Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN


EKONOMI DI INDONESIA”

Mata Kuliah :
Ekomomi Moneter

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
TAHUN 2022/2023
IP
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Makalah ini disusun
dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila dan sebagai salah satu sarana untuk
meningkatkan wawasan dan pengetahuan untuk pembaca. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen saya yang telah memberikan tugas dan bimbingan kepada saya sehingga
tersusunlah makalah ini.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keteratasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, September 2022

Indah Puspitasari
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ................................................................................................ 1


B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. PERTUMBUHAN EKONOMI .................................................................................. 3


B. JUMLAH UANG BEREDAR .................................................................................... 5
C. PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI DI INDONESIA ..................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN .......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 11


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi
negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi merupakan
permasalahan makro ekonomi yang bersifat jangka panjang, yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti kemampuan negara dalam menghasilkan barang dan jasa,
investasi yang dapat meningkatkan barang modal, tenaga kerja sebagai sumber daya
manusia, maupun pembelanjaan atau pengeluaran oleh pemerintah.
Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal ini
didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah. Kedua, selama keinginan
dan kebutuhan selalu tidak terbatas, perekonomian harus selalu mampu memproduksi
lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut. Ketiga,
usaha menciptakan kemerataan ekonomi (economicstability) melalui retribusi pendapatan
(income redistribution) akan lebih mudah dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi
yang tinggi.
Uang mempunyai peran sentral di dalam perekonomian modern, satu sisi jika
terlalu banyak uang beredar di masyarakat mengakibatkan banyak permintaan. Jika
produksi atau penawaran di pasar terbatas, maka tingkat inflasi akan meningkat dan jika
laju infllasi terlalu tinggi akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hingga tingkat tertentu kenaikan harga akan memberikan insentif bagi industri untuk
meningkatkan produksi. Namun jika harga terlalu tinggi, permintaan akan merosot. Oleh
karena itu dapat dipahami pentingnya kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas
peredaran uang.
Bank Indonesia mendefinisikan uang beredar adalah kewajiban sistem moneter
(Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat/BPR) terhadap sektor swasta
domestik (tidak termasuk pemerintah pusat dan bukan penduduk). Komponen Uang
Beredar terdiri dari uang kartal yang dipegang masyarakat (di luar Bank Umum dan
BPR), uang giral, uang kuasi yang dimiliki oleh sektor swasta domestik, dan surat
berharga selain saham yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta
domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.
Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan perkembangan perekonomian.
Perekonomian tumbuh dan berkembang menyebabkan jumlah uang beredar juga
bertambah. Apabila perekonomian semakin maju, porsi penggunaan uang kartal (uang
kertas dan logam) semakin sedikit, digantikan uang giral. Uang dalam perdagangan
digunakan sebagai alat transaksi. Uang diciptakan dalam perekonomian dengan tujuan
untuk melancarkan kegiatan perdagangan dan tukar menukar. Semakin modern sesuatu
negara semakin penting peranan uang dalam perdagangan. Uang adalah persediaan asset
yang digunakan untuk transaksi. Dalam perekonomian sederhana jumlah uang mudah
diukur, tetapi dalam perekonomian yang lebih kompleks tidak mudah untuk mengukur
jumlah uang. Hal ini dikarenakan tidak ada asset tunggal yang digunakan untuk seluruh
transaksi.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang di atas, agar penelitian ini terarah maka penulis
memberikan rumusan masalah. Adapun rumusan masalahnya yaitu :
1. Bagaimana Penjelasan Tentang Pertumbuhan Ekonomi ?
2. Bagaimana Penjelasan Tentang Jumlah Uang Beredar ?
3. Apa Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ?

C. TUJUAN PENULISAN
Sehubungan dengan permasalahan yang telah disebutkan diatas maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Mengetahui dan memahami tentang pertumbuhan ekonomi
2. Mengetahui dan memahami tentang jumlah uang beredar
3. Mengetahui pengaruh jumlah uang beredar terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan nasional secara berarti (dengan
meningkatnya pendapatan perkapita) dalam suatu periode perhitungan tertentu.
Sedangkan menurut, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai kenaikan jangka
panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis
barang-barang ekonomi kepada penduduknya dimana kemampuan ini tumbuh sesuai
dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang
diperlukannya. istilah pertumbuhan ekonomi ialah alat untuk menerangkan atau
mengukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian
yang sebenarnya pertumbuhan pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran utama untuk
melihat keberhasilan perekonomian suatu negara. Pertumbuhan ekonomi akan
mencerminkan dampak dari kebijakan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.
Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan
prasyarat bagi berlangsungnya pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi merupakan permasalahan
makro ekonomi yang bersifat jangka panjang, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti kemampuan negara dalam menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat
meningkatkan barang modal, tenaga kerja sebagai sumber daya manusia, maupun
pembelanjaan atau pengeluaran oleh pemerintah.
Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal ini didasari
oleh tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah. Kedua, selama keinginan dan
kebutuhan selalu tidak terbatas, perekonomian harus selalu mampumem produksi lebih
banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut. Ketiga, usaha
menciptakan kemerataan ekonomi (economicstability) melalui retribusi pendapatan
(income redistribution) akan lebih mudah dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi
yang tinggi
Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti
perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu Negara. Tingkat
pertumbuhan ekonomi mengukur pertambahan pendapatan nasional riil, yaitu pendapatan
nasional yang dihitung pada harga yang konstan. Tingginya pertumbuhan ekonomi suatu
negara dapat menunjukkan tingkat kinerja ekonomi (economic performance) yang baik,
walaupun belum sampai melihat lebih jauh ke tingkat kesejahteraan yang merata di
masyarakatnya. Tapi, dengan diketahui data pertumbuhan ekonominya, kita melihat
bagaimana perkembangan perekonomian negara tersebut dari waktu ke waktu dan dapat
membuat kebijakan yang lebih tepat dalam pembangunan ekonominya.
Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus
dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator keberhasilan
pembangunan yaitu sumber utama dalam upaya meningkatkan standar hidup masyarakat.
Maka dari itu makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula
kesejahteraan masyarakat. Berhasil tidaknya program-program pembangunan di Negara
berkembang sering dinilai dari tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan output dan
pendapatan nasional. Semakin baik laju pertumbuhan ekonomi suatu Negara, semakin
meningkat daya beli masyarakatnya. Akibatnya, meningkat pula kesejahteraan
masyarakatnya. Seiring dengan meningkatnya perekonomian, pendapatan masyarakat
Indonesia pun ikut terdongkrak. Jumlah masyarakat miskin menurun dan jumlah
masyarakat menengah meningkat. Pertumbuhan Ekonomi merupakan fenomena yang
penting bagi suatu bangsa, masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai
masalah jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi menjadi tujuan bangsa agar dapat pula
meningkatkan pembangunan nasional yang dapat meningkatkan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan
nasional.
Permasalahan ekonomi yang menjadi perhatian para ekonom adalah inflasi. Inflasi
merupakan indeks ekonomi makro, digunakan untuk mengukur kestabilan ekonomi suatu
negara. Perubahan indeks ekonomi makro ini berakibat pada pertumbuhan ekonomi.
Inflasi disebabkan karena bertambahnya uang yang beredar dikemukakan oleh kaum
klasik yang menyatakan bahwa ada keterkaitan antara jumlah uang yang beredar dengan
harga-harga. Apabila jumlah barang tetap namun jumlah uang yang beredar lebih besar
dua kali lipat, maka harga barang pun menjadi lebih mahal dua kali lipat. Ketika tingkat
inflasi tinggi, untuk mengendalikannya, bank sentral menaikkan tingkat suku bunga agar
tingkat inflasi menurun. Ketika suku bunga naik, maka pinjaman menjadi mahal karena
biayanya pun naik. Kondisi ini akan menekan permintaan masyarakat terhadap pinjaman,
sehingga jumlah pinjaman menurun. Hal ini merupakan satu dari beberapa faktor yang
mempengaruhi inflasi.
Ukuran kestabilan perekonomian yakni dimana terjadi pertumbuhan ekonomi, tidak
terdapat angka pengangguran yang tinggi serta harga barang dan jasa yang perubahannya
tidak terlalu berarti yang tercermin dari laju inflasi. Inflasi adalah proses kenaikan harga-
harga umum dan barang-barang secara terus menerus. Oleh karna itu inflasi merupakan
salah satu indikator perekonomian yang penting, laju perubahannya selalu di upayakan
rendah dan stabil agar supaya tidak menimbulkan penyakit makro ekonomi yang nantinya
akan memberikan dampak ketidakstabilan dalam perekonomian.

