BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
lingkungan hidup pada lingkup dan periode tertentu. Selama ini untuk
berdasarkan media, yaitu air, udara, dan lahan sehingga sulit untuk
atau sebaliknya. Salah satu cara untuk mereduksi banyak data dan
kualitas lingkungan hidup berada pada posisi 66,5 – 68,5 pada tahun
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 yang memuat sasaran dan
B. TUJUAN
publik.
C. Ruang Lingkup
kualitas air sungai, kualitas udara, dan tutupan hutan sebagai indikator.
perhitungan IKLH.
D. DASAR HUKUM
Pencemaran Udara
Kehutanan
BAB II
A. LANDASAN TEORI
dilakukan oleh perguruan tinggi di luar negeri, seperti Yale University dan
Environmental Quality Index (EQI) dan oleh Yale University dan Columbia
dan mudah dipahami, juga karena data yang tersedia relatif lengkap dan
kontinu.
lingkungan dari media air, udara, dan lahan, beban pencemar toksik,
bawah ini:
Indikator dan parameter ditetapkan oleh komite teknis yang dibentuk oleh tim
penyusun EQI. Komite ini terdiri dari para pakar, seta wakil-wakil dari pemerintah
negara bagian dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Penetapan bobot pada
survey tersebut diagregasikan menjadi bobot rata-rata untuk setiap indikator dan
menggunakan rumus:
Selanjutnya indeks untuk tingkat Negara bagian dihitung dengan menggunakan rumus :
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖_𝐶𝑜𝑢𝑛𝑡𝑟𝑦𝑖
EQI = ∑𝑛
𝑖=1 𝐸𝑄𝐼_𝐶𝑜𝑢𝑛𝑡𝑟𝑦𝑖 × ………….. 2.2
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖_𝑆𝑡𝑎𝑡𝑒
kualitas udara, dan tutupan hutan. Berbeda dengan BPS, IKLH dihitung
Provinsi. Perbedaan lain dari konsep yang dikembangkan oleh BPS dan
satu nilai indeks. Ada keseimbangan antara indikator yang mewakii green
issues (isu hijau) dan brown issues (Isu coklat). Isu hijau merupakan
Isu hijau hanya mewakili satu indikator dalam IKLH yaitu tutupan hutan,
umumnya berada pada sektor industri dan perkotaan. Indikator udara dan
SO2
1 Kualitas udara 30%
No2
TSS
DO
BOD
Kualitas air Dihitung indeks
2 COD 30%
sungai kualitas air
Total Fosfat
Fecal Coli
Total Coliform
tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Pedoman ini juga mengatur
menggunakan tujuh parameter, yaitu TSS, DO, COD, BOD, Phospat, Fecal Coli,
sebagai berikut:
Perhitungan nilai indeks kualitas air mengacu pada baku mutu atau
standar yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang
dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.. Selain itu air
sungai juga menjadi sumber air baku untuk berbagai kebutuhan lainnya,
indikator. Namun karena data yang tidak tersedia, maka debit air untuk
air i yang dicantumkan dalam baku peruntukan air j. Dalam hal ini
ukur memiliki tiga titik pantau dan dilakukan dua kali periode pemantauan.
Setiap titik pemantauan diasumsikan sebagai satu data dan akan memiliki
dengan baku mutu air, apabila nilai Ci/Lij lebih besar dari 1,0 maka
Pada prinsipnya nilai PIj > 1 mempunyai arti bahwa air sungai
tersebut tidak memenuhi baku peruntukan air j, dalam hal ini mutu air
2 2
(𝐶𝑖 /𝐿𝑖𝑗 )𝑀 + (𝐶𝑖 /𝐿𝑖𝑗 )𝑅
𝑃𝐼𝑗 = √
2
Dimana:
1. Setiap lokasi dan waktu pemantauan kualitas air sungai dianggap sebagai
satu sampel;
jumlah sampel dengan nilai PIj > 1, menjadi nilai indeks dalam skala 0 –
Kabupaten Bima diwakili oleh tiga sungai yang dipilih berdasarkan kriteria
sebagai berikut:
Pemantauan setiap sungai dilakukan dua kali setahun pada tiga lokasi di
tiga sungai sehingga setidaknya ada 18 sampel (data) kualitas air sungai setiap
tahunnya.
