Puji syukur Alhamdulillah penyusun ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya Laporan Akhir Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Kota Tegal
Tahun 2019, dapat tersusun dan terselesaikan sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah
direncanakan di awal kegiatan ini.
Laporan Akhir Jasa Konsultasi Perencanaan Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
Kota Tegal Tahun 2019 berisi Pendahuluan, Indikator dan Paramater, Hasil dan Pembahsan
indeks Lingkungan Hidup (air, udara dan tutupan lahan) dan Kesimpulan dan Rekomendasi
Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan Laporan Antara ini, khususnya kepada Tim Teknis yang telah memberikan
masukan-masukan, arahan, dan bimbingan sehingga Usulan Teknis ini dapat tersusun
dengan baik.
TIM PENYUSUN,
i
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang .............................................................................I - 1
1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran.........................................................I – 3
1.2.1. Maksud .............................................................................I – 3
1.2.2. Tujuan ...............................................................................I – 3
1.3. Ruang Lingkup .............................................................................I – 3
1.3.1. Ruang Lingkup Kegiatan ......................................................I – 4
1.3.2. Ruang Lingkup Subtansi ......................................................I – 4
1.3.3. Ruang Lingkup Wilayah .......................................................I – 5
1.4. Dasar Hukum ...............................................................................I – 5
1.5. Sistematika Pelaporan...................................................................I - 6
ii
Daftar Tabel
iii
Daftar Gambar
iv
Bab - 1
Pendahuluan
Pembangunan yang terjadi di segala bidang di era otonomi daerah berkembang sangat
cepat. Hal ini tidak saja memberikan dampak positif berupa peningkatan kesejahteraan
penduduk, tetapi juga memberikan dampak negatif antara lain berupa pencemaran dan
degradasi lingkungan hidup, terutama apabila pembangunan yang dilakukan tidak
memperhatikan aspek daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Penurunan
kualitas lingkungan hidup akan berdampak langsung terhadap penurunan kualitas
kesehatan masyarakat, penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat dan mengancam
kelestarian lingkungan hidup.
Kualitas lingkungan hidup Indonesia merupakan salah satu isu yang sangat penting di
tengah meningkatnya tekanan yang berpotensi mengubah kondisi lingkungan, baik
sebagai dampak pertumbuhan ekonomi maupun peningkatan jumlah penduduk. Dalam
perdebatan akan kualitas lingkungan hidup, satu hal yang sering sekali sulit untuk di
jawab secara lugas berdasarkan data-data yang ada adalah apakah kualitas lingkungan
hidup Indonesia berada dalam kategori baik, sedang atau buruk.
Selama ini data kualitas lingkungan hidup hanya diperoleh melalui proses laboratorium
ataupun sarana berbasis teknologi lainnya, misalnya citra satelit. Hal ini sangat
menyulitkan bagi masyarakat awam untuk memahami angka pengukuran karena
diperlukan latar belakang berbasis keilmuan teknis. Selain daripada itu, indikator
lingkungan hidup diukur secara parsial, yaitu berdasarkan media, seperti air, udara, dan
lahan sehingga sulit untuk mendapatkan gambaran yang dapat mewakili kondisi
lingkungan hidup secara utuh dan menyeluruh. Sementara, pemahaman akan kualitas
lingkungan hidup ini sangat penting untuk mendorong semua pemangku kepentingan
(stakeholder) melakukan aksi nyata dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.
I-1
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
di suatu wilayah bertambah baik atau sebaliknya. Salah satu cara untuk mereduksi
banyak data dan informasi adalah dengan menggunakan indeks yang memberikan
kesimpulan cepat dari suatu kondisi lingkungan hidup pada periode tertentu. Indeks ini
diterjemahkan dalam angka yang menerangkan apakah kualitas lingkungan berada
pada kondisi baik, atau sebaliknya.
Studi-studi tentang kualitas lingkungan berbasis indeks sudah banyak dilakukan oleh
perguruan tinggi di luar negeri, seperti Columbia University yang menghasilkan
Environmental Sustainability Index (ESI) dan Virginia Commonwealth University yang
menghasilkan Environmental Quality Index (EQI). Di Indonesia, Badan Pusat Statistik
(BPS) telah mengembangkan Indeks Kualitas Lingkungan (IKL) untuk 30 ibukota
provinsi sejak 2007. Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bekerja sama
dengan Dannish International Development Agency (DANIDA) juga mulai
mengembangkan indeks lingkungan berbasis provinsi yang pada dasarnya merupakan
modifikasi dari Environmental Performance Index (EPI) pada tahun 2009. EPI sendiri
merupakan studi yang dipublikasikan oleh Yale University dan Columbia University yang
berkolaborasi dengan World Economic Forum dan Joint Research Center of the
European Commission pada tahun 2008.
Bagi Indonesia, penyusunan indeks kualitas lingkungan hidup terkait erat dengan
kebutuhan sasaran pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan dalam Rencana
Pembangunan Nasional yang memuat sasaran dan arah kebijakan yang terkait dengan
Isu Strategis berupa Peningkatan Keekonomian Keanekaragaman Hayati dan Kualitas
Lingkungan Hidup. Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019, IKLH juga menjadi ukuran utama untuk Sasaran Pokok
Pembangunan Nasional RPJMN 2015-2019. Tahun 2018 pencapaian IKLH nasional
sebesar 65,14; lebih rendah dibandingkan IKLH Propinsi Jawa Tengah sebesar 66,59.
I-2
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Dari latar belakang tersebut, maka penyusunan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota
Tegal sangat dibutuhkan untuk menunjang kebijakan pengelolaan kualitas lingkungan
hidup yang diarahkan pada peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup yang
mencerminkan kondisi kualitas air, udara dan lahan, yang diperkuat dengan
peningkatan kapasitas pengelolaan lingkungan dan penegakan hukum lingkungan.
1.2.2 TUJUAN
Memberikan informasi kepada para pengambil keputusan di tingkat pusat dan daerah
tentang kondisi lingkungan di Kota Tegal khususnya sebagai bahan evaluasi kebijakan
pembangunan yang berkelanjutan, dan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada
publik tentang pencapaian target program-program pemerintah di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup.
I-3
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Indicator dalam perhitungan IKLH.
Perhitungan indeks untuk indikator kualitas air sungai dilakukan berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang
Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Dalam pedoman tersebut dijelaskan antara
lain mengenai penentuan status mutu air dengan metoda indeks pencemaran
(Pollution Index-PI)
Perhitungan indeks untuk indikator kualitas udara dilakukan berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep- 45/MENLH/10/1997
tentang Indeks Pencemar Udara.
Perhitungan indeks kualitas tutupan lahan dengan membandingkan luas tutupan
lahan dengan luasan wilayah administrasinya dikonversikan dengan perhitungan
yang sesuai ketentuan.
2. Pengumpulan Data
Data Primer, melakukan survey lapangan tentang:
Kondisi eksisting pengelolaan badan air penerima di wilayah Kota Tegal
Kondisi eksisting badan air penerima (sungai) di wilayah Kota Tegal
Titik-titik pengukuran kualitas air permukaan di Kota Tegal.
Kondisi eksisting pengelolaan udara di wilayah Kota Tegal
Titik-titik pengukuran kualitas udara di Kota Tegal.
Kondisi eksisting pengelolaan lahan terbuka & tutupan lahan di Kota Tegal
Data Sekunder
Data pemantauan kualitas badan air penerima, kualitas udara, dan luas
tutupan lahan (5 tahun terakhir)
I-4
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
3. Kompilasi dan Pengolahan Data
Mengelompokkan data kuantitatif dan kualitatif yang relevan dengan
evaluasi Indeks Kualitas Lingkungan Hidup secara menyeluruh di wilayah
Kota Tegal dan diintegrasikan dengan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Nasional.