B. JUMLAH UANG BEREDAR


Uang adalah suatu benda dengan satuan hitung tertentu yang dapat digunakan sebagai
alat pembayaran yang sah dalam berbagai transaksi dan berlaku di dalam wilayah
tertentu. Jumlah uang beredar merupakan salah satu instrumen digunakan oleh Bank
Indonesia untuk memacu kegiatan perekonomian. Jumlah uang beredar juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Uang yang memiliki fungsi untuk
transaksi, akan mempengaruhi kegiatan ekonomi di suatu negara. Jumlah uang beredar
menurut Rahardja dan Manurung (2008:324) adalah nilai keseluruhan uang yang berada
di tangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit (narrow money) adalah
jumlah uang beredar yang terdiri dari uang kartal dan uang giral.
Jumlah uang beredar adalah hasil kali uang primer dengan pengganda uang. Besarnya
uang beredar dalam masyarakat dapat digambarkan sebagai proses pasar. Jumlah uang
beredar juga memiliki keterikatan dengan suku bunga deposito, semakin banyak jumlah
uang beredar dimasyarakat, investasi jadi semakin menarik dibandingkan dengan
menyimpan dalam bentuk tabungan. Definisi jumlah uang beredar terbagi menjadi dua
macam yaitu :
1. Uang dalam arti sempit (M1), Uang dalam arti sempit (narrow money) adalah
uang yang dianggap memiliki likuiditas paling tinggi.

M1 = C + D
Dimana :
M1 = Jumlah uang beredar dalam arti sempit
C = (Currency) uang kartal = uang kertas dan uang logam
D = (Demand deposit) uang giral/ cek.
2. Uang dalam arti luas (M2), Uang dalam arti luas (broad maney) terdiri atas uang
dalam arti sempit (M1) ditambah dengan rekening tabungan (saving deposit) dan
rekening deposito berjangka (time deposit)

M2 = M1 + TD
Dimana:
M2 = Jumlah uang beredar dalam arti luas
TD = (Time deposit) deposito berjangka.

Rahardja dan Manurung (2008:325) menyatakan bahwa secara teknis uang beredar
adalah uang yang benar-benar berada di tangan masyarakat. Perkembangan jumlah uang
beredar mencerminkan perkembangan perekonomian. Perekonomian yang tumbuh dan
berkembang menyebabkan jumlah uang beredar juga bertambah. Apabila perekonomian
semakin maju, porsi penggunaan uang kartal (uang kertas dan logam) semakin sedikit,
digantikan uang giral. Perekonomian semakin maju komposisi M1 dalam peredaran uang
semakin kecil sebab porsi uang kuasi semakin besar.
Pengertian uang beredar atau money supply, dibedakan menjadi dua pengertian :
1. Pengertian terbatas adalah mata uang yang beredar ditambah dengan uang
giral yang dimiliki oleh perseorangan, perusahaan atau badan pemerintah.
2. Pengertian Luas
Uang dalam pengertian luas meliputi;
a. Mata uang yang beredar
b. Uang giral
c. Uang kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan, dan rekening tabungan
valuta asing milik swasta domestik
Bank Indonesia mendefinisikan Uang Beredar dalam arti sempit (M1) dan dalam arti
luas (M2). M1 meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral (giro
berdenominasi Rupiah), sedangkan M2 meliputi M1, uang kuasi, dan surat berharga yang
diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka
waktu sampai dengan satu tahun. Uang Kuasi merupakan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang
terdiri dari Simpanan Berjangka dan Tabungan (rupiah dan valas) serta Simpanan Giro
Valuta Asing.

Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan simpanan pihak ketiga pada Bank Umum dan
BPR, yang terdiri dari Giro, Tabungan dan Simpanan Berjangka dalam Rupiah dan Valas.
Pada Uang Beredar, perhitungan Dana Pihak Ketiga (DPK) tidak termasuk simpanan
yang diblokir karena kehilangan fungsinya sebagai uang. Sementara, dalam menganalisis
perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) termasuk juga simpanan yang diblokir dan
merupakan simpanan milik pihak ketiga (tidak termasuk simpanan milik Pemerintah
Pusat dan Bukan penduduk), baik dalam Rupiah dan Valas, pada Bank Umum dan BPR
(tidak termasuk kantor cabang yang beroperasi di luar wilayah Indonesia) dalam bentuk
Giro, Tabungan, dan Simpanan Berjangka.

Uang Beredar adalah kewajiban sistem moneter (Bank Sentral, Bank Umum, dan
Bank Perkreditan Rakyat / BPR) terhadap sektor swasta domestik (tidak termasuk
pemerintah pusat dan bukan penduduk). Kewajiban yang menjadi komponen Uang
Beredar terdiri dari uang kartal yang dipegang masyarakat (di luar Bank Umum dan
BPR), uang giral, uang kuasi yang dimiliki oleh sektor swasta domestik, dan surat
berharga selain saham yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta
domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.

Uang mempunyai peran sentral di dalam perekonomian modern, satu sisi jika terlalu
banyak uang beredar di masyarakat mengakibatkan banyak permintaan. Jika produksi
atau penawaran di pasar terbatas, maka tingkat inflasi akan meningkat dan jika laju
infllasi terlalu tinggi akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hingga
tingkat tertentu kenaikan harga akan memberikan insentif bagi industri untuk
meningkatkan produksi. Namun jika harga terlalu tinggi, permintaan akan merosot. Oleh
karena itu dapat dipahami pentingnya kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas
peredaran uang. Tambunan (2011:257) menyagatakan bahwa terlalu banyak uang yang
beredar dalam masyarakat akan berdampak menimbulkan banyak permintaan, dan
sebaliknya terlalu sedikit uang yang dipegang oleh masyarakat mengakibatkan rendahnya
permintaan dalam masyarakat yang mengakibatkan rendahnya kegiatan produksi yang
dapat mengakibatkan resesi ekonomi. Jadi stabilitas uang yang beredar berarti stabilitas
ekonomi untuk pertumbuhan ekonomi tinggi dan berkelanjutan.
Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan perkembangan perekonomian.
Perekonomian tumbuh dan berkembang menyebabkan jumlah uang beredar juga
bertambah. Apabila perekonomian semakin maju, porsi penggunaan uang kartal (uang
kertas dan logam) semakin sedikit, digantikan uang giral. Uang dalam perdagangan
digunakan sebagai alat transaksi. Uang diciptakan dalam perekonomian dengan tujuan
untuk melancarkan kegiatan perdagangan dan tukar menukar. Semakin modern sesuatu
negara semakin penting peranan uang dalam perdagangan. Uang adalah persediaan asset
yang digunakan untuk transaksi. Dalam perekonomian sederhana jumlah uang mudah
diukur, tetapi dalam perekonomian yang lebih kompleks tidak mudah untuk mengukur
jumlah uang. Hal ini dikarenakan tidak ada asset tunggal yang digunakan untuk seluruh
transaksi.
Bank Indonesia mendefinisikan uang beredar adalah kewajiban sistem moneter (Bank
Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat/BPR) terhadap sektor swasta
domestik (tidak termasuk pemerintah pusat dan bukan penduduk). Komponen Uang
Beredar terdiri dari uang kartal yang dipegang masyarakat (di luar Bank Umum dan
BPR), uang giral, uang kuasi yang dimiliki oleh sektor swasta domestik, dan surat
berharga selain saham yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta
domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.

C. PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN


EKONOMI DI INDONESIA
Pertumbuhan ekonomi dapat digunakan untuk mengukur suatu pembangunan
ekonomi di Indonesia. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah atau
negara yaitu salah satunya peningkatan pendapatan nasional. Karena pendapatan nasional
menentukan semakin tingginya tingkat kesejahteraan masyarakat maka semakin tinggi di
Indonesia cenderung mengalami peningkatan. nilai Produk Domestik Bruto di Indonesia
tahun 2000-2017 mengalami peningkatan. Nilai Produk Domestik Bruto diIndonesia
paling besar yaitu pada tahun 2017 sebesar 13.588.797,3 miliar rupiah dan paling rendah
pada tahun 2000 dengan nilai 1.389.769,9 miliar rupiah.
Jumlah uang beredar adalah semua jenis uang yang ada di dalam perekonomian
yaitu dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank
umum. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu jumlah uang yang beredar
(M2) dalam satuan miliar rupiah. Dalam perkembangan jumlah uang beredar dalam 17
tahun berturut-turut mengalami peningkatan. jumlah uang beredar paling sedikit tahun
2000 sebesar 747.028,00 miliar rupiah. Sedangkan paling tinggi tahun 2017 mencapai
5.419.165,05 miliar rupiah. Perekonomian suatu negara dapat dikatakan sehat jika
pertumbuhan ekonominya stabil serta menunjukkan arah yang positif. Inflasi merupakan
salah satu tolak ukur dari perkembangan kondisi perekonomian suatu negara. Dan oleh
karena itu salah satu indikator ekonomi makro yang biasanya sering digunakan untuk
melihat stabilitas perekonomian suatu negara adalah laju inflasi.
Berdasarkan hasil analisis regresi dijelaskan bahwa variabel jumlah uang beredar
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dapat
disiimpulkan bahwa hasil ini memberikan bukti semakin meningkat jumlah uang beredar
maka dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, hal ini terkait karena dengan
peningkatan jumlah uang beredar, semakin tinggi jumlah uang yang beredar maka akan
diikuti oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi. Maka masyarakat akan menempatkan
sebagian dananya untuk konsumsi sehingga membuat produsen memproduksi barang
lebih banyak kemudian permintaan akan faktor produksi meningkat. Hal ini akan
berpengaruh pada peningkatan konsumsi, produktivitas pengusaha, dan pendapatan
perkapita kemudian akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Faktor yang mempengaruhi Uang Beredar adalah aktiva luar negeri bersih dan
aktiva dalam negeri bersih. aktiva dalam negeri bersih antara lain terdiri dari tagihan
bersih kepada pemerintah pusat dan tagihan kepada sektor lainnya (sektor swasta,
pemeritah daerah, lembaga keuangan dan perusahaan bukan keuangan) terutama dalam
bentuk pinjaman yang diberikan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
variabel jumlah uang beredar berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Hasil ini memberikan bukti semakin meningkat jumlah uang beredar maka
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, hal ini terkait karena dengan peningkatan
jumlah uang beredar, maka masyarakat akan menempatkan sebagian dananya untuk
konsumsi sehingga membuat produsen memproduksi barang lebih banyak kemudian
permintaan akan faktor produksi meningkat. Hal ini akan berpengaruh pada peningkatan
konsumsi, produktivitas pengusaha, dan pendapatan perkapita kemudian akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, A. D. (2021). Pengaruh Jumlah Uang Beredar (JUB), BI Rate dan Inflasi. Warmadewa
Economic Development Journal, 7.

Anggarini, D. T. (2016). ANALISA JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA TAHUN 2005-2014. moneter
jurnal akuntansi dan keuangan, 9.

Tiwa, F. R. (2016). PENGARUH INVESTASI,SUKUBUNGA SERTIFIKAT BAMK INDONESIA DAN JUMLAH


UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 11.

Indah Puspitasari

Anda mungkin juga menyukai