Anda di halaman 1dari 24

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS

NON INSINERASI
PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

IWAN NEFAWAN
Subdit Pengamanan Limbah, Udara dan Radiasi
Direktorat Penyehatan Lingkungan
Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan
Kenapa Non Insinerasi?
Menghasil emisi, termasuk
dioksin, furan dan logam
berat Ada apa dengan
Memberikan dampak Insinerasi?
kesehatan masyarakat &
kesehatan kerja

Regulasi terhadap proses


insinerasi sangat ketat

Kewajiban Stockholm
Biaya instalasi, operasional,
Convention untuk
pemeliharaan MAHAL
mengeliminasi POPs
Arahan Kebijakan Nasional
terkait limbah medis dan
logam berat
Fly ash dan Bottom ash
mengandung:
• Dioksin
• Furan
• logam berat (lead, mercuri, dan
kadmium)
• Partikel
• gas asam (hidrogen klorida dan
sulfur dioksida)
• karbon monoksida
• nitrogen oksida
Emisi Gas Toksik dan Dioksin dapat
menyebabkan gangguan pada:
• Hati
• Jantung
• Paru-paru
• Ginjal
• Metabolisme
• Sistem imunitas
• Sistem syaraf
Bersifat:
• Karsinogenik
• Teratogenik (kelahiran cacat)
• Mutagenik (kerusakan genetik)
Pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Pengolahan limbah B3 degan cara thermal dengan meoperasikan
insinerator wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. mempunyai insinerator dengan spesifikasi sesuai dengan
karakteristik dan jumlah limbah B3 yang diolah;
b. mempunyai insinerator yang dapat memenuhi efisiensi
pembakaran minimal 99,99 % dan efisiensi penghancuran dan
penghilangan sebagai berikut :
1) efisiensi penghancuran dan penghilangan untuk Principle
Organic Hazard Constituent (POHCs) 99,99%;
2) efisiensi penghancuran dan penghilangan untuk
Polyclorinated Biphenyl (PCBs) 99,9999 %;
3) efisiensi penghancuran dan penghilangan untuk
Polyclorinated Dibenzofurans 99,9999 %;
4) efisiensi penghancuran dan penghilangan untuk
Polyclorinated Dibenso-P-dioxins 99,9999 %.
c. memenuhi standar emisi udara;
d. residu dari kegiatan pembakaran berupa abu dan cairan wajib
dikelola dengan mengikuti ketentuan tentang pengelolaan
limbah B3.
The International Convention on the
Elimination of Persistent Organic
Pollutants (POPs) - Stockholm Convention
mensyaratkan:
negara-negara untuk mengeliminasi
penghasil POPs termasuk dioksin
(incinerator limbah medis termasuk
penghasil utama dioksin)
KALKULASI BIAYA OPERASIONAL
SWAKELOLA INCINERATOR
Pembakaran : 28 kg/jam.
= 28 kg x 7 jam (kerja) = 196 kg/hari
Kebutuhan solar : 75 L/jam.
= 75 L x 10 jam X Rp 6.000/L
= Rp 4,500,000/hari
Tes emisi : 1 X per 3 bulan (Sucofindo)
= Rp 6.000.000/tes ÷ 90 hari
= Rp 66.700/hari
Biaya pembuangan residu sisa pembakaran:
= US$ 400 (per 1.000 kg residu) = Rp 4.000/kg
(Residu = 5% dari total berat limbah yang diolah)
= 196 x 5% x Rp 4.000
= Rp 39.200/hari
Biaya per kg :
= Rp (4.500.000 + 66.700 + 39.200) ÷ 196 Kg
= Rp 23.500 per kg
Tidak termasuk:
• Biaya depresiasi insinerator
• Biaya lahan yang terokupasi
• Biaya pembangunan ruang khusus
• Biaya tenaga kerja
• Biaya pemeliharaan insinerator
• Biaya dekontaminasi
• Biaya plastik kuning & wadah limbah
PEMBIAYAAN
Pengelolaan Limbah Medis
dengan Incinerator

Intangible Costs:
1. Biaya penanganan infeksi nosokomial (cross/hospital-acquired
infections)
2. Emisi zat racun (POPs) & pencemaran residu berbahaya sisa
treatment ke lingkungan
3. Kecelakaan di tempat kerja
4. Laporan keberatan/komplain masyarakat TIDAK EFISIEN
5. Klaim hukum
TIDAK RASIONAL
REKOMENDASI WORKSHOP NASIONAL
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS TAHUN 2008
Mengembangkan koordinasi Lintas Sektor dan Lintas Program
terkait pengelolaan limbah sarana pelayanan kesehatan dan
reduksi risiko kesehatan dari pencemaran logam berat.
Mengembangkan jejaring melalui kelompok kerja di tingkat
pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
Mendorong pengembangan pengelolaan limbah terpusat
regional untuk mereduksi risiko kesehatan dan lingkungan
yang disebabkan oleh limbah medis
Mendorong pengembangan teknologi alternatif non insinerasi
yang efektif dan efisien khususnya untuk wilayah pedesaan
dan terpencil.
Mendorong atmosfir yang kondusif bagi investor swasta untuk
berpartisipasi dalam pengolahan dan pendaurulangan limbah
medis.
Mengembangkan prinsip “Extended Producer Responsibility”
dalam pengelolaan limbah medis.
NON INSINERASI
berbasis
SEGREGASI
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN No. 1204/MENKES/SK/X/2004
Tentang PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

INFEKSIUS

PATOLOGIK

BENDA TAJAM

LIMBAH
GENOTOKSIK

MEDIS
FARMASI

BAHAN KIMIA
MENGANDUNG
LOGAM BERAT
KONTAINER
BERTEKANAN
RADIOAKTIF
Apa saja
TEKNOLOGI NON INSINERASI itu?

Proses Termal
Proses Kimia
Proses Irradiatif
Proses Biologis
Proses Mekanis
Proses Termal

Low Heat
menggunakan energi panas untuk
mendekontaminasi mikroorganisme pada suhu
antara 93°C – 177°C
Disinfeksi panas kering
Disinfeksi panas basah
(dry heat/udara panas)
(steam/uap air)
Misalnya:
Misalnya:
radiasi termal dengan
otoklaf dan microwave
pemanas infrared
Proses Termal

Medium Heat
Menggunakan energi panas untuk
mendekontaminasi mikroorganisme pada suhu
antara 177 ° C-370° C

• Polymerisasi balik dengan energi microwave intensitas


tinggi
• Depolymerisasi dengan panas dan tekanan tinggi
Proses Termal

High Heat
Melakukan destruksi limbah menyeluruh dengan
perubahan kimia dan fisika, organik dan
anorganik pada suhu antara 540°C - 8.300°C

Resisten elektrik, induksi, gas alam dan energi plasma


OTOKLAF

Dapat mengolah:
• Kultur dan stock,
• Benda tajam,
• Benda terkontaminasi darah
dan cairan tubuh,
• Limbah isolasi dan bedah,
• Limbah laboratorium, kecuali
limbah kimia,
• Limbah soft (kasa, perban,
tirai, gaun, tempat tidur, dll)
dari pasien
OTOKLAF
KELEBIHAN KELEMAHAN
• Pengolahan uap adalah teknologi • Tidak ada perubahan bentuk dan
yang sudah dimanfaatkan secara tidak mereduksi volume limbah
keberhasilan • Menimbulkan bau menyengat
• Teknologinya mudah dipahami • Bahan kimia berbahaya yang di
dan diterima oleh masyarakat dalam limbah (formaldehid, fenol,
dan staf rumah sakit agen sitotoksik, atau merkuri)
• Telah diakui atau diterima dapat terbuang ke udara dan air
sebagai alternatif teknologi limbah
disinfeksi • Hambatan terhadap pemaparan
• Parameter waktu-suhu untuk uap langsung atau transfer panas
mencapai disinfeksi tingkat tinggi dapat mempengaruhi efektivitas
telah berlangsung baik (evakuasi udara tidak efisien;
• Memadai untuk beragam ukuran, beban berlebih; material limbah
baik sedikit maupun banyak dengan konduktivitas termal,
kantong berlapis, kantong udara,
kontainer yang resisten panas, dll)
MICROWAVE

Dapat mengolah:
• Kultur dan stock,
• Benda tajam,
• Benda terkontaminasi darah
dan cairan tubuh,
• Limbah isolasi dan bedah,
• Limbah laboratorium, kecuali
limbah kimia,
• Limbah soft (kasa, perban,
tirai, gaun, tempat tidur, dll)
dari pasien
MICROWAVE
KELEBIHAN KERUGIAN
• Teknologinya mudah dipahami • Jika ada bahan kimia berbahaya
dan diterima oleh masyarakat dan di dalam limbah, pencemar
staf rumah sakit toksik akan terbawa ke udara
• Telah diakui atau diterima sebagai atau terikut bersama limbah
alternatif teknologi disinfeksi mencemari landfill
• Jika pelaksanaan kehati-hatian • Ada bau menyengat di sekitar
memadai terhadap zat berbahaya, unit microwave
emisi minimal • Shredder yang digunakan untuk
• tidak ada efluen cair. menghancurkan limbah tajam
• Shredder internal mereduksi menimbulkan bising
volume limbah hingga 80 persen. • Benda yang besar, logam keras di
• Teknologinya otomatis dan mudah dalam limbah dapat merusak
menggunakan, hanya perlu shredder
seorang operator • Biaya modalnya sangat tinggi
Proses Kimia
Menggunakan bahan kimia
seperti:
khlorin dioksida, bleach
(sodium hipoklorite), asam
perasetik, kimia anorganik
kering Proses Irradiatif
Menggunakan:
Cobalt-60, Electron beams,
atau Irradiasi UV
Proses Biologis

Menggunakan:
enzymes untuk memusnah-
kan zat organik

Proses Mekanis
Menggunakan:
shredding, grinding, mixing,
agitation, hammermill
processing, separasi liquid-
solid, conveying (pakai auger),
ram, atau conveyor belt, dan
compaction
PERTIMBANGAN PEMILIHAN TEKNOLOGI

TEKNOLOGI PENGOLAHAN
Insinerasi Otoklaf Microwave Disinfeksi Pirolisis
Kimia Plasma
Biaya tinggi moderat tinggi rendah tinggi
Investasi/Operasi
Tidak Semua Semua, Limbah cair semua
Memadai untuk untuk kecuali kecuali
limbah radioaktif patologis sitotoksik &
radioaktif
Kemudahan tidak ya ya ya tidak
Pengoperasian

Reduksi Volume signifikan rendah signifikan signifikan

Masalah Bau ya sedikit sedikit sedikit

Ramah Lingkungan tidak ya ya tidak ya


FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN
DALAM PEMILIHAN TEKNOLOGI
• Kapasitas
• Tipe limbah yang diolah
• Efikasi inaktivasi mikroba
• Emisi lingkungan dan residu limbah
• Regulasi
• Persyaratan ruangan
• Persyaratan utilitas dan instalasi lain
• Reduksi volume dan masa limbah
• Kesehatan dan keselamatan kerja
• Bising dan bau
• Otomatisasi
• Reliabilitas
• Tingkat komersialisasi
• Latar belakang Pabrik dan agen peralatan
• Biaya
• Penerimaan masyarakat dan staf
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai