Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA


Yang diampu oleh:
DR.H.JAENUDIN UMAR,SE,SH,M.KN

Disusun Oleh:
Herry Frediono Romdhon

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA” tepat waktu.

Makalah (PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA) disusun guna memenuhi tugas


Ibu dosen DR.H.JAENUDIN UMAR,SE,SH,M.KN pada bidang studi/mata kuliah PUSAT
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA di Universitas Swadaya Gunug Jati Cirebon. Selain
itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang”PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA”.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen mata kuliah.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.....................................................4

1.1. Latar Belakang ................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ......................................................5

A. PEMBANGUNAN EKONOMI.......................................5
B. PUSAT PERTUMBUHAN .............................................6

2.1 Kaitan Wilayah Pusat Pertumbuhan


dan Pengaruh Pusat Pertumbuhan .........................................8
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG
TEORI PRODUKSI.............................................................12
B. Karakteristik Rancang Bangun
Sistem Ekonomi .....................................................................12
1. Jenis-jenis system Ekonomi .............................................12
2. Sistem Ekonomi Komando ..............................................13
BAB IV PENUTUP ..............................................................14
1. Kesimpulan ......................................................................14

3
Judul Jurnal :ANALISIS PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN
EKONOMI DI KABUPATEN SIMALUNGUN
Volume : Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol. 1 No. 12
Penulis : Ermawati
Tahun : 2010

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Suatu perekonomian

dikatakan mengalami suatu perubahan akan perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi
lebih tinggi daripada yang dicapai pada masa sebelumnya. Menurut Sukirno (1996: 33),
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan
ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.
Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula
kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.
Keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonominya.
Oleh sebab itu, setiap daerah selalu menetapkan target tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
didalam perencanaan dan tujuan pembangunan daerahnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Indikator
penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu
ditunjukkan oleh data Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai PDB akan memberi suatu gambaran
bagaimana kemampuan negara dalam mengelola serta memanfaatkan sumber daya yang ada.

4
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan
barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi
dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk
menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan
karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.
Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan menjadi berkembang.
Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman
kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka. Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci
dari tujuan ekonomi makro. Hal ini didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah.
Kedua, selama keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas, perekonomian harus selalu mampu
memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut.
Ketiga, usaha menciptakan kemerataan ekonomi (economic stability) melalui retribusi pendapatan
(income redistribution) akan lebih mudah dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi yang
tinggi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMBANGUNAN EKONOMI

Pembangunan ekonomi berarti adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara
secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama. Pada awalnya, peningkatan
kesejahteraan masyarakat ini dilihat dari adanya kenaikan pendapatan nasional, akan tetapi
kenyataan yang muncul adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak memberikan
jaminan meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi telah
mengakibatkan bertambah lebarnya kesenjangan ekonomi masyarakat baik antar daerah maupun
didalam suatu daerah (Adissasmita, 2005:10). Oleh karena itu, pembangunan ekonomi tidak hanya
sebatas terjadinya peningkatan pendapatan nasional tetapi yang lebih penting adalah peningkatan
kesejahteraan masyarakatnya. Menurut Adissasmita (2005), pembangunan tidak hanya pada
pemenuhan kebutuhan pokok saja, tetapi juga adanya suatu kondisi dimana masyarakat lebih
berkeadilan, dan peningkatan sumber daya manusia. Pendapat senada juga dikatakan oleh Todaro
yang menyatakan bahwa “Peningkatan kesejahteraan ini dapat dilihat dari adanya peningkatan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (sandang, pangan, dan papan), harga diri, dan
kebebasan untuk memilih (Todaro, 2006)”. Menurut Todaro, pembangunan adalah suatu proses
multidimensional yang mencakup berbagai perubahan dasar atas struktur sosial, sikap-sikap
masyarakat, dan institusi– institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan
ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 2006:22).

B. PUSAT PERTUMBUHAN

Ketidakhomogennya wilayah dalam suatu daerah baik dalam jumlah penduduk, iklim, cuaca
bahkan fasilitas sosial dan ekonomi menyebabkan adanya daerah nodal dan spasial. Pada daerah
nodal biasanya lebih cepat bertumbuh daripada wilayah belakangnya dikarenakan pada daerah
nodal memiliki keuntungan agglomerasi ekonomi dan distribusi penduduk yang terpusat. Akan
tetapi tidak semua daerah nodal tersebut mengalami pertumbuhan secara merata tetapi sering
terdapat titik-titik yang menjadi pendorong perkembangan kegiatan daerah nodal yang dinamakan
sebagai pusat pertumbuhan. Oleh karena itu, untuk mempercepat peningkatan pendapatan terdapat

