Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MANAJEMEN DAN EKONOMI ENERGI

Disusun oleh:
Ian Jack Permana
1406583861
Seno Ajisaka
1406584196

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015

ANALISIS KEBIJAKAN ENERGI JERMAN SETELAH KECELAKAAN REAKTOR


NUKLIR DI FUKUSHIMA JEPANG
1

Pendahuluan
Setahun

sebelum

kejadian

bencana

kecelakaan

nuklir

di

Fukushima

Jepang,pemerintah Jerman setelah mengeluarkan kebijakan Energiewende (Transisi Energi


Jerman) pada tahun 2010 untuk beralih ke energi baru dan terbarukan. Selamat datang
energi terbarukan dan Selamat tinggal energi nuklir dan bahan bakar fosil adalah prinsip
yang diserukan oleh negara Jerman.
Pasar energi terbarukan di Jerman tumbuh pesat dalam dua dekade terakhir,
menyediakan energi murah dan bisa diandalkan bagi penduduknya. Bauran energi terbarukan
di Jerman tumbuh dari hanya 6% ke 25% dalam waktu sepuluh tahun. Jika kondisi cuaca
mendukung, sumber energi terbarukan bahkan bisa memasok separuh kebutuhan listrik
negara ini. Kebijakan tersebut menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 8095% pada 2050, meningkatkan bauran energi terbarukan hingga 60% dan efisiensi listrik
hingga 50% dalam periode yang sama.
Banyak pihak yang skeptis dengan target ambisius Jerman ini. Peralihan ke energi
terbarukan memerlukan investasi yang sangat besar, hingga 200 miliar ($259,68 milliar).
Namun bukan orang Jerman jika mereka gagal mewujudkannya. Kebijakan ini langsung
mendapat dukungan legeslatif, setahun berikutnya. Perkiraan terbaru dari Energiewende
menunjukkan, Jerman akan melampaui target bauran energi terbarukan mereka yang lebih
dari 40% pada 2020.
Setelah kejadian Fukushima berlangsung di tahun 2011, Pemerintah Jerman langsung
menyerukan pemberhentian total (shutdown)operasi delapan pembangkit listrik tenaga nuklir
dari 17 pembangkit yang ada. Dengan sembilan pembangkitnuklir yang tersisa selanjutnya
bersiap menunggu untuk segera dihentikan operasinya. Hal ini merupakan kebijakan dari
Pemerintah Jerman, yang secara bertahap menuju(fase-out nuclear)fase bebas dari industri
pembangkit listrik tenaga nuklir pada tahun 2022.

Gambar 1. Grafik Penurunan Kapasitas Pembangkit Nuklir

Pemerintah dan lembaga penelitian meramalkan masa depan yang cerah bagi
perkembangan ekonomi hijau di negara ini. Manfaat ekonomi dari peralihan ke energi
terbarukan telah melampaui investasi yang dikucurkan pemerintah. Harga energi terbarukan
di Jerman semakin murah sementara harga energi konvensional semakin mahal. Bahan bakar
fosil, menurut Energiewende akan terus mengandalkan pada subsidi agar (harganya) tetap
bisa bersaing. Belum lagi jika pemerintah memerhitungkan dampak kerusakan lingkungan.
Kerugian dari penggunanan energi kotor akan semakin tinggi.
Kebijakan Jerman mengganti energi impor dengan energi terbarukan juga
menyeimbangkan neraca perdagangan, memerkuat ketahanan energi dan menciptakan
lapangan kerja. Ada lebih dari 380.000 warga Jerman yang saat ini bekerja di sektor energi
terbarukan jauh lebih banyak dibanding pekerja di industri energi konvensional. Menurut
Energiewende, jumlah lapangan kerja baru akan bertambah dari 80.000 menjadi 100.000
hingga 150.000 dalam periode 2020-2030. Salah satu alasannya karena energi terbarukan
melibatkan lebih banyak tenaga kerja jika dibanding dengan energi nuklir atau bahan bakar
fosil.

Tabel 1. Reaktor Nuklir Jerman dan Target Waktu Pemberhentian (Fase-out)

Strategi peralihan ke EBT membantu Jerman keluar dari krisis ekonomi dan keuangan
lebih cepat dibanding negara-negara lain. Pada 2012, pertumbuhan energi angin dan surya
berhasil memangkas harga energi di Jerman hingga lebih dari 10%. Saat listrik semakin
murah, biaya berbisnis juga terus turun. Berbagai macam industri mulai industri baja, gelas
hingga semen menikmati penurunan harga energi ini. Dalam jangka panjang saat
permintaan energi bersih dan terbarukan meningkat daya tawar teknologi, jasa dan layanan
energi terbarukan buatan Jerman akan semakin tinggi.
Manfaat utama lain adalah pengurangan emisi gas rumah kaca. Berbeda dengan
banyak negara maju yang kesulitan memenuhi target pengurangan emisi, Jerman melenggang
santai melampaui target pengurangan emisi dari Protokol Kyoto. Pada akhir 2011, Jerman

berhasil memangkas emisi gas rumah kaca hingga 27% melampaui target 21% pada 2012
(dibanding level tahun 1990).

Gambar 2. Grafik Emisi Di Dunia 2005-2011

Gambar 3. Grafik Emisi Di Jerman 1990-2012

Jerman juga diperkirakan mampu melampaui target pengurangan emisi sebesar 40%
pada 2020.

Gambar 4. Grafik supply dan demand dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2014

Pada grafik supply pembangkit listrik di Jerman dan demand kebutuhan akan konsumsi listrik
di Jerman, dapat dilihat gap perbedaan yang semakin membesar, dimana pemabngkit listrik di
Jerman berhasil melayani kebutuhan konsumsi listrik masayakat Jerman.
2

Potensi dan Teknologi Pembangkit Energi Terbarukan di Jerman


Potensi EBT yang dimilik Negara Jerman cukup besar. Sehingga Jerman termasuk 5

besar dalam peringkat negara dengan produksi EBT terbesar. Secara keseluruhan Jerman
berada diperingkat 3 Dunia dengan total kapasitas pembangkit EBT yaitu sebesar 78 GW
disusul oleh US dengan total 93GW dan Tiongkok pada urutan pertama dengan total 118 GW.
Terutama pada total kapasitas pembangkit dengan energi surya atau PV power plant Jerman
berada pada peringkat pertama dunia dengan total kapasitas 36 GW.

Tabel 2 Peringkat 5 Besar Produksi EBT Terbesar di Dunia

Tabel 3. Peringkat 5 Besar Total Kapasitas Pembangkit DI DuniaPada Akhir Tahun 2013

Gambar 5. Grafik Kapasitas EBT di Dunia pada Tahun 2013

a) Tenaga Angin
Pada Gambar 6 kapasitas pembangkit tenaga angin terbanyak yang sudah terpasang
berada di daerah sebelah utara dan kapasitas pembangkit tenaga angi paling sedikit terpasang
berada pada daerah selatan. Untuk mencapai pangsa energi angin 50% di semua bidang,
pembangkit listrik tenaga angin telah diperluas. Selama beberapa tahun terakhir, telah
dikembangkan teknologi pembangkit listrik tenaga angin paling efisien dan biaya yang
efektif. Jerman telah memulai pengembangan pembangkit listrik tenaga angin lepas
pantainya. Potensi terbesar di pantai barat laut timur laut. Pembangkit tenaga angin lepas
pantai pertama dibuka pada bulan Agustus 2010, yang dinamakan Alpha Ventus, mempunyai
kapasitas 5MW.Perkembangan teknologi dalam hal produksi listrik pembangkit tenaga angin
dapat ditunjukkan pada gambar di bawah

Gambar 6. Potensi Energi Tenaga Angin dan Pembangkit yang sudah dipasang

Jerman menjadi yang terdepan dalam 5 MW dari turbin angin di lepas pantai yang
menawarkan prospek yang baik untuk ekspor listrik mereka.

Gambar 7. Grafik bulanan Produksi Tenaga Angin tahun 2014

b) Tenaga Surya

Gambar 8. Potensi tenaga surya di Jerman

Rata-rataenergy iradiasi sinar matahari di Jerman berkisar antara 975 dan 1.200
kWh/m, lebih kecil dari negara-negara di Eropa selatan atau Afrika Utara (sekitar 2200
kWh / m). Seperti ditunjukkan pada gambar di atas, energy iradiasi tertinggi berada pada
kota Munchen dan energy iradiasi terendah berada pada kota Hamburg. Dalam beberapa
tahun terakhir, ruang terbuka untuk pembangkit tenaga surya (PV) telah dikembangkan di
seluruh bekas tempat industri yang berhenti atau daerah temapt militer dulunya. Dalam
beberapa tahun terakhir, telah dikembangkanteknologi panel suryadengan meningkatkan nilai
efisiensi dari listrik yang dihasilkan. Data perkembangan produksi listrik dari panel surya di
Jerman tahun 2014 ditampilkan pada grafik di bawah ini

Gambar 9. Grafik bulanan Produksi Tenaga Surya di Jerman tahun 2014

d.

Hydropower
Pembangkit listrik tenaga air adalah sektor energi terbarukan yang paling berkembang

di Jerman. Potensi energy ini sudah dapat digunakan pada tahun 1995 (pada gambar 10 di
bawah). Saat ini tidak ada pembangunan pembangkit listrik tenaga air baru di Jerman. Dan
fokus di sektor ini adalah bagaimana membuatpembangkittenaga air yang sudah berumur
menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Saat ini, Jerman memiliki 146 pembangkit
hydro power dan hydro storage. Hasil listrik tahunan dari pembangkit tenaga air akan tetap
sekitar

20

miliarkWh.

Sekitar

seperempat

dari

pembangkit

tersebut

adalah

pembangkitberukuran kecil dengan kapasitas kurang dari 5MW. Pembangkit terbesar


berkapasitas 1.060 MW. Beberapa pembangkit yang sudah ada direnovasi untuk dapat juga
bekerja sebagai pump storage hydro power plant (PSHP). Perkembangan produksi listrik dari
pemabngkit tenaga air pada tahun 2014 dapat ditunjukkan pada gambar 11 di bawah.

Gambar 10. Perkembangan pembangkit listrik tenaga air dan produksi listriknya

Gambar 11. Grafik bulanan Produksi Tenaga Air tahun 2014

e.

Energi Biomassa
Kementerian Lingkungan Hidup Jerman percaya biomassa menjadi "sumber paling

penting dan multifungsi energi untuk Jerman. Pembangkit energy biomassa saat ini
merupakan terbesar kedua dari sumber energi terbarukan di Jerman. Bila melihat ketersediaan
lahan di Jerman sekitar 17 juta hektar ruang pertanian (terdiri dari 12 juta hektar lahan
tanaman pertanian dan sekitar 5 juta hektar padang rumput). Kebanyakan potensi energy
biomassa digunakan untuk memproduksi panas. Rata-rata perkembangan energy biomassa
dapat dilihat pada gambar 12 dan gambar 13.

Gambar 12. Struktur energy biomasa di Jerman tahun 2014

Gambar 13. Grafik bulanan Produksi Tenaga Air tahun 2014

Feed in Tariff
Kebijakan FIT di Jerman pertama kali diterapkan pada tahun 1990. PadaDesember

1990, Jerman mencetuskan Electricity Feed-in Law(Stromeinspeisungsgesetz or StrEG). Per


1 Januari 1991, utilities di Jermandiharuskan membeli listrik dari non-utility RE generators
pada suatu hargatertentu (Germany 1990, Rickerson and Grace 2007). Tarif yang digunakan
waktuitu bersifat fixed-price.

