Dosen Pengampu
Dr. Sukidin, M. Pd
Novita Nurul Islami, S.Pd.,M.Pd
Oleh
Kelompok 01 :
1. Siti Nur Afni Oktavia (180210301055)
2. Sella RizkiAmalia (180210301056)
3. Fitri Niken Sari (180210301075)
4. Moh. Alif Zulfikar (180210301088)
KELAS B
Puji syukur kehadiran Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari dosen mata kuliah Ekonomi
Pembangunan atas bimbingan yang diberikan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk Menjelaskan Teori Pertumbuhan Ekonomi Linier.
1.3.2 Untuk Menjelaskan Teori Pertumbuhan Ekonomi Linier Menurut Walt
Wistman Rostow.
1.3.3 Untuk Menjelaskan Teori Pertumbuhan Ekonomi Linier Menurut Harrod-
Domar.
1.3.4 Untuk Menjelaskan perbandingan teori Rostow dan Domar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Perubahan sikap dan adat istiadat yang kurang mendorong pembangunan
ekonomi.
4
kembali membangun dan memoderenisasi perekonomiannya dari masyarakat
miskin yang bersubsisten pada pertanian miskin menjadi raksasa industri modern.
Hal tersebut dapat menjadi pelajaran penting bagi negara-negara terbelakang yang
ada di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Logika dan pemikiran yang dikemukakan
oleh para ekonom tersebut adalah teori menurut tahapan pertumbuhan Rostow dan
model pertumbuhan Harrod-Domar (Todaro, 2011).
5
oleh menurunnya peranan sektor pertanian dan meningkatnya peran sektor
industri. Lebih dari itu, Rostow mengatakan bahwa pembangunan ekonomi dapat
pula diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan:
a. perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik, dan sosial dari yang semula
berorientasi ke dalam daerah menjadi berorientasi ke luar daerah;
b. perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga,
dari yang semula menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil;
c. perubahan kegiatan investasi masyarakat, dari yang semula melakukan
investasi yang tidak produktif menjadi investasi yang produktif;
d. perubahan sikap hidup dan adat istiadat yang kurang mendukung
pembangunan ekonomi, misalnya perubahan sikap yang semula kurang
menghargai waktu, kurang menghargai prestasi perorangan.
Menurut Rostow, proses pembangunan ekonomi dapat dikelompokkan ke dalam
lima tahap, yaitu:
a. Tahap Masyarakat Tradisional
Rostow mengartikan masyarakat tradisional sebagai suatu masyarakat yang
strukturnya berkembang dalam fungsi produksi yang terbatas, yang ditandai
oleh cara produksi yang relatif masih primitif dan cara hidup masyarakat
yang masih sangat dipengaruhi oleh adat istiadat dan kebiasaan yang
terkadang kurang rasional.
b. Tahap Prasyarat Lepas Landas
Rostow mendefinisikan tahap ini sebagai suatu masa transisi di mana
masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai tahap pertumbuhan
mandiri yang berkesinambungan (self-sustained growth). Menurut Rostow,
secara otomatis fenomena pertumbuhan ekonomi akan senantiasa mengiringi
tahap ini dan tahap sesudahnya.
c. Tahap Lepas Landas
Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang dramatis dalam masyarakat,
misalnya terjadi revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam
inovasi atau terbukanya pasar-pasar baru. Konsekuensi logis dari perubahan-
6
perubahan tersebut adalah terciptanya inovasi-inovasi dan kenaikan tingkat
investasi. Kenaikan tingkat investasi kiranya akan mampu mengakselerasi
laju pertumbuhan pendapatan nasional hingga melebihi tingkat pertumbuhan
penduduknya. Dengan demikian, tingkat pendapatan per kapita menjadi
semakin besar.
d. Tahap Menuju Kedewasaan
Tahap ini diartikan Rostow sebagai suatu masa di mana masyarakat sudah
secara efektif menggunakan teknologi modern pada hampir semua kegiatan
produksi. Pada tahap ini, sektor-sektor pemimpin baru akan muncul dan
menggantikan sektor-sektor pemimpin lama yang mengalami kemunduran.
Sektor-sektor pemimpin baru ini coraknya ditentukan oleh perkembangan
teknologi, kondisi alam, karakteristik dari tahap sebelumnya (tahap lepas
landas), dan juga kebijakan pemerintah.
e. Tahap Konsumsi Tinggi
Pada tahap ini, perhatian masyarakat lebih ditekankan pada masalah-masalah
yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat (demand
side), dan bukan lagi pada masalah produksi (supply side).
