Anda di halaman 1dari 9

Pemanfaatan Energi Matahari

BAB III
ISI
Manfaat Energi Matahari untuk Menuai Listrik
Indonesia adalah negara tropis yang hanya mengalami dua musim, panas dan hujan. Matahari
akan bersinar sepanjang tahun, meskipun pada musim hujan intensitasnya berkurang. Kondisi
iklim ini menyebabkan matahari dapat menjadi alternatif sumber energi masa depan di Indonesia.
Selain matahari, Indonesia juga mempunyai cadangan minyak dan gas bumi yang relative
banyak. Sebagian telah dieksploitasi. Masalahnya minyak dan gas bumi adalah sumber energi
yang tidak terbarui. Tanpa pemakaian yang bijaksana suatu saat sumber tersebut akan habis.
Selain itu, pembakaran minyak dan gas bumi menimbulkan polusi udara. Ketika isu lingkungan
makin keras disuarakan oleh kelompok hijau, sumber energy yang ramah lingkungan dan
terbarui menjadi asset berharga. Apalagi penggunaan energi surya Indonesia saat ini masih
kurang dari 5% total pemakaian energy
1. Hubungan Energi Matahari dan listrik
Secara global, matahari menyediakan 10.000 kali energi manusia - energi yang dapat di
memanfaatkan siapapun secara gratis.
Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika dieksplotasi
dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi dunia saat
ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat digunakan secara langsung untuk memproduksi
listrik atau untuk memanaskan bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depat energi surya
hanya dibatasi oleh keinginan kita untuk menangkap kesempatan.Ada banyak cara untuk
memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi energi kimia
dengan menggunakan fotosintesis. Kita memanfaatkan energi ini dengan memakan dan
membakar kayu. Bagimanapun, istilah tenaga surya mempunyai arti mengubah sinar matahari
secara langsung menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan kita. dua tipe dasar tenaga
matahari adalah sinar matahari dan photovoltaic (photo- cahaya,
voltaic=tegangan)Photovoltaic tenaga matahari: melibatkan pembangkit listrik dari cahaya.
Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk
melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar listrik.
Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic adalah silikon, sebuah
elemen yang umum ditemukan di pasir. Semua sel photovoltaic mempunyai paling tidak dua
lapisan semi konduktor seperti itu, satu bermuatan positif dan satu bermuatan negatif. Ketika
cahaya bersinar pada semi konduktor, lading listrik menyeberang sambungan diantara dua
lapisan menyebabkan listrik mengalir, membangkitkan arus DC. Makin kuat cahaya, makin kuat
aliran listrik.
Sistem photovoltaic tidak membutuhkan cahaya matahari yang terang untuk beroperasi. Sistem
ini juga membangkitkan listrik di saat hari mendung, dengan energi keluar yang sebanding ke
berat jenis awan. Berdasarkan pantulan sinar matahari dari awan, hari-hari mendung dapat
menghasilkan angka energi yang lebih tinggi dibandingkan saat langit biru sedang yang benarbenar cerah.

Saat ini, sudah menjadi hal umum piranti kecil, seperti kalkulator, menggunakan solar sel yang
sangat kecil. Photovoltaic juga digunakan untuk menyediakan listrik di wilayah yang tidak
terdapat jaringan pembangkit tenaga listrik. Kami telah mengembangkan lemari pendingin, yang
bernama Solar Chill yang dapat berfungsi dengan energi matahari. Setelah dites, lemari
pendingin ini akan digunakan oleh organisasi kemanusiaan untuk membantu menyediakan
vaksin di daerah tanpa listrik, dan oleh setiap orang yang tidak ingin bergantung dengan tenaga
listrik untuk mendinginkan makanan mereka. Penggunaan sel photovoltaic sebagai desain utama
oleh para arsitek semakin meningkat. Sebagai contoh, atap ubin atau slites solar dapat
menggantikan bahan atap konvsional. Modul film yang fleksibel bahkan dapat diintegrasikan
menjadi atap vaulted, ketika modul semi transparan menyediakan percampuran yang menarik
antara bayangan dengan sinar matahari. Sel photovoltaic juga dapat digunakan untuk
menyediakan tenaga maksimum ke gedung pada saat hari di musim panas ketika sistem AC
membutuhkan energi yang besar, hal itu membantu mengurangi beban maskimum elektik.Baik
dalam skala besar maupun skala kecil photovoltaic dapat mengantarkan tenaga ke jaringan
listrik,atau dapat disimpan dalam selnya.
2. Manfaat Energi Matahari untuk Menuai Listrik
2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Matahari
Kaca-kaca besar mengkonsetrasikan cahaya matahari ke satu garis atau titik. Panas yang
dihasilakan digunakan untuk menghasilkan uap panas. Panasnya, tekanan uap panas yang tinggi
digunakan untuk menjalankan turbin yang menghasilkan listrik. Di wilayah yang disinari
matahari, Pembangkit Listrik Tenaga matahari dapat menjamin pembagian besar produksi listrik.
Berdasarkan proyeksi dari tingkat arus hanya 354MW, pada tahun 2015 kapasitas total
pemasangan pembangkit tenaga panas matahari akan melampaui 5000 MW. Pada tahun 2020,
tambahan kapasitas akan naik pada tingkat sampai 4500 MW setiap tahunnya dan total
pemasangan kapasitas tenaga panas matahari di seluruh dunia dapat mencapai hampir 30.000
MW- cukup untuk memberikan daya untuk 30 juta rumah.
2.2. Pemanas dan Pendingin Tenaga Matahari
Panas tenaga matahari menggunakan panas matahari secara langsung. Pengumpul panas
matahari diatas atapmu dapat menyediakan air panas untuk rumahmu, dan membantu
menghangatkan rumahmu. Sistem panas matahari berdasarkan prinsip sederhana yang telah
dikenal selama berabad-abad: matahari memanaskan air yang mengisi bejana gelap. Teknologi
tenaga panas matahari yang ada di pasar saat ini sangat efisien dan bisa diandalkan. Saat ini
pasar menyediakan tenaga matahari untuk aplikasi dengan cakupan luas, dari pemanas air
domestik dan pemanas ruangan di perumahan dan gedung gedung komersial, sampai pemanas
kolam renang, tenaga matahari-pendingin, proses pemanasan industri dan memproses air menjadi
tawar.
Saat ini produksi pemanas air panas domestik merupakan aplikasi paling umum untuk tenaga
panas matahari. Di beberapa negara hal ini telah menjadi sarana yang umum digunakan oleh
gedung tempat tinggal. Tergantung pada kondisi dan konfigurasi sistem, kebutuhan air panas
dapat disediakan oleh tenaga matahari hingga 100% . Sistem yang lebih besar dapat ditambahkan
untuk menutupi bagian penting dari kebutuhan energi untuk pemanas ruangan. Ada dua tipe
teknologi: Tabung vakum- penyedot di dalam tabung vakum menyedot radiasi dari matahari dan
memanaskan cairan di dalam, seperti di panel tenaga matahari datar. Tambahan radiasi diambil
dari reflektor di belakang tabung. Bentuk bundar tabung vakum membuat cahaya matahari dari
berbagai sudut dapat mencapai penyerap secara langsung. Bahkan di saat mendung, ketika

cahaya datang dari banyak sudut pada saat bersamaan, tabung vakum kolektor tetap dapat
efektif. Kolektor solar panel datar- pada dasarnya merupakan kotak yang ditutupi kaca yang
ditaruh di atap seperti cahaya langit. Di dalam kotak terdapat serangkaian tabung pemotong
dengan sirip pemotong terpasang. Seluruh struktur dilapisi substansi hitam yang didesain untuk
menangkap sinar matahari. Sinar ini memanaskan air dan campuran bahan anti beku, yang
beredar dari kolektor turun ke pemanas air di bawah tanah.
Pendingin tenaga matahari: Pendingin tenaga matahari menggunakan sumber energi panas untuk
menghasilkan dingin dan /atau mengurangi kelembaban udara dengan cara yang sama dengan
lemari pendingin atau AC konvensional. Aplikasi ini cocok dengan energi panas matahari,
sejalan dengan meningkatnya permintaan pendingin ketika panas matahari banyak. Pendingin
tenaga matahari telah sukses didemonstrasikan. Penggunaan skala besar dapat diharapkan di
masa depan, sejalan dengan berkurangnya biaya teknologi ini, terutama untuk sistem skala kecil.
2.3. Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Plts)
2.3.1. Pendahuluan
Menurut ASMI SYUPRIADIN, kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena
tercemarnya lingkungan dari efek rumah kaca (greenhouse effect) yang menyebabkan global
warming, hujan asam, rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi
itu rata-rata akibat dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium,
batu bara dan lainnya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari fosil tidak
dapat diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non-fosil. Dengan kondisi yang sudah sedemikian
memprihatinkan, gerakan hemat energi sudah merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah
satunya dengan hemat bahan bakar dan menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat
diperbaharui seperti tenaga angin, tenaga air, energi panas bumi, tenaga matahari, dan lainnya.
Duniapun sudah mulai merubah tren produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar
fosil beralih ke bahan bakar non-fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas.
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena dapat digunakan
untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan besar, pabrik, perumahan, dan lainnya.
Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa dampak buruk terhadap lingkungan
dibandingkan bahan bakar lainnya.Di negara-negara industri maju seperti Jepang, Amerika
Serikat, dan beberapa negara di Eropa dengan bantuan subsidi dari pemerintah telah diluncurkan
program-program untuk memasyarakatkan listrik tenaga surya ini. Tidak itu saja di negaranegara sedang berkembang seperti India, Mongol promosi pemakaian sumber energi yang dapat
diperbaharui ini terus dilakukan. Untuk lebih mengetahui apa itu pembangkit listrik tenaga surya
atau kami singkat dengan PLTS maka dalam tulisan ini akan dijelaskan secara singkat
komponen-komponen yang membentuk PLTS, sistim kelistrikan tenaga surya dan trend
teknologi yang ada.
2.3.2. Prinsip kerja sitem PLTS
Menurut Anya P. Damastuti, dalam cahaya matahari terkandung energi dalam bentuk foton1.
Ketika foton ini mengenai permukaan sel surya, elektron-elektronnya akan tereksitasi dan
menimbulkan aliran listrik. Prinsip ini dikenal sebagai prinsip photoelectric. Sel surya dapat
tereksitasi karena terbuat dari material semikonduktor2; yang mengandung unsur silikon. Silikon
ini terdiri atas dua jenis lapisan sensitif: lapisan negatif (tipe-n)3 dan lapisan positif (tipe-p)4. Sel
surya ini mudah pecah dan berkarat jika terkena air. Karena itu sel ini dibuat dalam bentuk panelpanel ukuran tertentu yang dilapisi plastic atau kaca bening yang kedap air. Panel ini dikenal
sebagai panel surya. Ada beberapa jenis panel surya yang dijual di pasaran. Jenis pertama, yang

terbaik saat ini, adalah jenis monokristalin. Panel ini memiliki efisiensi5 12-14%. Jenis kedua
adalah jenis polikristalin atau multikristalin, yang terbuat dari kristal silikon dengan efisiensi 1012%. Jenis ketiga adalah silikon jenis amorphous, yang berbentuk film tipis. Efisiensinya sekitar
4-6%. Panel surya jenis ini banyak dipakai di mainan anak-anak, jam dan kalkulator. Yang
terakhir adalah panel surya yang terbuat dari GaAs (Gallium Arsenide) yang lebih efisien pada
temperatur tinggi.
Listrik yang dihasilkan oleh panel surya dapat langsung digunakan atau disimpan lebih dahulu ke
dalam batere. Arus listrik yang dihasilkan adalah listrik dengan arus searah (DC) sebesar 3.5 A.
Besar tegangan yang dihasilkan adalah 0.4-0.5V. Kita dapat mendesain rangkaian panel-panel
surya, secara seri atau paralel, untuk memperoleh output tegangan dan arus yang diinginkan.
Untuk memperoleh arus bolak balik (AC) diperlukan alat tambahan yang disebut inverter.
