Anda di halaman 1dari 38

Pengelolaan Limbah B3

Perundangan Yang Mengatur Tentang Pengelolaan Limbah B3


• Undang – undang No. 23/1997 (Pengganti UU No.4/1982) ttg Pengelolaan
lingkungan hidup
• Peraturan Pemerintah No. 18/1999 ttg Pengelolaan limbah B3
• Peraturan Pemerintah No. 85/1999 ttg Perubahan /revisi beberapa pasal
PP-18/99
• Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep-01/BAPEDAL/09/1995 ttg Tata cara &
Persyaratan teknis penyimpanan & pengumpulan limbah B3
• Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep-02/BAPEDAL/09/1995 ttg Dokumen
Limbah B3
• Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep-03/BAPEDAL/09/1995 Persyaratan
Teknis Pengelolaan limbah B3
• Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep-04/BAPEDAL/09/1995 ttg Tata cara &
Persyaratan penimbunan hasil pengolahan, persyaratan lokasi bekas
pengolahan & penimbunan limbah B3
• Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep-05/BAPEDAL/09/1995 ttg Simbol dan
label limbah B3
• Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep-68/BAPEDAL/05/1994 ttg Perijinan
pengelolaan limbah B3
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
 meningkatnya penggunaan B3 pada berbagai
kegiatan, mis pada kegiatan perindustrian,
pertambangan, kesehatan dan juga kegiatan
rumah tangga
 adanya kebutuhan industri penghasil limbah B3
terhadap kesediaan fasilitas pengolahan dan
penimbunan limbah B3 yang berwawasan
lingkungan
 meningkatnya upaya pengendalan pencemaran
udara dan pengendalian pencemaran air yang
akan menghasilkan lumpur atau abu yang
berbahaya dan beracun

5
 Limbah dapat mencemari lingkungan kehidupan
manusia.
 Limbah harus dikelola dengan proses dan
pendekatan untuk memperkecil dampak melalui
upaya memperpanjang nilai tambah sebagai
produk/produk sampingan sebelum nantinya
limbah diolah
 Upaya yang dilakukan adalah melalui pendekatan
reduce dengan 3R (reuse, recycle dan recovery)
 Dengan bertambahnya nilai manfaat limbah maka
pemakaian sumberdaya dapat diefesiensikan
pemanfaatannya
 Pengolahan limbah sendiri harus menggunakan
proses dan pendekatan teknologi yang akrab
lingkungan
6
Sumber Limbah B3

Bahan
Tambahan

BAHAN BAKU PROSES


PRODUKSI
PRODUK

IPAL
AIR
BUANGAN

SLUDGE

B3
FLOW WASTE WATER
F

C
a(
e
C
l3 NaOH
FLOCULANT
BAK
PENGENDA
REUSE
PAN
O NaOH
H
PASTING
)2

P
(For gardening)
U
M
P

BAK BAK PENGATUR PH


PENGEND
APAN
LUMPUR HCL
PENYARINGAN ENC
FORMATION / LUMPUR P ER P P
CHARGING H H H
P

Industries LABORATORIUM
TESTING
U
M
P
DISCHARGE
BAK
CUCI
LANT
AI
TOILET
PENETRALA
N AIR
ke BADAN (to river)
sludge
ke PPLI

Waste Water Treatment


PRODUCT
SLUDGE TO PPLI
PRINSIP PENGKAJIAN LIMBAH

Aliran
Bahan Proses Produksi Produk
Baku &
Penolong

Pengelolaan limbah Pengelolaan limbah


Pada proses produksi Pasca produk

9
Pengelolaan Limbah Tradisional

 Pembuangan ke dalam tanah

 Pembuangan ke sungai/laut
- Minamata
 Pembakaran
- Emisi gas B3

Pengelolaan Limbah B3 #
Pengelolaan Limbah Domestik
Kewajiban Penghasil Limbah B.3 (PP – 18 / 1999)

Dilarang membuang limbah B3 secara langsung ke lingkungan


Dilarang melakukan pengenceran limbah B3
Melakukan reduksi, pengolahan dan penimbunan limbah B3
(sesuai dengan persyaratan)
Diperbolehkan untuk melakukan pemanfaatan limbah B3 oleh sendiri/pihak
lain sesuai dengan persyaratan yang berlaku
Diperbolehkan untuk mengespor jika tidak ada fasilitas pengolahan di dalam
negeri
Penyerahan kepihak lain tidak mengurangi tanggung jawab penghasil
Dapat menyimpan paling lama 90 hari (jika limbah B3 > 50 kg/hari)
Sebelum diserahkan ke pihak pemanfaat / pengolah
Mencatat jenis & jumlah limbah B3 yang dihasilkan, serta identitas
pengangkut/Pengolah
Catatan ini dilaporkan ke BAPEDAL tiap 6 bulan
Prinsip Pengelolaan limbah B3

Pollution Prevention
Polluter Pays
Treatment & Disposal Close to Generator
Non – Discriminatory
Sustainable Development
Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3 :

Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep-


01/BAPEDAL/09/1995
Persyaratan Pengumpulan dan penyimpanan :

 Penghasil melakukan uji laboratorium untuk mengetahui


karateristik limbah B3
 Hasil pengujian dilaporkan ke BAPEDAL
 Teknis penyimpanan sesuai dengan lampiran Kep BAPEDAL
di atas (disesuaikan dengan karateristik limbah hasil pengujian)
Kompatibilitas Limbah B3 (US-EPA No. 600)
• Keep containers closed. Use self-closing funnels.
• Wastes must be compatible with the container. For example, use HDPE
plastic containers for corrosive wastes.
• Never place incompatible wastes, such as wastes that react with each other
(acids and bases), in the same container.

Storage

• Maintain adequate aisle space between container rows to allow inspection for
leaks and damage.
• Store ignitable and reactive wastes at least 50 feet from property boundaries.
• Store containers of incompatible wastes in separate areas.
• Be aware of allowable time limits for storage.
Contoh Buruk Penyimpanan Limbah B3
Bunker
Limbah B3

Bunker
Limbah B3
Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3 :

Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep-


05/BAPEDAL/09/1995
Bentuk Simbol dan Label :
 Mudah meledak
 Mudah terbakar (padatan dan cairan)
 Reaktif
 Beracun
 Korosif
 Infeksi
 Campuran
Transportasi Limbah B-3

Upaya pengamanan terhadap Limbah B3 yang dapat


menimbulkan resiko terhadap kesehatan, keselamatan dan
harta benda bila diangkut.

Tranportasi
Alat Angkut
Sumber Pewada Pengolah
Limbah han B3

Menurut USDOT (US Department of Transportation) :


a. Surat-surat Pengangkutan : nama bahan yang diangkut/dikirim, kelas
bahaya bahan tsb, nomor identifikasi, kelompok kemasan, kuantitas (berat,
volume dsb) B3
b. Penempatan dan Pemberian Tanda-tanda Peringatan : bentuk dan
penempatan diatur dalam aturan yang ada, yang menggambarkan kelas
bahaya limbah B3 yang diangkut. Label dapat berbentuk segi empat,
berwarna dengan simbol-simbol.
c. Klasifikasi B3 dan Label yang Digunakan : nomenklatur pada label
yang memberikan klasifikasi tingkat bahaya B3 yang diangkut.
d. Kontainer dan Jenis Transport : kontainer yang digunakan dirancang dan
dibuat sedemikian rupa sehingga bila terjadi kecelakaan pada kondisi
transportasi yang normal tidak menimbulkan penyebaran bahan tersebut
ke lingkungan sekitar, keefektifikan pengemasan tidak berkurang selama
perjalanan, tidak terjadi pencampuran gas atau uap dalam kemasan
yang dapat menimbulkan reaksi spontan.
e. Respon Bila Terjadi Kecelakaan
Container
Limbah B3

Laboratorium +
Office mobile
1. Avoid : tidak menghasilkan atau
membeli bahan-bahan yang
akan menjadi limbah
2. Reduce : pengurangan volume
sampah sblm dibuang ke landfill
3. Re-use : penggunaan bahan2
lebih dari 1 kali sblm didaur ulang
atau dibuang
4. Recycle : proses daur ulang bahan2
yg tdk dpt dipakai lagi utk diolah
menjadi produk baru
5. Recover : operasi pengolahan
limbah padat yg mengambil bhn2
utk digunakan kembali dan dirubah
ke energi.
6. Treatment : mengolah material
utk meminimasi efek2 berbahaya
pada tanah, air atau udara
7. Disposal : membuang material
atau bahan pencemar ke tanah,
air atau udara
Hirarki Pengelolaan Limbah B3

Limbah B3

Pengurangan produksi/minimisasi Limbah B3


Penghentian produksi Pengurangan Sumber Ambil-ulang Guna-ulang/Daur-ulang
(Abatemen) (Source reduction) (Recovery) (Re-use/Recycle)

Pengolahan/Konversi Limbah B3

Secara Fisika/Kimia Secara Biologi Secara Termal

Penimbunan/Pembuangan Residu Pengolahan


Penimbunan Dalam Pembuangan ke badan Pembuangan ke
tanah air udara
Kep BAPEDAL No.
Kep Men No. 51/95 Kep Men No. 13/95
04/BAPEDAL/09/95
Teknik Minimasi
Limbah

Pengurangan di Daur ulang


sumber (on dan off site)

Penggantian Produk : Pemanfaatan kembali : Reklamasi :


• Subtitusi Kontrol di sumber • Kembali ke proses awal • Diproses utk kemungkinan
• Konservasi • Bahan baku utk proses pemanfaatan
• Komposisi Produk lain • Diproses sbg by product

Penggantian bhn Penggantian teknologi : Pengoperasian yg baik :


Masuk : • Proses • Prosedural
• Pemurnian • Peralatan, perpipaan, • Pencegahan kebocoran
• Subtitusi tata letak • Praktek pengolahan
• Kemungkinan • Pemisahan limbah
otomatisasi • Peningkatan penanga-
• Tata cara operasi nan bahan
• Penjadwalan
Minimisasi Timbulan Limbah B3

Mengapa minimisasi timbulan limbah B3 diperlukan ?


Hilangnya material dan energi yang berharga
Investasi peralatan pengendalian pencemaran
Penyebab masalah – masalah lingkungan  (risk minimization)
Pentaatan (compliance) terhadap hukum/peraturan
Positive public relation


Minimasi Timbulan Limbah B3

Teknik minimasi timbulam limbah B3


1.Inventory management
2.Production process modification
3.Volume reduction
4.Recovery/re-use
Minimasi Timbulan Limbah B3
TEKNIK MINIMASI TIMBULAN LIMBAH B3

1. Inventory Management
 Mengurangi penggunaan B3 dengan prosedur pengkajian
dan pengawasan pembelian material
 Setiap pembelian material harus disertai MSDS
 Jumlah meterial yang dibeli sesuai dengan kebutuhan
optimum
 Prosedur pengkajian sewaktu pengembangan product baru
Minimasi Timbulan Limbah B3
TEKNIK MINIMASI TIMBULAN LIMBAH B3

2. Modifikasi Proses-Produksi
 Prosedur perawatan dan operational :
-Kebocoran pipa, tangki, kerangan, sambungan
-Kesalahan prosedur dalam sewaktu trasfer material/bahan
-Inspeksi & pelatihan regular
 Pengobahan material/bahan baku :
-Tabel contoh minimasi limbah
 Modifikasi peralatan/Proses :
-Tabel contoh minimasi limbah
Contoh – contoh Minimasi Limbah dengan Teknik modifikasi
Peralatan /Proses

Tahapan Proses Teknik


Reaksi Kimia Optimalisasi kondisi operasi dan metode pencampuran
Hilangkan Penggunaan katalis beracun

Filtrasi/pencucian Guna-ulang air pencuci


Maksimalkan sludge dewatering
Surface finishing Perpanjang penggunaan process-bath
Flow-control valves untuk air pencuci
Surface coating Sistem elektrostatic spray-coating
Gunakan high solid coatings
Pengaturan kekentalam coating dengan unit panas

Pembersihan alat Gunakan sistem pencucian tekanan tinggi


Guna ulang air pencuci

Tumpahan / bocor Buat selokan / penampungan tumbahan/ceceran


Gunakan sealless pump
Contoh – contoh Minimasi Limbah dengan Teknik
Pengubahan Material/Bahan Baku

Jenis Industri Teknik


Peralatan rumah tangga Vapor degreaser : alkaline degreaser vs chlorinated solvent

Percetakan Tinta : water-based vs solvent based

Tekstil` Bahan kimia : non-fosfor vs fosfor

Elektronika/PCB Adhesif : water-based vs solvent-based

Pelapisan logam Elektrolit : non-sianida vs Sianida

Tinta Pigmen : non - Cadmium vs Cadmium

Komponen elektronika Menara pendingin : ozon vs biosida organik

Farmasi Pelapisan tablet : water-based vs solvent based


Minimasi Timbulan Limbah B3
TEKNIK MINIMASI TIMBULAN LIMBAH B3

Pengurangan Volume (volume reduction)


 Segregasi (limbah B3/Non-B3 dan dibuang/daur-ulang)
-Segresi air limbah domestik vs limbah produksi
-Pengering lumpur IPAL (filter press)
-Pestisida : baghouse tersendiri untuk tiap-tiap jenis produk
-Pencetakan : segregasi wash solvent dan guna-ulang
 Konsentrasi/pemekatan
-Vacuum filtration
-Ultra-fitration
-Reserve osmosis
Contoh – contoh Minimasi Limbah B3
TEKNIK MINIMASI TIMBULAN LIMBAH B3

4. Recovery/re-use

Jenis Industri Teknik


Percetakan Vapor-recovery untuk solvent
Tekstil Ultra-filtrasi untuk mengambil ulang zat warna
Kimia Daur-ulang air pendingin
Fabrikasi logam Recovery ulang cutting fluid dengan sentrifugasi
Mebel Distillation-batch untuk solvent recovery

Pelapisan Logam Recovery larutan khrom/nikel dengan evaporasi


Fotografi Recovery perak, fixer, dan larutan pemucat
Penyamakan Recovery logam khrom dari larutan penyamak
Pengolahan Limbah B3

 Pengolahan secara Fisika/Kimia :


-Satbilisasi/Solidifikasi
-Filtrasi dan Separasi
-Oresipitasi Kimia
-Reduksi dan Oksidasi
-Evaporasi
 Pengolahan secara Biologi :
-Aerobic/ An-aerobic Digestion
-Composting
 Pengolahan secara Termal :
-Insinerasi tanur Putar
-Insinerasi Tanur Semen
-Insenerasi Katalik
-Peleburan Gelas
-Oksidasi Termal
Pengolahan Limbah B3 :
Proses Stabilisasi

Peraturan Pemerintah No. 19 / 1994 dan


Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep-04/BAPEDAL/09/1995
Proses STABILISASI Limbah B3 :
 Menghilangkan / mengurangi potensi racun dan kandungan B3
 Melalui upaya memperkecil / membatasi daya larut, pergerakan/
Penyebaran dan daya racunnya
 Sebelum dilakukan penimbunan dalam landfill limbah b3
 Umumnya dilakukan untuk limbah an-organik
 Kriteria pengujian dan baku mutu :
-Uji TCLP
-Uji Compressive Strength
-Uji Paint Filter
Pembuangan / penimbunan Residu Pengolahan :
Persyaratan Landfill Limbah B3

Peraturan Pemerintah No. 19 / 1994 dan


Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep-04/BAPEDAL/09/1995
 Lokasi landfill :
-Bebas banjir 100 tahunan
-Bebas potensi bencana alam (banjir, longsor, gempa bumi)
-Tidak terdapat aguifer dibawahnya (min. 4 m
-Berjarak min. 500 m dari aliran sungai yan mengalir sepanjang tahun
-Curah hujan kecil
 Rancang Bangun Landfill :
-Pelapisan dasar
-Pelapisan penutup akhir
Pembuangan / penimbunan Residu Pengolahan :
Diagram Landfill Limbah B3

Secondary leachate
Collection system

Liner System

Leak Detection Primary leachate Monitoring well


Collection system

Stablized waste
Pembuangan / penimbunan Residu Pengolahan :
Persyaratan Landfill Limbah B3

 Persyaratan limbah yang boleh ditimbun dalam landfill :


-Memenuhi baku mutu TCLP
-Melalui proses stabilisasi/solidifikasi, insinerasi, pengolahan lainnya
-Tidak bersifat flammable, explosive, reactive, infectious
-Tidak mengandung zat organik > 10%
-Tidak mengandung PCB / dioksin
-Tidak mengandung radioaktif
-Tidak berbentuk cair / lumpur
 Persyaratan bekas lokasi landfill :
-Memiliki perencanaan : pemeliharaan, sistem deteksi kebocoran, Drainase air tanah
-Pemompaan / uji laboratorium leachate secara periodik
-Pelaporan tiap 3 bulan ke BAPEDAL
-Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan serta dampak yang timbul,Selama 30 tahun
sejak ditutupnya landfill
Pengolahan secara Destruksi Termal :
Insinerator Limbah B3

 Pemantauan :
-Secara kontinyu mengukur dan mencatat kondisi operasi dan kualitas emisi
-Gas cerobong
-Secara berkala mengukur dan mencatat kontrasi POHCs, PCDDs, PCDFs
dan logam berat dalam emisi gas cerobong
-Memantau kualitas udara sekeliling dan kondisi meteoroligi (2 kali/bulan)
-Mengukur dan mencatat limbah cair (baku mutu)
-Menguji sistem pemutus umpan otomatis (1 kali/minggu)
 Pelaporan :
-Setiap 3 bulan : pengukuran kualitas emisi cerobong
-Setiap 3 tahun : hasil pengujian ulang DRE

Anda mungkin juga menyukai