Anda di halaman 1dari 52

Senyawa organik dan anorganik mempunyai perbedaan dalam

hal kereaktifan, titik cair, dan titik didih serta kelarutan.

Perbedaannya, yaitu senyawa organik mempunyai kereaktifan,


titik didih, dan titik cair yang lebih rendah dibanding senyawa
anorganik.

Dalam hal kelarutan, senyawa organik lebih mudah larut dalam


pelarut nonpolar seperti alkohol daripada dalam pelarut polar
seperti air.
Senyawa anorganik lebih mudah larut dalam pelarut air.

Unsur utama yang terdapat dalam senyawa karbon (C) adalah


karbon itu sendiri. Selain itu terdapat unsur hidrogen (H) dan
oksigen (O).
Atom karbon (C) memiliki empat elektron pada kulit terluarnya,
sehingga untuk mencapai susunan elektron yang stabil
memerlukan empat elektron lagi.

Kekhasan atom C adalah kemampuan atom karbon ini untuk


berikatan dengan atom C lainnya.

Atom C mempunyai empat macam kedudukan.


1. Atom C primer adalah atom C yang mengikat satu atom C
lainnya.
2. Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat dua atom C
lainnya.
3. Atom C tersier adalah atom C yang mengikat tiga atom C
linnya.
4. Atom C kuarterner adalah atom C yang mengikat empat
atom C lainnya.
p
H CH3 H Keterangan:
p p = atom C primer
t k s p
H3C C C C CH3 s = atom C sekunder
t = atom C tersier
CH3 CH3 H k = atom C kuartener
p p

Atom C dapat berikatan kovalen dengan empat atom H membentuk


molekul CH4. Molekul ini mempunyai struktur ruang tetrahedral
dengan atom C sebagai pusatnya. Setiap atom H pada CH4 dapat
diganti dengan atom lainnya.

HCH

H
Senyawa karbon ada senyawa yang hanya mengandung unsur
karbon dan hidrogen. Senyawa seperti itu dikenal sebagai
senyawa hidrokarbon.

Berdasarkan jenis ikatan antara atom-atom karbon maka


senyawa hidrokarbon dapat dikelompokkan menjadi senyawa
hidrokarbon jenuh dan senyawa hidrokarbon tidak jenuh.

Hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon yang ikatan antaratom


karbonnya tunggal.

Hidrokarbon tidak jenuh, yaitu hidrokarbon yang ikatan antara


atom karbonnya rangkap dua atau rangkap tiga.
Rumus Molekul dan Nama Senyawa Alkana, Alkena, dan Alkuna
(Suku 110)

Rumus umum
Alkana: CnH2n+2 n = jumlah karbon dalam tiap-tiap molekul
Alkena: CnH2n
Alkuna: CnH2n-2
Rumus umum

Alkana: CnH2n+2
Alkena: CnH2n
Alkuna: CnH2n-2
n = jumlah karbon dalam tiap-tiap molekul

Setiap rumus pada alkana, alkena, ataupun alkuna mempunyai


perbedaan jumlah atom C sebanyak satu atom dan jumlah atom
H sebanyak dua atom atau berbeda sebesar CH2.

Suatu kelompok senyawa karbon yang suku-suku berurutannya


berbeda dengan sebesar CH2 disebut deret homolog.
Sumber alkana terbanyak adalah minyak bumi dan gas alam.
Alkana diperoleh dari minyak bumi dengan cara distilasi
bertingkat.

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang disebut


juga dengan parafin, yang mempunyai arti daya gabung kecil.

Rantai karbon pada alkana dapat terbuka (alifatik), bercabang,


dan tertutup (alisiklik dan aromatik).

Senyawa alkana yang banyak digunakan dalam kehidupan


sehari-hari adalah gas elpiji atau liquefied petroleum gas (LPG)
yang digunakan sebagai bahan bakar kompor gas.

LPG merupakan campuran antara propana dengan butana,


secara umum mengandung 60% propana dan 40% butana.
Contoh senyawa alkana
Rumus Molekul, Nama, dan Sifat Fisis Alkana (Suku 110)
1. Menetapkan rantai karbon terpanjang dalam molekul
sebagai rantai utama (rantai pokok).