2.3.3. Kelebihan dan kemampuan sistem PLTS
Bisa merubah lisrtrik menjadi arus DC Bisa AC
Mengubah sinar Matahari menjadi listrik sebenarnya sudah dikenal sejak lama. Tahun 1839,
fisikawan Prancis Alexander-Edmond Becquerel sudah mengamati bahwa beberapa material
tertentu akan menghasilkan arus listrik meski dalam jumlah kecil jika terpapar sinar
Matahari. Efek ini dikenal dengan nama efek fotovoltaik (berasal dari bahasa Yunani photos
yang berarti sinar dan voltage yang artinya arus listrik). Material tertentu yang kemudian
dinamakan sel surya baru ditemukan tahun 1883 oleh Charles Fritts. Sel itu terbuat dari
semikonduktor selenium tipis yang dilapisi emas.
Sel bekerja mengubah sinar Matahari menjadi arus listrik searah (DC). Dengan alat pengubah
arus, listrik yang dihasilkan bisa dibuat menjadi arus bolak-balik (AC). Listrik jenis inilah yang
digunakan untuk menjalankan perkakas rumah tangga bertenaga listrik.
Ukuran sel surya itu beragam, tapi kebanyakan berukuran 10 x 10 cm dan menghasilkan sekitar
0,5 volt listrik. Karena itu, biasanya sel disusun menjadi panel untuk menghasilkan voltase lebih
tinggi dan menambah tenaga listrik yang dihasilkan. Panel dibungkus lapisan kaca agar lapisan
semikonduktornya terlindung dari gangguan seperti hujan. Sebuah modul 12 volt misalnya dapat
memiliki 30 - 40 sel surya. Satu modul yang menghasilkan 50 Watt kira-kira ukurannya 40 x 100
cm. Kebanyakan modul yang dipasarkan saat ini dijual dengan garansi lebih dari 20 tahun.
Namun, biasanya setelah itu modul masih dapat berfungsi lebih lama lagi.
3. Cara kerja sel surya
Cara kerja sel surya bisa dijelaskan secara sederhana begini:
Sinar surya mengenai panel.
Lempengan tipis dengan luas bervariasi itu kemudian menyerap panas Matahari.
Elektron-elektron yang ada di dalam sel surya terlepas dari atom-atomnya dan mengalir di dalam
sel menghasilkan arus listrik searah.
Efisiensi sel memang tidak tinggi. Ia hanya 12 - 15% mengubah sinar Matahari menjadi listrik,
meskipun pada penelitian laboratorium efisiensinya bisa mencapai 30%. Saat pertama kali
ditemukan, efisiensi sel surya baru mencapai 1%. Bermacam material kemudian diselidiki untuk
memperoleh efisiensi tinggi dan biaya yang rendah tentu saja. Sampai saat ini efisiensi sel surya
bervariasi sekitar 6 - 30%.
Material yang umum dipakai sebagai bahan dasar panel adalah silikon kristal, yang terbagi dalam
tiga kategori utama, yakni monokristal, polikristal, dan pita silikon. Monokristal atau kristal
tunggal memiliki efisiensi pada kisaran 16 - 17%. Namun, ada merek tertentu yang bisa sampai

20%. Sel surya jenis ini cenderung memahal harganya.


Harga yang lebih murah dengan efisiensi yang lumayan diperoleh pada polikristal. Jenis ini
dibuat dari silikon cair yang kemudian didinginkan dan dipadatkan. Efisiensinya berkisar 15 16%.
Kalau mau mencari kualitas rendahan, silikon pita pilihannya. Sel surya ini dibuat dengan
menarik lapisan tipis silikon cair dan dibentuk seperti struktur polikristal. Namun, tingkat
efisiensinya lebih rendah, 13,5 - 15%. Pada pembuatannya memang tidak banyak menghasilkan
limbah sehingga bisa memurah harganya.
Selain dengan pendekatan teknologi lapisan yang memiliki ketebalan 180 - 240 mikrometer, sel
surya juga dipak dalam bentuk lapisan tipis. Jenis yang sering ditemui pada arloji atau kalkulator
juga terbagi atas dua macam, yakni silikon amorfus dan CIS. Silikon amorfus dibuat
menggunakan teknik pengendapan uap kimia, khususnya plasma enhanced (PE-CVD). Sel ini
memiliki tingkat efisiensi rendah, sekitar 8%. Namun, ongkos produksinya murah. Sementara
efisiensi CIS lebih bagus, 11%, dengan harga yang lebih mahal.
4. Kelebihan sistem PLTS
- Tidak mudah rusak.
Di Indonesia teknologi sel surya diperkenalkan pertama kali pada 1987. Penghasil listrik tenaga
surya skala rumahan yang kemudian dikenal dengan nama solar home system (SHS) pun
diujicobakan di Sukatani, Bandung oleh BPPT. Masing-masing rumah memperoleh jatah satu
panel SHS yang bisa menghasilkan listrik 50 W. Listrik itu dialirkan ke tiga titik lampu, masingmasing lampu neon 10 W. Enaknya, tidak perlu menggunakan jaringan. Selain itu jika (SHS)
satu rumah rusak, tidak mengganggu rumah yang lain, tutur Syafri.
SHS terdiri atas panel surya, baterai, dan lampu. Panel berukuran sekitar 1 m2 itu dipasang di
atas atap rumah. Berhubung tidak menggunakan inverter (pengubah arus DC menjadi AC), maka
lampu yang dipakai lampu DC. Satu panel SHS dapat menghasilkan 50 W dengan pemakaian
sekitar delapan jam. Meski tidak seterang lampu neon AC, penerangan yang dihasilkan itu sudah
cukup untuk ukuran masyarakat desa.
SHS macam ini sebenarnya juga bermanfaat bila diterapkan di Puskesmas terpencil yang tentu
saja memerlukan listrik untuk penerangan, pendinginan vaksin, serta pompa dan penjernihan air.
SHS menjadi pilihan yang tepat.
Teknologi ini kemudian berkembang dengan dukungan pemerintah, sehingga ribuan rumah
tangga mendapat berkah listrik meski cuma 50 W. Tugas BPPT pun berubah dari penguji coba
menjadi pengawal dalam hal uji sertifikasi. "Kami memiliki laboratorium untuk menguji
komponen-komponen SHS seperti baterai, sel surya, maupun lampunya," kata Dr. Markus
Sumarsono, kepala divisi energi terbarukan B2 Teknologi Energi BPPT Puspiptek Serpong.
Setelah pasar tumbuh, pemain SHS pun muncul. Namun, tentu saja peran Pemda besar
mengingat investasi SHS terbilang mahal bagi masyarakat desa terpencil. Kalau sekarang
sampai terpasang (membutuhkan biaya) sekitar Rp 4 5 juta, kata Syafri. Komponen termahal
tentu saja panel surya, meski dijamin tidak akan mengalami kerusakan. Dari ratusan unit yang

dipasang BPPT hanya satu yang rusak, itu pun karena tersambar petir.
Kondisi di atas tak pelak memunculkan bisik-bisik di dunia internasional. Teknologi mahal, tapi
yang menggunakan orang miskin. Bahkan ada yang kemudian menyangsikan Indonesia kok bisa
masuk negara berkembang! SHS memang menjadi keunikan tersendiri dalam pemanfaatan
tenaga surya. Soalnya, hanya ada di Indonesia. Di dunia tidak ada SHS, imbuh Syafri.
5. Tiga Sistem Pilihan (tipe PLTS)
Sistem pembangkit listrik fotovoltaik sebenarnya dikategorikan ke dalam tiga tipe, yakni
otonom, hibrida, dan terkoneksi jaringan. Tipe yang dipilih tergantung pada kebutuhan, lokasi,
dan anggaran.
Sistem yang otonom benar-benar merupakan pembangkit listrik tunggal. Sistem macam ini
biasanya digunakan di tempat-tempat terpencil. Umumnya, sistem ini memerlukan baterai
sebagai penyimpan listrik (DC).
Sistem hibrida mendapatkan pasokan listrik dari pembangkit sel surya dan satu atau lebih
pembangkit tambahan, misalnya generator listrik tenaga angin atau BBM. Sistem ini umumnya
membutuhkan baterai untuk penyimpanan listrik.
Sistem ini cocok digunakan bila kebutuhan listrik tidak bisa dipasok sepenuhnya hanya dari
sistem fotovoltaik (misalnya kala musim hujan) atau anggaran terbatas. Sistem ini pula yang
diujicoba BPPT di Gorontalo, Sulawesi. Sistem hibrida yang diujicoba menggabungkan
teknologi sel surya dan generator diesel. Namun, sistemnya tersentral, bukan satu rumah satu
sistem. Ada 30 modul sel surya terpasang serta sebuah generator diesel berkapasitas 100 kW.
Listrik yang dihasilkan baru dialirkan ke rumah-rumah.
Saat Matahari bersinar, listrik yang dihasilkan sebagian disimpan di baterai dan sebagian lagi
digunakan. Saat malam tiba, ketika setrum dari baterai melemah sementara kebutuhan
bertambah, maka diesel pun membantu. Listrik dari diesel yang berlebih disimpan di
baterai.Sistem jaringan terkoneksi memungkinkan kita untuk mengurangi konsumsi listrik dari
jaringan dan, dalam beberapa kasus, memberikan kelebihan listrik kita kembali ke jaringan.
Kalau listrik dapat disimpan dalam sistem jaringan, baterai tidak dibutuhkan, kecuali jika kita
menginginkan bentuk listrik otonom selama kita tidak berada di rumah.
5.1.1. Fotovoltaik
Menurut Deni Almanda, komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang
merupakan unit rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara
pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat
dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik
diperlukan teknologi tinggi. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang
dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya
yaitu sebesar 60ari biaya total. Jadi, jika modul sel surya itu bisa diproduksi di dalam negeri
berarti akan bisa menghemat biaya pembangunan PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan sel
surya di Indonesia tahap pertama adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi
dengan sel-sel yang masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan
di dalam negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan
poly cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTS,
Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju

tahapan pelaksanaan dan instalasi untuk elektrifikasi untuk pedesaan. Teknologi ini cukup
canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan
dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya
fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif
tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai
dengan kebutuhannya.
5.1.2. Hibrida
Menurut Deni Almanda, dalam penerapannya fotovoltaik dapat digabungkan dengan pembangkit
lain seperti pembangkit tenaga diesel (PLTD) dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTM).
Penggabungan ini dinamakan sistem hibrida yang tujuannya untuk mendapatkan daya guna yang
optimal. Pada sistem ini PLTS merupakan komponen utama, sedang pembangkit listrik lainnya
digunakan untuk mengkompensasi kelemahan sistem PLTS dan mengantisipasi ketidakpastian
cuaca dan sinar matahari. Pada sistem PLTS-PLTD, PLTD-nya akan digunakan sebagai "bank
up" untuk mengatasi beban maksimal. Pengkajian dan penerapan sistem ini sudah dilakukan di
Bima (NTB) dengan kapasitas PLTS 13,5 kWp dan PLTD 40 kWp.
Penggabungan antara PLTS dengan PLTM mempunyai prospek yang cerah. Hal ini karena
sumber air yang dibutuhkan PLTM relatif sedikit dan itu banyak terdapa di desa-desa. Untuk
itulah pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang telah merealisasi penerapan sistem model
hidro ini di desa Taratak (Lombok Tengah) dengan kapasitas PLTS 48 kWp dan PLTM sebesar
6,3 kW.
Pada sistem hibrida antara fotovoltaik dengan Fuel Cell (sel bahan bakar), selisih antara
kebutuhan listrik pada beban dan listrik yang dihasilkan oleh fotovoltaik akan dipenuhi oleh fuel
cell. Controller berfungsi untuk mengatur fuel cell agar listrik yang keluar sesuai dengan
kepeluan. Arus DC yang dihasilkan fuel cell dan arus fotovoltaik digabungkan pada tegangan DC
yang sama kemudian diteruskan ke power conditioning subsystem ( PCS ) yang berfungsi untuk
mengubah arus DC menjadi arus AC. Keuntungan sistem ini adalah efisiensinya tinggi sehingga
dapat menghemat bahan bakar, dan kehilangan daya listrik dapat diperkecil dengan
menempatkan fuel cell dekat pusat beban.
5.1.3. Sistem PLTS
Menurut Deni Almanda, PLTS dengan sistem sentralisasi artinya pembangkit tenaga listrik
dilakukan secara terpusat dan suplai daya ke konsumen dilakukan melalui jaringan distribusi.
Sistem ini cocok dan ekonomis pada daerah dengan kerapatan penduduk yang tinggi. Contohnya
PLTS di Desa Kentang Gunung Kidul mempunyai kapasitas daya 19 kWp, kapasitas baterai 200
volt dan beban berupa penerangan yang terpasang pada 85 rumah. Sementara itu PLTS dengan
sistem individu daya terpasangnya relatif kecil yaitu sekitar 48-55 Wp. Jumlah daya sebesar 50
Wp per rumah tangga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penerangan, informasi (TV dan
Radio) dan komunikasi (Radio komunikasi). Dan sampai tahun 95 sistem ini sudah terpasang
sekitar 10.000 unit yang tersebar di seluruh perdesaan Indonesia dan pengelolaannya yang
meliputi pemeliharaan dan pembayaran dilaksanakan oleh KUD.
Melihat trend harga sel surya yang semakin menurun dan dalam rangka memperkenalkan sistem
pembangkit yang ramah lingkungan, pemanfaatan PLTS dengan sistem individu semakin
ditingkatkan. Pada tahap pertama direncanakan akan dipasang 36.000 unit SHS selama tiga tahun
dengan prioritas 10 propinsi di kawasan timur Indonesia. Paling tidak ada 5 keuntungan

pembangkit dengan surya fotovoltaik. Pertama energi yang digunakan adalah energi yang
tersedia secara cuma-cuma. Kedua perawatannya mudah dan sederhana. Ketiga tidak terdapat
peralatan yang bergerak, sehingga tidak perlu penggantian suku cadang dan penyetelan pada
pelumasan. Keempat peralatan bekerja tanpa suara dan tidak berdampak negatif terhadap
lingkungan. Kelima dapat bekerja secara otomatis.
6. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Matahari
1. Panel Surya :
Berfungsi merubah cahaya matahari menjadi listrik. Bentuk moduler dari panel surya
memberikan kemudahan pemenuhan kebutuhan pemenuhan listrik untuk berbagai skala
kebutuhan.
2. Controler regulator
- Berfungsi mengatur lalu lintas listrik dari Panel Surya ke beban

3. Battrey ACCU
Berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh Panel Surya (Solar Panel) sebelum
dimanfaatkan untuk menggerakkan beban. Beban dapat berupa lampu penerangan atau peralatan
elektronik dan peralatan lainnya yang membutuhkan listrik.
4.InverterAC
Berfungsi merubah arus DC dari battrey ACCU 12volt menjadi arus AC bertegangan 220v,arus
yang di hasilkan oleh INVERTER sangatlah setabil, sehingga sudah tidak memerlukan alat
setabilizer lagi,serta aman dan berprotexion tinggi. Sangat flexible dalam penempatan Design
Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Yang Praktis dan Flexible.
7. Pemusatan tenaga surya
Pembangkit listrik tenaga matahari menggunakan metode menyerap energi matahari yang
disebut dengan pemusatan tenaga matahari (CSP, Concentrating Solar Power). Cara kerjanya
sangat mirip dengan membakar sebuah kertas dengan sinar matahari melalui sebuah kaca
pembesar.
Prinsipnya sama, yaitu dengan mengatur seperangkat kaca pembesar dan cermin yang
menghasilkan pantulan sinar matahari yang sangat kuat. Sinar matahari ini memanaskan air,
mengubahnya menjadi uap yang memutar turbin untuk menghasilkan listrik. Listrik ini kemudian
dihantarkan melalui kabel-kabel transmisi tegangan tinggi ke para pengguna.
Pada malam hari, tenaga yang dihasilkan saat siang hari disimpan dalam baterai khusus sehingga
memungkinkan turbin-turbin tetap berputar saat malam hari. membuat suatu sistem pembangkit
yang bekerja 24 jam.
Metode CSP seharusnya dibedakan dengan energi photovoltaic (sel surya yang dapat
menghasilkan listrik bila terkena sinar matahari), yang tidak memanaskan air, tetapi langsung
menghasilkan listrik dan menyimpannya di dalam baterai.
Pembangkit listrik CSP ini pada umumnya lebih bersih, lebih murah dan membutuhkan biaya
pemeliharaan yang lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit energi photovoltaic.
Di sisi lain, energi photovoltaic tidak tergantung secara terpusat, maksudnya adalah bahwa

panel-panel surya dapat dibeli oleh siapa saja dan dapat ditempatkan di atas atap, memungkinkan
fleksibilitas yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai