Anda di halaman 1dari 10

Peningkatan

Kapasitas Bakteri
untuk Biodegradasi
Benzena
Nadiah Aulia
D121 16 508
Pencemaran Benzena
Benzena merupakan senyawa hidrokarbon
aromatik dengan struktur molekul berbentuk
siklik terdiri dari satu cincin, bersifat mobil dan
larut dalam air. Benzena sama dengan senyawa
aromatik sejenisnya seperti toluena dan xilena
yang secara kolektif dikenal sebagai BTX
(benzena, toluena dan xilena). Senyawa ini
terdapat banyak dalam minyak bumi, serta
banyak digunakan dalam industri kimia,
petrokimia, obat-obatan, cat, dan sebagai bahan
baku dalam industri fenol, resin poliester, plastik
polistirin, surfaktan, klorobenzena, dan
insektisida.
Sifat Benzena

Benzena adalah senyawa hidrokarbon monoaromatik, merupakan hidrokarbon siklik yang


mengandung satu cincin benzena, dengan ciri-ciri yaitu tidak berwarna, volatil, bersifat
mobil terutama pada air tanah, dan dapat larut dalam air. Benzena mengandung satu cincin
terdapat enam atom karbon dengan tiga ikatan rangkap C-C, karakteristik psikokimia dan
struktur kimia. Bentuk ini yang menyebabkan struktur kimia benzena sangat stabil, terkait
dengan proses biokimia dalam hubungannya sebagai sumber karbon dan energi untuk
mikroba. Benzena sama dengan senyawa sejenisnya seperti toluena, dan xilena dikenal
sebagai BTX

Senyawa aromatik ini memiliki energ resonansi yang tinggi membuat senyawa ini bersifat
termodinamik yang stabil, secara kimia sangat berbeda dengan senyawa kimia alifatik dan
alisiklik. Walaupun hidrokarbon alkana merupakan komponen lebih banyak dari pada senya
wa aromatik dalam minyak bumi, tetapi dampak senyawa aromatik lebih besar karena sifat
rekalsitrannya di alam.
Mikroba Pendegradasi Benzena

Di alam dapat mengalami perubahan secara fisik, kimia dan Benzena biologi. Proses
biologi dapat terjadi melalui proses oksidasi, reduksi, dan yang diketahui mampu hidrolisa
dengan adanya enzim yang dihasilkan oleh mikroba. Jenis mikroba Acinobacter, Bacillus,
Alcaligenes, Nocardia, dan beberapa jenis bakteri lain mendegradasi benzena adalah
Pseudomonas

Mycobacterium vaccae muncul setelah inkubasi selama 48 jam. Hasil penelitian diperoleh
konsentrasi senyawa intermediat berdasarkan dari analisis kromotogram HPLC. Pada mutan
ICBB334 menghasil. kan senyawa katekol 6,75 ppm, hidroquinon 5,12 ppm, dan fenol 11,6
Pada mutan ICBB331g menghasilkan senyawa katekol hidroquinon 6,61 ppm dan fenol 15,63
ppm. Sedangkan pada parental ICBB33P sebagai perbandingan menghasilkan senyawa
katekol 26,38 ppm. hidroquinon 10,31 ppm dan fenol 9,01 ppm. enghasikan Ppm. 17,16 ppm.
Induksi Mutasi UV untuk meningkatkan Kapasitas
Biodegradasi

Untuk mengatasi pencemaran benzena di lingkungan, beberapa metode telah diterapkan,


yaitu metode fisik dan metode kimia. Biodegradasi merupakan pilihan teknologi yang ramah
lingkungan. Untuk meningkatkan biodegradasi, biasanya limbah yang berupa padatan atau
cair, diberikan bakteri pendegradasi dari luar, kemudian ditambahkan nutrien, dan dilakukan
pengendalian aerasi. Pada metode ini belum menunjukkan hasil yang maksimal dan memerluk
an waktu yang lama, karena isolat bakteri yang digunakan tidak mempunyai kapasitas
degradasi yang maksimal, walaupun dalam kondisi lingkungan yang optimal, seperti
ketersediaan nutrien, oksigen, pH, suhu, kelembaban, dan konsentrasi bahan pencemar.
Proses optimasi nutrisi dan kondisi lingkungan terhadap mikroba terseleksi di alam, tidak
cukup untuk mengembangkan potensinya ke tingkat yang lebih optimal.
Metode Seleksi Mutan

Jenis isolat bakteri pendegradasi benzena dari kultur ICBB (Indonesian Center for
Biodiversity and Biotechnology) untuk ditingkatkan kapasitas degradasinya melalui induksi
mutasi dengan radiasi UV adalah isolat dengan kode ICBB33 merupakan bakteri pendegradasi
hidrokarboll minyak bumi yang diisolasi dari sampel sedimen danau Belanga, Kalimantan
Tengah.

Isolat pendegradasi benzena tersebut ditumbuhkan pada media Luria Bertani selama 24 jam,
kemudian diresuspensi dengan larutan MgSO, dan disebarkan pada cawan petri yang berisi
media minimal agar yang mengandung glukosa 20 mM. Selanjutnya langsung dilakukan
penyinaran UV pada cawan petri tersebut dalam keadaan terbuka dengan metode Carlton dan
Brown yang dimodifikasi. Radiasi dilakukan dengan menggunakan lampu UV germisidal
(Philips 20 Watt, intensitas UV pada panjang gelombang 254 nm), jarak antara lampu dengan
cawan petri adalah sekitar 14 cm.
Kemampuan Biodegradasi Mutan
dalam Mikrokosmos Air Tanah
Berdasarkan dari hasil seleksi mutan terbaik berdasarkan persentasi penurunan konsentrasi
benzena, maka dipilih mutan ICBB334 dan ICBB33 sebagai kontrol untuk diaplikasikan dalam
mikrokosmos air tanah dalam ui kemampuan biodegradasi benzena. Mikrokosmos dibuat dari
botol serum 100 ml yang dilengkapi dengan karet penutup untuk mencegah keluarnya gas-
gas yang akan diukur, serta memudahkan pengambilan sampel untuk analisis

Uji kemampuan biodegradasi mutan pada mikrokosmos dilakukan menggunakan air tanah,
atas dasar bahwa air tanah paling mudah terkon- taminasi benzena di lingkungan. Jika
pencemaran terjadi di darat, dengan sifat mobil benzena mudah masuk ke dalam air tanah
atau pada badan air melalui proses pelindian (leaching). Benzena dengan muatan negatif aka
n terikat pada air oleh hidrogen yang bermuatan positif. Selain itu. terdapat banyak ion kalium
(K') yang dapat mengikat kuat benzena.
Produksi Senyawa Intermediat

Senyawa intermediat yang diamati dalam oksidasi benzena adalah fenol, katekol, dan
hidroquinon menggunakan HPLC setelah inkubasi selama 72 jam. Deteksi senyawa
intermediat fenol dan hidroquinon dari biodegradasi benzena oleh Mycobacterium vaccae
muncul setelah inkubasi selama 48 jam. Hasil penelitian diperoleh konsentrasi senyawa
intermediat berdasarkan dari analisis kromotogram HPLC (Gambar 35). Pada mutan
ICBB334 menghasil. kan senyawa katekol 6,75 ppm, hidroquinon 5,12 ppm, dan fenol 11,6
Pada mutan ICBB331g menghasilkan senyawa katekol hidroquinon 6,61 ppm dan fenol 15,63
ppm. Sedangkan pada parental ICBB33P sebagai perbandingan menghasilkan senyawa
katekol 26,38 ppm. hidroquinon 10,31 ppm dan fenol 9,01 ppm. enghasikan Ppm. 17,16 ppm.
Perubahan Sifat Bakteri dari
Induksi Mutasi-UV
Radiasi UV tidak hanya menyebabkan perubahan DNA bakteri terkait dengan metabolisme
benzena, tetapi juga adanya perubahan meta- bolisme lain yang menyebabkan pula
perubahan fenotip yang terkait dengan sifat fisiologis dan biokimia bakteri, karena mutasi
dapat menyebabkan perubahan sifat-sifat dan morfologi bakteri, misalnya dalam
pembentukan kapsul, flagella, ukuran sel, kemampuan pembentukan spora, pembentukan
pigmen, motilitas, sifat-sifat biokimia, sifat antigenik, kemampuan mem- produksi toksin, serta
ketahanan terhadap obat dan virus.
Pengaruh Mutasi pada
Metabolisme
Beberapa perubahan yang terjadi pada mahluk hidup, dapat dijelas- kan sebagai hasil
perubahan bahan genetik yang memberikan pengaruh pada metabolisme dan sifat or
ganisme. Perubahan ini terdapat pada bahan genetik ar tingkat gen, tingkat kromoso
m, dan pada jumlah kromosom. Mutasi pada ingkat gen, yaitu perubahan pada ruas D
NA yang menyandikan protein dinamakan mutasi gen, sedangkan mutasi yang terjadi
pada tingkat kromosom dikelompokkan ke dalam mutasi kromosom. Kromosom terdiri
dari rangkaian gen yang menentukan suatu pem- bentukan polipeptida dan menentuk
an berbagai tipe RNA yang bersifat turun menurun. Bakteri mengandung kromosom y
ang mempunyai kemampuan menyandi kira-kira 3000 protein yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai