Anda di halaman 1dari 23

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERANGKAT DAERAH (SOPD)


DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN
DAN PERTANAHAN
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Nama KPA : Ir. KAMPER THOMAS, MT


NIP : 19630806 199003 1 015
Jabatan : Kepala Bidang Perumahan, Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pertanahan Provinsi Kalimantan Tengah
Nama Program : Program Pengembangan Perumahan
Nama Pekerjaan : Peningkatan Rumah Layak Huni Wilayah
III
Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Kotawaringin Barat dan
Kabupaten Lamandau
Pagu Anggaran : Rp. 2.700.000.000,00 (Dua Miliar Tujuh
Ratus Juta Rupiah)

TAHUN ANGGARAN 2019


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEKERJAAN : PENINGKATAN RUMAH LAYAK HUNI WILAYAH III

1 Latar Belakang dan : Pekerjaan Peningkatan Rumah Layak Huni Wilayah III
Referensi Hukum merupakan bantuan pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
berupa pembangunan/perbaikan/rehabilitasi rumah tidak layak
huni menjadi rumah layak huni bagi masyarakat yang
berpenghasilan dibawah upah minimum regional Kalimantan
Tengah, sehingga memerlukan dukungan pemerintah daerah dan
dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2019 dengan sumber dana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Referensi Hukum :

1. Undang – Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Pasal 28


H Ayat 1.
2. Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi
3. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman
4. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
5. Peraturan Pemerintah RI No. 54 Tahun 2016 Tentang
Perubahan ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 29
Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
6. Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
7. Permen.Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI
Nomor 02/PRT/M/2018 Tentang Perubahan Atas Permen
Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
8. Permen.Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI
Nomor 28/PRT/M/2016 Tentang Pedoman Analisis
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
9. Permen.Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI
Nomor 11/PRT/M/2013 Tentang Pedoman Analisis
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
10. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat RI Nomor 66/SE/M/2015 Tentang Biaya
Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum
11. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat RI Nomor 14/SE/M/2014 Tentang Pemberlakuan
Standar Dokumen Pemilihan Pengadaan Jasa Konstruksi
Tahun Anggaran 2019
2 Maksud dan Tujuan : Maksud dan tujuan Peningkatan Rumah Layak Huni Wilayah III
adalah untuk membantu masyarakat yang berpenghasilan
dibawah upah minimum regional Kalimantan Tengah dan
tergolong tidak mampu untuk memperbaiki rumah yang mereka
miliki dan tempati. Sehingga bertujuan untuk mendapatkan
hunian rumah yang lebih layak untuk dihuni dengan
memperhatikan persyaratan :
a. Keselamatan bangunan;
b. Kesehatan penghuni; dan
c. Kecukupan minimum luas bangunan.

3 Target/Sasaran : Masyarakat yang berpenghasilan dibawah upah minimum


regional Kalimantan Tengah dan tergolong tidak mampu untuk
memperbaiki rumah yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat
dan Kabupaten Lamandau, yang telah terdata dan diusulkan oleh
Bupati/Walikota dan sesuai dengan SK Penetapan Gubernur
Tahun 2019.

4 Lokasi Kegiatan : 45 ( empat puluh lima ) rumah tersebar di Wilayah Kabupaten


Kotawaringin Barat dan 45 ( empat puluh lima ) rumah tersebar
dibeberapa Kelurahan di Kabupaten Lamandau.

5 Nama Organisasi : Nama Organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan


pekerjaan Peningkatan Rumah Layak Huni Wilayah III :
 Pemerintah : Provinsi Kalimantan Tengah

 PD 
: Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pertanahan
 PA : Ir. LEONARD S. AMPUNG, MM., MT
 KPA : Ir. KAMPER THOMAS, MT
 PPTK : PONCO LAKSMONO, ST

6 Sumber Dana : a. Sumber Dana yang diperlukan untuk membiayai pekerjaan


Peningkatan Rumah Layak Huni Wilayah III adalah APBD
Tahun Anggaran 2019
b. Biaya untuk pembangunan/perbaikan/rehabilitasi rumah
tidak layak huni menjadi rumah layak huni bagi masyarakat
yang berpenghasilan dibawah upah minimum regional
Kalimantan Tengah dianggarkan sebesar Rp. 30.000.000,-
/Unit sehingga total perkiraan biaya yang diperlukan untuk
pekerjaan Peningkatan Rumah Layak Huni Wilayah III (90
Unit) adalah sebesar Rp. 2.700.000.000,00 (Dua Miliar
Tujuh Ratus Juta Rupiah).

7 Ruang Lingkup : a. Ruang Lingkup atau batasan pekerjaan Peningkatan Rumah


Layak Huni Wilayah III (berbeda untuk masing-masing
unit), antara lain adalah :
o Pekerjaan Persiapan
o Pekerjaan Tanah
o Pekerjaan Pondasi dan Beton
o Pekerjaan Struktur Kayu
o Pekerjaan Pasangan Dinding
o Pekerjaan Kusen Pintu dan Dinding
o Pekerjaan Atap
o Pekerjaan Plafond
o Pekerjaan Lantai
o Pekerjaan Sanitasi
o Pekerjaan Instalasi Air
o Pekerjaan Cat
o Pekerjaan Lain-Lain
8 Spesifikasi Teknis : Spesifikasi Teknis pekerjaan Peningkatan Rumah Layak Huni
Wilayah III akan laksanakan meliputi ketentuan penggunaan
bahan maupun material disesuaikan dengan yang telah tertera
dalam spesifikasi teknis atau berdasarkan pada ketentuan-
ketentuang peraturan yang berlaku yang sudah dimuat dalam
spesifikasi teknis pekerjaan.
Ketentuan Penggunaan Peralatan dalam pekerjaan Peningkatan
Rumah Layak Huni Wilayah III minimal berupa :
a. 20 (dua puluh) set peralatan tukang batu
b. 20 (dua puluh) set peralatan tukang kayu
c. 6 (enam) unit mobil Pick Up
d. Alat bantu/penunjang lainnya
Peralatan di lapangan harus mempunyai Bukti Milik
Sendiri/Sewa Kepemilikan terlampir.
Penggunaan Tenaga Kerja pada pekerjaan Peningkatan Rumah
Layak Huni Wilayah III :
o Site Manager 2 orang;
o Pelaksana lapangan 4 orang;
o Juru ukur/surveyor 4 orang;
o Petugas K3 2 orang;
o Administrasi 2 orang;
o Keuangan 2 orang;
o Mandor 10 orang;
o Pekerja (disesuaikan dengan kebutuhan lapangan/
minimal untuk Kota/Kabupaten dan dibagi dalam
beberapa kelompok pekerja)

Metode kerja/prosedur pelaksanaan pekerjaan


o Pelaksanaan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Keselamatan para pelaksana dan pengawas serta
warga masyarakat yang menghuni rumah
tersebut;
2. Masalah lingkungan;
3. Pekerjaaan dilaksanakan pada cuaca baik;
4. Penyediaaan sarana penerangan yang cukup bila
pekerjaan dilaksanakan pada malam hari;
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan yang akan dikerjakan dalam pekerjaan persiapan
ini dilaksanakan/dikerjakan dengan rencana kerja dan
syarat-syarat yang meliputi:
1. Pekerjaan Papan Nama Proyek
Kontraktor membuat dan memasang papan nama
proyek. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x
150 cm dipasang dengan tiang setinggi 250 cm atau
sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat
Komitmen/Kuasa Pengguna Anggaran melalui
Konsultan Pengawas dan atau sesuai tata aturan
Pemerintah Daerah Setempat. Kontraktor tidak
diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam
bentuk apapun di halaman dan sekitar proyek tanpa ijin
dari pemberi tugas.
2. Pekerjaan Bongkaran Papan Lantai
3. Pekerjaan Bongkaran Papan Dinding
4. Pekerjaan Bongkaran Plywood Dinding
5. Pekerjaan Bongkaran Seng Dinding
6. Pekerjaan Bongkaran Rangka Plafond
7. Pekerjaan Bongkaran Penutup Plafond
8. Pekerjaan Bongkaran Rangka Atap (Kasau &
Reng)
9. Pekerjaan Bongkaran Penutup Atap
10. Pekerjaan Bongkaran Dinding Beton

II. PEKERJAAN TANAH


Pekerjaan yang akan dikerjakan dalam pekerjaan tanah
dan urukan ini dilaksanakan/dikerjakan dengan rencana
dan syarat-syarat yang meliputi:
1. Pekerjaan Galian Tanah
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan galian tanah,
Penyedia jasa harus memastikan mengenai
dimensi galian pondasi yang akan digali.
b. Penyedia jasa dapat memulai proses Penggalian
tanah apabila sudah mendapat persetujuan dari
direksi teknis atau konsultan pengawas.
c. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan
bagian-bagian tanah yang longgar (tidak Padat)
maka bagian ini harus dikelurkan seluruhnya
kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir
urug.
d. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah
galian, maka lubang yang sudah siap segera
dilanjutkan pekerjaan selanjutnya.
2. Pekerjaan Urugan
a. Pekerjaan menguruk kembali dilakukan dengan
menggunakan material tanah dari hasil galian yang
ada.
b. Urukan tanah di bawah lantai yang dipadatkan,
apabila tanah sisa pekerjaan galian tidak cukup
untuk memenuhi volume timbunan sebagaimana
yang dipersyaratkan baik pada gambar kerja
maupun pada Daftar Kuantitas dan Harga maka
material tanah untuk timbunan ini harus
diadakan oleh Penyedia jasa guna
mencukupkan volume timbunan dimaksud.
c. Urukan pasir, volume pasir timbunan disesuaikan
dengan volume pekerjaan yang dijelaskan pada
gambar kerja seperti:
 Urukan pasir di bawah pondasi/batu
kosong
 Urukan pasir di lantai bangunan
 Urukan pasir di tempat-tempat lain yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.

III. PEKERJAAN BETON


Pekerjaan yang akan dikerjakan dalam pekerjaan beton
ini dilaksanakan/dikerjakan dengan rencana dan syarat-
syarat yang meliputi:
1. Pekerjaan beton bertulang adukan 1 pc : 2 ps : 3 kr
dipasang pada pondasi footplate balok sloof, kolom,
balok, ringbalk, dan pada pekerjaan beton
bertulang lainnya dengan dimensi masing-masing
sesuai gambar kerja.
2. Beton tidak bertulang/beton tumbuk adukan campuran
1 pc : 3 ps : 5 kr, digunakan untuk lantai kerja pondasi
beton, rabat beton bawah lantai keramik, dan pekerjaan
lain seperti tercantum dalam gambar kekrja.
3. Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan,
acuan/cetakan tersebut harus dibersihkan dari kotoran
dan disiram dengan air hingga basah.
4. Penyedia jasa tidak diperkenankan melakukan
pengecoran beton sebelum pembesian diperiksa dan
mendapat persetujuan direksi secara tertulis. Syarat
tersebut berlaku juga untuk pembongkaran cetakan.
5. Pencampuran/adukan beton harus dilakukan
secara sempurna baik daduk secara manual ataupun
dengan menggunakan mesin pengaduk beton (beton
molen).
6. Pemadatan beton pada saat pengecoran harus
dilakukan secara sempurna sehingga tidak terdapat
hasil pengecoran yang keropos.
7. Pembesian untuk beton struktur harus disesuaikan
dengan gambar rencana.
8. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan direksi.
9. Takaran-takaran untuk semen, pasir, kerikil dan
air harus mendapat persetujuan direksi.
10. Pengecoran harus dilaksanakan dengan tata laksana
yang sebaik mungkin dengan mengikuti petunjuk
direksi dan penggunaan alat penggetar/fibrator bila
dianggap perlu oleh direksi maka Penyedia jasa harus
melaksanakannya.
11. Apabila pengecoran beton dihentikan dan akan
dilanjutkan pada hari berikutnya maka tempat
pemberhentian tersebut harus mendapat persetujuan
direksi.
12. Selama proses pengecoran beton, tidak
diperkenankan untuk diberikan beban yang berar di
area pengecoran selama proses tersebut berlangsung,
beton harus disiram/ dibasahi terus menerus selama 3
minggu.
13. Tulangan besi beton dan sengkang tidak boleh
menempel pada papan acuan/cetakan, untuk itu harus
dibuatkan penahan/ganjal dari blok tahu/tahu beton
dengan syarat ketebalan dan pemasangannya sesuai
dengan PBI 1971.
14. Persyaratan lain untuk pekerjaan ini berpegang pada
PBI 71.

IV. PEKERJAAN KAYU


1. Lingkup Pekerjaan Kayu
a. Meliputi semua pekerjaan seperti mempasak,
memahat, menyetel, membuat lidah- lidah,
sponning dan lain-lain pekerjaan diperlukan untuk
menyambung dengan baik.
b. Harus menyediakan plat-plat logam, sekrup-
sekrup, paku-paku dan lain-lain, pasangan
yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan kayu.
2. Bahan
a. Kayu yang digunakan harus kayu kelas I (Kayu
ulin) dan kelas II sesuai PKKI-1961 (NI-5)
lampiran 1. Kayu berkualitas baik tua, kering
dan tidak bercacat pecah-pecah dan tidak
terdapat kayu mudahnya (spint) Sesuai pasal 3
PKKI 1961 Mutu A.
b. Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan
kayu yang didalam dan pekerjaan kayu
halus,harus kurang dari 15%. Untuk pekerjaan
kayu kasar harus kurang dari 20%. Kelembaban
tersebut ditentukan untuk kayu yang dikirim
ketempat pekerjaan dan harus konstan sampai
bangunan selesai.
c. Selama pelaksanaan, mutu dan pekerjaan kayu
harus dijaga dengan menyimpannya ditempat
yang kering, terlindung dari hujan dan panas,
terutama kosen-kosen dan rangka pintu yang telah
disteril.
3. Macam Pekerjaan
Konstruksi dan macam-macam pekerjaan
menggunakan jenis-jenis kayu seperti dibawah ini:
a. Kayu kelas I dan kayu besi untuk tongkat.
b. Kayu kelas II untuk :
 Tongkat
 Suai
 Sloof
 Gelagar
 Tiang kolom
 Ringbalk
 Kuda-kuda
 Gording
 Kasau & reng
 Listplank
 Rangka plafond
 Kusen
 Daun pintu dan daun jendela
Semua permukaan kayu yang akan kelihatan
permukaannya harus diserut rapi/rata dan tidak
terlihat bekas gergajian, kecuali jika ditentukan lain.

V. PEKERJAAN DINDING
1. Pasangan Dinding Batako
a. Dipakai batako ukuran yang berlaku di pasaran ex.
Lokal.
b. Pasangan batako dipergunakan perekat 1Pc : 5
Ps, batako harus direndam air hingga kenyang
sebelum dipasang, sebanyak mungkin digunakan
yang masih utuh, pemasangan selalu memakai
pedoman tegak dan datar sedemikian rupa hingga
selalu didapat pasangan yang rata, lurus, tegak,
tebal nat maksimal 2 cm, dikeruk sedalam 1 cm
untuk memudahkan pelaksanaan plesteran.
c. Persyaratan pelaksanaan
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini,
kontraktor diwajibkan memeriksa
dengan seksama gambar kerja dan
melihat keadaan di lokasi pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
 Semua pelaksanaan pekerjaan ini harus
sesuai dengan standard spesifikasi dari
bahan / material yang digunakan.
 Kontraktor harus memperhatikan detail,
bentuk profil sambungan dan atau
hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam gambar
kerja.

2. Pemasangan batu bata


a. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi,
sama tebal, lurus tegak dan pola ikatan harus
terjaga baik diseluruh pekerjaan. Pengukuran
dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur
dengan tepat.
b. Pertemuan sudut antara 2 dinding harus siku,
kecuali apabila pertemuan tersebut memang tidak
siku seperti tercantum dalam gambar kerja.
c. Untuk permukaan yang datar, batas
teloransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap
jarak 2 m vertikal dan horisontal. Jika melebihi,
kontraktor harus membongkar atau memperbaiki,
biaya untuk pekerjaan ini ditanggung kontraktor
dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan
tambahan.
d. Untuk setiap pertemuan dinding pasangan 1/2
batu maupun 1 batu dan atau permukaan dinding
seluas 9 m 2 dan atau seperti tercantum dalam
gambar harus dipasang kolom praktis dan atau
balok penguat beton dengan ukuran 10/15,
jumlah tulangan 4 Ø 8 mm dan begel Ø 6 – 250
mm atau seperti pada gambar. Demikian pula
untuk setiap lubang (kusen pintu / jendela) atau
lubang lainnya selebar > 90 cm harus dipasang
balok penguat beton terlepas apakah hal
tersebut tergambar atau tidak di dalam gambar.
e. Untuk dinding dengan panjang maksimal 400
cm harus diberi kolom praktis dan untuk
dinding setinggi maksimal 400 cm harus diberi
ring balok sebagai pengikat.
f. Ukuran batako digunakan adalah 18 x 9 x 4,5 cm
dengan toleransi 0,5 cm
g. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga
ketebalan adukan perekat/spesi antar bata harus
sama setebal 2,50 – 3,00 cm.
h. Siar – siar ini harus dikerok dengan
kedalaman 1 cm dengan rapi kemudian disiram
air dan siap menerima plesteran. Semua kolom,
kolom praktis, balok pengikat beton, maupun
beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja, harus dipasang angker Ø 6 mm setiap jarak
75 cm. panjang angker minimum 20 cm, 15 cm
tertanam dalam bata, sisanya tertanam dalam
beton.
i. Adukan perekat/spesi harus selalu dalam keadaan
segar atau belum mengeras pada waktu pemakaian.
j. Jarak waktu pencampuran adukan perekat/spesi
dengan pemasangan jangan melebihi 20 menit,
terutama untuk adukan kedap air.
k. Pasangan batako dengan adukan perekat/ spesi 1 PC : 4
Psr, di laksanakan mulai dari ketinggian 20 cm diatas
lantai, terkecuali disyaratkan kedap air seperti
tercantum dalam Gambar kerja

3. Plesteran
a. Pekerjaan plesteran dipakai perekat semen
Portland sesuai pekerjaan pasangan/beton
tersebut di atas dan pengisi pasir pasang dengan
campuran 1 Pc : 5 Ps.
b. Dilaksanakan pada seluruh permukaan
pasangan bata yang ada baik terlihat maupun
tidak terlihat termasuk plesteran untuk pekerjaan
beton.
c. Pelaksanaan segera setelah pasangan bata
mengering, tebal lapisan maksimal 1,5 cm, selalu
menggunakan pedoman tegak dan datar (straight
dan level), sehingga didapat permukaan yang rata
lurus dan tegak tidak bergelombang, dan
pengadukan harus dilaksanakan secara homogen
d. Persyaratan Pelaksanaan
 Campuran plesteran yang dimaksud
adalah campuran dalam volume dengan
cara pembuatannya menggunakan mixer.
 Trassram adalah plesteran kasar dengan
campuran kedap air, yaitu 1 PC : 3 Psr,
dipakai untuk menutup permukaan
dinding pasangan yang tertanam di
dalam tanah hingga ke permukaan tanah
dan/atau lantai.
 Plesteran biasa adalah campuran 1PC :
4 Psr, adukan plesteran ini untuk
menutup semua permukaan dinding
pasangan bangunan, terkecuali yang
dinyatakan kedap air.
 Plesteran halus/aci halus adalah
campuran semen (PC) dengan air yang
dibuat sedemikian rupa sehingga
mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan
penyelesaian akhir dari dinding pasangan.
 Pekerjaan plesteran halus ini
dilaksanakan sesudah adukan plesteran
sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan)
hari atau sudah kering betul.
 Semua jenis adukan plesteran tersebut
di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih
segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan. Kontraktor
harus mengusahakan agar tenggang
waktu antara waktu pencampuran adukan
plesteran dengan pemasangan tidak
melebihi 20 menit, terutama untuk
plesteran kedap air.
 Kontraktor harus menyediakan
pekerja/tukang yang ahli untuk
pelaksanaan pekerjaan plesteran ini
khususnya untuk plesteran aci halus.
 Terkecuali untuk beraben, permukaan
semua adukan plesteran harus
diratakan, tidak bergelombang, penuh
dan padat, tidak berongga dan
berlubang, tidak mengandung kerikil
ataupun benda – benda lain yang
membuat cacat.
 Untuk permukaan dinding pasangan,
sebelum diplester harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar – siarnya dikerok
sedalam kurang lebih 1 cm. Sedang
untuk permukaan beton yang akan
diplester, harus dibersihkan dari sisa –
sisa bekisting, kemudian di
kretek/scratched. Semua lubang-lubang
bekas pengikat bekisting atau form tie
harus tertutup adukan plesteran.
 Pekerjaan plesteran dinding hanya
diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa yang ada di
seluruh bagian dinding bangunan.
 Untuk semua bidang dinding yang akan
dilapisi dengan cat dipakai plesteran
halus (acian) di atas permukaan
plesterannya.
 Untuk bidang dinding pasangan
menggunakan bahan/material akhir
lain, permukaan plesterannya harus
diberi alur – alur garis horisontal
untuk memberikan ikatan yang lebih baik
terhadap bahan/material yang akan
digunakan tersebut.
 Untuk permukaan yang datar,
batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh
melebihi 3 mm, untuk setiap area 2 m 1.
 Ketebalan plesteran harus mencapai
ketebalan permukaan dinding / kolom
seperti yang dinyatakan dan tercantum
dalam gambar kerja. Tebal plesteran
minimal 1,5 dan maksimal 2,5 cm. Jika
ketebalan melebihi 2,5 cm, maka
diharuskan menggunakan kawat ayam
yang diikatkan/dipakukan kepermukaan
dinding pasangan yang bersangkutan,
untuk memperkuat daya lekat plesteran.
 Pemeliharaan
1) Kelembaban plesteran harus
dijaga sehingga pengeringan
berlangsung dengan wajar tidak
berlangsung secara tiba – tiba. Hal
ini dilaksanakan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindunginya
dari panas matahari langsung
dengan penutup yang mencegah
penguapan air secara cepat.
2) Pembasahan tersebut dilakukan
selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai dengan selalu
menyiram air sekurang –
kurangnya 2 (dua) kali sehari
sampai jenuh.
3) Selama permukaan plesteran
belum dilapisi dengan bahan /
material akhir, kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya
terhadap kerusakan– kerusakan dan
pengotoran, biaya pemeliharaan
adalah tanggung jawab kontraktor,
dan tidak dapat diajukan sebagai
pekerjaan tambah.
4) Tidak dibenarkan pekerjaan
penyelesaian dengan
bahan/material akhir diatas
permukaan plesteran dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih
dari 1 (satu) minggu, plesteran
harus cukup kering, bersih dari
retak, noda dan cacat lain seperti
yang disyaratkan tersebut di atas.
5) Apabila hasil pekerjaan tidak
memenuhi semua yang
disyaratkan oleh Direksi Proyek /
Konsultan, maka Kontraktor
harus membongkar dan
memperbaiki pekerjaan tersebut
sampai disetujui oleh Direksi
Proyek / Konsultan.

VI. PEKERJAAN PENGECATAN


Pekerjaan yang akan dikerjakan dalam pekerjaan
pengecatan ini dilaksanakan/dikerjakan dengan rencana
dan syarat-syarat yang meliputi:
1. Pekerjaan Pengecatan Dinding dan Plafond
a. Sebelum pekerjaan pengectan dimulai,
permukaan bidang yang akan dicat baik untuk
bidang dinding maupun untuk bidang plafon
harus dibersihkan dari debu ataupun dari kotoran
lainnya yang diakibatkan oleh kegiatan
konstruksi.
b. Bidang dinding yang akan dicat,
permukaannya harus telah diaci/diplamir dan
telah diamplas hingga permukaan tersebut rata
dan halus.
c. Bidang plafond yang akan dicat, permukaannya
tidak perlu diplamir layaknya bidang dinding.
d. Pengecatan bidang dinding dan plafon
dikerjakan dengan mengulang (lapis) proses
pengecatan sebanyak 2 (dua) kali dan dilakukan
hingga warnya catnya sama dan merata pada
semua bidang.
e. Permukaan yang akan dicat harus telah
disetujui secara tertulis oleh Direksi teknis.

2. Pekerjaan Pengecatan Kosen, Pintu, Jendela, dan


Bidang Kayu Liannya
a. Semua permukaan bidang kayu yang akan
dicat seperti kosen, daun pintu, daun jendela,
listplank, dan permukaan lainnya yang terlihat
harus di menie, diplamir dan diamplas hingga
halus sebelum proses pekerjaan pengecatan
dilaksanakan.
b. Pekerjaan cat dilakukan sampai warnanya sama
dan merata pada semua bidang, minimal 2 (dua)
kali pengecatan berdasarkan uraian daftar
kuantitas harga dan bahan.
c. Cat yang digunakan adalah cat dengan kualitas
baik dan tidak mengandung senyawa yang
mengancam kesehatan pengguna.
d. Warna cat yang akan dugunakan untuk
pengecatan bidang dinding dan plafon harus
mendapat persetujuan dari direksi teknis.

VII. PEKERJAAN KACA, ALAT PENGGANTUNG DAN


KUNCI
1. Material
a. Semua jenis kaca yang akan digunak an
adalah ex lokal, bening, rat a dan tidak
bergelombang.
b. Tebal kaca yang akan digunakan untuk luas <
1 m2 = 3 mm, sedangkan luas > 1 m2 = 5 mm.

2. Pelaksanaan
a. Kusen, bingk ai pintu, jendela dan
ventilasi yang akan dipas angi kaca harus
dibersihkan alurnya, diplamur dan dicat
dengan minyak sebelum dipasang.
b. Pemotongan kaca dises uaikan
dengan luas bidang dengan
memperhitungkan k elonggarannnya,
kemudian dipasang dan dikukuhkan dengan
penjepit kayu dan dipaku kemudian diberi
dempul.

3. Pekerjaan kunci
a. Semua daun pintu dipasang kunci tanam2 (dua)
slag buatan dalam negeri.
b. Semua kunci harus t erpasang dengan baik
pada rangka daun pintu,k uat dan rapi serta
dipasang dengan ketinggian 90 cm dari lantai.
4. Pekerjaan alat penggantung
a. Daun pintu yang akan dipasang
menggunakan engsel nilon buatan dalam
negeri dengan k ualitas baik dan mempunyai
lapisan anti k arat , yang dipasang sek urang-
kurangnya 3 (tiga) buah untuk s etiap daun
pintu dan 2 (dua) buah pada setiap daun
jendela/ventilasi.

VIII. PEKERJAAN ATAP


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan atap,
bubungan, jurai pada tempat-tempat sebagaimana
dijelaskan dalam gambar.
2. Material
a. Untuk bahan penutup atap digunakan atap
Seng Gelombang BJLS 0.25 . dengan uk uran
sesuai standart yang ada, produksi dalam
negeri.
b. Untuk penutup bumbungan dipergunakan Seng
plat bjls 0.25 .
3. Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan atap dilaksanakan,
kap/ kuda - kuda, gording harus diresidu t
erlebih dahulu.
b. Pemasangan atap harus rapi dan mengait
antara satu dengan yang lainnya s ehingga
tidak terjadi kebocoran.

IX. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT


1. Rangka Langit-Langit
a. Sebelum dipasang, permukaan kayu yang akan
ditempeli lembaran langit-langit diserut rapi/rata.
b. Balok dengan ukuran 5/7 cm ukuran rangka
penggantung dan balok 6/12cm ukuran balok
utama menggunkan kayu Kelas II. Semua
bagian harus saling bersambungan secara
saksama dan secara keseluruhan merupakan
penopang yang baik.
c. Setelah rangka langit-langit terpasang harus
mempunyai permukaan yang rata, bila pada
waktu pemasangan langit-langit terjadi
permukaan yang bergelombang atau mengendut
dan kekurangan-kekurangan lain yang tidak
diinginkan, rangka langit- langit yang telah
terpasang segera diteliti dan perbaiki bila perlu
dibongkar kembali atas biaya pemborong.
d. Agar tidak terjadi lendutan pada langit-langit,
ruangan yang luasnya lebih dari 20m2 dipasang
rangka pengaman dengan menggunakan
kerangka dari baja atau balok kayu Kayu Kelas
II 6/20 cm disetiap 4 m2.

2. Penutup Langit-Langit
a. Penutup plafond dipakai tripleks tebal 4 mm,
dilaksanakan pada seluruh rangka langit - langit
baru dengan teknis pemasangan dan perletakan
sesuai gambar.
b. Penutup plafond dipasang rapat rangka plafond,
rata air (level), lurus dan siku, digunakan paku
yang sesuai dengan jarak 15 cm.

3. List Langit-Langit
a. List gypsum ukuran sedang.
b. Pemasangan penutup plafond dilengkapi dengan
list gypsum dilaksanakan pada pertemuan antara
plafond dan dinding sesuai gambar, dipasang rapat
dan lurus setiap sudut harus dipasang siku-siku
dipaku dengan baik dan rapat.

4. Persyaratan dan Metode Pelaksanaan


a. Penutup plafond dipakai kalsiboard 3,5 mm,
dilaksanakan pada seluruh rangka langit-langit
baru dengan teknis pemasangan Pada pekerjaan
pemasangan lapis plafon perlu diperhatikan
adanya pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya
sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit
– langit ini.
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan lapis plafon,
pekerjaan lain yang terletak di atas langit – langit
harus sudah terpasang antara lain pekerjaan
Elektrikal, dan lain – lain yang dibutuhkan.
c. Bila ada pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum
dalam gambar rencana plafond harus diteliti
dahulu pada gambar – gambar instalasi yang lain
untuk detail pemasangan harus konsultasi dengan
konsultan pengawas dan direksi.
d. Rangka penggantung langit – langit sesuai pola
dalam gambar rencana dan diperhatikan benar
peilnya.
e. Lapis plafond harus dipilih yang padat dan tidak
retak.
f. Lubang – lubang atau tonjokan bekas sekrup,
paku pada permukaan lapis plafon harus
ditiadakan.
g. Rangka – rangka datar harus waterpas dan yang
miring harus sesuai dengan gambar detail
arsitektur
h. Bahan–bahan penggantung disesuaikan dengan
kebutuhannya pemasangan rangka harus
mengikuti gambar dan RKS.
i. Pada pertemuan langit – langit dan dinding
dipasang list kayu profil dan pelaksanaanya
harus sesuai dengan gambar

X. PEKERJAAN LANTAI
Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan yang akan dikerjakan
dalam pekerjaan lantai dan pemasangan keramik
penutup lantai ini dilaksanakan/dikerjakan dengan
rencana dan syarat-syarat yang meliputi:
1. Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
Bahan penutup lantai dan dinding yang digunakan
adalah bahan dengan jenis Granit dan keramik
(porselen) yang memenuhi standar dengan kualitas
baik. Adapun granit dan keramik yang digunakan
untuk masing- masing ruang berdasarkan
karakteristiknya yaitu disesuaikan dengan gambar
rencana.
2. Hal-hal lain terkait dengan pekerjaan pemasangan
granit dan keramik ini dijelaskan sebagai berikut:
a. Plint Keramik 20/40 cm dipasang di
sekeliling dinding dan lantai keramik.
b. Granit dan keramik ini dipasang dengan adukan
1pc : 4 ps dan tebal 2 cm.
c. Pola dan warna pemasangan untuk penutup lantai
dan dinding (granit dan keramik) yang digunakan
harus mendapat persetujuan dari direksi teknis
atau konsultan pengawas Pemasangan penutup
lantai dan dinding harus rata dengan cara di
waterpass sesuai dengan ketinggian yang
ditentukan.
d. Pemotongan granit dan keramik harus dilakukan
dengan menggunakan alat pemotong yang
digunakan khusus untuk itu, bekas-bekas
pemotongan harus dihaluskan dengan mesin
gurinda.
XI. PEKERJAAN SANITASI
Pekerjaan yang akan Pekerjaan yang akan dikerjakan
dalam pekerjaan sanitasi ini dilaksanakan/dikerjakan
dengan rencana dan syarat-syarat yang meliputi:
1. Instalasi Air Bersih
a. Untuk mengaliri air bersih, digunakan pipa PVC
tipe AW diameter ½" galvanis atau yang lain
yang kualitasnya setara dengan dengan merek
yang ada.
b. Pemasangan keran stainless ½" kualitas baik
untuk air besih termasuk untuk keran di KM/WC.
2. Intalasi Air Kotor
a. Untuk mengaliri air kotor, digunakan pipa PVC
tipe AW diameter 2" untuk pembuangan air
kotor dari kegiatan MCK merek galvanis atau
yang lain yang kualitasnya setara dengan dengan
merek yang ada.
b. Pemasangan saringan air/floor drain yang
dilengkapi dengan penyekat bahu,
digunakan/dipasang sebagai penyaring air kotor
dari kegiatan MCK.
3. Instalasi Jamban
a. Klosed yang digunakan untuk membuang tinja
disesuaikan dengan jenis klosed yang terdapat
pada daftar harga dan kuantitas.
b. Klosed dipasang dalam KM/WC dilengkapi
dengan pipa pembuangan-pembuangan khusus
untuk pembuangan tinja dengan pipa PVC tipe
AW diameter 3". Pipa pembuangan tinja
dipasang sampai pada tangki septic dan
rembesan

XII. LAPORAN PEKERJAAN DAN BACK UP DATA


Penyedia jasa diwajibkan untuk membuat laporan
mengenai kendala dan kemajuan pekerjaan setiap hari
selama waktu pelaksanaan pekerjaan berlangsung struktur
laporan yang dimaksudkan dibagi berdasarkan
karakteristik laporannya yaitu:
1. Laporan Harian
a. Penyedia jasa diharuskan untuk membuat
catatan lapangan yang setidaknya
mencatat/merekam/memuat ketersediaan material
yang diperlukan, material didatangkan, jumlah
tenaga kerja, alat-alat yang digunakan, keadaan
cuaca termasuk peristiwa-peristiwa alam lain
yang mempengaruhi kelangsungan pelaksanaan
pekerjaan, kemajuan pekerjaan (bobot/taksiran
volume pekerjaan), dan hal-hal lain yang relevan
dengan pekerjaan yang dianggap penting/perlu
untuk dicatat.
b. Laporan harian yang dibuat tersebut harus
diketahui oleh konsultan pengawas sebelum
diserahkan kepada direksi untuk disahkan.
c. Laporan harian yang disahkan merupakan
rekaman kejadian yang terjadi pada hari
dimana laporan tersebut dibuat.

2. Laporan Mingguan
a. Laporan mingguan yang dibuat oleh Penyedia
jasa didalamnya harus memuat tentang
kemajuan pekerjaan (bobot/taksiran volume
pekerjaan) dari masing-masing uraian/item
pekerjaan yang terdapat pada daftar kuantitas dan
harga.
b. Selain itu, laporan mingguan ini juga
harus menjelaskan secara akumulasi atas
ketersediaan material yang diperlukan, material
didatangkan, jumlah tenaga kerja, alat-alat yang
digunakan, keadaan cuaca termasuk peristiwa-
peristiwa alam lain yang mempengaruhi
kelangsungan pelaksanaan pekerjaan pada
kurun waktu dimana laporan mingguan
tersebut dibuat.
c. Oleh karena laporan mingguan merupakan
akumulasi terhadap laporan harian yang dibuat,
maka Penyedia jasa diharuskan untuk membuat
laporan mingguan tersebut guna memudahkan
proses evaluasi atas kemajuan ataupun kendala
pekerjaan selama 1 (satu) minggu terakhir.
d. Laporan mingguan yang dibuat tersebut harus
diketahui oleh konsultan pengawas sebelum
diserahkan kepada direksi untuk disahkan.
e. Laporan mingguan yang dibuat harus
diserahkan pada direksi untuk diketahui dan
sekaligus untuk disahkan.

3. Laporan Bulanan
a. Sama halnya dengan laporan mingguan,
laporan bulanan ini juga merupakan akumulasi
laporan terhadap laporan mingguan yang dibuat.
b. Laporam bulanan yang dibuat harus
memuat tentang kemajuan pekerjaan
(bobot/taksiran volume pekerjaan) dari masing-
masing uraian/item pekerjaan yang terdapat pada
daftar kuantitas dan harga pada setiap
minggunya dalam kurun waktu dimana
laporan bulanan tersebut dibuat.
c. Laporan bulanan yang dibuat tersebut harus
diketahui oleh konsultan pengawas sebelum
diserahkan kepada direksi untuk disahkan.
d. Laporan bulanan yang dibuat harus diserahkan
pada direksi untuk diketahui dan sekaligus
untuk disahkan.

4. Laporan Akhir dan Beck Up Data


a. Pada hakekatnya, laporan akhir yang dibuat
meruapakan laporan yang menerangkan bahwa
seluruh tahapan/rangkaian pekerjaan telah
dikerjakan secara utuh dan meyeluruh
berdasarkan dartaf kuantitas dan harga atau
berdasarkan petunjuk pada gambar kerja.
b. Laporan akhir yang dibuat harus memuat tentang
kemajuan pekerjaan (bobot/taksiran volume
pekerjaan) dari masing-masing uraian/item
pekerjaan yang terdapat pada daftar kuantitas dan
harga pada setiap bulannya dalam kurun waktu
dimana laporan akhir tersebut dibuat.
c. Laporan akhir yang dibuat tersebut harus
diketahui oleh konsultan pengawas sebelum
diserahkan kepada direksi untuk disahkan.
d. Laporan yang yang dibuat harus
diserahkan pada direksi untuk diketahui dan
sekaligus untuk disahkan.

XIII. PEKERJAAN AKHIR


Pekerjaan yang akan dikerjakan dalam pekerjaan
akhir ini dilaksanakan/dikerjakan dengan rencana dan
syarat-syarat yang meliputi:
1. Penyedia jasa harus meneliti semua bagian
pekerjaan sebelum dilakukan penyerahan pertama
pekerjaan.
2. Pekerjaan yang belum sempurna harus segera
diperbaiki dengan penuh tanggung jawab.
3. Pada waktu penyerahan pekerjaan, ruangan-
ruangan, halaman harus sudah selesai dibersihkan
dari segala sisa-sisa sampah dan kotoran pekerjaan.
4. Penyedia jasa harus mengusahakan penyelesaian
pekerjaan seluruh pekerjaan ini sebaik-baiknya
sehingga memuaskan pengguna jasa.
5. Setelah penyerahan kedua, semua barang-barang
dan peralatan milik Penyedia jasa harus segera
demobilisasi dari lokasi pekerjaan
6. Pekerjaan dianggap selesai jika:
a. Pembersihan ruangan dan lapangan telah
dilaksanakan dengan baik.
b. Pekerjaan telah diperiksa secara bersama
oleh direksi, konsultan pengawas, dan
penyedia jasa dan dinyatakan dalam suatu berita
acara
Pembayaran Prestasi Pekerjaan :
Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara :
Termin
Pembayaran berdasarkan cara tersebut di atas
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
 Pekerjaan Konstruksi ini dapat diberikan uang muka.
Uang muka diberikan sebesar 30% (Tiga Puluh per
seratus) dari Nilai Kontrak
 Pembayaran sebesar 50% diberikan Jika prestasi
pekerjaan mencapai minimal 55%
 Pembayaran sebesar 95% diberikan Jika prestasi
pekerjaan mencapai minimal 100%

Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk


mengajukan tagihan pembayaran prestasi pekerjaan :
 Copy Kontrak/Addendum
 Berita Acara Kemajuan Pekerjaan
 Back Up Data Pekerjaan
 Foto Pelaksanaan Pekerjaan

Dokumentasi
1. Membuat Foto Dokumentasi dari pelaksanaan pekerjaan
0 %, 50 %, 100 % serta video dokumentasi dari awal
sampai akhir kegiatan pelaksanaan.
2. Atau hal lain yang dianggap perlu untuk dibuat
dokumentasi selama pekerjaan berlangsung yang
dimasukan ke dalam album-album foto dengan ukuran
sesuai petunjuk PPTK.

Syarat-syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan


Kerja) di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 (tiga). Pada
pasal tersebut disebutkan 18 (delapan belas) syarat penerapan
keselamatan kerja di tempat kerja di antaranya :
1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja
2. Memberi P3K Kecelakaan Kerja
3. Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga
kerja
4. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
radiasi, kebisingan & getaran
5. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja
(PAK) dan keracunan
6. Penerangan yang cukup dan sesuai
7. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban
8. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara
& proses kerja
9. Mengamankan & memperlancar pengangkutan
manusia, binatang, tanaman & barang
10. Mengamankan & memperlancar bongkar muat,
perlakuan & penyimpanan barang
11. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan
pekerjaan yang resikonya bertambah tinggi

Besar denda keterlambatan untuk setiap hari keterlambatan


adalah 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak pekerjaan
Peningkatan Rumah Layak Huni Wilayah III .

9 Jangka Waktu : Jangka Waktu pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Rumah Layak


Pelaksanaan Huni Wilayah III : 120 (seratus dua puluh) hari, terhitung sejak
Pekerjaan penandatanganan kontrak.

10 Tenaga : Tenaga ahli/terampil yang diperlukan untuk melaksanakan


Ahli/Terampil pekerjaan Peningkatan Rumah Layak Huni Wilayah III :
1. Site Manager 2 Orang (S1/D3 Teknik Sipil) Pengalaman
min. 3 tahun (SKT Pelaksana Bangunan Gedung/Pekerjaan
Gedung, TS 051);
2. Pelaksana Lapangan 4 Orang (S1/D3 Teknik Sipil)
Pengalaman min. 2 tahun (SKT Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Gedung, TS 052);
3. Mandor 10 Orang (STM/SMK) Pengalaman min. 2 tahun
(SKT Bidang Sipil Sub Keahlian Bidang Mandor Tukang
Batu/Bata/Beton (TL 005), Mandor Tukang Kayu (TL 006),
Mandor Batu Belah (TL 007), Mandor Tanah (TL 008),
Mandor Besi/Pembesian/Penulangan Beton, TL 009);
4. Juru Ukur/Surveyor 4 Orang (STM/SMK) Pengalaman min.
2 tahun ( SKT Pengukuran );
5. Tenaga Administrasi 2 Orang (SMU/SMK) Pengalaman
min. 1 tahun (Curiculum Vitae Administrasi Pembukuan);
6. Tenaga Keuangan 2 Orang (SMU/SMK) Pengalaman min. 1
tahun (Curiculum Vitae Administrasi Pembukuan)
7. K3 2 Orang (SMU/SMK) Pengalaman min. 3 tahun
(Sertifikat K3)

Anda mungkin juga menyukai