Anda di halaman 1dari 2

Badan Tenaga Nuklir Nasional

JAKARTA
Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional

Nomor :

GUNTINGAN BERITA
/HM 01/HHK 2.1/2014

Hari, tanggal

Rabu, 15 Oktober 2014

Sumber Berita

http://poskotanews.com/
2014/10/15/pembangun
an-pltn-tak-dapat-lagidihindari/

Hal. - Kol. -

Kebutuhan Listrik Kian Meningkat


Pembangunan PLTN Tak Dapat Lagi Dihindari

Ilustrasi-Jaringan listrik

Jakarta,

Bagian Humas,
Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama

Copy dikirim kepada Yth.:


1. Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir
2. Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir
3. Deputi Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir

Oktober 2014

4. Sekretariat Utama
5. BGAC-melalui PAIR

JAKARTA (Pos Kota)-Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Djarot Wisnubroto menyatakan,
penggunaan energi nuklir untuk pembangkit listrik di Indonesia tidak dapat lagi dihindari. Pasalnya,
kebutuhan listrik kebutuhan listrik tahun 2025 menjadi sebesar 115 GWe dibanding saat ini yang 47
GWe.
Untuk memenuhi kebutuhan sebesar itu tidak
cukup jika hanya mengandalkan energi energi baru
yang dihasilkan dari solar, mikro-hidro, angina, dan
panas bumi yang telah dioptimalkan, katanya di
sela-sela acara Training Meeting on Best Practises
ini the Uranium Production Cycle From Exploration
Through to Mining yang dihadiri perwakilan dari
Kemenristek dan Badan Tenaga Atom Internasional
(IAEA).
Menurut Djarot, saat ini calon tapak pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Bangka Selatan dan Bangka
Barat diperkirakan dapat menghasilkan listrik 10 GWe. Kementerian ESDM sendiri tengah
mempersiapkan sebuah buku putih untuk mempercepat pembangunan 5000 MW PLTN di Bangka
Belitung pada 2014-2024.
Untuk memperkuat penerimaan masyarakat, BATAN berencana membangun reactor daya non
komersial di serpong. Reaktor daya non komersial tersebut diharapkan menjadi nodel untuk PLTN mini
dan juga diterapkan untuk pembangkit kogenerasi, seperti produksi hydrogen, desalinasi dan lain-laim;
Setelah PLTN dioperasikan Indonesia bisa mengandalkan aktifitas pertambangan, eksplorasi serta
eksploitasi Uranium untuk mendukung pengoperasian PLTN. Kegiatan penelitian dan pengembangan
eksplorasi, penambangan, dan pengolahan uranium dan dan thorium merupakan bagian dari support
untuk mendukung program PLTN.
Indonesia sendiri telah melaksanakan eksplorasi mineral radioaktif (bahan galian nuklir) sejak tahun
1972. Kegiatan ini bekerjsama dengan lembaga atom asing seperti CEA (Prancis) BGR (Jerman), dan
PNC (Jepang).
Tingkatan potensi sumber daya Uranium di seluruh Indonesia saat ini mencapai 70.000 ton U3O8 dan
125.000 ton Thorium Th. Batan telah menguasai teknologi pengolahan pemisahan Uranium dan
Thorium terutama dari monasit hasil aktivitas pertambangan timah di Pulau Bangka sehingga
didapatkan logam tanah jarang oksida yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Logam tanah jarang
sangat dibutuhkan untuk industri elektonika dan mesin.
(faisal/sir)

Anda mungkin juga menyukai