
kesehatan dan pendidikan salah satu faktor yang bisa meningkatkan
produktivitas masyarakat. Oleh sebabnya, kelompok ini sangat sulit
untuk bekerja lebih produktif, karena keterbatasan akses tersebut.
Pemerintah sendiri telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk
memberikan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang adil bagi semua
orang, salah satunya lewat BPJS Kesehatan dan Bantuan Operasional
Sekolah.

G. Komponen Utama dalam Perumbuhan Ekonomi

1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru
yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber
daya manusia.
2. Pertumbuhan penduduk, yang beberapa tahun selajutnya akan
memperbanyak jumlah angkatan kerja.
3. Kemajuan teknologi
Pembangunan daerah dilaksanakan untuk mencapai tiga tujuan penting,
yaitu mencapai pertumbuhan (growth), pemerataan (equity), dan
keberlanjutan (sustainability).
a) Pertumbuhan (growth), tujuan yang pertama adalah pertumbuhan
ditentukan sampai dimana kelangkaan sumber daya dapat terjadi
atas sumber daya manusia, peralatan, dan sumber daya alam dapat
dialokasikan secara maksimal dan dimanfaatkan untuk
meningkatkan kegiatan produktif.
b) Pemerataan (equity), dalam hal ini mempunyai implikasi dalam
pencapaian pada tujuan yang ketiga, sumber daya dapat
berkelanjutan maka tidak boleh terfokus hanya pada satu daerah
saja sehingga manfaat yang diperoleh dari pertumbuhan dapat
dinikmati semua pihak dengan adanya pemerataan.
c) Berkelanjutan (sustainability), sedangkan tujuan berkelanjutan,
pembangunan daerah harus memenuhi syarat-syarat bahwa
penggunaan sumber daya baik yang ditransaksikan melalui sistem

12
pasar maupun diluar sistem pasar harus tidak melampaui kapasitas
kemampuan produksi.
Pembangunan daerah dan pembangunan sektoral perlu selalu
dilaksanakan dengan selaras, sehingga pembangunan sektoral yang
berlangsung didaerah-daerah, benar-benar dengan potensi dan
prioritas daerah. Untuk keseluruhan pembangunan, daerah juga
benar-benar merupakan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial,
budaya dan pertahanan keamanan didalam mewujudkan tujuan
nasional.

H. Indikator Pertumbuhan Ekonomi wilayah

Sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Prof Rahardjo Adisasmita,


dalam bukunya mengatakan bahwa ada beberapa indikator yang dapat dijadikan
sebagai tolak ukur untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah adalah
sebagai berikut:

1. Ketidakseimbangan Pendapatan
Dalam keadaan yang ideal, di mana pendapatan dengan mutlak
didistribusikan secara adil, 80 persen populasi terbawah akan menerima
80 persen dari total pendapatan, sedangkan 20 persen populasi teratas
menerima 20 persen total pendapatan. Menurut Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB), susunan pengelompokan penduduk dibagi tiga, yaitu 40
persen populasi terendah, 40 persen populasi sedang, dan 20 persen
populasi teratas. Indikator ketidakseimbangan pendapatan dapat
diterapkan untuk menilai keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu
wilayah.

2. Perubahan Struktur Perekonomian


Dalam masyarakat yang maju, pembangunan ekonomi yang
dilaksanakan akan mengakibatkan perubahan struktur perekonomian,
dimana terjadi kecendrungan bahwa kontribusi (peran) sektor petanian

13
terhadap nilai PDRB akan menurun, sedangkan kontribusi sektor industri
akan meningkat. Sektor industri memiliki peranan sangat penting dalam
pembangunan nasional dan regional, sektor industri dapat menyediakan
lapangan kerja yang luas, memberikan peningkatan pendapatan kepada
masyarakat, menghasilkan devisa yang dihasilkan dari exspor. Oleh
karena itu, perekonomian suatu wilayah harus di orientasikan selain
sektor pertanian, tetapi harus pula diorientasikan kepada sektor industri.

3. Pertumbuhan Kesempatan Kerja


Masalah ketenagakerjaan dan kesempatan kerja merupakan salah satu
masalah yang stategis dan sangat mendesak dalam pembangunan di
Indonesia. Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 240 jiwa,
tingkat pengangguran cukup tinggi dan cenderung bertambah luas akibat
krisis financial Negara-negara di dunia. Untuk mengatasi krisis ekonomi
yang sangat luas tersebut, diperlukan peranan pemerintah. Salah satu
langkah strategis yang ditempuh adalah pembangunan prasarana
(misalnya jalan). Pembangunan jalan yang menjangkau ke seluruh
kantong-kantong produksi, akan mendorong peningkatan produksi
berbagai komoditas sektor pertanian dalam arti luas (meliputi tanaman
pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan) serta
barang-barang hasil industri. Pembangunan prasarana dan sarana
transportasi akan menunjang berkambangnya berbagai kegiatan di
sektor-sektor lainnya ( pertanian, perdagangan, industri, pariwisata dan
lainnya).

4. Tingkat dan Penyebaran Kemudahan


Dalam hal ini “kemudahan” diartikan sebagai kemudahan bagi
masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya, baik pemenuhan kebutuhan
hidup sehari-hari (seperti sandang, pangan, papan, memperoleh
pelayanan pendidikan dan kesehatan, kesempatan melakukan ibadah,
rekreasi dan sebagainya), maupun pemenuhan kebutuhan untuk dapat

14
melakukan kegiatan usaha misalnya mendapatkan bahan baku, bahan
penolong, suku cadang, listrik, air bersih, dan jasa-jasa seperti jasa
angkutan, pemasaran, perbankan dan lainnya)

5. Produk Domestik Regional Bruto


Salah satu konsep yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi
regional (wilayah) adalah konsep Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). PDRB merupakan ukuran prestasi (keberhasilan) ekonomi dari
seluruh kegiatan ekonomi.
Salah satu indikator untuk melihat pertumbuhan ekonomi di suatu
wilayah adalah dengan menggunakan data Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB). Menurut definisi, PDRB adalah jumlah seluruh nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu
wilayah (regional) tertentu dalam waktu tertentu tanpa melihat faktor
kepemilikan. Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah diperoleh dari
kenaikan PDRB atas dasar harga konstan yang mencerminkan kenaikan
produksi barang dan jasa dari tahun ke tahun.
Menurut badan pusat statistik (BPS) ada tiga cara perhitungan PDRB
dapat diperoleh melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi,
pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran :
a) Pendekatan produksi PDRB menurut pendekatan produksi adalah
jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit
produksi suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannya
dikelompokan menjadi Sembilan sektor lapangan usaha yaitu:
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, gas, dan air bersih
5. Bangunan dan Konstruksi
6. Perdagangan, hotel dan restoran

15
7. Pengangkutan dan komunikasi
8. Jasa keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan
9. Jasa-jasa lainnya

b) Pendekatan Pengeluaran PDRB menurut pendekatan pengeluaran


adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir dari:
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang
tidak mencari untung (nirlaba)
2. Konsumsi pemerintah
3. Pembentukan modal tetap domestik bruto (investasi) dalam
jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).
4. Pembentukan stok
5. Ekspor netto (exspor dikurang impor)

c) Pendekatan pendapatan
PDRB menurut pendekatan pendapatan adalah jumlah balas
jasa yang diterima oleh faktor yang ikut serta dalam proses produksi
disuatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).
Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa
tanah, bunga modal, dan keuntungan. Perhitungan tersebut sebelum
dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam
pengertian PDRB , kecuali faktor pendapatan, termasuk pula
komponen pendapatan ini menurut sektor disebut nilai tambah bruto
(NTB sektoral). Jadi, PDRB yang dimaksud adalah jumlah dari NTB
seluruh sektor lapangan usaha.
Untuk memudahkan pemakaian data, maka hasil perhitungan
PDRB disajikan menurut sektor ekonomi/lapangan usaha yang
dibedakan menjadi dua macam yaitu: PDRB atas dasar harga berlaku
(ADHB) menggambarkan jumlah nilai tambah barang dan jasa yang
dihitung mengguanakan harga berlaku pada tahun berjalan.

16
Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) menggambarkan
jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan
harga pada satu tahun tertentu yang digunakan sebagai tahun dasar.
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah diperoleh dari kenaikan PDRB
atas dasar harga konstan. Dengan demikian perhitungan berdasarkan
harga konstan maka perkembangan riil dari kuantum produksi sudah
tidak mengandung fluktuasi harga (inflasi/deflasi). Dengan penyajian
ADHK ini pertumbuhan ekonomi rill dapat dihitung.

I. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi

1. Teori Pertumbuhan Klasik


Teori pertumbukan klasik dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai
berikut:
a) Adam Smith berpendapat perekonomian akan tumbuh dan
berkembang jika ada pertambahan penduduk yang akan
memperluas pasar serta mendorong spesialisasi.
b) David Ricardo berpendapat jika pertumbuhan penduduk terlalu
besar, maka tenaga kerja akan melimpah, dan akan terjadi
penurunan upah, sehingga perekonomian menjadi stagnan.
c) Thomas Robert Malthus berpendapat pertumbuhan penduduk
yang besar akan membuat kekurangan pangan, sehingga masyarakat
akan hidup pas-pasan. Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik,
ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:
1. Jumlah penduduk
2. Jumlah barang-barang modal
3. Luas tanah dan kekayaan alam
4. Tingkat teknologi yang digunakan

17
2. Teori Ekonomi Neo-Klasik
Berbeda dengan teori sebelumnya, teori ini lebih memperhatikan hal
lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi selain pertumbuhan
penduduk, seperti kewirausahaan dan investasi. Berikut penjelasannya.
a) Harrod-Domar berpendapat perlunya pembentukan modal
(investasi) sebagai syarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
yang mantap/teguh.
b) Schumpeter berpendapat pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan
oleh kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship).
c) Robert Solow berpendapat pengaruh tabungan/modal,
populasi/tenaga kerja, dan teknologi terhadap tingkat output dan
pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi tingkat tabungan, semakin
tinggi pula modal dan output yang dihasilkan.

3. Teori Ekonomi Historis


Teori yang terakhir, ada teori pertumbuhan ekonomi historis. Teori ini
berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi itu memiliki tahapan-
tahapan tertentu untuk mencapai pertumbuhan yang maksimal. Sehingga
harus melewati tahapannya dari awal hingga akhir. Berikut ahli yang
mendukung teori Historis:

a) FrederichList
Menurut List, pertumbuhan ekonomi dikelompokkan menurut
kebiasaan masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidupnya
melalui tata cara produksi. Kurang lebih pengelompokan ini terdiri
atas 4, yakni:

1. Berburu dan mengembara (bergantung pada alam)


2. Beternak dan bertani
3. Bertani dan kerajinan
4. Kerajinan, industri, dan perniagaan

18
b) Werner Sombart berpendapat tahapan pertumbuhan ekonomi
terjadi karena masyarakat memiliki susunan organisasi dan ideologi
masyarakat. Menurutnya ada 3 zaman pada penyusunannya yaitu:
1. Zaman Perekonomian Tertutup, yaitu masyarakat masih
terbatas dalam menghasilkan barang dan dilakukan secara
kekeluargaan.
2. Zaman Kerajinan dan Pertukaran, yaitu sudah ada pembagian
kerja dalam masyarakat.
3. Zaman Kapitalis, yaitu ketika sudah ada pemilik modal

c) Walt Whitman Rostow berpendapat pertumbuhan ekonomi suatu


negara akan mengalami lima tahapan sebagai berikut:
1. Tradisional, ekonomi didominasi sektor pertanian
2. Transisi (pre take-off), terjadi perubahan struktur tenaga kerja
dari pertanian ke industry
3. Lepas Landas (take-off), ketika hambatan dalam struktur
sosial dan politik dapat diatasi
4. Menuju Kematangan (drive to maturity), serikat buruh dan
dagang semakin maju
5. Konsumsi Tinggi (high mass consumption), tenaga kerja
didominasi tenaga kerja terdidik dan penduduk di kota lebih
besar dari desa.

d) Karl Bucher berpendapat pertumbuhan ekonomi suatu Negara


berdasarkan hubungan produsen dengan konsumen yaitu:
1. Rumah Tangga Tertutup, masyarakat hanya memenuhi
kebutuhan kelompoknya sendiri
2. Rumah Tangga Kota, sudah muncul hubungan dagang antar
desa dan desa dengan kota

19
3. Rumah Tangga Bangsa/Kemasyarakatan, perdagangan antar
kota akan membentuk satu kesatuan masyarakat yang
melakukan pertukaran dagang dalam Negara
4. Rumah Tangga Dunia , yaitu masa dimana perdagangan telah
melewati masa-masa Negara.

J. Pengukuran Pertumbuhan Ekonomi

Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dan diukur dengan


cara membandingkan komponen yang dapat mewakili keadaan ekonomi suatu
negara masa kini dan periode sebelumnya. Ada dua komponen yang kemudian
dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, diantaranya:

Produk Nasional Bruto (Gross National Procuct)

Produk Nasional Bruto (PNB) sebagai suatu pendapatan yang diterima oleh
negara dalam satu tahun, dengan berdasarkan kepada perhitungan pendapatan
yang diterima oleh warga negaranya. Artinya pendapatan warga negara
Indonesia di luar negeri juga dihitung ke dalam Gross National
Product (GNP), sedangkan pendapatan warga negara asing yang berada di
Indonesia tidak termasuk dalam Gross National Product (GNP).

Misalnya jika ingin mengetahui persentase pertumbuhan ekonomi di tahun


2021 maka harus mengetahui berapa jumlah Gross National Product (GNP)
yang didapat Indonesia di tahun 2020 dan Gross National Product (GNP)
pada tahun 2019. Berikut ini visualisasi perhitungan pertumbuhan ekonomi
suatu negara berdasarkan PDB atau GNP:

GNP tahun dasar-GNP tahun sebelumnya/GNP tahun sebelumnya x


100%

20
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)

Jika Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)
dihitung berdasarkan pendapatan suatu negara dari penghasilan yang didapat
oleh warga negaranya dimanapun ia berada, maka Produk Domestik Bruto
(PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) didapat dari pendapatan negara
berdasarkan batas wilayah atau teritorialnya.

Misalnya ingin mengetahui persentase pertumbuhan ekonomi di tahun 2021,


maka perlu memiliki data Gross Domestic Product (GDP) di tahun 2020 dan
Gross Domestic Product (GDP) di tahun 2019. Berikut adalah visualisasi
perhitungan pertumbuhan ekonomi
berdasarkan Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto
(PDB) suatu negara:

GDP tahun dasar-GDP tahun sebelumnya/GDP tahun sebelumnya x


100%

21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/38019383/MAKALAH_Pertumbuhan_Ekonomi_Ekonom
i_Makro_PENGANTAR_EKONOMI

http://repository.radenintan.ac.id/1204/3/BAB_II_TERBARU.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai