Anda di halaman 1dari 8

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT


Jl. Sutan Syahrir No. 5 Telp. (0532) 21034 Pangkalan Bun 74112

KETENTUAN – KETENTUAN
TEKNIS

Kegiatan :
PEMBANGUNAN PRASARANA PENGAMAN PANTAI

Pekerjaan :
BANGUNAN PENGAMAN PANTAI DI DESA SEBUAI TIMUR
KEC. KUMAI

Tahun Anggaran :
2019
KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS
Kegiatan : Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai
Pekerjaan : Bangunan Pengaman Pantai di Desa Sebuai Timur Kec. Kumai
Tahun Anggaran : 2019

1. UMUM
− Penyedia Jasa harus melindungi Pengguna Angaran dari tuntutan atas Hak paten, lisensi serta hak
cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan oleh Penyedia Jasa
untuk dan selama pelaksanaan Pekerjaan.
− Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa, semua barang dan bahan
yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah baru, belum dipergunakan.

2. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Mobilisasi dan Demobilisasi
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan
transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan paket pekerjaan. Penyedia Jasa harus
sudah bisa memperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan
peralatan dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah selesai. Mata pembayaran yang diterapkan dalam
kegiatan mobilisasi dan demobilisasi adalah Lumpsum.
1) Prinsip Dasar
Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam kontrak ini tergantung pada jenis dan volume
pekerjaan yang dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan pada bagian-bagian lain dari dokumen kontrak,
dan secara umum Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan berikut :
a) Mampu memobilisasi sumber daya manusia, material, dan peralatan sesuai dengan kebutuhan
yang diatur dalam dokumen kontrak.
b) Menyediakan lahan yang dapat digunakan sebagai kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel,
gudang, dan sebagainya.
2) Mobilisasi Personil
Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan. Untuk tenaga inti harus mengacu pada daftar personel inti (key personnel) yang
dilampirkan dalam berkas penawaran.
b) Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa (General Superintendant) yang memenuhi jaminan kualifikasi
(sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya (pembangunan, pemeliharaan berkala, atau pemeliharaan
rutin jalan/jembatan). Departemen Pekerjaan Umum – Desember 2007.
c) Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian sesuai dengan yang diperlukan,
maka prioritas harus diberikan kepada pekerja setempat.
3) Mobilisasi Fasilitas Kantor dan Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan mengikuti aturan perizinan yang
ditetapkan oleh Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR), Kepolisian dan instansi terkait
lainnya.
b) Menyediakan lahan yang diperlukan untuk basecamp pelaksanaan pekerjaan di sekitar lokasi
c) proyek, digunakan untuk kantor proyek, gudang dan sebagainya yang telah disebutkan dalam
kontrak.
d) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam
e) penawaran, dari suatu lokasi asal ke lokasi pekerjaan yang akan menggunakan peralatan tersebut
sesuai kontrak.
f) Apabila setiap alat berat yang telah selesai digunakan dan tidak akan digunakan lagi, maka alat
berat tersebut segera dikembalikan.
g) Untuk pengangkutan alat-alat berat, maka jembatan diperkuat.
h) Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan kendaraan/ peralatan dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak mencemari tanah dan air.
4) Mobilisasi Material
Penyedia jasa harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Menyediakan fasilitas kuari yang diusahakan dekat dengan lokasi proyek dan sudah mengikuti
aturan perizinan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan instansi terkait.
b) Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik.
c) Pengajuan izin menggunakan kuari kepada Pemerintah Daerah.
d) Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan terlebih dahulu diambil contohnya untuk
diuji keandalannya di laboratorium, apabila tidak memenuhi syarat, segera diperintahkan untuk
diangkut ke luar lokasi proyek dalam waktu 3 x 24 jam.
5) Periode Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar harus diselesaikan sesuai jadwal pekerjaan, dan
sudah harus dimulai selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung mulai diterbitkannya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK).
6) Program Mobilisasi
Pelaksanaan mobilisasi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah penandatanganan kontrak, Penyedia Jasa melaksanakan Rapat
Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting/PCM) yang dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Direksi
Teknis dan Penyedia Jasa untuk membahas semua hal baik teknis maupun non teknis dalam
proyek ini.
b) Dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah PCM, Penyedia Jasa menyerahkan program mobilisasi
(termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan jadwal pelaksanaan pekerjaan kepada
Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
c) Program mobilisasi menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang mencakup informasi
tambahan sebagai berikut :
− Lokasi basecamp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah rinci di lapangan
yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel, gudang, mesin pemecah batu, UPA,
dan laboratorium jika fasilitas tersebut termasuk dalam kontrak.
− Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang
tercantum dalam daftar peralatan yang diusulkan dalam penawaran, serta usulan cara
pengangkutan dan jadwal kedatangannya di lapangan.
− Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam penawaran harus
memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
− Suatu daftar detail yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman
dilewati alat-alat berat, berisi usulan metode pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan
tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur.
− Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang
menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan
persentase kemajuan mobilisasi.
7) Demobilisasi
Kegiatan demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir kontrak
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik pemerintah atau
masyarakat dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan
dimulai.

