Anda di halaman 1dari 18

Pemodelan

Lingkungan

(Minggu 1)

oleh Dr. Asep Sofyan


Prodi Teknik Lingkungan ITB
(email: asepsofyan@gmail.com)
Definisi Model
 Model dapat diartikan sebagai
penggambaran, penyederhanaan, miniatur,
atau peniruan.
 Pemodelan lingkungan adalah
penggambaran proses lingkungan beserta
hubungan antar komponen/variabel
pembentuknya menggunakan representasi
logika dan matematika.
 Pemodelan Lingkungan bertujuan untuk
memecahkan permasalahan lingkungan
dari pendekatan teknik dan manajemen
berdasarkan metode analisis logika dan
model matematika.
Model Matematika =

Experiment Theory

Computation
Mathematical Modeling Process
Contoh Conceptual Model
 Pemodelan dapat dipergunakan untuk
membantu menjelaskan fenomena fisik,
kimia, dan biologi yang mungkin terjadi
dalam proses tersebut.

 Model merupakan perumusan matematika


dari proses-proses fisika/kimia/biologi
suatu fenomena alam, sehingga jika
dimasukkan data-data penunjang,
kemudian dihitung dengan metode
perhitungan tertentu, akan dapat dihasilkan
gambaran proses secara keseluruhan.
Pemodelan proses
fisik/kimia/biologi bertujuan
untuk mengetahui proses fisik,
kimia, dan biologi yang terjadi
pada suatu objek/proses yang
dipelajari, interaksi antar
variabel/parameter, karakteristik
transport (penyebaran), dan
keluaran yang dihasilkan jika suatu
skenario masukan dilakukan
(proses simulasi).
 Kelebihan model adalah model dapat
digunakan sebagai sarana simulasi, sehingga
dengan model kita dapat memperkirakan,
memprediksi dan mempelajari berbagai
kemungkinan yang dapat terjadi jika
berbagai skenario diaplikasikan dalam
model tersebut.

 Dengan berbagai simulasi tersebut


dihasilkan banyak alternatif solusi, sehingga
keputusan yang diambil dapat berkualitas
lebih baik.
Definisi Model
 Pemodelan merupakan salah satu
cabang dari analisis ilmiah.
 Kegiatan pemodelan meliputi:
1. pembuatan konsep,
2. pengorganisasian, komunikasi,
pemahaman,
3. analisis, ujicoba pengukuran lapangan,
4. ramalan, prediksi, peringatan dini (early
warning), dan
5. optimasi pengambilan keputusan
(simulasi).
Ruang Lingkup Pemodelan Lingkungan

 Pemodelan Proses Fisik/Kimia/Biologi


 Proses penyebaran fisik (adveksi, difusi, dispersi,
deposisi)
 Proses interaksi antar molekul (asosiasi, difraksi,
aglomerasi)
 Proses reaksi kimia antar molekul
 Proses pertumbuhan biologi
 Pemodelan Manajemen Lingkungan
 Pemodelan sistem dinamik
 Pemodelan konsep (ekosistem, sistem sosial/ekonomi)
 Berdasarkan ruang lingkup yang dikerjakan
bidang Teknik Lingkungan maka pemodelan
lingkungan dapat diterapkan pada bidang-bidang:
 Pemodelan Sumber Daya Air
 Pemodelan Penyediaan Air Bersih
 Pemodelan Pengolahan Air Limbah
 Pemodelan Pengolahan Limbah Padat
 Pemodelan Pencemaran Udara,
 Pemodelan Pencemaran Tanah dan Air Tanah,
 Pemodelan Kesehatan Lingkungan dan
 Pemodelan Manajemen Lingkungan.
Menyusun/Menggunakan Model
 Sebelum menyusun atau menggunakan sebuah
model maka beberapa hal yang harus diperhatikan
adalah:
 Model adalah representasi dari sebuah teori, sehingga
jika teori yang digunakan benar maka model juga
seharusnya menghasilkan keluaran yang benar, dan
sebaliknya.
 Asumsi dan penyederhanaan yang dibuat ketika
menyusun model harus mengikuti aturan/teori yang
berlaku, setiap asumsi yang dibuat harus
didokumentasikan/dicatat dengan baik.
 Untuk menghitung model matematika biasanya
digunakan pendekatan metode numerik, sehingga harus
didefinisikan dengan baik kemungkinan kesalahan
perhitungan dari metode numerik yang
dipilih/digunakan.
 Tidak ada satupun model yang dapat
memprediksi secara akurat 100%,
tetapi model yang baik dapat
menjelaskan banyak hal dari data
observasi yang dikumpulkan.
 Pemodelan bukan substitusi/pengganti
kegiatan pemantauan/monitoring
lingkungan. Model hanya akan berjalan
baik jika ditunjang oleh data observasi
laboratorium/lapangan dan data
pemantauan yang baik dan kontinyu.
 Ketika menyampaikan sebuah
kesimpulan atas hasil sebuah model
maka berbagai
asumsi/penyederhanaan dan kesalahan
numerik harus disampaikan pula.
Sehingga tingkat ketidakpastian model
dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan.
 Setiap penyusun dan pengguna model
harus memahami segala keterbatasan
yang dimiliki model.
Tahapan proses pemodelan matematika:
 Konseptualisasi dan Identifikasi
 Menyusun hipotesis dasar teori yang terlibat dalam proses
termaksud
 Mengevaluasi hipotesis dasar teori termaksud
 Identifikasi struktur model
 Representasi matematika
 Biasanya dalam bentuk diferensial atau persamaan aljabar
 Untuk sistem pakar dapat pula menggunakan aturan bahasa
(linguistic rules)
 Implementasi numerik
 Menyusun algoritma solusi numerik
 Melakukan perhitungan menggunakan komputer
 Estimasi parameter dan Kalibrasi
 Pengaturan parameter model berdasarkan data
pengukuran
 Kalibrasi sehingga seluruh data pengukuran dan
parameter model sesuai
 Pengujian hipotesis
 Pengujian keluaran model terhadap kondisi uji yang telah
ditentukan untuk hipotesis tertentu
 Validasi
 Memastikan kualitas model yang dihasilkan dengan
membandingkannya dengan data pengukuran
 Bidang Teknik Lingkungan bekerja pada media air,
tanah, air tanah, dan udara. Sehingga karakteristik
dan proses yang terjadi pada media tersebut perlu
diketahui dengan baik.
 Air dan udara bisa dikelompokkan menjadi fluida,
sehingga teori fluida seperti statis, mekanis, dan
dinamis menjadi dasar teori pemodelan fisik.
 Istilah-istilah penting: Adveksi, Difusi, Dispersi,
Deposisi, Sedimentasi, dll
 Pemodelan fisik/kimia/bologi
direpresentasikan dgn pemodelan
matematika.
 Pemodelan matematika memiliki
karakteristik:
 Konseptual atau empirikal
 Deterministik atau stokastik
 Steady-state atau dinamik
 Analitikal atau numerikal
 Secara spasial teragregasi atau
terdistribusi

Anda mungkin juga menyukai