Gambaran umum kondisi pengelolaan lingkungan hidup di Kota Tegal.
4. Pengkajian :
Mengidentifikasi permasalahan teknis dan manajemen pengelolaan
Lingkungan Hidup Kota Tegal
Mengevaluasi sistem dan menginventarisasi prasarana dan sarana
pengelolaan lingkungan hidup Kota Tegal dengan mengintegrasikan
kondisi Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal.
I-5
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang
Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Pedoman ini juga mengatur tatacara
penghitungan indeks pencemaran air (IPA).
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2006 tentang Ambang
Batas Emisi Gas Buang Kendaraan.
7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep- 45/MENLH/10/1997
tentang Indeks Pencemar Udara.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara
10. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tegal Tahun 2011-2031.
11. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 2 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang penyusunan Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Maksud dan tujuan,Ruang lingkup, dasar hukum penyusunan Kajian Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup, dan sistematika pelaporan.
I-6
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
I-7
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Bab - 2
Indikator dan Parameter
Kualitas Lingkungan Hidup dapat diukur secara kuantitatif dengan menggunakan Indeks
Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) yang diadopsi dari beberapa sumber. Adapun Konsep
IKLH, seperti yang dikembangkan oleh BPS, hanya mengambil tiga indikator kualitas
lingkungan yaitu kualitas air sungai, kualitas udara, dan tutupan hutan, dengan berdasar pada
beberapa landasan hukuk seperti :
1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penentuan Status Mutu Air. Pedoman ini juga mengatur tatacara penghitungan indeks
pencemaran air (IPA).
2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep- 45/MENLH/10/1997 tentang
Indeks Pencemar Udara.
IKLH terdiri dari 3 indikator yaitu Indeks Pencemaran Air, Indeks Pencemaran Udara dan
Indeks Tutupan Lahan, dimana indikator tersebut mewakili green issues (isu hijau) dan
brown issues (isu coklat).
Isu hijau adalah pendekatan pengelolaan lingkungan hidup yang menangani aspek- aspek
konservasi atau pengendalian kerusakan lingkungan hidup. Isu hijau seharusnya memiliki
kontribusi yang sama terhadap IKLH, namun karena hanya diwakili 1 (satu) indikator,
yaitu tutupan hutan, maka bobotnya lebih besar dibanding indikator lainnya.
Sedangkan isu coklat menangani isu pencemaran lingkungan hidup yang pada umumnya
berada pada sektor industri dan perkotaan, indikator udara dan air yang mewakili isu
coklat memiliki bobot sama. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1.
II - 1
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Gambar 2.1. Struktur IKLH
II - 2
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Keterangan:
IKLH Kota : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup tingkat Kota
IKA : Indeks Kualitas Air
IKU : Indeks Kualitas Udara
ITL : Indeks Tutupan Lahan
Nilai IKLH tersebut selanjutnya dikategorikan sesuai nilai rentang IKLH
Tabel 2.2.
Rentang Nilai IKLH
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi mahluk hidup, baik manusia, hewan
maupun tumbuh-tumbuhan yang memungkingkan semua ini untuk tetap dapat bertahan hidup.
Air permukaan adalah salah satu sumber air baku dari berbagai alternative sumber air baku
yang ada di bumi ini , untuk dilakukan proses pengolahan menjadi air minum pada suatu
instalasi pengolahan air minum.
Kualitas air sungai merupakan salah satu parameter perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH).Perhitungan Indeks Pencemaran Air (IPA) dilakukan berdasarkan keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan
Status Mutu Air dimana pedoman ini juga mengatur tatacara perhitungan IPA. Dalam
pedoman tersebut dijelaskan antara lain mengenai penentuan status mutu air dengan
metode indeks pencemaran (Pollution Index – Pi).
II - 3
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Menurut definisinya PIj adalah indeks pencemaran bagi peruntukan j yang merupakan fungsi
dari Ci/Lij, dimana Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas air i dan Lij menyatakan
konsentrasi parameter kualitas air i yang dicantumkan dalam baku peruntukan air j. Dalam hal
ini peruntukkan yang akan digunakan adalah klasifikasi mutu air kelas II berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Pemantauan kualitas air dilakukan di sungai-sungai yang melintasi kabupaten/kota dalam satu
Kota. Umumnya sungai yang dijadikan tolak ukur memiliki enam titik pantau dan dilakukan
minimal tiga kali periode pemantauan. Setiap titik pemantauan diasumsikan sebagai satu data
dan akan memiliki status kualitas air. Konsentrasi parameter yang diukur dibandingkan
dengan baku mutu air, apabila nilai Ci/Lij lebih besar dari 1,0 maka digunakan nilai Ci/Lij baru
dengan rumus sebagai berikut:
(Ci/Lij) baru = 1,0 + P.log(Ci/Lij)
Keterangan:
Ci / Lij M : nilai maksimum dari Ci / Lij
Ci / Lij R : nilai rata-rata dari Ci /Lij
Evaluasi terhadap nilai Pij:
Memenuhi baku mutu jika 0 < Pij <= 1
Tercemar ringan jika 1,0 < Pij <= 5,0
Tercemar sedang jika 5,0 < Pij <= 10,0
Tercemar berat jika Pij > 10,0
Transformasi nilai IPA ke dalam indeks kualitas air (IKA) dilakukan dengan
mengalikan bobot nilai indeks dengan persentase pemenuhan baku mutu. Persentase
pemenuhan baku mutu didapatkan dari hasil penjumlahan titik sampel yang memenuhi baku
mutu terhadap jumlah sampel dalam persen. Sedangkan bobot indeks diberikan batasan
sebagai berikut: 70 untuk memenuhi baku mutu, 50 untuk tercemar ringan, 30 untuk
tercemar sedang, dan 10 untuk tercemar berat.
II - 4
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Parameter yang dinilai dalam indikator kualitas air yaitu TSS,DO, COD, BOD, Fosfat,
Total Coliform dan E.Coli/Fecal Coli.
Keterangan:
IPU : Indeks Pencemaran Udara
IP NO2 : Indeks Pencemar NO2
IP SO2 : Indeks Pencemar SO2
Rata-rata hasil pemantauan untuk parameter SO2 dan NO2 dibandingkan dengan
Referensi EU mendapatkan Index Udara Model (Ieu). Index Udara model EU
II - 5
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
dikonversikan menjadi indeks IKLH melalui persamaan sebagai berikut :
TL = LTL
LWP
Keterangan:
TL : Tutupan Lahan
LTL : Luas Tutupan Lahan
LWP : Luas Wilayah Kota
Selanjutnya dilakukan konversi persentase perbandingan Luas Tutupan Lahan dengan Luas
Wilayah Kota untuk menghitung Indeks Tutupan Lahan, menggunakan persamaan berikut:
II - 6
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Bab - 3
Hasil dan Pembahasan
Kualitas Lingkungan Hidup saat ini dapat diukur secara kuantitatif dengan menggunakan
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH). Tiga indikator yang menjadi dasar penilaian IKLH
di Indonesia saat ini mencakup aspek, air sungai, udara dan tutupan Lahan.
Kedudukan IKLH akan sangat penting karena mempunyai potensi besar sebagai dasar kuat
dalam rangka implementasi instrumen analisis risiko lingkungan. Bila IKLH baru dapat
diterima secara luas dan diterapkan dengan benar maka akan dapat memberi sumbangan
penting dalam rangka pengkajian risiko lingkungan dan pengelolaan risiko lingkungan
karena IKLH baru mengandung hasil penilaian aktual pada semua besaran penting aspek
lingkungan hidup. Akan tetapi penghitungan IKLH Kota Tegal mengacu pada konsep IKLH
yang dikembangkan oleh BPS, hanya mengambil tiga indikator kualitas lingkungan yaitu
kualitas air sungai, kualitas udara, dan tutupan lahan.
Air merupakan salah satu sumber kehidupan, maka dari itu kualitas air tersebut wajib
dijaga demi keberlangsungan kehidupan makhluk hidup. Secara umum,sumber air yang
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dapat dikatagorikan atas 2 kelompok, yakni:
1. Sumber air permukaan, yang dapat diperoleh dari sungai, danau, embung, telaga
dan tidak termasuk air laut. Air tersebut dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari
seperti air minum, MCK, perairan sawah dan perikanan;
2. Sumber air tanah, dimanfaatkan melalui proses penggalian atau pengeboran.
Pemanfatan air ini biasanya hanya untuk keperluan rumah tangga dan industri. Sumber-
sumber air tersebut tentunya wajib dijaga kualitasnya,termasukj uga kualitas air sungai
dan mempertimbangkan daya tampung dan daya dukung sungai- sungai tersebut.
Pembangunan yang semakin pesat diberbagai daerah mendorong banyaknya
penggunaan lahan disepanjang sungai. Hal ini bisa dilihat lahan disepanjang sungai,
terutama sungai-sungai yang melintasi daerah perkotaan, yang berubah fungsi terutama
III - 1
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
menjadi pemukiman dan kegiatan industri baik skala kecil maupun besar. Hal ini
menimbulkan kekhawatiran akan rusaknya kualitas air sungai yang mengalir sepanjang
sungai tersebut. Maka dari itu diperlukan sebuah konsep dan metode untuk mengetahui
tingkat kualitas air sungai tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menghitung
kualitas air sungai dengan cara menghitung Indeks Pencemaran Air (IPA).Kualitas air
sungai merupakan salah satu parameter perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
(IKLH). Perhitungan Indeks Pencemaran Air (IPA) dilakukan berdasarkan keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penentuan Status Mutu Air dimana pedoman ini juga mengatur tata cara perhitungan
IPA. Sungai yang mengalir di wilayah Administrasi Kota Tegal adalah Sungai Gung
lama, Sungai Kemiri, dan Sungai Sibelis.
III - 2
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Sungai
Kemiri
Sungai Sungai
Sibelis Gunglama
Gambar 3.1
Peta Lokasi Sungai Kota Tegal
A. Sungai Kemiri
Sungai berhulu di daerah Slawi Selatan, Kabupaten Tegal.Sungai ini memanjang
dari selatan ke utara dengan panjang sekitar 7,5km, namun yang masuk ke dalam
wilayah Kota Tegal ± 5 km. Debit rata-rata Sungai Kemiri adalah ±2610 liter/detik.
Pada wilayah hulu Sungai Kemiri, air sungai banyak dimanfaatkan untuk pertanian,
sedangkan pada bagian hilir banyak dimanfaatkan tambak dan pelabuhan kapal.
C. Sungai Sibelis
Sungai Sibelis mempunyai hulu di KabupatenTegal, Kelurahan Pepedan, mengalir
dari selatan Kota Tegal sampai utara di Lau tJawa. Panjang Sungai Sibelis ±5km.
Pemanfaatan sungai pada saat ini sebagai sumber air kegiatan pertanian terutama
di Kelurahan Debong Tengah dan Debong Kulon. Pada wilayah hilir sungai terdapat
area tambak warga dan penambatan kapal nelayan.
Setiap aktifitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di dalam sistem DAS harus
mengacu pada suatu tujuan, yaitu menjaga kelestarian lingkungan untuk
kemanfaatan bagi generasi sekarang dan generasi mendatang. Kelestarian
lingkungan dalam sistem DAS mencakup kelestarian di hulu hingga hilir, artinya
hutan, daerah tangkapan air, dan sistem sungai berfungsi dengan baik dan dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan pengambilan contoh uji yang dilakukan di Kota Tegal mengambil titik
pantau di area DAS yang meliputi air sungai Sub DAS Gung Lama, Kemiri dan
Sibelis. Kegiatan pemantauan ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air sungai
ketiga Sub DAS tersebut secara representatif.
Di Kota Tegal kegiatan pengujian kualitas air, khususnya air sungai dilakuakan
secara terus menerus dan kontinyu setiap tahun oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota
III - 4
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Tegal. DLH Kota Tegal secara rutin menyusun dokumen pemantauan sebagai
informasi status mutu air. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data
sumber pencemaran air didaerah serta mengevaluasi penaatan terhadap standar
baku mutu sesuai dengan ketentuan dalam peraturan berlaku.
Table 3.1
Lokasi Pemantauan Indeks Kualitas Air Sungai Kec.Tegal Timur
Kode
Nama Lokasi Koordinat
Pemantauan
Data hasil pemantauan air merujuk pada laporan pemantauan air sungai yang
dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Tegal Sebagaimana
Terlampir.Contoh perhitungan indeks pencemaran air yang diadopsi dari Kepmenlh
No. 115 Tahun 2003 tentang Status Mutu Air,dengan menggunakan data titik
pemantauan Gunglama 1 (GL1) adalah sebagai berikut.
III - 5
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Tabel 3.2
Kualitas Sungai Titik Gung lama 1
Parameter Ci Lij Ci/Lij Ci/Lij >1 Ci/Lij baru
0.4 -0.99 0.40
TSS (mg/lt) 20 50
0.33 -1.39 0.33
DO (mg/lt) 3 4
1.32 1.60 1.60
COD (mg/lt) 33 25
5.33 4.63 4.63
BOD (mg/lt) 16 3
1.85 2.34 2.34
Total fosfat (mg/lt) 0,37 0,2
Fecal 1100 16.21 16.21
1.100.000 100
Coli(jml/100ml)
Total Coliform 220 12.71 12.71
1.100.000 1000
(jml/100ml)
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2019
Karena hasil Ci/Lij TSS < 1 maka tidak perlu dihitung menggunakan (Ci/Lij) baru =
1,0 + 5 Log x, maka tetap yang digunakan adalah hasil pengukuran.
DO (Baku mutu = 4)
DO adalah parameter yang jika nilai pengukuran rendah maka kualitas akan
menurun. Maka sebelum menghitung Ci/Lij, harus dicari terlebih dahulu harga C2
baru.
III - 6
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Dengan nilai max = 16,21 dan rata-rata= 5,46, maka nilai IP GL 1 tahun
2019 adalah 12,09 atau dalam evaluasi terhadap IP dalam kategori
tercemar berat.
Dengan tahapan yang sama maka akan didapatkan hasil indeks pencemaran
air seperti tabel dibawah ini.
Tabel 3.3
Hasil Indeks Pencemaran Air Kecamatan Tegal Timur
Keterangan :
Memenuhi baku mutu/kondisi baik 0< Pij ≤1,0
Tercemar Ringan 1,0< Pij ≤5,0
Tercemar Sedang 5,0< Pij≤ 10,0
Tercemar Berat Pij >10
Dari hasil pengujian di sungai Gung Lama rata-rata dalam kondisi tercemar sedang
III - 7
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
2) Lokasi Kecamatan Tegal Barat
Untuk Kecamatan Tegal Barat perhitungan IPA dilakukan pada 2 (dua) buah sungai
yakni Sibelis dan Kemiri. Paramater yang dipakai dalam pengujian ini adalah TSS,
DO, BOD, COD, fosfat, Fecal-Coli dan Total Coliform. Penentuan titik lokasi
pemantauan ditentukan oleh DLH Kota Tegal setiap tahun, sehingga kode
pemantauan ditentukan sesuai lokasi sungai yang diuji bukan wilayah administrasi.
Lokasi pemantauan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Tegal Barat
adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4
Hasil Indeks Pencemaran Air Sungai Sibelis
Kode
NamaLokasi Koordinat
Pemantauan
Tabel 3.5
Hasil Indeks Pencemaran Air Sungai Kecamatan Tegal Barat
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Titik
Pemantauan
Hasil Status Hasil Status Hasil Status Hasil Status Hasil Status Hasil Status
III - 8
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Titik
Pemantauan
Hasil Status Hasil Status Hasil Status Hasil Status Hasil Status Hasil Status
Tabel 3.6
Lokasi Pemantauan Indeks KualitasAir Sungai Kecamatan Tegal Selatan
Kode
Nama Lokasi Koordinat
Pemantauan
III - 9
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Tabel 3.7
Hasil Indeks Pencemaran Air Kecamatan Tegal Selatan
Dari hasil pengujian dan perhitungan seperti tabel diatas, di dua sungai tersebut
diperoleh hasil bahwa status mutu air rata-rata dalam status cemar sedang.
Tabel 3.8
Lokasi Pemantauan Indeks Kualitas Air Sungai Kecamatan Margadana
Kode
Nama Lokasi Koordinat
Pemantauan
III - 10
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Kode
Nama Lokasi Koordinat
Pemantauan
Tabel 3.9
Hasil Indeks Pencemaran Air Kecamatan Margadana
Dari hasil pengujian dan perhitungan di sungai tersebut diperoleh hasil bahwa status
pencemaran air rata-rata dalam status cemar sedang.
Untuk masing-masing sungai dapat diketahui Indeks Kualitas Air berdasarkan hasil uji
laboratorium dari titik sample yang telah dilakukan dan telah diperoleh hasil bahwa dari
enam belas sampel yang dilakukan terdapat 15 titik termasuk kategori sungai dengan
kondisi tercemar sedang, yaitu masuk dalam interval nilai 5,0< Pij ≤ 10,0 dan satu titik
sampel yang masuk didalam kategori sungai dengan kondisi ringan, yaitu masuk didalam
interval nilai 1,0< Pij ≤5,0.
Dari rekapitulasi nilai hasil pencemaran air tersebut dapat diketahui Indeks Kualitas Air
sungai adalah sebagai berikut
III - 11
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
1. Sungai Gung Lama
Untuk sungai Gung lama dari lima titik sampel yang dilakukan uji laboratorium terdapat
hasil kondisi pada semua titik tersebut termasuk tercemar sedang (interval 5,0< Pij ≤
10,00) yaitu :
GL 1 : terdapat angka 9,67
GL 2 : terdapat angka 9,70
GL 3 terdapat angka 9,71
GL 4 terdapat Angka 9,90
GL 5 terdapat angka 12,32
Sehingga dari nilai tersebut dapat diketahui nilai kualitas indeks air sebagai berikut:
Tabel 3.10
Nilai Indeks Kualitas Air Sungai Gung Lama
No Jumlah Titik
Prosentase Bobot
sampel yang Nilai Indeks
Mutu Air pemenuhan Nilai
memenuhi Kualitas air
mutu air Indeks
mutu air
1 Memenuhi 0 0% 70 -
2. Sungai Sibelis
Untuk sungai Sibelis dari lima titik sampel yang dilakukan uji laboratorium terdapat hasil
kondisi pada semua titik tersebut termasuk tercemar sedang (interval 5,0< Pij ≤ 10,00)
yaitu :
SB 1 : terdapat angka 9,93
SB 2 : terdapat angka 9,93
SB 3 terdapat angka 12,36
SB 4 terdapat Angka 12,33
SB 5 terdapat angka 7,96
III - 12
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Sehingga dari nilai tersebut dapat diketahui nilai kualitas indeks air sebagai berikut:
Tabel 3.11
Nilai Indeks Kualitas Air Sungai Sibelis
No Jumlah Titik
Prosentase Bobot
sampel yang Nilai Indeks
Mutu Air pemenuhan Nilai
memenuhi Kualitas air
mutu air Indeks
mutu air
1 Memenuhi 0 0% 70 -
3. Sungai Kemiri
Untuk sungai Kemiri dari enam titik sampel yang dilakukan uji laboratorium terdapat hasil
kondisi pada satu titik tersebut termasuk tercemar rendah (interval 1,0< Pij ≤ 5,00) dan
lima titik lainya termasuk sedang (interval 5,0< Pij ≤ 10,00) yaitu :
KM 1 : terdapat angka 9,93
KM 2 : terdapat angka 4,44
KM 3 terdapat angka 7,57
KM 4 terdapat Angka 12,06
KM 5 terdapat angka 7,04
KM 6 terdapat angka 7,18
Sehingga dari nilai tersebut dapat diketahui nilai kualitas indeks air sebagai berikut:
III - 13
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Tabel 3.12
Nilai Indeks Kualitas Air Sungai Kemiri
Jumlah Titik
Prosentase Bobot
sampel yang Nilai Indeks
No Mutu Air pemenuhan Nilai
memenuhi Kualitas air
mutu air Indeks
mutu air
1 Memenuhi 0 0% 70 -
Kemudian untuk perhitungn total dari ketiga sungai tersebut yaitu di enam belas titik
sampel dapat diketahui sebagai berikut :
Tabel 3.12
Nilai Indeks Kualitas Air Kota Tegal
Jumlah Titik
Prosentase Bobot Nilai Indeks
sampel yang
No Mutu Air pemenuhan Nilai per mutu
memenuhi
mutu air Indeks air
mutu air
1 Memenuhi 0 0% 70 -
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai Indeks Kualitas Air Kota Tegal
Tahun 2019 adalah sebesar 25,00
III - 14
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
3.2 INDEKS PENCEMARAN UDARA
Lingkungan selain berfungsi sebagai modal pembangunan juga memiliki fungsi yang
sangat vital dalam menopang kehidupan. Beberapa persoalan tentang lingkungan yang
belakangan mengemuka perlu dilihat sebagai sebuah fenomena untuk menggugah
kesadaran akan kelestarian lingkungan. Keberadaannya mutlak menjadi tanggung
jawab manusia manakala terdapat ketidak seimbangan sistem sehingga berakibat tidak
berjalan dengan baiknya kondisi lingkungan,tanpa terkecuali juga pada persoalan udara.
Sangat kompleks ketika udara sebagai salah satu elemen dalam lingkungan mengalami
sebuah gangguan. Fungsi pokok sebagai penopang kehidupan salah satunya
dipegang peranannya oleh udara. Udara menjadi sangat penting bagi demikian
banyak makhluk hidup di dunia dan tanpa udara, nuansa kehidupan tidak bisa tercipta.
Dengan kata lain, pencemaran udara dapat didefinisikan sebagai perusakan terhadap
udara yang disebabkan oleh berbagai sumber yang dapat merusak bagi kesahatan
makhluk hidup maupun benda mati. Pencemaran udara dapat bersumber dari
berbagai macam, antara lain : asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah indutri,
limbah rumah tangga dan lain-lain. Penyebab pencemaran udara di Indonesia sekitar
lebih dari 70% merupakan hasil emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor
mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif, baik
terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan, seperti timbal/timah hitam
(Pb), suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC),
karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox).
III - 15
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Secara umum, terdapat 2 sumber atau penyebab pencemaran udara, yaitu
pencemaran yang disebabkan oleh sumber alamiah (natural sources) misalnya akibat
letusan gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan manusia (anthropogenic sources)
misalnya yang berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain. Pencemaran udara
dari sumber manusia seperti: transportasi, industri, pembangkit listrik, pembakaran
(perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar).
Sedangkan yang bersumber dari alami seperti gunung berapi, rawa-rawa, kebakaran
hutan, nitrifikasi dan denitrifikasi biologi. Sementara sumber lainnya dapat berupa
transportasi amonia, kebocoran tangki klor, timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat
pembuangan akhir sampah, uap pelarut organik.
Zat penyebab pencemaran udara yang bersumber dari kegiatan manusia yaitu Karbon
Monoksida (CO), Oksida Sulfur (SOx), Oksida Nitrogen (NOx), Partikulat,
Hidrokarbon(HC),dan Oksida fotokimia, termasuk ozon. Beberapa definisi gangguan
fisik seperti polusi suara, panas, radiasi, polusi cahaya dan limbah pabrik yang menguap
dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran
udara dapat bersifat langsung dan lokal, maupuan regional serta global. Pencemar udara
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Pencemaran primer yaitu substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari
sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah salah satu contoh pencemar
udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran.
b. Pencemaran sekunder yaitu substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam asap fotokimia
adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
III - 16
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Tabel 3.13
Batas Index Pencemar Udara
dimana:
I = ISPU terhitung
Ia = ISPU batas atas
Ib = ISPU batas bawah
Xa = Ambien batas atas
Xb = Ambien batas bawah
Xx = Kadar ambien nyata hasil pengukuran
Data kualitas udara didapatkan dari data pemantauan yang dilakukan Dinas Lingkungan
Hidup (DLH) Kota Tegal. Lokasi pemantauan yang dipilih adalah daerah perkotaan yang
tingkat aktifitasnya tinggi. Lokasi pemantauan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.14
Lokasi Pemantauan Kualitas Udara
No Titik Sampling Lokasi Sampling
1 UA-1 Kelurahan Kaligangsa, Perbatasan Tegal-Brebes
2 UA-2 Krandon
III - 17
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
No Titik Sampling Lokasi Sampling
7 UA-7 Pasar Bandung Kimpling Lama
Tabel 3.15
Data kualitas Udara Paramater SOx dan NOx
di KotaTegal
Berdasarkan hasil perhitungan passive sampler, Indeks Udara Kota Tegal Tahun
2019 menunjukkan angka 91,22 yang berarti bahwa kualitas udara di KotaTegal
berada diatas indeks udara nasional yaitu 80,54 dan termasuk dalam kategori sangat
baik.
Indeks tutupan lahan ini berkaitan dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang terdapat di kota
tegal. RTH di Kota Tegal dibedakan atas RTH Privat dan RTH Publik. RTH Privat terdiri atas
III - 18
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
RTH yang terdapat di Perumahan, Perkantoran, Sekolah dan Sawah,. Sedangkan RTH
Publik adalah RTH yang berupa Taman Kota, Hutan Kota, Lapangan, Sempadan Jalan,
Pemakaman, Sempadan Pantai, Sempadan Sungai, RTH Lainnya dan Sempadan Rel KA.
Untuk luasan masing-maing RTH tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.16
Luas RTH Privat Kota Tegal
Tabel 3.17
Luas RTH Publik Kota Tegal
III - 19
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Dari data tabel diatas dapat dihitung Indeks Tutupan Lahan (ITL) Kota Tegal dengan
menggunakan formula sebagai berikut:
Untuk TL sendiri didapatkan dari luas tutupan lahan Privat dan public dibagi 100 dikalikan
dengan luas wilayah kota dalam km, sebagai berikut :
Tabel 3.18
Indeks Tutupan Lahan Kota Tegal
Tahun 2019
Luas Dengan
Tutupan
No Jumlah Luas (Ha) LTL
Lahan
(Ha)
Sehingga untuk indeks tutupan lahan Kota tegal dapat dihitung sebagi berikut:
Jadi Indeks Tutupan Lahan Kota Tegal 2919 adalah sebesar 33,92
Kota Tegal sebagai salah satu kota yang berada di jalur pantura (pantai laut utara).
Termasuk dalam salah satu kota yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Pulau
Jawa. Kota ini ditetapakan sebagai bagian dan simpul utama dari kawasan Bregas
(Kabupaten Brebes, Kota Tegal dan Slawi) yang merupakan kawasan strategis yang
III - 20
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
dipandang dari kepentingan pertumbuhan ekonomi. Sektor unggulan yang berada di
kawasan tersebut merupakan sektor perdagangan dan jasa, pariwisata, industri, dan
perikanan.
Adapun Indeks kualitas lingkungan hidup Kota Tegal dihitung berdasarkan jumlah nilai
indeks yang meliputi nilai Indeks Pencemaran Air (IPA), Indeks Pencemaran Udara
(IPU) dan Indeks Tutupan Lahan (ITL). Adapun pembobotan untuk setiap indikator
terdiri dari 30% untuk pencemaran air (TSS,DO, BOD, COD, Phospat, Fecal Coli dan E.
coli), 30% untuk pencemaran udara (SOx dan NOx),dan 40% untuk tutupan Lahan.
Pendekatan perhitungannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini:
dimana :
IKLH Kota = Indeks Kualitas Lingkungan Tingkat Kota
IKA = Indeks Kualitas Air
IKU = Indeks KuaitasUdara
ITL = Indeks Tutupan Lahan
Total nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal adalah sebagai berikut :
= 48,434
III - 21
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Dari hasil tersebut didapatkan bahwa nilai IKLH Kota Tegal pada tahun 2019 yaitu dengan
nilai 48,434 Dengan nilai tersebut IKLH Kota Tegal pada tahun 2019 merupakan masuk
dalam ketegori sangat kurang baik, karena masuk dalam rentang nilai 50 ≤ x < 60. Berikut
ini tabel analisa IKLH Kota Tegal tahun 2019.
Tabel 3.19
Analisa IKLH Kota Tegal
Tahun 2019
Kategori IKLH Nilai Keterangan
Sangat Baik x ≤ 80
Baik 70 < x ≤ 80
Cukup Baik 60 ≤ x ≤ 70
Kurang Baik 50 ≤ x < 60
Aspek kualitas air, kualitas udara dan
Sangat Kurang tutupan Lahan mempengaruhi nilai IKLH
40 ≤ x< 50
Baik dikarenakan mempunyai nilai Indeks yang
relatif kecil
Waspada 30 ≤ x< 40 .
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2019
Dengan cara yang sama maka Indeks Kualitas Lingkungan Hidup tahun 2014, 2015, 2016 ,
2017 dan 2018 dapat dilakukan perhitungan. Adapun hasil perhitungan Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup Kota Tegal pada tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut ini.
Tabel 3.20
Hasil Perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal
Tahun 2014-2018
No Indikator Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
1 Indeks Kualitas Air 34.12 35.68 39.52 30.89 32.5
2 Indeks Kualitas Udara 82.04 90.91 87.98 84.59 88.89
3 Indeks Tutupan Lahan 22 22 22.7 33.15 33.92
IKLH Kota Tegal 43.95 47.08 47.35 47.9 49.98
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Tegal, 2019
Dari hasil tersebut didapatkan bahwa nilai IKLH Kota Tegal pada tahun 2014 -2018 masuk
III - 22
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
dalam ketegori sangat kurang baik karena masuk dalam rentang nilai <50. Berikut ini tabel
analisa IKLH Kota Tegal tahun 2014-2018.
Lokasi Kota Tegal yang strategis untuk kegiatan ekonomi, mengakibatkan semakin
meluasnya kawasan permukiman, komersial, dan berkembangnya jalur transportasi.
Perkembangan Kota Tegal baik dilihat dari segi aktivitas maupun jumlah penduduknya.
Perkembangan inilah yang memberi implikasi bagi semakin berkurangnya ruang terbuka
di Kota Tegal.
Pertambahan jumlah penduduk yang terjadi juga memberi dampak bagi pertambahan
sarana dan prasarana akibat perkembangan kebutuhan penduduk kota, dimana jika dalam
pengelolaan sarana dan prasarana ini kurang baik, maka masalah perkotaan seperti
lingkungan kumuh, munculnya bangunan liar, menurunnya jumlah kualitas dan kuantitas,
dan permasalahan terkait limbah akan semakin meningkat sehingga pada akhirnya akan
mempengaruhi kualitas hidup masyarakat.
Peningkatan jumlah dan aktivitas penduduk berdampak tidak hanya berdampak pada
penurunan kualitas air tetapi juga kualitas udara. Kualitas udara dapat bersumber dari
aktivitas permukiman, industri, dan padat lalu lintas. Kota Tegal sebagai jalur pantura
mempunyai aktivitas lalu lintas yang cenderung padat. Jumlah penduduk yang meningkat
disertai dengan peningkatan daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor juga
dapat memicu terjadinya pencemaran udara. Permasalahan lingkungan cenderung
kompleks karena tidak hanya melibatkan faktor fisik tetapi juga sosial ekonomi masyarakat.
Permasalahan yang berkaitan dengan ruang terbuka publik atau ruang terbuka hijau
secara umum terkait dengan beberapa tantangan tipikal perkotaan, seperti
menurunnya kualitas lingkungan hidup di kawasan perkotaan dan di lingkungan
permukiman warga, pencemaran udara yang semakin meningkat dengan semakin
tingginya laju pertumbuhan kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak, dan
perubahan perilaku sosial masyarakat yang cenderung kontra- produktif dan individual
sehingga menurunnya tingkat kepedulian terhadap lingkungan.
Peningkatan kepadatan lalu lintas di Kota Tegal berimplikasi bagi meningkatnya tingkat
polusi udara di kota ini. Ini disebabkan oleh banyaknya kendaraan yang melintas. Masalah
III - 23
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
penurunan kualitas udara sehat dan bersih di Kota Tegal juga disebabkan karena semakin
berkurangnya pepohonan sebagai akibat dari adanya alih fungsi lahan menjadi kawasan
budidaya baik untuk kawasan permukiman maupun kawasan komersial. Berkurangnya
daerah penyangga yang walaupun berada di luar wewenang Kota Tegal juga turut
memberi akibat bagi penurunan kualitas udara kota.
Masalah lain terkait prasarana di Kota Tegal adalah tentang kualitas air bersih.
Terjadinya pencemaran air disebabkan oleh buangan limbah baik limbah rumah tangga
maupun industri yang tidak memperhatikan aturan pembuangan limbah. Selain itu,
disebabkan pula oleh sumber air dari bagian hulu yang airnya bercampur dengan lumpur
akibat gerusan tanah karena erosi dan berkurangnya Lahan akibat adanya alih fungsi
lahan.
III - 24
LAPORAN AKHIR
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
Bab - 4
Kesimpulan dan Rekomendasi
4.1 KESIMPULAN
Hasil Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Kota Tegal tahun 2019 adalah berada di angka
48,434 yang masuk dalam kategori sangat kurang baik, yaitu di interval nilai 40≤ X < 50 .
Angka tersebut didapat dari penjumlahan secara proposional yaitu (30% x nilai IKA)+(30%x
nilai IKU+ 40%x nilai ITL), yaitu untuk kualitas air sebesar 25,00 untuk kualitas udara
sebesar 91,22 dan tutupan lahan sebesar 33,92.
Dibandingkan dengan angka IKLH tahun 2018 yang mempunyai angka 49,99, IKLH Kota
Tegal mengalami penurunan sebesar 1,556 poin. Hal ini dapat terjadi terutama pada angka
kualitas air, dimana pada tahun 2018 diperoleh angka sebesar 32,5. Sedangkan pada
tahun 2019 diperoleh angka 25. Sehingga secara akumulatif berpengaruh terhadap total
nilai IKLH Kota Tegal.
Angka indikatif ini mungkin masih berada dalam ranah perdebatan namun Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup ini dapat menjadi acuan yang memberikan gambaran kualitas
lingkungan secara umum. Oleh sebab itu masih diperlukan kajian yang lebih mendalam
lagi untuk semakin mendekati kondisi senyatanya yang dilihat dan dirasakan oleh
publik. Namun, IKLH sudah dapat dijadikan alat yang membantu proses pembuatan
keputusan atau kebijakan.
4.2 REKOMENDASI
Beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup antara lain :
1. Pemahaman masyarakat dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap permasalahan
lingkungan hidup yang terkait dengan perwilayahannya perlu ditingkatkan, agar masyarakat
mampu mencermati dan mengkritisi berbagai aktifitas yang akan berdampak penting
terhadap lingkungan hidup, seperti misalnya pembangunan pusat aktifitas baru (pabrik,
industry, pertokoan, pusat perbelanjaan). Hal ini dapat dilakukan oleh Dinas Lingkungan
Hidup Kota Tegal melalui kegiatan sosialisasi yang terpadu dan berkesinambungan
IVI -- 11
LAPORAN ANTARA
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
2. Diperlukan regulasi setingkat perda untuk melakukan pemantauan dan pengelolaan
lingkungan hidup terkait fasilitas dan ruang publik sehingga alih fugsi lahan dapat ditekan,
terutama lahan yang telah ditetapkan sebagai lahan terbuka hijau dan lahan untuk
penghijauan. Hal ini dapat dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup kota Tegal, Badan
Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah, DPU PR dan Bagian
Hukum Setda Kota Tegal.
3. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelola lingkungan hidup perlu ditingkatkan,
sekaligus perbaikan dalam fasilitas anggaran untuk pengendalian dampak lingkungan. Hal
ini dapat dillakukan melalui usulan yang disusun oleh Dinas Lingkungan Hidup yang dapat
diajukan Kota Tegal untuk ditetapkan sebagai DPA RKA.
4. Penataan hukum terhadap regulasi yang telah ada dalam pengelolaan lingkungan hidup
sangat diperlukan. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan lingkungan (RKL/RPL,
UKL/UPL dan dokumen lainnya) sangat diperlukan untuk memotret kinerja pengelolaan
lingkungan oleh stakeholder terkait.(DLH, DPU PR, Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian)
2,. Untuk mengurangi pencemaran udara, diperlukan upaya-upaya konkrit antara lain :
a. Mengurangi emisi gas buang pengguna kendaraan bermotor, dengan melakukan uji
emisi secara berkala, dan memberikan reward serta punishment bagi pengendara
motor.
b. Melakukan gerakan penanaman pohon secara berkelanjutan dengan jenis pohon
tertentu yang bisa mengurangi dampak polusi..
c. Mempertahankan kebijakan yang pro l;ingkungan seperti pemberlakuan car free day
IVI -- 22
LAPORAN ANTARA
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
dan gerakan gemar bersepeda sebagai salah satu langkah meminimalkan dampak
lingkungan akibat transportasi
d. Menggalakkan sosialisasi pemanfaatan transportasi massal , sehingga mengurangi emisi
gas buang kendaran bermotor.
3,. Untuk menambah luasan tutupan lahan diperlukan upaya-upaya konkrit antara lain :
a. Penetapan wilayah hutan kota yang tidak dapat dialihfungsikan untuk penggunaan yang
lain.
b. Lebih menggiatkan penanaman mangrove di wilayah pesisir selain untuk mengurangi
abrasi, juga dapat berfungsi untuk penghijauan
c. Lebih banyak menyediakan RTH dan memultifungsikan RTH yang ada sebagai ruang
terbuka publik yang dapat berfungsi sosial dan ekowisata
IVI -- 33
LAPORAN ANTARA
Kajian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kota Tegal - 2019
DAFTAR RTH DI KOTA TEGAL
* Luas wilayah Kota Tegal adalah 3.968 Ha, Dimana dengan luas RTH Publik yang ada seluas 460,00 Ha (11,59 % ).
Rincian Luas RTH Kota Tegal Tahun 2018
37.73 0.009508569
459.95 0.115914819
OTAL LTV 0.125423387
33.92480544
Persentase
66.18650024
33.81349976
100
Persentase
7.58117666
92.41882334
100
Data Dukung Penghitungan ITV
Rincian Luas RTH Kota Tegal Tahun 2017
37.73 0.009508569
426.57 0.10750252
OTAL LTV 0.117011089
33.15019233
Persentase
66.05067041
33.94932959
100
Persentase
8.126211501
91.8737885
100
Hasil Uji Kualitas Air Sungai Sub DAS Gung Lama :
HASIL ANALISIS Kriterian Mutu Air Berdasarkan Kelas Kadar Maksimum
(PP No. 82 /2001)
PARAMETER SATUAN GL-01 GL-02 GL-03 GL-04 GL-05
11.00 10.35 10.14 09.52 09.32 Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Parameter Fisika
Temperatur 0C 29,8 30,6 30,0 28,7 29,8 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3
TDS (Residu Terlarut) mg/L 340 440 410 508 1946 1000 1000 1000 1000
TSS (Residu Tersuspensi) mg/L < 20 < 20 25 < 20 48 50 50 400 400
Parameter Kimia
pH - 7,40 7,74 7,71 7,53 7,51 6-9 6-9 6-9 6–9
BOD5 mg/L 16 12 16 23 34 2 3 6 12
COD mg/L 33 55 38 49 81 10 25 50 100
DO mg/L 3,0 5,8 4,7 1,9 <1 6 >4 3 0
Phosphat (PO43--P) mg/L 0,37 0,42 0,64 0,72 1,05 0,2 0,2 1 5
Nitrat (NO3-N) mg/L 0,8 1,2 1,1 0,8 1,9 10 10 20 20
Kadmium (Cd) Terlarut mg/L 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01
Krom Heksavalen (Cr+6) mg/L < 0,04 < 0,04 < 0,04 < 0,04 < 0,04 0,05 0,05 0,05 1
Tembaga (Cu) Terlarut mg/L < 0,012 < 0,012 < 0,012 < 0,012 < 0,012 0,02 0,02 0,02 0,02
Timbal (Pb) Terlarut mg/L 0,15 0,12 0,15 0,16 0,19 0,03 0,03 0,03 1
Mercury (Hg) mg/L tt tt tt tt tt 0,001 0,002 0,002 0,005
Seng (Zn) Terlarut mg/L 0,05 0,05 0,04 0,06 0,11 0,05 0,05 0,05 2
Nitrit (NO2-N) mg/L < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 0,01 0,06 0,06 0,06 -
Klorin Bebas (Cl2) mg/L 0,07 0,05 0,05 0,06 0,09 0,03 0,03 0,03 -
Sulfida (H2S) mg/L < 0,12 < 0,12 < 0,12 < 0,12 < 0,12 0,002 0,002 0,002 -
Parameter Mikrobiologi
Fecal Coliform Jml/0,1L 240000 240.000 240.000 240.000 > 1.100.000 100 1000 2000 2000
Total Coliform Jml/0,1L 240000 240.000 240.000 1.100.000 > 1.100.000 1000 5000 10.000 10.000
HASIL ANALISIS Kriterian Mutu Air Berdasarkan Kelas Kadar Maksimum
(PP No. 82 /2001)
PARAMETER SATUAN GL-01 GL-02 GL-03 GL-04 GL-05
11.00 10.35 10.14 09.52 09.32 Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Kimia Organik
Detergen mg/L 0,03 0,06 < 0,02 0,03 0,03 0,2 0,2 0,2 -
Fenol mg/L 0,029 0,010 0,035 0,017 0,051 0,001 0,001 0,001 -
Hasil Uji Kualitas Air Sungai Sub DAS Kemiri :
Parameter Kimia
pH - 7,61 7,63 7,75 7,65 7,60 7,57 6-9 6-9 6-9 6–9
BOD5 mg/L <2 2 45 9 2 17 2 3 6 12
COD mg/L 22 21 96 31 10 33 10 25 50 100
DO mg/L 4,5 4,4 3,1 3,1 5,9 6,0 6 >4 3 0
Phosphat (PO43--P) mg/L 0,22 0,25 0,95 0,45 0,2 0,19 0,2 0,2 1 5
Nitrat (NO3-N) mg/L 1,9 2,0 0,4 1,0 1,8 1,1 10 10 20 20
Kadmium (Cd) Terlarut mg/L 0,01 0,01 0,03 0,02 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01
Krom Heksavalen (Cr+6) mg/L < 0,04 < 0,04 < 0,04 < 0,04 < 0,04 < 0,04 0,05 0,05 0,05 1
Tembaga (Cu) Terlarut mg/L < 0,012 < 0,012 < 0,012 0,01 < 0,012 < 0,012 0,02 0,02 0,02 0,02
Timbal (Pb) Terlarut mg/L 0,09 0,09 0,18 0,14 0,14 0,18 0,03 0,03 0,03 1
Mercury (Hg) mg/L tt tt tt tt tt tt 0,001 0,002 0,002 0,005
Seng (Zn) Terlarut mg/L 0,10 0,06 < 0,009 0,11 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 2
Nitrit (NO2-N) mg/L 0,19 0,15 < 0,01 0,05 0,09 0,09 0,06 0,06 0,06 -
Klorin Bebas (Cl2) mg/L 0,05 0,05 0,06 0,04 0,04 0,05 0,03 0,03 0,03 -
Sulfida (H2S) mg/L < 0,12 < 0,12 0,18 < 0,12 < 0,12 < 0,12 0,002 0,002 0,002 -
Parameter Mikrobiologi
Fecal Coliform Jml/0,1L 43.000 10000 24.000 > 1.100.000 1.100.000 43.000 100 1000 2000 2000
HASIL ANALISIS Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas Kadar
Maksimum
PARAMETER SATUAN KM-01 KM-02 KM-03 KM-04 KM-05 KM-06 (PP No. 82 /2001)
11.20 11.00 10.30 10.10 09.50 09.50 Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Total Coliform Jml/0,1L 240.000 15000 240.000 > 1.100.000 1.100.000 240.000 1000 5000 10.000 10.000
Kimia Organik
Detergen mg/L < 0,02 < 0,02 < 0,02 0,02 0,03 < 0,02 0,2 0,2 0,2 -
Fenol mg/L 0,017 0,004 0,025 0,001 0,032 0,028 0,001 0,001 0,001 -
Hasil Uji Kualitas Air Sungai Sub DAS Sibelis :
HASIL ANALISIS Kriterian Mutu Air Berdasarkan Kelas Kadar Maksimum
(PP No. 82 /2001)
PARAMETER SATUAN SB-01 SB-02 SB-03 SB-04 SB-05
12.05 11.50 11.30 12.03 09.30 Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Parameter Fisika
Temperatur 0C 32,7 33,2 30,4 31,.9 30,7 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3
TDS (Residu Terlarut) mg/L 458 638 730 516 9508 1000 1000 1000 1000
TSS (Residu Tersuspensi) mg/L < 20 25 < 20 < 20 < 20 50 50 400 400
Parameter Kimia
pH - 7,62 7,90 7,38 7,67 7,73 6-9 6-9 6-9 6–9
BOD5 mg/L 46 33 45 29 35 2 3 6 12
COD mg/L 100 66 101 73 91 10 25 50 100
DO mg/L <1 1,7 <1 <1 2,1 6 >4 3 0
Phosphat (PO43--P) mg/L 1,35 1,3 0,95 1,9 0,36 0,2 0,2 1 5
Nitrat (NO3-N) mg/L 2,7 1,7 3,0 1,2 1,7 10 10 20 20
Kadmium (Cd) Terlarut mg/L 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,01 0,01 0,01 0,01
Krom Heksavalen (Cr+6) mg/L < 0,04 < 0,04 < 0,04 < 0,04 < 0,04 0,05 0,05 0,05 1
Tembaga (Cu) Terlarut mg/L < 0,012 < 0,012 < 0,012 < 0,012 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
Timbal (Pb) Terlarut mg/L 0,18 0,13 0,13 0,13 0,29 0,03 0,03 0,03 1