Transformasi nilai IPA ke dalam indeks kualitas air (IKA) dilakukan dengan
sampel yang memenuhi baku mutu terhadap jumlah sampel dalam persen.
baku mutu, 50 untuk tercemar ringan, 30 untuk tercemar sedang, dan 10 untuk
tercemar berat. Parameter yang dinilai dalam indikator kualitas air yaitu TSS,DO,
TITIK
NO NAMA SUNGAI KOORDINAT
SAMPLING
2. Kualitas Udara
pencemar baik dalam bentuk gas maupun padat melebihi yang terdapat di
lingkungan alam.
area komersial, yaitu dalam hal ini permukiman dan perkantoran. Dalam
𝐼𝑃𝑁02 + 𝐼𝑃𝑆𝑂2
𝐼𝑃𝑈 =
2
Keterangan:
padat lalu lintas kendaraan bermotor dan parameter yang diukur adalah
SO2 dan NO2. Pada tahun 2017 pengukuran kualitas udara hanya
dilakukan sebanyak dua kali per tahun dianggap mewakili kualitas udara
pada 4 titik selama dua kali dalam setahun. Data lokasi pemantauan yaitu
pada
SOUTH EAST
Sumbawa Kec.Bolo
3. Tutupan Hutan
telah ditetapkan hutan terbagi atas hutan primer dan hutan sekunder.
adalah hutan yang tumbuh melalui suksesi sekunder alami pada lahan
𝐿𝑇𝐻
𝑇𝐻 =
𝐿𝑊𝐾
Keterangan:
TH : Tutupan Hutan
yang berhutan, dalam IKLH hanya di kategorikan lima kelas lahan yang
e. Hutan Tanaman
kelas lahan yang digolongkan sebagai lahan dengan vegetasi hutan tersebut
BAB III
A. INDEKS KABUPATEN
sungai (S.Parado, S.Sari, S.Tawali) pada tahun 2017. Setiap sungai memiliki
Parameter yang dinilai dalam indeks kualitas air yaitu TSS,DO, COD, BOD,
Fosfat, Total Coliform dan E.Coli/Fecal Coli seperti yang diuraikan dalam
16/05/2017
35,4 4,41 6,86 5,24 6 1400 260 0,19
SUNGAI (TAHAP 1) S: -8,71556;
1 TENGAH
PARADO 06/11/2017 E: 118,6158333
36 4,25 7,32 5,36 2,7 16000 1700 0,06
(TAHAP 2)
16/05/2017
35,5 <1,81 <2,98 3,64 26,5 790 230 0,55
(TAHAP 1) S: -8,55972;
HILIR
06/11/2017 E: 118,675
36,2 4,27 25,5 5,81 25,4 16000 2200 0,27
(TAHAP 2)
05/06/2017
35,7 <2 <4 9,11 15,5 >16000 >16000 0,17
(TAHAP 1) S: -8,5725; E:
HULU
27/11/2017 118,9091667
33,1 7,71 12,3 3,04 142 5400 3500 0,32
SUNGAI (TAHAP 2)
2
SARI 05/06/2017
35 <2 <4 5,41 31,2 >16000 >16000 0,23
(TAHAP 1) S: -8,56611;
TENGAH
27/11/2017 E: 118,9758333
34,2 4,43 6,61 2,67 16,2 1700 1700 0,3
(TAHAP 2)
TITIK
N NAMA
SAMPLI Tanggal KOORDINAT SUHU BOD COD DO TSS COLIFORM COLITINJA PHOSPAT
O SUNGAI
NG
05/06/2017
40 <2 <4 5,97 45,2 >16000 >16000 0,28
(TAHAP 1) S: -8,56417;
HILIR
27/11/2017 E: 119,015
35,9 3,58 5,18 2,22 45,5 240 240 0,13
(TAHAP 2)
05/06/2017
43,3 6,72 9,96 4,39 28,3 1600 1600 0,87
(TAHAP 1) S: -8,40972;
HULU
27/11/2017 E: 118,9097222
35,7 16,4 28,8 2,29 234 23000 13000 0,59
(TAHAP 2)
05/06/2017
40,3 <1,81 <2,98 5,3 20,3 1700 1700 1,14
SUNGAI (TAHAP 1) S: -8,34;
3 TENGAH
TAWALI 27/11/2017 E: 118,9163889
38,1 6,06 8,39 3,45 15 2200 1100 0,27
(TAHAP 2)
05/06/2017
40 20,3 34 4,19 345 16000 16000 0,78
(TAHAP 1) S: -8,29917;
HILIR
27/11/2017 E: 118,9302778
38,3 19 28,8 3,44 91,2 540 350 0,67
(TAHAP 2)
Sumber data: hasil lanalisa Lab. di BLKM Mataram dan pengukuran lapangan 2017
setiap titik pantau di sungai- sungai yang di amati pada tahun 2017.
Jika dibuat dalam grafik maka dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini:
TAHAP 1 TAHAP 2
Cemar ringan
memenuhi BM 2.63
Cemar ringan
1.36
0.84
Sori Kanca (Hulu) DAM Pela Parado (Tengah) Jembatan Penapali (Hilir)
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan nilai IP dari
tahap pertama ke tahap kedua. Walaupun hanya daerah hulu yang mengalami
peningkatan status cemar namun peningkatan nilai IP pada setiap titip pantau
dapat menandakan bahwa pada musim hujan (tahap 2), intensitas pencemar
yang masuk ke dalam sungai parado semakin besar. Dari data status cemar
sebelumnya maka dapat diketahui nilai indeks untuk Sungai Parado yaitu:
Indeks kualitas air Sungai Parado memiliki bobot 53,33 atau sangat
kurang, dengan status tercemar ringan pada 5 titik pantau dari 6 titik
status cemar di Sungai Parado adalah TSS, BOD, Fosfat, Fecal coli dan
Coliform.
oksigen melebihi nilai baku mutu untuk kelas 2 sesuai PP nomor 8 Thun 2001
rata rata parameter air untuk DO yaitu 4. Namun hal ini adalah baik karena makin
tinggi nilai DO maka itu menandakan kualitas air sungainya semakin baik. Jika
nilai DO rendah maka sungai akan menimbulkan bau yang tidak sedap karena
oksigen terlarut ini dibutuhkan makhluk hidup dalam air untuk bernapas. DO
adalah jumlah miligram gas oksigen yang terlarut dalam satu liter air. Terdapat
juga dari proses difusi oksigen dari udara. BOD menunjukan jumlah oksigen
yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan zat organik dalam air. Tingginya
nilai BOD berarti makin banyak zat organik yang mencemari air, hal ini menjadi
salah satu penyebab sungai ini tergolong tercemar ringan. Fosfat merupakan
kandungan fosfat di area hilir Sungai Parado menunjukan perilaku dan kebiasaan
langsung limbah rumah tangganya ke sungai dan ada juga yang langsung
menggunakan air sungai untuk mencuci pakaian ataupun piring tanpa mereka
dari sungai tersebut yang tertutup, dalam arti bahwa ada titik penyumbatan aliran
sungai baik karena sampah maupun yang lainnya sehingga walaupun terdapat
penambahan volume air pada saat musim hujan, parameter pencemarnya tidak
penelusuran dan pemeriksaan lebih lanjut untuk aliran air Sungai Parado.
sungai sari juga dilakukan pada tiga titik selama dua tahap pemantauan dalam
settahun yaitu saat musim kemarau dan musim hujan. Data status pencemaran
Jika dibuat dalam grafik maka dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini:
TAHAP 1 TAHAP 2
2.99
cemar ringan
cemar ringan
1.69 cemar ringan
1.05
menurun pada tahap 2 (musim hujan), yang tadinya adalah cemar sedang pada
masing-masing titik sampling baik hulu, tengah maupun hilir, kemudian menurun
menjadi cemar ringan. Banyak faktor yang membuat hal ini terjadi, salah satunya
adalah intensitas aliran air sungai yang dan volumenya yang bertambah pada
akan terbawa oleh arus liran air sungai. Hal ini menunjukan bahwa aliran sungai
Sari cukup lancar dan tidak tersumbat sehingga di hilir sungainya akan
tahap 1 adalah Fecal Coli dan Total Coliform. Nilai 2 parameter tersebut sangat
tinggi dan ini menunjukan bahwa masyarakat di sempadan sungai sari masih
menjadikan sungai sebagai sarana utama MCK. Perilaku Hidup Bersih dan sehat
terbesar dari tingginya nilai TSS ini kemungkinan disebabkan oleh erosi sungai
Dari data status cemar sebelumnya maka dapat diketahui nilai indeks
Indeks kualitas air Sungai Sari memiliki bobot 40,00 dengan status
terbesar dari peningkatan status cemar di Sungai Sari adalah TSS, Fecal coli
dan Coliform.
Terdapat satu sungai lagi yang menjadi lokasi sampling yaitu sungai
Tawali di Kecamatan Wera. Seperti dua sungai sebelumnya, di sungai ini juga
dilakukan sampling di tiga titik selama dua kali pemantauan dalam setahun. Data
hasil pemantauan dan status cemar sungai bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Jika dibuat dalam grafik maka dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini:
TAHAP 1 TAHAP 2
3.78
5.29 cemar ringan
cemar sedang
cemar ringan
1.91 5.65
cemar sedang
3.49
3.15
cemar ringan cemar ringan
hilir. nilai TSS sangat tinggi pada saat kemarau. Walau tidak ada limpasan air
hujan yang menjadi biasanya menjadi penyebab tingginya tingkat keruh air
sungai. Hal ini bisa disebabkan karena erosi sungai dan terjadinya pendangkalan
terhadap sungai tersebut. Posisi hilir yang berdekatan dengan laut juga menjadi
Selain TSS, nilai fecal koli dan total coliform juga sangat besar. Sungai masih di
manusia itu sendiri. Pada sampling kedua, daerah hulu justru mengalami
menjadi sedang dan berbanding terbalik dengan daerah hilir yang mengalami
maka di musim hujan di tahap kedua menurun manjadi cemar ringan. Penurunan
pada nilai TSS menunjukan bahwa limpasan ari hujan menghanyutkan sebagian
besar endapan yang mengeruhkan air sungai dan juga menghanyutkan kotoran
yang tadinya menyebabkan nilai parameter coli dari tinggi menjadi rendah.
Dari data status cemar yang telah diuraikan maka dapat diketahui nilai
Indeks kualitas air Sungai Tawali memiliki bobot 43,33 dengan status
terbesar dari peningkatan status cemar di Sungai Sari adalah TSS, Fosfat, Fecal
pada sungai yang menjadi obyek sampling yaitu memenuhi baku mutu, cemar
16/05/2017
35,4 cemar ringan 1,36
(TAHAP 1)
Sungai S: -8,71556;
1 TENGAH
PARADO E: 118,6158333
06/11/2017
36 cemar ringan 2,63
(TAHAP 2)
16/05/2017
35,5 cemar ringan 2,32
(TAHAP 1)
S: -8,55972;
HILIR
E: 118,675
06/11/2017
36,2 cemar ringan 2,74
(TAHAP 2)
NO NAMA TITIK
Tanggal KOORDINAT SUHU TINGKAT CEMAR IP
Sungai SAMPLING
05/06/2017
43,3 cemar ringan 3,15
(TAHAP 1)
S: -8,40972;
HULU
E: 118,9097222
27/11/2017
35,7 cemar sedang 5,29
(TAHAP 2)
05/06/2017
40,3 cemar ringan 3,49
(TAHAP 1)
DAS S: -8,34;
3 TENGAH
WERA E: 118,9163889
27/11/2017
38,1 cemar ringan 1,91
(TAHAP 2)
05/06/2017
40 cemar sedang 5,65
(TAHAP 1)
S: -8,29917;
HILIR
E: 118,9302778
27/11/2017
38,3 cemar ringan 3,78
(TAHAP 2)
Hasil di atas dapat di sajikan dalam bentuk peta sebaran tingkat cemar air yang
maka dapat dihitung nilai Indeks Kualitas Air total untuk Kabupaten Bima adalah:
Dari Tabel di atas diketahui bahwa nilai Indeks Kualitas Air (IKA)
setahun selama 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kabupaten
Bima belum memiliki alat untuk pengambilan sample udara, sehingga baik
S : -8,558209
S : -8,58818
S : -8,50192
S : -8,50543
1 Transportasi Kantor Desa Talabiu, Jln Lintas Sumbawa, Talabiu Kec. Woha
Dari data hasil sampling udara dapat dihitung nilai Indeks Kualitas Udara seperli
kabupaten.
e. Hutan Tanaman
data luas tutupan ahan bervegetasi hutan yang ada di atas yaitu
Total luas 5 jenis hutan di atas yaitu 168.090,02 Ha atau sama dengan
sebesar 38,29453228. Kemudian dari nilai tersebut dlata dihitung nilai ITH
Dari ketiga data indeks tersebut, bisa dihitung nilai IKLH Kabupaten
Bima yaitu
Dari hasil di atas di ketahui bahwa nilai IKLH Kabupaten Bima adalah
62,425.
Nilai ini selanjutnya di cari cakupan kategorinya dalam tabel berikut ini:
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa IKLH Kabupaten Bima masih masuk
BAB IV
A. KESIMPULAN
Kualitas lingkungan hidup saat ini dimulai dengan mengetahui nilai Indeks
Kualitas Lingkungan Hidupnya. Dari hasil nilai IKLH Kabupaten Bima yang
dihitung sebersar 62, 425 maka dapat disimpulkan bahwa Nilai Indeks Kualitas
Selain nilai IKLH total juga didapatkan nilai Indeks kualitas air yaitu 45,56
yang berarti bahwa kualitas air sungai di Kabupaten Bima berada pada status
waspada. Kemudian untuk indeks kualitas udara yaitu sebersar 85,667 yang
berarti bahwa kualitas udara di Kabupaten Bima masih sangat baik, sedangkan
untuk indeks kualitas tutupan hutan memiliki nilai sebesar 57,638 yang berarti
B. SARAN
Bima.
Bima
Bima
Limbah
f. Pembangunan IPAL Komunal pada lokasi yang nilai fecal coli dan
LAMPIRAN
HULU TAHAP 1
TENGAH TAHAP 1
HILIR TAHAP 1
HULU TAHAP 2
TENGAH TAHAP 2
HILIR TAHAP 2
HULU TAHAP 1
TENGAH TAHAP 1
HILIR TAHAP 1
HULU TAHAP 2
TENGAH TAHAP 2
HILIR TAHAP 2
HULU TAHAP 1
TENGAH TAHAP 1
HILIR TAHAP 1
HULU TAHAP 2
TENGAH TAHAP 2
HILIR TAHAP 2