b. Pengukuran Lokasi Pekerjaan


Penyedia Jasa diwajibkan melakukan Pengukuran Persiapan Lokasi dengan Instrumen Waterpass ataupun
Theodolite, termasuk dalam pekerjaan pengukuran persiapan ini adalah :
− Pengukuran site dan elevasi.
− Pemasangan patok - patok.

c. Pembuatan Papan Nama Proyek


Papan nama proyek dipasang di sekitar lokasi pelaksanaan pekerjaan dan diletakan di tempat yang mudah
terlihat.
d. Penyiapan Lapangan
1) Penyedia Jasa harus menguasai bahan yang dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan pengelolaan dan
pelaksanaan pekerjaan didalam daerah proyek.
2) Transportasi Lapangan
3) Pengguna Jasa memerlukan fasilitas transportasi lapangan untuk kelancaran tugas direksi lapangan.
Penyedia jasa harus mempersiapkan fasilitas transportasi termasuk operasi dan pemeliharaannya.
Penyedia Jasa akan mengatur sendiri kebutuhan transportasi lapangan/proyek yang akan diperlukan oleh
Penyedia Jasa dalam kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
4) Penyedia Jasa harus memenuhi hal - hal sebagai berikut :
− Peraturan perundang-undangan terkait, yang sehubungan dengan penanganan pelaksanaan
proyek
− Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik
5) Keamanan
Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa, harus bertanggung jawab terhadap segi keamanan dan
menyerahkan tertib peraturan dan organisasi untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Tidak ada
pembayaran tambahan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk dalam harga Kontrak
bersangkutan maupun Direksi. Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan
program yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.
6) Penanganan Bahan-Bahan Mudah Terbakar
Penyedia Jasa hendaknya membuat peraturan untuk mengangkut dan menyimpan/ mengendalikan
bahan-bahan mudah terbakar seaman mungkin untuk melindungi masyarakat sesuai dengan hukum
dan peraturan keamanan yang berlaku. Penyedia Jasa harus memiliki semua Surat Keterangan yang
diperlukan, koordinasi dengan pejabat yang berwewenang, membayar semua biaya yang diperlukan
untuk pemindahan/penyimpanan bahan- bahan mudah terbakar dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Penyedia Jasa supaya menyediakan dan memasang rambu tanda bahaya yang cukup dan memberikan
peringatan kepada masyarakat mengenai bahaya yang mungkin timbul sehubungan dengan bahan-bahan
mudah terbakar. Tempat gudang bahan-bahan mudah terbakar harus disetujui oleh Direksi. Gasolin
diatas tanah dan tangki gas minyak tanah tidak diperbolehkan diletakkan pada batas perkampungan atau
lebih dekat 100 m dari bangunan yang ada di lapangan.
7) Pencegahan Kebakaran
Penyedia Jasa harus melakukan pencegahan dan melindungi api yang terjadi pada atau sekitar lapangan
kerja dan harus menyediakan segala yang diperlukan/ peralatan pencegahan kebakaran yang cukup,
untuk siap digunakan pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang
dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal, pemondokan buruh dan bangunan
gedung lainnya.

