Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Analisis wacana

Dosen Pengampuh : Fatma Ar Umar M.Pd

Oleh
Kelompok 2

Sri Ayuni S Ahmad (311421095)


Nur Hidayanti A Ibrahim (311421114)
Zikri Fatira Mamonto (311421115)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Jenis-Jenis Wacana”
Makalah ini disusun guna untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan tugas
pada mata kuliah Analisis wacana di Fakultas Sastra Dan Budaya Jurusan Bahasa
Dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Gorontalo. Dalam penyusunan makalah
ini, Penulis telah banyak mendapatkan bantuan-bantuan dalam bentuk bimbingan,
keterangan serta dorongan moril maupun materil, sehingga makalah ini dapat
penulis selesaikan dengan tepat waktu.
Akhir Kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
dengan rendah hati dan lapang dada penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kelanjutan pembuatan makalah ini.

Gorontalo, September 2023

Penulis.
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3 Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................... 2
2.1 Wacana ............................................................................................. 2
2.2 Jenis-Jenis Wacana............................................................................ 2
2.3 Contoh Jenis-Jenis Wacana..............................................................
4
BAB III PENUTUP......................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 9
3.2. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Banyak Negara berkembang di dunia ini yang sudah berhasil menunjukan


pertumbuhan ekonomi di Negara itu sendiri, tetapi permasalahan dalam Negara itu
sendiri pun masih banyak yang belum terselesaikan, seperti contohnya :
pengangguran, tingkat kelahiran yang sangat tinggi, minimnya tenaga ahli, dan
susahnya mendapatkan tempat untuk bekerja. Keadaan ini pun menjadi sorotan
oleh ahli ahli ekonomi dengan permasalahan “pembangunan bukan lah arti dari
pembangunan”

Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi terbesar di Pulau Sumatera,


sebagai Provinsi yang sedang berkembang Sumatera Utara masih mengalami
tahap atau proses untuk membangun perekonomian yang lebih baik agar menjadi
sebuah Provinsi yang maju. Pembangunan ekonomi ini bertujuan untuk
tercapainya suatu kesejahteraan bagi seluruh masyarakat yang bertempat tinggal
di Provinsi tersebut. Sebagai sebuah Provinsi yang sedang berkembang dan
sedang memperbaiki masalah perekonomiannya Sumatera Utara tentu mempunyai
masalah-masalah makro ekonomi, masalah ini merupakan masalah pokok yang
dihadapi dan perlu penanganan khusus dari pihak pemerintahan. Nugraha
(2017:40), salah satu masalah pokok yang dihadapi Provinsi Sumatera Utara
sebagai provinsi yang sedang berkembang, yang dikelompokan berdasarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat adalah masalah pengangguran. Menurut Sukirno
(2016:14) pengangguran merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang
tergolong dalam angkatan kerja, kemudian ingin mendapatkan pekerjaan akan
tetapi belum memperolehnya.

Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi sering kali di kait kan


dengan suatu hal yang sama oleh beberapa ahli ekonomi, tetapi pada dasar nya
dua hal itu berbeda pengertiannya. Dengan ada nya pertumbuhan ekonomi maka
akan ada pembangunan ekonomi itu sendiri dimana dengan pertumbuhan ekonomi
itu sendiri akan memuncul kan pembangunan pembangunan ekonomi. Perubahan-
perubahan pada berbagai sektor ekonomi tersebut akan mengakibatkan terjadinya
pertumbuhan ekonomi, yang ditandai dengan naiknya produksi nasional,
pendapatan nasional, dan pendapatan perkapita. Situasi semacam itu akan
berlangsung secara terus-menerus.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian pertumbuhan ekonomi ?


2. Apa perbedaan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi ?
3. Cara menghitung pertumbuhan ekonomi
4. Indikator perhitungan pertumbuhan ekonomi
5. Manfaat pertumbuhan ekonomi

1.3. TUJUAN
1. Dapat membedakan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi
2. Dapat menghitung pertumbuhan ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pertumbuhan Ekonomi


2.1. 1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan
dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah
pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam
jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa
sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu
diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya.
Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan
produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih
lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila
jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun
tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan
ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja
meningkat.