6
suatu keharusan untuk membangun sebuah atau beberapa pusat kekuatan ekonomi dalam suatu
negara atau daerah(Perroux dalam Adissasmita, 2005:60) Menurut Richardson, yang
menyebabkan terjadinya pusat pertumbuhan dikarenakan adanya keuntungan agglomerasi yang
didapat dari keputusan untuk berlokasi pada tempat yang terkonsentrasi. Keuntungan agglomerasi
ini didapat karena adanya keuntungan skala yang berasal dari antara lain; fasilitas–fasilitas
perbankan, sosial, pemerintahan, pasar tenaga kerja, perusahaan jasa-jasa khusus tertentu
(Richardson dalam Paul Sihotang, 2001:96). Para pemilik modal akan lebih tertarik untuk
berinvestasi didaerah agglomerasi, sehingga menyebabkan industri – industri menjadi terpusat di
daerah ini terutama industri inti (dalam skala besar). Industri inti mempunyai peran yang sangat
penting dalam menggerakkan perekonomian suatu daerah (Perroux dalam Adissasmita, 2005:61).

A. Pusat-Pusat Pertumbuhan di Indonesia Tabel Regional Pusat Pertumbuhan dengan


Wilayahnya di Indonesia

NO. Regional Pusat Pertumbuhan Wilayah Meliputi Daerah-daerah

Aceh, Sumatra Utara, pusatnya di


1. A Medan I Medan. Sumatera Barat, Riau,
pusatnya di Pekanbaru.
II

Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu,


III pusatnya di Palembang.
2. B Jakarta IV Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa
V Tengah, Yogyakarta, pusatnya di
Jakarta. Kalimantan Barat, pusatnya
di Pontianak.

3. C Surabaya VI

7
Jawa Timur, Kalimantan Timur,
Kalimantan Selatan, Pusatnya di
Balikpapan dan Samarinda.

NTB, NTT, Sulawesi Selatan,


4. D Ujung padang VIII Sulawesi Utara, pusatnya di
IX Ujungpandang. Sulawesi Tengah,
X Sulawesi utara, pusatnya di Manado.
Maluku, Papua, pusatnya di Sorong.

Pembagian wilayah tersebut dapat bermanfaat bagi negara yang besar dan luas seperti Indonesia.
Pembagian itu bermanfaat untuk menjamin tercapainya pembangunan yang serasi dan seimbang,
baik antarsektor di dalam suatu wilayah pembangunan maupun antarwilayah pembangunan.
Prinsip perwilayahan tersebut di atas dapat juga diterapkan di dalam skala yang lebih kecil di
dalam provinsi-provinsi itu sendiri, dengan cara memperhatikan hubungan yang saling terkait
antara kabupaten dan kecamatan dalam satuan wilayah administrasi yang lebih kecil.

2.1 Kaitan Wilayah Pusat Pertumbuhan dan Pengaruh Pusat Pertumbuhan

❖ Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan Terhadap Pemusatan dan Persebaran


Sumber Daya.
Kemunculan pusat pertumbuhan akan menarik jumlah tenaga kerja yang banyak, dapat
dilihat dari arus mobilitas dan migrasi penduduk dari desa ke kota maupun antarprovinsi.
Arus migrasi penduduk dari pedesaan menuju kota besar maupun kota kecil di Indonesia,
menunjukkan angka yang terus meningkat sejalan dengan pesatnya pertumbuhan kota.

8
❖ Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan Terhadap Perkembangan Ekonomi.
Terjadinya peluang kerja di berbagai sektor yang relatif terbuka dan adanya gerakan
arus barang agar membawa dampak terjadinya peluang kerja di berbagai sektor yang relatif
terbuka. Adanya gerakan arus barang agar membawa dampak terhadap alat transportasi,
perhubungan, perdagangan, perkantoran, jasa, dan lain-lainnya.

Contoh: Meningkatkan kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas transportasi seperti mobil


telah memacu tumbuhnya pemasaran alat-alat transportasi dan sarana perbekalan. Bertambah
padatnya jumlah penduduk wilayah tersebut maupun pertambahan alami akan memacu tumbuhnya
sarana-sarana dan fasilitas pemukiman, pemasaran, hiburan, kesehatan, dan lain-lain.

Sektor-sektor ekonomi yang bersifat nonformal pun dapat ditempuh dan berkembang
dengan pesat seiring bertambahnya penduduk dan meningkatnya pendapatan masyarakat.
Misalnya, munculnya rumahrumah kos dan kontrakan, perbengkelan, dan perdagangan kaki lima.