e. Rencana Kerja
1) Paling lambat dalam waktu tujuh hari setelah dikeluarkan Surat Perintah Kerja harus menyerahkan
kepada Pemimpin Proyek, Rencana Kerja (Time Schedulle) pelaksanaan yang menentukan secara detail
rencana pekerjaan.
2) Rencana Kerja harus menunjukkan secara detail Rangkaian Urut – urutan Operasi, Jangka Waktu
penjelasan untuk setiap macam pekerjaan yang tercantum dalam Rencana Biaya.

f. Laporan
1) Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan - laporan tertulis sesuai petunjuk Direksi dalam Formulir
yang ditentukan.
2) Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan
3) Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang sudah disetujui oleh
Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk Minggu berikutnya. Rencana tersebut harus sudah termasuk
pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
pengadaan bahan, pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi. Penyedia Jasa harus
menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui
oleh Direksi setiap hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan
tanah, pekerjaan konstruksi dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
4) Rapat Bersama Untuk membicarakan Kemajuan Pekerjaan
5) Rapat tetap antara Direksi dengan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada waktu yang telah disetujui
oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan,
pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar
dapat segera diperoleh solusinya untuk diselesaikan.
6) Laporan-laporan harus berisi hal-hal sebagai berikut :
− Laporan bulanan, mingguan dan harian (3 rangkap) yang berisi kemajuan pekerjaan fisik setiap
macam pekerjaan yang tercantum dalam Anggaran Biaya dan estimasi kemajuan kerja,
inventarisasi prasarana dan sarana harian yang digunakan, personal serta jumlah tenaga kerja, waktu
kerja, persoalan – persoalan yang timbul selama pekerjaan berlangsung, serta langkah – langkah
penyelesaian yang telah dilakukan
− Gambar shop drawing (3 rangkap) berisi tentang gambar pengukuran awal existing sebelum
memulai pekerjaan dari titik start project sampai dengan titik akhir project yang dilakukan bersama
dengan tim direksi teknis/supervisi dan pihak – pihak yang bersangkutan dengan pelaksanaan
pekerjaan tersebut.
− Gambar asbuild drawing (3 rangkap) berisi tentang gambar pengukuran akhir pekerjaan setelah
selesai dilaksanakan yang dilakukan dan diukur bersama dengan tim direksi teknis/supervisi.
− Back up data (3 rangkap) volume berisi tentang volume akhir dari setiap macam pekerjaan yang
tercantum dalam Anggaran Biaya setelah pekerjaan selesai dilaksanakan yang dilakukan dan diukur
bersama dengan tim direksi teknis/supervisi.
− Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan (3 rangkap) ini memuat dari hasil pekerjaan yang telah
dikerjakan dan diserahkan sesuai dengan item pekerjaan pada tim direksi teknis/supervisi.
Dokumentasi sebelum pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai dilaksanakan,
dimana arah pengambilan melalui satu titik yang sama. Foto-foto harus berwarna dan ditujukan
sebagai laporan/pencatatan tentang pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan akhir suatu
bagian tertentu dari pekerjaan. Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi,
pengambilan harus dari titik dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya. Bilamana
mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda khusus (initial bangunan
dan lokasinya) untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut.
− Laporan bulanan, mingguan dan harian, Gambar shop drawing dan asbuild drawing, Dokumentasi
pelaksanaan di muat dalam 1 (satu) buah compact disc.
− Untuk seluruh biaya pembuatan laporan tersebut menjadi beban Penyedia Jasa.

3. PEMBERSIHAN
a. Pembersihan Lokasi Pada Pekerjaan
− Semua daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh Direksi, harus dibersihkan
dari segala pohon-pohon, semak-semak, sampah dan bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan itu
harus dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang disetujui Direksi.
− Pohon-pohon yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang harus dibuang,
dan ditumpuk di tempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi.
− Khususnya bagi tanaman, Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar tanaman pada lokasi
bangunan. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang berguna dan peralatan
dikumpulkan. Penyedia Jasa diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan
pembangunan dimulai.
b. Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau perseorangan yang diakibatkan
pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus diperbaiki atau diganti oleh Penyedia
Jasa.
4. PEK. PEMECAH GELOMBANG
a. Pekerjaan Beton
1) Material
a) S e m e n :
− Semen yang digunakan adalah jenis portland yang harus memenuhi syarat-syarat dalam
PBI 1971. Semen harus diperoleh dari satu pabrik yang telah disetujui oleh Direksi dan dikirim
ketempat pekerjaan dengan kantong tersegel dan utuh, bila karena sesuatu dan lain hal terpaksa
harus menggunakan semen dari pabrik lain harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
direksi.
− Bila Direksi menganggap perlu pemborong harus mengirimkan surat pernyataan dari pabrik yang
menyatakan type dan kualitas dari semen beseta Manufactures Test Certificate yang menyatakan
memenuhi semua syarat yang ditentukan. Semen yang menggumpal, sweeping atau kantong
robek / rusak ditolak untuk tidak digunakan.
− Gudang tempat penyimpanan semen harus cukup baik, tidak bocor dan bersih sehigga
penimbunan semen dapat diatur dengan baik, semen didalam kantong tidak boleh disusun lebih
dari 2 meter tingginya dan bagian bawah berada 30 cm diatas lantai. Penempatan harus
sedemikian rupa sehingga semen lama dapat dipergunakan terlebih dahulu.
b) A g r e g a t :
− Agregat halus harus pasir alam yang bersih, bebas dari lumpur, zat organik, garam alkali dan
butir-butir yang lunak. Disamping itu pasir harus tajam / kasar, keras dan tidak mengandung
bahan-bahan yang merugikan beton sampai batas maksimal 5%, berat kadar lumpur dari pasir
tidak boleh melebihi 6% ( terhadap berat kering ) dan jika melebihi agregat harus dicuci terlebi
dahulu sebelum digunakan.
− Agregat kasar dapat berupa kerikil alam yang bersih atau stones cruisher yang mempuyai gradasi
yang terbaik, keras, padat dan tidak berpori dan bersifat kekal, tidak pecah / hancur karena
pengaruh cuaca, kadar lumpur harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan, dimensi
maxsimum dari agregat kasar tidak lebih dari 2.5 cm dan tidak lebih dari bagian kontruksi
yang bersangkutan.
− Agregat halus dan kasar diangkut dan simpan terpisah dan harus dicegah terjadinya degradasi
dari bebagai ukuran partikel. Stock place harus dibentuk diatas platform dari beton kurus atau
kayu, bebas dari material-material lain. Tempat yang cukup harus disediakan untuk menjamin
tersedianya kedua macam agregat tersebut selama pekerjaan berlansung.
c) A i r :
Air untuk pengadukan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkali, garam, bahan-bahan organik dan bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau
baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya air bersih yang dapat dikonsumsi. Bahan pencampur /
Admixture.
− Penggunaan admixture pada campuran beton tidak dizinkan kecuali persetujuan Direksi
− Untuk itu pemborong harus telah berbuat pencobaan- pencobaan perbandingan berat
dan WC ratio dengan penambahan admixture tersebut. Hasil dari reusing test kubus- kubus beton
beumur 14 dan 28 hari ( dari laboratorim yang bewenang ) harus dilaporkan kepada Direksi untuk
dapat disetujui.
2) Mutu Beton.
Mutu beton yang digunakan adalah K-175 untuk beton armor.
3) Rencana Campuran Beton ( Concrete Mix Design).
Sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai, pemborong harus membuat design procedure dan
preliminary test atas biaya sendiri untuk mendapatkan mutu seperti yang syaratkan.
4) Pengujian Beton dan Peralatan.
− Pemborong harus menyediakan tenaga dan alat-alat untuk melakukan semua test dilapangan
pada beton dan material untuk beton yang tercantum dalam PBI 1971 atau sesuai dengan yang telah
diperintakan oleh Direksi. Pemborong harus menyediakan alat dan tempat untuk melakukan pecobaan
berikut.
− Slump test ( nilai kekentalan beton ) maximum 10 cm.
− Cetakan-cetakan baja untuk membuat kubus-kubus beton.
− Pemborong harus membuat dan mengangkat semua test speciesmens ke laboratorium yang
ditentukan / setujui oleh Direksi untuk dilakukan compression test pada 7 hari, 14 hari dan 28 hari.
Setiap kubus harus bersih dan ditandai secara tetap dan diberi kode dan hari pembuatannya,
bersama-sama dengan satu tanda hari bagian pekerjaan nama sampelnya diambil, system dari
pengukuran dan pemetaan dari kubus akan ditentukan oleh Direksi.

b. Pekerjaan Anyaman Bambu


Anyaman bambu harus dibuat dari bahan bambu dengan mutu yang bagus dan bentuk anyaman sesuai dengan
gambar dan petujuk direksi.

c. Pekerjaan Tiang Pancang


Bahan untuk kayu cerucuk menggunakan jenis kayu galam yang tahan air dengan diameter 6-8 cm panjang
Variatif. Kayu cerucuk dipancang dengan menggunakan alat penumbuk. Kayu cerucuk dipancang sampai habis.
Pemancangan yang berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan menyebabkan
retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah penumbukan pada tiang
pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya tiang pancang untuk memudahkan
pemancangan.Perhatian khusus harus selalu dilakukan selama pemancangan untuk memastikan kepala tiang
pancang harus berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang
pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya.

d. Pekerjaan Pasangan Batu Kosong


− Bahan-Bahan
Batu B e l a h untuk pasangan batu kosong harus terdiri dari batu yang keras dan awet, Batu belah untuk
pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, berat tidak kurang dari 40 kg dan memiliki dimensi
minimum 300 mm. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan batu yang ukurannya lebih besar jika kecepatan
aliran cukup tinggi.
− Landasan
Landasan haruslah dari bahan drainase porous seperti yang disyaratkan dengan gradasi yang dipilih
sedemikian hingga tanah pondasi tidak dapat hanyut melewati bahan landasan dan juga bahan
landasan tidak hanyut melewati pasangan batu kosong.
− Penempatan Pasangan Batu Kosong
Pasangan batu kosong harus dimulai dengan penempatan lapis pertama dari batu yang paling besar dalam
penyusunan pada dasar pantai. Batu harus ditempatkan dengan mobil derek (crane) atau dengan tangan
sesuai dengan panjang, tebal dan ke dalaman yang diperlukan. Selanjutnya batu harus ditempatkan pada
lereng sedemikian hingga dimensi yang paling besar tegak lurus terhadap permukaan lereng, jika tidak maka
dimensi yang demikian akan lebih besar dari tebal dinding yang disyaratkan. Pembentukan batu tidak
diperlukan bilamana batu-batu tersebut telah bersudut, tetapi pemasangan harus menjamin bahwa struktur
dibuat sepadat mungkin dan batu terbesar berada di bawah permukaan air tertinggi. Batu yang lebih
besar harus juga ditempatkan pada bagian luar dari permukaan pasangan batu kosong yang telah
selesai.
5. PENUTUP
a. Bilamana pekerjaan selesai dan akan diserahkan sebagai penyerahan kedua, maka semua bangunan
pembantu dan sampah-sampah harus dibersihkan dari lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk teknis
Direksi.
b. Untuk pekerjaan yang belum termasuk/belum disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat pekerjaan ini atau
tersebut dalam gambar, tapi menjadi bagian dari pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa untuk
penyelesaian pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi.
c. Untuk hal-hal yang kurang dimengerti /kurang jelas tentang isi dari rencana kerja dan syarat-syarat ini dapat
dinyatakan atau dijelaskan pada waktu rapat penjelasan pekerjaan/anwijzing.

Demikian Rencana Kerja dan syarat - syarat ini dibuat untuk dijadikan pedoman dan harus ditaati oleh Penyedia
Jasa dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

Pangkalan Bun, Mei 2019


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Kegiatan Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai
Tahun Anggaran 2019

ERDY SETIAWAN, ST., MT


NIP. 19760904 200312 1 004

Anda mungkin juga menyukai