Mercury (Hg) mg/L tt tt tt tt tt 0,001 0,002 0,002 0,005
Seng (Zn) Terlarut mg/L 0,06 0,11 0,07 0,01 0,10 0,05 0,05 0,05 2
Nitrit (NO2-N) mg/L 0,01 < 0,01 0,01 < 0,01 0,01 0,06 0,06 0,06 -
Klorin Bebas (Cl2) mg/L 0,08 0,15 0,05 0,07 0,03 0,03 0,03 0,03 -
Sulfida (H2S) mg/L 0,22 0,14 1,07 0,29 < 0,12 0,002 0,002 0,002 -
Parameter Mikrobiologi
Fecal Coliform Jml/0,1L 240.000 > 1.100.000 > 1.100.000 > 1.100.000 75.000 100 1000 2000 2000
Total Coliform Jml/0,1L 240.000 > 1.100.000 > 1.100.000 > 1.100.000 75.000 1000 5000 10.000 10.000
Kimia Organik
HASIL ANALISIS Kriterian Mutu Air Berdasarkan Kelas Kadar Maksimum
(PP No. 82 /2001)
PARAMETER SATUAN SB-01 SB-02 SB-03 SB-04 SB-05
12.05 11.50 11.30 12.03 09.30 Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Detergen mg/L 0,12 < 0,02 0,14 0,03 < 0,02 0,2 0,2 0,2 -
Fenol mg/L 0,029 0,030 0,038 0,034 0,033 0,001 0,001 0,001 -
FORMULASI PERHITUNGAN INDEKS PENCEMARAN UDARA
Tabel 1
SO2( µg/Nm3) NO2( µg/Nm3) Rerata Kab/Kota/Provinsi
Kota/Kabupa
No. Lokasi Sampling Periode Periode
ten/Desa Rata-Rata Rata-Rata SO2 NO2
I II III I II III
1 Transportasi 0 0 0 0
Industri 0 0
Pemukiman 0 0
Perniagaan/Perdagangan 0 0
2 Transportasi 0 0 0 0
Industri 0 0
Pemukiman 0 0
Perniagaan/Perdagangan 0 0
3 Transportasi 0 0 0 0
Industri 0 0
Pemukiman 0 0
Perniagaan/Perdagangan 0 0
0 0
PERHITUNGAN
TABEL 2
Parameter Rerata pemantauan Baku mutu Index
NO2 22.33 150 0.148867
SO2 14.67 365 0.040192
Indeks Udara (Indeks Annual model EU-leu) 0.094529
Indeks Kualitas Udara 100.3039
Keterangan:
- Jika ingin menambah desa/kota/kabupaten maka angka pembagi di cell L21 dan M21 disesuaikan dengan jumlah desa/kota/kabupaten yang dipantau.
- Jika periode pemantauan kurang atau lebih dari 3 kali maka angka pembagi pada cell G dan K disesuaikan dengan periode pemantauan yang dilakukan.
4.1
0.263547
0.316302
0.228351
0.042
0.45
5.4002
0.900033
55.555556
1.049
126,9
58.277778 73
0.1 108,6
67,66
58.177778 5,63
100 7,33
41.822222 73
12.16667
0,263547 49 49
10343 235.664
1723.833 39.27733
FORMULASI PERHITUNGAN INDEKS TUTUPAN HUTAN
Luas Luas
Hutan/lahan Wilayah Persentase Luas Tutupan ITH
(km2) (km2) Hutan/Lahan
#DIV/0! #DIV/0!
Langkah pengisian:
a. Luas Hutan /lahan dan luas wilayah diisi dengan data yang didapat dari instansi terkait.
b. Nilai ITH akan muncul di D4 dan langsung pindah ke sheet IKLH
NILAI IKLH
Tabel 1
No Indikator Nilai Bobot Hasil
1 Indeks Pencemaran Air 25.00 30% 7.5
2 Indeks Pencemaran Udara 91.22 30% 27.366
3 Indeks Tutupan Hutan 33.92 40% 13.568
IKLH KABUPATEN / PROVINSI 48.434
Tabel 2
Kategori IKLH Nilai
Unggul x > 90
Sangat Baik 82 < x ≤ 90
Baik 74 < x ≤ 82
Cukup 66 ≤ x ≤ 74
Kurang 58 ≤ x < 66
Sangat Kurang 50 ≤ x< 58
Waspada x < 50
Langkah Pengisian:
a. Nilai IKLH akan muncul otomatis di E7
xcxcxxcx
50.309
49.99
No
1
2
3
Indikator Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
Indeks Kualitas Air 34.12 35.68 39.52 30.89 32.5
Indeks Kualitas Udara 82.04 90.91 87.98 84.59 88.89
Indeks Tutupan Lahan 22 22 22.7 33.15 33.92
IKLH Kota Tegal 43.95 47.08 47.35 47.9 49.98
Formulasi Perhitungan Indeks Pencemaran Air
Sungai Gung Lama 1
Tabel 1 (data hasil pemantauan) 0.267171728
input data
2 Transportasi 0 0 0 0
Industri 0 0
Pemukiman 0 0
Perniagaan/Perdagangan 0 0
3 Transportasi 0 0 0 0
Industri 0 0
Pemukiman 0 0
Perniagaan/Perdagangan 0 0
0 0
PERHITUNGAN
TABEL 2
Parameter Rerata pemantauan Baku mutu Index
NO2 22.33 150 0.148867
SO2 14.67 365 0.040192
Indeks Udara (Indeks Annual model EU-leu) 0.094529
Indeks Kualitas Udara 100.3039
Keterangan:
- Jika ingin menambah desa/kota/kabupaten maka angka pembagi di cell L21 dan M21 disesuaikan dengan jumlah desa/kota/kabupaten yang dipantau.
- Jika periode pemantauan kurang atau lebih dari 3 kali maka angka pembagi pada cell G dan K disesuaikan dengan periode pemantauan yang dilakukan.
4.1
0.263547
0.316302
0.228351
0.042
0.45
5.4002
0.900033
55.555556
1.049
126,9
58.277778 73
0.1 108,6
67,66
58.177778 5,63
100 7,33
41.822222 73
12.16667
0,263547 49 49
10343 235.664
1723.833 39.27733
FORMULASI PERHITUNGAN INDEKS TUTUPAN HUTAN
Luas Luas
Hutan/lahan Wilayah Persentase Luas Tutupan ITH
(km2) (km2) Hutan/Lahan
#DIV/0! #DIV/0!
Langkah pengisian:
a. Luas Hutan /lahan dan luas wilayah diisi dengan data yang didapat dari instansi terkait.
b. Nilai ITH akan muncul di D4 dan langsung pindah ke sheet IKLH
NILAI IKLH
Tabel 1
No Indikator Nilai Bobot Hasil
1 Indeks Pencemaran Air 31.25 30% 9.375
2 Indeks Pencemaran Udara 91.22 30% 27.366
3 Indeks Tutupan Hutan 33.92 40% 13.568
IKLH KABUPATEN / PROVINSI 50.309
Tabel 2
Kategori IKLH Nilai
Unggul x > 90
Sangat Baik 82 < x ≤ 90
Baik 74 < x ≤ 82
Cukup 66 ≤ x ≤ 74
Kurang 58 ≤ x < 66
Sangat Kurang 50 ≤ x< 58
Waspada x < 50
Langkah Pengisian:
a. Nilai IKLH akan muncul otomatis di E7
50.309
49.99
No
1
2
3
Indikator Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
Indeks Kualitas Air 34.12 35.68 39.52 30.89 32.5
Indeks Kualitas Udara 82.04 90.91 87.98 84.59 88.89
Indeks Tutupan Lahan 22 22 22.7 33.15 33.92
IKLH Kota Tegal 43.95 47.08 47.35 47.9 49.98
Formulasi Perhitungan Indeks Pencemaran Air
Sungai Gung Lama 1
Tabel 1 (data hasil pemantauan) 0.267171728
input data
Keterangan gambar :
Keterangan gambar :