2. Menetapkan cabang yang terikat pada rantai utama.


Cabang adalah gugus yang diperoleh jika satu atom
hidrogen dilepaskan dari alkana sehingga mempunyai
rumus:

CnH2n+1

Cabang biasa disingkat dengan R. Nama cabang


diturunkan dari nama alkana, dengan mengganti
akhiran ana dengan akhiran il atau dikenal dengan
nama alkil.
3. Menetapkan nomor pada atom-atom C dari rantai
utama secara berurutan dimulai dari salah satu ujung
yang terdekat dengan cabang sehingga atom C yang
mengikat cabang mendapat nomor terkecil.

Apabila letak cabang mempunyai nomor yang sama


dari kedua ujung maka penomoran dimulai dari salah
satu ujung yang terdekat dengan atom C yang
mengandung:

a. Cabang lebih banyak


b. Cabang yang urutan abjadnya lebih dahulu (etil
lebih dahulu dari metil)
4. Menetapkan nama.

a. Rantai utama diberi nama alkana.


b. Cabang-cabang disebut lebih dahulu, disusun
menurut abjad dan diberi awalan yang
menyatakan jumlah cabang tersebut. Kemudian
nama rantai utama.
c. Jika terdapat dua atau lebih cabang yang sama
maka diberi awalan yang menyatakan jumlah
cabang tersebut (di, tri, tetra, penta, dan
seterusnya).
d. Penulisan antara angka dan huruf dipisahkan
dengan tanda strip () sedangkan antara angka
dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,).
Contoh:
2 3 4 5 6
CH2 CH2 CH2 CH2 CH3 n-heksana
1
CH3

1 2 3 4 5 6 7
CH3 CH2 CH CH2 CH CH2 CH3 3-etil-5-metilheptana

CH2 CH3

CH3
Contoh alkena adalah karet dan plastik.
Alkena disebut senyawa hidrokarbon tidak jenuh.

Senyawa alkena yang mempunyai dua ikatan rangkap


disebut alkadiena.

Alkena yang mempunyai tiga ikatan rangkap disebut


alkatriena.

Adanya ikatan rangkap pada alkena dapat ditunjukkan


dengan mereaksikan senyawa alkena dengan air
bromin. Warna air bromin akan hilang, karena Br2
terikat pada molekul alkena.
Contoh senyawa alkena
1. Pemilihan rantai utama (rantai pokok).
Rantai utama merupakan rantai terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap, diberi nama alkena.

2. Penomoran atom C pada rantai utama.


Penomoran dimulai dari atom C ujung yang terdekat
dengan letak ikatan rangkap, sehingga atom C yang
mengandung ikatan rangkap mendapat nomor yang
kecil.

Apabila ikatan rangkap mempunyai nomor yang sama


dari kedua ujung maka penomoran dimulai dari salah
satu ujung yang terdekat dengan cabang, sehingga
cabang-cabang mempunyai nomor terkecil.
3. Pemberian nama.
Cabang-cabang disebut lebih dahulu, disusun menurut
abjad, dan diberi awalan yang menyatakan jumlah
cabang tersebut, kemudian rantai utama. Letak ikatan
rangkap dinyatakan dengan awalan angka pada nama
rantai utama.

Contoh:
5 4 3 2 1
CH3 CH CH = CH CH3 4-metil-2-pentena

CH3
1 2 3 4
CH3 C = CH CH3 2-metil-2-butena

CH3
2-butena

H3C CH3 H3C H


C=C C=C
H H H CH3
cis 2-butena trans 2-butena

1,2-dibromoetena

Br Br Br H
C=C C=C
H H H Br
cis 1,2-dibromoetena trans 1,2-dibromoetena
Senyawa alkuna yang banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari adalah etuna atau dalam perdagangan disebut
asetilena.

Etuna merupakan salah satu senyawa karbon yang


dihasilkan dari batu bara dan dipergunakan sebagai
pencampur oksigen dalam pengelasan logam.

Alkuna lebih tidak jenuh dibandingkan alkena, karena


pada alkuna terdapat ikatan rangkap tiga. Senyawa yang
mempunyai 2 ikatan rangkap tiga disebut alkadiuna.
Menurut tata nama IUPAC, nama alkuna diambil dari nama
alkana dengan akhiran ana diganti dengan una.

Contoh:

etuna : H C C H
propuna : H C C CH3

Untuk alkuna yang memiliki isomer, pemberian nama alkuna


sama seperti pemberian nama alkena.
Contoh:
1 2 3 4 5
CH C CH2 CH2 CH3 1-pentuna
5 4 3 2 1
CH3 CH C C CH3 4-metil-2-pentuna

CH3
6 5 4 3 2 1
CH3 CH2 C C CH CH3 2-metil-3-heksuna

CH3
1 2 3 4 5 6 7 8
CH3 CH2 CH C C CH CH2 CH3 3-etil-6-metil-
4-oktuna
C2H5 CH3
Minyak bumi (crude oil) adalah campuran secara alami
dari berbagai senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam
fase cair di reservoir di bawah permukaan tanah dan tetap
cair pada tekanan atmosfer di atas permukaan, meskipun
telah melalui fasilitas pemisahan di atas permukaan.

Secara kimia, minyak bumi adalah suatu campuran


senyawa yang pada umumnya terdiri atas 8085% unsur
karbon (C) dan 1520% unsur hidrogen (H). Unsur-unsur
lainnya adalah oksigen (O), nitrogen (N), dan sulfur (S)
dalam jumlah sampai 5%, sedangkan yang dimaksud
dengan gas alam adalah semua jenis hidrokarbon yang
berupa gas dan dihasilkan dari sumur dan tambang.
Minyak bumi berasal dari
hewan dan tumbuhan dengan
proses sebagai berikut. Jasad
hewan dan tumbuhan yang
mati akan tertimbun di bawah
endapan lumpur.

Endapan lumpur ini kemudian


dihanyutkan oleh arus sungai
menuju lautan bersama bahan
organik lainnya dari daratan.
Pengolahan minyak secara garis besar dapat dibagi dalam dua
tahap, yaitu tahap pemisahan dan tahap pengolahan.

Pengolahan tahap pertama merupakan pemisahan minyak bumi


ke dalam fraksi-fraksinya berdasarkan perbedaan titik didih
(distilasi bertingkat).

1. Fraksi pertama yang dihasilkan adalah gas, merupakan fraksi


yang paling ringan. Gas ini dapat digunakan sebagai bahan
bakar kilang dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
untuk diolah menjadi produk lain yang memiliki nilai tambah.

2. Fraksi kedua disebut nafta, yang dapat dijadikan premium


(bensin) atau produk petrokimia lainnya.
3. Fraksi ketiga yang sering disebut sebagai fraksi tengah dapat
digunakan sebagai bahan dasar kerosin untuk keperluan
rumah tangga. Selain itu, fraksi tengah dapat dibuat Avtur
(Aviation Turbo Fuel) yang digunakan sebagai bahan bakar
pesawat jet.

4. Fraksi keempat sering disebut sebagai solar yang digunakan


sebagai bahan bakar mesin diesel.

5. Fraksi kelima adalah residu yang dapat dijual langsung atau


dapat diolah lebih lanjut pada tahap kedua untuk
menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah.

Fraksi kelima terdiri atas molekul-molekul hidrokarbon besar


yang harus dipecah menjadi molekul-molekul kecil dalam unit
yang dinamakan cracking unit.
Untuk mendapatkan
berbagai jenis
bahan bakar minyak
(BBM) dan
nonbahan bakar
minyak (non-BBM)
dalam jumlah besar
dan mutu yang lebih
baik diperlukan
pengolahan tahap
kedua (lanjutan).

Proses penyulingan
minyak bumi
Fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari minyak bumi
Fraksi minyak bumi yang paling banyak kegunaan-nya adalah
bensin yang kandungan utamanya adalah iso oktana (2,2,4
trimetil pentana).

Bensin yang dihasilkan dari proses distilasi biasanya masih


ditambah zat-zat yang lain untuk mendapatkan campuran yang
mempunyai efisiensi pembakaran tinggi.

Efisiensi ini diukur dengan suatu besaran yang dikenal dengan


bilangan oktana.

Bilangan oktana menunjukkan persentase volume dari 2,2,4


trimetil pentana (iso oktana) dalam campuran 2,2,4trimetil
pentana dan n-heptana yang memberikan daya letup sama
seperti bensin yang diuji.
Bensin yang buruk mempunyai bilangan oktana 0.
Bensin yang baik mempunyai bilangan oktana 100.

Semakin besar bilangan oktana, semakin baik proses


pembakaran di dalam mesin kendaraan.

Alkana dengan rantai bercabang mempunyai bilangan oktana


lebih tinggi daripada rantai lurus.

Untuk mencegah pemanasan yang terlalu cepat pada mesin


kendaraan, biasanya bensin ditambah tetraetillead (TEL) dengan
rumus molekul Pb(C2H5)4.

Akhir-akhir ini TEL diganti dengan MTBE (metil tersier butileter)


dengan rumus struktur (CH3)3COCH3 yang bertujuan untuk
mengurangi pencemaran udara.
Bahan bakar dibuat di industri yang dinamakan industri
petroleum atau industri petrokimia.

Industri petrokimia merupakan salah satu industri terbesar di


dunia.

Selain menghasilkan bahan bakar, industri petrokimia juga


menghasilkan obat-obatan, pewarna sintetis, serat, melamin,
kaca hias jendela (flexiglass), dan kosmetik.

Sekitar 10% dari minyak bumi atau petroleum yang diproses


menghasilkan bahan mentah untuk industri, terutama untuk
pembuatan karet sintetis.
Fraksi kelima dari distilasi bertingkat minyak bumi merupakan
molekul-molekul hidrokarbon yang besar. Fraksi ini dijadikan
produk-produk yang dinamakan produk Petrokimia.

Jadi, produk petrokimia merupakan segala produk yang dibuat


secara sintesis dari minyak bumi dan gas bumi.

Produk petrokimia terdiri dari beberapa macam antara lain


aspal, lilin, polipropilena, metanol, solvent (pelarut), dan
bahan kimia pertanian.
Kandungan utama aspal adalah senyawa hidrokarbon jenuh dan
tak jenuh, alifatik dan aromatik yang mempunyai atom karbon
sampai 150 per molekul.

Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang menyusun aspal


adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lainnya.

Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon,


10% hidrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen.
Massa molekul relatif aspal bervariasi, dari beberapa ratus
sampai beberapa ribu.

Senyawa-senyawa ini dikelompokkan menjadi aspalten (yang


massa molekulnya kecil) dan molten (yang massa molekulnya
besar). Biasanya aspal mengandung 525% aspalten dan
sebagian besar senyawa aspal adalah senyawa polar.
Lilin selain untuk penerangan dapat digunakan sebagai kertas
lilin pembungkus, bahan baku semir, serta pengilap lantai dan
mebel.

Lilin juga dapat dibuat untuk kerajinan, yang dibentuk menjadi


berbagai macam bentuk benda. Lilin lunak yang dapat diubah-
ubah bentuknya (fleksibel) dinamakan plastisin.

Lilin dibuat dari paraffin wax, suatu campuran dari hidrokarbon


jenuh dengan massa molekul yang besar.

Paraffin wax dihasilkan selama proses penyulingan minyak bumi.


Plastik dikenal juga dengan polietena (polietilena) atau
polipropena (polipropilena).

Plastik banyak dibuat untuk alat-alat rumah tangga, seperti


ember dan gayung, pembungkus makanan, untuk pembuatan
botol plastik, tali, dan kabel (insulator).

Plastik dibuat dengan


penggabungan beberapa
senyawa etena atau
Propena membentuk
molekul yang besar.
Metanol dapat digunakan sebagai lem untuk industri plywood,
bahan bakar kendaraan bermotor, bahan bakar pesawat, dan
sebagai bahan bakar untuk industri protein sintetis dengan
fermentasi berkesinambungan.

Metanol dapat dibuat langsung


dari metana, yaitu dengan
mereaksikan metana dengan
asam sulfat (H2SO4) yang
mengandung 65%
sulfur trioksida.
Pelarut ini berguna sebagai pengencer cat, vernis, warna
cetakan industri tekstil (printing), bahan pembersih, dan bahan
baku pestisida.

Bahan pelarut atau tiner cat umumnya digunakan terpentin


yang merupakan campuran dari hidrokarbon siklus yang terdiri
dari sepuluh atom karbon.

Tiner merupakan campuran


dari berbagai hidrokarbon
hasil distilasi minyak.
Pelarut untuk zat sintetis
yang sering digunakan
adalah alkohol, keton,
dan ester.
Dalam bidang pertanian, senyawa hidrokarbon digunakan
sebagai bahan perekat, perata pestisida, dan berguna untuk
menutup luka tanaman atau bidang sadap tanaman karet serta
untuk mencegah pengeringan bidang sadap.

Pupuk digunakan untuk


meningkatkan kesuburan
tanah dan menambah
zat makanan tanaman.
Udara tidak pernah benar-benar bersih. Zat-zat lain, seperti abu
gunung berapi, bakteri, spora, tepung sari, partikel garam dari
laut, dan debu kosmis banyak terdapat di permukaan bumi
bagian atas. Partikel-partikel tersebut di atmosfer berfungsi
sebagai inti yang membantu molekul uap air mempercepat
pengembunan dan membentuk titik-titik air.

Masuknya jenis zat kimia berbahaya dalam udara dan


meningkatnya kadar zat kimia tertentu melampaui ambang
batas yang telah ditentukan, dinamakan pencemaran udara.
1. Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak


berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak merangsang.
Oleh karena itu, keberadaannya di udara sukar diketahui.

Keracunan gas CO merupakan keracunan akut. Jika kadar CO


dalam tubuh lebih dari 50 bpj maka akan Nilai ambang batas
(NAB) gas CO adalah 100 ppm untuk waktu kontak 8 jam sehari.

Gas CO merupakan racun bagi manusia dan hewan karena gas


tersebut membentuk senyawa dengan hemoglobin (HbCO) dalam
darah.

CO(g) + Hb(aq) HbCO(aq)


Hb memiliki daya ikat lebih besar pada gas CO dibandingkan
dengan gas O2. Hal itu disebabkan afinitas HbCO lebih besar
250 dibanding afinitas HbO, sehingga CO sukar terlepas dari
Hb dan Hb sebagai pembawa oksigen kurang berfungsi.

Akibatnya tubuh seolah-olah menjadi kekurangan oksigen yang


menyebabkan badan lemas, pingsan, atau dapat berakibat
kematian.

Pergeseran kesetimbangan reaksi ke kiri dengan pelepasan CO


dapat terjadi apabila udara yang diisap mengandung kadar
oksigen tinggi sehingga pembentukan senyawa kompleks HbO2
dapat terjadi.

Fungsi HbO2, yaitu membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.


CO merugikan manusia (a) sel darah merah yang mengandung
hemoglobion, (b) hemoglobin mengandung empat unit heme, dimana
setiap heme dapat mengikat satu molekul O2, (c) ketika CO masuk ke
tubuh, heme lebih suka berikatan dengan CO dari pada dengan O2.
Sumber utama gas CO adalah pembakaran yang tidak sempurna
dari bahan bakar minyak bumi.

Contoh:

2 C8H18 (g) + 17 O2(g) 16 CO(g) + 18 H2O(g)

Untuk mengurangi pencemaran udara dari adanya gas CO, para


ahli mesin motor dan industri merancang dan membuat alat
katalis yang disebut catalytic converter yang dipasang pada
cerobong asap (knalpot) kendaraan.

Alat itu berfungsi mengubah gas pencemar udara, yaitu gas CO


dan NO menjadi gas-gas yang tidak berbahaya.
Katalis (Ni)
CO(g) + O2(g) 2 CO2(g)
Katalis (Ni)
2 NO2(g) N2(g) + 2 O2(g)
2. Karbon Dioksida (CO2)

Gas CO2 merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan
tidak merangsang. Sumber gas CO2 yang utama berasal dari
proses pembakaran minyak bumi, batu bara, dan gas alam.

Pada daerah-daerah yang belum ada industri, kadar gas CO2 di


udara hanya 300 bpj. Dengan adanya kemajuan industri dengan
bahan bakar batu bara dan minyak bumi serta gas alam atau
liquefied natural gas (LNG), kadar gas CO2 di udara meningkat
menjadi 320 bpj.

Pembakaran batu bara


2 C(s) + O2(g) 2 CO(g) H = 221,0 kJ
2 CO(s) + O2(g) 2 CO2(g) H = 566,0 kJb)

Pembakaran minyak bumi


4 CxHy (g) + (4x + y) O2(g) 4x CO2(g) + 2y H2O(g)
Adanya gas CO2 yang berlebihan di udara atau di atmosfer tidak
berakibat langsung kepada manusia, tetapi kadar CO2 dapat
menjadi lebih tinggi.

Hal itu mengakibatkan suhu udara di permukaan bumi semakin


tinggi, sehingga akan memengaruhi makhluk hidup. Sifat gas CO2
seperti di atas itu dikenal dengan istilah efek rumah kaca atau
green house effect.

Proses terjadinya kenaikan suhu bumi (efek rumah kaca)


3. Belerang Oksida (SO2 dan SO3)

Gas SO2 merupakan gas yang tidak berwarna dan berbau sangat
menyengat serta menyesakkan napas biarpun dalam kadar
rendah.

Gas itu dibentuk oleh oksidasi atau pembakaran belerang yang


terdapat dalam bahan bakar minyak bumi serta belerang yang
terkandung dalam bijih logam yang diproses dalam industri
pertambangan.

2 Cu2S(s) + 3 O2(g) 2 Cu2O(s) + 2 SO2(g)

2 Cu2O(s) + Cu2S(g) 6 Cu(s) + SO2(g)

Bahan bakar minyak bumi yang mengandung belerang, apabila


dioksidasi atau dibakar akan menghasilkan gas belerang dioksida.
3. Belerang Oksida (SO2 dan SO3)

Jika gas SO2 dan SO3 bereaksi dengan uap air di udara lembap,
akan terbentuk asam yang sifatnya sangat korosif terhadap
logam-logam dan berbahaya bagi kesehatan.

Pembentukan asam sulfit di udara lembap

SO3(g) + H2O(l) H2SO3(aq)

Gas SO2 dapat bereaksi dengan oksigen yang ada di udara

2 SO2(g) + O2(g) 2 SO3(g)

Gas SO3 mudah larut dalam air dan di udara lembap membentuk
asam sulfat yang lebih berbahaya daripada SO2(g) dan H2SO3(aq).

SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq)


Asam sulfat di udara lembap dapat membentuk aerosol yang
berupa koloid yang mudah larut dalam air hujan.

Hal itu menyebabkan hujan asam yang pH-nya bisa mencapai 5


atau lebih rendah.

Hujan asam akan membinasakan tumbuhan karena asam sulfat


terkumpul di sekitar akar tumbuhan.

Demikian juga apabila gas SO2 dan gas SO3 terserap di dalam
paru-paru melalui pernapasan, akan membentuk asam sulfit dan
asam sulfat yang sangat berbahaya bagi alat pernapasan atau
paru-paru.
4. Nitrogen Oksida (NO2 dan NO3)

Gas NO merupakan gas yang tidak berwarna. Pada konsentrasi


tinggi dapat menimbulkan keracunan. Gas NO juga dapat
menyebabkan hujan asam.

Pembakaran yang terjadi pada suhu yang tinggi akan


menghasilkan gas NO.

N2(g) + O2(g) 2 NO(g)

2 NO(g) + O2(g) 2 NO(g)

Gas NO2 merupakan gas yang beracun, berwarna merah cokelat,


dan baunya seperti asam nitrat yang menyengat dan rangsang,
dihasilkan dari reaksi NO dengan ozon secara perlahan-lahan.

NO(g) + O3(g) NO2(g) + O2(g)


Adanya gas NO2 yang lebih besar dari 1 bpj akan mengakibatkan
terbentuknya zat yang bersifat karsinogenik atau penyebab
terjadinya kanker.

Menghirup udara yang mengandung gas NO2 sebanyak 20 bpj


dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat.

Untuk mencegah penyebaran gas NO2 dari pembakaran bahan


bakar minyak di dalam industri ataupun bahan bakar motor,
cerobong asap perlu ditambah katalis logam nikel sebagai
konverter. Fungsinya adalah untuk mengubah gas-gas buang
yang mencemari udara menjadi gas yang tidak berbahaya di
udara.

2 NO2(g) N2(g) + 2 O2(g)


5. Pencemaran Partikel-Partikel Padat (Butiran)

Partikel-partikel zat padat pencemar di udara berupa asap dan


debu. Sumber partikel tersebut dapat berasal dari pembakaran
bahan bakar, pabrik-pabrik, dan industri.

Partikel yang berasal dari batu bara dan minyak bumi


menghasilkan debu yang menyebabkan gangguan pernapasan
pada manusia dan mengganggu fotosintesis pada tumbuhan
karena debu tersebut menutupi permukaan daun dari sinar
ultraviolet.

Jika bahan bakar bensin dicampurkan dengan tetra etil lead


(TEL) akan mengakibatkan gangguan pembentukan hemoglobin
sehingga orang yang terkena dapat menderita anemia. Sampai
saat ini Pb di udara sebanyak 75% berasal dari knalpot motor
atau mobil.

Anda mungkin juga menyukai