Disusun Oleh:
Herry Frediono Romdhon
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA” tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen mata kuliah.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................4
A. PEMBANGUNAN EKONOMI.......................................5
B. PUSAT PERTUMBUHAN .............................................6
3
Judul Jurnal :ANALISIS PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN
EKONOMI DI KABUPATEN SIMALUNGUN
Volume : Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol. 1 No. 12
Penulis : Ermawati
Tahun : 2010
BAB I
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Suatu perekonomian
dikatakan mengalami suatu perubahan akan perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi
lebih tinggi daripada yang dicapai pada masa sebelumnya. Menurut Sukirno (1996: 33),
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan
ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.
Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula
kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.
Keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonominya.
Oleh sebab itu, setiap daerah selalu menetapkan target tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
didalam perencanaan dan tujuan pembangunan daerahnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Indikator
penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu
ditunjukkan oleh data Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai PDB akan memberi suatu gambaran
bagaimana kemampuan negara dalam mengelola serta memanfaatkan sumber daya yang ada.
4
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi
dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk
menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan
karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.
Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan menjadi berkembang.
Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman
kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka. Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci
dari tujuan ekonomi makro. Hal ini didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah.
Kedua, selama keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas, perekonomian harus selalu mampu
memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut.
Ketiga, usaha menciptakan kemerataan ekonomi (economic stability) melalui retribusi pendapatan
(income redistribution) akan lebih mudah dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi yang
tinggi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMBANGUNAN EKONOMI
Pembangunan ekonomi berarti adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara
secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama. Pada awalnya, peningkatan
kesejahteraan masyarakat ini dilihat dari adanya kenaikan pendapatan nasional, akan tetapi
kenyataan yang muncul adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak memberikan
jaminan meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi telah
mengakibatkan bertambah lebarnya kesenjangan ekonomi masyarakat baik antar daerah maupun
didalam suatu daerah (Adissasmita, 2005:10). Oleh karena itu, pembangunan ekonomi tidak hanya
sebatas terjadinya peningkatan pendapatan nasional tetapi yang lebih penting adalah peningkatan
kesejahteraan masyarakatnya. Menurut Adissasmita (2005), pembangunan tidak hanya pada
pemenuhan kebutuhan pokok saja, tetapi juga adanya suatu kondisi dimana masyarakat lebih
berkeadilan, dan peningkatan sumber daya manusia. Pendapat senada juga dikatakan oleh Todaro
yang menyatakan bahwa “Peningkatan kesejahteraan ini dapat dilihat dari adanya peningkatan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (sandang, pangan, dan papan), harga diri, dan
kebebasan untuk memilih (Todaro, 2006)”. Menurut Todaro, pembangunan adalah suatu proses
multidimensional yang mencakup berbagai perubahan dasar atas struktur sosial, sikap-sikap
masyarakat, dan institusi– institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan
ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 2006:22).
B. PUSAT PERTUMBUHAN
Ketidakhomogennya wilayah dalam suatu daerah baik dalam jumlah penduduk, iklim, cuaca
bahkan fasilitas sosial dan ekonomi menyebabkan adanya daerah nodal dan spasial. Pada daerah
nodal biasanya lebih cepat bertumbuh daripada wilayah belakangnya dikarenakan pada daerah
nodal memiliki keuntungan agglomerasi ekonomi dan distribusi penduduk yang terpusat. Akan
tetapi tidak semua daerah nodal tersebut mengalami pertumbuhan secara merata tetapi sering
terdapat titik-titik yang menjadi pendorong perkembangan kegiatan daerah nodal yang dinamakan
sebagai pusat pertumbuhan. Oleh karena itu, untuk mempercepat peningkatan pendapatan terdapat
6
suatu keharusan untuk membangun sebuah atau beberapa pusat kekuatan ekonomi dalam suatu
negara atau daerah(Perroux dalam Adissasmita, 2005:60) Menurut Richardson, yang
menyebabkan terjadinya pusat pertumbuhan dikarenakan adanya keuntungan agglomerasi yang
didapat dari keputusan untuk berlokasi pada tempat yang terkonsentrasi. Keuntungan agglomerasi
ini didapat karena adanya keuntungan skala yang berasal dari antara lain; fasilitas–fasilitas
perbankan, sosial, pemerintahan, pasar tenaga kerja, perusahaan jasa-jasa khusus tertentu
(Richardson dalam Paul Sihotang, 2001:96). Para pemilik modal akan lebih tertarik untuk
berinvestasi didaerah agglomerasi, sehingga menyebabkan industri – industri menjadi terpusat di
daerah ini terutama industri inti (dalam skala besar). Industri inti mempunyai peran yang sangat
penting dalam menggerakkan perekonomian suatu daerah (Perroux dalam Adissasmita, 2005:61).