Gambar 14. Skema EEG di Jerman

Mekanisme ini memberikan kontrak jangka panjang kepada produsen energi


terbarukan, biasanya didasarkan pada biaya pembangkitan dari setiap teknologi. Teknologi
seperti tenaga angin, misalnya, diberikan lebih rendah harga per-kWh, sedangkan teknologi
seperti PV surya dan energi pasang surut yang ditawarkan harga yang lebih tinggi, yang
mencerminkan biaya yang lebih tinggi. Pada April 2000, The Renewable Energy Sources Act
(Erneuerbare Energien Gesetz, EEG) disahkan oleh the German Parliament in April 2000
(Germany RES Act 2000). Legislasi ini menandakan beberapa perkembangan penting yaitu :
Tarif FIT mulai diberlakukan secara nasional
Utility (skala besar) diperbolehkan ikut berpartisipasi dalam program FIT, bersama-sama
dengan masyarakat umum
Sumber EBT diberikan prioritas untuk mengakses jaringan
Tarif FIT untuk wind power dibedakan/divariasikan berdaasrkan lokasi sumber
Tarif FIT ditentukan berdasarkan Cost of Generation (LCOE) untuk semua jenis teknologi
Tarif mulai dibedakan untuk variasi teknologi, project size, project location, dan
kualitas listrik yang dibangkitkan. Perbedaan nilai tarif ini dimaksudkan untuk memberikan
keuntungan yang sesuai bagi investasi. Sejak pengesahan Germanys RES Act,
perkembangan FIT melaju dengan semakin pesat.Sementara penggunaan energi Jerman tetap
relatif stabil , energi terbarukan telah menyumbang porsi yang semakin besar dari listrik yang
dikonsumsi , membantu untuk membatasi emisi gas rumah kaca Jerman. Pada tahun 2006,
energiterbarukan

menyumbang

11,8

dari

total

konsumsi

listrik

di

Jerman - naik dari 10,2 % pada tahun 2005. Dari tahun 2000 sampai 2004 volume listrik

diproduksi dari sumber terbarukan didukung oleh EEG meningkat dari sekitar 13,6
TWh menjadi 34,9 TWh .
4.

Bauran Energy di Jerman Sebelum dan Sesudah Fukushima

Gambar 15. Grafik Bauran energy Pada Tahun 2009-2010 (sebelum Kejadian Fukushima)

Gambar 16. Grafik Bauran energy Tahun 2011 (Di tahun kejadian Fukushima)

Gambar 17. Grafik Bauran Energy Pada Tahun 2014 (3 tahun setelah Fukushima)

Dapat dilihat perkembangan pembangkit energy terbarukan dari rentang tahun 2009-2014,
mengalami progress prosentase kenaikan yang signifikan. Dan pada akhir tahun 2014, Energi
terbarukan di Jerman menjadi pembangkit nomor satu di Negara tersebut dalam mengelola
industry listrik.

Gambar 18 Grafik Energi Mix di Jerman

Pada grafik perkembangan total dari bauran energy di Jerman, dapat dilihat sejak tahun 2009
renewable energy di Jerman mengalami progress kenaikan yang signifikan seiring dengan
penurunan dari penggunaan pembangkit berbahan bakar nuklir, batubara dan batubara muda.

Gambar 19. Grafik perkembangan pembangkit energy terbarukan

Dari grafik perkembangan produksi listrik yang dihasilkan tahun 2014 oleh pembangkit
energy terbarukan mengalami kenaikan yang pesat enam kali lipat sejak tahun 1990.
5.

Produksi Listrik dari Bauran Pembangkit Energi di Jerman

Gambar 20. Perbandingan kapasitas dengan produksi listrik dari pembangkit

Dapat dilihat pada grafik perbandingan rating kapasitas pembangkit dengan produksi listrik
yang dihasilkan. Secara umum tiap pembangkit menghasilkan listrik di atas rating kapasitas
pembangkit, kecuali untuk pembangkit tenaga matahari di bawah rating kapasistas
pembangkit tenaga matahari, tetapi dengan selisih yang tidak terlalu banyak. Menunjukkan
efektifitas dari pembangkit yang sudah terpasang di berbagai daerah di Jerman dalam
menyediakan kebutuhan listrik untuk warganya.

Gambar 21. Grafik ekspor-impor listrik tahun 2014

Gambar 22. Keseimbangan ekspor impor listrik

Dari Grafik perbandingan ekspor-impor dengan grafik keseimbangan ekspor-impor, dapat


dilihat bahwa Negara Jerman yang dibatasi oleh Negara Denmark, Belanda, Belgia, Prancis,
Italia, Ceko, Austria, dan Polandia, memungkinkan bagi Negara tesebut untuk dapat
melakukan ekspor-impor listrik untuk mememnuhi kebutuhan di negaranya. Dengan jaringan
listrik yang sudah terkoneksi ke tiap-tiap Negara batasnya, Jerman hamper mengalami
surplus dalam perdagangan listriknya di tahun 2014 ini. Kecuali pada Bulan Juli, impornya
yang mengalami kelebihan.

Gambar 23. Grafik ekspor impor listrik tahun 2001-2014

Dan jika dibandingkan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2014, surplus ekspor Negara
Jerman mengalami kenaikan yang signifikan. Sehingga banyak dari perusahaan-perusahaan
swasta yang mengalami keuntungan dari perdagangan listrik tersebut.

Gambar 23 menunjukkan perkembangan harga listrik tenaga surya dan domestik


sampai 2020. grafik ini dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup federal
(Bundesumweltministeriun) yang merupakan salah satu sumber yang paling kredibel di
Jerman. Pada tahun 2012 harga per kWh untuk kedua solar dan domestik akan sama,
dan satu tahun kemudian listrik tenaga surya bahkan akan lebih murah. Penurunan

harga solar dapat dijelaskan dengan skala ekonomi sedangkan kenaikan harga listrik
dalam negeri adalah konsekuensi dari kenaikan harga bahan bakar fosil. "Peningkatan
teknologi dan produksi skala besar akan membuat energi surya" harga dumper "dan
elemen tak terpisahkan dari transisi energi" kata Karsten Korning, CEO BSW-Solar
dan menyatakan bahwa "Semakin kuat pasar PV dunia tumbuh selama tahun-tahun
berikutnya; cepat listrik tenaga surya akan kompetitif "31 Indikator lain yang kuat
untuk skala ekonomi adalah kenyataan bahwa sejak tahun 2006, hanya dalam lima
tahun harga instalasi untuk sistem PV telah turun 50% (seperti pada gambar 19). Jika
tren ini berlanjut, biaya untuk PV akan sama dengan turbin angin (biaya instalasi lih
untuk lebih besar turbin angin berukuran 600-1000 per kWh32 menengah dan).
Kesimpulan

DAFTAR REFERENSI
BP Statistical Review of World Energy.
World Energy. 2013. Energy Sustainability

Index.http://www.worldenergy.org/data/

sustainability-index/
Fraunhofer Institute For Solar Energy Systems ISE. 2014. Electricity Production and
Spot-Prices in Germany 2014. http//www.ise.fraunhofer.de
Fraunhofer Institute For Solar Energy Systems ISE. 2014. Electricity Production For
Solar and Wind in Germany in 2014. http//www.ise.fraunhofer.de
Fraunhofer Institute For Solar Energy Systems ISE. 2014. Electricity Production For
Solar and Wind in Germany in 2013. http//www.ise.fraunhofer.de
Jan Keil. December 2012. The German Energy Transition Issues and Perspectives
The Energiewende in thePower Sector:State ofAffairs2014. Berlin, 07 January 2015.
A Review oftheSignificantDevelopmentsandan Outlook for2015
Patrick Grosskopf. Agustus 2011. Is 100% Renewable Energy possible for Germany
by 2020?. Research Associate, Global Energy Network Institute (GENI)

Anda mungkin juga menyukai