Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN LAMANDAU

Disusun Oleh:

Dewi Fortuna Amann

Mata Pelajaran : Ekonomi

XI IPS II

SMA NEGERI -1 BULIK

Tahun Ajaran 2016/2017


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji syukur kehadiratTUHAN YME, karena berkat rahmat,


taufik serta hidayahnya saya masih diberi kesempatan dan kemampuan untuk menyusun
makalah dengan judul PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LAMANDAU

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempuran. Demi tercapainya suatu
kesempurnaan kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Demikaian hal yang dapat
kami sampaikan, kami berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Nanga Bulik , 09 Desember 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi.......................................................................

2.2 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi.....................................................................

2.3 Manfaat Pertumbuhan Ekonomi ............................................................................

2.4 Teori-Teori Pertumbuha Ekonomi.........................................................................

2.5 Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi.....................................................................

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................

Tinjauan Ekonomi......................................................................................................

BAB IV PENUTUP...........................................................................................................

Kesimpulan ...................................................................................................................

Saran.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap wilayah mempunyai potensi untuk dapat tumbuh dan berkembang. Perkembangan suatu
wilayah menjadi pusat pertumbuhan terjadi karena beberapa faktor. Tingkat pertumbuhan ekonomi
harus lebih besar dari pada laju pertumbuhan penduduk, agar peningkatan pendapatan perkapita
dapat tercapai (Tambunan, 2006b). Perkembangan wilayah diawali dengan munculnya pusat
pertumbuhan. Pusat pertumbuhan akan mendorong perkembangan wilayah sekitarnya. Pusat
pertumbuhan yang muncul di suatu wilayah dipengaruhi oleh karakteristik wilayahnya.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar, ditambah lagi dengan
kenyataan bahwa pada awal pemgangunan (awal era Soeharto) proporsi dari jumlah penduduk yang
hidup dibawah garis kemiskinan masih sangat banyak, pertumbuhan ekonomi sangat penting
sebagai prioritas pembangunan jangka pendek.

Dari sisi permintaan agregat, perubahan atau yang dimaksud dengan pendalaman struktur
ekonomi terjadi terutama didorong oleh peningkatan pendapatan. Pada sisi penawaran agregat,
faktor-faktor pendorong utama adalah perubahan/kemajuan teknologi, peningkatan kualitas SDM,
dan penemuan material-material baru untuk produksi.faktor-faktor dari sisi suplai (produksi) ini juga
merupakan sumber penting pertumbuhan. Jadi, secara hipotesis dapat diduga adanya suatu korelasi
positif antara pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembanguanan ekonomi.
Jadi akan ada pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan ekonomi dimana pembangunan
ekonomi itu mengakibatkan perubahan-perubahan pada sektor ekonomi. Pendirian industri-industri
baru dan meningkatnya kegiatan ekspor dan impor akan membawa perubahan dalam sektor industri
dan sektor perdagangan. Sektor pertanian juga akan berubah melalui pembangunan di bidang sarana
dan prasarana, seperti penambahan ruasa jalan.

Perubahan-perubahan pada berbagai sektor ekonomi tersebut akan mengakibatkan terjadinya


pertumbuhan ekonomi, yang ditandai dengan naiknya produksi nasional, pendapatan nasional, dan
pendapatan perkapita. Situasi semacam itu akan berlangsung secara terus-menerus, dan pada
gilirannya perubahan tersebut menjadi faktor pemicu pertumbuhan ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara memajukan dan menyejahterakan masyarakat? Salah satu caranya adalah dengan
menumbuhkan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dewasa ini sudah menjadi salah
satu tolok ukur kemajuan sebuah daerah tersebut.

Perumusan masalah yang digunakan adalah:

1. Sebenarnya apa dan bagaimana seluk-beluk pertumbuhan ekonomi ?


2. Bagaimana analisis pertumbuhan ekonomi diKabupaten Lamandau ?

1.3 TUJUAN

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui definisi dan teori-teori pertumbuhan ekonomi.

2. Mengetahui pertumbuhan ekonomi yang dicapai Kabupaten Tulungagung sampai periode


2012.

3. Mengetahui keunggulan dan kekurangan dari pertumbuhan Kabupaten Tulungagung.


BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam


perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah
dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai
masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang
dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor

produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama
besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang
sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono
Sukirno, 1994;10).

Menurut Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki
definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang
terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu
indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi
biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu
distribusi pendapatan.

Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi:

Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)

Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)

Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah PDB,
karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang bersangkutan.

Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan


sebagai kenaikan GDPriil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah
nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa
akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di
dalam sebuah negara. Kenaikan GDP dapat muncul melalui:

1. Kenaikan penawaran tenaga kerja Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan
keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru
cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.

2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan
keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik
produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam
modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan
tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-
faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi.
(Case dan Fair, 1999;326).

2.2 Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi

Perkembangan pusat pertumbuhan di suatu wilayah ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut.

a. Sumber Daya Alam

Daerah yang mempunyai kekayaan sumber daya alam berpotensi menjadi pusat pertumbuhan.
Sebagai contoh, penambangan bahan tambang yang bernilai ekonomi tinggi di suatu wilayah
merangsang kegiatan ekonomi, memberikan kesempatan kerja, dan meningkatkan pendapatan
daerah serta berpengaruh terhadap munculnya kegiatan ekonomi penunjang.

b. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia sangat berperan dalam pembentukan pusat pertumbuhan di suatu wilayah.
Tenaga kerja yang ahli, terampil, andal, kapabel, dan profesional dibutuhkan untuk mengelola
sumber daya alam. Pusat pertumbuhan akan berkembang dan pembangunan berjalan lancar apabila
tersedia sumber daya manusia yang andal.

c. Kondisi Fisiografi/Lokasi

Kondisi fisiografi/lokasi memengaruhi perkembangan pusat pertumbuhan. Lokasi yang strategis


memudahkan transportasi dan angkutan barang, sehingga pusat pertumbuhan berkembang cepat.
Sebagai contoh, daerah dataran rendah yang berelief rata memungkinkan pusat pertumbuhan
berkembang lebih cepat dibanding daerah pedalaman yang berelief kasar atau berpegunungan.

d. Fasilitas Penunjang

Pusat pertumbuhan akan lebih berkembang apabila didukung oleh fasilitas penunjang yang
memadai. Beberapa fasilitas penunjang antara lain jalan, jaringan listrik, jaringan telepon, pelabuhan
laut dan udara, fasilitas air bersih, penyediaan bahan bakar, serta prasarana kebersihan.

2.3 Manfaat Pertumbuhan Ekonomi

Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:

1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional
Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab
semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran
penduduk dan juga produktivitasnya.
2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan
pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian
bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.

Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk
dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal).
(Dornbuch, R dan Fischer, S, 1986; 234).

2.4 Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi

I. Teori klasik : menekankan tentang pentingnya factor-fator produksi dalam menaikkan pendapatan
nasional dan mewujudkan pertumbuhan. Akan tetapi yang terutama diperhatikan ahli ekonomi klasik
adalah peranan tenaga kerja. Menurut mereka tenaga kerja yang berlebihan akan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi

II. Teori Neo-Keynesian (Harrod-Domar) : menekankan peranan investasi sebagai faktor yang
menimbulkan pertambahan pengeluaran agregat. Teori ini pada dasarnya menekankan peranan segi
permintaan dakam mewujudkan pertumbuhan.

III. Teori Neo-Klasik : didasarkan pada kritik atas kelemahan-kelemahan atau penyempurnaan
terhadap pandangan/asumsi dari teori yang dibahas di atas.

IV. Teori Modern : menekankan pada pentingnya pengaruh dari progres teknologi terhadap
pertumbuhan ekonomi. Dalam teori modern ini, faktor-faktor produksi yang krusial tidak hanya
banyaknya tenaga kerja dan modal, tetapi juga kualitas SDM dan kemajuan teknologi, energi,
kewirausahaan, bahan baku, dan material.

2.5 Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat diukur dengan menggunakan laju pertumbuhan
PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).Berikut ini adalah rumus untuk menghitung tingkat
pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2007):

Ket: G = Laju pertumbuhan ekonomi

PDRB1 = PDRB ADHK pada suatu tahun

PDRB0 = PDRB ADHK pada tahun sebelumnya

PDRB juga dapat digunakan dalam melihat struktur ekonomi dari suatu wilayah. Struktur ekonomi
digunakan untuk menunjukkan peran sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang
dominan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan akan menjadi ciri khas dari
suatu perekonomian. Struktur ekonomi merupakan rasio antara PDRB suatu sektor ekonomi pada
suatu tahun dengan total PDRB tahun yang sama. Strukturekonomi dinyatakan dalam persentase.
Penghitungan struktur ekonomi adalah sebagai berikut:
BAB III PEMBAHASAN

TINJAUAN EKONOMI

Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya
ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau nilai PDRB-nya
mencapai Rp 1.596,25 Milyar yang merupakan total nilai tambah bruto (NTB) yang dibentuk oleh
seluruh sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Lamandau. Peranan PDRB Kabupaten Lamandau
terhadap PDRB Provinsi Kalimantan Tengah menempati posisi dua terendah di antara 14
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah.

Gambar 2.1 Kontribusi PDRB Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengan Tahun 2013

Sumber : BPS Kabupaten Lamandau.


TINJAUAN EKONOMI

PDRB Kabupaten Lamandau menyumbang sebesar 2,51 persen terhadap total PDRB Provinsi
Kalimantan Tengah. Meskipun menempati posisi dua terendah, sumber daya ekonomi di kabupaten
ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Gambar 2.2 PDRB Kabupaten Lamandau 2009 2013 (milyar Rupiah)

Sumber : BPS Kabupaten Lamandau

Untuk melihat gambaran yang komprehensif mengenai perekonomian di kabupaten Lamandau,


maka dapat dilihat lebih dalam pada struktur dari besaran yang dihasilkan. Struktur ekonomi yang
dibangun oleh sektor-sektor produksi bergerak menjadi kekuatan ekonomi. Sektor dengan NTB
terbesar akan menjadi tulang punggung.
TINJAUAN EKONOMI

perekonomian suatu daerah dan apabila nilainya semakin besar pada sektor tertentu maka tingkat
ketergantungan suatu daerah terhadap sektor tersebut semakin besar juga.

Seperti halnya di kabupaten/kota lain di provinsi Kalimantan Tengah ini, kabupaten Lamandau
didominasi oleh tiga sektor, yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta
sektor jasa-jasa, baik di tahun 2012 maupun tahun 2013. Dari ketiga sektor tersebut menyumbang
91,49 persen terhadap pembentuka PDRB Kabupaten Lamandau. Dari ketiga sektor tersebut, sektor
pertanian masih menjadi primadona utama di kabupaten Lamandau. Sementara kontribusi sektor
lain relatif lebih kecil.

Gambar 2.3 Struktur Ekonomi Kabupaten Lamandau 2012 - 2013 (%)

Sumber : BPS Kabupaten Lamandau


TINJAUAN EKONOMI

Besarnya sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Lamandau mengindikasikan bahwa
peranan sumber daya alam (resource base) masih sangat tinggi. Meskipun demikian, persentase yang
ditunjukkan makin turun nilainya, hal ini mengindikasikan adanya peningkatan kontribusi pada sektor
perekonomian yang lain. Peningkatan kontribusi terlihat pada sektor perdagangan, hotel, dan
restauran. Peranan sektor ini terlihat meningkat di tahun 2013 ini. Sektor lain yang mengalami
peningkatan adalah sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan, serta sektor pertambangan
dan penggalian. Meningkatnya arus barang dan aktivitas perekonomian mendorong peningkatan
kontribusi pada sektor di atas.

Tabel 2.1 Struktur Ekonomi Kabupaten Lamandau, 2009 2013 (%)


TINJAUAN EKONOMI

Sektor lain yang turut mengalami peningkatan kontribusi di tahun 2013 adalah pertambangan dan
penggalian. Peningkatan ini didukung oleh sub sektor pertambangan non-migas maupun subsektor
penggalian. Subsektor penggalian menunjukkan peningkatan didukung oleh banyaknya
pembangunan-pembangunan baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Begitu juga
untuk sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan yang menunjukkan kenaikan kontribusi di
tahun 2013. Pertumbuhan dunia usaha di kabupaten Lamandau sendiri pada beberapa tahun
terakhir mendorong berkembangnya sektor ini.

Sektor dengan kontribusi terkecil adalah sektor listrik, gas, dan air bersih. Pada periode 2009 2013
peranan sektor ini tidak mencapai satu persen. Untuk lebih jelas dalam mengamati struktur ekonomi
kabupaten Lamandau pada periode 2009 2013 dapat dilihat pada lampiran tabel 3.

2.2 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran makro mengenai hasil dari proses
pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh seluruh pelaku ekonomi di suatu daerah yang terdiri dari
pemerintah, perusahaan, maupun rumah-tangga. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga merupakan
suatu gambaran dari peningkatan pendapatan yang berakibat pada peningkatan kemakmuran dan
taraf hidup. Karena itu pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan yang lebih cepat dibandingkan
laju pertumbuhan penduduknya merupakan salah satu indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi
yang diharapkan juga terjadi peningkatan kesejahteraan

masyarakat.Gambar 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau 2001 2013


Berdasarkan laju pertumbuhan PDRB tahun 2013 menunjukkan adanya peningkatan kinerja ekonomi
kabupaten Lamandau dibandingkan tahun 2012, yaitu sebesar 6,91 persen. Pertumbuhan di tahun
2013 ini utamanya didorong oleh sub sektor perkebunan yaitu sebesar 8,05 persen dibandingkan
tahun 2012. Sektor ini cukup memperlihatkan arah yang relatif kondusif. Hal ini ditandai dengan
semakin membaiknya harga jual kelapa sawit. Di tahun 2012, pertumbuhan sub sektor ini sedikit
menunjukkan perlambatan, hal ini dimungkinkan karena menurunnya permintaan pasar dunia
terhadap minyak sawit dan karet sebagai dampak krisis ekonomi yang berlangsung di Eropa dan
Amerika.

TINJAUAN EKONOMI

Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau Menurut Sektor, 2009 2013 (%)

Sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun
2013 yaitu sebesar 15,02 persen. Masih tingginya pertumbuhan sektor ini merupakan sinyal
perkembangan aktivitas ekonomi. Lembaga pembiayaan baik bank maupun lembaga keuangan
bukan bank dirasa semakin dibutuhkan dalam mendukung aktivitas pada sektor riil. Selain itu
meningkaynya aktivitas perekonomian lainnya sangat memengaruhi peningkatan pada sektor ini.
Pertumbuhan sektor primer maupun sekunder mendorong peningkatan output perbankan karena
kebutuhan akan sektor ini meningkat. Kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan sendiri
menunjukkan peningkatan yang
TINJAUAN EKONOMI

cukup besar. Sektor dengan pertumbuhan tertinggi kedua adalah sektor jasa-jasa yaitu sebesar 8,39
persen. Hal ini dipicu oleh pesta demokrasi yang dilaksanakan di tahun 2013. Sektor pertambangan
dan penggalian menjadi sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi ketiga, yaitu sebesar 8,17 persen.
Meskipun dibandingkan dengan tahun 2012, di tahun 2013 terlihat sedikit melambat. Hal ini dipicu
oleh undang-undang Minerba dari pemerintah.

2.3 SUMBER PERTUMBUHAN

Di samping laju pertumbuhan ataupun struktur ekonomi, sumber pertumbuhan digunakan untuk
mengidentifikasi peranan masing-masing sektor terhadap total PDRB. Sumber pertumbuhan
menunjukkan besaran persentase yang disumbangkan oleh masing-masing sektor ekonomi terhadap
pertumbuhan total ekonomi. Besaran angka tiap sektor memengaruhi pertumbuhan total, baik
sebagai penambah atau pengurang. Pertumbuhan dan kontribusi setiap sektor menentukan besaran
sumber pertumbuhannya.

Dominasi sektor di setiap tahunnya berbeda-beda. Hal ini bergantung pada perkembangan kondisi
perekonomian untuk setiap tahunnya. Pada tahun 2012, sektor pertanian, sektor perdagangan;
hotel; dan restoran, dan sektor jasa-jasa merupakan tiga sektor yang menyumbang sumber
pertumbuhan PDRB Kabupaten Lamandau terbesar di tahun 2013, yaitu sebesar 6,07 persen.
Sedangkan untuk sektor Listrik, gas, dan air bersih merupakan sektor dengan sumber pertumbuhan
terkecil di tahun 2013.
TINJAUAN EKONOMI

Tabel 2.3 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau Menurut Sektor, 2009 2013 (%)

2.4 PERANAN KELOMPOK SEKTOR EKONOMI

Sektor ekonomi yang tercakup dalam PDRB digolongkan kembali menjadi tiga kelompok, yaitu sektor
primer, sektor sekunder, dan sektor tersier. Sektor primer merupakan sektor yang outpunya masih
bergantung pada sumber daya alam. Sektor yang tercakup dalam kelompok ini adalah sektor
pertanian dan sektor pertambangan&penggalian. Sebaliknya sektor sekunder merupakan sektor yang
inputnya berasal dari sektor primer. Sektor yang tercakup dalam sektor sekunder adalah sektor
industri.
.TINJAUAN EKONOMI

pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, serta sektor bangunan. Sedangkan empat sektor
sisanya merupakan sektor tersier.

Gambar 2.5 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Lamandau Menurut Kelompok Sektor, 2009

Sumber : BPS Kabupaten Lamandau

Peranan dari ketiga sektor terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Lamandau dalam periode lima
tahun terkahir memperlihatkan masih dominannya sektor primer dibanding dua kelompok sektor
lainnya. Hal ini mengindikasikan masih bergantungnya kabupaten Lamandau terhadap sumber daya
alamnya.
2.5 PERKEMBANGAN PDRB PERKAPITA

Peningkatan pendapatan yang tinggi merupakan salah satu ukuran terhadap meningkatnya
pendapatan dan tingkat kemakmuran

TINJAUAN EKONOMI

masyarakat. Untuk mengetahui besarnya pendapatan masyarakat salah satu pendekatannya adalah
besarnya PDRB per-kapita. Dikarenakan masih terbatasnya data maupun informasi mengenai
pendapatan yang keluar ataupun yang masuk ke Lamandau, maka PDRB Per-kapita dihitung dengan
membagi nilai nominal PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

Gambar 2.6 Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Lamandau, 2009 2013 (%)

Berdasarkan perhitungan atas dasar harga berlaku, PDRB perkapita Kabupaten Lamandau pada tahun
2013 mencapai Rp 22,90 juta. Sedangkan untuk PDRB perkapita atas dasar harga konstan juga
meningkat untuk setiap tahunnya di lima tahun terakhir. PDRB perkapita

TINJAUAN EKONOMI
atas dasar harga konstan di tahun 2013 mencapai Rp 10,31 juta meningkat dibanding tahun 2012
yang mencapai Rp 9,95 juta. Apabila dilihat nilai persentase pertumbuhannya, di tahun 2013
mencapai 3,69 persen untuk PDRB perkapita atas dasar harga konstan. Perlu menjadi catatan bahwa
angka ini belum mempertimbangkan pendapatan yang keluar-masuk kabupaten Lamandau, tetapi
angka ini sudah menunjukkan adanya peningkatan pendapatan masyarakat dalam kurun waktu lima

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah masalah jangka panjang. Setiap daerah
mempunyai kesempatan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi oleh karena setiap daerah telah
diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, atau dengan istilah
yang sudah lazim, diberikan hak otonomi (Josef, 1998; 11).

Namun ketika sebuah daerah gagal menggerakkan sendi-sendi perekonomian daerahnya, bisa
dipastikan bahwa daerah tersebut menuju pada kondisi yang memprihatinkan karena tingginya angka
kemiskinan. Ketika angka kemiskinan menjadi tinggi, maka tingkat pembangunan akan rendah
sehingga menghambat pertumbuhan daerah.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini bisa
terjadi karena adanya korelasi antara kinerja pemerintahan dan masyarakat. Dari korelasi tersebut
muncul program-program yang berusaha membenahi faktor-faktor yang menghambat pembangunan
daerah. Ketika pembangunan daerah semakin meningkat, maka pertumbuhan ekonomi pun ikut
meningkat karena tingkat produksi dan konsumsi masyarakat juga meningkat. 4.2

Saran

Pertumbuhan ekonomi yang pesat dan stabil tentu bukan menjadi apa-apa jika tidak diimbangi
dengan pemerataan pendapatan dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Jadi alangkah baiknya jika
pemerintah juga sangat memperhatikan pemerataan pendapatan yang terjadi dewasa ini.

Pemerataan pembangunan infrastruktur daerah juga patut menjadi sorotan. Karena pembangunan
infrastruktur yang memadai akan membawa daerah tersebut pada iklim ekonomi dan investasi yang
menjanjikan. Saat ini, pembangunan hanya terpusat di daerah pusat pemerintahan. Pembangunan
fasilitas dan sarana prasarana daerah desa terpelosok masih lamban dan jauh dari infrastruktur yang
memadai. Hal ini mungkin dapat menjadi masukan untuk pemerintah supaya mengembangkan
pemerataan infrastruktur untuk memaksimalkan potensi pembangunan, baik dari pusat kota
maupun dari pelosok desa.

DAFTAR PUSTAKA
http://bappeda.lamandaukab.go.id/files/dokumen/Analisis%20Pertumbuhan%20Ekonomi/7%20bab
%204%202014.pdf

http://serewax.blogspot.co.id/2013/11/pertumbuhan-ekonomi-kabupaten_2427.html

Anda mungkin juga menyukai