Pada tahap ini, ada tiga macam tujuan masyarakat (negara), antara lain:
1) memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan
ini bisa berakhir pada penjajahan terhadap bangsa lain;
2) menciptakan negara kesejahteraan (welfare state) dengan cara
mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata
melalui sistem pajak yang progresif;
3) konsumsi masyarakat atas barang-barang primer (sandang, pangan, dan
papan) menurun, sedangkan konsumsi atas barang-barang sekunder dan
tersier terus-menerus mengalami kenaikan.
Pengerahan atau mobilitas dana tabungan yang berupa mata uang domestic atau
valuta asing yang berguna untuk menciptakan bekal investasi dalam jumlah yang
memadai untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, merupakan salah satu
dari sekian banyak taktik pokok pembangunan tinggal landas. Mekanisme
7
perekonomian yang mengandalkan peningkatan investasi demi mempercepat
pertumbuhan ekonomi dijelaskan melalui model pertumbuhan Harrod-
Domar(Harrod-Domar growth model) atau yang sering disebut sebagai model
AK. Model ini sering digunakan untuk memutuskan kebijakan diberbagai Negara
berkembang.
8
Kedua investasi dapat memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan
meningkatkan stok modal, yang artinya investasi akan mempengaruhi dari sisi
penawaran. Persamaan harrod domar menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan
output secara positif berhubungan dengan rasio tabungan. Semakin tinggi
tabungan yang diinvestasikan, maka semakin tinggi outpunya. Makin tinggi nilai
COR maka semakin rendah tingkat pertumbuhan output. Dalam teori Harrod-
Domar tenaga kerja tidak diuraikan secara eksplisit hal ini dikarenakan jumlah
tenaga kerja diasumsikan sangat besar di negara berkembang dan dapat
dipekerjakan sebanyak yang dibutuhkan sebanding dengan modal yang
diinvestasikan, namun asumsi ini tidak selamanya sahih.
9
1. Tabungan total atau neto merupakan bagian tertentu, rasio tabungan (s)
dari pendapatan nasional (Y), sehingga didapatkan persamaan sederhana S
= Sy.
2. Investasi neto ditetapkan sebagai perubahan pada persediaan modal (K),
diwakili dengan ΔK sehingga diperoleh persamaan sederhana I = ΔK.
Tetapi, karena K memiliki hubungan secara langsung dengan Y seperti
𝑲 ∆𝑲
yang ada dalam ratio modal-output (c3), maka 𝒀 = c atau = c, akhirnya
∆𝒀
ΔK = cΔY.
3. Tabungan neto (s) harus sama dengan investasi neto (I), sehingga diproleh
persamaaan sebaagai beriku tS = I.
Karena S = sY, I = ΔK, cΔY sehingga I = ΔK = cΔY, “identitas” tabungan
sama dengan investasi dapat ditulis dalam persamaan, S = sY = cΔY = ΔK
= I atau sY= cΔY kemudian membagi kedua sisi persamaan tersebut,
∆𝒀 𝒔 ∆𝒀
pertama sisi Y selanjutnya sisi c, diperoleh =𝒄. Sisi mempresentasikan
𝒀 𝒀
10
waktu sebagai reaksi pada keberfungian pasar keuangan dan lingkungan
kebijakan, namun fokusnya tetap pada investasi modal.
1. Teori Rostow hanya dibuat dan dikembangkan oleh 1 orang yaitu Walt
Whistman Rostow, sedangkan teori Harrod-Domar dibuat dan
dikembangkan oleh 2 orang yaituR.F Harrod dan Evsey Domar
2. Teori Rostow dimuat dalam Economics Journal (Maret 1956), dan teori
Harrod-Domar dijelaskan di Economics Journal (1939), tetapi dimuat
dalam America Economics Review (1947)
11
3. Teori Rostow dibuat didasarkan dari strategi yang bertujuan agar negara
lebih maju, sedangkan teori Harrod-Domar berdasarkan dari pengalaman
negara maju.
4. Teori Rostow berfokus pada proses pembangunan menjadi 5 tahapan
utama yang setiap negara dapat digolongkan ke dalam tahapan-tahapan
tersebut. Sedangkan teori Harrod-Domar memfokuskan pada pembentukan
investasi terhadap proses pertumbuhan ekonomi suatu negara.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Awal pemikiran dari ekonomi linier ini yaitu evolusi dari suatu proses
pembangunan yang dialami oleh suatu negara melalui beberapa tingkatan tertentu
yang harus dilalui satu per satu secara bertahap mengarah ke tingkat yang lebih
tinggi. Artinya pertahapan tersebut adalah mutlak harus dilalui oleh suatu Negara
yang sedang membangun dimana tahap-tahap pembangunan tersebut harus dilalui
satu persatu berurutan menuju tingkat yang semakin tinggi.
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14