❖ Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan di Bidang Sosial dan Lingkungan Hidup


Semakin maraknya kemajuan pusat-pusat pertumbuhan akan mempengaruhi kondisi sosial
dan lingkungan hidup masyarakat. Pengaruh kemajuan pusat pertumbuhan adalah sebagai
berikut.
o Terbukanya lapangan pekerjaan yang banyak dan luas akan meningkatkan taraf hidup
masyarakat secara otonomi sehingga status sosial mereka akan lebih baik.
o Melatih masyarakat untuk mengatur waktu, disiplin, bersikap hemat, dan menyeleksi
mana kebutuhan primer dan sekunder supaya tidak terpengaruh oleh tuntutan barang
dan jasa yang berlebihan.
o Akan memotivasi masyarakat untuk saling berlomba memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kesiapan untuk menghadapi perubahan sosial budaya.
o Akibat mobilitas penduduk baik melalui migrasi maupun pertambahan alami dari
berbagai latar belakang budaya, akan terjadi akulturasi dan asimilasi nilai budaya.
o Terbukanya arus informasi dan komunikasi akan mempercepat laju pertumbuhan
daerah tersebut.

9
o Makin banyaknya penduduk yang datang akan berpengaruh terhadap keadaan
lingkungan hidup di sekitarnya antara lain pemukiman, sanitasi, keamanan, lalu lintas,
dan pencemaran.

A. Pusat Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Simalungun

Kecamatan Siantar sebagai kecamatan pusat pertumbuhan memiliki daerah hinterland


yaitu Kecamatan Gunung Malela, Gunung Maligas, Tanah Jawa, Jawa Maraja Bah Jambi. Dari ke
empat kecamatan hinterlandnya, Kecamatan Gunung Malela merupakan daerah yang paling kuat
hubungannya dengan Kecamatan Siantar. Ini terlihat dari nilai interaksinya yang paling tinggi dari
tiga kecamatan lainnya. Sementara itu kecamatan yang paling kecil intraksinya adalah Kecamatan
Jawa Maraja Bah Jambi.

Kecamatan Bandar sebagai pusat pertumbuhan memiliki daerah hinterland yaitu


Kecamatan Bandar Masilam, Bosar Maligas, Pematang Bandar dan Bandar Huluan. Dari antara
kecamatan hinterlandnya, Kecamatan Pematang Bandar memiliki nilai interaksi yang paling tinggi
dan yang paling rendah adalah Kecamatan Bandar Huluan. Hal ini disebabkan oleh jarak antara
Kecamatan Bandar dengan Pematang Bandar yang dekat, sementara dengan Kecamatan Bandar
Huluan membutuhkan jarak yang jauh, sehingga mempengaruhi aksebilitasnya.

Kecamatan Tanah Jawa sebagai kecamatan pusat pertumbuhan memiliki daerah hinterland
yaitu Kecamatan Siantar, Hutabayu Raja, Hatonduhan, Jawa Maraja Bah Jambi. Dari antara
kecamatan sebagai daerah hinterlandnya, Kecamatan Hatonduhanmemiliki hubungan yang sangat
kuat dengan Kecamatan Tanah Jawa. Ini terlihat dari nilai interaksinya yang lebih tinggi dari
kecamatan lainnya. Sementara yang paling rendah hubungannya adalah Kecamatan Jawa Maraja
Bah Jambi terlihat dari nilai interaksinya yang paling rendah.

Kecamatan Raya sebagai kecamatan pusat pertumbuhan memiliki daerah hinterlandnya


yaitu Kecamatan Dolok Pardamean, Panei, Raya Kahean, Silou Kahean, Dolok Silou, dan Purba.
Kecamatan Raya merupakan kecamatan pusat pertumbuhan yang paling banyak memiliki wilayah
hinterlandnya, dikarenakan letak Kecamatan Raya yang berada di tengah Kabupaten Simalungun.
Dari antara kecamatan hinterlandnya, Kecamatan Panei memiliki hubungan yang sangat kuat

10
dengan Kecamatan Raya, terlihat dari nilai interaksinya yang tinggi. Sementara Kecamatan yang
paling rendah nilai interaksinya adalah Kecamatan Dolok Silou.

11
BAB III

TINJAUAN UMUN TENTANG TEORI PRODUKSI

B. Karakteristik Rancang Bangun Sistem Ekonomi


Sistem Ekonomi adalah sarana di mana negara mendistribusikan sumber daya dan
memperdagangkan barang dan jasa. Sistem ini digunakan untuk mengendalikan lima
faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, pengusaha, sumber daya fisik dan sumber
daya informasi. Sementara mengutip dari laman Gramedia, sistem ekonomi adalah
seluruh tata cara yang digunakan dalam mengkoordinasikan perilaku masyarakat
mencakup produsen, konsumen, pemerintah, bank, dan lainnya dalam menjalankan
kegiatan ekonomi.

1. Jenis-Jenis Sistem Ekonomi


• Sistem ekonomi tradisional Jenis pertama dari sistem ekonomi adalah sistem
ekonomi tradisional. Aktivitas ekonomi pada sistem ini berhubungan erat
dengan tradisi dan kebudayaan. Sistem ini identik diterapkan di masyarakat
pedesaan dengan hasil ekonomi berupa pertanian. Tujuan utama sistem
ekonomi ini sendiri hanya sampai kepada kebutuhan hidup sehari-hari
masyarakatnya yang terpenuhi bukan mencari keuntungan. Cara produksi yang
digunakan masih sangat sederhana dan tidak memiliki struktur kerja, ia juga
tidak menggunakan fasilitas terpusat, teknologi dan hal-hal yang menjadi
simbol kemajuan.

Kelebihan sistem ekonomi tradisional Produksi tidak ditujukan untuk mencari


keuntungan Setiap masyarakat termotivasi untuk menjadi produsen Memiliki sifat
kekeluargaan yang sangat erat. Jarang terjadi kecurangan atau saling menjegal demi
keuntungan salah satu pihak. Tingkat kesenjangan ekonomi antar masyarakat
rendah Pemerintah menjadi pengawas saja dan tidak melakukan monopoli.
Kekurangan sistem ekonomi tradisional Kualitas dan kuantitas produksi sulit
diprediksi sehingga akhirnya dilakukan standarisasi karena mengandalkan hasil
alam. Efektivitas kerja rendah sebab tidak adanya struktur kerja yang jelas sehingga
segala aktivitas yang dilakukan tidak terkontrol dan terevaluasi dengan baik.

12
Pertumbuhan ekonomi berlangsung dengan sangat lambat Pola pikir masyarakat di
sistem ekonomi tradisional umumnya sulit menerima perubahan.

2. Sistem Ekonomi Komando


adalah sistem ekonomi yang terpusat. Sebagian besar sistemnya akan dikendalikan
oleh pemerintah yang terlibat dalam proses produksi mulai dari peralatan hingga ke
fasilitasnya.
Kelebihan sistem ekonomi komando Pemerintah mudah melakukan pengawasan
dan pengendalian harga barang di pasar Pemerintah dapat mengendalikan berbagai
permasalahan ekonomi seperti tingginya pengangguran, kemiskinan, inflasi, dan lain-
lain sebab ia berperan sebagai pengontrol. Pemerintah juga dapat menjaga kondisi
ekonomi lebih stabil karena semua dijalankan berdasarkan desainnya. Tidak terjadi
kesenjangan sebab semua masyarakat memiliki kondisi ekonomi yang relatif stabil.
Pemerataan pendapatan dapat tercapai dan lebih jarang mengalami krisis ekonomi
Mudah dikontrol aktivitas ekonominya tak hanya pada produksi, tapi juga distribusi,
dan konsumsi karena pemerintah paham betul tentang arus barang dan jasa.

Kekurangan sistem ekonomi komando Hak individu tidak diakui, karenanya meski
seseorang memiliki kreativitas, hal ini tidak diperbolehkan. Pemerintah memonopoli
perekonomian hingga kemudian pihak lain tidak diberikan kesempatan untuk ikut
terlibat. Pertumbuhan ekonomi cenderung lambat, meski pemerataan pendapatan bisa
dicapai, tetapi bila ditilik secara global, perkembangan ekonomi cenderung lebih
lambat. Sistem pasar tergantung oleh kualitas pemerintahannya. Bila kualitas
pemerintah baik, maka bagus pula kondisi perekonomian. Sebaliknya, bila pemerintah
tidak memiliki kualitas yang cukup tinggi, maka akan berimbas pada perekonomian.

13
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan
Jadi Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya wilayah pusat pertumbuhan antara lain
sebagai berikut.
• Faktor alam: pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, cuaca, iklim, rawarawa,
dan kesuburan tanah.
• Faktor ekonomi: perbedaan kebutuhan antara tempat yang satu dengan yang lain.
• Faktor industri: kebutuhan tenaga kerja, tempat tinggal, dan peralatan rumah.
• Faktor sosial: pendidikan, pendapatan, dan kesehatan.
• Faktor lalu lintas: jenis transport, kondisi jalan, dan fasilitas lalu lintas.

Saran Semoga makalah ini dapatn membantu para pemaca dan juga penulis untuk
mengetahui wilayah pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia

14
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo, 2005. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah, Graha Ilmu, Jakarta. Arifin,
Zainal, 2008. “Penetapan Kawasan Andalan Dan “Leading Sector” Sebagai Pusat
Pertumbuhan Pada Empat Koridor Di Provinsi Jawa Timur”, Naskah Publikasi
Pengembangan IPTEKS, Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Malang. Badan
Pusat Statistik Simalungun, 2011. Kabupaten Simalungun Dalam Angka Tahun 2011.

15

Anda mungkin juga menyukai