3. C Surabaya VI
7
Jawa Timur, Kalimantan Timur,
Kalimantan Selatan, Pusatnya di
Balikpapan dan Samarinda.
Pembagian wilayah tersebut dapat bermanfaat bagi negara yang besar dan luas seperti Indonesia.
Pembagian itu bermanfaat untuk menjamin tercapainya pembangunan yang serasi dan seimbang,
baik antarsektor di dalam suatu wilayah pembangunan maupun antarwilayah pembangunan.
Prinsip perwilayahan tersebut di atas dapat juga diterapkan di dalam skala yang lebih kecil di
dalam provinsi-provinsi itu sendiri, dengan cara memperhatikan hubungan yang saling terkait
antara kabupaten dan kecamatan dalam satuan wilayah administrasi yang lebih kecil.
8
❖ Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan Terhadap Perkembangan Ekonomi.
Terjadinya peluang kerja di berbagai sektor yang relatif terbuka dan adanya gerakan
arus barang agar membawa dampak terjadinya peluang kerja di berbagai sektor yang relatif
terbuka. Adanya gerakan arus barang agar membawa dampak terhadap alat transportasi,
perhubungan, perdagangan, perkantoran, jasa, dan lain-lainnya.
Sektor-sektor ekonomi yang bersifat nonformal pun dapat ditempuh dan berkembang
dengan pesat seiring bertambahnya penduduk dan meningkatnya pendapatan masyarakat.
Misalnya, munculnya rumahrumah kos dan kontrakan, perbengkelan, dan perdagangan kaki lima.
9
o Makin banyaknya penduduk yang datang akan berpengaruh terhadap keadaan
lingkungan hidup di sekitarnya antara lain pemukiman, sanitasi, keamanan, lalu lintas,
dan pencemaran.
Kecamatan Tanah Jawa sebagai kecamatan pusat pertumbuhan memiliki daerah hinterland
yaitu Kecamatan Siantar, Hutabayu Raja, Hatonduhan, Jawa Maraja Bah Jambi. Dari antara
kecamatan sebagai daerah hinterlandnya, Kecamatan Hatonduhanmemiliki hubungan yang sangat
kuat dengan Kecamatan Tanah Jawa. Ini terlihat dari nilai interaksinya yang lebih tinggi dari
kecamatan lainnya. Sementara yang paling rendah hubungannya adalah Kecamatan Jawa Maraja
Bah Jambi terlihat dari nilai interaksinya yang paling rendah.
10
dengan Kecamatan Raya, terlihat dari nilai interaksinya yang tinggi. Sementara Kecamatan yang
paling rendah nilai interaksinya adalah Kecamatan Dolok Silou.
11
BAB III
12
Pertumbuhan ekonomi berlangsung dengan sangat lambat Pola pikir masyarakat di
sistem ekonomi tradisional umumnya sulit menerima perubahan.
Kekurangan sistem ekonomi komando Hak individu tidak diakui, karenanya meski
seseorang memiliki kreativitas, hal ini tidak diperbolehkan. Pemerintah memonopoli
perekonomian hingga kemudian pihak lain tidak diberikan kesempatan untuk ikut
terlibat. Pertumbuhan ekonomi cenderung lambat, meski pemerataan pendapatan bisa
dicapai, tetapi bila ditilik secara global, perkembangan ekonomi cenderung lebih
lambat. Sistem pasar tergantung oleh kualitas pemerintahannya. Bila kualitas
pemerintah baik, maka bagus pula kondisi perekonomian. Sebaliknya, bila pemerintah
tidak memiliki kualitas yang cukup tinggi, maka akan berimbas pada perekonomian.
13
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Jadi Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya wilayah pusat pertumbuhan antara lain
sebagai berikut.
• Faktor alam: pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, cuaca, iklim, rawarawa,
dan kesuburan tanah.
• Faktor ekonomi: perbedaan kebutuhan antara tempat yang satu dengan yang lain.
• Faktor industri: kebutuhan tenaga kerja, tempat tinggal, dan peralatan rumah.
• Faktor sosial: pendidikan, pendapatan, dan kesehatan.
• Faktor lalu lintas: jenis transport, kondisi jalan, dan fasilitas lalu lintas.
Saran Semoga makalah ini dapatn membantu para pemaca dan juga penulis untuk
mengetahui wilayah pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia
14
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo, 2005. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah, Graha Ilmu, Jakarta. Arifin,
Zainal, 2008. “Penetapan Kawasan Andalan Dan “Leading Sector” Sebagai Pusat
Pertumbuhan Pada Empat Koridor Di Provinsi Jawa Timur”, Naskah Publikasi
Pengembangan IPTEKS, Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Malang. Badan
Pusat Statistik Simalungun, 2011. Kabupaten Simalungun Dalam Angka Tahun 2011.
15