I.
Limbah minyak bumi dapat terjadi di semua lini aktivitas perminyakan mulaidari eksplorasi sampai ke proses pengilangan
Pengertian
Limbah Minyak Bumi adalah : Sisa atau residu minyak yang terbentuk dari proses pengumpulan dan pengendapan kontaminan minyak yang terdiri atas kontaminan yang sudah ada di dalam minyak, maupun kontaminan yang terkumpul dan terbentuk dalam penanganan suatu proses dan tidak dapat digunakan kembali dalam proses produksi
limbah minyak bumi dikategorikan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Dalam peraturan ini (pasal 5 dan 6) menyebutkan bahwa setiap penghasil limbah B3 wajib melakukan pengolahan sebelum limbah tersebut dibuang atau dilepas ke alam.
Secara Fisik : Dengan mengambili minyak dari lingkungan, seperti yang dilakukan nelayan petambak yang kemudian menjual kembali tumpahan minyak tersebut. Secara Kimia : Dengan menambahkan bahan kimia tertentu ke lingkungan laut untuk mengikat tumpahan minyak, ujarnya, namun cara ini tidak ramah lingkungan
Kedua cara pertama disamping relatif mahal, juga tidak memecahkan masalah sampai tuntas karena masih menghasilkan limbah yang bahkan lebih pekat (concentrated).
Gambar 2. Limbah minyak bumi oleh kelompok mikroba hidrokarbonoklastik dapat diubah menjadi senyawa yang ramah lingkungan. (A) Ilustrasi penguraian komponen minyak bumioleh mikroba menjadi asam piruvat, (B) Foto mikroskopik sel-sel bakteri sedang mengeroyok minyak bumi, (C) Indikasi biosurfaktan (memecahan sel darah) yang dihasilkan oleh bakteri hidrokarbonoklastik
PETROBA
Teknologi pengolahan limbah minyak bumi dengan menggunakan formula agen mikroba indigenous.
awal dengan Petroba dalam biodigester lalu dilanjutkan dengan pengolahan di lahan untuk menjadikan limbah minyak bumi menjadi produk yang ramah lingkungan dan dapat diaplikasikan sebagai substrat (pupuk) dalam penanaman tanaman nonpangan.
Keunggulan teknologi PETROBA adalah : 1. Mikroba tropis geografis Indonesia yang berkoevolusi di lingkungan yang sesuai sehingga tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. 2. Sistim pengolahan 3 tahap untuk optimalisasi proses degradasi dalam waktu yang lebih singkat (3-4 bulan). 3. Produk akhir dari pengolahan terbukti aman bagi tumbuhan sehingga dapat diterapkan sebagai pupuk organik untuk tanaman non pangan.
Gambar 3. Inovasi teknologi proses 3 tahap (bioreacting, landfarming dan phytoremediation) untuk limbah sludge.
Gambar 4. Formula agen mikroba yang sudah dikembangkan dalam paketagen bioremediasi yang disebut Petroba (A), Prototipe biodigester skala15.000 L untuk proses pengolahan tahap awal (B).
lapangan,telah terbukti bahwa Pertoba dapat mendegradasi limbah minyak bumi sampai 98% (Gambar 5).
Gambar 5. Tingkat degradasi limbah minyak bumi skala lapangan setelah diolah menggunakan Teknologi Petroba
Uji coba hasil pengolahan skala lapangan terbukti tidak toksik terhadap beberapa tanaman uji seperti tomat, kacang hijau, cabe,jagung dan jarak (Gambar 6, 7 dan 8). Dari aspek pertumbuhan generatif, sludge hasil pengolahan terbutkti mempercepat perbungaan selama satuminggu (Gambar 7).
hasil pengujian toksisitas hewan mamalia tidak memberikan kematian sampai dosis di atas 20 g per kg berat badan hewan ujI (PP No. 18/1999 menyatakan kategori limbah B3 adalah dosis kematian dibawah 15 g per kg berat badan). Dari hasil pengujian toksisitas akuatikmenunjukkan nilai toksisitas yang sangat rendah (nilai LC50 = 50.000 ppm) (Tabel 1).