Menurut Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan


ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses
kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya
makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang
lain yaitu distribusi pendapatan.

Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara


sebagai “kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang
terus meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan
pada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang
dibutuhkannya”.

2.1.2. Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan


Ekonomi
 Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
 Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai
adalah PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara
yang bersangkutan.

Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi


umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per kapita. Produk Domestik
Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah
negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang
diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang
berlokasi di dalam sebuah negara.

Kenaikan GDP dapat muncul melalui:

1. Kenaikan penawaran tenaga kerja


Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran
yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga
kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika
tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik
produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang
bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber lain
dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan
tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan
pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)
2.1.3. Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi
1. Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan
produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur
perekonomian.
2. Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya
kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang
dihasilkan

2.1.4. Persamaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi


1. Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.
2. Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.
3. Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan
dukungan rakyat.
4. Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat

2.2. Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi


Untuk dapat mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, maka harus
dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto
(PDB) atau Gross Domestic Product (GDP).

PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di
dalam suatu wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level provinsi
di Indonesia biasanya disebut Produk Domestik Regional Bruto-PDRB)

PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per kapita.
Ukuran ini lebih spesifik karena memperhitungkan jumlah penduduk serta
mencerminkan kesejahteraan penduduk di suatu tempat.

Ada banyak pendapat mengenai penyebab naik turunnya total produksi


barang dan jasa, namun banyak ahli ekonomi yang setuju akan dua penyebab
berikut ini :
1. Sumber pertumbuhan. Ahli-ahli ekonomi sering merujuk pada tiga sumber
pertumbuhan, yaitu : (a) peningkatan tenaga kerja, (b) peningkatan modal, dan
(c) peningkatan efisiensidimana kedua faktor ini digunakan. Jumlah tenaga
kerja dapat meningkat jika pekerja yang telah tersedia bekerja lebih lama, atau
jika ada tambahan tenaga kerja baru. Sedangkan persediaan modal dapat
meningkat jika perusahaan mendorong kapasitas produktifnya dengan
menambah pabrik dan peralatan (investasi). Efisiensi bertambah ketika output
yang lebih dapat diperoleh dari jumlah tenaga kerja dan/atau modal yang
sama. Ini sering disebut sebagai Total Factor Productivity (TFP).
2. Terjadinya penurunan (downturns) pada ekonomi. Ini menjawab pertanyaan
mengapa output dapat turun atau naik lebih lambat. Secara logika, apapun
yang menyebabkan penurunan pada tenaga kerja, modal, atau TFP akan
menyebabkan penurunan pada output atau setidaknya pada tingkat
pertumbuhan output. Misalnya, peristiwa seperti bencana alam, penyebaran
penyakit berbahaya dan kerusuhan.

Lalu bagaimana PDB diukur? Caranya, total nilai berbagai macam barang
dan jasa diagregasikan. Namun karena berton-ton baja tidak mungkin dijumlahkan
begitu saja dengan, misalnya, produksi roti, maka proses agregasi dilakukan
berdasarkan nilai uang produksi barang-barang tersebut. Di Indonesia PDB diukur
setiap tiga bulanan dan tahunan oleh Biro Pusat Statistik (BPS).

Nilai total pendapatan nasional dalam satuan harga sekarang disebut


dengan PDB nominal (PDB atas dasar harga berlaku). Nilainya tentu berubah dari
waktu ke waktu, seiring dengan perubahan kuantitas produksi barang/jasa atau
dalam harga dasarnya. Jika nilai nominal ini dihitung dalam harga yang tetap atau
dipatok, didapatlah nilai PDB riil (PDB atas dasar harga konstan). Untuk
menghitung nilai riil tersebut dipilihlah satu tahun dasar—misalnya tahun 2000.
Kemudian, nilai semua barang dan jasa dihitung berdasarkan harga masing-
masing yang berlaku pada tahun tersebut. Karena harga barang sudah tetap, PDB
riil dianggap hanya berubah sesuai dengan adanya perubahan kuantitas
barang/jasa.

Perubahan PDB ini mencerminkan perubahan kuantitas output produksi


secara riil. Inilah yang sehari-hari disebut dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi
yang disebut sebagai “pertumbuhan ekonomi” tidak lain mengacu pada
peningkatan nilai total barang dan jasa yang diproduksi dalam sebuah
perekonomian.

Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :


g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi
PDBs = PDB riil tahun sekarang
PDBk = PDB riil tahun keContoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007
adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada
tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?

jawab : g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%

2.3. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi


Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil
pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk
mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat
pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat
kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk
perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar
penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau
lembaga internasional lainnya. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis,
khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan
perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan
modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651)

2.4. Studi Kasus Tingkat Pengangguran Di Sumatera Utara Dari Tahun


2018-2022
Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi terbesar di Pulau
Sumatera, sebagai Provinsi yang sedang berkembang Sumatera Utara masih
mengalami tahap atau proses untuk membangun perekonomian yang lebih
baik agar menjadi sebuah Provinsi yang maju. Pembangunan ekonomi ini
bertujuan untuk tercapainya suatu kesejahteraan bagi seluruh masyarakat
yang bertempat tinggal di Provinsi tersebut. Sebagai sebuah Provinsi yang
sedang berkembang dan sedang memperbaiki masalah perekonomiannya
Sumatera Utara tentu mempunyai masalah-masalah makro ekonomi,
masalah ini merupakan masalah pokok yang dihadapi dan perlu
penanganan khusus dari pihak pemerintahan.

Pengangguran merupakan hal yang krusial dalam perekonomian


yang dihadapi oleh suatu daerah. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah, pada akhirnya akan
meningkatnya jumlah pengangguran pada suatu daerah tersebut. Masalah
pengangguran tidak hanya dialami oleh negara berkembang saja, namun
masalah pengangguran ini juga dialami oleh negara-negara yang sudah
maju dan masalah pengangguran juga menjadi masalah terbesar bagi
sebuah negara.

Faktor penentu standar hidup suatu negara adalah jumlah


pengangguran yang dimilikinya (Mankiw, 2008:23). Tingginya tingkat
pengangguran pada suatu daerah juga dapat berdampak negatif terhadap
perekonomian daerah tersebut, dengan mengurangi angka pengangguran
dapat mencerminkan perekonomian daerah tersebut mengalami
pertumbuhan yang baik serta dapat mencerminkan adanya peningkatan
kualitas taraf hidup penduduk dan peningkatan pemerataan pendapatan
yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Gambar 1.1 Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2018 – 2022 (%)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dari tahun 2018 sampai


tahun 2022, menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Sumatera Utara
pada tahun 2018 yaitu sebanyak 68.5 juta orang, pada tahun 2019 tingkat
pengangguran bertambah menjadi 69 juta orang. Pada tahun 2020 tingkat
pengangguran bertambah menjadi 69.5 juta orang. Pada tahun 2021 tingkat
pengangguran bertambah sebnayak 69.25 Dalam satu tahun terakhir
pengangguran bertambah 20 ribu orang, dan pada tahun 2022 tingkat
pengangguran bertambah sebanyak 69.61 juta orang.

Masalah pengangguran dapat secara terus menerus memperburuk


suatu keadaan perekonomian Sumatera Utara. Oleh sebab itu, perlunya
penanganan khusus dari pihak pemerintah untuk mengatasi masalah
pengangguran.

Tingkat Pengangguran Terbuka di Sumatera Utara mengalami


ketidakstabilan dan selalu mengalami perubahan. Persentase Tingkat
Pengangguran Terbuka dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 terus
mengalami perubahan naik-turun gejala ini disebut dengan fluktuatif.
Meski perubahannya tidak terlalu tinggi, namun tetap saja perubahan
tersebut berdampak buruk terhadap perekonomian. Perekonomian yang
baik dicerminkan dari penurunan tingkat pengangguran yang semakin terus
menurun dari tahun ketahun.

Indikator ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat pengangguran


dapat disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu indikator yang sangat penting dalam menilai apakah
perekonomian di suatu wilayah atau daerah tersebut berkembang atau
tidak, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan
ekonomi yang telah dilaksanakan suatu daerah (Mustika, 2010).
Pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah jika terus meningkat pada
waktu-kewaktu, ini menunjukkan bahwa perekonomian wilayah tersebut
mengalami peningkatan, sebaliknya apabila perekonomian tidak mengalami
peningkatan bahkan mengalami penurunan, itu menunjukkan bahwa
perekonomian suatu wilayah tersebut tidak mengalami peningkatan dan
tidak mengalami kemajuan yang baik. Hal ini dapat menimbulkan banyak
masalah bagi suatu wilayah dan akan memperburuk perekonomian di
wilayah tersebut, hal terburuk yang akan timbul dalam masalah
perekonomian tersebut diantaranya adalah masalah pengangguran.

Menurut Sukirno (2016:42), faktor utama yang menimbulkan


pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agreget, dimana para
perusahaan memproduksi barang dan jasa dengan maksud untuk mencari
keuntungan dan keuntungan tersebut hanya akan dapat diperoleh apabila
para perusahaan dapat menjual barang yang mereka produksikan. Dengan
demikian semakin besar permintaan terhadap barang tersebut, semakin
banyak barang dan jasa yang akan di produksi. Dengan meningkatkan hasil
produksi yang dilakukan akan menambah penggunaan tenaga kerja dengan
demikian terdapat perhubungan yang erat diantara tingkat pendapatan
nasional (GDP) yang dicapai dengan penggunaan tenaga kerja yang
dilakukan, semakin tinggi pendapatan nasional (GDP), semakin banyak
penggunaan tenaga kerja maka tingkat pengangguranpun akan semakin
berkurang.

Berdasarkan hukum okun (Okun’s Law), untuk setiap penurunan 2


persen Gross Domestic Product (GDP) yang berhubungan dengan GDP
potensial, maka angka pengangguran meningkat 1 persen. Ini menunjukkan
bahwa setiap pergerakan penurunan tingkat Gross Domestic Product akan
meningkatkan jumlah pengangguran di provinsi tesebut. Begitupun
sebaliknya dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang semakin
meningkat maka hal ini akan membuat tingkat pengagguran semakin
berkurang, dengan kata lain angka pengangguran pada sebuah negara pun
akan semakin menurun dari tahun sebelumnya. Hukum Okun ini
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengangguran dan
GDP (Samuelson, 2004:111).

Indikator selanjutnya yang berpengaruh terhadap pegangguran juga


disebabkan oleh rendahnya tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Indeks Pembangunan Manusia merupakan ukuran capaian pembangunan
manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup berupa
pendidikan, kesehatan dan standar hidup. Kualitas sumber daya manusia
juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya pengangguran (Latifah dkk,
2017:106).

Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan


Manusia (IPM) merupakan suatu terobosan dalam menilai pembangunan
manusia dari suatu negara untuk menentukan apakah negara tersebut
termasuk negara maju, berkembang atau miskin. IPM diukur dari harapan
hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup (Putra, 2018:398).
Indeks pembangunan manusia yang dapat menurunkan tingkat
pengangguran salah satunya dilihat dari peningkatan pembangunan
infrastruktur pendidikan. Dengan meningkatnya pembangunan pendidikan
di suatu daerah maka permasalahan seperti pengangguran dapat diatasi, hal
ini disebabkan karena angkatan kerja dapat masuk ke dalam pasar tenaga
kerja sesuai dengan kriteria yang diinginkan atau yang dibutuhkan oleh
pasar tenaga kerja tersebut.

UNDP 1995 mendefinisikan pembangunan manusia sebagai suatu


proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk dalam hal
pendapatan, kesehatan, pendidikan, lingkungan fisik, dan sebagainya.
Empat hal pokokyang perlu diperhatikan dalam pembangunan manusia
adalah produktivitas, pemerataan, kesinambungan dan pemberdayaan
(Setiawan dan Abdul, 2013:20).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Latifah, dkk (2017:106)


dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara
pertumbuhan ekonomi dan indeks pembangunan manusia terhadap tingkat
pengangguran terbuka namun tidak signifikan. Anwar (2017:68) melihat
pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran, dalam
penelitiannya menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap pengangguran.

Nurcholis (2014:54) menemukan bahwa tingkat pengangguran


mengalami penurunan setiap tahunnya dan hal ini diimbangi dengan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan indeks pembangunan manusia,
dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi dan IPM
berpengaruh signifikan terhadap pengangguran. Muminin dan Wahyu
(2017:383) penelitiannya menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran. hal
ini menandakan bahwa setiap terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi maka
akan menurunkan tingkat pengangguran terbuka.

Azizah (2016:84) menjelaskan bahwa, pertumbuhan ekonomi


(PDRB) mempunyai hubungan positif signifikan terhadap pengangguran
terbuka, apabila PDRB meningkat maka tingkat pengangguran terbuka juga
akan meningkat. Menurut penelitian Zulfa (2016:14) menyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengangguran. Sama halnya dengan penelitian Rahmawati (2016:20)
menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap tingkat pengangguran.

Mahihody, dkk (2018:32), dalam penelitiannya tentang pengaruh


indeks pembangunan manusia (IPM) terhadap pengangguran, menjelaskan
bahwa indeks pembangunan manusia berpengaruh secara signifikan dan
negatif terhadap pengangguran. Menurut Firdania dan Fivien (2017:121),
dalam penelitiannya menyetakan bahwa indeks pembangunan manusia
berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengangguran.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penelitian ini


dimaksud untuk mengukur dan menjelaskan bagaimana pengaruh dari
indeks pembangunan manusia terhadap pengangguran. oleh karena itu judul
yang diambil dari penelitian ini adalah “Pengaruh Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Terhadap Tingkat Pengangguran di Sumatera Utara”.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Pertumbuhan ekonomi disetiap negara pun berbeda beda tergantung dengan


pendapatan perkapita itu sendiri dan tergantung dengan pendapatan penduduknya.
Semakin tinggi pendapatan penduduknya maka akan semakin tinggi pula
pertumbuhan ekonomi di Negara tersebut dan sebaliknya dengan rendah nya
pendapatan penduduk itu sendiri maka akan berdampak pada rendahnya
pendapatan nasional pada Negara itu sendiri. Pertumbuhan ekonomi pada zaman
sekarang ini berdampak pada kehidupan penduduk suatu Negara. Semua
berpengaruh pada kesejahteraan rakyat banyak. Oleh karena itu Negara pun terus
memajukan pendapatan nasional mereka dengan menaikkan harga-harga
kebutuhan pokok seperti bahan bakan minyak (BBM) dengan menjadikan
pendapatan nasional yang akan lebih baik dan tingkat perekonomian kita pun
semakin baik.

3.2. SARAN

Pemerintah dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong


pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya memerlukan
pengembanganfaktor penawaran saja, yang menaikkan kapasitas produksi
masyarakat, yaitusumber-sumber alam dan manusia, kapital, dan teknologi;tetapi
juga factor permintaan luar negeri. Tanpa kenaikkan potensi produksi tidak
dapatdirealisasikan.
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-
sumber.html

http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/05/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html

http://adie-wongindonesia.blogspot.com/2010/02/makalah-pertumbuhan-
ekonomi-definisi.html

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2009/11/19/mudahnya-menghitung-
pertumbuhan-ekonomi/

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://tutor2u.net/
economics/revision-notes/as

http://www.ekonomirakyat.org/edisi_16/artikel_1.htm

http://almasdi.unri.ac.id/bahan_ajar/Ekonomi_Pembangunan/
Pertemuan_3_pertumbuhan%20ekonomi.pdf
TUGAS : KKPI

MAKALAH

PERTUMBUHAN EKONOMI
DISUSUN OLEH :

NAMA : SAPTA RIZKI

KELAS : XI

JURUSAN : AKUTANSI

SMK NEGERI 1 RAHA

2013

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat...................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN...........................................................................................4

A. Pentingnya pertumbuhan ekonomi......... ...................................................2

B. perthitungan pertumbuhan ekonomi..........................................................5

C. manfaat pertumbuhan ekonomi.................................................................5

BAB III PENUTUP................................................................................................6

A. Kesimpulan..................................................................................................6
B. Saran...........................................................................................................6

DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................7
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya
tulis dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul

“ PERTUMBUHAN EKONOMI”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya
buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih
dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat.
Raha,
November 2013

"Penulis"

Anda mungkin juga menyukai